Sunday, August 18, 2024

Focus

 



Weekend di Shanghai. Jam 7 malam. Aku keluar dari kamar Hotel Bvlgari. Pergi ke lantai 47. Bvlgari Bars. Sekedar killing time dalam kesendirian di tengah kota cosmopolitan. Semakin lama sahabatku semakin sedikit. Berada di top level piramid social kalangan financial player memang kesepian. Mereka yang kuanggap teman menyibukan diri dengan hobi kaum hedon. Aku tidak suka hidup seperti itu. Tak ingin kehilangan focus. Hidupku berbeda dengan mereka. Bagiku hidup yang sedang kujalani hanya persinggahan saja. Ada saatnya aku harus kembali pulang ke habitat ku sebagai orang kebanyakan.


Aku memesan koktai. Duduk menghadap ke jendela lebar. Panorama Bund dan cakrawala Pudong di sana. Membuat aku bisa merenung barang sebentar. Meditasi bisa kapan saja. Dari jauh aku lihat ada wanita cantik sedang Bersama pria. Entah mereka pasangan atau bukan. Soal beda usia tidak jaman lagi untuk tentukan seseorang pantas berpasangan. Ukurannya adalah uang. Apalagi ini Shanghai. Wanita itu menoleh kearahku. Tersenyum. Aku mengangguk. Dia melangkah mendekatiku.


“ Apakah anda Mr. B” tanyanya. Aku tersenyum. Kalau dia tahu namaku, artinya pertemuan ini sudah direcanakan. Dia sudah riset terlebih dahulu.


“ Teman saya, ingin bertemu dengan anda.” Katanya. Mungkin karena aku ramah. Dia memanggil teman prianya untuk mendekat. 


 “ Ini teman saya. Namanya Mr.Liu. Dan saya sendiri Mss An. ” Katanya. Pria itu menyalamiku. Begipula wanita itu. Mereka berdua menyerahkan kartu namanya. Aku mempersilahkan mereka duduk. “ Ada apa ? tanyaku.


“ Kami ingin menawarkan kerjasama bisnis “ Kata liu


“ Proyek apa ? tanyaku datar


“Kami punya proyek membangun infrastruktur kota baru. Ini kota khusus untuk menampung pusat riset biotech. Di dalam nya akan ada industry pharmasi dan herbal. Juga ada agro industry untuk tanaman organic. “ Kata Liu mengawali dengan sesuatu yang membuat antusias ku bangkit. Menurutku dia smart dan paham bagaimana negosiasi bisnis dengan baik. Setidaknya konsep AIDA dalam marketing dia kuasai.


“ Yang menarik.” Lanjut Liu dengan penuh percaya diri.”  Pemerintah menyediakan payment guarantee 100% dalam bentuk bank guarantee. Dengan tekhnologi yang ada, margin 20%. Tapi dengan teknologi rancang bangun yang ada pada kami, margin bisa mencapai 50%. Belum termasuk waktu pengerjaan bisa lebih cepat. “ Kata Liu


Aku tersenyum. Mereka sangat percaya diri. “ Dan, “ Lanjut Liu.” Ini kontrak dan legitmasi proyek tersebut, dan bukti track record kami dalam pekerjaan kontruksi. “ katanya memperlihatkan document lewat notepad nya. Aku lirik sekilas dan mengangguk. Ini memang menarik secara bisnis.


“ Ok lanjut” kataku.


“ Proyek ini senilai USD 3,5 miliar. Tapi kami hanya perlu dana sebesar USD 350 juta. Share proyek, kami dapat 70%. Dan anda 30%. Kalau dihitung dari capex yang anda keluarkan. Itu sama saja untung berlipat. Proyek secure, baik dari segi pembayaran, maupun tekhnologi” Kata An.


“ Apa bisa saya dapatkan file dokumen itu untuk saya pelajari” Kata saya. 


“ Oh tentu.” Kata Liu. Saya beri tahu email saya. Dalam hitung detik, file nya sudah terkirim ke inbox email saya.


“ Saya tidak janji. Namun saya akan pelajari. Paling lambat seminggu saya sudah kabari.” Kataku. Liu mengacungkan jempolnya. Aku perhatikan An melirik ke Liu. Sepertinya minta Liu pergi. Benarlah. “ Kalau begitu saya permisi pergi ” kata Liu. Aku mengangguk.  Tinggal aku dan An berdua.


An tersenyum menatapku. Memang cantik dan keliatan cerdas. Pustur tubuhnya sempurna. Tanpa menggoda, dengan senyumnya itu saja sudah bisa membuat pria takluk. Tetapi tidak bagiku. “ B, serunya. “ Liu itu CEO dari perusahaa  kontruksi AAA rate di China. Saya menjadi konterpart dia khusus untuk pembiayaan proyek. “ Kata An. Dia berusaha menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengaku.


“ Bagaimana skema kamu bisa mengundertake pembiayaan proyek dengan hanya 10% capex “ Tanyaku. Dia jawab panjang lebar dengan memperlihatkan kartu nama Lembaga kuangan yang menjadi network dia. “ uang anda 10% itu cukup ditempatkan pada rekening non deplation. Saya akan beri stop loss guarantee” kata An dengan penuh keyakinan. Jadi proyek itu hanya underlying. Esensi nya adalah bagaimana 10% dari nilai proyek pindah dari kantongku ke kantong dia.


Mengapa?, itu hanya agenda. Skema pembiayaan yang dia tawarkan ini semacam sinking fund. Pemilik dana tidak perlu keluar uang. Cukup tempatkan dana itu di tabungan pada rekening khusus. Nah rekening khusus ini oleh fund manager dibungkus menjadi instrument derivative  untuk dapatkan uang tunai. Kemudian uang tunai itu digunakan untuk memenuhi rekening margin dalam transaksi short selling pasar modal. Dari  skema short selling itu dia bisa dapakan laba untuk pembiyaan proyek. Tapi faktanya. Ya moral hazard pasti terjadi. Kalau untung makan sendiri, kalah tekor ya excuse.


Aku senyum aja mendengar begitu semangatnya AN bicara. Tak berapa lama aku pesan menue tambahan. Saat menu datang. Aku melirik ke arah payudaranya seraya mengajaknya cheer. Dia menyambut dengan antusias. Aku permisi pergi ke toilet. Tak berapa lama, aku kembali ke table. Aku tatap dia sejenak dan kemudian menyerahkan jam tangan RM ke dia dengan tersenyum. 


“ Hah…” An terkejut. Melirik ke lengannya. Tidak ada lagi jam. “ Bagaimana mungkin kamu bisa ambil jam tangan saya tampa saya tahu. Kapan kamu ambil jam tangan ini? 


“ Tadi saat kita cheer. Saya perhatikan payudara kamu dan kamu merasa tersanjung. Saat itulah saya tinggal jentik jari ke pengait jam itu. Langsung jatuh ke sela lengan jas saya.” Kataku tersenyum. “ Itu jam tangan bukan milik kamu dan bukan asli. Karena modelnya hanya ada 10 di dunia ini. Ada duplikat yang bisa disewa melalui agent resmi. “Sambungku. Wajahnya merah. Malu tentunya. Aku tetap tersenyum ramah. 


" Tahu mengapa kamu sampai tidak sadar jam kamu diambil? tanyaku. Dia menggeleng.


“ Karena kamu focus kepada diri saya. Tentu kamu lupa focus terhadap dirimu sendiri. “ lanjutku sambil menengguk minuman dengan ringan. “Tawaran kamu itu sangat menggoda bagi orang yang tidak focus kepada dirinya sendiri. Tidak sulit dapatkan uang mudah dari mereka. Sementara saya? Seumur hidup  saya  selalu focus kepada diri saya sendiri. Tidak pernah kehilangan focus.” 


“ Focus apa ?


“Tidak ada yang too good to be true. Karena itu saya selalu waspada. Akal saya lebih dominan daripada perasaan. Kalau soal bisnis. Saya tidak melihat penampilan orang dan juga tidak terpengaruh dengan gaya retorika. Bisnis itu akal sehat. Artinya kalau kamu focus ke dalam, kamu akan tercerahkan. Focus keluar kamu akan tersesat. Camkan itu. ” kataku tersenyum. 


Dia terhenyak. 


Akhirnya airmatanya jatuh. 


“ Maafkan saya B.” katanya lirih. " Sudah lebih 3 tahun saya kerja di perusahaan dengan modus seperti ini. Saya tahu. Tentu salah. Karena tidak sedikit uang investor yang hilang dengan skema fraud ini. Sekarang saya sadar. Maafkan saya.“ Katanya berdiri hendak pergi. 


“ Jangan pergi. Kenapa ? Saya pegang lengannya.. " Kamu tidak salah. Kamu hanya kerja. Lupakan. “ Kataku.  Dia terdiam mematung sambil menunduk.


" Hidup di dunia ini hanya ada dua jenis manusia. Satu penakluk dan satu lagi pecundang. 90% penduduk planet bumi ini adalah pecundang. Bayangkan. Hanya segelintir elite politik bisa menaklukan semua rakyat. Mereka mengekploitasi harapan orang banyak lewat retorika politik  dan pencintraan diri yang humanis. Peduli kepada orang miskin lewat populisme. Tetapi sebenarnya mereka adalah penakluk. Salah? tidak. Itulah realitas kehidupan. Setiap orang dalam posisi bebas memilih. Hanya saja sebagian besar orang memilih jadi pecundang. " Kataku.


" Maafkan saya. Saya menanggung kedua orang tua saya dan adik yang masih kuliah. Tapi engga apa. Saya siap kehilangan pekerjaan. Besok saya akan resign"Kata An.


" Kalau besok kamu berhenti kerja. Saya akan dapatkan kerjaan untuk kamu." Kataku cepat. Dia memeluk ku “ terimakasih. “ Katanya dengan airmata berlinang.


“ Nah, mari kita habiskan malam ini dengan happy. Hidup hanya sekali. Nikmati selagi ada kesempatan.” Kataku. Dia tertegun dan akhirnya tersenyum. Kembali duduk di sebelahku.


Benarlah. Senin An telp bahwa dia sudah resgn. Dia tidak menagih janji dapatkan kerjaan dariku. Dia hanya ingin jadi sababatku. Sebulan kemudian dia direkrut oleh AMG SIDC yang ada di London sebagai representative di Beijing. Setelah 5 tahun berlalu kami tetap bersahabat.

Friday, August 09, 2024

Kerakusan memangsanya

 



Pagi pagi kemarin saya harus ke Singapore untuk lunch meeting dengan relasi SIDC dari NY. Saya naik pesawat ekonomi class. Saat nunggu di ruang tunggu boarding. Ada pria dengan Card tag berlogo Yuan. Saya cepat sekali kenal logo itu. Saya dekati dia dan tersenyum. Dia mengangguk. Sepertinya dia etnis Tionghoa. “ Kamu orang Indonesia ? tanya saya dalam bahasa inggris. Khawatir dia orang Singaporean.


“ Saya orang Indonesia. Katanya dalam bahasa Indonesia. “ Tepatnya Kerawang.” sambungnya.


“ Ada apa ke singapore ?


“ Tugas kantor pak.” katanya dengan ramah. " Bapak ?


“ Saya ada rapat bisnis dengan teman di Singapore. " Jawab saya. " Kamu kerja di PMA ya” kata saya melirik tag card dia.” Udah berapa lama.?


“ Ya Pak. Udah 5 tahun sejak tamat kuliah di Bandung. Tadinya kerja di Singapore, sejak dua tahun lalu kantor buka perwakilan di Indonesia, Ya saya ditugaskan di Jakarta.” 


“ udah berkeluarga. ? Tanya saya. Dia menggeleng dengan sopan. 


“ Kenapa ?


“ Saya masih ada tanggungan. Mama, dan 4 adik saya yang masih kuliah dan sekolah. Papa meninggal 5 tahun lalu.”


“ Oh maaf.” Kata saya.


“Engga apa apa pak.”


“ Emang nggak ada pacar ?


“ Pernah punya pacar. Tetapi kandas. Mungkin dia nggak mau dibebani oleh adik adik saya. ya biasa lah. “ Katanya tersenyum. Obrolan ringan tetapi berkesan.


Saat boarding. Kami berpisah. Dia duduk di Business class dan saya ekonomi class. Saya maklum, Yuan punya standar bagi staf nya dalam melakukan business trip. Sampai di Changi dia tersenyum saat antri di Imigrasi.  “ Pak, bapak ke mana arahnya ? tanyanya ramah.

Saya sebut alamatnya. “ Wah bareng saya aja pak, Kita satu arah. Kantor saya di raffles . Saya dijemput kendaraan kantor”


“ Terimakasih nak. ENgga apa apa saya naik taksi aja”

Dia tersenyum.


Saya baru saja bertemu anak muda yang rendah hati dan bertanggung jawab serta tahu diri. Saya bersukur ternyata standar kepatuhan rekrut karyawan Yuan dilaksanakan dengan konsisten oleh Wenny.


***


Saya datang 2 menit sebelum jadwal. Tom sudah berdiri depan dekat pintu masuk. Lunch meeting di Singapore sudah diatur oleh AMG dari Unit Business SIDC. Ada enam orang. 3 dari team Tom dan 3 lagi dari Team Mathius. Saya mengangguk tersenyum kepada Mathius. 


“ B, saya dan kamu sudah kerjasama lebih dari 10 tahun. “ Kata Mathius. “ product hedge fund saya sekarang runtuh. Saya perlu rescue B. “ Sambungannya. Mathius memang pernah dua kali kerjasama dengan saya dalam mendukung product hedge fund tambang dan Big Pharma. 


“ Its over. “ Kata saya rentangkan tangan.


“ Tapi B. “ Katanya dengan sedikit tinggi tones. “ Anda yang jebak saya dalam berinvestasi di BioEnergy, dan setelah itu anda keluar lebih dulu. Sekarang anda seenaknya angkat bahu”


Saya senyum aja. Itu persepsi dia terhadap saya. Itu hak dia. Dia bukan orang bodoh dan bukan anak anak yang bisa dijebak.


“ Masalahnya sudah terlalu besar outstanding kamu. Itu karena kamu provokasi market lewat keterlibatan Green Fund. Padahal tidak ada kaitannya. Sekarang nilai hedge fund kamu runtuh seiring jatuhnya saham BioEnergy. Idealisme zero emisi itu cukup ada di kapala aktivis dan politisi, bukan pada kita. Kita harus realistis. Engga bisa resiko zero emisi dibebankan kepada investor. Itu tanggung jawab negara. " Kata saya.


“ Ok lah. Terus, gimana solusinya? saya butuh solusi dari anda sebagai teman” Katanya merendah.


“ Its over. “ Kata saya tegas. “ Itu jawaban saya sebagai solusi. Kamu harus tahu kapan berhenti dan berakhir. Anak buah kamu nggak paham tentang resiko buying time ini. Kamu terus diyakinkan mereka bahwa kamu bisa mengatasi semua hal. “ Sambung saya. 


“ Apakah anda sudah baca proposal restruktur asset kami” tanya anak buah Mathius.


“ Tentu saya sudah baca, makanya saya datang dalam rapat ini agar kalian berhenti dalam permainan. Dalam situasi likuiditas sedang lancar, engg ada masalah. Tetapi sekarang likuiditas ketat, proposal itu bullshit “ kata saya. Mereka terdiam. 


Saya berdiri dan segera menyalami Mathius dan timnya. “ Lanjut aja makan siangnya. Karena saya sejak pensiun sudah tidak lagi makan siang.” kata saya tersenyum.


***

Mathius mengejar saya sampai pintu Lift. “ Saya ikut kamu.” katanya. Saya senyum aja. Dalam lift. “ temanin saya minum kopi di sheraton” kata saya. 


“ Kamu tetap bugar. Kelihatan tadi  dari belakang, jalan kamu masih tegap dan ringan. Apa resep nya?


“ Jangan terlalu berpikir tentang hal yang belum terjadi. Waku kita, berkah kita hanya ada pada hari ini. Lakukan setiap hari yang bisa menyelesaikan masalah atau setidaknya mengurangi masalah. Jangan gantung masalah. Karena itu akan memakan diri kita sendiri pada akhirnya.” Kata saya. Mathius mengangguk. Saya tahu berat bagi dia untuk menerima kenyataan. Tetapi saya yakin perjalanan hidupnya sampai diatas tidak mudah. Dia sudah sangat siap jatuh untuk bangun kembali tentunya. Hanya saja sekarang usianya sudah menua. Dia kurang percaya diri bisa memulai dari nol lagi.


Kami memesan kopi dan duduk santai di lounge.“ Ingat kali pertama kita kerjasama. Tepatnya 15 tahun lalu. “ Kata Mathius.” Kita create product hedge fund untuk proyek mining dan Pharma. Dua tahun yang terasa dua abad prosesnya. Kita menikmati sukses bersama. Namun akhirnya saya memilih keluar. Kamu bayar share saya. Saat itu saya marah. Anggap kamu terlalu idealis. Karena konsisten mengembangkan proyek real tanpa hendak terjebak dengan pasar instrument derivative. Padahal saat itu pasar sedang bergairah terutama setelah kejatuhan Lehman dan program QE dilaksanakan AS. Saya baru sadar kini. Kamu benar. Itu menjadi sesal yang tidak bertepi. “ Kata Mathius.  Dengan wajah sedih. 


“ Apa yang saya pahami. “Kata saya.” Dunia hedge fund tak ubahnya dengan dunia politik. Bukan soal data tetapi soal bagaimana data itu bisa dinarasikan untuk menutupi kebenaran. Atau tepatnya, jangan biarkan kebenaran menghalangi cerita yang bagus, terutama jika cerita itu melipatgandakan keuntungan. Persepsi itulah yang dibangun sehingga pasar terjebak untuk dimangsa. Saya tidak bisa menghindari itu sebagai upaya survival. Tetapi saya tahu kapan harus mengakhirinya. “ kata saya.


“ Apa esensi yang kamu pahami itu ?


“ Uang mudah akan mempermudah kerakusan memangsa kita. Bahkan orang baik bisa berubah jadi setan. Jadi kita harus tahu diri. Jangan sampai melewati batas.” Kata saya.


“ Ya paham. Bahkan sangat paham jika akhir-akhir ini semuanya terasa lebih mahal. Coba dech sejak pandemi dimulai. Pada tahun 2020, ketika virus corona membunuh jutaan orang dan melumpuhkan usaha kecil di seluruh negeri, para Big Corp melihat peluang untuk mendapat untung. Smithfield dan Tyson adalah contoh utama. Dengan alasan Pabrik pengemasan daging bekunya tidak bisa bekerja penuh dengan alasan COVID. Tidak aman bagi pekerja. Dengan kelangkaan pasokan itu. Harga jadi mahal berlipat. Pada waktu bersamaan tanpa diketahui publik, mereka tetap saja ekspor ke luar negeri, bahkan jumlahnya lebih besar dari biasa nya. Setelah COVID apakah harga turun? tidak. Bahkan bukan hanya daging yang naik, hampir semua produk pangan naik di tingkat eceran. Terus naik sampai sekarang.


Invasi Rusia ke Ukraina menjadi dalih lain yang mudah untuk mendapatkan keuntungan, kali ini untuk kenaikan harga BBM dan gas. Resiko ketegangan geopolitik itu terus didengungkan dan diulas oleh para influencer lewat media massa. Hal ini mendorong harga komoditas energi jadi naik berlipat. 


Pada waktu bersamaan memaksa pemerintah mendorong bank melonggarkan likuiditas untuk meningkatkan persediaan BBM dan operasi explorasi migas. Pasar modal dan keuangan jadi bergairah. Value saham jadi naik berlipat. Para investor dan pemegang saham menikmati pesta windfall itu. Dan negara juga dapat pajak dari Windfall itu. Tetapi yang jadi korban adalah konsumen. Karena walau harga komoditas di pasar dunia turun, namun harga tidak pernah lagi turun di tingkat eceran. 


Disisi lain ecommerce marketplace menyeret orang banyak keserakahan yang tak terkendali. Mempengaruhi setiap orang dan setiap keluarga. Sampai akhirnya baru disadari bahwa pendapatan mereka tidak cukup lagi untuk membayar harga harga yang terus melambung. Daya beli menurun. Kelas menengah berkurang. Saya tidak tahu apakah saya bertambah usia sehingga otak saya sulit mencerna atau dunia yang semakin tua. Dunia berubah atau kita yang berubah? Kata Mathius


“ Sebenarnya secara phisik tidak ada yang berubah. Gunung tetap di tempatnya. Laut tetap di samudera. Benua tidak bergeser.  Porsi makan setiap orang tidak berubah. Yang berubah itu adalah tingkat kerakusan orang. Terutama skala rakus itu dari tahun ketahun terus meningkat dan modusnya semakin sophisticated, kadang pemerintah korup juga terlibat melakukannya lewat state capture. Karena kerakusan itu membuat nilai nilai yang diagungkan semakin lama semakin berkurang, terutama nilai nilai keadilan.  Bayangkanlah. Penjualan Lamborghini saat COVID mencapai rekor tertinggi. Ketika semua orang prihatin dan negara dihantam resesi karenanya. Pencapaian hasil seperti itu sungguh mengejutkan. Di situasi apapun orang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. 


Ekonomi suram bukan karena ketegangan geopolitik, perang dagang antara China dan AS, pengaruh krisis  tahun 2008. Bukan itu akar masalahnya.  Bahwa sumber masalah adalah imbalance economy. Dan itu akibat kerakusan olikargi kapital yang sudah menjelma menjadi monster dan sangat berkuasa di hadapan negara manapun. 


Bukan hanya pebisnis yang berada di arena kapitalis yang memang sudah rakus, tetapi juga mereka yang memperjuangkan nilai nilai agama terjebak dalam kerakusan itu. Lihat aja disaat umat hopeless dengan kehidupan yang terasa tidak adil, para pemuka agama menikmati kelimpahan dari donasi atas nama Tuhan. Tak ubahnya dengan pemerintah. Atas nama pertumbuhan berkelanjutan  berdasarkan prinsip welfare state, mereka mengumpulkan uang selain pajak lewat skema asuransi jaminan sosial dan tabungan kesejahteraan. Bukannya menambah kemakmuran malah membuat yang makmur jadi miskin dan yang miskin jatuh melarat. “ Kata saya.


Sudah saatnya saya harus kembali ke Bandara. Karena jadwal terbang saya ke Jakarta tiga jam lagi. “ Saya harus kembali ke Jakarta. “ Kata saya. Mathius rangkul saya. Dan saya bisikin” Kamu sahabat saya. Jangan takut jatuh. Jatuh itu pesan cinta dari Tuhan. Agar kamu kembali kepada fitrah-mu. Kamu akan tetap sahabat saya. Saya akan selalu ada disisimu.” Mat berlinang air mata.

Saturday, August 03, 2024

Memperjuangkan keadilan..

 


Biasanya setiap jam 3 sore Pak Mamid pasti sms saya.” Assalamualaikum Pak Haji. “ Dia supir taksi. Itu artinya dia sedang di jalan dan bertanya apakah saya perlu jasa dia. Saya langsung jawab “ ya pak jemput saya jam 7 malam” Saya sebutkan alamatnya. Dia akan jawab “ Siap”. Usianya sekitar 50an. Cerita kali pertama ketemu dia 6 tahun lalu. Saat itu Jam 10 malam setelah ketemu dengan relasi, saya memutuskan untuk pulang. Banyak hal yang saya pikirkan tentang bisnis saya. Ya saya harus terus struggle. Tak berapa lama saya terlibat pembicaraan telp long distance dengan relasi di overseas. Usai itu saya terdiam sambil berpikir. Saya tarik nafas dalam dalam.

"Pak, " Kata supir taksi memecah lamunan saya.


" Ya”


"Tadi barusan saya antar perempuan ke hotel tapi ternyata tamu wanita itu tidak ada di kamar. Wanita itu diusir oleh Satpam Hotel. Padahal ongkos taksi belum dibayar.”


" Terus…"


" saya ikhlas saja.”


" Mengapa ?


" Wanita itu sering pakai taksi saya. Siang hari dia kerja sebagai guru anak anak. Tapi malam hari dia kerja sebagai wanita panggilan”


" Apakah gajinya nggak cukup sebagai guru “


" Dia tidak terima gaji.”


" Mengapa ?


" Karena muridnya anak anak pemulung dan tempat mengajar seadanya. Kadang berpindah pindah..”


" Bagaimana bapak bisa tahu ?


" karena saya yang cari pelanggan untuk dia”


" Dapat komisi ?


' Engga. Hanya dapat ongkos taksi aja”


" Mengapa bapak lakukan ini ?


Supir taksi itu hanya diam.


Saya termenung. Di hadapan saya ada supir taksi yang nampak tak tahu apakah dia bersalah atau benar dengan sikapnya. Yang dia tahu bahwa dia bagian solving problem dengan cara mudah. Benarkah mudah? Entahlah. Yang pasti ada wanita yang berhati mulia harus mengikhlaskan asetnya dijual untuk anak anak yang tak berdosa agar nasib mereka tak sama dengan dia..Orang kecil kadang berpikir sederhana menyelesaikan masalah..Diantara mereka bisa saling melengkapi untuk bertahan hidup.


“ Pak, Seru saya.” Apa bisa bapak atur saya ketemu besok dengan wanita itu “ Pinta saya. Dia menyanggupi. Saya beri dia kartu nama saya. “ Nama saya Mamid pak” kata supir taksi itu perkenalkan diri.  Saat turun dari taksi saya beri dia tip lima lembar pecahan seratus ribu. Dia terkejut tapi saya segera keluar dari taksi. 


***

Besoknya ada SMS masuk “ Pak, Si Eneng bisa ketemu jam 7 malam. “ Saya balas SMS itu, untuk atur ketemu saya di restoran yang ada di Duta Merlin. Chinese restoran. Benarlah. Lewat 5 menit sudah datang supir taksi itu dengan wanita muda. “ Ini uang taksinya pak.” Kata saya serahkan uang 2 lembar pecahan Rp. 100.000. “ Tetapi tunggu saya. Jangan pergi “ sambung saya.


“ Siap pak” katanya sigap. 


Wanita itu kelihatan cerdas. Penampilannya tidak glamor. Tetapi tidak menghapus kecantikannya. “ Siapa namanya ? tanya saya.


“ Winarsih. Panggil Win aja “ katanya lembut tanpa terkesan menggoda.


“ Tadi kamu sekolah apa ?


“ Saya sekolah SMU pak. “  Dia tetap menunduk. Saya perhatikan. Sepertinya dia kelihatan tidak siap ketemu. Ada kesan dia malu. Memang berat mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani. Pada hakikatnya dia orang baik.


“ Ok. Saya dapat cerita tentang kamu dari Pak Mamid” Kata saya langsung ke pokok masalah. Khawatir membuat dia tidak nyaman. “ Kamu mau kuliah? 


Dia terdiam. 


“ Saya nggak mau dipiara pak..” Katanya lirih.


“ Siapa yang mau piara kamu? saya tanya kamu mau kuliah?


“ Ya mau…” Katanya lirih tetap menundukan kepala.


“ Kan kamu bisa ambil UT. Jadi nggak ganggu waktu kamu ngajar. Mau ?


Dia terdiam. 


“Saya punya teman. Kamu bisa kerja sama dia.  Sekalian kamu bisa luangkan waktu ngajar anak anak itu. “ kata saya provokasi dia. Dia mengangguk tanda setuju.


“ Ya udah. Kamu temui ibu ini “Kata saya menyerahkan kartu nama Yuni. Dia akan bantu kamu. Sambung saya. 


Sepertinya air matanya berlinang ketika menatap saya “ terimakasih pak.” Tapi lama lama air matanya jatuh. Duh saya tidak bisa lihat wanita menangis. 


“ Ya udah. “ Kata saya cepat. Saya beri dia uang 5 lembar pecahan USD 100. “ Kalau kamu mau makan ya makan aja. Atau kalau mau langsung pulang. Pak mamid akan antar kamu pulang. “ Kata saya.


“ Saya pulang aja ya pak.” Katanya.  Saya mengangguk. Diapun berlalu dari hadapan saya.

Keesokannya saya dapat kabar dari Yuni bahwa Win diterima kerja di unit Bisnis Cold Storage. Setahun kemudian dia ikut program Universitas terbuka. Setelah lulus, Yuni beri dia peluang dalam program magang di SIDC. Dia lulus lewat seleksi ketat. Dia memang cerdas, Kata Yuni, bahasa inggris nya bagus. Tentu peran Yuni juga hebat memprovokasi dan memotivasi dia agar jadi wanita tangguh seperti yang saya mau. Selama itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan Win, kecuali dapat laporan perkembangannya dari Yuni.


***


“ Pak, “ Kata supir taksi.  Saat dalam kendaraan antar saya pulang . “ Lebaran tahun kemarin Mbak Win kirimin saya uang dari Turki. Dia kerja di Turki sekarang ya pak” Tanyanya.


“ Ya, Tahun kemarin dia tamat kuliah. Langsung magang di perusahaan teman saya di Hong Kong. Dia ditugaskan di Istanbul. Tahun ini dia akan ikut program management trainee SIDC. “ Kata saya.


“ Dalam suratnya Mbak Win titip pesan agar saya luangkan waktu tengok anak anak didik dia…” Kata pak Mamid. " Tadi waktu dia kerja di Pasar Ikan, 1/3 gajinya untuk bantu anak anak jalanan. " Saya terkesiap. Entah mengapa air mata saya berlinang.


Saya merasa rendah dihadapan Win. Dari awal saya memang tidak punya kekayaan intelektual untuk menasehatinya agar jadi wanita soleha. Win sudah menentukan sikap dan membuktikan tentang Cinta lewat berkorban. Terutama saat dia mengorbankan sesuatu yang pada waktu bersamaan dia tahu itu sangat agung bagi kebanyakan orang. Karena baginya yang agung bukanlah  dirinya, bukan apa yang dimilikinya, semua itu fana. Hanya titipan Tuhan. Baginya tetaplah Tuhan yang Maha Agung. Dia telah melewati batas keimanan orang awam.


Berkali kali saya istighfar. Betapa saya tak pantas berkeluh kesah dengan hidup saya. Karena saya tidak harus menghinakan diri untuk melaksanakan niat mulia saya. Atau tidak seperti Nabi Allah Ibrahim yang diminta Tuhan untuk menyembelih anaknya sendiri. Untuk menguji keimanannya. Apakah dia lebih mencintai Tuhan atau anaknya. Tak pantas saya membusungkan dada dengan ibadah ritual yang saya lakukan karena melakukannya ketika perut saya kenyang dan dompet penuh.


Win sudah seharusnya menata hidupnya. Selagi niatnya tetap berpihak kepada keadilan bagi mereka yang miskin. Tuhan akan jaga hatinya dan dia akan sampai kepada sebaik baiknya kesudahan.


Jalan menemukan rizki...

  “ Ale, bosoboklah kita” kata Mardi lewat SMS kemarin. Walau kami jarang sekali bertemu. Mungkin setahun belum tentu ketemu. Kami saling ma...