Saturday, March 18, 2023

Berkah dari tercerahkan..

 





Tahun 2009 teman saya kenalkan saya dengan pengusaha wanita.  Namanya Dini. Usianya sekitar 30an tahun. Saya sendiri awalnya tidak tahu apa sih usahanya. Males tanya. Belakangan dia sering telp saya. 


“ Pak bisa ketemu kah. Saya ada peluang bisnis.” Katanya satu waktu lewat SMS. Saya sanggupi ketemu. \


“ Pak, ini ada orang punya lahan 60 hektar. Tanah itu tidak bisa dibangun. Karena ada kasus sengketa. Tapi kasusnya sudah sampai MA. Dia dipastikan menang. Dia perlu uang Rp. 2 miliar untuk bayar orang dalam MA. Dia janji setelah dana Rp. 2 miliar disetor, dalam dua hari, surat keputusan ingkrah soal tanah itu keluar. Dia beri hak bapak kelola tanah itu. Bagi hasil 30 persen untuk bapak dan 70% dia. “ Kata Dini dengan lancar dan menyerahkan dokumen untuk saya pelajari. Saya hanya menyimak. Saya jamu dia makan dan minum. Selama sebulan dia terus SMS saya. Tanyain soal tanah itu. Saya diam saja. 


Satu waktu, dia datang lagi dengan  peluang. Dia telp saya saat saya sedang di Hong Kong. Dia datangi saya di Hong Kong. Saat bertemu dia ceritakan peluang bisnis yang dimaksud “ Ini ada orang punya proyek Apartement. Sudah 70% selesai. Mereka kurang uang. Mereka mua pinjam atau kerjasama. “ Kata Dini. Dia serahkan semua dokument proyek itu. Saya pelajari dokumen itu. Lebih sebulan saya tidak respon peluangnya itu. Saya diamkan saja SMS nya.


Lain waktu dia datang lagi membawa peluang bisnis. Katanya dia dekat dengan Gubernur.  Dia tawarkan konsesi kawasan Industri. Dia sempat atur makan malam dengan Gubernur itu di Singapore.  Seperti biasa makan malam itu saya bayar.  Keesokannya dia pulang bersama Gubernur. Sayapun tidak pernah ambil peluang kedekatannya dengan Gubernur itu. Walau dia berkirim email dam SMS banyak sekali menawarkan peluang. Tapi saya tidak response apapun.


Sampai tahun 2014 tidak ada henti dia memberikan peluang kepada saya. Tidak ada satupun saya follow up. Dan setiap bertemu saya jamu dengan ramah, makan minum saya bayar.  Sampai satu waktu jam 1 pagi saya dapat telp dari Dini.  Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. “ Pak, bisa bantu saya. Saya ada di kantor Polisi Kelapa Gading.” katanya. Tanpa banyak tanya. Saya minta agar taksi ganti haluan ke Kelapa gading.  Dari polisi saya dapat informasi bahwa dia kena raziam narkoba. Saat Polisi grebek Apartement. Dia sedang bersama teman temannya. Ada 8 orang. Mereka pesta narkoba. Polisi sudah periksa urine nya memang negatif. Tapi mana ada yang gratis. Saya keluar uang agar DINi bisa pulang.


“ Pak saya tidak ada tempat tinggal. Suami saya ceraikan saya sejak 6 bulan lalu. Saya punya anak satu. Perempuan. Dia ikut papanya. “ kata Dini. Ya saya tempatkan malam itu Dini di hotel. “ Selama seminggu kamu punya kesempatan cari tempat kos” Kata saya bayar bill hotel itu. Dia terimakasih. Saya pulang.


Keesokanya dia telp saya untuk minta bertemu. Saya sanggupi. Kami bertemu di cafe. “ Pak ini ada peluang bisnis. Ada teman yang punya koneksi dengan pengusaha batubara. Dia mau bangun hauling road. Dia sudah ada kontrak dengan pemilik tambang. Dia hanya perlu uang untuk lobi Pemda. Soal dana kontruksi jalan, dia sudah dijanjikan dapat kredit dari bank. “ kata Dini. 


Saya tatap lamam dia. Sampai dia salah tingkah. Akhirnya saya geleng geleng kepala. “ Din,  Seru saya.” Saya kenal kamu udah lebih 5 tahun. Saya tidak tahu motif kamu kenal saya. Kamu selalu bawa peluang bisnis ke saya. Tapi peluang itu semua sampah. Tidak sulit saya tahu. Itu semua hanya modus untuk merampok investor. “ Kata saya tegas. “  Dan harap kamu catat. Tidak ada investor yang bego. Kecuali orang kaya karena warisan atau koruptor. Saya bangun bisnis dari nol, dari kaki lima. Saya hapal semua permainan. “ Kata saya. Dini terkejut. 


“ Baik saya jelaskan satu persatu mengapa saya katakan sampah. “ Kata saya untuk mencerahkan dia. “ Kamu tawarkan kerjasama selesaikan kasus sengketa lahan. Hanya Rp. 2 miliar, saya akan dapat peluang kelola lahan 60 hektar, nilainya Rp. 1,2 triliun. Keliatannya mudah. Bagi saya tidak sulit untuk tahu bahwa itu modus penipuan. Paham. Nah soal kerjasama penyesalain Apartemen yang sedang masa kontruksi. Kalau developer sudah dapat 70% pembeli, dia tidak sulit dapatkan kredit kontruksi dari bank. Dan saya tahu sebagian besar, developer rampok uang pembeli dan bank. Itu yang kamu tawarkan ke saya. “ kata saya. Dini menangis. 


“ Dan soal Gubernur teman kamu itu. Terbukti belakangan dia kena OTT KPK. Dari awal saya sudah tahu. Dari cara Gubernur itu bicara dan minta wanita penghibur. Saya udah anggap dia sampah. Bahaya ditemanin. “ kata saya. Dini menangis. Saya bayar bill. Tinggalkan dia sendirian. Sebenarnya masih banyak yang harus saya clarifikasi atas sikap saya selama ini terhadap peluang yang dia tawarkan. Tapi cukuplah itu saja. Biarlah dia berpikir. Semoga dia tobat dan mau berubah.


Tahun 2018.

Saat saya sedang perjalanan ke  Bandara dia telp saya. “ Pak bisa ketemu. Sebentar aja.” Katanya.

“ Saya sedang OTW ke bandara mau ke Hong Kong. Kamu datang aja ke bandara. Pesawat saya 2 jam lagi.” kata saya.  

“ Siap pak.!  Segera saya meluncur ke bandara. Terminal 2 ya” 

“ Ya. saya tunggu di McD

Hanya tunggu 15 menit. Dia sudah masuk MC D. 

“ Ini pak “ katanya menyerahkan dokumen.  Dia tidak mau provokasi apapun. 

“ Kamu deal langsung dengan pemilik proyek ?

“ Ya pak. Langsung tanpa perantara.”

“ Saya perlu dokumen tambahan “ kata saya seraya tulis dikertas “ Pertama, surat dari bank tentang peluang investor masuk dalam proses recovery. Kedua, kalau peluang itu bisa SWAP jaminan dengan Payment guarantee dari bank di luar negeri. Saya masuk. Kalau engga, engga usah call saya. Paham” kata saya. Dini mengangguk. Saya segera masuk ke dalam bandara untuk check in. Seperti biasa saya beri uang transfort USD 300. 


Tiga bulan setelah itu, tidak ada berita apapun dari Dini. Saya diamkan saja. Ogah tanyain. Tapi masuk bulan ke 5 dia telp saya. “ Pak bisa ketemu.? katanya. Saya sanggupi. Saat itu saya sedang di KL. Dia terbang ke KL. Saya temui dia di kantor saya. Dokumen yang saya minta dia serahkan ke saya. Saya tatap lama dia. “ Yakin kamu ini?


“ Lebih tiga bulan saya berjuang yakinkan bank dan pemilik perusahaan. Saya tidak pernah sebut nama investor dan mereka tahun saya wanita miskin, Pengangguran. Tapi saya terus aja datangi mereka. “ Kata Dini dengan grogy


“ Jadi dokumen ini asli ?  Kata saya menegaskan maksud saya.


“ Ya asli pak.” Dini berlinang airmata.


“ Ya udah. Hari ini kamu pulang bareng saya ke Jakarta. “ Kata saya. Dalam perjalanan saya telp Awi. Sampai di Bandara, Awi sudah ada.  “ Wi, ini kenalkan, Dini” Kata saya perkenalkan Dini.  “ kamu temanin Dini selesaikan peluang bisnis dari dia. Minta dokumen dari dia. Libatkan Yuni selesaikan urusan in” kata saya. Belakangan saya tahu, transaksi itu selesai sempurna. Dini dapat fee sebesar Rp. 25 miliar. Awi dapat untung hampir Rp. 150 miliar setelah exit ke Investor dari China. Tapi sejak saya kenalkan dengan Awi, Dini tidak pernah hubungi saya lagi.


***

Tahun 2023 januari…

Saya amprokan dengan Dini di Singapore. Dari jauh dia setengah berlari mendekati saya  dan memeluk saya. “ Bapak terimakasih pak.”  Katanya.  Saya senyum aja.


“ Ada apa di Singapore?


“ Saya jadi agent bahan kimia untuk  B3. Saya dapat kontrak dengan Pertamina dan beberapa perusahaan. Duh berkat uang dari koh Awi saya bisa bangkit lagi.  Saya udah beli apartement di Central Park. Putri saya ikut saya sekarang.“ Kata Dini dengan wajah cerah. 


“ Alhamdulilah”


“ Pak kalaulan dari awal bapak cerahkan saya, mungkin saya tidak perlu berkali kali bawa proyek bodong ke bapak.” 


“ Terus kenapa nangis waktu saya kuliti kamu? Tanya saya dengan tersenyum


“ Saya dari awal jatuh cinta dengan bapak. “ kata Dini dengan wajah bersemu merah. “ Saya malu dengan hidup saya yang tidak berguna. Apalagi tahu, kesan bapak saya itu komplotan penipu. “ Kata dini.


“ Hanya itu alasannya?


“ Bukan itu saja.”


“ Apalagi ?


“ Ya setiap ketemu bapak masalah kebutuhan saya yang mendesak bisa bapak atasi. Kan bapak selalu beri saya uang. Uang itu lebih dari cukup untuk bertahan “ Kata Dini menutup wajahnya. Dia malu bicara itu.


‘ Ya udah. Jaga diri kamu baik baik”  kata saya saraya memeluknya. Pergi. Karena masih ada janji ketemu relasi. Saya senang dengan keadaan Dini sekarang. Kadang kata kata pahit bisa mengubah seseorang. Setidaknya orang bisa tersadarkan bahwa dia harus berubah agar dia bisa berkembang. Tentunya itu karena dari awal Dini percaya kepada saya. Kalau tidak, kata kata pahit itu kan berubah manjadikan dia pembenci dan dia akan semakin terpuruk. 

Friday, March 17, 2023

Transformasi BUMN

 






2022, di Club Oriental, Mandarin Singapore. Saya duduk sambil menikmati teh sore hari. Dari arah pintu masuk, Florence melangkah kearah saya. Dia tersenyum saat saya menggeser kursi untuk dia duduk dengan nyaman. “ Wenny udah datang ?Tanya Florence.


“ Sedang on the way “ kata saya.


Dia letakan buku diatas meja. Saya lirik buku itu. Judulnya Fulfilling the Sustainable Development Goals. “ Sekedar killing time selama dalam perjalanan dari London. Membaca memang pilihan yang tepat. Apalagi usia seperti kita, sulit tidur dalam perjalanan “ Katanya. 


“ Apa menariknya buku itu” Tanya saya berkerut kening melirik buku diatas meja tiu. Bagi saya usia seperti sekarang tidak suka membaca buku sampai habis. Biasanya dari kata pendahuluan sudah dapat menyimpulkan hal esensi dari buku itu. Tapi florence memang bukan tipe orang yang hanya focus kepada hal esensi. Dia suka membaca jalan pikiran orang lewat tulisan. 


Ya, kata Florence. Buku ini mengurai secara terperinci bagaimana mengimplementasikan agenda pembangunan berkelanjutan agar bisa diterapkan oleh negara maju, negara berkembang, dan negara terbelakang. Tujuan dari pembanguna berkelanjutan adalah meningkatkan kesejahteraan manusia. Pada waktu bersamaan melindungi planet dan alam dari kerusakan lingkungan. Yang jadi peradox selama ini adalah dengan alasan mengejar pertumbuhan ekonomi, manusia terjebak melakukan apa saja. Yang rusak bukan hanya lingkungan alam, tetapi juga lingkungan sosial, yang ditandai rasio GINI terus melebar.


Makanya perlu paradigma baru mengatasi berbagai masalah di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan memerangi perubahan iklim.  Caranya tentu dengan meningkatkan teknologi dan memperluas infrastruktur untuk menyediakan layanan yang berkelanjutan untuk semua orang. Mempromosikan ekonomi kreatif dan inklusif, yang berbasis kepada tekhnologi tepat guna dan tersedianya sumber daya berkelanjutan, ya semacam Green Economy.


Dunia memang sedang berubah. Orientasi bisnis tidak bisa lagi bertujuan penguasaan modal saja. Tetapi lebih penting lagi bagaimana bisnis bisa ambil bagian dalam program Sustainable Development Goals. Termasuk didalamnya kepatuhan terhadap ESG. Dengan itu business model juga berkembang, yang lebih utamakan kolaborasi dalam bentuk supply chain global. Demikian uraian Florence. Yang membuat suasana minum teh sore hari terasa nikmat. Florence adalah sahabat dan juga mitra bisnis saya. Dia Komut pada salah satu anak perusahaan Yuan Holding di Jakarta. 


“ Saya dapat informasi NBL Holding itu Chaiman nya Wenny Poh. Padahal Wenny poh kan juga CEO dari Yuan Holding. Benar ? Tanya Florence. Memang benar. Pikiran saya ke beberapa tahun lalu. Dari tahun 2014 saya terobsesi akuisisi Holding company yang punya unit business khusus supplya chain Pertanian. Itu mencakup biji bijian, pakan ternak, minyak goreng, beras dan benih, kapas, karet, trade finaning, logistik, industri pengolahan, Industri pupuk dan limbah pertanian, stockis, perkapalan. Holding ini menguasai market share di India, Amerika latin, Afrika dan Indonesia, yang merupakan negara pertanian.


Lebih 5 tahun saya jajaki untuk akuisisi bisnis ini tetapi selalu gagal didekati. Maklum mereka bukan hanya kuasai ekosistem bisnis agri tetapi juga mereka ramah dengan oligarki politik di setiap negara mereka beroperasi. “ Lue engga ada kelas untuk kuasai target itu” Kata Esther teman saya di Hong Kong. “ Itu perusahaan berdirii udah lebih 100 tahun. Mereka sangat konservatif mengelola bisnisnya. “ Lanjutnya.


Saya tetap yakin bisa. Saya penasaran. Tapi jangankan deal dengan pemilik, bicara aja saya engga punya akses. Bahkan saya gunakan pengaruh politik, tetap aja saya dianggap nothing.  Tahun 2021 saya dapat kabar dari teman trader di Singapore. Perusahaan target itu menghadapi tekanan cut-loss gigantik karena kalah transaksi hedging. Saya langsung create skenario untuk jadi penyelamat. Tapi kalau too good to be true pasti saya di kick out.


Caranya gimana ? Melalui banker di Singapore saya minta diatur bertemu dengan pemegang saham pengendali perusahaan target. Seminggu kemudian saya dapat kabar dari banker, dia bersedia bertemu dengan saya. Segera saya terbang ke London. Saat kali pertama pertemu di kantornya yang megah. Saya tetap pertahankan budaya asia. Saya membungkuk sebelum menyalaminya. Dia menjabat tangan saya dengan erat. Penampilannya terkesan aristokrat. Tinggi mungkin lebih 170 CM. 


Ketika dipersilahkan duduk, saya buka kancing jas saya karena ada jas rompi dan tetap sikap sempurna tanpa menyilangkan kaki. Dia duduk santai dengan menyilangkan kaki. “ Kamu teman Felix ya.”

Saya mengangguk.

“ Tadinya saya tidak yakin orang Asia bisa lakukan seperti kami lakukan. Tapi tadi barusan Felix telp saya. Nah saya mau keluar dari bisnis itu. “ Katanya tersenyum. Saya mengangguk. Dia langsung menyebut angka. Saya berpikir sejenak dan tetap tersenyum. Saya sanggupi. Hanya berlangsung 10 menit meeting. Selesai. Proses selanjutnya tugas Wenny lakukan tahapan akuisisi, termasuk audit legal dan akutansi.


***

Awal januari 2022, saya meeting di Singapore dengan salah satu keluarga kerajaan Arab. Pertemuan terjadi setelah lebih 4 bulan Yuan holding ajukan proposal kemitraan. Saya membungkuk sebelum menjabat tangannya. 


“ Saya mau masuk asalkan resiko saya kamu tanggung. “ Katanya dengan nada datar.


“ Apa jaminannya? tanya saya.


“ MTN yang unsecure dengan underwrite full commitment dari lembaga keuangan AAA rate. “


“ OK. Ada lagi?


“ Yield pertahun diatas 3 % dari bunga Libor.”


Saya terdiam. Di hadapan saya ini benar benar predator.


“ Dan, B, “ serunya.


“ Ya yang mulia.”


“ Akuisisi tetap menggunakan bendera kami. Artinya masuk dalam portfolion SWF kami.”


Nah kan, Lengkaplah sudah. Mau invest tapi engga mau resiko dan tetap saja bendera dia punya. Dengan bendera dia pegang, dia bisa kamuplase SWF nya untuk di leverege di market.


“ OK ada lagi? tanya saya.


“ Hanya itu.”


Saya terdiam dan mikir.


“ Ok, deal.” Kata saya.


“ Seberapa cepat kamu bisa lakukan?


“ Seberapa cepat anda bisa alokasi dana untuk saya lakukan akuisisi?


“ Ok, paling lambat 7 hari kerja bank setelah financial closing” Katanya. Saya perintahkan Wenny di Hong kong untuk proses itu semua.  


Bulan juni tahun 2022 saya lunasi hutang ke Arab. Karena berkat perang Rusia-Ukrania rantai pasokan produk pertanian naik significant.  Tidak sulit saya lakukan refinancing. Kalau tadinya Yuan sebagai special assignee si Arab tapi kini tiga Fund manager International saya tunjuk sebagai Special assignee pemegang saham mewakili Yuan. Berkat kesabaran, saya berhasil kuasai  NBL holding yang punya 300 kantor di 30 negara. Berpengalaman lebih 100 tahun dalam international business agriculture, refinery pupuk dan pestisida, mesin pertanian, stockis dan lain lain, dengan total karyawan lebih 300.000. 


Apa yang terjadi kemudian? Si Arab sue saya karena tuduh saya trap dia sebagai Purpose Vehicle. Pemilik perusahaan di London sebagai pemegang saham pengendali juga sue saya. Karena dia tuduh saya dibalik kerugiannya dalam transaksi hedging. Saya hadapi somasi itu. Hanya satu kali hearing di pengadilan. Menang saya. Saya senyum saja. Salah saya dimana? Bukankah mereka kaya raya dan terpelajar. Kan mereka tidak bodoh untuk dipecundangi pedagang sempak.


***


" Kenapa melamun. Ada apa ? Tanya Florence membuyarkan lamunan saya. 


" Ya" Kata saya 


“ Kok kamu tidak pernah beri tahu saya ?


“ Tidak semua harus kamu tahu. Kadang saya juga tidak tahu detailnya ” Kata saya tersenyum.


“ Apa beda NBL Holding degnan Yuan Holding ?


“ Beda bisnis model dan partner nya aja.”


“ Engga ngerti saya. Kita berteman dari sejak remaja, soal bisnis banyak hal yang kamu tidak pernah ceritakan. "


“ Apanya engga ngerti ? Kata saya.


“ Itu NBL kan raksasa. Dia menguasai ekosistem bisnis pertanian.  Apa beda skemanya dengan Yuan? Tanya Florence.


“ Yuan itu bisnis model nya penguasaan Pasar lewat penguasaan sumber daya. Seperti skema offtake market, PI dan couter trade. Sedangkan NBL, bisnis model nya penguasaan pasar  lewat kepemilikan saham pada supply chain pertanian. Keduanya berkembang karena collaboration dengan visi sustainable growth . " Kata saya mencoba menjelaskan secara sederhana.


“ Engga ngerti gua” Kata FLorence. Saya senyum aja.  Wenny datang ka club. Saya memang datang ke singapore untuk meeting dengan Wenny. Kebetulan Florence ada bisnis trip dari London dan mampir di Singapore semalam. 


“ Maaf bu Wenny.” Seru Florence “ Tadi saya tanya ke Mr. B apa hubungan NBL dengan Yuan holding. Mengapa dalam portfolio Yuan holding tidak ada nama NBL holding ? Tanya FLorence.


“ Oh NBL memang bukan milik Yuan. Tapi Yuan mengontrol bisnisnya. “ Kata Florence


“ Kok bisa begitu ?


“ Yuan Holding kan punya business service provider untuk menjamin supply chain bidang pertanian, pertambangan, oil and gas. Nah NBL itu kan bisnisnya dibidang supply chain pertanian. Awalnya dapat dukungan Sovereign wealth fund negara Arab untuk akuisisi NBL melalui penyediaan jaminan resiko jangka panjang. Ya otomatis kita jadi S/A atau special assignee dari investor. Tapi setelah itu kita refinancing utang ke Arab dan menggantinya dengan 3 fund manager global. Kini tiga fund manager itu sebagai special assignee dari Yuan “ Kata Wenny tersenyum


“ Ok, saya focus kepada Wenny. Ini saatnya saya bicara bisnis dengan Wenny. " Kata saya.  Florence tahu diri. Dia menyimak saja. Rencana usai meeting kami langsung pulang ke Jakarta.


“ Wen, kamu paham tentang Circular Economy dan Sustainability untuk Industri Kimia. “ Tanya saya mengawali meeting.


“ Ya paham. Itu mendorong penerapan metode produksi close-the-loop untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, memodifikasi proses kimia, dan meningkatkan umur produk dan material. Itu bagian dari Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan itu,  14 di antaranya menyerukan penerapan konsep dan pola Green Chemical yang tepat. “


“ Artinya, peran kimia dalam peralihan menuju model yang lebih berkelanjutan sangat penting, ya “ Kata saya.


“ Tentu. Itu sebagai dasar untuk produk baru yang terbuat dari bahan baku terbarukan dan dirancang untuk digunakan kembali, didaur ulang, atau dipulihkan dengan persyaratan energi minimum. Kata Wenny.


“ Ok. Good. “ Saya tersenyum puas. Artinya engga perlu briefing lagi soal product knowledge. “ Wen,   NBL punya saham di Industri Petrokimia di China. Kamu tawarkan kerjasama dengan dia untuk bangun pabrik metanol dari limbah Petrokimia nya. Proyek ini akan menjadi yang pertama di dunia. Menggunakan proses Carbon Capture Utilization di tingkat industri. Mengubah emisi karbon dioksida dari operasi Petrokimia, bersama dengan biogas dan hidrogen terbarukan untuk menciptakan metanol yang berkelanjutan. “ Kata saya.


“ OK. Tapi B..” kata Wenny dengan jidat berkerut. “ Industri ini memerlukan banyak disiplin ilmu dan keahlian bidang organic chemistry, catalysis, biocatalysis, polymer chemistry, analytical chemistry. Ini berkaitan erat dengan fermentation technology, molecular biology, biomass pretreatment technology, separation technology and process modelling” 


“ Ya paham saya. Itu sebabnya kamu harus akuisisi perusahaan yang punya tekhnologi itu. “ Kata saya seraya mengirim file dokumen via smartphone ke email Wenny. “ Baca itu “ Kata saya. Wenny buka smartphone nya. Dia membaca dokumen itu dengan seksama. 


“ B, seru Wenny “ Bagaimana akuisisi perusahaan ini? Tanya wenny setelah baca file yang saya kirim.


“ Perusahaan itu tahun lalu diakuissi oleh holding company Petrokimia. Tapi tahun ini Holding Company itu, menghadapi masalah financial. Salah satu unit business yang mau mereka lepas adalah bisnis yang kembangkan tekhnologi Carbon Capture Utilization. Bulan lalu saya udah tugaskan George di London untuk nego dengan holding company tersebut. Mereka sudah setuju melepas 100% saham. Hubungi George di London. Dia akan jadi team kamu untuk proyek ini.” 


“ Wah…” seru Wenny. “ Project ini akan mengganti semua metanol fosil sebagai bahan baku produk kimia dengan metanol berkelanjutan. Menggunakan CO2 sebagai bahan baku dalam proses Carbon Capture & Utilization  yang dikombinasikan dengan gasifikasi biometana dan aliran residu, terintegrasi dengan unit elektrolisis skala dunia menggunakan air limbah yang dimurnikan dan listrik terbarukan. Kalau proyek ini sukses, kita akan kembangkan bisnis model, yaitu bisnis jasa pengolahan limbah industri untuk menghasilkan produk kimia yang ramah lingkungan ” Lanjut Wenny. 


 “ Dananya darimana ? tanya wenny.


“ Tahap awal kamu pakai skema green bank. Setelah itu kita exit lewat GCFund. Saya udah dapat allocated fund dari BBG sebesar USD 500 juta. Kalau kurang saya bisa minta tambah. Paham ya. Kerjakan dengan baik” 


“ Siap B “ Kata weeny tersenyum cerah. 


" Maaf." seru Florence. " Boleh tanya ?


Saya mengangguk. 


" Bagaimana dengan bisnis DME atau Dimethyl Ether dari batubara ? Tanya Florence.


“ Secara bisnis tidak layak. “ Kata saya tersenyum. Sulit jelaskan ke Florence. Karena tekhnis sekali.


“ Mengapa ? Tanya FLorence. 


Saya milirik ke Wenny. Agar dia jelaskan.

“ Karena harga batu bara  yang mahal. Dan lagi untuk tekhnologi teknologi Carbon Capture and Storage  menangkap karbon investasinya sangat mahal. Kalau negara kerjakan sih Ok. Tetapi ini juga beresiko dalam jangka panjang. Karena negara harus terus subsidi. Maklum biaya produksnya jauh lebih mahal daripada LPG. Makanya lebih feasible gunakan limbah petrokimia. Jelas sangat murah daripada batubara.” Kata Wenny.


“ Ya udah. Saya harus kembali ke Jakarta. Karena saya tidak pamit ke istri ke luar negeri. Saya harus pulang hari. “ Kata saya berdiri  dan berlalu diikuti oleh Florence dan Wenny " Kamu langsung pulang ke Hong kong ? tanya saya ke Wenny.

" Engga. Besok sore pulang. Paginya mau rapat dengan direksi NBL" Kata Wenny. Wenny antar saya sampai lobi.


***


“ Jadi sebenarnya bisnis lue memang berbasis kepada kontrol komoditi dan service. Tidak saling mematikan pesaing tetapi mendorong terjadinya sinergi untuk terjadinya sustainable growth bersama sama” Kata Florence saat kami di dalam pesawat menuju Jakarta. 


“ Ya kira kita begitu. Itulah international holding company. Kerjanya memang begitu. Bukan berbisnis ala konglomerat yang hegemoni dari hulu ke hilir." Kata saya.


 " Mengapa negara tidak terapkan itu pada BUMN ?


“ Di China dan Singapore mereka sudah terapkan itu pada BUMN.  BUMN tidak lagi hanya pelaksana PSO, tetapi bertugas mengembangkan business model dengan paradigm baru. Mereka jadi agent of developtment untuk melaksanakan 17 program dari Sustainable Development Goals yang dicanangkan PBB. Indonesia harusnya bisa juga BUMN seperti itu."


" Mungkinkah  BUMN kita bisa seperti itu?


" Kita itu negara kaya akan SDA. Kata saya dan diam termenung " Apapun kita punya. Itu rahmat Allah. Kita punya populasi besar. Demographi kita sebagian besar kaum muda. Kaum produktif.  Tapi sejak era Soeharto, kita belum mampu melakukan transformasi ekonomi dari cara tradisional, jual SDA doang ke cara modern berbasis industri.  " Kata saya kemudian..


" Apa pasal.? Florence berkerut kening.


"Saya akan jelaskan secara sederhana. Indonesia itu kultur nya memang masyarakatnya terikat dengan hubungan patron dan clients. itu sudah terbentuk sejak sebelum kita merdeka. Ukuran kita bukan pemerintah atau penguasa, tetapi tokoh  atau patron yang terdekat dengan kita. Ya kalau bahasa pedagang sempak namanya feodalisme.  Makanya walau 350 tahun kita katanya dijajah Belanda, kita biasa saja. Itu karena hubungan yang sangat dekat,  ibarat lepet, daun dengan pisang,  antara patron dan rakyat (clients). Dan kita memilih merdeka, bukan karena kehendak rakyat. Tetapi kehendak Patron. Perang rakyat semesta itu karena adanya fatwa ulama ( Patron agama), yang bisa bersinergi dengan semua golongan dan agama.


Ketika merdeka, pendekatan pembangunan itu lepas dari ikatan Patron-clients. Yang terjadi adalah patron dengan penguasa.   Pemodal mempengarui patron untuk dapatkan konsesi politik kekuasaan.  Padahal design bapak pendiri bangsa ini. Engga begitu. Dalam UUD 45 ada pasal 33 udah dijelaskan bahwa ekonomi kita kerakyat. Negara tidak memilik sumber daya, tetapi menguasai. Menguasai berarti mengatur distribusi sumber daya. Mengatur ini bukan bagi bagi kaveling ekonomi, tetapi bagaimana menciptakan indonesia incorporate yang mampu meleverage SDA dan pasar domestik menjagi magnit bagi modal dan tekhnologi.


Ada tiga cluster ekonomi. Yaitu, BUMN, SWASTA dan Koperasi. BUMN itu berfungsi sebagai agent of development. Ia menjadi katalisator, dinamisator, inovator antar cluster swasta dan Koperasi. Bukan predator. Artinya BUMN melaksanakan design pembangunan patron-clients dengan tujuan mengoptimalkan sumber daya yang dikuasai negara untuk tujuan nation intereset. Soal untung rugi, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah menjadi patron bagi swasta dan Koperasi. Ya pemerintah harus lead sebagai top Patron secara nasional.


Contoh, BUMN punya pusat logistik untuk Pangan ( PT. BULOG) dan BBM ( Pertamina.). Keberadaan BULOG dan Pertamina itu ada pada kekuatan logistiknya yang menjangkau seluruh Indonesia dengan penguasaan pasar lebih besar dari Eropa Barat, atau lebih besar dari ASEAN. Bayangkan, kalau kekuatan pasar domestik ini dikelola dengan baik, tidak sulit membangun industri down stream Crude oil dan Gas secara luas sampai ke petrokimia level 36. Tidak sulit membangun agro industri berkelas dunia. Pasar ada kok. "


" Dari mana uang bangunnya. Darimana tekhnologinya ? 


" Duh sayang, modal dan tekhnologi akan follow market. Dimanapun begitu. " Kata saya tersenyum." Hidup itu harus cerdas."


" Tetapi apa yang terjadi?  Kata Florence. " Bulog jadi pedagang beras, Pertamina jadi pedagang minyak. Jadilah kita importir pangan dan BBM. Kan bego. Nguntungi asing. " Lanjutnya.


" Nah, kalau BUMN direstruktur sesuai dengan keunggulan komparatif kita, saya yakin transformasi ekonomi akan terjadi dengan cepat dan mudah. Tapi itu tidak diinginkan oleh Patron yang sudah terlanjur seperti dulu mereka bersenggama dengan kolonial. " Kata saya. Florence termenung.


" Ya, “ lanjut saya. Florence menoleh kesaya. “ BUMN yang ada sekarang harus direstruktur ulang dalam satu platform yang bertumpu kepada keunggulan SDA, demographi, lingkungan strategis. Nah sumber daya yang kita miliki itu bisa  menjadi magnit besar menarik sumber daya financial, tekhnologi. Sehingga terbentuk sinergi berkelas dunia. Dengan itu, tujuan sustainable growth bisa tercapai. Walau platform nya terkesan state of capitalism tetapi visinya adalah humanitarian of capitalism. Sepertinya pemerintah tidak punya visi yang konkrit seperti itu. Orientasi BUMN sekarang lebih pragmatis. Ukurannya laba, bukan optimal sumber daya dan daya saing. Aset BUMN kita terbesar di ASEAN tapi value terendah di ASEAN." kata saya dan Florence berwajah sedih. 

Jalan menemukan rizki...

  “ Ale, bosoboklah kita” kata Mardi lewat SMS kemarin. Walau kami jarang sekali bertemu. Mungkin setahun belum tentu ketemu. Kami saling ma...