Saturday, April 27, 2024

Obsesi di masa tua

 





Bulan mendengkur. Aku mendengarnya. Aku selalu dapat mendengar dengkurnya yang keras menggaung di antara awan dan gedung tinggi. Bulan selalu tertidur selepas tengah malam. Bosan barangkali. Lelah juga mungkin. Tapi kau selalu mengatakan, ”bulan bukan bosan. Ketika kota hening, ketenangan akan membiusnya.” Tak setuju benar aku perihal itu. Tapi memang keheningan selalu dapat membius. Keheningan adalah jenis racun dengan wujud yang lain. Bagiku, bukan kehehingan saja yang membius, tetapi juga euforia. Aku lebih kawatir euforia daripada keheningan.

Sepanjang perjalanan hidupku, kelabu menyadurkan melankolia. Perjalanan sepi. Seperti usia yang semakin menua, semakin sedikit sahabat tersisa. Bebunyian yang tersisa hanya deru kendaraan malam. Yang terlambat bangun. Yang melintasi malam bersama kerahasiaan tentang tujuan. Perjalananku sendiri lamat saja. Seperti biasa kehidupan terus berjalan. Kau mungkin bertanya. Mengapa aku bisa keluar dari euforia dan memilih jalan sepi diusia menuaku. Sebagaimana jalan hidupku. Dari usia remaja aku sudah berbisnis. Dari kaki lima, sampai lima benua aku rambahi. 

Bagi seorang yang tidak terpelajar. Yang tidak masuk universitas, pelan berproses adalah keselamatan. Menekuri ketelitian. Menghindari bakhil yang celaka. Bersukur walau hanya tamatan SMA tahun 80an, berkah akal peemberian Illahi berfungsi baik. Dunia bagiku adalah proses survival. Dari tiada menjadi ada dan kemudian tiada lagi. Semenjak beberapa tahun lampau. Ketika aku mengundurkan diri dari hiruk pikuk kerakusan pasar uang. Aku menjauh dari setelah jas mahal, parfum mahal, jam tangan mewah atau lingkar cincin precious stone di pergelangan jari manis dan isi dompet, black card unlimited.

Sama halnya dengan negeri kita. Pesta yang penuh euforia karena dapatkan durian runtuh akibat harga harga komoditas primer naik di pasar dunia. Semua pejabat negeri memuja dirinya sendiri. Ekonomi negara lain jatuh. Ada banyak yang masuk  pasien IMF. Tetapi Indonesia masih tetap tumbuh positif. Ekonomi kita memang agak laen. Kata mereka. Namun aku melihat dari sisi lain. Bahwa ekonomi negara kita sakau. Ibarat pecandu narkoba yang euforia kosong. Seakan dunia berhenti berputar. Tanpa perlu ada proses warna warni yang butuh sains menyikapinya. Ya sakaw.

“ Apa yang dapat kau maknai dari semua jalan yang kau tempuh.” Tanyamu.  Aku tersenyum. Ini pertanyaan yang butuh analogi untuk menjawabnya. Baiklah aku jawab. 

Kamu kan tahu Budaya itu identik dengan kreatifitas. Ya budaya tumbuh karena kreatifitas orang untuk hidup. Tadinya orang tinggal di goa. Tapi lambat laun orang punya idea bangun rumah. Itu lebih nyaman daripada tinggal di goa yang gelap dan pengap. Agar lebih nyaman lagi timbul idea membuat perangkat dapur dan tempat tidur.  Punya idea mengubah tanah liat jadi tembikar. Punya idea mengubah logam jadi alat potong. Setelah kehidupan modern terbentuk. Orang mulai suka memperhatikan keindahan. Seni lukisan dan pahat terbentuk. Seni visual berkembang. Sehingga puncak abad 20 adalah lahirlah industri kreatif.

Industri kreatif ada di sekitar kita. Mereka dapat dilihat dari pakaian yang kita kenakan, bangunan tempat kita tinggal dan bekerja, interior dan exterior bangunan, musik yang kita dengarkan, buku yang kita baca, iklan, aplikasi yang kita gunakan, makanan yang kita makan, dan di tempat lain yang tak terhitung jumlahnya. Jika kamu perhatikan baik-baik, industri kreatif muncul di mana-mana dalam kehidupan kita sehari-hari dan dunia akan menjadi tempat yang sangat berbeda tanpa mereka! Singkatnya segala sesuatu yang berhubungan dengan inovasi dan kreatifitas, itu disebut dengan ekonomi kreatif. Paham ya

Industri kreatif bertumpu kepada nilai, bukan sekedar barang. Pakaian itu bahannya berasal petani kapas, dan fibre. Di proses lewat industri tekstil dan garmen. Biaya buat satu lembar kaus tanpa kerah  D&G USD 4 tapi dijual di market USD 40. Nah perbedaaan USD 36 itu adalah nilai kreatifitasnya. Apa saja?  tanpa iklan, tidak mungkin kreatifitas D&G dikenal orang. Di dalam iklan itu tentu ada seni visual yang hebat. Tanpa art design, engga mungkin rancangan pakai D&G menarik untuk dibeli orang. 

Hape yang ada ditangan mu itu  berasal dari industrin kreatif yang terpadu. Biaya material produksi 1 unit hape Iphone hanya USD  120. Berkat aplikasi software, hape itu jadi smart dan dijual dengan harga USD 2000. Tanpa  adanya design material, processor, memory, aplikasi perangkat lunak tidak bisa apply, tidak mungkin hape disebut smartphone. Tanpa iklan life style, engga mungkin orang mau beli mahal. Perbedaan biaya produksi USD 120 dengan harga jual USD 2000 disebut dengan nilai ekonomi kreatif. Sampai disini paham ya.

Nah sekarang kita lihat perbedaan value dengan material tanpa kreatifitas. Hape itu circuit elektronik nya dibuat dari powder nickel. Satu hape unsur nikel hanya 2% saja. Value nya hanya 0,1% dari total harga jual Iphone. Kapas dari hasil pertanian atau polyster dari industri petrokimia, yang keduanya SDA, hanya menyumbang 1 % dari harga jual kaus D&G. Selebihnya nilai industri kreatif.

Di negeri ini, kreatifitas itu belum dikelola secara industri dan tentu tidak dengan mindset industri. Walau Pemerintah bicara tentang industri kreatif tetapi pendekatannya masih tradisional. Lebih bersifat individu, belum terorganisir menghasilkan barang dan jasa berskala industri. Industri Film drama Korea itu bisa berkembang bukan hanya karena aktor dan seni peran. Tapi juga berkat seni visual effect yang dilahirkan dari rumah design software. Tanpa mindset industri, engga mungkin antar seni dan skill bisa bersinergi menghasilkan nilai tambah berlipat dan menjadi kekuatan ekonomi nasional.

Semakin besar Industri kreatif satu negara semakin efisien ekonomi. Semakin besar pemerataan ekonomi. Tentu semakin kecil rasio GINI. Semakin kecil ketergantungan dengan ekternal. Semakin besar ketergantungan ekonomi suatu negara kepada Upstream industry SDA semakin kecil pemerataan ekonomi dan tentu rasio GINI semakin melebar. Mengapa ? Downstream industri kreatif itu sangat luas peluang usahanya. Maklum kan hampir semua orang hidup punya talenta kreatif. Contoh Peniti itu produk kreatif. Pasti tidak boros SDA dan daya serap angkatan kerja juga besar. Mengapa kita kuras SDA dan mengolahnya untuk dijual dapatkan devisa, hanya untuk menguntungkan industri hilir negara lain. Ya, kuncinya ada pada transformasi dari ekonomi berbasis SDA ke Industri kreatif. Harus ada atmosfer, yang memungkinkan industri kreatif itu berkembang.

“ Banyak orang terpelajar lulusan perguruan tinggi di negeri ini.  Mengapa pemikiran sederhana itu datang dari kamu yang hanya tamatan SMA. “ Katamu. Aku belajar dari alam, jawabku, dan proses struggle untuk survival. Alam mengajarkanku lewat lama hidup, panjang perjalanan dan banyak negeri yang kudatangi. Dari sana akalku mendidikku untuk mencerna tentang ketidak adilan dunia ini. Bagi orang berakal ketidak adilan itu adalah bagian kehidupan yang penuh warna. Bukan hanya hitam putih. Kalau kita mengutuki ketidak adilan, itu sama saja kita mengutuki fitrah kehidupan. Panjangkan akalmu. Nikmati proses itu sampai akhirnya kamu merasakan kehadirian Tuhan dan hidup akan penuh rasa sukur tanpa harus berkeluh kesah, kataku.

Tapi bagaimanapun kapitalisme biang keladi dari ketidak adilan. Bagaimana mungkin ekonomi kita terjerat oleh kurs yang terus melemah. Itu karena sikap arogan ekonomi AS yang ingin selamat sendiri dengan membuat USD semakin menguat dan kurs negara lain melemah. Katamu. Yang kupahami. Ini bukan soal Politk AS saja. Tetapi lebih karena rezim pasar bebas yang kita adopsi. Tidak ada lagi yang disembunyikan. Era sekarang  data fundamental ekonomi suatu negara terbuka. Misal, IDR kamu bisa liat data premium CDS -Credit Default Swap. Real Exchange Rate.-RER. Real effective  Exchange rate-REER dan differential ratio-DR . Itu semua data real time. Bisa diakses. 


Misal dengan data CDS kita bisa tahu tingkat resiko obligasi negara dan ini tentu berkorelasi dengan kurs. Dengan data RER kita bisa tahu kekuatan kurs terhadap faktor eksternal. Jadi kita  tidak terjebak dengan sentimen pasar yang direkayasa trader, yang kapan saja bisa berbalik memangsa. Dengan REER kita  akan tahu pasti apakah value mata uang itu over value atau undervalue. Jadi tidak terjebak arus borong atau lepas valas  Nah dengan DR kita bisa tahu alasann rasional pergerakan kurs itu. Dulu sebelum tahun 2008, spekulasi forex itu memang marak. Tetapi setelah 2008 sudah tidak relevan main spekulasi.  Karena data terbuka semua. Paska tahun 2008, yang dikawatirkan pemain pasar, bukan pergerakan kurs tetapi pergerakan yield obligasi. Karena ini sangat significant menentukan pergerakan kurs..


USD akan terus menguat karena faktor fundamental USD berkorelasi dengan geopolitik dan geostrategis kawasan yang kebetulan sekarang menguntungkan AS seperti perang Rusia-Ukraina, Iran-Israel. Maklum AS kan kuasai logistik crude dan pangan. Hampir 1/3 logistik di dunia ini dikuasai AS. Harga ditentukan oleh faktor logistik kan.   Nah negara seperti jepang, Singapore, China gimanapun mereka sangat bergantung kepada kurs USD. Maklum 2/3 negara di dunia yang juga mitra dagang mereka masih menggunakan USD sebagai cadangan mata uangnya. Jadi trendnya index USD akan terus menguat sampai keadaan moneter AS stabil. Nanti kita lihat stantistik PCE AS pada kwartai 4


Hening.


Kalau dilihat dari RER masih positif dan REER  under value. Jadi IDR masih sangat kompetitif. Engga ada alasan di hajar pasar. Data Differential ratio bisa lihat Yield SBN terhadap Yield UST masih positif. Engga ada alasan capital out flow. Hanya memang CDS kita terkerek naik. Tetapi masih dibawah 100. Bandingkan tahun 2009 pernah mencapai 600.  Index Manufaktur masih ekspansif. Inflasi dikisaran 3%. Jadi pelemahan itu karena pasar atau  sentimen pasar?. Katamu.


Ya, tepatnya sentimen. Karena sebenarnya pasar itu melihat fundamental ekonomi yang bergantung kepada komoditas primer yang rentan terhadap volatile market. Dan tidak ada program yang konkrit dalam hal transformasi dari ekonomi berbasis komoditas primer ke Industri kreatif.  Apalagi APBN kita di-support oleh utang untuk menutupi defisit. Semakin besar defisit tentu semakin besar utang ditarik dari market. Dan ini akan berdampak kepada peningkatan debt service ratio. Semakin besar valas yang kita terima dari ekspor komoditas primer untuk bayar cicilan dan bunga. Lama lama kalau harga komoditas primer terus jatuh, engga cukup lagi cash flow valas untuk support IDR. Ya bisa jadi sampah IDR. 


Hening. 

”Kau semakin menua dan semakin bijak.  Tahun lalu. Ketika COVID. Aku mengkawatirkanmu. Apakah kau masih ada  obsesi?

” Tentu ada obsesi. 

“ Apa itu ?

“Aku ingin agar setelah aku tidak ada. Cucuku bisa menikmati seni karena mencari rezeki mudah dan beribadah lapang. Dan itu hanya mungkin bila kini proses hidup bergantung kepada  SDA ber-tranformasi ke intelektual atau nilai nilai sumber daya manusia yang punya visi sains, dan bertaqwa kepada Tuhan.  Setidaknya mereka cucuku tidak meniru generasiku yang gagal. Mereka harus belajar dari kegagalan itu. Untuk indonesia hebat, tentunya ” Jawabku sembari melempar senyum dan akhirnya temenung. 

Mungkinkah.?

Hiduplah dengan persepsi sains lewat literasi  yang kuat dan luas. Jangan hidup karena persepsi influencer bursa dan politik populis dengan data engga jelas dan terlalu menjanjikan too good to be true. Karena hidup ini tidak mudah. Hanya ada dua golongan di dunia ini. Pemenang dan pecundang. Kalau ingin pemenang, maka pahami fungsi akal dan jadilan orang terdidik lewat proses. Kalau akal tidak berfungsi, terimalah hidup statusquo dalam mimpi populisme sebagai bangsa pecundang.


Monday, April 22, 2024

Hijrah dari atmosfir kemiskinan

 





” Udah tembus 16 ribu rupiah harga beras sekilo. Gula juga udah tembus 17 ribu rupiah. Cepat sekali berubah harga. Sebentar lagi listrik juga naik. BBM akan naik juga. Gas pasti akan naik.  Beda dengan pendapatan yang lelet  naik.  Ada apa negeri ini, Mas  ” kata Marni kepada lakinya, Ucok

”Tak paham aku?” Kata Ucok sekenanya.

” Mas memang tidak paham. " Kata Marni mencibir. " Tahunya kerja dan setor uang ke saya setiap akhir bulan. Udah selesai.?  Mas engga tahu kalau kerja keras Mas itu tidak berarti Mas pantas masabodoh dengan kenaikan harga. Karena kerja keras Mas semakin lama semakin tidak berharga. Dan akhirnya aku yang sesak, Harus mikir apa yang harus dihemat. Apa lagi? semua uang dihasilkan selama ini hanya soal kebutuhan, bukan keinginan. Saya hanya ingin cukup, engga ingin kaya raya. Soal keinginan sudah lama saya kubur saat menikah dengan Mas. “ Kata Marni. 

Ucok mulai pening dan berusaha duduk di teras rumah dengan wajah masam. Pening kepalanya kalau Marni sudah mengeluh soal harga harga naik. “ Anehnya Rokok tetap berasap dari mulut dan hidung Mas. Apa engga bisa berhenti merokok dan alihkan untuk kebutuhan yang lebih penting untuk kita dan anak anak yang masih Balita” Marni terus merepet.  

“ Aku kerja, hanya rokok ini yang kunikmati dari penghasilan kerja kerasku selama sebulan. Itupun kau mau ambil pula” Kata Ucok lemah. 

“ Udah dibilang kerja keras Mas tidak ada artinya ketika harga terus naik.  Itupun tidak dipahami oleh Mas.  Masih aja perhitungan dengan kerja kerasnya. Dasar tak tahu diri kalau sudah menikah dan punya keluarga.” teriak Marni.

”Ngerokok lagi,” tiba-tiba Marni sedikit membentak saat ucok mengambil  rokok” apa  enggak bisa uangnya sedikit disimpan untuk beli Roti Tart ulang tahun anak sulung kita.”

”Beli roti bagaimana?” Ucok memelas. ”Kau ini aneh  ya. Nyediain nasi aja susah, kok beli roti mewah kayak gitu. Itu makanan menteri, bupati, dan wali kota serta para koruptor. Tahu?! Kita makan nasi aja sama sambal…. Kamu itu mimpi….” 

Tiba-tiba sepi. Di langit ada mendung yang memberi sasmita akan hujan. Kilat sesekali menggebyar. ”Rumah kita masih bocor,” kata Ucok lagi sambil mendongak. ”Belum bisa beli plastik tebal penahan tiris. Kok kamu mikirin roti tart yang, bagi kita, harganya seperti triliunan rupiah. Anehnya kau itu!”

Marni diam. Dia sadar pernikahan beda budaya kadang bagus. Marni yang jawa memang suka ngomel tetapi suaranya tetap lembut. Retorika dan logikannya nyambung. Ucok bisa maklumi itu.  Mana ada orang Sumatera tersinggung dengan kata kata istri. Bayangan Marni,  di depan matanya sangat jelas: tart dengan bunga-bunga mawar, dengan tulisan Happy Birthday. Betapa bahagianya anak yang diberi hadiah itu. Marni sendiri belum pernah mendapat hadiah seperti itu, apalagi mencicipi. Tapi, alangkah lebih bahagia ia jika bisa memberikan sesuatu yang dinilainya luar biasa, betapa pun belum pernah menikmatinya.

”Kurang beberapa hari lagi, Mas ,” kata Marni memecah kesunyian.

”Apanya yang kurang beberapa hari lagi?” Ucok memelas. ”Kiamatnya apa gimana? Kita memang mau kiamat. Hakim, jaksa, polisi, pengacara, menteri, anggota DPR… nyolong semua. Dan kau malah mau beli tart. Duitnya sapa? Nyolong? Tak ada yang bisa kita colong. Ngerampok? Kau punya pistol atau bedil? Enggak! Kau cuma punya pisau dapur dan silet untuk mengerok bulu ketiakmu….”

Marni tak menyahut. Pikirannya masih melanglang ke toko roti. ”Kita bisa naik bus Mas, aman. Enggak ada copet.. Kita harus hati-hati bawa tart sangat istimewa itu, Mas. Ah, si bocah itu pasti seneng banget.… Kalau dia bisa seneng, alangkah bahagia diriku.”

Kedua tangannya dilekatkan pada dada dan membentuk sembah, menunduk. Tuhan, bisik Marni, perkenankan saya membeli tart untuk ulang tahun anakku. Ia lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saking kepinginnya beli tart, seakan ia hendak menangis. Matanya terasa basah.

Kemudian hujan pun rintik-rintik. ”Naaah, mau hujan,” kata lakinya. ”Pindah-pindahin bantal-bantal. Jangan biarkan di situ, tempat tiris deras….” Uncok memberi komando. Marni tenang saja.

”Biarkan tiris membasahi rumah,” kata Marni. ”Itu rezeki kita: air,” sahut marni

Ucok tak tahan. ”Kau ini semakin aneh,” Malam merambat larut. Ternyata hujan hanya sebentar. Sepertinya alam menaruh hiba kepada keluaga kecil ini.  Marni merebahkan kepalanya ke pundak suaminya yang sedang duduk di bale bale sambil udut dan minum kopi. “ Mas kan, sarjana Ekonomi. Mengapa harga terus naik dan gaji mas kalah cepat dengan kenaikan harga harga. Cerahkan saya. agar saya tidak punya prasangka buruk kepada suami saya yang sudah kerja keras demi keluarga. “ Kata Marni. Dia tatap wajah suaminya. Dulu wajah itu bersih dan penuh semangat. Tetapi setelah menikah. Dia semakin menua.

“ Kau tahu, “Kata ucok berusaha menjawab pertanyaan istrinya. “ Uang yang aku terima setiap bulannya itu adalah surat utang pemerintah kepada kita. Jadi kalau aku kerja keras menghasilkan produktifitas, pemerintah bayarnya pakai surat utang bernama Rupiah. Dengan nominal yang kita terima,  surat utang itu bisa ditukar dengan barang dan jasa senilai nominal itu. Tugas negara membayar dengan tersedianya sistem produksi barang dan jasa agar surat utang itu bisa dipertukarkan. “ Kata Ucok. Marni mengangguk.

“ Nah apa jadinya jika produksi barang dan jasa lebih sedikit daripada uang yang beredar? Terpaksa impor untuk dapatkannya. Tentu harga akan naik. Itu namanya efek inflasi. Bahasa vulgarnya, pemerintah default membayar utang sesuai nominal. Mereka tipu kita dengan janji. “

“ Mengapa tidak menghasilkan barang dan jasa yang melimpah ?  jadi harga harga bisa murah. “ Kata Marni. “ Ya itulah nama lain dari korupsi. “ Kata Ucok.

“ Contohnya Mas ? Kata Marni penasaran. 

“ Contoh, pemerintah lewat kebijakan stimulus mensuplai uang ke bank. Agar bank salurkan ke dunia usaha sehingga produksi barang dan jasa terjadi. Begitu sistemnya. Tapi tidak semua uang yang disuplai ke bank itu menghasilkan barang dan jasa yang efisien. Distribusi uang tidak menghasilkan dampak berganda secara luas disektor produksi. Karena lebih banyak masuk ke sektor non tradable, konsumsi dan lebih parah lagi, distribusi itu tidak adil. Hanya segelintir saja yang menikmati“ kata Ucok. 

“ Terus ..” Mata Marni sudah redup.

“ Contoh lagi, pemerintah mensuplai uang lewat APBN agar produksi barang dan jasa terjadi meluas. Tetapi 30% dana itu tidak masuk ke sektor produksi tetapi dikorup. Dari 70% belanja itu, proses sampai kepada tujuan hanya 50%. Karena belanja subsidi sangat mudah dikorup apalagi istilahnya sekarang perlinsos.  Padahal saat uang itu tercipta, sebenarnya adalah utang negara kepada rakyat. Nah, kalau pemerintah tidak bisa delivery barang dan jasa sesuai nominal, ya kita rakyat yang harus bayar lewat naiknya harga dan upah yang terdepreciasi akibat kurs melemah “

“ Terus kemana uang yang dikorup itu ?

“ Uang itu menumpuk di bank, di rekening segelintir orang yang menikmati fasiltas sumber daya. Menumpuk dalam bentuk rumah mewah, apartemetn mewah, dan segala yang mewah yang tidak produktif. Akibat dari skema uang itu, yang kaya semakin kaya karena menikmati bunga tinggi. Yang miskin semakin miskin karena harga naik akibat inflasi. Tapi karena dilakukan lewat kebijakan fiskal atau APBN dan moneter. Maka modus korupsinya jadi legal. Walau karena itu APBN defisit, utang semakin  membumbung  dan kurs melemah. “ Kata Suaminya. Namun Marni sudah terlelap dengan kepalanya bersandar di bahu suaminya.

Ucok membopong istrinya ke dalam kamar.  Dicium kening istrinya.  Banyak orang tidak tahu bahwa kemiskinan itu karena sistem yang culas oleh pemerintah yang brengsek. Namun bagi penguasa itu disebut politik. Hal yang dianggap biasa saja dalam politik kekuasaan dan demokrasi  Makanya buta politik itu sangat buruk sama seperti saat tikus gigit kepala Ayam yang sedang terkantuk,  dia tiup dengan lembut setiap usai menggigit kepala ayam. Sampai akhinya kepala ayam itu bolong dan otaknya diisap oleh Tikus. Ayampun mati dalam keadaan tertidur. Begitulah nasip rakyat yang buta politik dan mudah terbuai dengan janji populis.

***

Keesokan paginya, dengan lembut Ucok berkata kepada Marni. “ Izinkan aku hijrah ke negeri Jiran. Lamaran kerjaku diterima disana” Kata Ucok menyerahkan surat dari perusahaan PMA Singapore. “ Nanti setelah aku dapat Apartemen , aku akan jemput kamu dan anak anak. Boleh Ya Marni..” Sambung Ucok. Marni terkejut. Dia membayangkan suaminya selalu diam saat dia mengeluh dan ngomel karena penghasilan semakin  berkurang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ternyata selama ini suaminya melamun sambil merokok di teras, bukan pasrah tetapi berpikir untuk menyelamatkan masa depan mereka. 

“ Ya pergilah Mas. Pergilah. Tanggung jawab utamamu kepada kami,  bukan kepada negara dan bangsa. Walau kita masih harus bersukur negara sudah beri pekerjaan untuk hidup kita selama ini. Karena masih banyak sarjana di negeri ini yang nganggur. Saya ikhlas kamu hijrah. Saya dan anak anak akan selalu menanti Mas jemput ” Kata Marni. Dia persiapkan semua pakaian terbaik milik suaminya dan tak lupa dia siapkan bekal nasi bungkus untuk suaminya sarapan pagi di bandara. Ucok menangis saat taksi membawanya ke bandara. Mungkin dia selamat dari sistem yang korup yang memiskinkannya tetapi masih banyak yang tak berdaya dan pasrah menerima kenyataan yang tak ramah di negeri ini.

Kelas Menengah di Indonesia.

  Saya datang ke Cafe itu dengan agak males. Karena ini cafe anak muda yang ada di jantung kota di puncak office tower. Entah mengapa Alisa ...