Saturday, January 15, 2022

Membantu orang lain kaya

 





Tahun 2006 saya di Undang oleh venture capital sebagai pembicara dalam seminar terbatas di kampus di China. Awalnya, saya bingung. Kenapa saya di undang sebagai pembicara?. Karena saya bukan akademis dan hampir tidak pernah mengulas aspek bisnis IT di media sains atau bisnis. “ Kamu kan praktisi pasar modal. Masuk list golden boy di bursa Hangseng.  Bantulah cerahkan anak muda. Mereka butuh pemahaman bisnis IT. Agar kelak bila mereka terjun berbisnis mereka tahu jalan yang benar.” Kata teman saya merekomendasi saya sebagai pembicara.


“ Ingat engga 5 tahun lalu banyak bisnis dot com yang tumbang.  Itu bukan salah soal tekhnologi tetapi lebih kepada profile bisnis yang terlalu bertumpu kepada tekhnologi. Padahal tekhnologi itu hanya sebagai alat membantu proses bisnis agar lebih efisien. Akibatnya  banyak platform IT yang menyediakan marketplace banyak yang hidup segan mati tak mau, bahkan ada yang sudah membesar akhirnya dead duck. “ Kata saya mengawali pembicaraan dengan satu pertanyaan. Itu cara saya memancing nalar mereka sekaligus meminta mereka menghilangkan gebyar bisnis IT yang menawarkan cepat kaya dan jalan too good to be true.


Bisnis itu berkembang bukan saja karena sumber daya produksi, manusia dan modal. Tetapi yang lebih penting adalah akses publik kepada proses produksi, pekerja dan modal. Mengapa ? Akses yang terbatas akan membentuk kelas. Itu pasti tidak  adil. Mengapa? Dari ketidak adilan itu, akan terjadi kartel dalam apa saja. Harga jual barang/jasa  jadi mahal. Secara keseluruhan ekonomi nasional jadi tidak efisien. So, dengan hadirnya IT , maka akses itu menjadi milik semua. Peluang terbuka luas. Keadilan proses bisnis mendapatkan solusi berkat sains. Namun ia bisa menjadi peluang tetapi sekaligus ancaman. “ Kata saya. 


Saya tatap mereka yang hadir di ruang kelas itu. Kalau melihat mereka tenang dan sangat serius menyimak. Saya yakin mereka mulai larut dalam narasi saya. Saya berhenti sejenak. Minum air putih. Saya mulai berani melangkah mendekati mereka. Tidak lagi bicara podium.


“ Ancaman itu” lanjut saya. “ adalah ketika mereka yang menyediakan Platform itu tidak mengenal ekosistem bisnis itu sendiri. Anda bisa saja belajar dan riset tentang ekosistem bisnis. Tetapi kalau anda bukan bagian dari ekosistem itu, sangat sulit untuk memasukan ruh tekhnologi dalam bisnis proses. Apa jadinya jasad tampa ruh. Mati. Ya, sama halnya. Anda bicara politik. Paham soal ilmu kebijakan publik. Pahami itu lewat riset. Tetapi anda sendiri tidak pernah hidup bersama orang miskin. Rasanya tidak akan pernah paham ruh orang miskin. Apalagi paham apa yang mereka mau. Akibatnya banyak kebijakan pro prakyak justru semakin memiskiskan rakyat. Yang kaya orang kaya saja. Justru memperlebar gap kaya miskin.


Saya analogikan. Andai anda ingin membuat platform marketplace beragam produk. Saran saya. Sebelum masuk ke IT itu sendiri. Cobalah berdagang dulu. Sediakan barang. Juallah. Dari proses itu, anda paham bagaimana barang itu diadakan. Siapa saja yang menjadi ekosistem anda. Berapa margin terdistribusi dari hulu sampai hilir. Anda paham bagaimana mendapat modal untuk membeli barang. Apakah itu berasal dari kredit pemasok. Apakah karena dukungan keluarga atau teman. Apakah dukungan dari pemerintah. Apa saja anda paham dalam sebuah reaitas ekosistem. Itu akan sangat berbeda dibandingkan anda pahami lewat belajar di kampus atau data riset.


Tekhnologi IT adalah kado terindah abad 21. Lahirnya bahasa digital setelah tadinya bahasa analog yang boros dan limited access. Namun itu hanyalah alat, bukan segala galanya. Yang namanya alat maka ia bertumpu kepada bisnis proses real. Yang mendukung manusia untuk terus berkembang walau komunitas terus bertambah diatas sumber daya terbatas. Itu akan memberikan ruang kemakmuran bagi semua. Mendobrak kelas. Nah tugas anda kaum terpelajar untuk ambil bagian menjadikan teknologi mensejahterakan mereka tidak tetpelajar. “ kata saya menutup pembicaraan.  Mereka semua mengangguk.


Ada yang tunjuk tangan. “ Boleh tanya pak? Katanya.

‘ Siapa nama anda”

“ Ho.”

“ Ok, Silahkan tanya”

“ Saya berencana membuat platform IT. Apa yang bagus” Katanya. dia ingin tahu secara praktis. Setidaknya dia ingin uji pemahaman praktis saya yang bisa langsung diikutinya.


“ Apa pekerjaan orang tua anda?


“ Petani.”


“ Apakah anda pernah bekerja sebagai petani? Tanya saya.


“ Tentu. Dari usia 10 tahun saya sudah membantu ayah saya bekerja di ladang. Saya tahu pasti bagaimana mendatangkan bibit, pupuk dan tahu kemana menjualnya, paham siapa saja komunitas saya”


“ Nah buatlah platform IT tentang proses produksi ayah kamu itu. “


“ Tetapi hanya lingkungan saya saja. ? Katanya mengerutkan kening.


“ Ya benar. Mengapa? “ Saya tatap dia dengan tersenyum. “ itu lebih baik daripada anda ingin menjangkau wilayah luas yang belum tentu anda pahami ekosistemnya. Lebih baik ter-cluster tetapi benar, daripada luas, tetapi tidak benar. Nanti kalau anda sukses dalam komunita kecil, itu akan menimbulkan inspirasi bagi yang lain untuk mengikuti. Maka jadilah dia  platform IT  dalam komunitas cluster to cluster. Itu akan jadi seperti jaring laba laba atau sangkar lebah. Lentur namun kokoh. Nah kalau itu yang anda lakukan, anda sudah menjadi agent perubahan yang lebih baik bagi orang banyak.” 


“ Tetapi itu tidak bisa membuat kita cepat kaya” Kata yang lain nyeletuk, Saya dekati kursi dia. “ Kalau kamu ingin berbisnis karena motif ingin kaya, kamu tidak akan pernah kaya. Kamu akan selalu miskin diatas tumpukan uang dan harta. Itu lebih menyakitkan daripada miskin struktural“ Kata saya. Mereka semua tepuk tangan, Standing applause. Saya senyum saja.


***


Su, Ho, Cha adalah tiga Sahabat. Saya mengenal mereka secara pribadi di China.. Mereka semua satu almamater. Perkenalan saya dengan mereka waktu menjadi Angle mereka dalam start up market place cluster petani. Tahun 2008 start up itu sudah dapat dukungan dari petani di Yunnan. Namun entah mengapa diatara mereka ribut. Apa pasalnya ? Ternyata ada tawaran dari venture capital mau masuk namun profile business harus diubah. Tidak lagi dengan cluster tetapi umum seperti alibaba. Keunggulannya bukan lagi kepada komunitas tetapi Tekhnlogi pembayaran. 


Saya hanya diam tanpa mau ikut terpancing keributan antara mereka. Yang saya tahu, Su mendukung rencana awal yaitu market place cluster petani. Apa alasannya “ tanggung jawab kita kaum terpelajar membantu dan mengedukasi rakyat kecil untuk masuk dalam dunia digital. Membantu satu hal tetapi mengedukasi lain hal. Kita bukan hanya pedagang tapi kita juga elite bangsa yang  bertanggung jawab mendidik mereka yang tidak dapatkan kesempatan masuk universitas” 


“ Soal edukasi itu tugas negara. Bukan tugas kita. Kamu jangan terlalu terbawa suasana perasaan. Ini bisnis ! Kata cha yang diaminkan oleh Ho. 


“ Kita ini elite China. Hanya 2% penduduk china yang sarjana. Itu semua berkat investasi negara dibidang pendidikan. Bagaimana mungkin kamu abaikan itu? Kata SU. Tapi akhirnya mereka berpisah. 


Saya memang dapat uang hasil penjualan saham. Sebagian capital gain saya serahkan kepada Su “ saya inginkan kamu tidak menyerah. Terus berjuang dengan idealisme kamu. “ kata saya. Su terharus mendapat dukungan moral dari saya. 


Tahun 2010 saya dengar kabar Su dapat dukungan dari merilyn. Tapi tahun 2011 usaha nya dicaplok oleh Ponyma. Lagi lagi kandas niatnya bantu petani agar punya platform IT sendiri. 


“ Yang saya sedihkan adalah wanita yang katanya mencintai saya,  ternyata mengkhianati saya. Dia yang bujuk saya ke merilyn dan akhirnya perusahaan saya di hostile oleh Ponyma. “ katanya. 


Tahun 2011, saya dengar dia tinggal di changsa. Dia menggunakan kekuatan koperasi membangun platform  IT secara cluster. Pendanaan dari gotong royong petani dan koperasi. Tahun 2012 Sistem platform market place selesai dibangun. Waktu peresmian pejabat Pemda dan politis semua hadir.  Saya termasuk yang diundangnya.


Kini platform IT yang Su bangun memungkinkan petani dari semua bidang bisa membentuk cluster tersendiri dengan fasilitas OTC, bukan hanya lokal tetapi international.  Antusias petani menggunakan platform IT untuk mengakses pasar dan memperpendek rantai distribusi sangat luar biasa. Ada ratusan cluster petani yang terhubung dengan platform IT dan karena itu sinergi antar bidang pertanian terjadi secara efektif sehingga efisiensi didapat.  Ekosistem bisnis yang terorganisir lewat IT terpcipta indah.


Tahun 2018, saya bertemu dengan Su di Hongkong. Saat itu dia bersama istrinya. “ saya nikahi dia karena rasa bersalah dan sesal . Tadinya saya berkeyakinan dialah dibalik terusirnya saya dari Merilyn. Saat itu saya benar benar paranoid terhadap dia. Ternyata waktu membuktikan saya yang salah. Justru karena kegagalan itu membuat saya focus kepada niat awal saya membantu petani. Dan dia ingin saya tetap dengan idealisme saya. Dia memang mencintai saya tetapi china adalah cinta pertamanya  dan segala galanya. “‘Katanya 


“ Walau karena itu kamu tidak sekaya Pony Ma. “  kata saya.


“ Ya memang saya tidak sekaya Pony ma tetapi saya menciptakan jutaaan petani kaya dan unggul dalam persaingan pasar. Jadi  orang kaya itu bagus tetapi orang lain kaya karena Visi kita, itu jauh lebih bagus. “ katanya.


Saya termenung lama. Kalau china hebat , itu karena kelas menengahnya  punya tanggung  jawab moral menjadi agent perubahan untuk china lebih baik. Berkat para anak muda visioner inilah yang akhirnya menyadarkan pemerintah untuk membuat aturan ketat. Platform IT dan E commerce di-restruktur pemerintah. Yang kaya karena  platform IT, termasuk Jack Ma dan Poni Ma dan lain lain. Mereka harus berubah untuk China, bukan untuk diri mereka saja, apalagi pemodal.

***


Tahukah anda. Saat sekarang China kekurangan tenaga kerja. Makanya program 1 anak dihapus. Pemeriintah kini kampanyekan agar orang cepat menikah dan punya anak banyak. Mengapa? Itu berkat cepat tumbuhnya wirausaha kalangan muda, terutama kaum terpelajar. Tahun 2018 di CHina ada 5 % wirausaha yang menyerap angkatan kerja rata rata 10 orang. Kalau penduduk China, katakanlah 1,2 miliar. Itu artinya jumlah wirausaha di CHina ada 60 juta. Kalau masing masing menyerap angkatan kerja 10 orang. Maka total angkatan kerja nasional terserap ada 600 juta. Kalau masing masing mereka punya anak dan istri. Itu praktis semua orang di China hidupnya aman. Itu berkat adanya semangat wirausaha.


Apakah mudah mendorong semangat wirausaha yang unggul? Tidak. Itu upaya kerja keras dari semua kekuatan mendorong semangat wirausaha. Satu derap dalam satu kesadaran akan terjadinya kemakmuran bersama. Zhang Xin, wanita cantik yang ekonom dan pengusaha sukses. Tapi sebagian besar anak muda China mengenalnya bukan karena dia pengusaha sukses tapi karena kerendahan hatinya yang setiap hari melalui sosmed ( QQ) memberi inspirasi kepada jutaan anak muda china untuk berani melewati hidup sebagai wiraswasta.


Tanpa terkesan menggurui dia memperlihatkan masa depan sebagai pengusaha, dan jalan yang harus ditempuh. Zhang Xin tidak sendiri ada banyak pengusaha China yang tampil di Medsos menjadi mentor banyak orang untuk mencerahkan setiap kebijakan pemerintah. Mereka tidak memuji pemerintah tapi mereka meyakinkan semua orang bahwa pemerintah berniat baik dan jalan untuk hari esok yang lebih baik sedang ditapaki, maka kerja keras dan rasa kebersamaan adalah mutlak.


Seorang teman yang juga pengusaha IT mengatakan kepada saya bahwa “ medsos di china digunakan oleh banyak pengusaha untuk lebih dekat kepada masyarakat. IT yang melahirkan media sosial menjadi trend baru untuk berbagi pengetahuan dan semangat. Ketika teknologi komunikasi hadir didalam genggaman anda, dan dunia menjadi begitu kecilnya, saya rasa anda terlalu angkuh kalau anda tidak punya waktu untuk menjangkau semua orang. Kadang orang tidak butuh uang anda tapi dengan semangat anda, pengetahuan anda, orang lain terinspirasi dan punya power untuk bergerak menyelesaikan masalahnya sendiri” demikian kata teman saya.


Kalau saya menulis kisah tentang semangat wirausaha.. Menegement dan bisnis, itu bukan berarti saya menepuk dada tentang apa yang telah saya lewati. Tidak ada niat itu. Jadi jangan focus kepoan soal tokoh dan nama perusahaan. Focus ke esensi tulisan. Ini sebagai keyakinan saya untuk membawa perubahan bagi kita semua. Yakinlah sibuk soal politik dan segala hal ocehan oposisi, itu semua omong kosong. Tidak akan ada dampaknya terhadap perubahan yang lebih baik bagi anda. Itu malah bisa membuat frustrasi dengan realita.


Masalah negeri ini karena mindset wirausaha itu rendah sekali. Kita kebanyakan terjebak dengan cari aman. Wirausaha dianggap resiko. Harus dihindari. Makanya jangan kaget kalau pengusaha yang tampil, itu itu saja sejak era Orba. Rakyat kebanyakan terus terpuruk dalam keluhan yang tak ada habisnya. Akhirnya lari ke agama dan seminar motivator, Itu hanya membuat anda tidur dan mimpi. Bertarunglah dalam dunia nyata. Jadilah petarung dan kuatlah.  Yakinlah, Tuhan akan jaga anda. Karena Tuhan tidak akan biarkan petarung dengan niat baik akan kalah begitu saja. 


Saturday, January 08, 2022

Dia, Sekretaris …

 







Saya tidak setegar istri kamu. “ Kata Lena waktu bertemu saya dalam kesempatan dinner di Seoul 2018. 

***


Kali pertama bertemu, kesan saya dia mandiri. Percaya dirinya tinggi sekali. Itu bisa maklum karena dia memang terlatih sebagai escort tamu VVIP. Untuk jadi premium escort tidak mudah. Mungkin dari 100 pelamar. Hanya 1 yang lolos. Karena ukurannya bukan cantik seperti artis. Tetapi karakter. Mereka harus melewati seleksi ketat soal attitude dan inteligensia. Salah satu yang penting adalah mereka harus bisa menjaga rahasia tamunya. Mampu berkomunikasi sedikitnya 3 bahasa, Mandarin, English, dan Jepang. Escort premiun dilarang menerima tips dari tamu. Ukurannya sama setiap tamu, yaitu melayani dengan standar hospitality. Mereka dilarang terlibat affair dengan tamu, apalagi melakukan hubungan sex. 


Namanya Lena. Ayahnya dari korea tapi ibunya dari China. Dia sudah yatim sejak usia Balita. Ibunya meninggal karena kanker. Tingginya 165 cm. Langsing. Saya sempat mikir apa saya mampu bayar gaji dia. Maklum ketika itu saya baru merintis bisnis di China. Kali pertama bertemu saya tidak menawarkan posisi kerja untuk dia. Saya hanya menyelami karakter dan orientasi hidupnya. Dia memang cerdas dan punya prinsip. Karakternya kuat. Setelah dua kali bertemu, saya berketetapan hati untuk rekrut dia. Tapi saya engga pede sampaikan berapa saya bisa bayar dia. Gajinya saya sampaikan kepada Wenny. Besoknya Wenny mengabarkan Lena bersedia kerja dengan gaji HKD 12,000 ( atau sekitar Rp. 18 juta).  Surprise juga dia mau. Karena di KTV gajinya sebesar Rp. 50 juta sebulan. Kalau ditambah bonus bisa dapat Rp. 100 juta sebulan.


Penampilannya sederhana ketika masuk kantor saya. Rambutnya diikat dibelakang, dengan poni di depan. Baju warna putih kerah model shanghai. Celana panjang. Tidak ada perhiasan. Make up sederhana saja. Beda dengan penampilannya sebagai escort “ Boleh saya mengubah penampilan saya seperti nature saya. “ Katanya dengan sopan ketika saya panggil ke kantor.


“ Seperti apa penampilan yang kamu mau? Tanya saya.


“ Ya seperti sekarang.” Katanya tersenyum.


“ Silahkan suka suka kamu soal  pakaian. Yang penting kamu mau kerja keras. “ Kata saya. 


“ Tentu saya akan kerja keras dan tidak akan mengecewakan anda. Ap saja tugas saya.” 


“Bantu saya  soal file dan organiser paper work compliance. Kamu harus pahami semua bisnis process yang saya jalankan. Pahami itu semua secara detail. Ingatkan saya kalau ada kelupaan. Kamu akan hadir dalam setiap meeting resmi. Jaga rahasia. Jangan bicarakan kepada siapapun termasuk kepada staf,  direksi saya dan juga jangan cerita apapun ke teman teman kamu. "


“ Ingat, ini yang penting.”  Kata saya terdiam sebentar.


“ Silahkan pak. Apa itu ? 


“ Saya bukan sarjana. Saya punya latar belakang orang miskin. Jadi banyak hal standar pergaulan bisnis internaitonal saya tidak pahami. Kamu arahkan saya  bagaimana seharusnya berinteraksi dengan relasi yang multi etnis dan negara.” Kata saya. Saya tahu, sebagai escort dia sudah di training dengan baik untuk bergaul dengan pebisnis kalangan atas dan beragam etnis. Dia pasti tahu bagaimana bersikap ketika makan malam resmi. Cara duduk, cara makan dan minum. Cara berpakaian.


Setelah itu sambi kerja, saya training dia memahami business process dan management process. Cara menulis surat dan memo rapat. Selebihnya soal detail kerja sebagai sekretais dia belajar sendiri lewat buku dan kursus. Sementara dia ajari saya cara bersikap dalam komunitas pebisnis international. Jadi kami saling belajar satu sama lain. 1 tahun kerja, dia sudah benar benar jadi tangan kanan saya. Mata dan telinga saya mengawasi setiap keputusan yang saya buat. Ikut dalam businss trip lintas benua. Phisiknya sangat bugar. Entah bagaimana dia merawat dirinya.


***

Jam 8.30 duduk dikursi CEO. Di meja sudah ada daftar kegiatan yang harus dilakukan. Belum sempat baca , Lena sudah masuk kamar kerja dengan kopi hangat. “ Jam 9, anda harus bertemu dengan James dan Tong. Update proyek dan anak perusahaan. Jam 9.30, anda harus telp banker untuk tanyakan progress pinjaman. Jam 10. Anda harus ketemu dengan CEO anak perusahaan dari Kazakhantan untuk restruktur binis., Jam 11 anda harus membuat keputusan pada komite investasi. Para eksekutif sudah siap ketemu. 


Jam 13, anda makan siang sama Pejabat China di Hotel Conrad. Jam 3 anda harus siap berangkat bersama Mr. Hu ke Shanghai,  Flight jam 5.30 dengan private jet. Jam 10 malam rapat dengan eksekutif Industry processor. “Kata Lena, Dia bicara itu sambil memasangkan dasi saya. Setelah itu, semua kegiatan berlangsung sesuai jadwal. Kemana saya pergi pasti Lena disebelah saya. Semua hal dia yang atur. 


Kalau pergi busines trip di pesawat dia duduk disebelah saya. TIdak tidur atau dengar musik. Tetapi membacakan hasil minute meeting. Membacakan email dan message dari eksekutif. Mengingatkan mana yang urgent direspon dan mana yang tidak perlu jadi prioritas. Saya menyimak sambil mata terpejam. Setelah itu dia sibuk dengan laptop nya memberikan ringkasan kepada saya apa saja yang harus saya ingat dalam meeting nanti. Keliatan sederhana. Tetapi itu hasil jurnal setiap business process yang saya handle.  Tentu dia harus punya arsip canggih sehingga cepat ditemukan kalau diperlukan.


Kadang saya lelah dengan ketatnya business process. Kalau saya cuek. Matanya pasti melotot. Kebayangkan, cewek korea kalau melotot. 10 tahun sebagai CEO investment holding, setiap dia masuk kamar kerja, seperti lebih menakutkan daripada istri. Setiap saat suaranya terdengar hanya ingatkan. Rasanya saya ingin lari dari dia. Tetapi mau lari kemana?. Dia bekerja sesuai SOP yang saya latih sendiri. Kalau awal kerja gajinya HKD 12,000, 5 tahun kemudian gajinya sudah HKD 50,000, Itu tidak termasuk lembur, perjam HKD 200. Jadi sebulan take home pay nya bisa mencapai HKD 150,000. Atau Rp. 200 juta lebih.


***

Tahun 2013 dia minta berhenti kerja. Saya merasa terkejut. “ Len, apa kamu engga nyaman bekerja dengan saya? 


“ Nyaman sekali. Anda bukan hanya saya anggap boss saya, tetapi juga mentor spiritual saya, bahkan saya anggap kakak saya sendiri. Yang harus saja jaga secara personal. “


“ Apa kesan khusus kamu terhadap saya” Tanya saya tersenyum.


“ Satu hal yang tidak pernah saya lupa. Melihat anda berlutut lebih 20 menit di hadapan pejabat China. Memohon maaf. Menggendong orang tua pejabat BUMN  China ke lantai  dua restoran karena lift rusak. Untuk urusan kemanusiaan, anda benar benar tulus. Makanya begitu besar dukungan mitra kepada anda, itu karena anda berhasi merebut hati mereka. Semua masalah akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan dan persahabatan. Anda tidak ragu mengalah. Tidak pernah menyalahkan mereka. Anda terlalu keras terhadap diri anda sendiri untuk selalu memaklumi orang lain. Bahkan dalam situasi tak tertanggungkan. Sabar sekali. Itu terasa sekali oleh saya saat mendampingi anda.


Dan ingat waktu saya bersama anda di Eropa Timur. 3 tahun lalu. Saya dapat telp Papa saya kena stroke. Anda kerahkan semua sumber daya perusahaan untuk menyelamatkan papa saya. Wada dari Tokyo langsung terbang ke Seoul. Wada yang mengurus segala sesuatunya. Malamnya Wenny dan Esther sudah berada di Seoul. Waktu saya datang ke Seoul ke esokan harinya. Semua mitra kamu, Steven, Wada, Richard, Victor,  ada di Rumah sakit. Mereka memberikan semangat kepada saya selama menanti operasi papa selesai. Papa selamat dari operasi otak. Sehingga terhindar dari kelumpuhan. Saya baru sadar, anda bukan hanya boss tetapi kakak bagi saya yang yatim ini." Kata Lena.


“ So kenapa kamu mengundurkan diri?


“ Pak, selama 8 tahun bekerja dengan anda. Saya bekerja 18 jam sehari. Jam 7 pagi saya sudah di kantor. Pulang selalu larut. Menemani anda dalam business trip ke manca negara. Saya tidak punya waktu untuk privasi saya. Saya mengorbankan semua teman teman saya. Disconnect samua.Ya gimana saya bisa punya pacar. Bahkan  8 kali Natal saya tidak bersama papa di Seoul. Karena harus menemani anda."  Kata lena.


" Tetapi, empat bulan lalu saya kenalan dengan Pilot. Kami pacaran jarak jauh. Pak, minggu lalu dia melamar saya. Izinkan saya menikmati takdir  saya sebagai wanita, istri. Apalagi saya tahu tahun ini anda akan mundur sebagai CEO.  Boleh ya pak. ” Kata Lena dengan rendah hati.


Saya terhenyak. Saya peluk dia. “ Terimakasih lena. Walau kamu tidak lagi bekerja, kamu tetap akan selalu jadi adik saya. Jadi apapun yang terjadi nanti, misal kamu dikecewakan suami kamu, kembali kepada saya. Akan selalu ada ruang untuk kamu.  Paham” 


“ Yes sir.” Lena berlinang air mata. “ Anda sangat humble. Tidak pernah bentak saya. Sabar mendidik saya. Itu akan jadi  kesan abadi bagi saya. Entah apakah saya akan menemukan suami seperti anda dan apakah saya bisa setegar istri anda. Yang harus berjauhan dengan suami. Yang suaminya dikelilingi wanita berkelas dan  setiap saat menghadang resiko” Katanya. 


***

Tahun 2018


Saya tidak setegar istri kamu. “ Kata Lena waktu bertemu saya dalam kesempatan dinner di Seoul 2018. " Kami jarang bertemu. Dia sibuk sebagai Pilot. Saya ingin cepat punya bayi tetapi dia menolak. Memang awalnya sebelum menikah kami sudah berkomitmen tanpa anak. “ jawabnya ketika saya tanya alasan dia bercerai.  Dia tidak menyalahkan mantan suaminya. 


“ Ingat engga waktu kamu ajukan pengunduran diri. Saya katakan. Kembalilah kepada saya kalau kamu ada masalah dengan perkawinan kamu. Selalu ada ruang untuk kamu. Mau kerja dimana ? Holding ada kantor di US, Beijing, Hong Kong, Seoul, Moscow, Swiss.”  Kata saya.


“ Boleh saya bekerja di Seoul. “


“ Kenapa ?


“ Saya ingin merawat papa saya. Dia sudah tua.” Kata Lena.


Makan malam itu  penuh keakraban. Lena sampai mabuk karena banyak minum Soju. Sulit melangkah ke lobi. Saya terpaksa gendong dia di punggung. " Dulu saat dampingi kamu diner denga relasi, saya tidak pernah mabuk. Selalu jaga kamu. Tetapi kini, kamu yang jaga saya. " Katanya dalam keadaan mabuk. 

" Apa kata Wada dan Wenny lihat kamu gendong saya. Pakai jas lagi." Kata Lena tertawa. Saya senyum saja. Saya terlalu tua untuk gendong dia. Tetapi akhirnya sampai juga di depan lobi restaurant. Tunggu kendaraan jemput. Kami sudahi makan malam itu dengan rasa persahabatan yang tak terpisahkan. Bagaimanapun Lena telah membantu saya banyak. Dan dia anggap saya sebagai kakaknya.

Disclaimer : Nama dan tempat fiksi belaka.

Friday, January 07, 2022

Dia mentor saya..

 






Mentor  bisnis saya


Tahun 1997 saya bangkrut. Usia saya 34 tahun. Salah satu teman saya menyarankan untuk bekerja dulu. Dia rekomendasikan saya kepada perusahaan investment holding milik Singapore. Saya datang ke kantor di kawasan kuningan, jskarta.  Saya diterima di kamar kerja dirut perusahaan. Terkejut juga. Karena saya berharap ketemu dengan Manager. “ Pak jely jadi direktur pengembangan saya ya. Kita Develop perusahaan ini sesuai permintaan boss. “ katanya. Saya bingung. Namanya Wong.


“ Memamg saya punya pengalaman bisnis. Tapi saya engga pengalaman sebagai direktur perencanaan dan pengembangan yang harus mengikuti visi pemegang saham. Bisnis sendiripun saya berkali kali gagal. Saya ingin kerja disini hanya untuk bertahan hidup saja. Tetapi saya juga engga mau mengecewakan bapak. Posisi lain sajalah. Jadi office Boy juga saya mau” kata saya. Dia tersenyum.


“ Udah terima aja posisi direktur. Saya yang bertanggung jawab. Kamu laksanakan saja arahan saya. “ katanya. Akhirnya saya terima juga posisi itu. Saya tidak tanya berapa gaji saya. Apa fasiltas saya. 


Rapat pertama dengan dewan direksi saya hanya mendengar saja. Setelah rapat dia panggil saya” ini bisnis bagus. Semua Ok. Kamu cari tahu  kelemahannya. Coba pelajari dengan seksama. “ katanya menyerahkan daftar nama perusahaan. Dan buku data bisnis  Kristianto Wibisono.


“ Kenapa kita harus mencari kelemahannya”


“ Dari kelemahan itu kita create business. Pasti akan didukung oleh investor, banker  dan pemegang saham. “  katanya. Malah bikin saya bingung. 


“ Bukankah kita harus mengerti kelebihan bisnis orang lain, untuk kita bisa pelajari dan membangun hal yang sama dengan mereka. “ kata saya. Dia senyum saja. 


“ Lakukan saja arahan saya.”

Selanjutnya saya mulai melakukan studi terhadap bisnis yang bagus untuk tahu kelemahannya. Saya buat kelompok : bidang Mining, Agro, industri dan manufaktur, trading. Ada 5 staf inti yang saya pimpin untuk berkerja membantu saya. Saya jadi kecanduan kerja. Saya beli data riset dari beberapa lembaga riset dalam dan luar negeri. Saya juga lakukan desk research lewat internet. Ikut dalam beragam seminar. Pelototi data statistik. Dalam setahun, saya bekerja 18 jam sehari. Setiap ada masalah yang kurang saya pahami, pak wong mencerahkan saya dengan caranya yang special. Wawasan bisnsinya luas sekali. Network nya di china luas sekali. Akhirnya saya dapatkan peluang bisnis pada 5 bidang. 


Tahun 1998, terjadi krismon. Kemudian dibentuk BPPN. Saat itu boss kami di Singapore perintahkan saya untuk akuisisi aset lewat BPPN. Dia beri saya kekuasaan untuk tentukan apa yang cocok dibeli. Hasil studi saya sangat membantu menentukan target yang tepat. Sejak itu saya sibuk memimpin team ikut lelang. Setelah menang lelang, Saya juga terlibat merestruktur bisnis sesuai hasil studi saya. Namun setelah melakukan aksi beli beberapa perusahaan, saya mundur. Batin saya  tidak terima. Saya terlalu kejam membeli aset negara dengan harga diskon sampai 90%. Pak wong bisa terima pengunduran diri saya.


Kemudian saya diajak teman untuk kerja mulia mengalamatkan aset di bppn agar tidak jatuh ke asing. Saya terpacu kerja siang malam. Namun setelah selesai akuisisi, saya kecewa. Karena ternyata saya membantu srigala bangsa saya sendiri. Saya sedih. 


“ Mengapa saya terus gagal ketika turutkan hati nurani saya. Dan sukses kerika saya abaikan nurani saya. Saya mundur. “ kata saya kepada pak wong. Dia senyum saja. “ kamu engga salah namun kamu belum cerdas berdialogh dengan nurani kamu. Cobalah buka diri kamu seluas luasnya agar sudut pandang kamu juga luas. Nanti kamu akan temukan kebijakan dibalik hal yang kamu anggap salah, ternyata ada benarnya “katanya kemudian.


Tahun 2002, Teman ajak saya kerja jadi anggota team asistensi pemerintah. Saya terima saja. Saya ingin ikut ambil bagian memperbaiki keadaan negara yang sedang sakit. 1 tahun  misi itu selesai. Sisa anggaran saya kembali ke Sekjen ke menterian. Dia kaget. Aneh menurutnya. Itu artinya selama kerja saya tidak terima honor. 


Tahun 2004 saya dalam keadaan kehilangan kerjaan dan harapan, dengan bekal uang dari istri, saya hijrah ke china. Ternyata ilmu yang saya dapat selama bekerja dua tahun sebagai direktur pengembangan bisnis dibawah binaan pak Wong, sangat menolong saya bisa berkembang cepat. Di china peluang bisnis terbuka lebar. Walau tampa uang,  tidak sulit saya dapat uang untuk membangun bisnis. Semua bisnis yang saya bangun berangkat dari kelemahan bisnis yang telah exist. Bisnis saya tak lebih hanya solusi atau koreksi dari yang ada. Walau usaha sejenis, tapi warna dan rasa berbeda.  Semua sukses. 


Kepercayaan banker dan investor semakin besar dan semangat berkembang terus terpacu. Saya kerja 18 jam sehari tampa hari libur. Melintasi banyak negara. Dalam 5 tahun saya akuisisi sebanyak 34 unit bisnis tersebar di beberapa negera. Dari 4 subholding, terus berkembang secara sistem tanpa saya tahu pasti berapa jumlahnya sekarang. Namun itu semua membuat saya rendah hati. Ingat nasehat pak wong “ menaklukan dunia tidak sulit, yang sulit menaklukan diri sendiri. Rendah hatilah selalu”


Tahun 2015 saya bertemu dengan pak wong. Dia sudah berumur. Ternyata  dia membaca buku saya. Dia beli di toko buku Gramedia. Judulnya “ cintaku negeriku” itu buku motivasi bisnis. “ Jel, Minta tanda tangan buku ini. “ katanya dengan rendah hati. Saya tulis halaman pertama buku itu dengan tangan “ untuk pak Wong yang telah mendidik saya. Yang telah mengubah ayam kampung untuk jadi elang. Pak Wong, adalah kakak tersayang saya dan juga mentor saya dalam segala hal”


Sumber : Mydiary

Saturday, January 01, 2022

Sarman dengan sikap hidupnya.

 



Sarman. Dia sebenarnya mentor kehidupan bagi saya. Sebelum menikah, kalau hari libur ada waktu luang, saya berkunjung ke rumahnya. Tinggalnya di daerah Kota Bambu Tanah Abang, Jakarta. Tepatnya di pinggir kali ciliwung. Hidupnya sederhana. Sehari harinya dia berdagang di tanah Abang. Dia tamatan USU dan istri tamatan IKIP. Sebenarnya keluarga ini dari segi pendidikan adalah kelompok menengah. Dia punya dua putra masih berusia Balita. Yang tertua bernama Usman dan nomor dua, Ali.


Mengapa saya suka datang ke rumahnya? Pertama dia punya ikatan keluarga jauh dengan saya. Kedua. Saya suka berdiskusi dengan dia. Karena wawasannya luas. Di lemarinya banyak buku. Dia memang gemar membaca. Kadang saya pinjam bukunya untuk saya baca. Setelah saya kembalikan buku itu. Dia ajak saya diskusi soal buku yang sudah saya baca. Saat itu saya sedang jatuh cinta dengan paham tasauf. Dia dengan sabar mendengar argumentasi saya soal agama. Tetapi setiap dia bertanya, seakan menggiring saya untuk bertanya sendiri untuk cari tahu apakah argumentasi saya benar. Sementara dia tidak pernah salahkan saya.


Akhirnya saya kebingungan sendiri dengan pengetahuan saya tentang tasauf.  Satu saat dia berikan saya buku. “ Baca  buku ini.” Katanya. Itu buku tentang Ihya Ulumudian, Karya AL Ghazali. Tentu saya senang. Satu jilid dia pinjamin. Setelah baca, saya langsung suka. Akhirnya saya beli sendiri buku untuk jilid berikutnya. Sejak saya baca buku Ihya itu, diskusi jadi nyambung.


“ Kehidupan di dunia adalah kebohongan yang indah dan menggoda. Namun kematian adalah kebenaran yang menakutkan.  Kita merasa pintar, sebenarnya kita dungu. Orang yang cerdas, pastilah dia beriman.  Dia percaya dunia ini senda gurau saja dan lucu. Tetapi kelucuan membuat dia bijak. Jadi kalau mau tahu siapa yang Maha Lucu, ya Tuhan. Karena dia mendidik kita dengan kelucuan dan senda gurau saja. Makanya orang yang serius amat dengan dunia, wajarlah disebut dungu.” Katanya yang tak pernah saya lupa. Tertulis rapi dalam buku harian.


***

Satu saat setelah menikah. Saya mengalami kebangkrutan. Dalam kondisi terpuruk itu. IBu saya datang menemui saya di Jakarta. Ibu saya memeluk saya. Karena melihat kemiskinan saya. Tetapi saya tenang saja. “ Hidup ini hanya senda gurau saja. Engga perlu serius. Dunia engga penting.” Kata saya menyikapi hidup saya. Ibu saya berkerut kening. Saya ceritakan kepada ibu saya soal  buku Ihya Ulumuddin.


“ Zeli,  baca buku tafsir Al Azhar, karya Buya Hamka” Kata ibu saya dengan bijak.


“ Kenapa Mak” Tanya saya 


“ Hamka itu sepupu nenek kamu. Ayah dari nenek kamu itu dengan ayah Hamka, adalah putra dari Amrullah. Nenek kamu bernama Nurbaya Amrullah. Hamka bernama lengkapnya Haji Abdul Karim Amrullah. Buyut kamu Tokoh islam moderat. Jadi bacalah buku dari Hamka. Dia kakek kamu juga.”


“ Ya mak.” 


“ Hamka ditangkap oleh rezim Soekarno karena politik. Dia kehilangan ketenaran dan penghasilan sebagai penulis novel. Saat dia dipenjara, para penerbit bukunya menghentikan honor kepadanya. Dia ditangkap tanpa proses pengadilan. Nak, kamu bayangkan. Buya kehilangan penghasilan, kehilangan ketenaran dan hidup dibalik dinding penjara. Namun Buya tidak menyerah. Imannya semakin kuat.  


Kitab Tafsir itu Buya tulis di dalam penjara. Setelah dia bebas dari penjara. Dia kembali aktif menulis dan berdakwah. Dia focus dengan bisnisnya bidang penerbitan dan berdakwah saja.  Tak ada satupun dia menyesali sikap Soekarno menangkapnya. Dalam ceramahnya dia tidak pernah menghujat Soekarno. Bahkan buya memimpin sholat mayit untuk bung Karno. Tidak ada dendam. Itulah buah iman, anakku. Bahkan ketika dia berbeda pendapat dengan Soeharto, dia memilih mundur sebagai ketua MUI. Tidak ada dia hujat Soeharto. Tidak ada kebencian. “


Kalau kamu punya talenta berdagang itu karena kakek buyut kamu Amrullah adalah ulama yang juga pedagang hebat. Lihatlah Hamka. Walau dia ulama tetapi dia tidak cari uang lewat dakwah. Dia hidup dari bisnisnya sebagai penulis Roman dan Novel, penerbit dan pendiri Majalah Panjimas.” Kata Ibu saya yang sangat mencerahkan saya. Sejak itu saya gemar membaca kitab tafsir Hamka. Saya merasa seakan kakek menasehati saya untuk hidup berakal mati beriman. Sehingga saya paham makna tentang " hidup itu senda gurau saja." Benarlah, hanya kurang lebih setahun, saya sudah bisa bangkit lagi. 


**

Sarman datang ke saya, Karena dia bangkrut. Saya terima dia bekerja di bisnis saya. Tetapi hanya berlangsung setahun, saya terpaksa berhentikan. Mengapa? Dia pahami hidup ini senda gurau dan karenanya dia tidak serius dengan pekerjaannya. Saya merasa rugi bayarnya. “ Dalam dimensi Tuhan, Hidup  itu memang senda gurau, namun bukan berarti kita juga boleh bersikap sama dengan Tuhan. Kalau kita beriman kepada Tuhan, tugas kita menjalani hidup ini dengan serius. 


Karena hukum ketetapan Tuhan, itu hukum kausalitas. Hukum sebab akibat. Yang lemah dimakan oleh yang kuat. Orang bodoh dimakan orang pintar. Engga kerja engga makan. Engga dapat untung kalau engga siap rugi. Engga mungkin menang kalau tidak siap kalah.” Alasan saya memecatnya.  Namun secara personal, kalau dia datang ke rumah selalu saya terima dan beri uang untuk keperluan hidupnya.


Tahun 1997 putra tertua Sarman, Usman masuk Ponpes. Tahun 2002 putra keduanya, Ali, diterima kerja di Pemda. Sejak tahun  1998 saya tidak pernah ketemu lagi dengan dia. Karena kesibukan saya sebagai team asistensi pemerintah untuk economy recovery. Tahun 2004 saya hijrah bisnis ke luar negeri. Saya dapat kabar bahwa istrinya sudah meninggal karena kanker usus. Tahun 2016 saya dapat kabar dia berencana menetap di kampung, di Maninjau. Saat saya ada di Jakarta, dia datang ke rumah saya.” Sepertinya saya tidak bisa lagi bertahan tinggal di Jakarta. “ Katanya.


“ Gimana dengan anak anak” tanya saya.


“ Ali udah menikah. Hidupnya sudah stabil. Tetapi tidak pernah ingin bertemu saya. “ Katanya dengan wajah mendung. Saya bisa bayangkan. Hidup dimasa tua, miskin, terabaikan. Itu sangat menyakitkan. 


“ Usman sudah tamat dari Ponpes. Hidup sebagai guru ngaji. Dia belum juga menikah. Mungkin tidak ada wanita suka dia. Karena dia miskin. “ Katanya. Saya terharu. Saya beri dia ongkos untuk pulang kampung.


***

Tahun 2021 saya pulang kampung bersama keluarga. Saya sempatkan melihatnya. Namun dapat kabar di kampung bahwa dia  ada di bukit tinggi. Menurut putranya dia kena kanker getah bening.” Usman engga ada uang. Papa terpaksa Usman titipkan di rumah singgah yang dekat rumah sakit. Biar mudah lakukan terapi.”


“ Ali gimana? Sudah tahu dia kalau papanya sakit?


“ Dia sudah tahu. Hanya sekali videocon tetapi tidak ada uang dia kirim. 


“ Ini uang untuk biaya berobat papa kamu” Kata saya menyerahkan uang ke Usman. Kemudian saya pandang dia lama. “Rawat papa kamu dengan baik. Selalulah ada dekatnya. Biaya hidup kamu selama merawat ayah kamu, saya tanggung.” Lanjut saya. 


Setelah itu saya termenung lama. Mungkin Usman terpengaruh dengan sikap hidup papanya. Dan Ali, termasuk yang memberontak dengan sikap hidup papanya. Saya tidak tahu soal kebenaran sejati di hadapan Tuhan. Hidup memang soal pilihan. Salah benar, kepada Tuhan semua kembali.

Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...