Saat santai di café sore hari bersama Albert, Doni dan Hasan. Kami berteman lebih dari 20 tahun. Di usia menua kami sudah jarang bersibuk diri di luar rumah. Hanya keluar rumah kalau ada meeting penting. Setelah itu santai lagi. “ Bet, lihat tuh Rupiah menguat. “ Doni berujar seraya mencibir. “ Mana ramalan lue rupiah bakal tembus Rp. 20.000.? mingkem dah lue “ Lanjut Doni ketawa.
“ Ah jangan besar hidung duluan lue. Tunggu aja, entar juga tumbang.” Jawab Albert. Saya senyum aja. Albert dan Doni cermin orang kebanyakan. Walau mereka bedua pengusaha. Tetapi tidak begitu paham dibalik pergerakan kurs. Mereka hanya tahu dari berita media mainstream. Umumnya pendapat pengamat ahli atau analis keuangan pada perusahaan forex, yang bisa jadi itu bagian dari influencer bursa, yang kadang bias. Memancing orang awam berspekulasi forex.
“ Dalam system Kurs mengambang bebas maunpun terkendali, kurs menguat atau melemah, itu biasa. Kuat belum tentu bagus, lemah belum tentu buruk”
“ Loh kok pengertiannya jadi absurd. Kalau kurs lemah, itu artinya buruk. Kalau kuat, ya bagus. “ Kata Albert.
“ Ya engga begitu. “ kata saya tersenyum. “ Yang harus dipahami bukan berapa kurs tetapi apa yang membuat kurs menguat atau melemah. Dengan memahami itu, kita bisa tahu apakah kurs melemah bagus atau kuat bagus. Atau sebaliknya, kuat dan lemah engga bagus.” Kata saya.
“Mengapa ? Doni mengerutkan kening.
“ Menguatnya IDR terhadap USD, itu bukan berarti fundamental ekonomi kita kuat atau kebijakan fiskal dan moneter kita hebat. Faktanya ruang fiscal sangat sempit untuk ekspansi akibat defisit. DSR kita hampir 50% terhadap penerimaan negara. Sementara moneter kita juga rentan terhadap capital outflow. Itu bisa dilihat dari data akhir tahun 2024, posisi Investasi International kita mengalami defisit USD 245 miliar. Neraca pembayaran dan transaksi berjalan masih defisit kwartal 1 tahun ini.
Artinya kekuatan kurs kita ditopang sepenuhnya oleh utang luar negeri atau factor eksternal. Nah, konsekuensi nya kalau Index USD atau DXY melemah. Otomatis asset bermata uang USD jadi menyusut nilainya. Investor jual USD dan pindah ke asset bermata uang negara emerging market, termasuk Indonesia. Akibatnya permintaan rupiah jadi meningkat di pasar untuk berinvestasi pada surat utang negara dan saham. Menguatlah kurs IDR terhadap USD.
Nah yang jadi masalah adalah apakah IDR menguat itu bagus ? Perhatikan. Kalau DXY melemah artinya Cadev kita yang berupa asset bermata uang USD juga menyusut nilainya. Tentu kekuatan Cadev menjaga stabilitas belanja valas jadi melemah. Kalau Cadev tidak di topup tentu beresiko. Itu buruknya. Makanya response BI sangat menentukan terhadap fenomena market ini. “ kata saya.
“ Apa response BI sekarang dengan kurs IDR menguat terhadap USD, ? Tanya Albert.
“ BI turunkan suku bunga. “ jawab saya.
“ Mengapa ? albert penasaran ingin tahu.
“ Dengan turunnya suku bunga BI, IDR semakin kokoh dan liquid. Biasanya dengan USD melemah, harga komoditas ekspor seperti minerba dan CPO akan naik di pasar Global. Nah ini peluang mendapatkan valas untuk topup cadangan devisa yang menyusut.” Kata saya seraya tersenyum.
“ Terus apa yang terjadi kalau karena USD melemah diikuti dengan kebijakan the Fed menurunkan suku bunga T-bill.? Tanya Albert. Nah ini seperti berita media massa, yang selalu menyebut issue kenaikan atau turunnya suku bunga the fed
“ Likuiditas akan semakin mengalir deras ke luar AS. Mengalir ke surat utang negara yang yield nya lebih tinggi. Termasuk ke Indonesia. Itupun kalau suku bunga dan value SBN kita lebih tinggi dari Tbill. Mau engga mau kan BI engga leluasa menurunkan suku bunga. Harus jaga spread yang reliable untuk mengalirkan likuiditas ke Indonesia.
Artinya kurs yang terlalu kuat akibat aliran modal lewat pasar uang, itu juga engga bagus. Itu hot money. Berongkos mahal. Apa jadinya kalau terjadi pembalikan. Uang balik ke AS. Kan bisa tumbang moneter kita. Jadi BI harus sangat prudent mengelola kurs dan likuiditas.” Kata saya.
“ Maksud, Ale “ kata Hassan menimpali. Mungkin dia lihat mereka tidak paham apa yang saya katakan. ” penguatan kurs rupiah terhadap USD lewat moneter tidak bisa dijadikan andalan menjaga stabilitas rupiah. Karena gimanapun juga stabilitas kurs yang sehat itu berasal dari kekuatan fiscal. Nah fiscal itu terkait dengan defist APBN dan defisit neraca pembayaran dan neraca berjalan “ Lanjut Hassa. Dia memang sarjana Ekonomi dan punya usaha bisnis konsultan.
“ Mengapa ? Tanya Albert
“ Karena USD melemah akan membuat harga komoditas di pasar global naik dan menjadi mahal bagi konsumen AS. Nah ini akan memicu inflasi. Yang pada gilirannya the fed terpaksa naikan lagi suku bunga guna meredam inflasi. USD akan mengalir lagi ke AS. IDR akan melemah. Rentan sekali. Kecuali memang fiscal kita sehat. Mau kuat atau lemah USD, IDR tetap solid dan stabil menjadi mesin pertumbuhan “ Kata Hassan.
Albert dan Doni menyimak. Saya senyum aja.
“ Bisa jadi pelemahan USD ulah AS sendiri, atau by design. Karena AS gagal perang dagang dengan China, ya cara terbaik agar harga ekspor produk AS murah di pasar dunia, ya jatuhkan nilai USD. Jadi dari segi harga AS lebih kompetitif terhadap China dan negara lainnya dan ini mendorong arus investasi real masuk ke AS. “ Lanjut Hassan.
“ Ya bisa juga begitu. Namun tidak bisa cepat proses relokasi indusri ke AS. Karena struktur industry AS tidak bisa bersaing dari segi upah dan ekosistem dengan China dan negara lain. Sebagai substitusi dari tarif resiprokal, penurunan USD, itu termasuk smart. “ kata saya.
Albert dan Doni saling tatap. Entah mereka ngerti atau engga. Saya diamkan saja sambil seruput kopi.
“ Dari penjelasan lue, Ale dan ditambah dari Hassan, kata kuncinya ada pada kekuatan fiscal. Kurangi defisit dan tingkatkan penerimaan negara. Artinya kerja keras meningkatkan pajak atau berusaha hemat APBN. “ Kata Doni sambil mengangguk.
“Gimana dengan program populis Pemerintah sepeti MSB, 3 juta rumah dan Koperasi desa Merah Putih. Bukankah itu membuat APBN jadi defisit dan rasio utang meningkat terhadap PDB? ” Tanya Abert.
‘ Setahu saya, selama 6 bulan pemerintahan Prabowo, efisiensi itu berjalan efektif. Belanja Kementerian kontraksi 11%. Sementara realisasi belanja MSB baru 3% sampai April. Realisasi pengadaan rumah 3 juta juga 3 %. Soal koperasi Desa Merah Putih. anggaran dialokasikan kepada Pemda. Tidak menambah pos APBN. Ya, anggaran ada tapi standar kepatuhan untuk belanja diperketat. Kan sama saja ikat pinggang kencang kencang. “ Kata Hassan. Saya senyum aja.
“ Prabowo smart. Dia player soal control uang. Uang masuk welcome, uang keluar entar dulu. Program tinggal program tapi kalau Menteri engga bisa bawa duit non APBN atau tingkatkan penerimaan negara ya sorry aja. “ kata Doni tersenyum.
“ Memang caranya itu berdampak kepada kinerja pemerintah jadi engga keliatan. Terkesan hanya omon omon doang. Ya wajar. Sebagai konsekuensi berkurangnya ekpansi pemerintah lewat belanja APBN “ Kata Hassan.
“ Make sense. Background Prabowo kan pengusaha. Dimana mana pengusaha kan begitu mindset nya ” kata Albert. Doni mengacungkan jempol. Nah berdamai mereka. Saya senyum aja.
Saya seruput kopi dan melirik ke arah table yang agak jauh. Hassan melihat ke arah table itu “ Itu istrinya Ale, merangkap jadi supirnya. Ale kan engga bisa setir.” Kata Doni tersenyum seakan menjawab rasa ingin tahu Hassan terhadap wanita yang terus saya lirik dari tadi.
“ Ya gara gara Ojol pada demo, terpaksa istri antar gua meeting tadi di SCBD. Terus udah meeting, kemari ketemu lue orang.” Kata saya. Hassan tersenyum.
" Indah sekali masa tua Ale, Selalu bersama dengan istri. " Kata Albert.
" Ya padahal masa mudanya sibuk banget. Mungkin setahun 3 bulan di atas pesawat dia. " Kata Doni.
“ Ale, lue kan lama di China. Gimana aturan soal ojol di China. “ Tanya Hassan.
“ Di China, provider aplikator harus menjamin pendapatan driver tidak boleh dibawah UMR. Harus dapat fasilitas asuransi dan jaminan jam kerja tidak boleh diatas normal. Provider aplikator juga harus transfarance terhadap cost operationya, sehingga kalau mereka mengenakan tarif fee, itu bisa diterima oleh driver. Artinya tarif fee harus persetujuan dari driver sebagai mitra.” Kata saya.
“ Wah demokratis sekali mereka ya. Padahal mereka tidak menerapkan demokrasi liberal” Kata Hassan.
“ Demokratis itu memungkinkan lebih buruk daripada otoriter. Karena merasa suara mayoritas suara Tuhan. Walau perbedaan suara hanya kurang 10%. Yang terjadi, yang mayoritas menganeksasi yang minoritas. Apalagi electoral vote diongkosi oleh pengusaha. Dimana mana begitu” Kata saya dengan tersenyum. “ Ya udah. Gua undur diri dulu. Kasihan istri kelamaan nunggunya. Sehat selalu ya.” Kata saya menyalami mereka satu persatu. Sebelum pergi istri bayar bill kami.