Monday, May 19, 2025

Bukan itu, tapi ini...

 







Esther datang ke Jakarta. Dia lahir dan besar di Indonesia. Namun usia 28 tahun dia hijrah ke Hong Kong. Akhirnya jadi permanent residence HKSAR. Posisinya sekarang sebagai CEO MNC, perusahaan China. Sebelumnya Director pada Bank Eropa Papan Atas di cabang Hong Kong. Dia lahir di Yogya. Esther pernah cerita bahwa ibunya jadi Tapol karena terlibat PKI. Saat itu usianya masih Balita. Sahabat ibunya menyelamatkannya. Mungkin karena wajahnya mirip orang Eropa. Maklum ayahnya Gen Eropa. Nasip baik ada keluarga di Jakarta mengadobsinya. 


“ Ale, benarkah Tan Malaka itu Komunis? Tanyanya saat ketemu saya tadi sore di Ritz.


“ Secara personal, Tan Malaka bukan komunis. Dia pria minang yang menjadikan Islam sebagai jalan hidup dan adat dalam berbudaya. Namun kalau dia jadi anggota Gerakan komunis International di zamannya, tak lain itu hanyalah metodelogi dia berjuang melawan imperialisme yang mengusung  kapitalisme. Itu smart menurut saya. Karena saat itu gerakan yang terorganisir dan punya pengaruh mendunia  melawan imperialisme adalah komunis. “ kata saya. 


“ Kalau memang dia islam, mengapa dia tidak gunakan Islam sebagai metodelogi berjuang melawan imperialisme.” Tanya Esther. 


“ Tan Malaka sendiri pada konferensi kominten di Moscow, dengan berani menyampaikan gagasan Pan Islami sebagai aliansi komunis melawan imperiliasme.  Walau tidak ditanggapi serius oleh peserta Konferensi. Namun saat dia kembali ke Indonesia, dia berhasil mengajak tokoh islam. HOS Cokroaminoto  bergabung dengan Gerakan komunis. Tahu mengapa ? bagi Tan Malaka, islam atau komunis hanyalah metodelogi berjuang. Bukan tujuan berjuang. Tujuan tetap yaitu menghapus penjajahan. “ 


“ Maksudnya penjajah Belanda ? Tanya Esther.


“ Bukan hanya itu. Tetapi lebih luas lagi“ 


“ Jadi apa ?


“ Penjajahan pemikiran. “ 


“ Maksudnya ?


“ Suatu bangsa tidak akan merdeka dalam arti sesungguhnya kalau kebebasan berpikir tidak ada pada setiap orang. Nah paham kan. Artinya dia tidak percaya dengan komunis yang membelenggu orang dalam manifesto.  Juga tidak percaya dengan agama yang membelenggu orang dengan sikap taklig.  Apalagi dengan kapitalisme yang membuat orang terbelenggu dengan modal. Tentu tak ingin orang terbelenggu dengan sosialisme yang berujung pada feodalisme. “ Kata saya.


Esther termenung seakan berpikir berusaha mencerna kata kata saya. “ Artinya Tan Malaka mengajak orang melakukan revolusi berpikir. Agar orang terbebas dari belenggu konsepsi yang dijejalkan lewat sistem dan aturan. Cara berpikir seperti apa yang Tan Malaka inginkan?  Tanya esther.


“ Kamu pernah membaca buku Madilog, Material dialektika dan logika.? Tanya saya balik. Esther menggelengkan kepala. “ Bacalah buku itu, kamu akan tahu seperti apa kebebasan berpikir yang dimaksud Tan.” Lanjut saya.


“ Jelaskan saja. Apa esensi dari buku Madilog itu .” Kejar Esther.


“ Dalam pengertian filsafat dan sains. Materi itu tidak ada. Hanya ilusi dalam rangkaian persepsi dan konsepsi. Makanya apapun konsep harus terbuka ruang dialektika agar logika tercerahkan dan peradaban tidak terjebak dengan isme dan  taklik buta.Yang menang adalah akal sehat. Bola bisa gilindingkan karena bulat. Konsesus pasti terjaga. Karena kehendak dan keinginan bertaut. Itu karena agama jadi obor, kebudayaan jadi pakaian.


Dari buku itu kita tahu jalan pikiran Tan Malaka. Sebenarnya yang diperjuangkannya adalah lahirnya kemerdekaan intelektual dan spiritual bagi setiap orang Indonesia. Kata kuncinya ada pada pendidikan. Makanya dia menolak apapun jalan perundingan dengan Belanda yang dimediasi AS dan Eropa. Dia memilih jalan revolusi total. Tetapi kala itu tidak semua elite memahami jalan pikiran Tan. Mereka focus kepada kemerdekaan formal, yang tahun 1950 diakui PBB. 


Makanya jangan kaget, setelah Indonesia merdeka. Sistem demokrasi liberal diterapkan. Indonesia menghadapi perpecahan. Terjadi pemberontakan DII/TII, PRRI Permesta. Walau bisa diatasi dengan kekuatan Militer. Bukan berarti selesai. Sampai kini, persatuan dan kesatuan tidak jadi asset nasional untuk kemakmuran dan keadilan. Yang ada hanya aneksasi. Tidak ada bedanya dengan system kolonialisme. Ya neokolin “  Kata saya.


“ Apa salahnya isme dari Barat. Bukankah demokrasi dan capitalism itu lahir dari proses abad pencerahan di Eropa dan menjalar ke AS. Terbukti mereka bisa makmur dan menjadi pemenang perang dunia kedua “ Kata Esther masih bingung.


“ Dalam hal konsepsi tidak ada yang salah dengan isme barat. Tetapi tidak bisa jadi standar. Penerapannya akan sangat bergantung budaya masing masing negara. Lain lubuk lain belalang. Misal Trias Politika lewat multi partai. Itu bagus aja. Tetapi Trias Politika dalam satu partai juga engga salah. Atau istilahnya demokrasi terpimpin atau sosialisme terpimpin atau pasar terpimpin.


Mungkin itu terkesan otoritarian bagi Barat dan AS. Apa salahnya otoritarian, kalau itu lahir dari kebudayaan yang sudah mengakar. Bukankah kebudayaan sudah terbentuk jauh sebelum republik lahir. Sudah terbentuk jauh sebelum agama modern diperkenalkan. “ Kata saya.


Esther masih bingung. 


“ Saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Pancasila dijadikan dasar negara oleh bapak bangsa.  Apakah itu sejalan dengan pemikiran Tan Malaka?  Tanya Esther kemudian.


“ Bisa jadi itu lahir dari pemikiran Tan Malaka. Karena yang pertama kali memperkenalkan system  republik  Indonesia adalah Tan Malaka. Dalam bukunya yang terkenal, Naar de Republiek Indonesia. Tan Malaka menolak system monarki dan federasi. Dia memilih republik. Namun menolak idiologi dari luar secara taklik. Kalaupun diterapkan maka harus sesuai dengan agama, budaya dan adat. Buku itu jadi inspirasi bagi tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesai saat itu dengan lahirnya Pancasila. 


Nah kamu perhatikan. Apakah ada dalam Pancasila itu menyebut idiologi? Kan engga ada. Artinya benar, Pancasila itu hanyalah tuntunan kita berpikir dan bersikap dalam konteks kebangsaan. Hanya saja dalam bentuk imajiner. Bukan dalam bentuk manifesto atau dokrin.  Tapi kebudayaan. Makanya ukuran kompetensi elite itu adalah punya rasa malu, yang didasarkan kepada kuatan iman dan luasnya pengetahuan. Bukan mereka yang paling banyak di vote dalan pemilu. ” Kata saya.


“ Tetapi  terkesan utopia. “ Kata Esther. 


“ China sudah terapkan. Kan tidak ada masalah. ? kata saya tersenyum.


“ Maksud kamu? Esther berkerut kening.


“ China awalnya menerapkan Komunisme sebagai metodelogi perjuangan kelas terhadap kekuasaan nasionalisme yang feodal dan pro asing. Lewat revolusi kebudayaan. China bangkit dengan nilai nilai kebudayaan. Setelah itu China bisa menerima kapitalisme dan juga sosialisme namun tetap disesuaikan dengan kebudayaan.  Trias Politika diterapkan dalam system dewan negara. Pemilu Langsung diterapkan untuk  anggota Komite Rakyat dan Dewan Pekerja. Namun menolak multi partai. Mereka memilih jalan demokrasi terpimpin, yang tentu pasar terpimpin. “ kata saya.


" Dari tadi saya terus mendengar istilah kebudayaan. Apa sih maksudnya.? tanya Esther.


" Kebudayaan itu akar katanya budaya. Asalnyanya dari bahasa Sanskerta "buddhayah" yang berarti akal atau budi. Nah akal budi ini hal yang imajiner. Hal yang hanya bisa dirasakan kehadirannya lewat rasa malu. Sementara rasa malu itu pakaian orang beriman dan berpengetahuan. Dalam Bahasa mesranya orang berbudaya itu disebut hikmat dan bijaksana.  


Tahu diri. Malu korupsi. Malu hidup hedonisme. Malu berbohong. Malu sombong. China menerapkan hukuman mati bagi koruptor. Bagi Barat itu melanggar HAM. Tapi dalam konteks kebudayaan, orang korupsi itu sudah hilang rasa malu. Artinya sama dengan Hewan. Yang dihukum mati itu bukan lagi manusia tetapi hewan " kata saya tersenyum. 


Esther mengangguk.


“ Nah China menerapkan kebudayaan dalam menjalankan system. Itu tercermin dari kebijakan Nasional. Dalam bidang ekonomi dimana kurs mata uang ditentukan negara. Hak kepemilikan privat dikontrol negara. Menerapkan subsidi produksi. Menolak proteksi pasar dan tentu menolak pasar bebas. Mengutamakan sains dalam membangun peradaban. Walau dalam bidang social menolak kebebasan pers dan berpendapat yang tak bertanggung jawab. Namun menjamin kebebasan professional dalam bekerja dan berbisnis.  Menjamin good governance dan law enforcement “ lanjut saya. Esther mengacungkan jempol. 


“ Kangen engga dengan Indonesia ? Kan kamu ada rumah di Bali. Nanti kalau pensiun pulanglah.” Kata saya tersenyum.


“ Tadinya memang ingin mati di Indonesia. Tetapi …” Esther terdiam. “ Yang penting dimanapun kita berada bermanfaat bagi orang lain. Kebetulan di Indonesia saya tidak berguna. Daripada jadi beban negara, sebaiknya saya tetap di Luar negeri aja yang memang butuh saya. “ Sambung Esther berusaha bijak. Saya hanya menghela napas. 



Sunday, May 18, 2025

Hubungan kapitalis

 




Entah kenapa setelah meeting dengan relasi dari luar negeri di hotel di Kawasan Sudirman. Saya batalkan pulang. Sebentar lagi maghrib. Kawatir maghrib di jalanan. Lebih baik saya nongkrong di café yang ada di hotel itu. Cari tempat yang ada smooking room. Saya duduk dan bersibuk diri dengan baca berita news dari gadget. Baru lima menit duduk. Kopi yang dipesan belum datang. Terdengar suara wanita menyapa. Saya mendongak. “ Eh Dian.” Kata saya berdiri. Dia menyalami saya. “ Apa kabar, bang Ale.” 


“ Baik baik saja.” Jawab saya dengan merentangkan kedua tangan saya. Dia mememeluk saya. “ kamu gimana ? tanya saya setelah lepas pelukan. Dia hanya tersenyum. “ Bang Ale sama siapa ? 


“ Sendirian. “ 


“ Boleh Dian temanin sambil tunggu tamu Dian datang.”


“ Tentu..” kata saya melonggarkan ruang untuk dia duduk.


“ Yuni di Hong Kong ya. “ tanyanya. 


Saya mengangguk.


“ Enak hidup Yuni. Dengan kabar dia udah CFO di Holding Company MNC. Memang perjuangan tidak pernah mengingkari hasil.” Kata Dian seperti bicara kepada dirinya sendiri. Saya menyimak saja. 


“ Sekarang banyak boss pura pura happy. Padahal  setiap hari seperti duduk diatas tungku. Apalagi di era Prabowo. " Kata Dian. Waitress datang.  Dia pesan teh. " Tadinya berharap Prabowo akan menjalankan program keberlanjutan Jokowi. But, he is a player. Semua hanya ada di mulut. Prakteknya dia ingkari. “ Kata Dian menyalakan rokok. Itu rokok Korea low tar. “ APBN tersendat dengan alasan penghematan. Saya dengar. Beberapa menteri dan anggota DPR udah ngeluh akibat sistem anggaran ketat. " lanjut Dian.  Dian terdiam sambil mengembuskan asap rokok dengan halus.


" Tadinya 3 juta hektar lebih  lahan sawit illegal sudah masuk program pemutihan sesuai UU-CK. Kini dibatalkan. Harus dikembalikan ke negara dan harus pula bayar denda. Padahal lahan itu sebagian besar sudah digadaikan ke bank. Pusing engga mikirin Topup collateral. Kena pula aturan pajak Ekspor CPO 10%. “ lanjut Dian geleng geleng kepala.


Saya menyimak saja.


“ Bisnis batubara juga sudah sulit dapat cuan seperti 5 tahun lalu. Harga terus turun. Sementara ongkos rente tidak bisa kurang. Kalau kita kurangi, akan sulit eksploitasi dan loading cargo di Pelabuhan.  Pajak Royalti dinaikan sampai 19%. Sesak napas. Belum lagi kontrak jual nikel ke smelter sudah tersendat. Karena harga nikel jatuh di pasar dunia. Sementara ongkos jaga preman dan aparat di lapangan engga bisa dikurangi atau ditunda. Bikin sesak napas. “ Kata Dian dan kemudian menatap kosong.


Saya bisa mengerti keluhannya " ibarat gunung emas. Dari sejak 10 tahun lalu fundamental ekonomi negara digergaji dari bawah. Memang tidak keliatan dan tidak terasa. Karena puncaknya masih berdiri kokoh. " Kata saya. Dian mengangguk. 


" Walau setiap tahun terus berkurang tingginya gunung, namun orang tidak peduli. Karena proyek PSN yang massive bidang infrastruktur ekonomi menjadi penghembus citra pemerintah. Bahwa kita sedang berjalan di jalur yang benar.  Belum lagi program bantalan ekonomi lewat Bansos mengalir terus. Namun lambat laun likuiditas berkurang. Defisit APBN semakin melebar dan ruang fiscal semakin sempit. Puncaknya di era Prabowo baru disadari. Terutama saat ingin melaksanakan program populisnya, MSB. Tidak cukup uang tersedia di APBN.  " Kata Dian.


" Kalau dipaksa maka defisit APBN akan melewati batas pagu yang ditetapkan UU. Tentu rasio utang akan melewati 40%. Sementara DSR sudah diatas 30%.  Berat,  jauh lebih berat dari apa yang dirasakan oleh pengusaha. Apalagi ini taruhannya soal nasip lebih 60% rakyat yang miskin, yang sangat rentan dengan goncangan krisis." Kata saya.


" Ya. Dian maklum. Struktur ekonomi tidak lagi sehat. Penerimaan pajak menurun, akibat daya beli domestic dan international melemah. Ditambah kondisi suku bunga tinggi dan volatilitas kurs IDR melebar. Sejak sebelum COVID, Gelombang PHK terus membesar. Keadaan ini tidak bisa lagi ditutupi dengan data BPS yang bias. Bank Dunia sudah dengan tegas menyatakan 60% lebih orang Indonesia hidup miskin, yang seakan mengolok ngolok status Indonesia sebagai Negara G20. "


Dian menghela napas.“ Memang bisnis sedang tidak baik baik saja..” Katanya “ Pendapat abang gimana ?


“ Pemerintah tidak punya banyak pilihan untuk meningkatkan penerimaan. Memang selama ini kontribusi pajak terbesar berasal dari korporat. Karena kue pembangunan 90% yang menikmati korporat. Nah ketika likuiditas mulai kering, dan ruang fiscal sangat sempit, ya kepada siapa lagi pemerintah berharap? Kecuali kepada korporat. “ kata saya tersenyum. 


  Apa berharap kepada Rakyat kebanyakan ? kan engga mungkin. Bukankah, selama ini rakyat hanya jadi penonton dibalik deru bulldozer menggaruk tanah, bukit hutan untuk menghasilkan mineral tambang dan kebon besar. Gerogoti Dapen dan Bank lewat bursa. Bancakin PSN sehingga ICOR diatas 6. Di balik aksi korporat itu semua membuat pengusaha dan penguasa makmur. Membuat rasio GINI semakin melebar. Maklumi aja. “ Kata saya.


“ Seharusnya pemerintah kurangi belanja. Kan bisnis begitu” Kata Dian mengerutkan kening. “ Kalau penerimaan turun ya kurangi belanja. Engga bisa paksa korporat  harus berkorban mengatasi belanja APBN yang boros. Kalau ekonomi baik baik saja sih, engga ada masalah. Kan ini kita semua sedang pusing. Mikirin market drop dan cashflow yang macet. “ lanjutnya.


“ Seharusnya memang begitu. Tapi negara ini, kan dijalankan dengan politik kekuasaan.  Kita kita kaya raya karena adanya politik kekuasaan. Disaat ekonomi slow down rakyat kebanyakan yang harus dijaga lebih dulu. Nah kalau belanja APBN dikurangi. Dampaknya sangat luas terhadap rakyat, yang 60% miskin. Bisa chaos politik dan kita akan jadi negara gagal. Akhirnya kita semua rugi. Think about it.” Kata saya.


Diam terdiam. Saya diam juga. Hening. Saya seruput kopi. “ Baru saya sadari. Kini gunung emas itu sudah nampak rendah. Engga lagi menghalangi sinar matahari. Engga lagi penuh kewibaan. Yang ada kecemasan dibalik tawa hipokrit para elite dan tentu juga termasu kita kita. “ Lanjut Dian. 


Saya senyum aja. Kami berteman namun tidak bersahabat. Dian saya kenal 10 tahun lalu. Kini usianya 45 tahun. Dia tidak punya suami. Namun dia bermitra bisnis mining dan kebun sawit  dengan konglomerat yang juga TTM dia. Perusahaannya terdaftar di Singapore.


“ Bang Ale pernah ketemu Koh Aming “Tanyanya.


“ Pernah tahun lalu waktu di Sheraton Singapore. Koinsinden aja. Dia cerita mau lepas sahamnya di tambang dan sawit.” Kata saya.


“ Dian sudah 3 tahun pecah kongsi dengan dia. Dia buang Dian begitu saja. Memang sih itu semua modal dari dia. Tetapi kan hubungan Dian dan dia bukan sekedar mitra. Dian punya anak dari dia. Apa dia engga mikir masa depan anaknya? Kata Dian nelangsa. “ sejak tiga tahun lalu Dian jadi broker trader.Tapi engga bagus bisnis terutama sejak tahun 2024 sampai sekarang.” Lanjutnya.


Saya diam saja. Engga perlu saya ladenin keluhan personalnya. Setidaknya saya tahu bawa hubungan Dian dengan Aming bukan hal luar biasa. Hanya hubungan kapitalis. Walau dibumbui dengan sex tapi tidak ada cinta. Samahalnya hubungan pemerintah dengan oligarki. Adalah hubungan kapitalis. Tidak ada idiologi dibalik itu kecuali uang. Kalau uang mulai seret, satu sama lain akan saling menghabisi. Siapa yang kuat tentu dia yang menang. Kompromi yang akan berujung aneksasi bukan ketulusan. Cerita lama akan terus berulang, yang korban tetap rakyat jelantah.


Dian menoleh ke arah pintu masuk. Dia berdiri dan memeluk saya. “ Sehat selalu ya bang. “ Katanya pamit dan berlalu menghampiri tamunya. Saya panggil waitress. Bayar bill dan pergi ke mushola untuk sholat maghrib. Pulang.

Friday, May 16, 2025

Bijak

 




Xiau Lin, kali pertama kenalnya di Hong Kong. Dia singer di panggung kafe hotel bintang V.  Tentu dia cantik. Benar benar cantik. Size organ seksualnya proporsional dengan tingginya 170 cm. Matanya tidak terlalu sipit. Kecantikannya itu membuat pengusaha kaya hongkong memacarinya. Hanya tiga bulan dia dijadikan ratu. Setelah itu dia sudah di tempatkan seperti keset kaki. Dia harus menerima kenyataan pahit. Pacarnya seenaknya gandeng wanita ke apartement nya dan mengusirnya dari kamar tidur. Dan dia tidak bisa berbuat banyak karena apartemen itu milik pacarnya dan dia hidup hedonis berkat uang terus mengalir dari pacarnya.


Awalnya dia merasa pintar. “ Bodo amat. Yang penting uang ngalir terus “ katanya dengan nada tidak setegar kata katanya. Dia keliatan tidak berharga dan kalah depan saya. Tertunduk lesu. Kemudian menatap keatas dengan mata memerah. Dia menangis. Satu waktu dia datang lagi ke saya, Mengabarkan pacarnya membuangnya. “ Kamu hanya melihat kesalahan pacar kamu, tetapi tidak pernah melihat kesalahan kamu. Padahal kesalahan kamu itu sangat nyata. Tapi kamu engga sadari itu” Kata saya 


“ Apa kesalahan saya ?


“ Kamu terlalu bergantung dan berharap dengan dia. Sementara dia anggap kamu tidak lebih pelacur yang biasa dia bayar. “ Kata saya tegas. Dia termenung dan menangis.


“ Hidup ini Tuhan ciptakan setiap manusia berbeda jalan hidupnya. Punya jalan sendiri sendiri. Kalau kamu ingin ikut jalan orang lain, memang mudah. Tapi itu bukan pilihan yang bijak. Lebih buruk lagi kalau kamu menumpang hidup dari orang lain. Kamu tidak akan kemana dan tidak akan jadi apa apa, karena kamu bukan siapa siapa. Gunakanla akal untuk survival. Walau tidak mudah namun kamu akan belajar arti berpross dan tentu paham arti mencintai.” Kata saya berusaha bijak. Dia menangis. Saya peluk dia untuk menentramkan hatinya.


“ Dengan akal dan sikap mandiri, kamu akan mampu berkolaborasi dan bersinergi dengan siapapun tanpa kehilangan identitas kamu. Yang terjadi adalalah sharing dan itulah yang membuat hubungan jadi terhomat dan sustain. Paham ya say.. “ Kata saya.


Saya rekrut dia jadi team Shadow. Setelah itu Xiau Lin bisa ceria dan kembali berusaha untuk bangkit. Tidak perlu lagi saya banyak motivasi Xiau Lin. Derita hidup sudah memotivasi dia untuk sukses dalam penugasan. " Kelemahan adalah kebodohan. Apalagi rasa takut dan kawatir untuk hal yang belum terjadi. Tidak ada harapan yang tidak diperjuangkan. Tidak ada uang dan kehormatan tanpa dignity." Begitu katanya saat siap ambil peran dalam operasi hedge fund. Dia tahu resiko tugasnya mendpatkan informasi sebelum IPO. Dari informasi itu saya bisa kapitalisasi untuk take advantage.  Sekali operasi dia bisa dapatkan uang jutaan dollar.


Xiau Lin cepat belajar dan sukses melewati 4 kali putaran transaksi di Hong Kong, Shanghai, London, New York dan Swiss. Dia terlalu cerdas berkat jalan hidup yang tak ramah. Engga perlu diajari soal salah atau benar. Dia pernah berusaha jadi wanita baik baik, toh akhirnya jadi pecundang di hadapan pacarnya. Hidup ini bukan jalan yang datar. Ia jalan berliku, kadang turun naik. Bukan soal derita dan air mata. Bukan soal tawa dan canda. Tetapi berproses menemukan jalan sendiri. Yang salah itu adalah takut berproses dan terlalu nyaman dengan status quo. Terus mengeluh tapi tidak mau berubah dan berproses.


***

Xiau lin datang ke Jakarta dari Shanghai.  Tahun 2022 dia mengundurkan diri sebagai team shadow. Dengan tabungan puluhan juta dollar. Dia memilih menjalani hidup nyaman sebagai dosen di Shanghai. Mengapa dia tidak memilih hidup sebagai sosialita dengan uangnya? Apakah sikapnya benar? Itu hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti dia berusaha nyaman dengan setiap pilihan hidupnya.


“ Kenapa orang percaya kepada Nabi yang dianggap setengah dewa. “ Tanya Xiau Lin. “ Maaf kalau pertanyaan saya terkesan merendahkan agama. “ Lanjutnya.


“ Ah engga ada masalah. “ Kata saya kibaskan tangan. “ Saya maklum. Terutama bagi orang yang miskin literasi sains“ lanjut saya tersenyum. Dia tahu saya open mind. Namun tetap saja dia merasa bersalah mempertanyakan keyakinan beragama.


“ Enlighten me, please ? 


“ Karena kita terisolasi oleh ruang waktu. Alam semesta terbentuk lewat proses evolusi. Manusia lahir dari Rahim ibu. Bertumbuh dan berkembang karena waktu, akhirnya manusia mati karena waktu. Planet, matahari, tata surya juga sama. Lahir dan punah karena waktu. Begitu juga pemahaman tentang eksistensi semesta, tidak datang sekaligus, Tetapi lewat proses perjalanan waktu dari abad ke abad. Ketika sains belum bisa menjelaskan secara sederhana tentang eksistensi, agama cara terbaik memahaminya.


Setelah itu lahirlah teologi. Agama dan keimanan diurai  dengan pendekatan filsafat. Kerangka berpikir sudah terstruktur. Tidak lagi sekedar taklik. Teologi terus berkembang berinteraksi dengan sains. Dialektika terjadi terus menerus. Akhirnya sampailah kepada kesadaran universal. Nah ketika bertautnya  intelektual dengan spiritual. Keimanan sudah menjadi sumber pencerah dan kelengkapan diri. Puncaknya adalah power of love.” Kata saya dengan tersenyum. Xiau lin termenung dengan kata kata saya. Dia mengangguk dengan dalam.


“ Bagaimana dengan keimanan kepada hari kiamat yang diajarkan oleh Agama. “ tanya Xiau Lin.


“ Karena proses waktu, akhirnya sains menjelaskan. Sejak peristiwa big bang, Alam semesta tercipta. Ruang terus mengembang. Jarak antar planet dan tata surya terus menjauh. Karena proses waktu jua bintang bintang kehabisan energi dan padam. Akhirnya tersedot kedalam black hole. Hukum fisika tidak lagi berlaku sebagai efek singularitas. Kehidupan berakhir punah. Sains memperkuat iman ya kan. “ Kata saya.


“Artinya semua karena sang waktu. Kisah awal yang pasti ada akhirnya. “ Kata Xiau lin. “ Bagaimana dengan kehidupan setelah mati ? tanya Xiau Lin. 


“ Ada prinsip dalam fisika kuantum dan teori informasi, bahwa informasi tidak benar-benar hilang, bahkan dalam black hole. Artinya walau kita meninggal dan semesta punah, semua perbuatan kita yang terekam dalam memori otak tidak hilang. Atas dasar itulah manusia diadili dihadapan Tuhan. Namun sampai kini masih terjadi perdebatan. Belum ada konsesus ilmiah tentang kehidupan setelah mati. Sebagaimana sejarah, pada akhirnya nanti agama juga yang benar“ Kata saya. 


Xiau lin mengangguk. Dia tersenyum dan berkata, “ B, sejak bulan lalu saya sudah muslim. “. Saya tidak terkejut. Dari awal saya yakin walau dia atheis namun dia wanita cerdas. Pada akhirnya dia akan berlabuh kepada agama samawi, seperti islam, Kristen, yudaisme.


“ Suka pergi ke masjid ? Tanya saya dengan tersenyum.


“ Suka. Tapi saya lebih banyak mendengar ceramah agama lewat Sosial media di Cina. Karena di China masjid dimiliki negara. Jadi engga setiap hari bisa mendengar ceramah agama.”


“ Kenapa kamu pilih agama islam? Tanya saya.


“ Karena kita diajarkan rendah hati. Bersabar dan puncaknya ikhlas. Tentu berbasis AL Quran dan hadith. “ Jawab Xiau Lin. “  Kamu senang saya masuk islam” Tanyanya.


“ Ya senang. Tapi jangan terlalu berlebihan saja. Biasa saja. “


“ Kenapa ?


“ Sebenarnya mau islam atau kristen atau agama apa aja. Itu bagus. " 


" Mengapa ? 


" Karena agama itu sebenanya metode mengajarkan orang untuk hidup berakal. Agar manusia cerdas memilih. Itu aja." kata saya.


Xiau Lin terdiam. Dia tersenyum menatap saya..


“ B, saya sedang mendirikan program pendidkan kepribadian. Ditujukan untuk kaum profesional. Saya terinspirasi dengan program Azim Jamal & Harvey Mckinnon, yang mengajarkan motivasi hidup lewat The corporate sufy. Sumbernya dari Islam namun dia menggunakan pendekatan psikoanalisa. Kalau saya menggunakan ajaran islam lewat Konfusianisme, Taoisme” Kata Xiau lin. 


“ Ok” Kata saya acungkan jempol.


“ Saya perlu uang untuk bangun kampus. Karena tabungan saya tidak cukup. “  katanya dengan nada datar.


“ So “


“ Boleh saya bergabung lagi dalam team shadow kamu. Niat saya uangnya untuk program itu.” Kata Xiau Lin tersenyum. Tahun 2022 dia mengajukan pengunduran diri sebagai team shadow.


‘ Saya mau tanya. “ saya mengerutkan kening.” Apakah kamu keluar dari team shadow hedge fund karena kamu anggap itu cara yang salah dan jalan ke neraka ? kata saya dengan nada agak keras.


Xiau lin terdiam. 


“ Hedge fund itu dunia private lewat skema OTC. Deal terjadi karena suka sama suka berdasarkan Akad. Tidak ada tipuan. Yang ada,  yang cerdas menang. Kehidupan  muamalah memang hanya untuk orang berakal, bukan orang baper.” Kata saya.


Xiau Lin keliatan pucat. Dia tahu wajah saya berubah dislike.


“ Ya udah, Gabung aja lagi. Tapi jangan niatkan lain kecuali focus kepada target saya. “ Kata saya. “ Walau kamu seiman dengan saya, kalau gagal tetap aja saya buang” Lanjut saya.


“ Terimakasih B. Termasuk masih boleh kan tidur bareng. Kan akad nya suka sama suka. Bukan transaksional” katanya tersenyum.


“ Setelah kamu pahami agama, itu sebaiknya hindari saja. Menikahlah dengan pria yang kamu cintai. Tak penting apa strata sosialnya. Kamu akan merasakan berkah dan nikmat berkeluarga, termasuk sex." Kata saya tegas.


“ Pantas kamu selalu menolak tidur dengan saya tapi mesra jalan terus..” Kata Xiau lin tersenyum dengan wajah merona. “ Mencintai itu berkah namun sex itu kebajikan. Salah tempat, tetap saja engga wise.” Kata saya usap wajahnya.



Ojol dan Exploitasi lewat skema

  Kadang dalam hidup kita perlu barang sejenak untuk menjauh dari keramaian. Namun tidak jauh dari keluarga besar. Begitu juga dengan saya. ...