Saturday, January 07, 2023

Oktober kelabu.





Tahun kemarin bulan oktober, bulan mengingatkan akan aku dilahirkan ke bumi. Mungkin juga entah kebetulan atau tidak, bulan kali pertama Florence menciumku lebih dulu.Dia tidak pernah mengucapkan “ I do love You”. Tapi kiss wet itu sudah isarat bahwa dia serahkan jiwa dan raganya untukku. Ingin hidup bersamaku. Kala itu usia kami masih muda belum 21 tahun. Tapi dewasa. Karena kami sudah mampu menghasilkan uang untuk hidup kami.  Hari ini aku datang ke Apartement nya. Kedatanganku tidak disambutnya. Yang menerimaku di pintu apartemen hanya ART “ Ibu sedang ke pasar. Beli bahan untuk dimasak. Katanya dia mau masak makanan pavorit bapak” Kata ART. 


Mengapa selalu oktober kelabu dalam dunia bisnis dan ekonomi. Dulu Oktober 1929. Pasar saham yang sebulan sebelumnya mengindikasikan harapan dan euforia dengan harga terus melambung, tetapi pada 24 Oktober, saham mulai turun. Senin dan Selasa berikutnya, yang kemudian dikenal sebagai Black Tuesday, Dow Jones Industrial Average kehilangan hampir 25 persen nilainya, membantu mengantarkan Depresi Hebat.


Kemudian kecelakaan besar Oktober lainnya bahkan lebih mendadak dan terjadi pada 19 Oktober 1987, yang kemudian dikenal sebagai Black Monday. Investor khawatir atas defisit perdagangan AS dan ketegangan di Timur Tengah, tetapi perdagangan terkomputerisasi memainkan peran utama dalam kehancuran tersebut, yang membuat Dow turun sekitar 22 persen, persentase penurunan terbesar dalam satu hari.


Pada 10 Oktober 2008, dalam lima menit pertama sesi perdagangan di Wall Street , Dow Jones Industrial Average anjlok 697 poin, jatuh di bawah 7.900 ke level terendah sejak 17 Maret 2003. Sore harinya, Dow melakukan ayunan balik yang hebat. dan seterusnya melintasi BEP line,  menumbangkan sebanyak 600 poin dan naik 322 poin. Dow mengakhiri hari dengan kehilangan hanya 128 poin dan terus berlanjut.


Oktober ini news market sangat buruk. Kini tahun 2022, oktober juga. IMF melaporkan  bahwa Aktivitas ekonomi global mengalami perlambatan berbasis luas dan lebih tajam dari perkiraan, dengan inflasi lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade. Krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan semuanya sangat membebani prospek. Pertumbuhan global diperkirakan melambat. Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang tinggi , yang berpotensi membawa ekonomi ke dalam resesi.  


***

Setelah sekain lama melamunkan sesuatu yang mengkawatirkan, lamunan itu buyar oleh kadatangan Florence. Dia tersenyum ke arahku tanpa menyapaku tapi langsung ke dapur. Aku tahu dia sedang memberikan instruksi kepada ART apa yang harus dimasak. Setelah itu dia kembali ke ruang tamu. “ Walau belum tanggal 28 oktober tapi engga salah aku ingin rayakan ulang tahunmu lebih cepat seminggu” Katanya tersenyum menghempaskan pantatnya duduk disampingku di sofa.


“ Aku engga ngerti mengapa negara terus berhutang.” Kata Florence mengawali diskusi. Dia memang suka diskusi denganku. “ Satu satunya yang membuat alasanku jatuh cinta, karena suka diskusi dengan kamu.” Katanya dulu 35 tahun lalu.


“ Di Indonesia ada slogan “ menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Mau tahu siapa yang buat slogan itu? ya Perum Pegadaian. Memang kalau kamu datang ke pegadaian, mereka engga tanya untuk apa kamu pinjam uang. Mereka hanya taksir nilai jaminan. Setelah diputuskan berapa kamu bisa pinjam dan kamu setuju, mereka kasih uang. Selesai. Benar benar engga ada masalah yang ruwet. Ada jaminan ada uang. 


Lembaga perbankan baik umum maupun syariah juga punya produk pinjaman semacam itu. Walau istilahnya diganti dengan nama kredit modal kerja atau kredit investasi. Tetap saja kamu harus menyerahkan rumah atau pabrik, atau tanah, atau kendaraan atau lainnya sebagai jaminan atau collateral. Nilainya diatas pinjaman yang diterima. Mengapa ? karena bank itu kerja dari uang publik yang ongkosnya juga engga murah dan harus aman. Tapi saja cara yang mudah untuk berhutang” Kata saya.


“ Gimana dengan skema utang korporat ? 


“ collatera tidak lagi berupa phisik tetapi berupa value. “


“ Apa value itu ? 


“ Proposal bisnis yang memuat informasi mengenai legalitas, tehnology, market, management. Informasi memuat kemampuan akan modal, produksi dan SDM. Proposal itu tidak dipercaya begitu saja. Tetapi akan dipelajari dan di audit menyeluruh. Di analisa secara konprehensif. Sehingga dapat disimpulkan proposal itu layak atau tidak. Kalau layak maka itu tercermin dari arus kas yang disampaikan dalam proposal. Kalau arus kas nya bagus maka itulah value sebagai jaminan untuk dapatkan pinjaman. Tetapi tunggu dulu. Bukan berarti kamu bisa langsung dapat duit hanya mengandalkan proposal itu. Lender juga melihat bagaimana skema utang tersebut. Di sini akan terliat bagaimana kamu mengelola resiko atas utang itu. Tentu skema itu harus precisi terhadap waktu dan uang.


“ Apakah itu cukup?. 


“ Belum. Kamu juga perlu ada dukungan dari lembaga penjamin khusus tentang resiko itu. Kalau pinjam ke bank, kamu harus punya standby LC yang diatur oleh lembaga penjaminan. Standby LC ini sebagai jaminan kalau terjadi default. Kalau pinjam ke pasar uang , kamu harus punya underwriter atau lembaga penjamin atas penerbitan bond. Underwriter ini pihak yang menjamin resiko utang dan bisa juga sekaligus penjamin likuiditas kalau pasar tidak bisa menyerap. Tentu meyakinkan lembaga penjamin atau underwriter tidak mudah. Mereka berpengalaman mengambil resiko atas utang. Kalau skill anda hanya omong doang, ya pasti engga akan dilayani. Kalau modal kamu hanya gaya doang ya engga akan bisa.”


“ Apakah itu cukup ? 


“ Tidak. Sebelum kamu terima uang , juga harus memenuhi standar kepatuhan yang ditetapkan oleh lender. Contoh kalau proyek kontruksi maka qualifikasi EPC dan cara pembayaran mereka yang tentukan. Kalau pinjam ke pasar uang maka standar audit dan proses management ditentukan oleh Asset management yang ditunjuk oleh underwriter. Bukan tidak mungkin mereka sendiri sebagai auditor. Dalam perjalanannya mereka akan jadi watchdog yang efektif memaksa kamu harus patuh dengan standar yang mereka tetapkan. “


Florence tersenyum menatapku. “ Dari dulu kamu kalau soal hutang  piawai sekali. Dan terbukti bisnis kamu adalah seni berhutang untuk terus berkembang.” Katanya.


“ Boleh tahu, soal skema divestasi Freeport? Tanya florence. Akhirnya masuk ke politik. Apapun diskusi berakhir ke politik. Aku bisa maklum, Florence memang seorang marhaen sejati. Dia terobsesi kemkmuran atas dasar gotong royong.


“ Mengapa kamu tanya? 


“ Semua tahu bahwa Freeport MCMoran punya akses politik yang sangat kuat di jantung kekuasaan di AS. Pengalaman mereka dimanapun termasuk di Indonesia sangat ahli dalam hal suap kepada elite Politik. Mereka juga terlibat membiayai operasi inteligent AS untuk kepentingan hegemoni AS di wilayah operasi mereka. Contoh, dulu era Soeharto , divestasi FI jatuh ketangan Aburizal Bakrie sebesar 9,36 % melalui PT. Indocopper. Nilainya  US$213 juta. Namun, Ical hanya membayar US$40 juta. Sisanya sebesar US$ 173 juta share loan dari Freeport. 


Kemudian Bakrie melepas 51% saham indocopper kepada PT. Nusamba milik keluarga Pak Harto dan Bob Hasan seharga USD 315 juta.  Tapi transaksi ini duitnya dari Freeport USD 254 juta, sedangkan Nusamba hanya menyetor US$61 juta. Enak kan. Kemudian sisanya 49% di jual lagi oleh Ical kepada Freeport senilai US$211,9 juta. Balik lagi semua ke Freeport. Itu semua tinggal masalalu. Ya divestasi Freeport melalui Inalum itu merupakan prestasi fenomenal Jokowi. “ Katanya. Saya tersenyum seraya menyeruput kopi. 


“ Setelah divestasi terlaksana maka struktur pemegang saham PT. Freeport Indonesia  berubah. 25% PT. Indocopper Indonesia dimana 40% sahamnya dikuasai oleh Pemda Papua atau 10% dari total saham yang di Freepor Indonesia dan sisanya 60% oleh Inalum. Pembayaran saham 10% Pemda itu ditalangi lewat skema shareloan oleh Inalum yang akan dibayar melalui deviden. Sementara Inalum menguasai saham 26,232 %. Jadi Freeport McMoran menguasai 48,768 %. Dan indonesia kuasai diatas 50%. “ Lanjut Florence.


“ Benarkah, say? Kejar Florence rasa ingin tahunya besar sekali.


“ Divestasi itu amanah UU Minerba. Jadi Jokowi hanya melaksanakan amanah UU. Biasa saja. Secara bisnis dan subtansi tidak mengurangi hegemoni Freeport MCMoran atas tambang tembaga itu. Semua direktur inti FI adalah bukan orang tambang. Mereka semua orang finance.


“ Loh kok begitu ? 


“ Uang untuk membiayai divestasi PT. Freeport Indonesia itu berasal dari penerbitan Global Bond oleh Inalum. Untuk pasar 144 A saja. Term nya adalah unsecure bond. Off balance sheet curridor.  Artinya, Global bond itu dijamin oleh sumber daya tambang sendiri, bukan oleh negara atau neraca Inalum. Ya semacam ijon lah. Maklum era sekarang, investor engga butuh saham, tapi butuh barang. Mereka tetap kuasai sumber daya lewat skema term sheet loan."


“ Jadi skema divestasi itu hanya memindahkan hegemoni dari KK ke global bond 144 A?


“ Ya” kata saya tersenyum.


“ Smart tapi culas. Bedanya sekarang Freeport MCMoran engga lagi dipusingkan dengan protes soal lingkungan hidup. Resiko itu ada pada Inalum  sebagai pemegang saham mayoritas. Apa itu global bond 144A? negara mana yang beli? Tanya Florence dengan wajah emosional. Nah kan jiwa marhaen nya berontak.


“ I44 A itu skema private placement atas surat berharga. Yang berhak membeli hanya investor terbatas atau disebut juga qualified investor. Minimum aset bagi qualified investor yang boleh terlibat adalah USD 100 juta.  Mereka ini tidak diketahui siapa orangnya.  Nama mereka tersamarkan lewat skema yang rumit melalui  Aset Manager dan dana pensiun, asuransi. Namun mayoritas investornya dari AS. Kalaupun ada Eropa dan Asia, itu hanya skema saja. Pembeli sebenarnya tetap AS. “


“Apa DPR tahu soal ini?


“ Ya engga bisa dibuka ke publik.  144 A (S) kan bersifat rahasia atau confidential.  Karena melibatkan investor sophisticated. “


Florence terdiam setelah mendengar penjelasanku “ Makanya direksi Inalum dan Freeport sebagian besar bukan orang tambang tapi orang finance. Ya korporat sudah dirancang sebagai bagian dari intrument pemain hedge fund. Kamu ikut beli global bond itu ?


“ Bukan saya. Anak perusahaan Yuan holding di London beli melalui Bank di London. Tapi kecil nilainya. “ Kata saya tersenyum. Dan akhirnya aku ikut larut dalam sedih melihat Florence airmatanya mengambang. Kupeluk dia. “ Engga usah dipikir. Ini hanya bisnis. Semua ini terjadi karena masalalu bangsa ini. Pengakuan kita merdeka sebagai bangsa itu berkat resolusi PBB pada 1949. Ini bukan kemerdekaan gratis. Kita bagian dari agenda PBB. Agenda pemenang perang dunia. Mau tidak mau kita terjebak dengan skema hutang. Ya berdamailah dengan realita. Sukuri saja apa yang kita punya dan lewati hidup dengan sabar.” Kataku.

Friday, January 06, 2023

Caracas kelabu..





.


Lim, relasi saya di China menawarkan peluang bisnis. “ Enam cargo crude milik perusahaan minyak venezuela PDVSA dihentikan oleh otoritas AS. Dianggap melanggar sanksi dagang terhadap Iran.”  Kata Lim.


“ Memang benar itu cargo ke Iran? tanya saya.


“ Ya benar sih. Tapi yang dilarangkan transfer uang. Pengapalan tidak bisa dilarang. Tapi ya mau gimana lagi. Itu suka sukanya Amerika. Dia punya kuasa dan kekuantan. Kemarahan dan protes dari Hugo Chavez tidak dianggap AS. “


“ So?


“ Saya bingung. Kamu ada solusi?


“ Apa mungkin kita lakukan skema counter trade? Tanya saya.


“ How?


“ Saya akan atur  melalui agent di London. Mereka punya cara untuk koneksi ke pelabuhan hub trading oil seperti Singapore atau Hong kong. Saya akan bayar dalam bentuk produk yang diperlukan venezuela seperti alat kesehatan dan obat obatan atau makanan atau apalah. 


“ Gimana settlement transaksinya? 


“ Trader Iran yang terdaftar di UEA akan teken kontrak dengan seller crude di Venezuela. Trader di UEA itu membayar transaksi pembelian produk dengan perusahaan yang terdaftar di Xinjiang, China. Kemudian produk itu dikapalkan ke Venezuela melalui pelabuhan Hong Kong sebagai pembayaran Crude.” Kata saya. Setelah melakukan perundingan dengan Teheran, Dubai dan Venezuela, transaksi itu bisa terlaksana sempai 12 cargo. Lumayan untungnya bisa 200%. Tahun 2011 terjadi skandal. Bank inggris yang memfasilitasi transaksi itu kena denda USD 1 miliar.


***

Tahun 2014, saya dapat email dari Aliana. 


My dear,

Saya berharap kamu baik baik saja. Saya merindukan kebersamaan kita beberapa tahun lalu. Ingatkah kamu ketika kita habiskan malam di Caracas, Las Mercedes. Kota yang tak pernah tidur. Kita pergi ke restoran,  nonton film , pergi ke Bar dan berakhir ke night club. Mentertawakan pria China yang gagal menggoda wanita latin berbokong besar. Sepertinya sosialisme tidak applicable dalam hubungan asmara, ya kan. 


Kini kehidupan malam di Caracas telah berubah banyak. Kamu tidak akan menemukan keceriaan di semua tempat di Caracas. Pada malam hari, rasa takut merasuk. Setelah jam 8 malam, jalan-jalan sepi, seakan berlaku jam malam. Caracas menjadi kota dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Wajah malam kelam karena listrik di jatah hidupnya. Wajah murung di ujung malam dalam antrian di depan apotik mengharapkan jatah obat yang terbatas, dan di depan swalayan yang malas melayani karena stok tidak tersedia cukup. Harga melambung sampai 7 kali lipat. Kehidupan sehari hari penuh curiga dan awas. Caracas tidak lagi menawarkan kesenangan dengan banyak pilihan. Semua karena pemerintah salah urus perekonomian.


Kamu ingat kan La Quinta Bar tempat kita menghabiskan malam dengan live music salsa, kini hanya buka tiga hari dalam seminggu. Pengunjung sepi kecuali orang China yang masih suka datang karena merindukan wanita berbokong besar. Kami merindukan semua yang hilang itu. Mungkin tadinya kami tidak pernah berpikir akan jadi begini. Tapi sebetulnya sudah dapat di tebak karena mana mungkin kita mempercayakan kemakmuran dengan penguasaan sumber daya di tangan pemerintah. 


Saya ingat dulu kamu bilang bahwa kemakmuran itu harus datang dari upaya kemandirian rakyat. Pemerintah tidak boleh mengintervensi pasar hanya untuk mengendalikan harga. Sekali harga dikendalikan maka itu akan menimbulkan paradox, sehingga orang malas berkompetisi. Sekali semangat kompetisi menurun maka kreatifitas hilang dan kekuatan bangsa melemah. Benarlah adanya. 


Ingat dulu ketika  Hugo Chavez terpilih kembali pada tahun 2006, ia mengambil alih sektor peternakan, supermarket, bank, telekomunikasi, perusahaan listrik, perusahaan minyak dan layanan dan perusahaan manufaktur yang memproduksi botol, baja, semen, kopi, yoghurt, deterjen dan bahkan kaca. Produktivitas menurun tajam di semua sector.


Benar katamu my dear. Venezuela mendapatkan berkah kemelimpahan MIGAS dengan cadangan terbesar di dunia. Ini berkah tapi juga kutukan. Kami hidup dalam euphoria sosialisme. Semua serba mudah mengurus Negara karena Migas selalu ada untuk memanjakan rakyat. Tapi kemanjaan demi kemanjaan yang datang dari migas ini membuat kami menjadi lemah secara budaya dan ekonomi. Sosialisme memberian ruang elite mengambil banyak dan memberi sedikit kepada rakyat. Kami terlena akan semua kepalsuan dari jargon bahwa tidak perlu bayar pajak, dan orang boleh kerja apa adanya dengan UMR perbulan sama dengan 3 bulan UMR Indonesia. 


Apa hasilnya kini? Ketika harga minyak jatuh yang tidak dapat lagi menutupi ongkos produksi, kami kelaparan di dalam lumbung padi. Negara yang telah menasionalisasi PMA tidak mampu lagi mencetak laba untuk mengongkosi rakyat yang tak pernah mandiri, dan hutang digali berharap mempercepat kemakmuran tapi nyatanya menjebak kami gagal bayar. Kepercayaan keuangan international runtuh. Kami mulai kembali hidup keabad terbelakang dalam mengurus ekonomi : mencetak uang dan menjual cadangan emas.  Apa yang terjadi? Nilai uang terjun bebas hingga 98%. Inflasi meningkat 700% dan masa  depan tidak ada harapan lagi.


Setidaknya ada satu hikmah betapa buruknya bergantung pada impor. Memang untuk mencapai tujuan sosial, lebih baik menggunakan pasar daripada menekannya. Maka, mematok harga komoditas pangan, bukan jalan keluar. Lebih penting mengelola harga pasar agar mendorong produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat. 


Kini dalam kesendirian di apartment kecil , dengan penerangan listrik yang dijatah. Aku merindukan kebersamaan dulu pernah kita alami. Oh ya aku ingat ketika suatu pagi kita berjalan ke pasar di kota kecil di China.  Aku melihat seorang ibu bersama bayinya di punggung mendorong kereta dagangannya di tengah cuaca winter. Wanita itu nampak lelah namun wajahnya ada harapan. Kamu bilang “ Wanita itu hidup dalam semangat sosialisme yang di koreksi dengan menggunakan budaya China, semangat kemandirian dan Negara menjaga passion itu lewat kebijakan pasar yang terbuka. Kompetisi terbangun dan Negara menjami keadilan dalam berkompetisi ". 


Sosialis komunis China belajar dari kegagalan revolusi kebudayaan, di mana semua orang dijamin dan Negara menguasai sumber daya. Apa hasilnya?  puluhan juta orang mati kelaparan di lahan pertanian dan tambang. Pelajaran itu sangat mahal.  Tapi di china para elitenya dapat berdamai ketika harus berubah dengan mengkoreksi komunisme. 


Tapi My dear,  di sini ketika krisis terjadi, mereka bukannya bersatu mencari solusi malah para oposisi sibuk mencari kambing hitam dan memprovokasi terjadinya kakacauan. Penjarahan toko terjadi dengan wajah garang. Kemarahan tidak seharusnya terjadi karena kami cinta damai. Agama kami mengajarkan itu. Rakyat bodoh karena mereka malas. Sangat mudah di provokasi dengan janji para oportunis politik,  namun tidak menawarkan sesuatu yang baru. Mereka hanya mengulang retorika sosialisme yang akan menjamin kemakmuran dengan sumber daya alam tanpa harus bayar pajak. Semua akan mudah dan setiap malam tetap bisa pesta dansa dansi diiringi  live music. Sayang sekali, banyak orang tidak menyadari bahwa pesta itu sudah usai! Kedepan, tidak akan ada kemakmuran karena MIGAS. 


***


" Keadaan Caracas semakin tidak menentu. Gelombang protes terus meluas. Apa yang harus dilakukan dengan lokal staff di sana? Tanya William dikektur holding.


“ Ada berapa lokal staf di sana ?’


“ Tinggal dua orang. 5 staff asing sudah semua diterbangkan keluar”


“ Ok sambungkan saya dengan Ramon di Panama” Kata saya.


Tak berapa sekretaris minta saya menerima sambungan dari Panama.” Ramon, tugas kamu evakuasi semua staff lokal di Caracas ke Panama. Nanti team dari New York akan atur kepindahkan mereke ke negara lain.” Kata saya.


“ Apakah termasuk keluarganya ? 


“ Ya. 


“ Siap pak. Segera saya lakukan.”


Sebulan kemudian saya dapat kabar dari Panama. Salah satu tidak mau di evakuasi, yaitu Aliana. Dia bertugas sebagai penghubung dengan pemerintah dan perusahaan di Venezuela.  Saya putuskan sendiri akan terbang ke Panama dan terus ke Caracas. Membujuk Aliana untuk mau di evakuasi. Selama kunjungan itu saya akan dipampingi Ramon. 


Mengunjungi Venezuela saat ini tidaklah mudah karena sebagian besar maskapai telah menghentikan penerbangan mereka ke dan dari Venezuela.Terbang melalui Panama City adalah pilihan tepat. Agar tidak sampai malam hari, kami memilih penerbangan awal. “ Di sana tidak aman” kata Ramon. “ Mereka terjebak dengan budaya petrostat. “ menambahkan 


“ Apa itu petrostat?


“ Itu istilah informal yang digunakan untuk menggambarkan suatu negara dengan beberapa atribut yang saling terkait, yaitu pendapatan pemerintah sangat bergantung pada ekspor minyak dan gas alam, kekuatan ekonomi dan politik sangat terkonsentrasi pada minoritas elit, dan institusi politik lemah dan tidak bertanggung jawab, dan korupsi merajalela.” Kata Ramon. Saya mengangguk dan termenung seperti Indonesia mungkin. 


“ Sejak ditemukan di negara itu pada tahun 1920-an, minyak telah membawa Venezuela dalam perjalanan boom-and-bust. Ini mungkin jadi bahan pelajaran bagi negara lain yang kaya SDA. Pemerintahan yang buruk selama puluhan tahun telah mendorong negara yang pernah menjadi salah satu negara paling makmur di Amerika Latin menuju kehancuran ekonomi dan politik. 


Padahal solusinya sederhana. Pemerintah harus menetapkan mekanisme yang akan mendorong terjadinya transformasi ekonomi dari SDA ke investasi produktif dan kreatif. Dan itu perlu prinsip membangun berbasis riset untuk menguasai IPTEK. Dari pendapatan Migas itu, asalkan tidak terlena seperti sebelumnya dan konsisten untuk melakukan tranformasi ekonomi, Venezuela akan jadi negara besar dan makmur. “  Kata Ramon saat di pesawat menuju Simón Bolívar International Airport.


Sampai di Bandara, Aliana menjemput kami. Dia tersenyum menyalami saya. “ Selamat datang pak di Caracas.” katanya sopan. Aliana mengantar kami ke Hotel dengan kendaraan yang dia setir sendiri. “ Keadaan sekarang tidak menentu. Kejahatan meningkat. Culik dan perkosa terjadi setiap hari. “ Kata Aliana. “  Para demontran memprotes pemerintah yang engga becus mengelola ekonomi.  Tetapi dihadapi pemerintah dengan represif Pemerintahan Maduro menjadi semakin otoriter.  Tentara menembaki kerumunan dengan peluru tajam, menahan pengunjuk rasa, dan menyerang jurnalis yang meliput protes. Semetara dihadapkan dengan popularitas yang anjlok dan ketidakstabilan yang serius, Maduro melakukan serangkaian upaya yang semakin otoriter untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya. “ Lanjut Aliana. 


Caracas adalah Megacity dengan sentuhan sosialisme. Pada tahun 70-an-80-an ini adalah kota paling berjaya di Amerika Selatan dan kini masih bisa melihat kejayaannya. Pencakar langit mendominasi cakrawala, tetapi perbukitan di sekitarnya menceritakan kisah lain. Jutaan orang tinggal di apa yang disebut "barrios" atau daerah kumuh perkotaan. Rumah reyot dibangun di atas satu sama lain dan kehidupan di sini tentu saja yang paling sulit. Kelaparan, kejahatan, pemadaman listrik, dan kekerasan adalah norma di sini. Area Petare, terlihat di perbukitan di atas jalan yang kami lewati adalah simbol hipokrit dan terbesar di Caracas.


Kami tiba di hotel dan check in. Kami hanya melihat dua tamu lain yang menginap. Bar dan restoran tutup. Tidak ada gunanya mengeluh. Saya datang memang untuk membujuk Aliana keluar dari Caracas.  Seperti yang diharapkan, pariwisata yang pernah berkembang pesat di kota ini sudah mati. Bahkan saya minta secangkir kopi, tidak ada. “ Karena listrik padam. “ Kata Aliana. “ Tapi saya akan ajak anda ke Cafe lain. Di sana ada ada kopi, kue dan Wifi. Kita bisa ngobrol santai.” Lanjutnya. Ya kami pergi saja ikut Aliana.


“ Huh enak kopinya” Kata saya setelah seruput kopi dan menghisap rokok dalam dalam. “ Mengapa tidak dikembangkan pontesi agro di Venezuela. Bukankah kalian hidup dengan iklim bersahabat sepanjang tahun? Tanya saya.


“ Untuk apa bertani? “ Kata Ramon.  “ Menurut peringkat yang diterbitkan OPEC, Candangan minyak Venezuela melampaui Arab Saudi. Tetapi kapasitas produksi lebih rendah dari produksi Arab Saudi. Itupun sudah luar biasa bagi Venezuela. Kalau dengan minyak orang bisa makmur, bahkan rakyat Venezuela pernah merasakan pembagian hasil dari minyak dalam bentuk uang tunai.  Untuk apa lagi bertani? Penjualan minyak menghasilkan 99 persen dari pendapatan ekspor dan kira-kira seperempat dari produk domestik bruto (PDB).. ” Lanjut Ramon.


“ Itu ulah Amerika yang tidak mau menerima kenyataan kami menerapkan sosialisme dan bermitra dengan Iran” kata Aliana.


“ Maksud kamu, Aliana ?


“ Tahun 2011, Amerika Serikat menghukum perusahaan  BUMN minyak Venezuela dengan sanksi melarang penjualan ke Amerika Serikat dan pasar global lainnya, atau aktivitas anak perusahaan CITGO yang berbasis di AS. Bahkan AS melarang bank memberikan kredit ekspor kepada trader di AS dan dimana saja. Padahal 45% produksi minyak Venezuela adalah pasar AS.”


“ AS marah sebenarnya bukan karena Venezuela bermitra dengan Iran tetapi karena Chavez tahun 2007 menasionalisasi perusahaan minyak besar AS ExxonMobil dan ConocoPhillips. Itu fatal mistake” Kata Ramon. Saya menyimak saja”


“ Salahnya dimana ? Itu hak kami menerapkan idiologi sosialisme dalam produksi. Tidak bisa bergantung kepada kekuatan modal saja. Kami hanya perlu pembagian hasil produksi lebih besar dan punya hak sebagai pemegang saham pada perusahaan asing. Itu saja. Salah? Saya rasa itu karena sikap menjajah AS tidak bisa hilang. Mereka gunakan softpower menaklukan kami dan lihatlah korbannya…Apakah ini dibenarkan secara HAM? negara besar dengan kekuatan modal menindas negara kecil?


“ Dan setelah ada sangsi itu, Surat utang Venezuela global bond  jatuh ratingnya dan sehingga berpotensi gagal bayar.  Ya gimana mau bayar kalau bond tidak bisa di recycle. Jual minyak engga bisa, sementara perluasan sanksi bukan hanya kepada BUMN tetapi juga kepada mitra BUMN, seperti PCCI, Royal Oyster Group dan Speedy Ship dari Uni Emirat Arab, Tanker Pacific dari Singapura, Ofer Brothers Group dari Israel dan Associated Shipbroking of Monaco.  Sumber penerimaan lain tidak ada untuk memenuhi APBN. Devisa cepat habis. Kami engga bisa impor lagi. Cetak uang? engga ada bank mau terima LC bermata uang kami. Ya untuk apa cetak uang kalau barang tidak ada di pasar. Justru inflasi semakin menggila.  Kurs saat ini adalah USD 1 sama dengan 5.200 bolivar. Uang terdepresiasi begitu cepat sehingga kertas untuk mencetaknya memiliki nilai yang lebih besar daripada yang dapat dibeli dengan uang kertas. “ Kata Aliana. 


Kami pergi Plaza Altamira, kemudian makan siang di restoran lokal terdekat. Menu mencantumkan semua item. Kami memesan hidangan lokal yang terdiri dari pisang raja, ayam, nasi, dan kacang-kacangan dengan jus segar. Enak dan porsi besar. Bill sekitar USD 5 atau Bolivar 26,000 atau Rp. 70.000.


Kami kembali ke Hotel. Saya bujuk Aliana untuk keluar dari Venezuela. Dia bisa kembali lagi apabila keadaan sudah normal atau dia bisa menetap di luar negeri. “ Maaf B, saya tidak akan meninggalkan negeri saya. Pemerintah memang salah tapi sosialisme tidak salah. Kami hanya perlu redefinisi kapitalisme ya seperti China. Ini soal perang idiologi dan persepsi tentang ekonomi.  Antara kami dan AS. Kalau saya pergi, saya berkhianat kepada bangsa saya. Bagaimanapun saya Sarjana, sumber daya negara. Lebih baik mati di negeri sendiri dengan keyakinan daripada mati di negeri orang dengan keraguan” Kata Aliana.


" Venezuela “ lanjut Aliana” memang berada di tengah keruntuhan sosial dan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penyebabnya sudah jelas. Yaitu embargo financial resource dari AS. Akibatnya tidak cukup uang untuk belanja negara dan tidak cukup valas untuk impor. Disituasi ini wajar sajalah terjadi kerawanan pangan, kesehatan dan keamanan. Di tambah lagi terjadi konflik politik. Seharusnya PBB berbuat sesuatu dengan melarang AS ikut campur terlalu jauh.  Biarkan rakyat Venezuela berdamai sesama mereka." Kata Alina.


" Ya Itu harus didasarkan pada kesepakatan untuk hidup berdampingan antara semua aktor politik dan mliter, termasuk masyarakat sipil. Redefinisi demokratisasi melalui konsolidasi nasional menuju PEMILU yang bebas dan adil. Membangun kembali institusi demokrasi yang kuat dan cerdas.  " Kata saya menegaskan.  Aliana mengangguk dengan wajah sendu. Saya tidak bisa lagi membujuknya, Karena ini soal prinsip baginya. Semoga dia baik baik saja.


***


Kini setelah 8 tahun. Saya bisa merasakan sikap Alina. Tahukah anda bahwa sejak era Soeharto sampai kini, kita membangun bukan dari surplus pendapatan atas pengeluaran. Pendapatan tidak cukup untuk menutupi ongkos. Tanpa utang, negara ini tidak jalan. Kalaulah AS marah kepada Indonesia, mudah bagi AS menjadikan Indonesia jatuh seperti Venezuela. Apalagi dengan politik terpolarisasi akan mudah membuat chaos sosial disaat kurs terjun bebas dan SBN valas default.  Mengapa ? 


Pertama. Jumlah penduduk terus bertambah. Sementara ekspansi fiskal dibawah angka pertumbuhan penduduk. Mengapa? fiskal kita hanya tidak lebih 10% dari total APBN.  Misal total APBN Rp. 100 triliun. Nah ekspansi kita hanya Rp. 10 T. Yang 90 T habis dimakan bayar gaji , bayar utang, ongkosi tentara dan TNI. Itupun 10% duitnya dari utang. Tanpa utang, kita tidak ada ekspansi. Nah bayangin kalau tidak ada eskpansi, sementara penduduk terus bertambah? mereka akan memakan yang sudah dibangun. Itu yang terjadi di Venezuela.


Kedua, cara kita bayar utang itu dengan skema daur ulang. Alias bayar utang pakai utang. Mengapa ? karena kita tidak punya surplus pendapatan untuk bayar utang. Nah bayangin, andaikan total utang  pemerintah dan BI serta swasta/BUMN USD 598,7 miliar atau dengan kurs Rp. 15.600/USD maka total utang luar negeri mencapai Rp. 9340 Triliun. Ini mendekati Rp. 10.000 triliun. Apa jadinya kalau SBN global bond kita dicoret oleh market? Kita pasti collapse. Karena kita tidak bisa lagi lakukan skema daur ulang. Nasip kita akan sama dengan Venezuela.


Ketiga, cash flow kelancaran pembayaran utang luar negeri kita berasal dari skema liability management lewat Switch and Cash Tender Offer. Sumber dananya dari utang melalui Format SEC Shelf Registered itu kan 144 A.  Itu money market limited offer dan restriction market yang dikendalikan AS. Apa jadinya kalau kita dicoret dari akses market ini? ya engga bisa bayar utang. Default. Itu dampaknya sistemik. Bahkan kurs rupiah kita ditopang Repo Line the fed. Kalau the fed cabut fasilitas itu, rupiah terjun bebas dan pemerintah jatuh.



Friday, December 30, 2022

Dia pergi dengan sesal.

 




Entah mengapa aku harus datang ke Seminar bertema biotekhnologi, Ini memang tema yang menarik. Tapi kalau semua makalah yang disampaikan dalam seminar itu berhasa Perancis, nah inilah alasan aku mempertanyakan kehadiranku dalam seminar ini. Bahasa Perancis ku buruk. Dan lagi para peserta kebanyakan adalah ilmuwan riset bidang biotech. Sementara aku hanya pebisnis. Tapi okelah. Aku terima saja nasipku  jadi pendengar yang tidak paham apa yang didengar. Tapi setidaknya aku harus bersukur. Karena tanpa kebingunganku dengan  bahasa Perancis, mungkin aku tidak akan pernah berkenalan denganmu.


“ Where are you from ? Katamu yang duduk di sebelahku. Aku senang sekali. Bukan karena ada teman yang mau menegurku dalam bahasa inggris, tetapi kamu cantik. Pasti cerdas. Mana mungkin bisa tertarik dalam seminar yang rumit ini kalau tidak terdidik baik. Beda dengan aku, yang karena ulah si Negro, George yang jebak aku datang ke seminar. 


“ Indonesia. “ jawabku.


“ ”I love Indonesia so much,” katamu Entah mengapa, banyak orang yang pernah ke Indonesia, akan jatuh cinta dengan negeri itu. Dan bukan cinta sembarang cinta, tetapi cinta mati yang sangat mendalam.


“ I'm sure you have fond memories of Indonesia.” kataku


“ You've hit the nail on the head. Yes, something beautiful and unforgettable”


“ Bali ?  I know. Eat In Italy, pray In India, and love In Bali“  kataku. Dia tersenyum. Saat break kami asik cerita. .Kami memang tidak saling memperkenalkan diri. Karena di  bet kami sudah terter nama. Namanya Aashna kelahiran Bombai, India. Dia bekerja sebagai periset di perusahaan pharma di New Orlean, AS.


Usai seminar keesokannya kami  bertemu kembali di cafe. Minum wine. Ngobrol banyak hal. " Kamu tahu, katanya, " 80 % bahan baku obat atau Active Pharmaceutical Ingredients dunia dipasok oleh China. China menguasai bahan baku obat untuk Industri pharma seperti Paracetamol, Ranitidine, Ciprofloxacin, Metformin, Acetylsalicylic Acid, Ofloxacin, Metronidazole, Ampicillin, Amoxicillin, dan Ascorbic Acid. Mereka jago sekali dalam riset senyawa kimia khususnya antibiotik dan produk fermentasi, dan yang penting itu produk massal yang jelas murah. "Katanya.


" Tahun lalu, Lanjutnya " industri farmasi memiliki penjualan lebih dari $300 miliar. Jelas, kita semua membayar dengan satu atau lain cara - apakah dengan membeli obat secara langsung atau melalui pajak. Tetapi kurang jelas apakah kita mendapatkan nilai untuk uang kita.  Regulator berada di bawah tekanan kuat dari lobi big pharma. Bukan rahasia umum bila Big Pharma menggunakan taktik tekanan lewat WHO kepada negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti India, Afrika Selatan, Thailand, Indonesia, Brasil, Kolombia, dan Malaysia untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat daripada kepentingan kemandirian farmasi. Bersama dengan beberapa negara kaya, Big pharma berusaha keras untuk mempengaruhi aturan perdagangan internasional untuk menguntungkan diri mereka sendiri, bahkan tak peduli kalau itu  merugikan kesehatan masyarakat.


Bagaimana sejumlah kecil perusahaan mendominasi agenda perawatan kesehatan global. Sebuah sistem di mana pengejaran keuntungan tanpa henti mengesampingkan kepentingan publik.  Big Pharma menghabiskan lebih banyak uang untuk pemasaran  dan lobi daripada yang mereka habiskan untuk penelitian dan pengembangan. Sementara itu, harga obat terus meningkat, jumlah penemuan obat baru terus menurun. Semua berfocus kepada pertimbangan pasar, kepentingan oligarki financial global. Mereka itulah predator terjahat di abad modern. " 


Aku lebih banyak mendengar. Dia memang idealis dan  jago dalam hal riset dan pengembangan bisnis khusus Pharmasi.


***


Selama 7 hari di Paris, setiap hari kami bersama. Aku takkan pernah lupa sebelum aku pulang ke Hong Kong, Aashna meminta  bertemu denganku dan pertemuan itu tidak membuat dia sungkan untuk bicara di kamarku. “ Aku yakin kamu bukan periset. Kamar dan hotel ini terlalu mahal untuk periset’ kata Aashna. Entah magnit apa yang mengikat kami sehingga semua terjadi begitu saja dan “ Akhirnya aku temukan Cinta dari Indonesia.” Katamu usai melenguh diatas tubuhku dan memejamkan mata.


“ B, apa pekerjaan mu sebenarnya? Kata Aashna.


“ Private equity, dan termasuk M&A. “ 


“ Wah kebetulan sekali.” Kata Aashna. Wajah mature semakin cantik saat dia terkejut.


“ Apa yang kebetulan?


“ Temanku direktur riset dan pendiri perusahaan. Saat sekarang perusahaannya terancam gulung tikar. Mereka butuh dana untuk pengembangan. “


“ Pengembangan apa ?


“ Komponen polimer."


" Untuk apa ?


“ Alat kesehatan, seperti pipet untuk alat uji Laboratorium mendiagnosa penyakit pasien.”


“ Ok jelaskan kepadaku secara sederhana yang bisa kupahami.”


“ Polimer adalah bahan terpenting yang kita gunakan di banyak bidang kehidupan sehari-hari. Tanpa mereka, umat manusia tidak dapat membentuk dunia saat ini. Namun, sumber utama bahan polimer adalah bahan bakar fosil yang terus berkurang. Oleh karena itu, sumber daya alternatif perlu ditemukan terutama dari sumber hayati untuk produksi polimer yang berkelanjutan. Biopolimer adalah polimer yang dikembangkan dari sumber daya terbarukan seperti tanaman, hewan, bakteri, jamur dan alga. Mereka juga dapat berguna dalam materi dan banyak aplikasi lainnya. ” 


“ Dan teman kamu itu,  produk yang dia riset tetang biopolimer ?


“ Ya tepat sekali.”


“  Menarik sekali. Apakah mungkin teman kamu itu kirim proposal kepada saya. “Kataku memberikan kartu namaku.


“ Tentu” Kata Aashna dengan manja.


***

Saat bertemu kembali di Hong Kong. Keterpesonaannya semakin besar kepadaku.  Apalagi dia datang bersama temannya periset itu, Susan. “ Bantulah B, ini  produk riset ini sangat bagus dan ramah lingkungan. Alga adalah salah satu organisme yang paling menjanjikan dalam banyak aspek. Karena mereka tumbuh cepat, mengandung berbagai bahan nilai tambah yang unik dan tidak bersaing dengan sumber makanan, dan juga memiliki potensi bahan baku bioenergi yang tinggi. “ Lanjut Asha.


Aku tidak berpikir panjang untuk bertindak sebagai investor dengan skema konvertible bond. Susan senang dan berjanji akan terbang ke Hong Kong secepatnya setelah dapat persetujuan pemegang saham AB Technology. Proses settlement investasi cepat sekali. Hanya seminggu, aku cash out sebesar USD 12 juta atas nama Palma investment yang terdaftar di Bermuda.


Setahun kemudian, AB tekhnologi berhasil dalam riset biopolimer dan produk alat kesehatan bermaterial biopolimer khususnya Pipet. Telah pula mendapatkan serfikasi dari FDA di Amerika. Namun mereka tidak berhasil dapatkan investor putaran kedua untuk pabrikasi. Investasi yang diperlukan sangat mahal. Mencapai hampir USD 100 juta. Tidak ada investor yang berminat. Enam bulan kemudian, AB tekhnologi terpaksa melepas sahamnya kepada Palma Investment. Itu konsekwensi atas akad Hutang konversi yang mereka tanda tangani saat  Palma masuk membiayai riset mereka.


***

Tahun 2013 pada musim dingin. Aku berkunjung ke New York. Sebelum terbang, aku sempatkan kirim Email ke Aashna   Benarlah. Hanya tiga jam selela aku di New York,  dia sudah telp meluncur ke hotelku. Tapi saat bertemu itu wajahnya tidak lagi seperti Aashna  yang kali pertama aku temui. Wajahnya masam. Tidak ada kemesraan. Ada apa ?


“ Aku dapatkan profile dari teman perisetku itu. Dia katakan bahwa nama perusahaan kamu tidak asing dalam industri pharmasi. Dikenal sebagai predator. Misal, salah satu pemegang saham pengendali dari NCC  Group ,  terhubung dengan nama Palma. Aku tahu NCC itu raksasa yang hide di Industri pharma. Karena ia produsen beragam produk kimia untuk supply chain industri, termasuk Industri farmasi. Portofolio NCC juga mencakup bahan mentah berkualitas tinggi untuk sintesis API, termasuk monochlorobenzene, orthodichlorobenzene, fosfor triklorida, dan fosfor oksiklorida.” kata Asha seraya menyerahkan dokumen  profile tentangku.


Dan “ Kamu sengaja akuisisi AB untuk tujuan dapatkan uang mudah dalam aksi M&A kepada Polmex produsen alat kesehatan untuk Pipet. Kamu ancam mereka lewat jaringan financial kamu. Sehingga mereka tidak punya pilihan kecuali harus rela melepas saham untuk program M&A dengan Palma yang punya paten biopolimer. Kamu sangat paham kekuatan politk berkaitan dengan green product, yang sangat mudah membunuh produk dari bahan fusil dan menjadikan mereka pecundang. Dengan kuasai Polmex kamu kuasai ekosistem supply chain material biopolimer untuk alat kesehatan yang sangat fital dan much product." Kata Aashna dengan mimik menahan emosi.


Dengan air mata berlinang dia bekata. " Susan dan teman temannya kini hanya jadi pegawai di Polmex. Bukan lagi pendiri AB tekhnology. Padahal mereka lah yang berkerja keras menciptakan produk biopolimer. Paten nya kamu ambil lewat hutang konversi. Kamu memang pemain watak. Mudah membuat orang jatuh cinta dan percaya. Yang aku sesali, mengapa aku jatuh cinta kepada orang yang tidak memiliki cinta.  “ Aku berusaha memeluknya tapi dia menolak. Aku hanya diam. Tidak perlu lagi aku klarifikasi. Itu hak dia mempertanyakan. Karena terlalu sulit menjelaskannya. Aku tidak bisa menahan kepergiannya.


Antara aku dan Aashna berada dalam ruang yang berbeda. Kalau katanya dia mencintaiku sebenarnya dia mencintai dirinya sendiri. Dia ingin memilikiku sesuai dengan standar moral dia. Dan memaksa aku mengerti keinginannya. Itulah yang paradox dalam sebuah hubungan. Cinta yang merasa memiiki bukanlah cinta. Cinta dalam arti spiritual adalah melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kita sangat menginginkannya. Bukan untuk saling memiliki tetapi saling menjaga dan mengerti tanpa harus bertanya “ You say it best, when you say nothing at all”


Source: MYdiary.

Nama dan tempat adalah fiksi belaka.


Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...