Sunday, May 25, 2025

10 tahun ditipu hilirisasi

 



Bagaimanapun peluang baterai kendaraan listrik yang menggunakan nikel sebagai bahan utama katoda masih cerah. Permintaan tinggi terutama untuk kendaraan listrik kelas atas seperti  Mercedes, BMW, Lucid, Rivian, hingga Tesla Model S/X. Di segment market ini baterai LFP atau Lithium Ferro Phosphate tidak bisa bersaing. Karena alasan high quality yang tentu high price. Demikian materi presentasi investasi yang saya hadiri bersama Florence di Perusahaan Asset Management. 


Selama presentasi di hadapan beberapa undangan, Maneger investasi berusaha menanamkan keyakinan bahwa peluang investasi pada sector hilir nikle masih cerah, terutama diversifikasi pada industry bahan material bateray seperti MHP atau Mixed Hydroxide Precipitate, NS atau Nikel Sulfat, dan PCM atau Precursor Cathoda Material. Nilai tambahnya juga sangat tinggi. Misal MHP sekarang harganya perton USD 10,000. Selama presentasi itu saya hanya diam menyimak.


Usai menghadiri presentasi. Saya ajak Florence mampir ke café untuk ngopi “ Mengapa kamu tidak antusias mendengar presentasi tadi ? tanya Florence.


“ Market untuk baterai jenis Nickel Mangan Cobalt tidak besar. Karena hanya untuk kendaraan mewah. Dan lagi untuk bisa deal dengan produsen kendaraan premium ketat sekali syaratnya. Mereka harus pastikan proses produksi baterai patuh kepada ESG. Itu engga mudah bisa comply. Apalagi di negara kita dimana tidak begitu concern dengan kerusakan lingkungan pada penambangan nikel dan smelting. “ kata saya.


“ Bagaimana dengan baterai LFP ? Tanya Florence.


“ LFP itu mengakibatkan game changer pada industry otomatif. Tadinya EV itu dianggap tidak marketable karena harga baterai yang sangat mahal. Makanya terpaksa banyak negara mendukungnya lewat subsidi  yang besar agar terjangkau bagi konsumen dan energi ramah lingkungan bisa di promote. Jelas tidak sustain. Nah LFP membuat baterai jadi murah. Kini 70% produksi global baterai LFP untuk EV ada di China termasuk  untuk Drone”


“ Gimana hitungan murah nya ? tanya Florence.


“Biaya produksi 1 baterai LFP sebesar 65% dari harga jualnya. Size nya beragam. Tergantung besaran energi KWH dan daya jarak tempuh kendaraan EV. Misal, Wuling itu baterainya kan 17 KWH untuk jarak tempuh 200KM, ya harga pasar baterai sekitar Rp. 26 juta. Biaya produksi baterai sekitar Rp. 16 juta. Gross Margin hanya 60%. Beda dengan bateri nikel yang marginnya tiga kali lipat.  “ 


“ Wah, pantas harga EV jadi marketable untuk mass production. Begitu juga dengan drone” Aling bengong. “ Pantas juga kamu tidak tertarik mendengar presentasi tadi.” Sambung Florence.


“ Saya pedagang. Walau saya berbisnis dengan mindset industry namun hitungan dagang tetap jadi sandaran utama. Karena pada akhirnya semua Capex dan opex harus ada return. Dan return itu ya dari market. Kalau market engga secure ya onani namanya.“ kata saya tersenyum.


  Artinya program hilirisasi era Jokowi itu salah. Mengapa ?


“ Saat kita mencanangkan hilirisasi nikel, itu tidak berbasis Riset konferehensif. Jadi kita tidak punya road map jangka Panjang terhadap sumber daya nikel yang kita punya. Makanya kita terkejut ketika ditemukannya baterai LFP sebagai subsititusi NMC. Padahal riset LFP itu di China sudah berlangsung sejak tahun 2001. Progress riset itu setiap tahun dilaporkan. Artinya kehadiran LFP itu bukan dadakan. Seharusnya kan kehadiran LFP itu diantisipasi dengan menerapkan quota agar produksi smelter dibatasi. Apalagi produk Nickel Pig Iron, Ferronickel, Stainless steel. Yang ongkos produksinya tinggi dan polutan. 


Ini malah pemerintah membiarkan pasokan nikel berlebih dengan membuka seluas luasnya izin smelter.  Akibatnya terjadi kelebihan pasokan. Harga Nickel Pig Iron, Ferronickel, Stainless steel jatuh di pasar dunia. Margin udah rendah banget. Engga feasible lagi untuk mencover capex dan opex. Mau dijual ke pabrik baterai? Nickel Pig Iron, Ferronickel kurang applicable untuk industry EV. “ kata saya tersenyum.


“ Duh, terus gimana dengan investasi hilirisasi nikel yang sudah berlangsung sekian tahun belakangan ini? Sunset ? tanya Florence.


“ Yang pasti sekarang kapasitas produksi smelter sudah drop dibawah 40%. Bahkan ada yang nyaris  bangkrut seperti PT Gunbuster Nickel Industry di Morowali Utara. Mungkin kalau 50% dari total smelter yang ada bangkrut. Harga akan normal kembali. Namun demand tidak akan sebesar sebelumnya. “ 


Florence terdiam. Saya seruput kopi. 


“Yang menyedihkan adalah sebagian besar smelter itu dibangun dengan skema inkind loan. Lender LN memberikan loan kepada projet sponsor dalam bentuk proyek jadi, yang pembangunannya dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor yang ditunjuk lender. Semua hasil produks di offtake oleh lender sebagai bentuk pelunasan hutang. Jadi praktis semua DHE tidak kembali ke dalam negeri. Sementara pajak juga tidak significant pemerintah dapat. Karena adanya tax holiday “ Kata Florence  dengan raut sedih dan prihatin.


“ Kalau dihitung hitung. Sejak beroperasi, dua tahu lalu investasi smelter udah return semua. Jadi investor asing engga ada  resiko. Belum lagi investor asing  masih dapat cash lewat exit strategy dengan jual saham Smelter ke BUMN dan Swasta. Lucunya lagi aksi korporat beli asset smelter itu lewat kredit bank dan IPO. Kan boncos. “  Kata saya tersenyum


“ Ya amsiong dah. Tolol banget ya kita.” Kata Florence dengan wajah geram.” Belum lagi kerusakan lingkungan yagn ditimbulkan. Kalau dihitung kerusakan lingkungan engga sebanding dengan value yang kita dapat. “  


Saya senyum aja.


“ Bisa certitakan tentang Xiang Guangda. “ Pinta Florence.


“ Kenapa kepoan amat “ Kata saya tersenyum.


“ Ya penasasaran aja. Tsingshan kan salah satun Smelter nikel di kawasan industri Morowali yang membentang seluas 2.000 hektare dengan 44.000 pekerja. Dilengkapi bandara, pembangkit listrik dan pelabuhan.” Kata Florence.


“ Xiang Guangda dikenal Raja Nikel dan Big Shot. Dia Merintis karier awal sebagai mekanik di perusahaan perikanan negara. Kemudian dia keluar untuk wirausaha bidang pertambangan. Kerja keras dan kecerdikannya membuat dia menjadi raksasa. Untuk menjaga harga nikel tidak jatuh dimasa depan, Guangda deal dengan Glencore untuk trasaksi short di market. Berapapun volume, orang percaya kepada Guangda. Karena dia raja nikel dunia. “ kata saya.


“ Gimana teknis nya? 


“ Guagda pinjam nikel katakanlah 100.000 ton dengan harga $25,000/ton dari Glencore. Seperti biasanya kalau harga turun, katakanlah USD 15,000. Dia akan beli nikel itu dipasar sebesar 100.000 dan mengembalikan nikel itu kepada Glencore. Dia bisa untung USD 10,000/ ton. Hitung aja berapa profitnya kalau dikalikan volume 100,000 ton. Yang jadi masalah, Guangda apes. Perang rusia ukrania membuat harga nikel melambung sampai USD 100,000. Itu artinya kerugian 400 persen.


Sesuai kontrak, Glencore tagih kepada Guanda sebesar USD 10 miliar. Guangda engga ada duit. Dia terpaksa lepas sahamnya yang ada Tsingshan holding kepada Baowu Steel Group untuk bayar utang. Glencore dapat cuan USD 10 miliar ( 150 triliun rupiah)  dengan modal premi hanya 2,5 dollar/ton. “ Kata saya.


“ Itu kutukan dari Tuhan. Karena Guangda kaya mendadak dari smelter nya di Indonesia yang cost nya sangat rendah dibandingkan negara manapun. Sementara dia pesta dari tingginya harga nikel di pasar dunia.  Dia pecundangi pemerintah Indonesia, dan setelah kaya dia dipencundangi market “ kata Florence geram.


“ Glencore itu siapa ? tanya Florence.


“ Pemain hedge fund dalam perdagangan komoditas. HQ nya  di Baar, Swiss. Glencore menempati peringkat ke-415 di Forbes Global 2000 pada tahun 2021. “ kata saya. “ Memang pemain hedge fund itu mencari target orang yang mudah dapat kekayaan dan mindset kampungan. “ sambung saya.


“ Ya uang  jin dimakan setan” Kata Florence geram.


Mengapa ini semua terjadi?  Karena elite politik dan pejabat kita umumnya lack vision. Mereka hanya bekerja dengan mindset survival selama 5 tahun kekuasaan. Gimana cari duit sebanyak banyak untuk pribadi dan golongan. Bagaimana mendapatkan income untuk APBN agar bisa bayar utang. Mereka engga punya mindset growth.




4 comments:

Anonymous said...

Sebaiknya saya dagang apa ini pak?

Anonymous said...

Cakep babo

Anonymous said...

Babo pasti juga untung... keren babo, midset ini akan aku tiru, petarung dan rendah hati

Anonymous said...

Ujung2 kita hanya kebagian boncosnya saja, selalu berakhir dgn bad story utk Negara, gara2 pejabat bermental korup dan egois

Ojol dan Exploitasi lewat skema

  Kadang dalam hidup kita perlu barang sejenak untuk menjauh dari keramaian. Namun tidak jauh dari keluarga besar. Begitu juga dengan saya. ...