Nature was a quant way before all of these MBAs and Economists were quants. I respect MBAs, and I respect economists. I just happen to respect nature more.
Ada nitizen email saya. Setelah tiga kali dia email dan ada lampirannya. Segera saya buka. Oh dia sedang melakukan riset untuk program S3 nya. Saya selalu tidak pernah menolak kalau ada mahasiswa yang mau diskusi dengan saya terkait dengan materi risetnya. Mengapa ? karena saya tidak terpelajar, pasti tidak sarjana. Saya berharap pengalaman praktis saya dalam dunia trading bisa jadi referensi mereka untuk meluruskan yang salah dan meningkatkan nilai nilai kebenaran berbasis sains. Sehingga ada sumbangan positif bagi peradaban.
Saya sempatkan ketemu di café di Kawasan Jalan Sudirman. Ternyata dia seorang wanita. Usia diatas 30 tahun, mungkin. Cantik dengan rambut sebahu. Keliatan cerdas. Dia memberikan kartu nama. Ternyata dia konsultan partners pada Consultant firm asing. Awal jumpa dia agak terkejut. “ Engga seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Lingkungan berkelas benar cocok ketemu di sini. Tapi penampilan bapak humble banget. Seperti hidup di dua dunia yang berbeda. “ katanya dengan berbalut senyum.
“ Saya pembaca blog bapak. Saya tadinya tidak terpikirkan untuk menghubungi bapak. Karena saya pikir tulisan bapak cenderung cerpenis. Namun lewat referensi akademis saya terbentur pada dinding tebal. Hampir semua studi berbasis regresi linier di bidang keuangan investasi itu salah. Kalau saya follow studi yang ada, untuk apa saya ngotot dapatkan S3. Akhirnya saya mulai berpikir untuk menghubungi bapak. Saya tidak tahu apakah saya di jalan yang benar atau salah” katanya mengawali. Cukup cerdas. Fair enough.
“ Saya sudah ada di hadapan kamu. Tanyalah apa yang ingin kamu tanyakan. “ kata saya.
“ Apa yang bapak ketahui tentang Ray Dalio?
“ Dia adalah salah satu dari 100 menager hedge fund terbesar di dunia. Perusahaannya bernama Bridgewater Associates. “ kata saya.
“ Berapa total dana kelolanya ?
“ Tidak ada yang tahu pasti. Umumnya dirahasiakan Karena clients dia termasuk sophisticated investor dengan minimum kekayaan USD 7,5 miliar. Jadi kalau ada data publish tetang AUM nya, itu tidak sebenarnya. Hanya perkiraan saja. ” Kata saya.
“ Mengapa investor tertarik berinvestasi pada product hedge fundnya. “
“ Karena dia menjanjikan laba diatas bunga bank dan bunga obligasi. “
“ Mengapa investor percaya?
“ Karena dia menawarkan strategi investasi lewat produk investas. Dengan kaidah akademis misal menggunakan matematika kuantitatif mereka bisa prediksi tingkat keuntungan dengan tingkat error rendah sekali.” Kata saya.
“ Bisa jelaskan secara specific. “
“ Kamu pernah tahu tentang risk parity atau Paritas resiko.? Tanya saya. Dia diam saja. Artinya dia minta saya jelaskan.” Kamu tahu kan istilah, jangan tempatkan telur dalam satu keranjang. Nah itu strategi investasi yang diajarkan di kampus. Seperti campuran saham-obligasi 60/40. 60 persen dalam indeks MSCI, ACWI, IMI (saham global) dan 40 persen dalam indeks Bloomberg Global Aggregate (obligasi global).
" Ok, saya paham. Tapi pada kenyataannya 90% risiko dalam portofolio tradisional terkonsentrasi pada ekuitas. Semua tahu bursa saham itukan volatile atau lebih fluktuatif daripada obligasi. " Katanya.
" Nah menurut pengelola hedge fund, paritas risiko berupaya menghindari konsentrasi risiko ini melalui pembangunan portofolio yang lebih beragam dan seimbang risikonya. Dalam bentuknya yang paling sederhana, paritas risiko berupaya menyeimbangkan kontribusi terhadap total risiko portofolio dari setiap kelas asset, seperti saham, obligasi pemerintah, sekuritas terkait kredit, dan lindung nilai inflasi, termasuk aset riil, komoditas, real estat, dan obligasi yang dilindungi inflasi. Memang terdiversifikasi luas. " Kata saya.
" Tapi apakah itu tepat ? tanyanya dengan mengerutkan kening.
" Kita bisa lihat dari aspek resiko. Risiko portofolio 60/40 sebagian besar didorong oleh risiko ekuitas, namun dengan adanya obligasi itu bisa menjadi bantalan saat terjadi crash pasar modal. Disisi lain portofolio paritas risiko, sangat bergantung kepadai obligasi untuk mendapatkan kontribusi risiko yang sama dari kedua kelas asset itu. Dibandingkan dengan portfolio tradisonal, total risiko dari Risk Parity lebih dari dua kali lipat ketika pasar modal bullish. Kecuali pada kondisi pasar modal crash, risk parity portfolio memang pilihan yang tepat sebagai strategi investasi. Tapi apa iya ngarepin pasar crash. Secara etis engga sehat. " Kata saya.
“ Kalau portfolio structure kan ada aturan dari OJK tentang batasan portfolion product investasi. Ya 60% atau 80 di fixed income dan 20 atau 40% di floating income. Itu mudah diketahui risk management nya. Diversifikasi harus menjadi kontributor yang ofensif terhadap pertumbuhan, kan begitu beleid otoritas. " Katanya. " Nah, risk parity ini kan unstructured. Mengapa orang percaya begitu saja uangnya dikelola oleh pengelola hedge fund ? tanyanya.
“ Ya pengola hedge fund membuat hitungan dengan serangkaian metrik yang berbeda dari yang lain. Dan tentu lebih rumit untuk dievaluasi. Memang agak laen. Namun mau bantah gimana? Hampir semua jurnal ilmiah dari universitas terkenal mengendorsed strategi investasi risk parity itu. Bahkan di seminar ilmiah tentang ekonomi selalu memuji risk parity itu sebagai dynamic investment strategy. Aman. “ kata saya.
“ Ok lah. Paham. Kan uda tahu resikonya. Mengapa percaya aja ? Tanyanya mengerutkan kening. Sepertinya dia penasaran ingin tahun konkritnya. Saya tersenyum. Saya persilahkan dia minum teh terhidang.
“ Kamu tahu istilah magic word ? tanya saya. Dia tersenyum. “ 80% wanita jatuh cinta kepada pria karena magic word. Pengelola hedge fund selalu berkata kepada investornya, kami hanya deal dengan smart investor yang punya uang berlebih dan ingin meningkatkan uangnya tanpa resiko.” Kata saya tersenyum dan seruput kopi. “ Nah andai kamu investor, bayangkan. Ada agent hedge fund yang product nya di endorsed professor dan kampus ternama, memuji kamu. Pasti kamu melupakan hal yang rumit untuk diketahui. Faktanya, dari 10 investor, 8 setuju untuk berinvestasi. “ kata saya.
“ Paham pak. Apa bapak punya perspektif terhadap risk parity yang bisa saya terima secara logika normatif.” Tanyanya lagi. Saya terdiam. Bingung bagaimana menjelaskannya dengan cara sederhana tentang bagaimana kerjanya strategi investasi risk parity ini.
“ OK, saya akan jelaskan perspektif saya. “ Saya dapat ide.” Tentu dengan analogi sederhana. “ Lanjut saya. Kembali seruput kopi dan hisap rokok.
“ Kamu tahu Pemilu? Tanya saya. Dia mengangguk. “ Pemilu itu para kandidat diukur electoral nya oleh Lembaga survey. Apakah benar atau salah data survey itu. Tidak ada yang bisa membantah. Karena Lembaga survey bekerja dengan standar sains. Kemudian saat pemilu berlangsung, ada KPU dan Bawaslu. Dua Lembaga ini sebagai otoritas dan pengawas. Setelah pemilu usai. KPU dan Bawaslu melegitimasi pemenang. Sampai disini paham ya.” Dia mengangguk.
“ Nah, risk parity itu didukung oleh konsultan investasi institusional berkelas dunia, seperti EY, Price waterhouse cooper, KPMG dan lain lain. Fund manager first class seperti Black Rock, JP Morgan dan lain lain. Biasanya team management hedge fund menunjuk akademisi dari kampus, bahkan mereka membujuk tokoh kelas dunia untuk bergabung. Nama mereka ditempatkan sebagai advisory. Belum lagi nama Lembaga Rating international ikut memberikan predikat premium bagi product investasi mereka. Tentu mereka dibayar mahal.
Dengan dukungan institutional, akademisi dan dilegitimasi oleh negara, tentu apapun kata pengelola hedge fund adalah kebenaran itu sendiri. Sama seperti apa kata KPU, adalah kebenaran itu sendiri. Suka tidak suka harus terima. Walau ada sengketa, lebih banyak kalahnya lawan KPU.“ Kata saya.
“ Jadi secara tidak langsung ini merupakan konspirasi jahat yang dilegitimasi. “ katanya.
“ Jahat atau tidak, itu kan soal persepsi. Nyatanya tidak ada yang paksa investor untuk serahkan uangnya kepada pengelola hedge fund. Artinya itu suka sama suka. Free entry , free fall. Sama seperti clients dengan terapis pijat di kamar tertutup. Walau aturan tidak boleh berbuat amoral namun deal privet terjadi, who knows.? Who cares.? “ Kata saya tersenyum.
“ Bisa beri saya buku referensi yang bapak baca tentang risk parity. “ tanyanya.
“ Saya hanya baca pengantarnya saja, yang ditulis kalau engga salah Qian. Judulnya Risk Parity Fundamentals. Saya baca 8 tahun lalu. “ Kata saya. Dia catat di nitepadnya.
“ Pak. Serunya. “ berdasarkan pengalaman bapak, apakah memang terbukti strategi investasi Bridgewater Associates itu sukses mendatangkan laba besar sesuai janjinya? Tanyanya. Nah ini pertanyaan cerdas namun bisa menyesatkannya. “ Ok saya akan jawab, tetapi bukan berarti saya benar. Karena saya hanya menjawab pertanyaan kamu berdasarkan data kinerja dari Bridgewater Associates. “ Kata saya. Dia mengangguk.
“ Setahu saya. Semua product hedge fund nya memang mendatangkan laba diatas rata rata bunga bank dan obligasi. Namun tetap lebih rendah dibandingkan dengan strategi investasi konvensional. “Kata saya dan kembali udut rokok. Saya tatap dia sekilas. Duh kenapa saya harus jadi narasumber mahasiswa yang idealis. Tida seharusnya dia tahu betapa kejamnya dunia.
“ Yang jadi masalah, investor tidak dapat uang cash dari profit. Tetapi dapat instrument investasi yang katanya likuid di market. Ya market komunitas dia sendiri. Memang asset investor bertambah, namun kalau dipaksa dijual di luar komunitas harga akan jatuh, mungkin engga ada yang mau beli. Sementara fee yang mereka terima atas jasa penempatan dana, kelola dana dan profit, dalam bentuk tunai. Itu fee diambil dari dana investor sendiri.” Sambung saya.
“ Jadi..” Matanya melotot. “ Setelah mereka ambil uang investor, mereka juga atur cash flow investor. Harus patuh dengan platform mereka. Surrender or die. “ katanya menyimpulkan. “ terus gimana caranya mereka menjamin likuiditas asset hedge fundnya ?
“ Investor disuruh gadaikan asset hedge fund itu kepada bank affiliate mereka. Tentu harus ada project underlying sebagaimana credit line pada umumnya. Dengan demikian kalau terjadi default. Itu akan jadi sisitemik dan negara pasti bailout. Asset hedge fund akan jadi nul” Kata saya.
“ Nah akhirnya saya dapatkan jawaban risk management nya. " dia tersenyum. " Duh kok jadi mengerikan. Ada toh skema merampok yang begitu canggih dan dilegitimasi negara “ katanya mengerutkan kening. “ Boleh tahu pak. Siapa investor yang jadi target pengelola hedge fund ? tanyanya.
“ Ya Dana pensiun. Dana abadi negara seperti Sovereign wealth fund dan termasuk Dana abadi kampus, dana abadi jaring pengaman sosial.” Kata saya tersenyum.
“ Engga banyak ya investornya Tapi kakap semua.” Katanya.
“ Makanya total Kelola dana hedge fund itu terbatas. Biasanya sekali mereka cengkram dan lilit, udah. Mereka tidur aja seperti ular. Para hulu balangnya di luar sibuk lobi influencer agar memberikan keyakinan kepada investor dan kadang melakukan suap kepada officer investor agar tidak rush. Tetap keep asset itu.
Tapi bukan rahasia umum bila 80% asset itu sudah dead duck. Kalau di rush terjadi potensia loss. Tentu akan menimbulkan skandal. Makanya semua berusaha saling menjaga dan melindungi sampai batas waktunya tiba, maka yang terjadi, terjadilah. “ kata saya.
Dia terdiam. Tetapi matanya terus menatap saya. Seperti ada 1000 tanya tentang apa yang baru dia dengar. Dan berharap itu semua hanya fiksi. “ Pak…serunya. “ saya baca study kasus dari elibrary universitas di luar negeri. Itu terkait dengan akuisisi holding agro yang sudah berusia 100 tahun. Yang membuat bangkrut salah satu pengelola dana hedge fund. Ada nama mirip dengan nama bapak dibelakangnya.
Tetapi kasus itu dimenangkan di pengadilan. Belakangan holding agro itu di merger dan spint off ke BUMN China. Tadi saya curiga bapak di balik skandal itu. Ternyata setelah ketemu, saya tidak yakin bapak. Karena engga mungkin bapak sehebat itu bisa membuat bangkrut pengelola hedge fund legendaris, yang akhirnya dia buron ke swiss.” Katanya. Saya senyum aja.
“ Ada lagi yang mau ditanya.? Kata saya.
“ Saya mau beri bapak hadiah. “ Katanya dengan tersernyum seraya memberikan kotak dibungkus indah. Saya buka bungkus itu. Ternyata seperangkat alat cukur jenggot, gunting kuku, korek kuping dan gunting bulu hidung. Saya tersenyum. “ Saya berharap bapak engga pakai kumis dan jambang. Polos aja. Itu sangat sesuai dengan karakter bapak sebagai pencerah. “ katanya. Aneh saja setiap mahasiswa menjadikan saya narasumber selalu mereka beri saya hadiah.
" Pasti suami kamu klimis ya. Engga ada jenggot dan kumis" Kata saya tersenyum.
" Saya belum menikah pak. Tapi saya suka dengan pria yang klimis." Katanya. " Apa nasehat bapak untuk saya?
" Selalulah bertumbuh dengan cara yang baik dan melalui proses yang tidak too good to be true. Walau jalan itu sulit, namun karena kamu lalui dengan tabah, lambat laun sampai juga ketujuan.." Kata saya.