Monday, April 07, 2025

Gunung emas digergaji dari bawah

 





“ B, Ella hilang. Udah lebih 1 bulan tidak masuk kantor. Dia pindah dari apartement nya. “ kata Tom saat jemput saya di JFK Airport. Saya tatap Tom dengan keras. Dia merasa bersalah. “ Maafkan saya, B. “ Kata Tom.


“ Kamu itu hanya jaga anak usia 23 tahun. Engga bisa. Orang tua macam apa kamu itu.” Kataku ketus. Tom hanya diam. Ella memang anak yang saya  dapat dari panti asuhan gereja. Saya minta Tom bina dan didik. Ella memang jenius dan mungkin karena itu sejak kecil dia jadi pemberontak. Dia sangat takut kepada saya. Tetapi itu karena dia sangat sayang kepada saya.. “ Hubungi agent. Pastikan temukan dia. Saya tunggu kabarnya segera" Kata saya.


***


Saya duduk santai di Bar mewah di Kawasan Manhattan di Gedung di lantai 64. Baru pesan Guine, ada wanita kaukasia menghempaskan pantatnya duduk disebelah saya. Langsing dan postur tubuh yang memikat. Usianya diatas 30 tahun. Mengenakan pakain terkesan eksekutif dan celana panjang. Namun kerah bajunya agak terbuka memperlihatkan belahan dadanya. Mata yang cerah. Bulu mata yang lentik. Kuku biru muda yang terawat serasi dengan perona mata dan lip gloss-nya. 


Segala sesuatu tentangnya berteriak "lihat aku," jadi saya engga salah kalau pelototi dia. Dan engga aneh kalau dia kunci padangan saya. “ Pasti anda orang Asia.? Katanya. Saya hanya mengangguk. Itu tanda dia menggoda saya, tepatnya menggoda dompet saya. “ 10 tahun lalu, tempat ini hanya dikunjungi oleh orang Eropa dan AS. Namun kini pengunjungnya kebanyakan Asia. “ Katanya dengan berusaha akrab.


“ Saat keemasan wallstreet sebelum kejatuhan Lehman, kami setiap hari pesta di tempat semewah ini. Aku ingat saat itu aku masih bekerja di Wall street di Bank Investasi. Sepertinya kehidupan dan sorga dijatuhkan Tuhan ke bumi dan itu ada di New York. “ Katanya lagi. Wah saya yakin ini wanita tadinya money broker. Terbiasa provokasi clients untuk larut dalam suasana terasa akrab. Dan kemudian tilep uang client dalam instrument derivative no value.


Pelayan Bar melirikku dan aku menggangguk. Pelayan Bar itu menawarkan minuman kepada wanita itu. Dia pesan Coctail premium bar itu. Saya senyum aja saat dia toss minuman. 


“ Anda berbisnis di sini “ tanyanya. 


“ Ya, main base saya di China” jawab saya.


“ China bukan musuh. China adalah contoh sukses story peradaban, yang dibangun denga kerja keras dan kerendahan hati. Saya tidak mengerti mengapa  para elite di Washington membenci China. Apa karena Cina membuka mata kami untuk tahu bahwa selama ini kami dibohongi elite. Untuk tahu demokrasi hipokrit kaum elite dan oligarki yang semakin kaya “ katanya dengan menggeleng gelengkan kepala.


" Sebenarnya tidak ada masalah orang bertambah kaya. " Kata saya.


" Yang jadi masalah adalah cara orang kaya mengubah kekuatan financial menjadi kekuatan politik demi keuntungan mereka sendiri. Ini pasti ketidak adilan outputnya. “ Katanya.


“ Konsep fundamental dalam ilmu sosial adalah Kekuasaan, dalam pengertian yang sama seperti Energi adalah konsep fundamental dalam fisika.” Kata saya.


“ Ya. Seharusnya  tugas utama politik adalah menghentikannya.” Jawabnya dengan mengerutkan kening.”  Di AS semangat innovasi dari American dream trehalau sudah. Karena orang kaya mengambil semua posisi, dan hampir tidak mungkin ada peluang bagi orang miskin untuk berkembang. Kalaupun ada semangat ingin maju, kemungkinan sukses sangat kecil dan sebagian besar layu sebelum mekar.


Dalam 5 tahun terakhir saja, 200 perusahaan yang paling aktif secara politik di AS menghabiskan miliaran dollar untuk memengaruhi pemerintah melalui lobi dan sumbangan kampanye. Perusahaan-perusahaan yang sama itu memperoleh dukungan lewat skema investasi, relaksasi kredit perbankan, program stimulus, pengurangan pajak. Tanpa disadari kami terjebak hutang yang terus membesar dari tahun ke tahun. 


Tadinya industry padat karya didukung pekerja imigran. Kami masih bangga dengan adanya industry itu. Tetapi lambat laun, keberadaan imigran itu oleh elite dianggap kutu dalam perekonomian. Akhirnya para imigran berkurang karena deportasi. Rakyat AS sendiri tidak mau menggantikan mereka sebagai buruh. Karena dari jaminan social lebih besar dari upah yang bisa diberikan pabrik. Trap state welfare karena mind corruption “ Katanya


“ Amerika negara besar. Namun ibarat gunung emas, digergaji dari bawah oleh orang elite dan korporat. Puncaknya masih nampak namun udah rendah. Engga lagi tinggi menjulang penuh perkasa. “ Sambungnya dengan tersenyum.


Mata saya menatap ke dua gunung kembar di dadanya.  Ada tattoo bunga mawar. Sepertinya dia tahu saya perhatikan. “ Ya seperti payudara ini. “ Katanya memegang payudaranya dengan kedua tanganya. 


“ Layu dimakan usia dan keputus asaan. Hari hari berlalu sejak kejatuhan Lehman, saya tidak kemana mana. Banyak peluang kerja, tetapi tidak ada yang memberi income seperti dulu saya kerja. Lebih baik nganggur dan hidup dengan banyak cara untuk survival “ katanya sendu. 


“ Apa Pendidikan terakhir kamu? Tanya saya.


“ MBA. “ katanya.


“Kamu perempuan baik. “ Kata saya bayar bill. Karena dapat pesan masuk lewat Hape. Ella sudah ditemukan lokasinya. Saya  menyerahkan pecahan USD 100 sebanyak 10 lembar. Dia terkejut.


“ Tarif saya untuk temani anda di hotel hanya USD 500. “ katanya bengong. “ Tarif USD 1000 hanya pernah ada sebelum kejatuhan Lehman. “ sambungnya.


“Not for nigh but next time. Jaga diri baik baik ya. “ kata saya rentangkan kedua tangan saya dengan tersenyum. Dia menghambur dalam pelukan saya. “Senang bertemu dengan kamu.” Kata saya dan kemudian berlalu. Saya juga tidak tahu siapa namanya, apalagi nomor telp nya. Bayangan saya kepada negeri saya. Semangat state welfare lewat Bansos dan BLT memang trap yang melemahkan daya saing dan spirit struggle. Cara terbaik menipu lewat ekonomi yang terdistorsi oleh kerakusan elite dan oligarki..


***

Aku berjalan menyusuri Flatiron District NY , 7th Avenue, melintasi 16th Street, 17th Street, kemudian menyeberang menyusuri 19th Street, menuju 6th Avenue. Aku langsung berbelok menuju 20th Street begitu tiba di jalan besar 6th Avenue dan terus melangkah memasuki diskotek.


Tampak antrean panjang di pintu masuk. Aku melewati antrean itu dan langsung mendekati seorang penjaga pintu, berbisik di telinga penjaga bersosok gempal itu seraya menyelipkan pecahan USD 20. Wajah lelaki itu tampak tersenyum. Aku langsung melintas di depannya dan masuk.


Di dalam, dentuman lagu hip hop, latin, dan rap berbaur menjadi satu. Wajah-wajah sarat hasrat hidup meliukkan tubuh mengikuti irama. Sebagian besar berpelukan dan saling mencabik bibir dalam ciuman. Aku senyum aja.


Nah kan. Benar dia ada disini. Informasi dari agent ku tepat. Dari jauh aku melihat Ella. Ia berhenti sejenak. Dia sibuk dengan handphone di dalam genggaman tangannya. Ia tampak mengangguk-angguk sejenak. Kemudian ia memasukkan handphone itu ke dalam tasnya. Wajahnya berbinar cerah. Ia tampak tak sabar menunggu giliran penitipan mantel.


Barulah aku tahu pakaian yang dikenakannya di balik mantel panjang. Rok pendek warna coklat beludru dan atasan tanpa lengan berkerah shanghai warna lavender. Ia mengenakan sepatu boot yang menutupi betis. Legging hitam tampak membalut kakinya.


Dia bergegas melintasi lorong yang mengantarkannya menuju ruang balkon. Di bawahnya, ia melihat kerumunan orang-orang yang mengentakkan tubuh seiring dengan detak jantung yang menggema mengikuti suara musik. Kaki jenjangnya melangkah menuruni tangga. Dalam beberapa detik, ia sudah membaurkan diri dengan lautan manusia di bawah sana.


Aku hanya bisa memandanginya dari balkon. Mengeratkan genggaman tanganku ke pinggiran terali. Dari atas, kulihat Ella tampak didekati seorang lelaki yang menggamit pinggangnya. Gerahamku mengeras.


“ Dad..! Suaranya setengah menjerit di telingaku yang memeluknya dari samping.. Pria yang dari tadi asik menggodanya, menarik bahuku dari belakang dengan keras. Aku berbalik. Pria itu hendak menyerangku. Namun kedua jariku sudah lebih dulu kuntaw tenggorokannya. Dia tesekat pegang leher nya dengan mata melotot. Aku tarik lengan Ella untuk keluar dari Bar itu. Ella hanya pasrah. Di luar bar, dia peluk aku. Dia menangis.


“Aku minta kamu focus dengan hidup kamu " kataku kesal. Aku telp kendaraan kantor untuk jemput. Tak berapa lama kendaraan Limo datang. Tanpa aku perintah dia masuk ke dalam kendaraan. Usia Ella memang masih belia untuk ukuran seorang ahli financial engineering. Dia jago Program algoritma. Termasuk jenius. Tom memberinya posisi di AMG sebagai Head of investment khusus portfolio digital.


Tetapi kelakuan urakan dan bergaul dengan kalangan bawah tidak bisa dia hilangkan. “ Aku besar di jalanan dan itu tidak akan mudah mengubahku.” Katanya satu waktu.


Sampai di kamar hotel aku beri sebotol mineral water. Dia habiskan sekali tenggak. Aku tahu dia lebih suka vodka. “ Kalau kamu mau terus di jalanan. Pergi sekarang. “ Kataku mengarahkan telunjuk ke pintu kamar hotel “ Jangan pernah datang lagi. Aku ingin melihat kamu dengan gagah meninggalkan aku. Ayolah lakukan sekarang” Sambungku. Dia terdiam. Keliatan sekali dia takut. Tubuhnya menggigil di duduk memeluk lutut di sofa. Aku diamkan saja beberapa waktu. 


Akhirnya aku tersenyum. Melambaikan tangan untuk dia mendekati. Dengan lamnbat dia melangkah “ Ayah, berilah kepercayaan kepadaku. Aku sudah dewasa. Beri aku kebebasan menentukan portfolio investasi untuk rencana penerbitaan product investasi hedge fund dan itu termasuk starategi investasinya. “ 


Aku tatap dia dengan seksama. Dia sampai salah tingkah. “ Mengapa? kamu tidak mau diatur dalam management? tanyaku.


“ Bagiku kebebasan lebih penting daipada apapun. Ini Amerika, bukan Asia. Kami tidak merasa rendah bila harus tinggal di pinggir jalan. Itu lebih terhormat daripada hidup dalam batasan menjerat kebebasan. “ Katanya. Dia challenge saya. OK Aku setuju. Tapi dia juga harus janji setiap minggu, dua kali harus telp Yuni. Itu untuk memastikan bahwa dia baik baik saja.


Setelah itu Ella memang focus dengan kerjaannya. Aku minta Tom beri dia fasilitas apa saja yang dia inginkan. Beberapa tahun kemudian, dia memang sukses menerbitkan produck Hedge fund dan berhasil menarik dana USD 100 miliar dengan thema Digital Future investment fund. Mengakuisisi beberapa industry film di Korea, Jepang dan Eropa, Ausi. Sampai kini product hedge fund dengan tingkat yield diatas 30% /tahun.



No comments:

Keculasan Amerika..

  Sore hari Marina mengatur saya bertemu dengan Hengky di kantornya. " Pak Ale, gimana tawaran kerjasama dengan Yuan.” Tanya Hengky. Di...