Friday, March 24, 2023

Kekuasaan ala Machiavelli



Kami duduk berhadap-hadapan di ruangan sebelum boarding pesawat. Sepertinya aku kenal. Ya pasti kenal. Betapa tidak. Diam diam aku suka dia. Entah mengapa suka. Tidak perlu dijelaskan. Dia cantik pastinya. Cerdas dan terpelajar. Doktor bidang Ekonomi. Saat aku kali pertama mengenalnya 15 tahun lalu. Usiaku 45 tahun dan dia 35 tahun. Dia salah satu pengajar program short course Supply chain management di Universitas di Eropa. Caranya mengajar sangat komunikatif. Aku yang hanya tamatan SMA bisa mencerna pelajaranya dengan cepat.  


“ Anda bisa cepat menguasai pelajaran, karena anda termotivasi pada business supply chain. Itu umum terjadi pada peserta kursus dari kalangan business man. Beda dengan peserta kursus dari karyawan atau mahasiswa.” Katanya dengan berwibawa seraya menyerahkan sertifikat. Aku tidak begitu peduli dengan sertifikat itu. Karena keberadaanku dalam program short course itu hanya mengisi waktu senggang selama 7  bulan mengembangkan bisnis Asset Management di Eropa. 


“ Apa rencana anda dengan menguasai kursus ini? Tanyanya. Aku memang merahasiakan profile ku. Dia hanya tahu aku sebagai pedagang UKM di Indonesia, yang sedang mencari ilmu untuk berkembang. Setidaknya selama kursus aku bisa lebih memahami supply chain management. Ini berkaitan pengadaan, manajemen life cycle product, perencanaan stok dan likuiditas, pemeliharaan aset, dan logistik. Pengetahuan ini sangat penting untuk  memahami sumber daya dan mendalami proses manufaktur. 


Tujuanku sebenarnya bukan sekedar mempelajari Supply chain management tetapi lebih daripada itu ingin mengembangkan bisnis jasa trading untuk membantu produsen tetap kompetitif di pasar yang terus berubah. Ini akan memastikan kesuksesan mereka di masa depan. Selain itu, dengan gangguan rantai pasokan global yang terus menjadi ancaman, memberikan solusi kepada produsen untuk merespons dan mengelola risiko ini dengan cepat. Jadi bukan sekedar bertindak sebagai pedagang tetapi solution provider. Ini obsesi-ku terhadap Yuan Holding di masa depan.


 “ Maaf, apakah nama anda Lilian? Sapaku dengan ramah. “ Pengajar supply chain mangement di London tahun 2009.”


“ Ya benar. Sudah lama sekali. Maaf kalau saya tidak bisa mengingat satu persatu perserta kursus ” Katanya. Dia Cantik. Sedangkan aku sudah menua.  


“ Nama saya Ale “Kataku memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan untuk menjabatnya. Dia menerima jabatan tanganku dengan angkuh. Aku tahu diri saja. 


“ Dari anda saya dapatkan penjelasan lebih mudah tentang supply chain. Sehingga  saya bisa melewati kursus dengan mudah. “Kataku dengan sedikit memujinya.


“ Tapi sekarang saya  bekerja di Investment Holding. Kantor saya di Singapore. Kantor Pusatnya di Hong Kong “ Katanya. “ Business nya berfacus kepada jasa supply chain untuk industri pertanian, mineral, kimia. Perusahaan dilengkapi dengan sistem digital logistik, cash management, warehousing untuk inventory dan perkapalan. “Lanjutnya.


“ Mengapa anda tidak bekerja di Indonesia. Bukankah Indonesia butuh skill seperti anda.” Kata saya.


“ Walau saya orang Indonesia, sulit untuk profesional seperti saya bekerja di lingkungan yang korup dan standar akuntabilitas yang rendah. Saya lebih memilih di Singapore saja dan tidak mau bekerja di perusahaan milik orang Indonesia.”


“ Mengapa ?


“ Pengusaha indonesia itu nepotisme. Profesionalitas tidak berkembang. Mereka hidup kebanyakan dari rente” Katanya.


“ Gimana bisnis di Singapore ? Tanyaku. Aku mau tahu perspektif nya sebagai mentorku.


“ Sekarang Singapore dapat berkah. Bank kelebihan likuiditas berkat surplus ekspor Indonesia. Itu juga berkat windfall dari kenaikan harga komoditas, bukan karena nilai tambah industri. Indonesia sejak era SBY sampai sekarang memang terjadi deindustrialisasi. Sementara Singapore industri tumbuh dengan pesat terutama industri IT. “ Katanya. 


Aku memilih menyimak saja. Ya dia memang mentorku, setidaknya aku pernah 3 bulan mendapat ilmu dari dia.


“ SDA kita besar. PDB kita terbesar 16 di dunia. Tapi likuiditas perbankan kalah jauh sama Singapore. Padahal PBD Singapore 1/3 PDB Indonesia. Asset perbankan Singapore juga lebih besar dari Aset perbankan Indonesia.  Data statistik konsumsi rumah tangga yang berkotribusi 55% dari PDB, pertumbuhannya selalu dibawah angka pertumbuhan ekonomi. Itu artinya tingkat kesejahteraan kita semakin tahun semakin turun nilainya. Dan lucunya karena itu kekuasaan tetap kokoh berdiri dan setiap presiden berganti selalu dibebani harapan. Ternyata harapan omong kosong semua. Kita engga kemana mana. “ Kata Lilian. 


" Sepertinya singapore itu kaya berkat punya tetangga indonesia yang bodoh dan malas. " Kata Lilan kemudian.


Wah ini sepertinya dia punya concern yang besar terhadap nasip bangsa Indonesia. Memang pekerja migran lebih objectif menilai negaranya daripada mereka yang kerja di Indonesia. Visi mereka luas,  seluas gaulnya.


“ Mengapa ? tanyaku seperti dulu jadi muridnya.


“ Untuk menjawab pertanyaan kamu. Sebenarnya tidak sulit. Fenomena kekuasaan itu sudah dibahas secara vulgar oleh  Nicolo Machiavelli dalam bukunya the Prince.”Katanya. 


Aku menyimak.


“ Kekuasaan itu didapat dari merangkul orang lemah dan frustrasi. Dan mengajak mereka untuk bersatu melawan siapa saja dengan janji populis. Walau cara mendapatkan kekuasaan itu tidak etik dan tidak bermartabat. Itu tidak penting. Karena selalu ada pembenaran bagi pemenang. Ketika berkuasa, maka yang dilakukan adalah membuat aturan yang membungkam orang lemah itu dulu. Di era sekarang, dibungkam lewat UU ITE. Hanya dianggap melanggar pasal hate speech, itu bisa mengurung orang 5 tahun penjara sedikitnya.


Machiavelli tidak mengutuk kejahatan sebagai alat kekuasaan. Dia malah menyarankan tindakan amoral dilakukan dengan cepat. Penguasa juga perlu mencari cara agar rakyat selalu bergantung pada negara. Kalau sistem diperlukan agar simiskin tidak bisa mengakses sumber daya, ya sistem itu akan di-create. Pada waktu bersamaan penguasa membagi bagi sumber daya kepada elite yang mendukung kekuasaannya, untuk agar elite itu jadi budak kekuasaan. “ Katanya.


Lilian terdiam sebentar. Aku sabar menanti wejangannya. 


“ Sebenarnya indonesia berusaha membangun agenda state of capitalism. Namun tidak dengan agenda seperti Singapore dan China, yang mana BUMN nya lead  terhadap bisnis strategis. BUMN bertugas melaksanakan agenda ekonomi Walt Whitman Rostow. Yaitu negara diwajibkan hadir untuk mendistribusikan sumber daya  seraca proporsional kepada rakyat sesuai dengan tahapan pembangunan yang terprogram dan konsisten. Sayangnya Indonesia, sejak reformasi kita berubah bukan kepada peningkatan nilai atas dasar agenda yang jelas, tetapi lebih pragmatis dan too good to be true. Akibatnya distribusi sumber daya tidak terprogam, jatuh tidak kebawah tetapi berputar diatas saja. Rasio GINI tetap lebar.” Kata Lilian. 


Pembicaraan terhenti. Karena kami harus masuk boarding. Dia tersenyum melambaikan tangan masuk lebih dulu. Maklum dia duduk di business class. 


***

Sampai di Bandara Changi kami bertemu lagi di kuridor kedatangan. Dia menanti taksi dan aku menanti jemputan dari Yuan holding. Dia terkejut meliat supir dengan seragam Yuan. Dia mendekatiku.


“ Anda siapa ?tanyanya mengerutkan kening.


“ Ale, kan tadi saya udah beritahu nama saya.”


“ Maksud saya, mengapa anda dijemput kendaraan Limo. Ini hanya untuk CEO saya. “ Katanya. 


“ CEO ? Aku terkejut. Mangapa dia tahu ini kendaraan CEO Yuan Holding. " anda kerja di Yuan Holding? tanyaku.


" Ya saya Business development director " Katanya seraya mengangguk. 


“ Mari satu kendaraan dengan saya. Saya turun di Mandarin Hotel dan kamu terus ke kantor dengan kendaraan ini. ” Kataku ramah. 


" Tapi ini kendaraan Mrs Fiona, boss saya. Engga boleh saya dalam kendaraan ini" Katanya bingung. 


" Engga apa apa. " Kataku menguatkan untuk tidak ragu masuk kedalam kendaraan.


“ Anda belum jawab pertanyaan saya, Mengapa anda dijemput kendaraan boss saya. Yuan kan dimiliki Tycoon Hong Kong. “ Tanyanya.


“ Kebetulan saya kenal dengan salah satu pemegang sahamnya."Kataku cepat.


“ Yang mana ? Ibu Wenny atau Steven, Wada, Richard. Yang mana teman anda?


“ Ibu Wenny. “ Kataku singkat.


“ Hebat ada orang indonesia kenal dekat dengan Tycoon Hong Kong. "Katanya dengan nada percaya tidak percaya.  " Bisnis anda di Jakarta apa ? Lanjut tanya lagi.


“ Penulis dan pembaca doa.”Kataku singkat. Dia mengangguk namun menatapku dengan wajah mengerutkan kening. "  Maaf, saya naik taksi aja. " Katanya ramah. Ya udah bye bye..

Saturday, March 18, 2023

Berkah dari tercerahkan..

 



Tahun 2009 teman saya kenalkan saya dengan pengusaha wanita.  Namanya Dini. Usianya sekitar 30an tahun. Saya sendiri awalnya tidak tahu apa sih usahanya. Males tanya. Belakangan dia sering telp saya. “ Pak bisa ketemu kah. Saya ada peluang bisnis.” Katanya satu waktu lewat SMS. Saya sanggupi ketemu. 


“ Pak, ini ada orang punya lahan 60 hektar. Tanah itu tidak bisa dibangun. Karena ada kasus sengketa. Tapi kasusnya sudah sampai MA. Dia dipastikan menang. Dia perlu uang Rp. 2 miliar untuk bayar orang dalam MA. Dia janji setelah dana Rp. 2 miliar disetor, dalam dua hari, surat keputusan ingkrah soal tanah itu keluar. Dia beri hak bapak kelola tanah itu. Bagi hasil 30 persen untuk bapak dan 70% dia. “ Kata Dini dengan lancar dan menyerahkan dokumen untuk saya pelajari. Saya hanya menyimak. Saya jamu dia makan dan minum. Selama sebulan dia terus SMS saya. Tanyain soal tanah itu. Saya diam saja. 


Satu waktu, dia datang lagi dengan  peluang. Dia telp saya saat saya sedang di Hong Kong. Dia datangi saya di Hong Kong. Saat bertemu dia ceritakan peluang bisnis yang dimaksud “ Ini ada orang punya proyek Apartement. Sudah 70% selesai. Mereka kurang uang. Mereka mua pinjam atau kerjasama. “ Kata Dini. Dia serahkan semua dokument proyek itu. Saya pelajari dokumen itu. Lebih sebulan saya tidak respon peluangnya itu. Saya diamkan saja SMS nya.


Lain waktu dia datang lagi membawa peluang bisnis. Katanya dia dekat dengan Gubernur.  Dia tawarkan konsesi kawasan Industri. Dia sempat atur makan malam dengan Gubernur itu di Singapore.  Seperti biasa makan malam itu saya bayar.  Keesokannya dia pulang bersama Gubernur. Sayapun tidak pernah ambil peluang kedekatannya dengan Gubernur itu. Walau dia berkirim email dam SMS banyak sekali menawarkan peluang. Tapi saya tidak response apapun.


Sampai tahun 2014 tidak ada henti dia memberikan peluang kepada saya. Tidak ada satupun saya follow up. Dan setiap bertemu saya jamu dengan ramah, makan minum saya bayar.  Sampai satu waktu jam 1 pagi saya dapat telp dari Dini.  Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. “ Pak, bisa bantu saya. Saya ada di kantor Polisi Kelapa Gading.” katanya. Tanpa banyak tanya. Saya minta agar taksi ganti haluan ke Kelapa gading.  Dari polisi saya dapat informasi bahwa dia kena raziam narkoba. Saat Polisi grebek Apartement. Dia sedang bersama teman temannya. Ada 8 orang. Mereka pesta narkoba. Polisi sudah periksa urine nya memang negatif. Tapi mana ada yang gratis. Saya keluar uang agar DINi bisa pulang.


“ Pak saya tidak ada tempat tinggal. Suami saya ceraikan saya sejak 6 bulan lalu. Saya punya anak satu. Perempuan. Dia ikut papanya. “ kata Dini. Ya saya tempatkan malam itu Dini di hotel. “ Selama seminggu kamu punya kesempatan cari tempat kos” Kata saya bayar bill hotel itu. Dia terimakasih. Saya pulang.


Keesokanya dia telp saya untuk minta bertemu. Saya sanggupi. Kami bertemu di cafe. “ Pak ini ada peluang bisnis. Ada teman yang punya koneksi dengan pengusaha batubara. Dia mau bangun hauling road. Dia sudah ada kontrak dengan pemilik tambang. Dia hanya perlu uang untuk lobi Pemda. Soal dana kontruksi jalan, dia sudah dijanjikan dapat kredit dari bank. “ kata Dini. 


Saya tatap lamam dia. Sampai dia salah tingkah. Akhirnya saya geleng geleng kepala. “ Din,  Seru saya.” Saya kenal kamu udah lebih 5 tahun. Saya tidak tahu motif kamu kenal saya. Kamu selalu bawa peluang bisnis ke saya. Tapi peluang itu semua sampah. Tidak sulit saya tahu. Itu semua hanya modus untuk merampok investor. “ Kata saya tegas. “  Dan harap kamu catat. Tidak ada investor yang bego. Kecuali orang kaya karena warisan atau koruptor. Saya bangun bisnis dari nol, dari kaki lima. Saya hapal semua permainan. “ Kata saya. Dini terkejut. 


“ Baik saya jelaskan satu persatu mengapa saya katakan sampah. “ Kata saya untuk mencerahkan dia. “ Kamu tawarkan kerjasama selesaikan kasus sengketa lahan. Hanya Rp. 2 miliar, saya akan dapat peluang kelola lahan 60 hektar, nilainya Rp. 1,2 triliun. Keliatannya mudah. Bagi saya tidak sulit untuk tahu bahwa itu modus penipuan. Paham. Nah soal kerjasama penyesalain Apartemen yang sedang masa kontruksi. Kalau developer sudah dapat 70% pembeli, dia tidak sulit dapatkan kredit kontruksi dari bank. Dan saya tahu sebagian besar, developer rampok uang pembeli dan bank. Itu yang kamu tawarkan ke saya. “ kata saya. Dini menangis. 


“ Dan soal Gubernur teman kamu itu. Terbukti belakangan dia kena OTT KPK. Dari awal saya sudah tahu. Dari cara Gubernur itu bicara dan minta wanita penghibur. Saya udah anggap dia sampah. Bahaya ditemanin. “ kata saya. Dini menangis. Saya bayar bill. Tinggalkan dia sendirian. Sebenarnya masih banyak yang harus saya clarifikasi atas sikap saya selama ini terhadap peluang yang dia tawarkan. Tapi cukuplah itu saja. Biarlah dia berpikir. Semoga dia tobat dan mau berubah.


Tahun 2018.

Saat saya sedang perjalanan ke  Bandara dia telp saya. “ Pak bisa ketemu. Sebentar aja.” Katanya.

“ Saya sedang OTW ke bandara mau ke Hong Kong. Kamu datang aja ke bandara. Pesawat saya 2 jam lagi.” kata saya.  

“ Siap pak.!  Segera saya meluncur ke bandara. Terminal 2 ya” 

“ Ya. saya tunggu di McD

Hanya tunggu 15 menit. Dia sudah masuk MC D. 

“ Ini pak “ katanya menyerahkan dokumen.  Dia tidak mau provokasi apapun. 

“ Kamu deal langsung dengan pemilik proyek ?

“ Ya pak. Langsung tanpa perantara.”

“ Saya perlu dokumen tambahan “ kata saya seraya tulis dikertas “ Pertama, surat dari bank tentang peluang investor masuk dalam proses recovery. Kedua, kalau peluang itu bisa SWAP jaminan dengan Payment guarantee dari bank di luar negeri. Saya masuk. Kalau engga, engga usah call saya. Paham” kata saya. Dini mengangguk. Saya segera masuk ke dalam bandara untuk check in. Seperti biasa saya beri uang transfort USD 300. 


Tiga bulan setelah itu, tidak ada berita apapun dari Dini. Saya diamkan saja. Ogah tanyain. Tapi masuk bulan ke 5 dia telp saya. “ Pak bisa ketemu.? katanya. Saya sanggupi. Saat itu saya sedang di KL. Dia terbang ke KL. Saya temui dia di kantor saya. Dokumen yang saya minta dia serahkan ke saya. Saya tatap lama dia. “ Yakin kamu ini?


“ Lebih tiga bulan saya berjuang yakinkan bank dan pemilik perusahaan. Saya tidak pernah sebut nama investor dan mereka tahun saya wanita miskin, Pengangguran. Tapi saya terus aja datangi mereka. “ Kata Dini dengan grogy


“ Jadi dokumen ini asli ?  Kata saya menegaskan maksud saya.


“ Ya asli pak.” Dini berlinang airmata.


“ Ya udah. Hari ini kamu pulang bareng saya ke Jakarta. “ Kata saya. Dalam perjalanan saya telp Awi. Sampai di Bandara, Awi sudah ada.  “ Wi, ini kenalkan, Dini” Kata saya perkenalkan Dini.  “ kamu temanin Dini selesaikan peluang bisnis dari dia. Minta dokumen dari dia. Libatkan Yuni selesaikan urusan in” kata saya. Belakangan saya tahu, transaksi itu selesai sempurna. Dini dapat fee sebesar Rp. 25 miliar. Awi dapat untung hampir Rp. 150 miliar setelah exit ke Investor dari China. Tapi sejak saya kenalkan dengan Awi, Dini tidak pernah hubungi saya lagi.


***

Tahun 2023 januari…

Saya amprokan dengan Dini di Singapore. Dari jauh dia setengah berlari mendekati saya  dan memeluk saya. “ Bapak terimakasih pak.”  Katanya.  Saya senyum aja.


“ Ada apa di Singapore?


“ Saya jadi agent bahan kimia untuk  B3. Saya dapat kontrak dengan Pertamina dan beberapa perusahaan. Duh berkat uang dari koh Awi saya bisa bangkit lagi.  Saya udah beli apartement di Central Park. Putri saya ikut saya sekarang.“ Kata Dini dengan wajah cerah. 


“ Alhamdulilah”


“ Pak kalaulan dari awal bapak cerahkan saya, mungkin saya tidak perlu berkali kali bawa proyek bodong ke bapak.” 


“ Terus kenapa nangis waktu saya kuliti kamu? Tanya saya dengan tersenyum


“ Saya dari awal jatuh cinta dengan bapak. “ kata Dini dengan wajah bersemu merah. “ Saya malu dengan hidup saya yang tidak berguna. Apalagi tahu, kesan bapak saya itu komplotan penipu. “ Kata dini.


“ Hanya itu alasannya?


“ Bukan itu saja.”


“ Apalagi ?


“ Ya setiap ketemu bapak masalah kebutuhan mendesak bisa saya atasi. Kan bapak selalu beri saya uang. Uang itu lebih dari cukup untuk bertahan “ Kata Dini menutup wajahnya. Dia malu bicara itu.


‘ Ya udah. Jaga diri kamu baik baik”  kata saya saraya memeluknya. Pergi. Karena masih ada janji ketemu relasi. Saya senang dengan keadaan Dini sekarang. Kadang kata kata pahit bisa mengubah seseorang. Setidaknya orang bisa tersadarkan bahwa dia harus berubah agar dia bisa berkembang. Tentunya itu karena dari awal Dini percaya kepada saya. Kalau tidak, kata kata pahit itu kan berubah manjadikan dia pembenci dan dia akan semakin terpuruk. 

Friday, March 17, 2023

Transformasi BUMN

 






Awal januari 2022, di Club Oriental, Mandarin Singapore. Saya duduk sambil menikmati teh sore hari. Dari arah pintu masuk, Florence melangkah kearah saya. Dia tersenyum saat saya menggeser kursi untuk dia duduk dengan nyaman. “ Wenny udah datang ?Tanya Florence.


“ Sedang on the way “ kata saya.


Dia letakan buku diatas meja. Saya lirik buku itu. Judulnya Fulfilling the Sustainable Development Goals. “ Sekedar killing time selama dalam perjalanan dari London. Membaca memang pilihan yang tepat. Apalagi usia seperti kita, sulit tidur dalam perjalanan “ Katanya. 


“ Apa menariknya buku itu” Tanya saya berkerut kening melirik buku diatas meja tiu. Bagi saya usia seperti sekarang tidak suka membaca buku sampai habis. Biasanya dari kata pendahuluan sudah dapat menyimpulkan hal esensi dari buku itu. Tapi florence memang bukan tipe orang yang hanya focus kepada hal esensi. Dia suka membaca jalan pikiran orang lewat tulisan. 


Ya, kata Florence. Buku ini mengurai secara terperinci bagaimana mengimplementasikan agenda pembangunan berkelanjutan agar bisa diterapkan oleh negara maju, negara berkembang, dan negara terbelakang. Tujuan dari pembanguna berkelanjutan adalah meningkatkan kesejahteraan manusia. Pada waktu bersamaan melindungi planet dan alam dari kerusakan lingkungan. Yang jadi peradox selama ini adalah dengan alasan mengejar pertumbuhan ekonomi, manusia terjebak melakukan apa saja. Yang rusak bukan hanya lingkungan alam, tetapi juga lingkungan sosial, yang ditandai rasio GINI terus melebar.


Makanya perlu paradigma baru mengatasi berbagai masalah di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan memerangi perubahan iklim.  Caranya tentu dengan meningkatkan teknologi dan memperluas infrastruktur untuk menyediakan layanan yang berkelanjutan untuk semua orang. Mempromosikan ekonomi kreatif dan inklusif, yang berbasis kepada tekhnologi tepat guna dan tersedianya sumber daya berkelanjutan, ya semacam Green Economy.


Dunia memang sedang berubah. Orientasi bisnis tidak bisa lagi bertujuan penguasaan modal saja. Tetapi lebih penting lagi bagaimana bisnis bisa ambil bagian dalam program Sustainable Development Goals. Termasuk didalamnya kepatuhan terhadap ESG. Dengan itu business model juga berkembang, yang lebih utamakan kolaborasi dalam bentuk supply chain global. Demikian uraian Florence. Yang membuat suasana minum teh sore hari terasa nikmat. Florence adalah sahabat dan juga mitra bisnis saya. Dia Komut pada salah satu anak perusahaan Yuan Holding di Jakarta. 


“ Saya dapat informasi NBL Holding itu Chaiman nya Wenny Poh. Padahal Wenny poh kan juga CEO dari Yuan Holding. Benar ?


" Ya" Kata saya.


“ Kok kamu tidak pernah beri tahu saya ?


“ Tidak semua harus kamu tahu. Kadang saya juga tidak tahu detailnya ” Kata saya tersenyum.


“ Apa beda NBL Holding degnan Yuan Holding ?


“ Beda bisnis model dan partner nya aja.”


“ Engga ngerti saya. Kita berteman dari sejak remaja, soal bisnis banyak hal yang kamu tidak pernah ceritakan. "


“ Apanya engga ngerti ? Kata saya.


“ Itu NBL kan raksasa. Dia menguasai ekosistem bisnis pertanian. Itu mencakup biji bijian, pakan ternak, minyak goreng, beras dan benih, kapas, karet, trade financing, logistik trading, industri pengolahan, Industri pupuk dan limbah pertanian, stockis, perkapalan. Holding ini menguasai market share ke India, Amerika latin, Afrika dan ASEAN. Kantornya aja ada 300 an di beberapa negara. Apa beda skemanya dengan Yuan? Tanya Florence.


“ Yuan itu bisnis model nya penguasaan Pasar. Menguasai sumber daya lewat skema offtake market, PI dan couter trade. Sedangkan NBL, bisnis model nya penguasaan pasar. Menguasai sumber daya lewat kepemilikan saham pada supply chain pertanian. Keduanya berkembang karena collaboration dengan visi sustainable growth . " Kata saya mencoba menjelaskan secara sederhana.


“ Engga ngerti gua” Kata FLorence. Saya senyum aja.  Wenny datang ka club. Saya memang datang ke singapore untuk meeting dengan Wenny. Kebetulan Florence ada bisnis trip dari London dan mampir di Singapore semalam. 


“ Maaf bu Wenny.” Seru Florence “ Tadi saya tanya ke Mr. B apa hubungan NBL dengan Yuan holding. Mengapa dalam portfolio Yuan holding tidak ada nama NBL holding ? Tanya FLorence.


“ Oh NBL memang bukan milik Yuan. Tapi Yuan mengontrol bisnisnya. “ Kata Florence


“ Kok bisa begitu ?


“ Yuan Holding kan punya business service provder untuk menjamin supply chain bidang pertanian, pertambangan, oil and gas. Nah NBL itu kan bisnisnya dibidang supply chain pertanian. Kita mendukung Sovereign wealth fund negara Arab untuk akuisisi NBL melalui penyediaan jaminan resiko jangka panjang. Ya otomatis kita jadi S/A atau special assignee dari investor. “ Kata Florence tersenyum


“ Jadi Yuan Holding yang keluarkan jaminan? Tanya Florence berkerut kening. Menurut logikanya, jaminan juga adalah uang. Harus tercatat dalam neraca.


“ Secara sederhana ya begitu. Tapi sebenarnya penjamin adalah Pihak lembaga keuangan. Mereka  mau memberikan jaminan resiko karena mengakui reputasi kita sebagai pengelola supply chain global. Arab juga aman menempatkan dana SWF pada NBL karena dapat financial guarantee dari lembaga keuangan. Nah NBL itu sendiri akan memperkuat jaringan supply chain yang sudah ada pada Yuan. Semakin luas jaringan semakin kokoh pengendalian resource dan market” Kata Wenny. 


“ Ok, saya focus kepada Wenny. Ini saatnya saya bicara bisnis dengan Wenny. Florence tahu diri. Dia menyimak saja. Rencana usai meeting kami langsung pulang ke Jakarta.


“ Wen, kamu paham tentang Circular Economy dan Sustainability untuk Industri Kimia. “ Tanya saya mengawali meeting.


“ Ya paham. Itu mendorong penerapan metode produksi close-the-loop untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, memodifikasi proses kimia, dan meningkatkan umur produk dan material. Itu bagian dari Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan itu,  14 di antaranya menyerukan penerapan konsep dan pola Green Chemical yang tepat. “


“ Artinya, peran kimia dalam peralihan menuju model yang lebih berkelanjutan sangat penting, ya “ Kata saya.


“ Tentu. Itu sebagai dasar untuk produk baru yang terbuat dari bahan baku terbarukan dan dirancang untuk digunakan kembali, didaur ulang, atau dipulihkan dengan persyaratan energi minimum. Kata Wenny.


“ Ok. Good. “ Saya tersenyum puas. Artinya engga perlu briefing lagi soal product knowledge. “ Wen,  Ahmed mitra kita di NBL punya saham di Industri Petrokimia di China. Kamu tawarkan kerjasama dengan dia untuk bangun pabrik metanol dari limbah Petrokimia nya. Proyek ini akan menjadi yang pertama di dunia. Menggunakan proses Carbon Capture Utilization di tingkat industri. Mengubah emisi karbon dioksida dari operasi Petrokimia, bersama dengan biogas dan hidrogen terbarukan untuk menciptakan metanol yang berkelanjutan. “ Kata saya.


“ OK. Tapi B..” kata Wenny dengan jidat berkerut. “ Industri ini memerlukan banyak disiplin ilmu dan keahlian bidang organic chemistry, catalysis, biocatalysis, polymer chemistry, analytical chemistry. Ini berkaitan erat dengan fermentation technology, molecular biology, biomass pretreatment technology, separation technology and process modelling” 


“ Ya paham saya. Itu sebabnya kamu harus akuisisi perusahaan yang punya tekhnologi itu. “ Kata saya seraya mengirim file dokumen via smartphone ke email Wenny. “ Baca itu “ Kata saya. Wenny buka smartphone nya. Dia membaca dokumen itu dengan seksama. 


“ B, seru Wenny “ Bagaimana akuisisi perusahaan ini? Tanya wenny setelah baca file yang saya kirim.


“ Perusahaan itu tahun lalu diakuissi oleh holding company Petrokimia. Tapi tahun ini Holding Company itu, menghadapi masalah financial. Salah satu unit business yang mau mereka lepas adalah bisnis yang kembangkan tekhnologi Carbon Capture Utilization. Bulan lalu saya udah tugaskan George di London untuk nego dengan holding company tersebut. Mereka sudah setuju melepas 100% saham. Hubungi George di London. Dia akan jadi team kamu untuk proyek ini.” 


“ Wah…” seru Wenny. “ Project ini akan mengganti semua metanol fosil sebagai bahan baku produk kimia dengan metanol berkelanjutan. Menggunakan CO2 sebagai bahan baku dalam proses Carbon Capture & Utilization  yang dikombinasikan dengan gasifikasi biometana dan aliran residu, terintegrasi dengan unit elektrolisis skala dunia menggunakan air limbah yang dimurnikan dan listrik terbarukan. Kalau proyek ini sukses, kita akan kembangkan bisnis model, yaitu bisnis jasa pengolahan limbah industri untuk menghasilkan produk kimia yang ramah lingkungan ” Lanjut Wenny. 


 “ Dananya darimana ? tanya wenny.


“ Tahap awal kamu pakai skema green bank. Setelah itu kita exit lewat GCFund. Saya udah dapat allocated fund dari BBG sebesar USD 500 juta. Kalau kurang saya bisa minta tambah. Paham ya. Kerjakan dengan baik” 


“ Siap B “ Kata weeny tersenyum cerah. 


" Maaf." seru Florence. " Boleh tanya ?


Saya mengangguk. 


" Bagaimana dengan bisnis DME atau Dimethyl Ether dari batubara ? Tanya Florence.


“ Secara bisnis tidak layak. “ Kata saya tersenyum. Sulit jelaskan ke Florence. Karena tekhnis sekali.


“ Mengapa ? Tanya FLorence. 


Saya milirik ke Wenny. Agar dia jelaskan.

“ Karena harga batu bara  yang mahal. Dan lagi untuk tekhnologi teknologi Carbon Capture and Storage  menangkap karbon investasinya sangat mahal. Kalau negara kerjakan sih Ok. Tetapi ini juga beresiko dalam jangka panjang. Karena negara harus terus subsidi. Maklum biaya produksnya jauh lebih mahal daripada LPG. Makanya lebih feasible gunakan limbah petrokimia. Jelas sangat murah daripada batubara.” Kata Wenny.


“ Ya udah. Saya harus kembali ke Jakarta. Karena saya tidak pamit ke istri ke luar negeri. Saya harus pulang hari. “ Kata saya berdiri  dan berlalu diikuti oleh Florence dan Wenny " Kamu langsung pulang ke Hong kong ? tanya saya ke Wenny.

" Engga. Besok sore pulang. Paginya mau rapat dengan direksi NBL" Kata Wenny. Wenny antar saya sampai lobi.


***


“ Jadi sebenarnya bisnis lue memang berbasis kepada kontrol komoditi dan service. Tidak saling mematikan pesaing tetapi mendorong terjadinya sinergi untuk terjadinya sustainable growth bersama sama” Kata Florence saat kami di dalam pesawat menuju Jakarta. 


“ Ya kira kita begitu. Itulah international holding company. Kerjanya memang begitu. Bukan berbisnis ala konglomerat yang hegemoni dari hulu ke hilir." Kata saya.


 " Mengapa negara tidak terapkan itu pada BUMN ?


“ Di China dan Singapore mereka sudah terapkan itu pada BUMN.  BUMN tidak lagi hanya pelaksana PSO, tetapi bertugas mengembangkan business model dengan paradigm baru. Mereka jadi agent of developtment untuk melaksanakan 17 program dari Sustainable Development Goals yang dicanangkan PBB. Indonesia harusnya bisa juga BUMN seperti itu."


" Mungkinkah  BUMN kita bisa seperti itu?


" Kita itu negara kaya akan SDA. Kata saya dan diam termenung " Apapun kita punya. Itu rahmat Allah. Kita punya populasi besar. Demographi kita sebagian besar kaum muda. Kaum produktif.  Tapi sejak era Soeharto, kita belum mampu melakukan transformasi ekonomi dari cara tradisional, jual SDA doang ke cara modern berbasis industri.  " Kata saya kemudian..


" Apa pasal.? Florence berkerut kening.


"Saya akan jelaskan secara sederhana. Indonesia itu kultur nya memang masyarakatnya terikat dengan hubungan patron dan clients. itu sudah terbentuk sejak sebelum kita merdeka. Ukuran kita bukan pemerintah atau penguasa, tetapi tokoh  atau patron yang terdekat dengan kita. Ya kalau bahasa pedagang sempak namanya feodalisme.  Makanya walau 350 tahun kita katanya dijajah Belanda, kita biasa saja. Itu karena hubungan yang sangat dekat,  ibarat lepet, daun dengan pisang,  antara patron dan rakyat (clients). Dan kita memilih merdeka, bukan karena kehendak rakyat. Tetapi kehendak Patron. Perang rakyat semesta itu karena adanya fatwa ulama ( Patron agama), yang bisa bersinergi dengan semua golongan dan agama.


Ketika merdeka, pendekatan pembangunan itu lepas dari ikatan Patron-clients. Yang terjadi adalah patron dengan penguasa.   Pemodal mempengarui patron untuk dapatkan konsesi politik kekuasaan.  Padahal design bapak pendiri bangsa ini. Engga begitu. Dalam UUD 45 ada pasal 33 udah dijelaskan bahwa ekonomi kita kerakyat. Negara tidak memilik sumber daya, tetapi menguasai. Menguasai berarti mengatur distribusi sumber daya. Mengatur ini bukan bagi bagi kaveling ekonomi, tetapi bagaimana menciptakan indonesia incorporate yang mampu meleverage SDA dan pasar domestik menjagi magnit bagi modal dan tekhnologi.


Ada tiga cluster ekonomi. Yaitu, BUMN, SWASTA dan Koperasi. BUMN itu berfungsi sebagai agent of development. Ia menjadi katalisator, dinamisator, inovator antar cluster swasta dan Koperasi. Bukan predator. Artinya BUMN melaksanakan design pembangunan patron-clients dengan tujuan mengoptimalkan sumber daya yang dikuasai negara untuk tujuan nation intereset. Soal untung rugi, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah menjadi patron bagi swasta dan Koperasi. Ya pemerintah harus lead sebagai top Patron secara nasional.


Contoh, BUMN punya pusat logistik untuk Pangan ( PT. BULOG) dan BBM ( Pertamina.). Keberadaan BULOG dan Pertamina itu ada pada kekuatan logistiknya yang menjangkau seluruh Indonesia dengan penguasaan pasar lebih besar dari Eropa Barat, atau lebih besar dari ASEAN. Bayangkan, kalau kekuatan pasar domestik ini dikelola dengan baik, tidak sulit membangun industri down stream Crude oil dan Gas secara luas sampai ke petrokimia level 36. Tidak sulit membangun agro industri berkelas dunia. Pasar ada kok. "


" Dari mana uang bangunnya. Darimana tekhnologinya ? 


" Duh sayang, modal dan tekhnologi akan follow market. Dimanapun begitu. " Kata saya tersenyum." Hidup itu harus cerdas."


" Tetapi apa yang terjadi?  Kata Florence. " Bulog jadi pedagang beras, Pertamina jadi pedagang minyak. Jadilah kita importir pangan dan BBM. Kan bego. Nguntungi asing. " Lanjutnya.


" Nah, kalau BUMN direstruktur sesuai dengan keunggulan komparatif kita, saya yakin transformasi ekonomi akan terjadi dengan cepat dan mudah. Tapi itu tidak diinginkan oleh Patron yang sudah terlanjur seperti dulu mereka bersenggama dengan kolonial. " Kata saya. Florence termenung.


" Ya, “ lanjut saya. Florence menoleh kesaya. “ BUMN yang ada sekarang harus direstruktur ulang dalam satu platform yang bertumpu kepada keunggulan SDA, demographi, lingkungan strategis. Nah sumber daya yang kita miliki itu bisa  menjadi magnit besar menarik sumber daya financial, tekhnologi. Sehingga terbentuk sinergi berkelas dunia. Dengan itu, tujuan sustainable growth bisa tercapai. Walau platform nya terkesan state of capitalism tetapi visinya adalah humanitarian of capitalism. Sepertinya pemerintah tidak punya visi yang konkrit seperti itu. Orientasi BUMN sekarang lebih pragmatis. Ukurannya laba, bukan optimal sumber daya dan daya saing. Aset BUMN kita terbesar di ASEAN tapi value terendah di ASEAN." kata saya dan Florence berwajah sedih. 

Kekuasaan ala Machiavelli

Kami duduk berhadap-hadapan di ruangan sebelum boarding pesawat. Sepertinya aku kenal. Ya pasti kenal. Betapa tidak. Diam diam aku suka dia....