Sunday, January 28, 2024

Anak berbakti



 



Tahun 1995


Hari telah mulai gelap. Murni melangkahkan kakinya menyusuri lorong kampung kearah rumah kontrakannya. Tentu tadi siang dia baru menerima gaji mingguan hingga ada uang sedikit lebih untuk membeli makanan kesukaan suaminya.


“ Mas , Ini aku belikan pecel lele kesukaan Mas. “ kata Murni kepada suaminya yang sedang tiduran di sofa butut. Suaminya menatap sinis kearahnya.  “ Aku tidak mau makan! Kamu saja yang makan. “ Teriak suaminya dengan suara menggelegar. Murni terkejut. Belum usai keterkejutannya, suaminya melempar makanan itu kearah mukanya. Bungkusan nasi itu tumpah bertaburan dilantai dan sebagian sambalnya mengenai tubuhnya.


” Ada apa , Mas. ? Murni terkejut dan takut. Dia berusaha menahan tangis ketika airmata seketika hendak jatuh


” Ah , jangan tanya. Mana upah  mingguan kamu. ” Bentak suaminya. Tanpa memperdulikan Murni yang masih terkejut dengan tumpahan Nasi dilantai, suaminya dengan cepat merampas dompet ditangannya. Namun Murni berusaha menahan dompetnya dari hentakan tangan suaminya. 


” Tolong Mas, Jangan ambil uang ini. Kita butuh makan. Aku sudah tidak bisa lagi berhutang di warung.” Kata Murni dengan memelas. Wajahnya yang memelas itu bukannya membuat suaminya luluh malah yang datang tamparan” Pang...” tepat diwajahnya. Terasa asin mulutnya. Murni tahu bahwa itu darah.  Tangan suaminya dengan keras memelintir tangannya untuk merampas dompet. Dengan mudah dompet itu berpindah tangan. 


Suaminya mendorongnya hingga dia jatuh telentang di lantai. Dia lihat suaminya berusaha menarik tubuhnya kembali untuk memukulnya. Murni menutup wajahnya sambil berkata terbata bata ” Mas. Tolong jangan sakiti aku. Sudah, sudah, Ambil lah uang itu. ” katanya memelas berusaha menyentuh dua kaki suaminya berlutut. 


” Makanya jangan sok jago kamu. Berani melawan ya. ” Kembali suaminya bersuara lantang. Murni hanya terdiam sambil terduduk memagut kedua lututnya di pojok ruangan. Dia tak berani menatap wajah suaminya. Dia merasa takut dan sakit. Walau ini acap dilakukan oleh suaminya namun rasa sakit dan takut selalu hadit ketika suaminya marah. Jantungnya berdetak kencang. 


Apalagi ketika suaminya kembali menghampirinya dengan menarik rambutnya. Murni terdongak keatas. Nampak wajah suaminya sangat dekat dengan wajahnya ” Aku hanya ingin kamu mau turut apa kataku. Kita akan hidup lebih senang kalau kamu mau nurut. Bukan hanya uang mingguan yang tak lebih seharga sebetol minuman keras untuk ku. Paham“ Kata suaminya. “ Dan lagi jangan sok moralis. Toh kamu kan sebelum ketemu aku memang pelacur. Sekarang aku jadi mucikari kamu. Kita nikmati uang itu untuk hidup keluarga kita.” Sambung suaminya dengan nada sinis.


Murni hanya diam. Pedih rasanya dipukul dan terlalu pedih bila sudah sampai pada kehendak suaminya agar dia menjual dirinya untuk uang. Murni ikhlas bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan makan tapi tak pernah siap untuk menjual dirinya lagi. “ Mas…aku cinta Mas…” Murni memelas dan berharap suaminya kembali mengerti perasaannya.


“ CInta..cinta…aku tidak mengerti apa itu cinta. Aku hanya ngerti bagaimana hidup kita senang tanpa kerja keras. …” jawab suaminya sambil melotot. Ini membuat Murni kembali terpukul. Begitukah harga cintanya dihadapan suaminya. Memang dia pelacur dimasa lalunya. Apakah tidak ada hak untuk bertobat dan menikmati kebahagian dicintai dengan tulus? Kehidupan seperti ini telah berlangsung bertahun tahun. Bentak, marah dan akhirnya memukul adalah keseharian yang dia terima dari suaminya. Padahal Pria yang dulu begitu diharapnya sebagai suami untuk melindunginya


Seperti biasa setelah puas marah , suaminya pergi keluar dengan uang mingguan dari hasil kerja keras Murni. Tentu suaminya baru akan pulang setelah dini hari dalam keadaan mabuk. Murni hanya dapat memandang pergian suaminya. Dia hopeless. Cukup sudah. Sabar ada batas nya.


Dia pandang balitanya yang lelap tertidur. Gadis mungil itu akan bernasip sama dengan dirinya kalau tetap bersama suaminya. Mungkin Tuhan tidak menerima tobatku, tetapi aku tidak akan membiarkan putriku jadi korban kelemahan dan kebodohanku. Kata Murni dalam hati. Dia ambil baju Balitanya dan dia masukan ke dalam tas. Bajunya hanya dua setel dan pakaian dalam. Semua dia masukan kedalam tas.  Diapun pergi menembus malam pekat bersama balitanya. Dengan uang tersisa di dompetnya sebesar Rp. 5000. “ Aku tidak dendam kepada suamiku dan juga tidak akan mengeluhkan ketidak adilan terhadap takdirku. AKu hanya ingin pergi saja.” Tekad Murni.


***

Murni  lahir yatim dan setelah Balita ibunya pergi entah kemana. Sampai akhirnya dia dijual ke rumah pelacuran. Dia tidak tahu kemana akan pergi. Yang penting pergi saja. Dia setop Mikrolet tujuan Tanah Abang -Kota. Dia turun dari kendaraan depan stasiun kota. Saat itu jam 10 malam. Dia duduk pinggir jalan seraya gendong Balitanya. Dia dekap balita itu dengan segenap cintanya. “ Tuhan hukumlah aku, tetapi jangan hukum anakku. Aku siap menderita walau sampai ke neraka. Aku ikhlas, tetapi beri kesempatan kepada putriku untuk hidup lebih baik” Doa Murni. Hujan di bulan oktober turun rintik rintik. Dia berjalan kearah halte BNI.


Hujan semakin deras. Halte itu tidak cukup untuk mereka berteduh. Balitanya mulai terjaga. Menangis dalam basah kuyup. Mungkin lapar. Murni berusaha membujuk putrinya. Akhirnya bisa diam dalam pelukannya. Ada kendaraan berhenti depan halte itu.  Seorang pria  keluar dari kendaraan. Mendekatinya. “ Ibu mau kemana ? tanya pemuda itu.


Murni hanya menggeleng gelengkan kepala.


“ Ini sudah jam 11 malam. Tidak ada lagi angkot, Kereta juga sudah tidak ada. “ kata pria itu. 


“ Saya tidak tahu harus kemana. Saya pergi dari rumah. “ kata Murni menangis. 


Pria itu tertegun.  Kemudian nampak berpikir. “ Bu, ikut saya aja. “ Pria itu menawarkan diri. Murni tetap menunduk. 


“ Ibu untuk sementara tinggal di rumah singgah di Rawa Mangun. Mau ? kata pria itu. Murni menatap dengan seksama pria itu. Tubuh pria basah karena hujan. Dia melirik ke dalam kendaraan sedan yang berhenti. “ Itu supir saya. “ kata pria itu. Mau ikut ya” Pria itu kembali menawarkan diri. Murni mengangguk. Dia memilih duduk di depan. Menolak halus ketika dibukakan pintu belakang kendaraan. 


Walau malam sudah mendekati dini hari. Namun jalanan jakarta masih macet. Apalagi hujan deras. Murni diam saja. Pria itu juga tidak bertanya lagi. Namun Murni mendengar pria itu bicara lewat telp genggamnya. Pasti pria itu kaya. Punya kendaraan bagus dan hape. Pikirnya. “ Siapkan kamar untuk tamu baru. “ Kata pria itu bicara lewat telpnya “ Dia datang bersama putrinya. Siapkan saja” .


Sampai di rumah. Ada wanita berpayung membukakan pintu pagar. Rumah itu cukup mewah dan berada di daerah elite. “ Ini rumah singgah yang saya maksud.” Kata pria itu saat menuntun Murni masuk ke dalam rumah. Wanita itu mengambil balita dalam pelukan Murni. “ Ibu, duduk aja dulu di ruang tamu.Saya bereskan dulu tempat tidur. Putri ibu bisa tidur duluan di kamar” Kata Wanita. Murni menunduk ketika duduk di ruang tamu yang luas. “ Itu tadi Dina. Dia salah satu penghuni rumah singgah ini” Kata Pria itu. Ketika  pria itu bertanya ihwal kepergian Murni dari rumah. Ceritapun mengalir begitu saja. Dia tidak curhat tetapi berusaha jujur kepada orang yang tulus membantunya. 


1996


Murni tidak lagi bekerja di pabrik. Kawatir suaminya mencarinya. Berkat bantuan pria itu, Murni bisa kerja di percetakan. Sementara dia tetap tinggal di rumah singgah. Berselang satu tahun. Murni dapat jodoh di tempat kerjanya. Dia memutuskan menikah untuk sebuah kesempatan kedua. Walau pernikahan pertama dia tidak ada surat nikah. Namun pernikahan kedua ini dia menikah resmi di KUA. Puja puji Tuhan. Pria pemilik rumah singgah itu melalui Dina memberinya uang sebagai kado. uang itu dia belikan mesin jahit untuk membantu biaya hidupnya.Maklum suaminya hanya buruh kasar. 


Tidak lebih 1 tahun, setelah pernikahan itu. Murni kembali ke rumah singgah. “ Suamiku meninggal karena kecelakaan motor di jalan. Saya tidak ada uang lagi untuk bayar sewa rumah. “ katanya. Dina atas izin pemilik rumah singgah berela hati menerimanya. Satu waktu Murni berniat kerja di Batam. Namun dia tidak bisa membawa putrinya.  Dia berjanji kalau kerjanya mapan dia akan jemput putrinya. Pemilik rumah singgah menyanggupi menjaga putrinya. 


“ Sasa mau ikut mama…ma ma ma ma” teriak putrinya saat Murni akan melangkah keluar rumah.

 

“ Mama Sasa mau kerja. Nanti Sasa dijemput mama ya. “ Kata Dina berusaha membujuk. Sasa terus memberontak  dan teriak memanggil mamanya. Murni berurai air mata. Namun dia tidak punya pilihan. Terus melangkah pergi.


Setelah itu Murni tidak pernah datang lagi ke rumah singgah. Tidak juga ada berita. Surat dan telp tidak ada. Berlalunya waktu, Dina dapat jodoh di tempat kerjanya. Dia keluar dari rumah singgah. Namun dia berela hati membawa Sasa ikut bersamanya ke kalimantan. Kebetulan suaminya setuju.


Tahun 2014.


What a life. Tidak ada yang datang kebetulan kecuali atas kehendak Tuhan. Di cafe di kawasan Jakarta pusat. Pria remaja dan wanita muda duduk di ruang smooking “Dik, Mbak ada tabungan untuk kamu masuk PTN.” kata sang wanita

“ Jangan mbak, Itu uang mbak untuk menikah nanti.” kata Pria remaja itu. Menolak halus. 

“ Bimo biar kerja aja dulu setahun. Nanti kalau ada uang Bimo bisa kuliah.” kata pria itu berusaha bijak.

“ Engga bisa.” Kata wanita itu mengibaskan tangan. “ Kamu harus kuliah. Engga usah pikirkan Mbak. “ Kata Wanita itu. 

“ Kita miskin mbak. “ kata anak muda itu” Aku tahu diri. Biarlah aku kerja aja dulu.”

“ Dengar engga. Kamu harus tetap kuliah. Jangan patah semangat.” kata Wanita itu. 

Pria yang ada duduk disebelah table mereka bertanya “ Dari mana asalnya “ tanya kepada remaja itu.

“ Kalimantan. Tetapi kedua orang tua asal jawa”

“ Oh gitu. Om punya kenalan di kalimantan. Perempuan “

“ Siapa Om “ tanya wanita muda.

“ Dina “ 

“ Dina Priastuti. istrinya pak Drajad? kata pria remaja.

“ Suamiya tidak tahu pasti namanya. Tapi nama Dina itu tepat sekali.

“ Jadi om kenal dengan mama saya” Kata wanita muda itu. Pria itu mengangguk.

 “ OM kenal engga sama saya? sergah wanita muda itu.

“ Kamu kan Sasa ya.”Kata pria itu setelah berusaha mengingat ngingat.

Entah mengapa wanita muda itu segera berdiri menyalami pria itu. “ Om Ale kan.” kata wanita itu. “ mama sering cerita tentang Om. Setiap doa, nama Om selalu disebut.” kata Wanita muda itu lagi.

“Nih telp mama kamu sekarang” Kata pria itu. Tak berapa lama telp tersambung. “ Din, kamu sehat.?

“ Ini Bang Ale kan. “ terdengar suara Dina menahan tangis.

“ Ya Din.

“ Suaranya engga pernah lupa Dina.”

“ Kamu Sehat ?

“ Sehat abang. Sebenarnya Dina ingin telp atau kirim surat  tetapi sejak rumah singgah tutup dan Hape abang sudah ganti, Dina sulit untuk komunikasi. Maafin Dina bang”

“ Ya udah. Salam untuk suami kamu.”

“ Ya bang” 

“ Oh ya soal Bimo itu biar nanti Yuni urus untuk beasiswa dia.”

“ Abang terimakasih. Selalu Dina merepotkan abang.” Terdengar suara Dina terisak menahan tangis.


Pria itu tatap Sasa dengan tatapan teduh. Terbayang dulu saat Sasa balita kehujanan di halte dan masuk ke dalam kendaraan pria itu dalam keadaan basah. Setidaknya Sasa dibawah lindungan Tuhan bersama keluarga yang baik. Sasa tumbuh menjadi anak yang tahu berterimakasih dan berbakti, walau dia bukan anak kandung Dina. Dina juga hebat mau merawat dan membesarkan anak yang malang..


“Kamu kerja dimana Sa? tanya pria itu

“Sasa jadi perawat di Rumah sakit.”

Pria itu rentangkan kedua tangannya. Sasa menghambur dalam pelukan pria itu “ Jaga diri kamu baik baik ya sayang” Kata Pria itu

“ Sasa akan terus cari mama. Dalam doa selalu mama Sasa sebut. “ Kata Sasa. Pria itu belai kepala Sasa dengan segenap cinta kasih. Semoga Murni dimanapun berada bisa damai dengan hidupnya dan dibukakan jalan terang oleh Tuhan menemui putrinya.

Saturday, January 27, 2024

Dunia persepsi

 




Saya menanti Elena di Ritz London, hotel. The Ritz London menghadap ke Green Park. Bangunan Neoklasik menawarkan standar kemewahan tertinggi kaum bangsawan eropa, masakan Inggris yang lezat, dan teh sore klasik. Kamar tidur nya menggabungkan arsitektur kuno dan perabotan antik dengan fasilitas modern. Didekorasi dengan warna-warna hangat. semua kamar memiliki langit-langit tinggi, perapian berornamen, dan lampu gantung. Kamar mandi elegan dengan perlengkapan mandi desainer terkemuka. 


Hanya 5 menit sebelum jadwal dia sudah ada di Ritz Restauran berbintang Michelin menghadap ke taman. Elena datang dengan kemeja putih itu, ditambah syal merah muda melingkar di leher, dan rok panjang ala gadis Eropa pada umumnya. Dia tersenyum menyapa hangat saya. Saat itu winter time di januari 2009. Kali pertama saya mengenalnya di ruang seminar di London. Saat itu sahabat saya dari Black Rock tawarkan program seminar Ekosistem bisnis. Dan berlanjut lewat skype., menjalin cerita yang hampir membosankan jika dituliskan di majalah-majalah anak muda.


“ Apa yang menarik itu” Tanya saya saat usai bicara ngalor ngidul seraya menghabiskan santapan mahal. Saya tidak akan datang jauh jauh hanya sekedar menatap dan menikmati makan siang dengan wanita cantik. Gadis Shanghai banyak yang lebih cantik. 


“ Sebagaimana paper yang saya kirim via email ke kamu. “ Dia mulai menampakan sikap serius “ Perangkat lunak itu dirancang untuk menganalisis data tidak terstruktur dalam jumlah besar, seperti informasi yang terkandung dalam email, dokumen, dan pesan instan, yang secara fundamental berbeda dari data yang disajikan dalam format terstruktur seperti baris dan kolom pada spreadsheet. Software ini dirancanng bersama sama dengan peneliti di Universitas Cambridge. Data ini sangat berguna bagi perusahaan untuk memperkuat hasil riset bisnis dan menentukan pilihan kemitraan yang qualified” Lanjutnya.


“ Jadi lebih kepada data pribadi ? tanya saya.


“ Ya termasuk data perusahaan tentunya “ Jawabnya cepat. “ Dengan perangkat lunak ini tidak ada lagi privasi. Bahkan bisa memonitor segala gerak dan komunikasi para CEO termasuk politisi, pejabat pemerintah. “ Lanjutnya. Saya tertegun. Karena dengan adanya software ini akan melengkapi data center untuk mengetahui hide agenda dari top level pemerintah maupun korporat. 


Saya mengangguk. Elena tersenyum. “ Mereka dari Sigmaware sebentar lagi akan datang. Anda akan dapat penjelasan skema bisnis dari mereka“ Kata Elena. “ Kalau begitu kita ketemu di Rivoli Bar aja. “ kata saya. Dia mengangguk. Kami segera pergi ke Rivoli Bar yang ada di Ritz juga. 


Benarlah, tak berapa lama mereka datang. 2 pria dan satu wanita. Usia mereka diatas 40 tahun. Ya sama dengan usia saya saat itu 45 tahun. Sudah melewati usia emas. Dari penjelasan mereka. Saya tahu lebih 50 % data dan retorika adalah asumsi. Mereka sedang membangun persepsi dan membenamkannya dalam benak saya.  Pengalaman bisnis saya terutama dalam hedge fund melatih sensor bisnis saya tajam seperti ular kobra. Dalam keadaan rabun tetap bisa membedakan mana ancaman dan mana  kenyaman.


“ Saya tidak akan membayar mimpi kalian. Tetapi saya siap sama sama bangun value” kata saya cepat. Saya tidak mau buang waktu untuk semua omong kosong. Bangun value yang dimaksud bukanlah uang untuk ongkos operation cost para peneliti dan eksekutif. Tetapi membangun skema agar investor institusi masuk dalam jebakan bisnis. Mereka qualified. Punya titel S3. Rencana bisnis yang visioner. Proposal bisnis yang akademis dengan sederet angka yang rumit. Ah mantap punya, kata orang medan. Benarlahm mereka tersenyum. Sepertinya mereka paham arah pembicaraan saya. “ Itu mengapa kami ingin deal dengan anda. “ Kata salah satu mereka. Saya berjanji akan membahas secara detail keesokannya dengan team mereka


***

Meeting diadakan  di Kantor mereka di Dockland, Loondon. Elena mendampingi saya. Dengan serius saya menyimak presentasi dari team ahli perancang IT. Mereka jabarkan detail requirement investasi Sekali kali mata saya melirik file dokumen tebal di atas meja. Setelah selesai presentasi, team perancang IT keluar. Kami lanjut bahas business plan. 


 “ Software itu tidak ada arti kalau tidak dilengkapi rumah yang kokoh dan canggih. Perlu gateway internet yang secure. Perlu data center berskala terrrabit. Saya lebih memilih strategi investasi lewat akuisisi infrastruktut tersebut. Setelah itu kita bisa hitung value dari software itu untuk kita tawarkan kepada strategic partners yang berkelas dunia” kata saya seraya menyerahkan business plan. Hanya dua lembar. Lengkap dengan skema bisnis. 


“ Jadi target anda akuisisi perusahaan yang ada dalam daftar business plan ini? Kata salah satu mereka menunjuk kepada kertas dua lembar dari saya.


“ Ya. “ jawab saya tegas.


“ Ini luar biasa.” Kata salah satu dari mereka, yang juga CEO. Saya tahu namanya Max. “ Bermimpi saja kami tidak mampu apalagi merealisasikannya. Too good to be true.” Lanjutnya.


“Tidak ada yang too good to be true. Skill dan penetahuan akademis kalian itu tidak bisa dihitung dengan uang. Belum lagi keberanian kalian untuk mengimplementasikannya. Ini langkah visioner yang bisa mengubah lanskap komunitas dari feodal ke egaliterian. Setidaknya sistem demokrasi akan lebih bernilai , terutama dengan adanya software ini akan terjadi process social engineering kepada kehidupan yang lebiih demokratis. “ Kata saya. Entah mereka mengerti atau tidak. Saya sendiri tidak paham apa yang saya katakan. Yang pasti terkesan utopia.Tapi memang hanya itu cara membuat orang akademis melupakan akal sehatnya.


“Dan anda akan siapkan dananya untuk akuisisi itu ?


“ Saya akan siapkan uangnya melalui utang. “ kata saya. “ Dan tugas anda penuhi standar kepatuhan yang berkaitan dengan kajian tekhnologi atas setiap kebutuhan investasi dan akuisisi itu. Sisanya itu urusan saya.."


“ OK “ Kata Max. “ Gimana dealnya ?


“ Saya akan terbitkan produk hedge fund senilai USD 1 miliar lewat mutual fund limited offer. 80% dari face value. Zero coupon. Option buy back 3 tahun 100% face value. Exit pada tahun ketiga lewat pelepasam saham kepada strategic partners. Saya akan ambil bagian sebagai seed capital lewat entity SPVC dengan share option 20% dari harga exit.” 


“ Jadi kami tidak ada kaitannya dengan utang yang anda create lewat produk investasi hedge fund itu. Itu urusan anda ” Kata Max menegaskan. Saya mengangguk “ Yup! Mereka saling pandang. Akhirnya mereka secara aklamasi menyatakan setuju. Mereka menyalami saya.


***

Keesokannya Elena bergabung dengan team saya dari Hong Kong dan yang ada di Swiss. Elena memang profesional lawyer bidang business IT. Skill nya sangat diperlukan untuk melewati process skema bisnis berjalan sempurna. Saya juga membayar konsultan komunikasi business seperti SS yang berkelas dunia. Tugas mereka memberitakan semua aksi Sigmaware lewat bauran media. Sehingga tidak sulit saya meyakinkan investor institusi dalam process fundraising. 


Setahun kemudian saya berhasil menjual produk mutual fund limited offers untuk membiayai program akuisisi yang berkaitan dengan infrastruktur Sigmaware. Setahun berikutnya process akuisisi gateway internet dan data center dilaksanakan untuk rumah bagi software Sigmaware. Tahun ke tiga, Sigmaware melepas saham 60% kepada HP raksasa komputer dari AS senilai USD 11 miliar. Sesuai agrement venture fund,  saya dapat 20% dari USD 11 miliar atau USD 2,2 miliar. Uang itu saya gunakan  untuk exit atau buy back mutuai fund senilai USD 1 miliar. Saya dapat Gross margin sebesar USD 1,2 miliar dalam 3 tahun. Closed File!


2013


”Aku suka senja, apalagi jika melihat burung-burung terbang ke arah barat, seakan-akan rumah mereka adalah senja.” Kata Elena


”Tetapi, aku tidak begitu mengerti senja. Bagiku tak ada sekat antara sore dan malam, antara sisa-sisa cahaya siang dan datangnya potongan-potongan malam.” Kata saya sekenanya. Memang saya berbeda dengan dia yang selalu teliti dan terukur.


”Apa kamu tidak pernah bermain di pantai ketika sore hari? Ketika kamu lihat langit menggaris merah dan beberapa perahu berlayar lurus hanya menyisakan layarnya yang berkibar. Seperti sangat dekat dengan garis dunia itu. Seakan bersandar pada cahaya senja.” Tanya Elena


”Tidak, aku hanya tahu pantai yang panas, dan sore hari aku pulang untuk beristirahat.”


”Jadi, kamu tidak pernah melihat senja?”


”Aku bisa melihatnya dari foto-foto.”


”Foto-foto tidak hidup, semuanya diam, seperti dunia tanpa waktu.”


”Kalau begitu berikan aku video yang merekam senja.”


”Tidak. Aku tidak punya. Aku saja jarang menikmati senja yang utuh. Kadang setahun dua kali, kadang setahun sekali, bahkan sering tidak sama sekali.”


”Lalu, di mana kamu bisa melihat senja yang utuh?”


”Aku hanya melihatnya ketika pulang ke rumah orangtuaku di desa Yorkshire, di London Utara. Di sana ada bukit luas yang jarak pandangnya sampai ke pantai, dan ketika sore tidak akan ada yang menghalangi pemandangan terbenamnya matahari, termasuk senja itu.” Kata Elena.


Kemudian segalanya hening. Senja memang barang langka di kota Blackburn. Gedung-gedung bertingkat dengan lampu merkuri telah mengalahkan sisa cahaya setelah tenggelamnya matahari. Belum lagi lampu kota menyinari jalanan di mana mobil-mobil berkejaran dengan waktu. Orang-orang di sini tak begitu peduli apakah matahari telah tenggelam atau bahkan terbit dari arah tenggelamnya. Becerita tentang senja hanya lelucon di kantin dan taman bermain anak-anak.


”Ke mana kita pergi?” Tanya saya. Suasana menjelang malam yang sempurna, tetapi segala sesuatu yang terasa indah saat dia meminta saya mengantarnya ke Apartement. Namun saya menolak  secara halus untuk berlayar ditempat tidur seperti sebelum dia jadi anggota team saya.


Keesokan paginya Elena perlihatkan berita koran. Saya hanya lirik sekilas. “ Otoritas London melakukan investigasi atas dugaan penipuan oleh Sigmaware. Karena dianggap memalsukan data akuntasi. Sementara HP berhutang untuk akuisisi itu sebesar USD 15 miliar padahal harga akuisisi USD 11 miliar. Dan karenanya Sigmaware menggugat HP karena pencemaran nama baik. “ Kata Elena tertawa kencang dan dorong saya sampai terguling di tempat tidur. Saya senyum aja dan seraya melepaskan diri dari tubuhnya diatas perut saya.  

“ Hari ini saya pulang ke Jakarta dan kamu pastikan besok sudah ada di Swiss bersama team George” Kata saya melangkah ke pintu apartement. “ Kita masuk another deal, Satellite huges kan. “lanjut saya.

" Yes Sir ! Kata Elena seraya kiss dried saya dengan cepat. Saya senyum aja dan berlalu.


Tahun 2023.


Saya sapu pandangan ke dalam ruangan Rooftop Bars & Restaurant, Marina bay Sand Singapore. Cepat sekali mata saya tertuju ke table dimana Elena duduk sendirian. Dia melambaikan tangan ke arah saya. “ I missed you”katanya berbisih saat memeluk saya.  


“ Saya tidak bermalam. Rencana usai makan malam saya kembali ke Aiport. “ Kata saya menegaskan. Bagaimanapun dia sudah menjadi bagian dari team shadow saya. Saya harus menjaga jarak dengan dia. Mungkin dia cepat menyadari posisinya.  Dia cepat pula membungkuk “ Ini photo dia. Itu photo dari network saya di Moscow tahun 2019 sebelum COVID. “ kata Elena menyerahkan notepad nya. Saya terkejut dan segera mengalihkan pandangan ke keluar. 


“ Sejak tahun 2013 otoritas melakukan investigasi fraud terhadap Sigmaware. Akhirnya semua infrastruktur disita. Beberapa petinggi Sigma kena hukuman. Tapi salah satu pemegang saham Sigma dari Rusia berhasil membangun cloud data di Rusia dengan mengembangkan platform Sigma. Mereka melayani exclusive clients terutama untuk memata matai elite pollitik dan pejabat pemerintah yang korup. Data itu digunakan untuk memeras mereka.” Sambung Elena. Saya termenung. 


Tekhnologi IT memang merampas hak privasi orang lain dan membuat setiap orang sulit menyimpan rahasia. Bagi politisi dan pejabat yang korup memang mudah diperas dan sehingga idealisme yang pernah menjadi modal dasar dia berkarir sirna sudah. Dengan penguasaan informasi privasi, semua elite, aparat hukum dan penguasa tidak berdaya, yang pada akhirnya juga dipaksa menjadi agent bagi kepentingan pemodal menguras sumber daya negara.


“ Kamu tahu kan kemenangan Lila pada pemilu Brazil 2022 yang selisih suara hanya 1% dari lawannya. “ Kata Elena. Saya mengangguk. “ Itu berkat cloud data semacam Sigma, yang membungkam para elite dan penegak hukum dari kecurangan pemilu. Juga kemenangan Biden atas Trumps. Disaat sulit menemukan elite yang bersih,  memang siapapun yang menguasai data maka dialah king maker. Tidak ada lagi nilai nilai demokrasi. Kecuali calon presiden memang dikenal bersih dan berani melawan. Tapi itu juga tidak mudah. Karena oligarki kekuasaan semua korup dan mereka adalah wasit lapangan dan hakim garis Pemilu“ Sambung Elena.


Saya perhatikan sejenak photo itu dan kemudian saya hapus, termasuk file delete juga saya hapus.  “ Mengapa? tanya Elena.


“ Kembali ke pos kamu. “ Kata saya berdiri dan melangkah keluar restoran. 


“ Yes Sir. " Seru Elena. Saya kembali ke Swiss dengan private jet malam ini “ Kata Elena. Kami berpisah di depan pintu lift.


***Nama dan tempat rekaan belaka.

Friday, January 19, 2024

Utang rahasia



“ Analisis dampak lingkungan untuk proyek LNG Area 1 Mozambik dilakukan antara tahun 2011 dan 2014. Tapi dipastikan pemerintah Mozambik setuju untuk rencana pengembangan LNG Area 1 itu.” Kata Kumar di London saat musim dingin tahun 2013. “ B, apa anda bisa bantu agar group kami dapat ikut dalam konsesi proyek itu.” Pinta Kumar.  Dia tahu, saya sudah lebih 1 tahun berburu konsesi Rare earth atau logam tanah jarang di Monte Muambe , di barat laut Mozambik. “ Tentu anda punya network di kalangan elite  politik.  Bantulah saya. “ Pintanya.


“ Saya juga semakin tersudut. Karena biaya melayani elite sangat mahal. Belum lagi perlu waktu sedikitnya 15 tahun untuk sampai dapatkan data proven sumber daya dan riset elemen logam tanah jarang. Selama itu saya harus mau terus jadi ATM elite. Petualangan yang sangat mahal” Kata saya. Kumar berwajah stress dan lelah. Saya tahu berbisnis di negara yang korup memang engga mudah. Tetapi demi dapatkan sumber daya, ya harus dilakukan.  


“ Kementrian keuangan perlu dana pinjaman rahasia. Apa kamu bisa atur lewat perbankan “ Kata Kumar lagi. Itu artinya pinjaman legitimate lewat persetujuan parlemen namun tidak terdaftar sebagai utang valas. “Trade off nya dari konsesi sumber daya migas itu? Kata saya menyipitkan mata. Kumar mengangguk.  Entah mengapa otak reptil saya langsung bangkit. Ah ini jalan ninja saya dapatkan sumber daya logam tanah jarang. Daripada saya jadi ATM mereka terus, lebih baik saya beri mereka peluang dapatkan sumber daya keuangan rahasia dengan trade off sumber daya Alam, sehingga dalam proses itu saya bisa dapat take advantage dan juga kontrol terhadap elite politik.


“ Saya akan atur pertemuan dengan Top level pemerintahan. Kita mainkan permintaan mereka” kata saya.  Saya memang dekat dengan Putri Presiden, Valentina Guebuza. Kumar senang. Rencana Sebulan kemudian pertemuan diadakan di London. Saya akan lead proses pinjaman rahasia itu dengan menunjuk team konsultan keuangan di London.


***

Saya terbang ke Moscow pada bulan Januari menggunakan private jet. Sampai di Bandara Internasional Vnukovo, Jellian dan Victor menjemput saya dengan limo. Dalam perjalanan menuju Baltschug Kempinsk hotel, saya briefing mereka. 


“ Standar kepatuhan Bank di London sangat ketat. Apalagi berkaitan dengan pinjaman kepada rezim berkuasa lewat SPVC. Saya harus melewati skema yang rumit. Keberadaan VTB sebagai Bank kedua terbesar di Rusia sangat strategis mendukung skema pembiayaan ini. VTB juga tidak ada resiko karena mereka hanya sebagai channeling bank dari offshore fund. Yang pasti dengan bergabungnya VTB akan memudahkan proses due diligent oleh otoritas London. Akhir bulan ini para Menteri dari Mozambiek akan datang ke London. Kita punya orang di ring 1 presiden “ Kata saya. 


“ Tugas kamu Jellian kuasai mereka sebelum rapat diadakan. Dan tugas kamu victor pastikan VTB ikut dalam konsorsium” Kata saya direction mereka.


“ Saya siap berangkat ke London besok dengan pesawat komersial. “Kata Jellian.


“ Good.” kata saya. “ Kamu, victor ? lanjut saya ke victor.


“ Saya pastikan VTB ikut gabung dalam konsorsium pembiayaan di London. Besok account offshore kita di Budapest saya pindahkan ke  VTB. Saya hanya perlu waktu 3 hari untuk itu semua. Toh VTB hanya channeling bank” Kata victor.


“ Good.” kata saya tersenyum.  Sampai Hotel saya sholat ashar di gabung dengan Lohor. Malamnya saya bersantai dengan Jellian dan Victor. 


***
Dari Moscow saya terbang ke Beijing. Di bandara saya dijemput oleh Salma kepala perwakilan SIDC Beijing. “ Jam 7 malam kamu makan malam dengan Ketua CIS Research Institute Group” Kata Salma. “ Saya yakin riset logam tanah jarang di Afrika itu bisa berlangsung lebih cepat. Yang pasti hasil drill di wilayah barat laut Mozambiek itu sangat besar potensinya. “ Katanya menyimpulkan hasil analisa kerja teamnya terhadap sumber daya logam tanah jarang di sana.


“ Makan malam nanti hanya menegaskan kepada CIS Research Institute Group kita serius menggarap logam tanah jarang di konsesi super raksasa di sana. Semua proses sudah selesai.  Tapi dia hanya perlu bertemu dengan kamu” kata Salma. Saya mengangguk. Entah mengapa saya perhatikan sejak dia dipindahkan ke SIDC Beijing dari Astana, dia semakin cantik. 


“ Saya sangat senang kalau kamu bisa bermalam di Beijing dan tinggal di apartement saya” katanya dengan tersipu. “ Mungkin lain kali. “ Kata saya membelai kepalanya.” Saya harus terbang malam ini ke New York untuk atur konsolidasi dana pembiayaan proyek. “ kata saya Dia merabahkan kepalanya di pundak saya. “ Lama sekali menanti untuk hanya sekedar mengulang kebahagiaan yang pernah saya rasakan 3 tahun lalu di Atana” katanya berbisik. 


Makan malam berlangsung dengan sukses. Risa sebagai CEO SubHolding SIDC Hightech sengaja darang dari Shanghai untuk hadir dalamn makan malam ini. Presentasi dia soal potensi bisnis dibalik kerjasama SIDC dan CIS sangat memukau “ Kami pastikan besok naskah kerjasama sudah bisa ditanda tangani “ kata Chairman CIS. Saya tersenyum cerah menyalaminya. Besok Salma akan mendapingi Risa dalam acara tanda tangan perjanjian kerjasama Maka lengkaplah skema bisnis saya. 


“ Kamu pastikan siap terbang kalau ada panggilan dari Jellian di London. Dia akan atur kamu bertemu dengan Top Level pemerintah untuk dapatkan konsesi logam tanah jarang di mozambik. Kita punya koneksi bisnis, Putri Presiden, Valentina Guebuza. Tenang aja“ Kata saya.


“ Siap, B” kata Salma saat antar saya ke Bandara international Beijing menuju New York. Risa bisa maklum kalau dia tidak bisa ikut saya ke Bandara. Karena yang mengatur trip saya adalah LO SIDC.


***

Dalam kendaraan dari bandara ke Hotel,  Tom, CEO menegement Aset dari SIDC berkata kepada saya “  Saya sudah bicara dengan trader LNG yang terafiliasi dengan Fink. Mereka siap memberikan financial guantee sebagai dasar Final investment decision. “ 


“ Mengapa ? kata saya mengerutkan kening.


“ Mereka sudah ada pembicaraan dengan Indonesia yang siap long term kontrak SPA  untuk LNG Area 1 Mozambik itu. Mereka hanya berharap fee broker aja. “ kata Tom. 


Malamnya saya makan malam dengan trader LNG. Mereka antusias sekali dnegan sumber daya LNG di Mozambiek. Di perkirakan biaya investasi akan mencapai USD 25 miliar. Memang raksasa sumber dayanya. 


Dari New York saya kembali ke Jakarta. Saya tugaskan Tom bergabung dengan Victor, Jellian, Salma dan tentu George. Semua bertarung menyelesaikan misi sesuai tugas nya masing masing. 


***

Saya dapat laporan. Tom berhasil meyakinkan CS bergabung dalam konsorsium VTB untuk memberikan pinjaman rahasia kepada pemerntah Mozambiek. Nilainya USD 2 miliar. Rencana pinjaman ini akan dilakukan berulang-ulang agar rezim bisa terus berkuasa. Kumar berhasil dapakan saham 20% dari konsorsium lapangan LNG itu. SIDC berhasil dapatkan kontrak konsesi tambang logam tanah jarang. 


Yang membuat saya terkejut adalah laporan dari team shadow, Jellian. “ dalam perjanjian pencairan dana underlyng nya untuk pengembangan sumber daya bahari tetapi ternyata designated accoun bukan kepada perusahaan negara. Uang mengalir ke perusahaan offshore dan terus ke rekening pribadi dari para elit.” Kata Jellian. Maklum dia sudah sangat akrab dengan elite penguasa Mozambiek. Mudah dia dapatkan informasi rahasia. Ya mana ada pria bisa tutup rahasia diatas perut perempuan. 


Wah ini bahaya. Bersembunyi dari otoritas  negara engga sulit. Tetapi bersembunyi dari IMF itu sulit. Kalau iMF tahu, ini bisa jadi skandal. Apalagi kekuasaan presiden Mozambik Armando Guebuza sebentar lagi berakhir. Engga ada jaminan yang berkuasa berikutnya adalah partai yang sejalan dengan dia. Kalau oposisi yang menang. Anak anaknya yang tadinya jadi pintu gerbang menjarah SDA akan masuk penjara.


Saya segera telp Risa. “ Sa, tunda dulu SIDC ajukan konsesi logam tanah Jarang di Afrika. Kamu masuk Plan B. Beli  dulu perusahaan yang terdaftar di London. Mereka juga sedang riset logam tanah jarang tapi kekurangan sumber daya dan dana” Saya mengirim file nama perusahaan target yang  dimaksud. Sebelumnya saya sudah tekan alarm kepada semua team di shadow di Eropa dan AS untuk gerak cepat akuisisi perusahaan itu. Dua bulan sudah selesai.Selanjutnya perusahaan itu yang akan ajukan izin konsesi di Mozambiek. Mengapa ? hukum British sangat kuat melindungi perusahaan nasionalnya. Karena memang inggris negara besar karena kolonial. Mereka berpengalaman menjarah sumber daya alam.


Benarlah. Setahun setelah konsesi tambang logam tanah jarang didapat. Tahun 2016 harga gas terus turun. Pengembangan ladang gas di Mozambik tertunda. Akibatnya trader batalkan Jaminan utang rahasia itu senilai USD 2 miliar itu. Kreditur bank tagih kepada pemerintah Mozambik untuk bayar. Dan akhirnya berita sampai ke publik. Pecahlah bisul yang ditutupi rapat sejak dua tahun lalu. IMF, dan negara-negara lain banned bantuan dan pinjaman mereka. Karena dianggap memanifulasi kurs lewat hidden loan valas. Kurs metical, terdevaluasi secara drastis. Pada tahun itu juga Valentina Guebuza meninggal karena KDRT. 


Mozambik telah mengalami gagal bayar (default) atas pinjaman tersebut, sehingga jatuh ke dalam krisis keuangan yang lebih parah pada tahun 2017. Pada tahun 2019, beberapa eksekutif CS mengaku bersalah atas keterlibatan mereka dalam skema tersebut, dengan mengakui tuduhan pencucian uang. Pada tahun 2021, CS didakwa denda sebesar £350 juta oleh otoritas.Beberapa anggota partai politik Mozambik, Frelimo, juga diadili dan menghadapi hukuman lebih dari 10 tahun penjara, termasuk putra mantan presiden, Ndambi Guebuza. 


Sementara Proyek LNG walau keputusan investasi akhir diumumkan pada bulan Juni 2019. Proyek senilai USD 25 miliar ini dihentikan pada tahun 2021 setelah serangan pemberontak terhadap warga sipil. Tidak ada kepastian kapan akan dilanjutkan pembangunannya. Sehingga kontrak SPA dengan Indonesia juga dibatalkan dengan alasan force majeur. Padahal kalau tidak ada force majeur, Indonesia tidak bisa terminate SPA itu tanpa bayar finalty fee dan resiko menghadang karena belum ada solid buyer untuk antisipasi SPA itu. Ya blessing in disguise.


Sementara SIDC sejak tahun 2015 setelah exit lewat perusahaan terdaftar di London untuk konsesi logam tanah jarang di Monte Muambe , sudah tidak lagi terlibat dalam lingkaran skandal itu.  Sebelum skandal terjadi, Dana offshore SIDC di bailout oleh Kumar anggota konsorsium LNG. 


***


Oktober 2023 unit business SIDC pemegang konsesi logam tanah jarang, berhasil menemukan elemen logam tanah jarang dengan deposit sangat layak di tambang. Secara keseluruhan, proyek ini diperkirakan mempunyai umur tambang selama 18 tahun. Operasi ini akan menampilkan proses pemulihan dua tahap, yang terdiri dari kominusi dan flotasi , diikuti oleh hidrometalurgi. Konsentrat takan diproses melalui pabrik hidrometalurgi untuk menghasilkan rata-rata 15.000 t/y MREC. Proses hidrometalurgi akan melibatkan pelindian gangue asam lemah, diikuti dengan pelindian dan pemurnian tanah jarang.  


Saya bertemu Salma di Jakarta desember 2023. Di Grand Hyatt. Karena dia  baru ditunjuk oleh Risa sebagai CEO Unit Business industri rare earth “ Apakah kamu dan semua yang terlibat dalam pinjaman rahasia itu tidak merasa berdosa karena telah mengakibatkan kekacauan politik akibat korupsi yang gigantik. Yang korban rakyat banyak” kata Salma.  Saya hanya menyipitkan mata dan termenung “ Maafkan saya kalau kata kata saya menyinggung perasaan kamu” kata Salma. Dari tadinya duduk di tempat tidur dia pindah ke sofa sebelah saya.


“ Engga apa apa. Saya suka kamu ingatkan itu. “Kata saya dengan tersenyum. “ Nah tugas kamu pastikan keberadaan unit business SIDC disana mensejahterakan rakyat. Pastikan transner tekhnologi terjadi. Perbaiki standar upah dan pastikan mayoritas pekerja adalah warga lokal”Kata saya. 


“ Siap B. Saya akan lakukan perintah itu” Kata Salma. Dia menyandarkan kepala ke pundak saya. “ Tangan perkasa ini yang jadi otot ratusan ribu pekerja “ Kata Salma sentuh lengan saya. “ dan pria pelamun dan pendiam seperti inilah yang jadi inspirasi bagi semua eksekutif sehingga takut berbuat salah dan gagal.” Lanjut Salma. Saya tersenyum dan membelai kepalanya.

Hijrah dari atmosfir kemiskinan

  ” Udah tembus 16 ribu rupiah harga beras sekilo. Gula juga udah tembus 17 ribu rupiah. Cepat sekali berubah harga. Sebentar lagi listrik j...