Saturday, March 18, 2023

Berkah dari tercerahkan..

 





Tahun 2009 teman saya kenalkan saya dengan pengusaha wanita.  Namanya Dini. Usianya sekitar 30an tahun. Saya sendiri awalnya tidak tahu apa sih usahanya. Males tanya. Belakangan dia sering telp saya. 


“ Pak bisa ketemu kah. Saya ada peluang bisnis.” Katanya satu waktu lewat SMS. Saya sanggupi ketemu. \


“ Pak, ini ada orang punya lahan 60 hektar. Tanah itu tidak bisa dibangun. Karena ada kasus sengketa. Tapi kasusnya sudah sampai MA. Dia dipastikan menang. Dia perlu uang Rp. 2 miliar untuk bayar orang dalam MA. Dia janji setelah dana Rp. 2 miliar disetor, dalam dua hari, surat keputusan ingkrah soal tanah itu keluar. Dia beri hak bapak kelola tanah itu. Bagi hasil 30 persen untuk bapak dan 70% dia. “ Kata Dini dengan lancar dan menyerahkan dokumen untuk saya pelajari. Saya hanya menyimak. Saya jamu dia makan dan minum. Selama sebulan dia terus SMS saya. Tanyain soal tanah itu. Saya diam saja. 


Satu waktu, dia datang lagi dengan  peluang. Dia telp saya saat saya sedang di Hong Kong. Dia datangi saya di Hong Kong. Saat bertemu dia ceritakan peluang bisnis yang dimaksud “ Ini ada orang punya proyek Apartement. Sudah 70% selesai. Mereka kurang uang. Mereka mua pinjam atau kerjasama. “ Kata Dini. Dia serahkan semua dokument proyek itu. Saya pelajari dokumen itu. Lebih sebulan saya tidak respon peluangnya itu. Saya diamkan saja SMS nya.


Lain waktu dia datang lagi membawa peluang bisnis. Katanya dia dekat dengan Gubernur.  Dia tawarkan konsesi kawasan Industri. Dia sempat atur makan malam dengan Gubernur itu di Singapore.  Seperti biasa makan malam itu saya bayar.  Keesokannya dia pulang bersama Gubernur. Sayapun tidak pernah ambil peluang kedekatannya dengan Gubernur itu. Walau dia berkirim email dam SMS banyak sekali menawarkan peluang. Tapi saya tidak response apapun.


Sampai tahun 2014 tidak ada henti dia memberikan peluang kepada saya. Tidak ada satupun saya follow up. Dan setiap bertemu saya jamu dengan ramah, makan minum saya bayar.  Sampai satu waktu jam 1 pagi saya dapat telp dari Dini.  Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. “ Pak, bisa bantu saya. Saya ada di kantor Polisi Kelapa Gading.” katanya. Tanpa banyak tanya. Saya minta agar taksi ganti haluan ke Kelapa gading.  Dari polisi saya dapat informasi bahwa dia kena raziam narkoba. Saat Polisi grebek Apartement. Dia sedang bersama teman temannya. Ada 8 orang. Mereka pesta narkoba. Polisi sudah periksa urine nya memang negatif. Tapi mana ada yang gratis. Saya keluar uang agar DINi bisa pulang.


“ Pak saya tidak ada tempat tinggal. Suami saya ceraikan saya sejak 6 bulan lalu. Saya punya anak satu. Perempuan. Dia ikut papanya. “ kata Dini. Ya saya tempatkan malam itu Dini di hotel. “ Selama seminggu kamu punya kesempatan cari tempat kos” Kata saya bayar bill hotel itu. Dia terimakasih. Saya pulang.


Keesokanya dia telp saya untuk minta bertemu. Saya sanggupi. Kami bertemu di cafe. “ Pak ini ada peluang bisnis. Ada teman yang punya koneksi dengan pengusaha batubara. Dia mau bangun hauling road. Dia sudah ada kontrak dengan pemilik tambang. Dia hanya perlu uang untuk lobi Pemda. Soal dana kontruksi jalan, dia sudah dijanjikan dapat kredit dari bank. “ kata Dini. 


Saya tatap lamam dia. Sampai dia salah tingkah. Akhirnya saya geleng geleng kepala. “ Din,  Seru saya.” Saya kenal kamu udah lebih 5 tahun. Saya tidak tahu motif kamu kenal saya. Kamu selalu bawa peluang bisnis ke saya. Tapi peluang itu semua sampah. Tidak sulit saya tahu. Itu semua hanya modus untuk merampok investor. “ Kata saya tegas. “  Dan harap kamu catat. Tidak ada investor yang bego. Kecuali orang kaya karena warisan atau koruptor. Saya bangun bisnis dari nol, dari kaki lima. Saya hapal semua permainan. “ Kata saya. Dini terkejut. 


“ Baik saya jelaskan satu persatu mengapa saya katakan sampah. “ Kata saya untuk mencerahkan dia. “ Kamu tawarkan kerjasama selesaikan kasus sengketa lahan. Hanya Rp. 2 miliar, saya akan dapat peluang kelola lahan 60 hektar, nilainya Rp. 1,2 triliun. Keliatannya mudah. Bagi saya tidak sulit untuk tahu bahwa itu modus penipuan. Paham. Nah soal kerjasama penyesalain Apartemen yang sedang masa kontruksi. Kalau developer sudah dapat 70% pembeli, dia tidak sulit dapatkan kredit kontruksi dari bank. Dan saya tahu sebagian besar, developer rampok uang pembeli dan bank. Itu yang kamu tawarkan ke saya. “ kata saya. Dini menangis. 


“ Dan soal Gubernur teman kamu itu. Terbukti belakangan dia kena OTT KPK. Dari awal saya sudah tahu. Dari cara Gubernur itu bicara dan minta wanita penghibur. Saya udah anggap dia sampah. Bahaya ditemanin. “ kata saya. Dini menangis. Saya bayar bill. Tinggalkan dia sendirian. Sebenarnya masih banyak yang harus saya clarifikasi atas sikap saya selama ini terhadap peluang yang dia tawarkan. Tapi cukuplah itu saja. Biarlah dia berpikir. Semoga dia tobat dan mau berubah.


Tahun 2018.

Saat saya sedang perjalanan ke  Bandara dia telp saya. “ Pak bisa ketemu. Sebentar aja.” Katanya.

“ Saya sedang OTW ke bandara mau ke Hong Kong. Kamu datang aja ke bandara. Pesawat saya 2 jam lagi.” kata saya.  

“ Siap pak.!  Segera saya meluncur ke bandara. Terminal 2 ya” 

“ Ya. saya tunggu di McD

Hanya tunggu 15 menit. Dia sudah masuk MC D. 

“ Ini pak “ katanya menyerahkan dokumen.  Dia tidak mau provokasi apapun. 

“ Kamu deal langsung dengan pemilik proyek ?

“ Ya pak. Langsung tanpa perantara.”

“ Saya perlu dokumen tambahan “ kata saya seraya tulis dikertas “ Pertama, surat dari bank tentang peluang investor masuk dalam proses recovery. Kedua, kalau peluang itu bisa SWAP jaminan dengan Payment guarantee dari bank di luar negeri. Saya masuk. Kalau engga, engga usah call saya. Paham” kata saya. Dini mengangguk. Saya segera masuk ke dalam bandara untuk check in. Seperti biasa saya beri uang transfort USD 300. 


Tiga bulan setelah itu, tidak ada berita apapun dari Dini. Saya diamkan saja. Ogah tanyain. Tapi masuk bulan ke 5 dia telp saya. “ Pak bisa ketemu.? katanya. Saya sanggupi. Saat itu saya sedang di KL. Dia terbang ke KL. Saya temui dia di kantor saya. Dokumen yang saya minta dia serahkan ke saya. Saya tatap lama dia. “ Yakin kamu ini?


“ Lebih tiga bulan saya berjuang yakinkan bank dan pemilik perusahaan. Saya tidak pernah sebut nama investor dan mereka tahun saya wanita miskin, Pengangguran. Tapi saya terus aja datangi mereka. “ Kata Dini dengan grogy


“ Jadi dokumen ini asli ?  Kata saya menegaskan maksud saya.


“ Ya asli pak.” Dini berlinang airmata.


“ Ya udah. Hari ini kamu pulang bareng saya ke Jakarta. “ Kata saya. Dalam perjalanan saya telp Awi. Sampai di Bandara, Awi sudah ada.  “ Wi, ini kenalkan, Dini” Kata saya perkenalkan Dini.  “ kamu temanin Dini selesaikan peluang bisnis dari dia. Minta dokumen dari dia. Libatkan Yuni selesaikan urusan in” kata saya. Belakangan saya tahu, transaksi itu selesai sempurna. Dini dapat fee sebesar Rp. 25 miliar. Awi dapat untung hampir Rp. 150 miliar setelah exit ke Investor dari China. Tapi sejak saya kenalkan dengan Awi, Dini tidak pernah hubungi saya lagi.


***

Tahun 2023 januari…

Saya amprokan dengan Dini di Singapore. Dari jauh dia setengah berlari mendekati saya  dan memeluk saya. “ Bapak terimakasih pak.”  Katanya.  Saya senyum aja.


“ Ada apa di Singapore?


“ Saya jadi agent bahan kimia untuk  B3. Saya dapat kontrak dengan Pertamina dan beberapa perusahaan. Duh berkat uang dari koh Awi saya bisa bangkit lagi.  Saya udah beli apartement di Central Park. Putri saya ikut saya sekarang.“ Kata Dini dengan wajah cerah. 


“ Alhamdulilah”


“ Pak kalaulan dari awal bapak cerahkan saya, mungkin saya tidak perlu berkali kali bawa proyek bodong ke bapak.” 


“ Terus kenapa nangis waktu saya kuliti kamu? Tanya saya dengan tersenyum


“ Saya dari awal jatuh cinta dengan bapak. “ kata Dini dengan wajah bersemu merah. “ Saya malu dengan hidup saya yang tidak berguna. Apalagi tahu, kesan bapak saya itu komplotan penipu. “ Kata dini.


“ Hanya itu alasannya?


“ Bukan itu saja.”


“ Apalagi ?


“ Ya setiap ketemu bapak masalah kebutuhan saya yang mendesak bisa bapak atasi. Kan bapak selalu beri saya uang. Uang itu lebih dari cukup untuk bertahan “ Kata Dini menutup wajahnya. Dia malu bicara itu.


‘ Ya udah. Jaga diri kamu baik baik”  kata saya saraya memeluknya. Pergi. Karena masih ada janji ketemu relasi. Saya senang dengan keadaan Dini sekarang. Kadang kata kata pahit bisa mengubah seseorang. Setidaknya orang bisa tersadarkan bahwa dia harus berubah agar dia bisa berkembang. Tentunya itu karena dari awal Dini percaya kepada saya. Kalau tidak, kata kata pahit itu kan berubah manjadikan dia pembenci dan dia akan semakin terpuruk. 

8 comments:

Anonymous said...

Beruntung...
Ketemu dgn org yg tepat n benar.

Rial said...

Siip...

Anonymous said...

Berkah Dalem Gusti
Omongan yg pahit sekalipun bisa menjadi obat yg manis buat pejuang bukan pecundang

Anonymous said...

Hebat relasinya si Dini . Dia tampung smua peluang2 kelas atas.

Anonymous said...

begitu gigih dini, begitu sabar ale walau tau mau di porotin.
alhamdulillah, hikmah pelajarannya buat kita semua yang baca..
terimakasih ale....

Anonymous said...

Terkadang lecutan cambuk harus kita berikan kepada insan yang menurut kita tidak akan berubah kecuali dengan lecutan cambuk.
Karena kalau hanya sekedar memegang tali kendali itu mudah.
Tapi

Anonymous said...

Pahit kalau utk obat menyehatkan

Kino said...

Pembelajaran yang luar biasa lah

Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...