Monday, May 12, 2025

Kembalilah..

 



Apakah sekarang saya sedang bermimpi atau terjaga? Begitu response orang bila terkejut melihat dan merasakan apa yang dialami diluar dugaannya. Mungkin berusaha menepuk wajahnya. Untuk memastikan dia tidak sedang tidur atau bermimpi. Dunia mimpi dan terjaga sebenarnya sama saja. Saat anda terjaga, anda berhadapan dengan realitas. Jeruk itu terlihat warnanya kuning dan rasanya manis. Itu realita objektif yang bisa dilihat dan dirasakan. Diuji secara empiris dan dihitung secara matematika.


Apakah benar jeruk mewakili rasa dan penglihatan? Perhatikan. Rasa manis itu ada pada lidah. Bukan pada jeruk. Warna kuning itu karena mata. Bukan pada jeruk. Kalau anda tidak punya mata dan lidah. Tidak akan ada konsepsi tentang jeruk. Artinya  yang kita anggap realitas tidak ada bedanya dengan konsepsi, yang kembali kepada kita sendiri. Kan ilusi jadinya. 


Bahkan sains yang kita gadang gadang sebagai pusat rasionalitas  yang menyebut bahwa materi tersusun dari atom dan molekul merupakan unsur dasar pembentuk alam semesta, termasuk makhluk hidup. terbukti salah. Bukan materi sebagai unsur dasar tetapi Quark. Quark menghapus materi sebagai object. Quark sendiri adalah entitas probabilistik tentang energi. Partikel dasar penyusun proton dan neutron. Jadi sebenarnya semua  yang kita lihat di semesta ini tak lebih hanyalah hologram aja, termasuk diri kita.  Ilusi juga kan.


Beberapa decade dalam mengelola bisnis  saya harus selalu berada di kantor. Sejak lima tahun lalu saya tidak perlu datang ke kantor.  Berkat IT, saya bisa berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun secara virtual. Membaca laporan perusahaan lewat S&P Capital IQ secara real time.. Dengan adanya AI, komunikasi virtual lebih nyaman dengan holoportation. Yang memungkinkan berinteraksi secara real-time seolah-olah hadir secara fisik dalam bentuk proyeksi 3D. Artinya hal yang ilusi kita akui sebagai realitas.

 

Saya datang ke Penjara. Menemui teman yang terjerat kasus korupsi. “ Seperti mimpi aja. Terasa baru kemarin saya jalan jalan menikmati pesta di atas Yacht  di laut Mediterranean. Makan mewah di Hôtel de Paris Monte-Carlo. Kini lihatlah saya. Terkurung di kamar kecil dan serba terbatas. What a life ! “ Katanya dengan nada bergetar. Saya katakan bahwa semua yang pernah dialami dan rasakan sampai kini, hanya realitas subjektif, bukan kesadaran universal. Tak lebih hanya ilusi.


Terus apa yang dimaksud dengan kesadaran universal. Adalah kesadaran tunggal. Keaneka ragama ujud itu hanya ilusi. Sekian miliar manusia di planet bumi dengan berbeda nasip, etnis, kelamin dan bangsa, itu hanya ilusi. Kita seperti berada di depan pintu yang beragam. Yang setiap orang bebas memilih mau masuk pintu yang mana. Walau berbeda pintu, namun kita semua berada di ruang dan waktu yang sama. Kalaupun kita meninggal, kita tetap eksis. Kita hanya pindah dimensi aja. Ruang dan waktu yang lain. Itulah yang dimaksud dengan kesadaran universal.


Begitulah kehidupan di dunia yang fana ini. Siapa yang tunggal itu? Ya eksistensi kita, eksistensi semesta. Bahasa mesranya disebut dengan Tuhan, kata saya tersenyum. Semesta ini tercipta hanyalah cara Tuhan membanggakan dirinya sendiri. Memang naif dan tolol bagi manusia yang terlalu cinta dunia. Mengapa? karena demi waktu, sebenarnya kita memang merugi kecuali punya kesadaran universal, melakukan perbuatan baik, berkumpul untuk kebenaran dan keadilan, saling menasehati untuk bersabar.


Lantas esensi dari kesadaran universal itu apa ? tanyanya lagi. “ Cinta. ‘ kata saya menatapnya sejurus dengan tersenyum. Kasih dan sayang. Itulah esensi dari Tuhan. Dia terdiam lama. Sepertinya berusaha mengerti atau tersentuh dengan kata kata saya.  Hidup ini paradox. Saat kamu  takut akan penderitaan, kamu sudah menderita apa yang kamu takuti. Saat kamu takut tidak mendapatkan, kamu sudah kehilangan. Saat kamu mengejar kekayaan, kamu sudah miskin sebelum mendapatkannya. 


Keadaan kamu sekarang adalah pesan cinta dari Tuhan. Dia  menyayangi kamu. Agar kamu kembali kepada hakikat kehidupan, yaitu kesadaran universal. Jangan larut dalam ilusi. Kembalilah kepada cinta.  Jangan lagi korupsi karena itu anti cinta. Itu sama saja mengingkari eksistensi kamu, yang pasti berujung kepada paradox. Apapun yang kamu anggap penting, selain Tuhan, itu hanya omong kosong.!


2 comments:

Anonymous said...

Terimakasih babo atas pencerahannya. Hebat.
Bagi saya ini bisa dijadikan bahan refrensi untuk menjelaskan pemahaman tauhid yg sesugguhnya.

Terimakasih atas penyerahan nya said...

Pesan tauhid tertangkap, terimakasih

Bijak

  Xiau Lin, kali pertama kenalnya di Hong Kong. Dia singer di panggung kafe hotel bintang V.  Tentu dia cantik. Benar benar cantik. Size org...