Tahun kemarin bulan oktober, bulan mengingatkan akan aku dilahirkan ke bumi. Mungkin juga entah kebetulan atau tidak, bulan kali pertama Florence menciumku lebih dulu.Dia tidak pernah mengucapkan “ I do love You”. Tapi kiss wet itu sudah isarat bahwa dia serahkan jiwa dan raganya untukku. Ingin hidup bersamaku. Kala itu usia kami masih muda belum 21 tahun. Tapi dewasa. Karena kami sudah mampu menghasilkan uang untuk hidup kami. Hari ini aku datang ke Apartement nya. Kedatanganku tidak disambutnya. Yang menerimaku di pintu apartemen hanya ART “ Ibu sedang ke pasar. Beli bahan untuk dimasak. Katanya dia mau masak makanan pavorit bapak” Kata ART.
Mengapa selalu oktober kelabu dalam dunia bisnis dan ekonomi. Dulu Oktober 1929. Pasar saham yang sebulan sebelumnya mengindikasikan harapan dan euforia dengan harga terus melambung, tetapi pada 24 Oktober, saham mulai turun. Senin dan Selasa berikutnya, yang kemudian dikenal sebagai Black Tuesday, Dow Jones Industrial Average kehilangan hampir 25 persen nilainya, membantu mengantarkan Depresi Hebat.
Kemudian kecelakaan besar Oktober lainnya bahkan lebih mendadak dan terjadi pada 19 Oktober 1987, yang kemudian dikenal sebagai Black Monday. Investor khawatir atas defisit perdagangan AS dan ketegangan di Timur Tengah, tetapi perdagangan terkomputerisasi memainkan peran utama dalam kehancuran tersebut, yang membuat Dow turun sekitar 22 persen, persentase penurunan terbesar dalam satu hari.
Pada 10 Oktober 2008, dalam lima menit pertama sesi perdagangan di Wall Street , Dow Jones Industrial Average anjlok 697 poin, jatuh di bawah 7.900 ke level terendah sejak 17 Maret 2003. Sore harinya, Dow melakukan ayunan balik yang hebat. dan seterusnya melintasi BEP line, menumbangkan sebanyak 600 poin dan naik 322 poin. Dow mengakhiri hari dengan kehilangan hanya 128 poin dan terus berlanjut.
Oktober ini news market sangat buruk. Kini tahun 2022, oktober juga. IMF melaporkan bahwa Aktivitas ekonomi global mengalami perlambatan berbasis luas dan lebih tajam dari perkiraan, dengan inflasi lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade. Krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan semuanya sangat membebani prospek. Pertumbuhan global diperkirakan melambat. Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang tinggi , yang berpotensi membawa ekonomi ke dalam resesi.
***
Setelah sekain lama melamunkan sesuatu yang mengkawatirkan, lamunan itu buyar oleh kadatangan Florence. Dia tersenyum ke arahku tanpa menyapaku tapi langsung ke dapur. Aku tahu dia sedang memberikan instruksi kepada ART apa yang harus dimasak. Setelah itu dia kembali ke ruang tamu. “ Walau belum tanggal 28 oktober tapi engga salah aku ingin rayakan ulang tahunmu lebih cepat seminggu” Katanya tersenyum menghempaskan pantatnya duduk disampingku di sofa.
“ Aku engga ngerti mengapa negara terus berhutang.” Kata Florence mengawali diskusi. Dia memang suka diskusi denganku. “ Satu satunya yang membuat alasanku jatuh cinta, karena suka diskusi dengan kamu.” Katanya dulu 35 tahun lalu.
“ Di Indonesia ada slogan “ menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Mau tahu siapa yang buat slogan itu? ya Perum Pegadaian. Memang kalau kamu datang ke pegadaian, mereka engga tanya untuk apa kamu pinjam uang. Mereka hanya taksir nilai jaminan. Setelah diputuskan berapa kamu bisa pinjam dan kamu setuju, mereka kasih uang. Selesai. Benar benar engga ada masalah yang ruwet. Ada jaminan ada uang.
Lembaga perbankan baik umum maupun syariah juga punya produk pinjaman semacam itu. Walau istilahnya diganti dengan nama kredit modal kerja atau kredit investasi. Tetap saja kamu harus menyerahkan rumah atau pabrik, atau tanah, atau kendaraan atau lainnya sebagai jaminan atau collateral. Nilainya diatas pinjaman yang diterima. Mengapa ? karena bank itu kerja dari uang publik yang ongkosnya juga engga murah dan harus aman. Tapi saja cara yang mudah untuk berhutang” Kata saya.
“ Gimana dengan skema utang korporat ?
“ collatera tidak lagi berupa phisik tetapi berupa value. “
“ Apa value itu ?
“ Proposal bisnis yang memuat informasi mengenai legalitas, tehnology, market, management. Informasi memuat kemampuan akan modal, produksi dan SDM. Proposal itu tidak dipercaya begitu saja. Tetapi akan dipelajari dan di audit menyeluruh. Di analisa secara konprehensif. Sehingga dapat disimpulkan proposal itu layak atau tidak. Kalau layak maka itu tercermin dari arus kas yang disampaikan dalam proposal. Kalau arus kas nya bagus maka itulah value sebagai jaminan untuk dapatkan pinjaman. Tetapi tunggu dulu. Bukan berarti kamu bisa langsung dapat duit hanya mengandalkan proposal itu. Lender juga melihat bagaimana skema utang tersebut. Di sini akan terliat bagaimana kamu mengelola resiko atas utang itu. Tentu skema itu harus precisi terhadap waktu dan uang.
“ Apakah itu cukup?.
“ Belum. Kamu juga perlu ada dukungan dari lembaga penjamin khusus tentang resiko itu. Kalau pinjam ke bank, kamu harus punya standby LC yang diatur oleh lembaga penjaminan. Standby LC ini sebagai jaminan kalau terjadi default. Kalau pinjam ke pasar uang , kamu harus punya underwriter atau lembaga penjamin atas penerbitan bond. Underwriter ini pihak yang menjamin resiko utang dan bisa juga sekaligus penjamin likuiditas kalau pasar tidak bisa menyerap. Tentu meyakinkan lembaga penjamin atau underwriter tidak mudah. Mereka berpengalaman mengambil resiko atas utang. Kalau skill anda hanya omong doang, ya pasti engga akan dilayani. Kalau modal kamu hanya gaya doang ya engga akan bisa.”
“ Apakah itu cukup ?
“ Tidak. Sebelum kamu terima uang , juga harus memenuhi standar kepatuhan yang ditetapkan oleh lender. Contoh kalau proyek kontruksi maka qualifikasi EPC dan cara pembayaran mereka yang tentukan. Kalau pinjam ke pasar uang maka standar audit dan proses management ditentukan oleh Asset management yang ditunjuk oleh underwriter. Bukan tidak mungkin mereka sendiri sebagai auditor. Dalam perjalanannya mereka akan jadi watchdog yang efektif memaksa kamu harus patuh dengan standar yang mereka tetapkan. “
Florence tersenyum menatapku. “ Dari dulu kamu kalau soal hutang piawai sekali. Dan terbukti bisnis kamu adalah seni berhutang untuk terus berkembang.” Katanya.
“ Boleh tahu, soal skema divestasi Freeport? Tanya florence. Akhirnya masuk ke politik. Apapun diskusi berakhir ke politik. Aku bisa maklum, Florence memang seorang marhaen sejati. Dia terobsesi kemkmuran atas dasar gotong royong.
“ Mengapa kamu tanya?
“ Semua tahu bahwa Freeport MCMoran punya akses politik yang sangat kuat di jantung kekuasaan di AS. Pengalaman mereka dimanapun termasuk di Indonesia sangat ahli dalam hal suap kepada elite Politik. Mereka juga terlibat membiayai operasi inteligent AS untuk kepentingan hegemoni AS di wilayah operasi mereka. Contoh, dulu era Soeharto , divestasi FI jatuh ketangan Aburizal Bakrie sebesar 9,36 % melalui PT. Indocopper. Nilainya US$213 juta. Namun, Ical hanya membayar US$40 juta. Sisanya sebesar US$ 173 juta share loan dari Freeport.
Kemudian Bakrie melepas 51% saham indocopper kepada PT. Nusamba milik keluarga Pak Harto dan Bob Hasan seharga USD 315 juta. Tapi transaksi ini duitnya dari Freeport USD 254 juta, sedangkan Nusamba hanya menyetor US$61 juta. Enak kan. Kemudian sisanya 49% di jual lagi oleh Ical kepada Freeport senilai US$211,9 juta. Balik lagi semua ke Freeport. Itu semua tinggal masalalu. Ya divestasi Freeport melalui Inalum itu merupakan prestasi fenomenal Jokowi. “ Katanya. Saya tersenyum seraya menyeruput kopi.
“ Setelah divestasi terlaksana maka struktur pemegang saham PT. Freeport Indonesia berubah. 25% PT. Indocopper Indonesia dimana 40% sahamnya dikuasai oleh Pemda Papua atau 10% dari total saham yang di Freepor Indonesia dan sisanya 60% oleh Inalum. Pembayaran saham 10% Pemda itu ditalangi lewat skema shareloan oleh Inalum yang akan dibayar melalui deviden. Sementara Inalum menguasai saham 26,232 %. Jadi Freeport McMoran menguasai 48,768 %. Dan indonesia kuasai diatas 50%. “ Lanjut Florence.
“ Benarkah, say? Kejar Florence rasa ingin tahunya besar sekali.
“ Divestasi itu amanah UU Minerba. Jadi Jokowi hanya melaksanakan amanah UU. Biasa saja. Secara bisnis dan subtansi tidak mengurangi hegemoni Freeport MCMoran atas tambang tembaga itu. Semua direktur inti FI adalah bukan orang tambang. Mereka semua orang finance.
“ Loh kok begitu ?
“ Uang untuk membiayai divestasi PT. Freeport Indonesia itu berasal dari penerbitan Global Bond oleh Inalum. Untuk pasar 144 A saja. Term nya adalah unsecure bond. Off balance sheet curridor. Artinya, Global bond itu dijamin oleh sumber daya tambang sendiri, bukan oleh negara atau neraca Inalum. Ya semacam ijon lah. Maklum era sekarang, investor engga butuh saham, tapi butuh barang. Mereka tetap kuasai sumber daya lewat skema term sheet loan."
“ Jadi skema divestasi itu hanya memindahkan hegemoni dari KK ke global bond 144 A?
“ Ya” kata saya tersenyum.
“ Smart tapi culas. Bedanya sekarang Freeport MCMoran engga lagi dipusingkan dengan protes soal lingkungan hidup. Resiko itu ada pada Inalum sebagai pemegang saham mayoritas. Apa itu global bond 144A? negara mana yang beli? Tanya Florence dengan wajah emosional. Nah kan jiwa marhaen nya berontak.
“ I44 A itu skema private placement atas surat berharga. Yang berhak membeli hanya investor terbatas atau disebut juga qualified investor. Minimum aset bagi qualified investor yang boleh terlibat adalah USD 100 juta. Mereka ini tidak diketahui siapa orangnya. Nama mereka tersamarkan lewat skema yang rumit melalui Aset Manager dan dana pensiun, asuransi. Namun mayoritas investornya dari AS. Kalaupun ada Eropa dan Asia, itu hanya skema saja. Pembeli sebenarnya tetap AS. “
“Apa DPR tahu soal ini?
“ Ya engga bisa dibuka ke publik. 144 A (S) kan bersifat rahasia atau confidential. Karena melibatkan investor sophisticated. “
Florence terdiam setelah mendengar penjelasanku “ Makanya direksi Inalum dan Freeport sebagian besar bukan orang tambang tapi orang finance. Ya korporat sudah dirancang sebagai bagian dari intrument pemain hedge fund. Kamu ikut beli global bond itu ?
“ Bukan saya. Anak perusahaan Yuan holding di London beli melalui Bank di London. Tapi kecil nilainya. “ Kata saya tersenyum. Dan akhirnya aku ikut larut dalam sedih melihat Florence airmatanya mengambang. Kupeluk dia. “ Engga usah dipikir. Ini hanya bisnis. Semua ini terjadi karena masalalu bangsa ini. Pengakuan kita merdeka sebagai bangsa itu berkat resolusi PBB pada 1949. Ini bukan kemerdekaan gratis. Kita bagian dari agenda PBB. Agenda pemenang perang dunia. Mau tidak mau kita terjebak dengan skema hutang. Ya berdamailah dengan realita. Sukuri saja apa yang kita punya dan lewati hidup dengan sabar.” Kataku.