Friday, December 03, 2021

Omongin soal Jokowi dan Tikus.

 








Saya punya teman lama. Kalau ada waktu senggang kumpul. Kadang kalau bertemu, banyak hal yang ringan kami bicarakan. Semuanya mengalir begitu saja. Bicara tentang politik, ekonomi, budaya, apa saja. “ Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah saya tetap sebuah misteri. Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah saya tutup rapat, namun tikus itu tetap masuk rumah. Mikirin tikus sama jijiknya dengan mikirin mental koruptor " Katanya.

 

Amel bisa jadi benar. Tidak berlebihan menyamakan koruptor dengan Tikus. Walau bentuk berbeda, secara biologis sama. Sama sama makhlulk mamalia. Itu sebab berbagai riset ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pharmasi selalu menggunakan tikus sebagai ”percobaan ” sebelum obat dikonsumsi kepada manusia. 


Ada tiga hal yang membuat tikus sama buruknya dengan koruptor. Yaitu pertama, tikus cepat berkembang biak. Dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Pemikiran korup cepat sekali berkembang dalam sistem yang kotor.


Kedua, Tikus, tak suka berproduksi yang bermanfaat, seperti lebah atau ulat sutra. Pekerjaannya hanyalah merusak lewat memakan apa saja. Bahkan mampu melakukan kanibalisme. Sama seperti mental korup. Ia tidak pernah puas berapapun harta yang dia dapat. Selalu berusaha dapatkan uang korup dalam skala kecil maupun besar. Tidak ada satia kawan. Sesama kawanpun mereka saling makan. 


Ketiga sifat inilah yang membuat lingkungan tidak aman bila ada tikus. Banyak sawah petani hancur karena dimakan tikus. Banyak perabotan rumah tangga rusak karena dikerat oleh tikus. Sama halnya dengan koruptor. Dia merusak tatanan budaya cinta kasih, dan gotong royong. Bahkan rumah tangga jadi neraka karena mental korup. Doyan selingkuh. Istri selingkuh, suami juga selingkuh, anak anak terjerat pergaulan bebas. Terjebak narkoba.


Tidak mudah menghabis tikus. Mengapa ? karena tikus juga termasuk binatang yang berinteligensia tinggi dikelasnya. Artinya, tikus termasuk rat lebih pandai dan cerdik terutama dalam adaptasi terhadap lingkungan hidup maupun dalam mencari makanan. Tikus memiliki kemampuan “belajar” dimana mereka dengan mudah mampu membedakan mana saja yang biasa dihadapi, dialami dan dilakukan dengan mana yang asing buat mereka. Koruptor adalah orang yang IQ nya tinggi. Walau ada Jaksa, KPK, Polisi dan segudang aturan menghalangi, mereka tetap lebih cerdah berkelit.. 


Namun demikian Tikus termasuk hewan yang pemalu dan penakut apalagi bila melihat sesuatu yang asing dalam wilayahnya. Sebagai contoh, bila seekor tikus terkena perangkap yang dipasang atau mati karena memakan umpan yang disediakan, sementara tikus lain melihat tikus tersebut, maka mereka tidak akan mendekati perangkap apalagi memakan kembali makanan umpan tersebut. Untuk membasmi Tikus tidaklah mudah. 


Walau pagar sawah dibuat tinggi 30 cm namun tikus mampu melompat setinggi 90 cm. Walau KPK dibuat namun koruptor mampu melewati diatas kekuatan KPK. Walau parit disediakan sebagai perangkab tidak ada gunanya karena tikus mampu berenang selama 72 jam. Walau aturan hukum ketat menjerat koruptor tak ada gunanya karena koruptor mampu menembus celah celah hukum sampai ketingkat puncak kekuasaan. Cina menerapkan hukuman mati bagi koruptor namun sampai kini masih saja setiap hari rata rata 5000 koruptor dihukum mati.


Lantas bagaimana mengatasi tikus atau koruptor itu ? Caranya adalah ciptakan lingkungan besih. Harus dimulai dari pemimpinnya terlebih dahulu. Jokowi membuktikan dirinya dan keluarganya jauh dari KKN. Tikus tidak bisa hidup dilingkungan yang bersih. Itu sunatullahnya. Begitupula, koruptor tidak bisa bidup dilingkungan orang yang berakhlak tinggi , menghormati hak orang lain, gotong royong dalam keberasamaan serta menjadikan agama sebagai jalan hidup untuk kedamaian dan keselamatan. Kita memang harus menerima kenyataan karena kita hidup dari generasi yang kotor. Sudah seharusnya kita memulai gerakan untuk hidup bersih lewat pendidikan kepada anak anak kita agar kelak lahir generasi yang bersih. Itu saja.


Tak  berapa lama datang Rendi. Dia ponakan konglomerat. Ikut gabung di Table kami.“ Bro, saya engga ngerti mengapa orang hebat seperti Rizal Ramli, dll tidak didengar oleh pemerintah, terutama menteri keuangan. “ kata Randi kemudian setelah pesan minum.


“ Siapa bilang engga didengar? Didengarlah ” kata saya.


“ Tapi faktanya sejak Jokowi jadi presiden periode pertama sampai sekarang, pertumbuhan engga pernah diatas 6%. Padahal growth yang layak bagi negera yang keseimbangan primernya negatif ya harusnya 7 %. Ada 13 indikator terkait janji presiden semua merah. Apanya yang hebat “ kata Randi lagi. Amel menyimak saja


“ Situasi berbeda. Sejak tahun 2008 memang dunia memasuki krisis bersekala global. Dalam situasi krisis data statistik engga pernah berpihak kepada pemerintah. Wajar saja. “ Kata saya santai.


“ Jadi apa hebatnya kalau nyatanya pertumbuhan itu dibiayai dari hutang. Liatlah rasio hutang mendekati limit yang ditetapkan UU. Ini udah lampu kuning bro” Randi mulai menampakan rasa kawatirnya.


“ Ya hutang itu juga prestasi. Bayangin aja. Di tengah krisis masih ada yang percaya beri hutang. Bahkan orang antusias beli SBN kita di market. Karena itu kita masih bisa growth walau memang tidak tingggi. Bandara dan jalan toll masih padat. Pulang kantor masih macet.  Ya sukuri ajalah “


“ Seharusnya orang seperti Rizal Ramli itu jadi menteri” Kata Randi.


“ Duh kalau  skill dan keahlian keilmuan jadi patokan hebat mengurus dan keluar dari krisis Ekonomi. Kenapa AS atau Malaysia engga hired aja Rizal Ramli jadi menteri. AS itu pusatnya ilmu pengetahuan bidang financial dan ekonomi. Lah mereka aja susah sekarang. Jadi pokok persoalannya bukan pada kebijakan  tetapi …”


“ Tatapi apa ?


“ Rendahnya kreatifitas produksi. Mengapa ? Karena orang pintar lebih banyak omong. Orang muda lebih banyak bermimpi kaya lewat digital dan bursa. Orang kaya lebih banyak nabung deposito. Pejabat dan poltisi engga berhenti korup. Orang bodoh banyak yang dungu. Ya itu soal mindset bangsa yang sulit mandiri. Bukan hanya di Indonesia,  di AS dan Eropa juga begitu. Itulah yang harus diubah. Dan kembali kepada diri kita sendiri. “ Kata saya.


“ Tetapi tulisan kamu di blog kritis sekali” Randi mencoba ingin tahu jalan pikiran saya dan dimana saya berpihak. Kemudian Lana datang, Maka lengkaplah teman kami untuk santai di cafe di kawasan Sudirman.


“ Saya hidup mandiri. Tidak ikut partai dan tidak aktif di ormas apapun. Engga juga bisnis rente. Engga numpang makan dari sosial media. Apa urusan saya dengan politik. Kalau Jokowi bagus ya saya dukung. Kalau salah ya saya kritisi. Focus saya tetap aja memperbaiki diri sendiri. Karena kalau Jokowi sukses, yang makmur dulu ring kekuasaanya. Teman temannya. Partainya. Kita? Belum tentu. Tergantung Effort kita hebat engga. Kalau engga ya, tetap aja bokek” Kata saya.


“ Saya rasa Jokowi engga paham apa yang dikerjakannya. “ Kata Lana  yang membuat saya terkejut. 


“ Apa engga kebalik. Pembantunya yang engga ngerti. “ Kata saya.


“ Loh pembantunya hebat hebat semua. “ Lana meyakinkan.


“ Kalau hebat, ngerti dong apa yang diinginkan Jokowi? lah saya aja rakyat jelantah paham kok apa yang dimaksud Jokowi. Paham bahwa dia sangat ngerti apa yang diinginkan rakyat. Kok pembantunya engga paham.”  Kata saya.


“ Kamu terlalu memuja jokowi. Tuh liah proyek B2B itu semua hancur “ Kata Randi menyeringai.


“ Dari awal proyek B2B infrastruktur itu diadakan karena APBN kita mengalami defisit primer. Artinya pendapatan dikurangi biaya rutin negatif, engga ada lagi untuk bayar utang dan bunga. Itu warisan yang dia terima dari SBY awal berkuasa. Dia perintahkan Menteri untuk tetap jalankan proyek infrastruktur lewat B2B. Kemudian agar layak B2B itu,  dia sediakan ruang fiskal untuk dana VGF. Itu dia dapat dari menghapus subsidi BBM. Itu bukan kebijakan menteri. Itu kebijakan politik Jokowi.  Kan jenius untuk ukuran presiden. 


Tetapi dalam pelaksanaannya, para menteri bersama direksi BUMN ciptakan skema yang akhirnya memaksa APBN bailout lewat PMN. Akibatnya defisit APBN semakin besar tentu hutang semakin besar. Itu sebabnya dia panggil semua direksi BUMN ke istana. Dipublikasikan. Biar rakyat tahu. Kalau kamu paham budaya jawa, cara bicara Jokowi itu sudah  bisa masuk marah besar. Kalau punya rasa malu, engga bisa lagi ketawa atau ngiklan BUMN lakukan revolusi akhlak. Yang pantas itu mundur aja. Pintar sih boleh mereka. Tetapi engga ada rasa malu, alias muka tembok.


Soal proyek diluar B2B, yang murni APBN. Semua selesai tampa mangkrat. Proyek kementerian, seperti bangun bendungan, irigasi, estate food, fasilitas landasan pacu bandara, perluasan dermaga, pengadaan logistik, jalan trans papua, kalimantan, trans sumatera. Liat aja. Semua selesai dan mulus. Itu artinya pengawasan belanja APBN efektif sekali. Bahkan program COVID kita termasuk 5 terbaik di dunia. Tetapi proyek B2B memang Jokowi dibatasi oleh UU PT. Sulit dia mengintervensi. Baru dia tahu setelah ada masalah. 


Seharusnya itu masuk ranah hukum. Tugas KPK dan BPK menindak. Tetapi semua diam. Sama halnya bancakan subsidi pupuk oleh pemda. UU otonomi membuat pemda jadi raja kecil. Mau gimana lagi. Sistemnya memang brengsek.” Kata saya.


“ Tetapi bro, tax ratio kita masih rendah. Seharusnya menteri itu kerja dapatkan pajak, bukan cari utang. Paham engga Jokowi itu. Pecat aja menteri keuangan” Kata Lana


“ Duh, kamu itu seperti engga paham saja. 80% pendapatan negara dari pajak korporat. Kamu kan kerja di Bank. Tahu dong. Apa ada korporat itu engga nyantol ke Partai? mau keras gimana dengan korporat? Pemegang saham negeri ini partai, presiden cuman pelaksana doang. “ Kata saya, senyum saja.


" The fed sejak november lalu sudah lakukan Tapering off di market. Quota tapering sebesar USD 120 miliar atau USD 15 miliar setiap bulan.Itu akan berlangsung 8 bulan. Kalau dilihat dari indikator ekonomi. Kebijakan itu lebih kepada situasional. Mengapa ? " Tanya Randi mengalihkan pembicaraan lebih berbobot. Lebih terkait dengan bisnis kami.


" inflasi sedang tinggi tingginya akibat kurangnya supply chain global oleh China dan krisis energi. Amerika benar benar suffering. Ya Tapering off, itu langkah yang harus diambil. Namun yang dikawatirkan kalau dampak dari tapering off itu meluas. Maklum duitnya kan dari cetak (QE). Mau engga mau terjadilah Taper tantrum. Orang akan panik.


" Apa dampaknya terhadap Indonesia? Tanya Amel. 


"Walau pengamat ekonomi perbankan, cenderung menyikapi optimis bahwa indonesia bisa mengatasinya. Namun itu tidak tepat 100%. Mengapa. 23% dari total SBN kita dikuasai asing. Mereka pasti akan pindahkan uangnya ke tempat aman. Dampaknya terjadi pelepasan SBN di market. Jangankan 23%, 5 % sajak terjadi aksi jual, dampaknya pasti significant. Ini akan menjatuhkan value SBN. Ujungnya pasti rupiah akan mengalami tekanan. Walau devisa kita besar namun tidak akan cukup kuat menghadangnya. Maklum sebagian besar devisa bersifat pinjaman."


" Kan BI bisa naikan suku bunga acuan" Kata Lana yang memang banker.


" Bisa saja BI menaikan  suku bunga acuan guna meredam capital outflow, tetapi juga engga mudah. Walau masih ada ruang untuk bermain di moneter karena suku bunga acuan masih tergolong rendah dan inflasi juga rendah, namun fundamental ekonomi kita yang masih bergantung kepada hutang, itu akan sangat serius dampaknya. Saya setuju dengan sikap Srimulyani dengan kebijakan APBN tahun 2021 bersifat flexible. Artinya, kalau memang terjadi tantrum, ya kita koreksi APBN. Kencangkan ikat pinggang. "


" Terus solusinya apa ? tanya Randi.


" Saran saya agar INA atau Indonesia Investment Authority  atau Lembaga Pengelola Investasi harus berperan besar mengatasi capital outflow ini. Anda dapat modal Rp. 60 triliun dari negara. Cobalah kerja yang benar. Buktikan Rp 60 triliun itu bisa di-leverage 10 kali aja. Itu sudah aman APBN kita. Jangan lagi uang sebesar itu dipakai untuk belanja doang tanpa ada kemampuan leverage. Bisa habis negara ini kalau diurus sama orang bermental belanja.  Kepada BUMN karya percepatlah proses divestasi. Jangan lagi minta PMN untuk atasi hutang. Kapan lagi mau sadar. Apa perlu negara ini dinyatakan gagal baru sadar. ? 


Terakhir, Pemda jangan lagi numpukin uang di bank. Percepat belanja APBN agar ekonomi bergerak dan pertumbuhan terjadi. Kalau engga juga berubah, yakinlah tahun depan APBD akan dikoreksi. Pasti APBD akan dipenggal. Kalian akan keselek bakiak. Mau?. Jadi jangan lagi berlagak kaya, dan kalian bisa semaunya.  Mari hidupkan sense of crisis. Bantu presiden mengatasi masalah ini bersama sama." Kata saya berusaha bijak.


“ Ya. Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup kita manusia normal. Tikus itu ada di tengah tengah kita dan makan apa saja. Terus mengerat tiada henti. Meskipun bagi sementara orang, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang melawan tikus ini tidak akan pernah berakhir.  “ Kata Amel bersatire. Kami semua tertawa.


Mencari Tuhan.

 





Tahun 1990 saya pernah ikut program mutih di Ciomas Banten di Ponpes. Mutih tidak boleh makan nasi dan  minum sampai jam 6. Setelah itu hanya boleh makan nasi putih saja. Ya hanya dua sendok. Dan air putih. Setelah jam 4 subuh harus menahan makan dan minum. Apa yang saya dapat dari program mutih di ponpes itu. Saya menemukan persepsi tentang Tuhan dan saya. Bahwa hakikat nya manusia itu bukan raga tapi jiwa. Tapi masih belum kuat persepsi itu. Saya masih berada diantara mengerti dan tidak. Alias bingung sendiri.


Tahun 2006 saya berangkat ke Shaolin Tempel di Yunnan. Mengapa saya ke Klenteng. Pemahaman ritual agama Budha 90% adalah Tuhan. Cinta.  Hanya 10% dunia. Jadi wajar kalau saya belajar menemukan persepsi tentang Tuhan pada agama Budha. Saya ingin tahu bagaimana cara mereka menanamkan persepsi itu.  Saya harus ikut lelang donasi agar bisa mondok selama 40 hari di sana. Lelang itu dilakukan lewat internet. Akhirnya saya dapat email. Saya dapat kehormatan untuk mondok.


Saya diantar oleh Wenny dan James sampai depan gerbang Klenteng. Wenny tertawa waktu saya semangat masuk gerbang. Tapi James memeluk saya. “ Saya tahu kamu sanggup. Saya dan Wenny akan nginap di hotel. Jaraknya hanya 2 jam dengan kendaraan dari sini. Jadi kalau kamu tidak sanggup. Kamu minta izin keluar aja. Butuh jalan kaki 5 km sampai ke stasiun BBM. Dari sana kamu telp kami. Kami segera datang jemput.” kata James. Karena masuk klenteng itu tidak boleh hape.  Rokok juga tidak boleh.


Tidak ada program terperinci di klenteng itu. Saya hanya ikuti cara hidup mereka. Berpakaian seperti mereka. Rambut dibotaki. Puasa. Kecuali minum Air putih. Tidur tidak boleh pakai kasur. Beralaskan anyaman rotan dan bantal dari bambu. Kebayangkan gimana tidak nyamannya tidur.  Jam 2 pagi para biksu sudah bangun. Mereka meditasi. Saya juga bangun. Saya juga meditasi sesuai agama saya. Tafakur namanya.  Paginya. kita ke ladang bertani. Tidak ada toilet. Jadi kalau mau BAB yang bawa sekop untuk tutup kotoran kita. 


Seminggu puasa saya sudah merasa tidak tahan. Badan saya lemah. Puasa dalam islam sampai jam 6 sore. Setelah itu boleh makan bebas sampai jam 4 pagi. Tapi ini tidak ada makan. Kecuali minum. Tapi saya tetap bertahan. Masuk hari ke 10 saya sudah benar benar tak ada tenaga. Tetapi para biksu itu  biasa saja. Mereka juga puasa. Kegiatan sama dengan saya. Kenapa saya lemah, mereka tidak? Ah saya harus kuat. 


Saya terus bertahan. Masuk hari ke 20 saya sudah benar benar lemah. Waktu meditasi saya sudah tak ada tenaga duduk. Tetapi ada yang tegur saya. Saya terkejut. Siapa? dia menggunakan bahasa ibu saya.  Saya ingat waktu mutih di Ciomas. Itu dia menggunakan bahasa telepati.


“ Saya ada di samping kamu. “ Kata suara itu. Saya lirik kesamping.  “ Kamu sedang dikuasai raga kamu. Itu sisi terlemah kamu. Padahal kekuatan kamu itu ada pada jiwa kamu. Keluarlah dari raga kamu.” Lanjutnya.


“ Bagaimana caranya?


“ Semua hidup ini hanya ilusi. Lapar, sakit, haus, senang, marah, kecewa, sedih, itu hanya ilusi. Buah dari permainan pikiran saja. Materi itu tidak ada.. Ragamu lemah karena ia berusaha memperdaya jiwamu, agar jiwamu jadi budak ragamu. Selama kamu jadi budak ragamu, kamu terisolasi oleh pikiran kamu. Kamu  hidup dalam ilusi. Akan lemah selamanya. Orang lemah tidak akan menemukan kebijakan. Tidak akan menemukan jalan kepada Tuhan “ Katanya.


“ Ya bagaimana caranya keluar dari raga saya?


“ Hilangkan pikiran lapar, haus. Itu aja dulu. Cobalah.”


“ Terimakasih Pak.” 


Kata kata itu seperti cuci otak. Membenamkan persepsi baru kepada saya.  Selama seminggu saya gunakan persepsi itu bertarung melawan lapar. Akhirnya masuk hari ke 30 saya sudah tidak lemah lagi. Badan saya terasa enteng. Bahkan saya bisa melihat gerakan kupu kupu dengan slow motion. Angkat gentong dari bawah bukit ke atas bukit enteng saja. Padahal sebelumnya saya tidak sanggup. Mendaki tampa beban saja udah capek apalagi bawa beban. 


Prosesi hari ke 40 saya sudah semakin mudah. Saya bisa hanya 10 menit dalam meditasi menghilangkan semua benda sekitar saya. Tidak nampak lagi. Benar benar senyap dan tenang. Euforia tak terbilang.  Hari ke 40 saya selesai.  Pagi pagi biksu ketua tersenyum menatap saya. “ Kamu sudah mengenal diri kamu dan tentu kamu semakin paham akan Tuhan. Jaga diri baik baik. “ Kataya lewat telepati. Saya rukuk memberi rasa hormat kepada dia.  

Saya keluar gerbang. Sudah ada Wenny dan James jemput saya. Mereka berdua memeluk saya. “ Kamu berubah bro “ Kata James terkejut. 


“ keliatan lebih muda dari usia kamu. “Kata Wenny. Saya diam saja. Tetapi setelah kembali ke Jakarta. istri saya juga terkejut. Karena saya nampak sangat muda dari usia saya. Berat badan saya turun 6 kg. 


Makanya sampai sekarang kalau saya sholat, persepsi saya sama dengan meditasi. Tidak ada apapun selain saya dan Tuhan saja. Selalu usai sholat kepala saya berembun. Sama seperti kalau saya meditasi. Usai sholat saya kapten atas jiwa saya.


***

Hakikat agama sama. Apa ? menyibak rahasia diri kita. Siapa kita dan mau kemana ?. Jawabnya sederhana. Kita bukan raga tapi jiwa. Ketika mati, raga jadi tanah namun Jiwa itu milik Tuhan,  di sisi Tuhan. Artinya, disaat kita dikuasai oleh raga, maka saat itu juga kita menjauh dari sisi Tuhan. Kita akan sangat lemah dan pasti kehilangan jalan menuju Tuhan. Kalau kita tetap bersama Tuhan, jiwa kita menjadi kekuatan besar, dan tidak ada yang rumit dalam hidup ini. Semua jadi mudah termasuk rezeki juga mudah. Mengapa ? Kreatifitas alam bawah sadar kita cepat sekali merespon keadaan diluar kita untuk survival. Membuat kita selalu rendah hati dalam kemenangan dan barbagi.

Saturday, November 27, 2021

Membeli kekuasaan dan Tuhan.


 


Langit merah jambu menyelubung Pulau Seribu. Malam merangkak begitu lamban di antara deru terbang burung layang-layang. Hening mengepung diriku yang terkurung di sebuah cottage. Baru semalam aku berada di sini. Aku teringat dengan kampung halamanku, yang ada di kaki gunung di Sumatera. Memang tidak ada laut, tapi selalu kurindukan. Kehidupan desa itulah yang aku rindukan. Tidak ada kemunafikan. Hidup berjalan begitu harmonis antara alam dan manusia. Pagi bangun sebelum ayam berkokok. Pergi ke ladang bersama kerbau. Soren kembali ke rumah dalam kelelahan. Tidak ada waktu mau ngerumpi, menghidupkan intrik antar teman. Rutinitas yang tidak membelenggu.


Besok siang akan ada pertemuan dengan elite partai di Pulau ini. Tepatnya arisan kaum bedebah. Mengapa ? Mereka bertemu dengan motif sama dan pendapat juga sama. Dan berakhir pendapatan sama, tentunya. Disamping kamarku ada Mira.  Aku tahu, dia sudah bersuami dan punya anak dua saat pertemuan terakhir beberapa tahun silam. Tetapi sejak dia bergaul dengan politisi. Hidupnya berubah. Uang mengalir deras ke rekeningnya. Tetapi suaminya pergi darinya dan dua anaknya dibesarkan oleh kedua orang tuannya. Uang ternyata membuat dia berjarak dengan orang yang dia cintai. 


Terdengar langkah ke arah kamarku. Itu pasti Mira. Benarlah. Dia masuk ke kamarku yang memang tidak terkunci. “ Belum tidur kamu “ Sapanya dengan rokok mild dijepit di sela jari lentiknya.

“ Belumlah.” Kataku tersenyum. Dia duduk di teras cottage itu menemaniku menikmati malam.

“ RUU bypass itu sudah aku pelajari. Sudah pula dimuat ke dalam DIM. Jadi mudah dipilah dan dibicarakan dengan cepat. Semua elite partai sudah sepakat untuk menjadikan ini jalan mereformasi ekonomi.”

“ Darimana kamu dapatkan semua informasi itu ? Emangnya gampang revisi puluhan UU dalam satu paket RUU Bypass ? Kataku skeptis.

“ Ah itu sebenarnya kan sudah direncanakan secara detail oleh presiden sebelumnya. Bahkan sudah ada kajian akademisnya. Tinggal ganti judul aja. “

“ Tetapi bagaimana dengan procedur pembuatan UU. Apa iya bisa selesai cepat. Merevisi satu UU saja butuh waktu tahunan, apalagi puluhan.”.

“ Di republik ini tidak ada yang tak bisa diatur. Tuhan dan kunci sorga  aja bisa diatur apalagi soal hanya regulasi.” Katanya tersenyum. Aku terdiam. 


Memang RUU ini sangat bagus. Terutama bagi kami pengusaha  dan expert yang diaspora di luar negeri. Kami punya financial resource dan market resoruce serta tekhnologi resource. Tentu kami ingin pulang ke tanah air membangun negeri. Apalagi presiden sekarang tidak terkait dengan masa lalu yang korup. Sangat benci bisnis rente dan mendukung ekonomi kreatif untuk memanfaatkan sumber daya dalam negeri.


“ Gimana apa sudah confirmed soal dana politk golkan UU ini” Kata Mira tersenyum indah kearahku. Dia berdiri dari duduknya dan menghampirku. Jongkok depanku. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Putih dan bibir tipis, Memang menggoda.


“ Engga usah kawatir. Sekarang timing-nya. Itu para elite bersama pengusaha rente udah kekenyangan mereka. Udah engga peduli lagi dengan agenda reformasi ekonomi. Karena harga sawit jatuh. Mereka engga lihat lagi jutaan hektar lahan sawit itu sebagai sumber uang. Harga minyak mentah dan batubara udah jatuh. Engga lagi menguntungkan. Jadi walau RUU bypass itu akan merampas lahan mereka, mereka engga peduli amat.” Katanya memegang bahuku dengan kedua lengannya. Seakan memohon agar aku percaya dia dan tidak ragu jadi koordinator tarik uang dari teman teman.


“ Tetapi mengapa mahal sekali? Sampai triliunan? Kataku mengerutkan kening.


“ RUU tanpa uang bukannya RUU namanya tetapi skripsi, say. “Katanya satire.


“ Semahal itu ?


“ Lah satu RUU saja disahkan perlu uang engga sedikit. Apalagi ini akan merevisi 72 UU. Kalikan saja uangnya. “Katanya tertawa dan aku tersenyum, tepatnya menyeringai.


“ Kamar kamu nyaman. Mengapa kita harus beda kamar.? Kata Mira. Dia pergi ke tempat tidur. Merebahkan dirinya dengan mata terpejam.  Aku diamkan saja. Lebih baik di teras menatap bintang dan mendengar deburan ombak bertemankan wine. Keesokannya elite dari semua partai termasuk tokoh agama datang ke pulau itu. Walau  pertemuan ini terkesan Sersan,  namun Mira bisa buktikan kekuatan akses politiknya. 


***

Setahun kemudian aku bertemu Mira di Singapore. “ Semua informasi dari teman teman kamu valid. Aku datangi mereka satu persatu. Mereka semua setuju sokongan bantu dana pembuatan RUU. Rata rata mereka sumbang USD 2 juta. Terbukti RUU itu selesai jadi UU. Walau demo terus terjadi. Itu engga ada urusan. Sekali elite politik setuju, semuanya jadi mudah. Yang menentang dianggap melawan konstitusi.” Kata Mira waktu kami makan malam di Marina bay.


“ Jadi kamu happy ya. Semua lahan akan jadi milik negara lewat Bank Tanah. Sistemnya bagi hasil dengan negara. Rasio GINI lahan  turun, akan lebih adil. Peluang bisnis rente akan menyempit. Itu akan jadi peluang siapa saja yang mau kerja keras. Presiden sekarang akan dicatat sejarah sebagai presiden yang sukses melaksanakan agenda reformasi ekonomi secara total. Dalam 20 tahun kedepan indonesia akan menjadi raksasa ekonomi. Masa depan ekonomi akan cerah.” Kata Mira lagi. Aku tersenyum 


Dalam hati aku berdoa semoga benar. Soal uang keluar untuk para bedebah itu tidak penting amat. Apalah arti pengorbanan untuk kemerdekaan ekonomi. Dan itu lagi itu hanya uang. Bukan pengorbanan nyawa seperti perjuangan kemerdekaan mengusir kolonial.


***

Berkali kali aku telp Mira. tetapi telpnya off. Sepertinya dia ganti nomor atau tidak mau ditemui. “ Ada apa? Begitu mudahnya. Hanya anak remaja dan mahasiwa yang gugat , hakim konsititusi memutuskan UU itu inkonsititus. Alasan cacat formil.” kata saya dalam pesan singkat. 


“ Maaf bro. Aku lagi di Paris. Kamu kan tahu, sekarang harga sawit, minyak, batubara melambung tinggi. Relokasi industri baterai sedang trend.  Bisnis digital membentuk cluster jadi oligarki baru. Jadi mereka anggap UU itu harus dibatalkan. Karena merugikan masa depan bisnis rente. Maklum, lahan dan izin konsesi bisnis  diperlukan agar mudah  digadaikan ke bank. Dengan UU itu kan engga bisa digadaikan ke bank. Paham ya Bro. Mudah? itu dari awal memang dirancang mudah dibatalkan. Kangen bro. Kapan ke Paris.? “ Jawaban pesan singkatnya dengan nada tidak merasa bersalah. Yang salah aku. Karena begitu naifnya percaya utopia. 


" Mereka telah tabuh genderang perang dengan kami. Permainan belum selesai. Engga ada uang keluar sia sia. Kami tidak pecundang. " Jawabanku lewat pesan singkat.


" Merevisi UU itu dengan cara merevisi UU Pembentukan Perundang Udangan agar asas formil UU  terpenuhi, engga mudah Bro. Itu sama saja mengubah prinsip demokrasi dari UUD 45 yang sudah diamandeman. Kecuali kita kembali ke sistem Demokrasi terpimpin Orla. Kalaupun sebelum revisi masih berlaku UU itu, namun tidak lagi ada unsur kepastian. Karena dua tahun tidak selesai revisi itu, maka UU Itu batal permanen. Udah ya. " Reply Mira. Mungkin Mira tertawa membaca pesan singkat itu. Mentertawakan kenaifanku. Negeri ini punya segala galanya. Yang tidak ada adalah niat baik. Itu karena kaum terpelajar, termasuk togoh agama tidak berakhlak. Orang kaya rakus. Orang bodoh yang dungu. Kalau Cina, apapun bisa dibuat tetapi Indonesia apapun bisa dibeli termasuk kekuasaan dan Tuhan.***


Disclaimer : Nama dan tempat adalah fiksi belaka.


Hidup bersemangat.





Di Shanghai di suatu cafe yang terletak dalam Hotel,  aku janjian dengan teman untuk bertemu. Ketika masuk cafe temanku belum datang. Aku memesan minuman ringan. Wanita melintas di depanku. Ia terlihat menawan. Tubuhnya beraroma lembut parfum. Rambut sebahu dengan poni. Mantel panjang warna coklat membungkus tubuh semampainya dari dinginnya malam. Parasnya oval. Mata gemintangnya dibingkai warna ungu pucat. Maskara melentikkan bulu matanya yang panjang. Bibir tipisnya berulas warna shocking pink berkilat tersapu lipgloss. Oya, ini Jumat malam. Sudah pasti wanita   menikmati  malam panjang friday nigh.


Kulihat ia berhenti sejenak. Mengeluarkan handphone mungil warna merah darah di dalam genggaman tangannya. Ia tampak mengangguk-angguk sejenak. Kemudian ia memasukkan handphone itu ke dalam tasnya. Lantas segera berjalan cepat setengah menunduk ke arah table. Aku sempat berpikir sebentar. Kalau 15 menit tidak ada orang lain di tablenya, aku akan hampiri. Lewat 15 menit, ada pria mendatangi table itu. Aku perhatikan, mereka sudah kenal lama. Keliatan akrab. 


Tak berapa lama ada kegaduhan kecil. Pria itu menyiram wine ke wajah wanita itu. Pengunjung terkejut. Suara pria itu terdengar keras membully wanita itu. Wanita itu hanya menunduk. Mungkin menahan tangis. Pria itu bayar bill. Kemudian menarik lengan wanita itu dengan keras untuk berdiri. Tetapi wanita itu berontak. Terjadi saling tarik. Akhirnya wanita itu terjatuh. Spontan saya berdiri segera melangkah ke arah wanita itu. Membantunya berdiri.  Waktu pria itu mau melayangkan tangannya. Saya tahan. Hanya sekian detik, pria itu menatap saya sebelum dia berlalu. 


“ Apakah anda tidak apa apa.” Kata saya menegur dalam bahasa inggris. Dia tersenyum walau terkesan terpaksa. “ Ya. Saya tidak apa apa.” jawabnya dalam bahasa inggris sempurna. Dia seperti sedang menahan sedih atau marah. Wajahnya nampak dingin. “ Dia pantas marah. Saya terlalu naif. “ Katanya dengan air mata berlinang.  “ Saya punya hutang 60.000 yuan ( sekitar Rp. 90 juta). Saya belum bisa bayar. Dalam sebulan ini sudah berkali kali saya ingkar janji. Wajar dia marah. Apalagi saya menolak diajak tidur. 


“ Pacar ?


“ Bukan. Dia relasi saya. Bekerja di lembaga keuangan di sini.”


“ Hutang personal atau  bisnis.”


“ Hutang personal tapi untuk bisnis. “


“ Bisnis apa ?


“ Saya eksportir produk fashion merek international. Tadi saya maklon. Belakangan saya berencana bangun pabrik garmen khusus produk branded. Sudah hampir setahun cari investor, belum juga dapat. Sekarang saya nyaris bangkrut. Hutang dimana mana. Untuk bayar apartement saja tidak ada uang. Mungkin besok , musim dingin ini saya tidur di jalan.” Katanya. Aku berusaha memotivasi dia untuk tabah. Karena dia eksport garmen, pembicaraan jadi lancar. Aku kuasai bisnis process garment. Kenal dengan semua supply chain. Dia pun sangat kompeten soal garmen. Apalagi dia lulusan Akademi design dan tekstil. Tak terasa pembicaraan berlangsung lebih 1 jam.


“ Kamu ada proposal bisnis yang bisa saya pelajari.”  Tanyaku. Dia tatap aku. Mungkin engga begitu percaya. Tapi akhirnya dia tersenyum. “ Apakah anda tertarik untuk kerjasama? 

“ Kirim saja proposalnya. “ Kataku kembali menegaskan. Dia gunakan hapenya sebentar. “ tolong beri tahu alamat email anda.” tanyanya. Aku berikan alamat email. “ Saya sudah kirim proposalnya. “ Lanjutnya.

“ Baik, Saya akan pelajari. Saya rencana besok sore kembali ke Hong kong. Apa bisa ketemu waktu sarapan pagi. Di Hotel ini” Kata saya. 

“ Terimakasih. Saya pasti datang.” Dia mulai tersenyum cerah. “ Kenalkan nama saya Alin “ 

“ Oh ya. Saya B “ Kata saya. Kami berjabat tangan.



***

Jam 8 pagi dia sudah ada di Lobi hotel. Saya ajak dia ke restoran yang ada di lantai 4. 


 “Saya sudah pelajari proposal kamu. Kamu punya keahlian bidang design dan teksti. Punya pengalaman sebagai eksportir walau sekedar broker. Tahu pasar dan kuasai supply chain. Kamu kompeten bermitra dengan saya. Tetapi ada catatan yang harus diperbaiki"


“ Oh ya apa yang harus diperbaiki.”


“ Saya tahu produk fashion ini sebagian dikerjakan handmade. Saya tidak melihat data kapasitas pabrik sejenis di Shanghai. Saya ingin tahu skill rata rata pekerja China. Karena ini menyangkut kualitas dan kapasitan pabrik yang akan kita bangun.  Kemudian, proses produkis saya maunya, kita hanya kerjakan bagian handmade. Khusus kerah dan lipatan jahitan bawah dan pinggir. Selebihnya kita serahkan kepada rekanan. Saya butuh rekanan yang punya kompetensi mengerjakan produk branded. Itu aja. “


“ Oh  Anda paham sekali bisnis garment.”


“ Ya setuju.? tanya saya. Focus kepada rencana bisnis dia. 


“ Tentu saya setuju. Tunggu waktu makan siang nanti kita ketemu lagi. Semua data yang anda perlukan sudah ada. Proposal sudah saya perbaiki. “ katanya sigap. Dia tidak jadi sarapan. Langsung berdiri dan pergi. Janji akan ketemu lagi makan siang. Saya geleng  geleng kepala. Semangat bisnisnya luar biasa.  Aku  telp Lena, sekretarisku di Hong Kong. " Lena, saya sudah kirim file proposal. Suruh Wenny check semua data suppy chain.  Suruh James periksa data buyer yang ada di Eropa. Pastikan sebelum jam 12 siang saya sudah dapat semua confirmasi. Apakah data itu valid atau tidak. " Kata saya. Kalau benar data  proposal vali. Ini peluang yang sudah lama aku dambakan. Yaitu jadi mitra strategis pemilik merek produk fashion berkelas dunia. Kalau tidak, aku akan lupakan Alin. Engga perlu ketemu lagi.


Siangnya usai meeting dengan ralasi, aku temui Alin yang sudah menantiku lebih 1 jam. Dia tersenyum menyambutku di lobi. “ Udah makan? tanyaku.  Dia hanya tersenyum. Tapi aku tahu dia belum makan. Aku ajak dia kerestoran yang ada di hotel. Proposal yang dia serahkan sudah diperbiki. Lengkap dengan data yang aku perlukan. Aku tersenyum. 

“ Sudah berapa lama kenal dengan buyer di Eropa ini? Tanya saya.

“ Dua tahun lebih. Saya hanya jadi broker saja. " Katanya seraya memperlihatkan lembaran dokumen LC yang pernah dia kerjakan.

“ OK. Sekarang kamu siap kalau saya ajak ke Eropa. Kita temui buyer itu.” 

“ Ke Eropa ? dia terkejut.

“ Ya. “

“ Ya siap. Tapi saya harus urus visa dulu. “

“ Ya uruslah. Saya tunggu kamu di Hong Kong. “ Kataku. Dia terdiam dan menunduk. .

“ Alin, ini ada uang. Kamu pakai untuk bayar utang dan sewa apartement. “ Kataku menyerahkan amplop berisi USD 25,000. Dia terkejut. Bibirnya bergetar menatap saya. 

“ Saya tidak pernah mendapatkan empati seumur hidup saya. Saya kerja paruh waktu untuk selesaikan kuliah saya. Bagaimanapun terimakasih.”. Katanya. Saya mengangguk dengan tersenyum. Lama dia tatap saya kembali. Lambat laun mendung diwajahnya hilang. Dia tersenyum. “ Saya berjanji tidak akan mengecewakan anda.”


***


Tahun 2008 setelah pabrik garmen berdiri. Tiga bulan operasional, aku datang ke pabrik di Dongguan. Alin tersenyum melihat aku datang ke pabrik. Aku keliling pabrik.Melihat para pekerja sedang menjahit pakaian. Aku lihat ruang quality control dan finishing. Aku juga lihat gudang dan proses loading untuk ekspor. Saya tatap dia ketika masuk kamar kerjanya. Kemudian saya baca laporan kinerja atau produktivitas pabrik.


“ Kenapa statistik kinerja pabrik masih dibawah 50%” kataku


“ B, sabar. Kita masih berproses mendidik mereka”


“ Dengar lin, Kalau tiga bulan tidak ada progress kinerja mereka. Itu artinya ada yang salah. Ini bukan lagi bisnis tapi penampungan sosial. Kita bukan pemerintah yang harus bersabar untuk didik orang. Kita bukan Tuhan yang harus mencintai semua. “


“ Tapi B, kapasitas yang ada sekarang sudah bagus”


“ Bagus! “ Suaraku kencang. “ Jangan berpikir dengan cara kamu. Karena kamu itu pecundang. Makanya kamu dibuang oleh pria. Sampah bagi mereka. Itu bukan salah mereka, Tetapi mindset kamu memang sampah” Lanjut ku, tetap dengan nada tinggi.Dia menangis.


“ Kita manusia memang punya standar berbeda satu sama lain. Itu sebabnya nasip orang berbeda beda.Dan saya tidak mau bernasib sama dengan kamu, karena mengikuti standar kamu. Paham! “ Kataku. Dia menangis terus. Tetapi tidak meratap.


“ Kenapa kamu nangis? Tanya saya lagi. Dia diam. “ Sekali lagi kamu menangis depan saya, kamu keluar. Saya tidak ada masalah hilang uang pada tahap awal daripada saya stress terus bemitra dengan pecundang. Ingat Lin, saya tidak anti kesamaan gender. Bagi saya wanita dan pria sama. Tidak rasis. Semua sama bagi saya. Ukuran saya, apakah menguntungkan atau tidak. Kalau engga, sorry to say..saya buang kamu” Kataku lagi. Dia mengangguk.


“ Pastikan tiga bulan ke depan, kinerja meningkat. “ Kataku berlalu dari kamar kerjanya.


Dari pabrik aku terus ke Hong Kong. Di Hong kong aku telp Wenny. “ Wen, bantu saya”


“ Ada apa ?


“ Tadi saya habis marahin ALin. Dia nangis. Bantu tenangkan dia”


“ Bagus. Biarin aja. Engga usah dibujuk. “


“ Tapi dia nangis, karena mungkin kata kata saya kasar.”


Wenny tertawa. “ B, wanita china itu tidak pernah menyerah. Tidak baper mereka. Kalau dia nangis bukan karena kata kata kamu, tetapi karena dia sedang menyalahkan dirinya sendiri. Mereka tidak pernah menangis karena ulah orang lain. Pahami itu. Santai aja” Kata Wenny.


Empat bulan kemudian aku datangi pabrik. Aku sudah terima laporan statistik kinerja pabrik. Aku puas, Karena produksi meningkat 4 kali dari sebelumnya. Sehingga aku bisa tingkatkan volume ekspor dan kontrak outsourcing.


***


Sampai di pabrik aku liat Alin sedang dibagian produksi. Memang sebagian besar pekerja baru. Aku perhatikan dia sedang mengarahkan pekerja bagian quality control. Dia lihat aku datang. Mukanya pucat. Masih takut dia dengan ku.


“ Lin, “seruku” Bisa temanin saya makan malam di Shenzhen” Pintaku.


“ Ya ya.” Katanya bergegas sambil memanggil GM nya, dia bicara sebentar dengan GM. Kemudian segera menghampiri saya. “ mari jalan” Katanya. Dia setirin kendaraan untukku. Selama dalam perjalanan dia tetap diam dan terkesan tegang. Aku diamkan saja sambil tiduran.


Sampai di restoran, masih tegang wajahnya. “ B.” ada pria menegur saya. “ Saya disuruh ibu wenny untuk menemui anda di sini.”


“ Kamu dari property agency”


“ Ya. “


“ Ok, kamu bicara dengan wanita itu. Tanya ke dia. Apartemen seperti apa dia mau” Kataku melirik ke arah ALin. Mereka bicara sebentar. “ B, semua apartemen yang dia tawarkan mahal semua”


“ Kamu focus ke ukuran apartement dan lokasi yang dia tawarkan Bukan harga. Soal harga urusan saya” Kataku


“ B, ..” Airmatanya berlinang.Kemudian dia berlutut. “ Eh bukan berlutut. Peluk saya..” kata saya. Dia segera berdiri dan peluk aku. Kuat sekali pelukannya. “ Terimakasih..” Katanya.


“ Saya beri kamu rumah karena itu standar saya untuk eksekutif saya. Jadi engga perlu terimakasih. Dan itu tidak gratis, Pastikan terus kamu berprestasi baik dan menguntungkan perusahaan” Kata saya “ Kalau kamu ingin mencintai orang lain cintai diri kamu sendiri dulu. Kalau kamu mau selamatkan orang, selamatkan diri kamu lebih dulu. Kalau kamu ingin mengubah dunia, ubah diri kamu dulu. Paham !” Lanjut saya. Dia tersenyum dan mengangguk “ mimpai”


Setelah dia selesai dengan agen properti. Dia perlihatkan Photo apartemen yang sudah dia pilih. Wajahnya riang. Aku senyum aja.


investasi awal aku USD 3 juta. Alin dapat saham 30% dalam skema share loan yang harus dia bayar dari deviden. Bangunan pabrik kami sewa di Kawasan Industri Dongguan, China. Setahun kemudian  pabrik garmen sudah ekspor ke Eropa. Itu tahun 2008. Kalau tadinya kami hanya produksi 4 merek. Tetapi tahun 2013, kami udah produksi berbagai merek. Pabrik sudah punya sendiri. Tidak lagi sewa. Berkat dukungan pembiayaan dari Bank Of China, kami sudah merambah ke pabrik aksesoris wanita seperti Kancing, kacamata dan ikat pinggang. 


“ Kamu harus sempatkan waktu bergaul. Siapa tahu dapat pacar. Kan bisa menikah. “ Kataku  satu waktu.


“ Dulu waktu saya tidak punya uang. Pacaran sama pria kaya, saya diperlakukan seperti keset kaki. Bahkan pria yang tadinya kuanggap teman, dia tiduri saya namun ketika saya berhutang dia bentak dan siram wine ke muka saya di depan umum. Waktu kuliah. saya punya pacar  pria miskin. Dia baik. Saya terpaksa kerja paruh waktu dan cuti di kampus agar dia lebih dulu selesai kuliah. Tetapi setelah dia dapat kerjaan. dia pergi ke wanita lain tanpa rasa  bersalah.


Saya bertemu dengan kamu disaat saya sedang terpuruk dalam usia emas saya. Kamu memang cepat mendukung saya, tapi itu tidak too good to be true. Saya harus kerja keras siang malam merealiasirkan bisnis ini. Karena kamu kan rewel sekali dan sangat detail dalam setiap perencanaan. Kamu bisa telp saya dini hari, kapan saja. Telp harus diterima.  Belum lagi kamu kadang tempramental kalau saya lambat memahami kamu. Saya akhirnya sadar. Hidup ini keras. Terlalu naif mengharapkan kebahagian dari sebuah perkawinan." katanya. Seakan dia punya dendam masa lalu. 


" Hidup ini memang keras tapi lihatlah orang kebanyakan,  mereka bisa menikmati kebahagiaan dengan cara sederhana dan tetap punya harapan walau harus menghadapi kehidupan yang kadang terasa tidak adil. Menikahlah..sebelum kamu terlambat dan kamu menyesal“ Kataku.


Lama lama aku tidak ingin lagi provokasi dia untuk menikah. " Saya memang tidak punya suami dan atau pacar. Namun saya ada kamu. Kamu pria yang jadi boss saya dan juga mentor saya. Ketika saya memeluk kamu saya merasa hidup begitu aman. Dan itu saja yang saya sukuri dan selalu berterima kasih kepada Tuhan. Cukup."  Katanya dengan wajah merona.  Kini usianya sudah kepala 4 tetap bersemangat dan  tetap cantik tentunya. 


Lima tahun kemudian, saya datang ke apartemen Alin tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Dia terkejut melihat kedatangan saya. Saya lihat isi apartemennya. Di dinding kamarnya ada photo saya dengan dia di Shanghai empat tahun lalu “ My winter my valentine” Tulisan diphoto itu, Saya senyum aja.


“ Sebelum saya kerja sama kamu, kamu sangat romantis. Tapi setelah masuk ke bisnis? Tidak ada lagi kemesraan itu. Tapi berubah jadi tanggung jawab dan kepedulian. I do love you.,” kata Alin “ And even if the sun refused to shine. Even if romance ran out of rhyme. You would still have my heart, Until the end of time. You're all I need, my love .. lanjutnya. Saya senyum aja.


***



Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...