Saturday, April 26, 2025

Menentukan plihan jalan

 




“ B, sapa Wenny via Chat SafeNet. 


“ Ya wen. Ada apa ?


“ Terimakasih sudah selesaikan masalah Food Farming.” Kata Wenny.


“ Ah, biasa saja. Not big deal “ kata saya. “ Wen, ganggu engga malam minggu ini kita ngobrol sebentar” 


“ Ya enggalah. Malah senang. Saya kan malam minggu engga kemana mana. “Kata Wenny.


“ Mengapa sampai rakyat China memilih komunisme daripada nasionalis “ Tanya saya. Di screen terlihat Wenny tersenyum. “Apakah itu takdir? Tanya saya lagi. 


“ Bukan takdir ”Kata Wenny tersenyum. “ tepatnya pilihan. “ lanjut Wenny. Saya tertegun. Bagi Indonesia Pancasila seakan takdir ketetapan Tuhan atau wangsit yang sehinga dianggap sakti. Siapapun yang  mengubah nya pasti akan hancur. Itulah justifikasi kekalahan PKI dan Masyumi.


“ Bagaimana prosesnya ? saya antusias ingin tahu.


“ 2,5 abad lebih Dinasti Qing dari suku Mancu berkuasa. Rakyat China hidup tentram dan setia kepada kaisar. Namun ketika seenaknya Jepang dan inggris meminta hak kedaulatan China dan mengabaikan budaya yang kami hormati.  Kami mengganggap Kaisar lemah terutama kepada orang asing. Kami marah. Ada 11 kali pemberontakan hingga memicu terjadinya revolusi Xinhai pada tahun 1911. Tahun 1912, Kaisar Puyi turun tahta menandai berakhirnya era dinasti di China.


Nah setelah itu, what next ? Rakyat China bingung. Walau mereka ikut dalam api revolusi menjatuhkan Qing, namun  kebanyakan mereka miskin dan buta hurup. Yang tampil sebagai tokoh pemersatu adalah mereka kaum bangsawan. Seperti Sun Yat Sen dan Chiang Kai Shek,  perwira lulusan akademi militer pengawal kekaisaran yang bergengsi. 


Sun Yat Sen terpilih sebagai Presiden Sementara Republik Tiongkok pada 1 Januari 1912. Tiga bulan kemudian dia dijatuhkan oleh Yuan Shikai ex Jenderal Dinasti Qing. Sun mengungsi ke Jepang. Meskipun hanya menjabat tiga bulan, ia berperan penting dalam membentuk arah politik Tiongkok dan mendirikan Partai Kuomintang. China menghadapi prahara politik dan militer. Masing masing panglima militer daerah ex dinasti ingin berkuasa sendiri. Perang sipil tidak bisa dihindari. 


Di tengah perang sipil itu, Sun kembali ke China dan membentuk pemerintahan darurat di Selatan China. Dia mengundang Komunis International Soviet untuk menjalin aliansi dengan Partai Komunis China. Saat itu Maozedong sebagai pimpinan Partai Komunis China tidak begitu suka dengan aliansi itu. Karena berbeda kultur dan bagaimanapun Soviet itu asing. Tapi demi menghormati Sun sebagai tokoh pemersatu, Mao terima saja. Apalagi bagi Sun itu hanya cara mendapatkan bantuan militer guna menghadapi Yuan Shikai.


Setelah Sun wafat pada 1925, Chiang Kai Shek mengambil alih kepemimpinan Kuomintang. Di bawah Chiang, tentara Kuomintang dan komunis yang didukung Tentara Soviet melancarkan Ekspedisi Utara pada 1926. Tujuannya menyatukan Tiongkok. Mereka berhasil mencapai Beijing, dan Chiang diakui sebagai pemimpin sah Tiongkok. Namun, pada 12 April 1927 Chiang membantai anggota Partai Komunis. Akhirnya memaksa Mao  mundur ke daerah pedesaan bergabung dengan rakyat.


Sejak itu rakyat sadar bahwa pergantian Dinasti ke republic tidak mengubah mindset feodal. Yang berkuasa tetap saja para elite yang dibesarkan dengan mindset feudal oleh dinasti Qing.  Dukungan rakyat semakin besar kepada Gerakan komunis Mao. Apalagi sebenarnya yang berkuasa bukan Chiang tapi istrinya Madame Soong Mei ling. Chiang terkesan lemah dihadapan istrinya, yang pro Amerika. Kami punya dua pilihan. Apakah tunduk atau melawan. Ya kami memilih melawan” Kata Wenny. 


Saya terhenyak mendengar cerita dasar China bersikap dalam memilih. Ingat dulu ketika Tan Malaka menolak jalan perundingan dengan Belanda untuk kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka memilih jalan berperang sampai habis daripada berunding. Akhirnya dia memang gugur ditangan Tentara republic yang dia perjuangkan sepanjang usia.


“ Mengapa sampai segitunya tidak suka dengan rezim Chiang? Apakah semua karena nasionalisme atau apa karena Madame Soong Mei Ling ? tanya saya.


“ Apakah saya boleh cerita lagi “? Tanya Wenny. Saya mengangguk dan acungkan jempol.


“ Sebaiknya saya ceritakan latar belakang Charlie Soong pengusaha terkaya di China. Dia punya enam anak perempuan. Nah, Soong Mei-ling putri bungsunya. Ia lahir  pada tanggal 4 Maret 1898 di Pudong-Shanghai.  Sebagaimana ayahnya yang sekolah di AS, empat dari saudaranya semua sekolah di AS. Ling sendiri alumni Wellesley College  AS. Kakak perempuan Mei ling, yaitu Ching Ling menikah dengan  Dr. Sun Yat Sen. Setelah pulang dari AS, Mei Ling kenalan dengan Chiang Kai Shek. Akhirnya menikah pada tahun 1927 setelah Chiang Kai Shek menceraikan istrinya dan bersedia pindah agama dari Budha ke Kristen.


Setelah menikah, Mei Ling menunjukan ambisinya kepada kekuasaan dan harta. Ia menjabat sekretaris dan penasehat Ketua KMT. Tidak sampai disitu saja. Tahun tahum berikutnya. Dia menjadi anggota  Komite Eksekutif Pusat Kuomintang , termasuk mendirikan battalion Wanita. Suaminya memberinya  villa mewah,  di kota Kuling , Gunung Lu . Istana itu disebut istana musim Panas.


Walau Mei ling tidak punya anak dengan Chiang Kai Sek. Namun tidak bisa disebut dia tidak melakukan nepotisme. Kakaknya TV Soong, menjabat Menteri Keuangan merangkap Perdana Menteri. Suami dari kakaknya, Soong Ai Ling adalah Kung Hsiang Hsi. Merupakan orang terkaya di China. Dari kakak iparnya inilah terbentuk kartel business yang mengedalikan ekonomi China. Sepertinya takdir dari keluaga Soong bisa disebut menguasai super elite Partai Kuomintang di China. Empat putrinya menikah dengan elite dan oligarki China.


Setelah Jepang kalah pada 1945, Mei Ling terbang ke Amerika guna mendapatkan dukungan dari Presiden Truman. Berkat AS, Chiang semakin kokoh kekuasaannya. Kuomintang kembali ingin menghabisi Partai Komunis. Tetapi tidak mudah. Komunis dibawah pimpinan Mao Zedong mendapat simpati dari rakyat luas. Apalagi selama partai Kuomintang berkuasa, praktis, keluarga Soong menjarah semua sumber daya China. Korupsi terjadi dari level terendah sampai atas.  Rakyat jelata ditindas. 


Mao perintahkan melawan Rezim Kuomintang. Perang saudara tidak bisa dihindari. Walau Kuomintang didukung Amerika serikat, Mao tidak peduli. Perang rakyat  semesta dikobarkan ke seluruh pelosok negeri. To be or not to be. Akhirnya 1949 Kuomintang kalah. Dibawah perlindungan dari AS,  elite Partai Kuomintang melarikan diri ke Pulau Formosa, Taiwan. Sampai kini AS masih tetap melindungi Taiwan dan seakan memastikan AS tidak pernah kalah terhadap komunis China.


Tahun 1950, kembali AS dan China berhadapan di medan tempur. Karena AS menganggap China melindungi Korea utara. Padahal AS sendiri yang provokasi. Menyerang lebih dulu tentara China yang berada di Shandong. Sampai masuk sekian kilometer wilayah territorial Cina. Ya terpaksa kami berperang dengan AS dan mengusir mereka sampai keluar dari Korea Utara. " Kata Wenny.


Wenny diam dan akhirnya tersenyum. “ B, seru Wenny. “ Kami sebagai bangsa sangat menghormati pemimpin kami, walau mungkin mereka tidak pernah datang ke dapur kami. Tapi saat mereka mulai lemah terhadap asing. Rasa hormat itu berubah jadi benci dan mendorong kami melawan.  Mao pernah berperang dengan Komunis Unisoviet pada tahun 1960 karena alasan yang sama. 


Kami bekerja keras  membangun China modern tanpa bantuan asing dan utang luar negeri. Itu karena kami punya rasa malu dan tidak mau direndahkan oleh bangsa lain walau karena itu kami sebagai rakyat harus berkorban dalam kemiskinan sekian dekade. Jadi saat Trump menaikan tarif resiprokal. Kami hormati. Itu hak AS sebagai negara.  Namun ketika Trump membully pemimpin kami dengan sebutan Kiss my Ass, kami marah. 


Presiden Xi Jinping sangat paham karakter rakyat China. Dia tidak akan ingin keliatan lemah di hadapan asing. Tidak akan berunding dengan Trump kecuali Trump ubah kelakuannya. Bersikap sopan dan equal. Itu aja. Kalau tidak mau, ya kami siap berperang dalam bentuk apapun sampai habis habisan. Dalam hidup ini yang kita perjuangkan adalah kehormatan. Kalau kehormatan tidak ada lagi, lantas untuk apa hidup?  Kata wenny. Saya acungkan jempol. Chat berakhir karena saya harus sholat isya.


Usai sholat saya berdoa " Ya Tuhan kami, Lindungi negeri kami dari kebodohan dan kelemahan. Tanamkan kepada kami rasa hormat dengan semangat meninggikan kabaikan, kebenaran dan keadilan. Jadikan pemimpin kami punya rasa malu berbuat salah dan korup Jadikanlah kami sebagai rakyat yang tahu berterimakasih kepada orang tua dan kaum cerdik pandai, yang telah mencerahkan kami dalam iman dan bela negara. Jadikanlah kami rakyat yang bersyukur akan nikmat pemberian Mu.  Amin ya Tuhan..



Saturday, April 19, 2025

Terabaikan di negeri sendiri, bahagia di negeri orang

 




Saya diminta Chang untuk bertemu dengan CEO perusahaan yang terafiliasi dengan SIDC di Ausi. Yang kebetulan sedang ada di Jakarta. Saat bertemu di Café. Saya terkejut. Karena CEO yang dimaksud adalah teman lama saya. Kami pernah sangat dekat sebelum tahun 2010 di Hong Kong. Dia kerja sebagai analis pada investment banking  di Suisse. Namun pertemanan itu hanya sebatas personal. Saya suka diskusi dengan dia. Wawasan investment banking nya sangat luas. Kalau dia business trip ke Hong Kong, pasti saya  sempatkan undang dia makan malam.


“ Gimana kamu bisa berkeja di perusahaan Afiliasi SIDC di Ausi? Tanya saya 


“ Tahun 2013 SIDC bersama konsorsium mengakuisisi Tambang Biji besi di Ausi. Kebetulan perusahaan tempat saya kerja di Suisse terlibat sebagai investment banker dalam proses akuisisi itu. Saat itu saya bukan siapa siapa. Tapi saya tahu, dari profile yang saya baca.  Ternyata CEO SIDC adalah kamu.” Kata Steven dengan tersenyum. 


“ Kenapa engga hubungi saya? Kamu kan tahu nomor telp dan email saya”


“Sejak itu saya jadi malu berteman dengan kamu. Saya tahu diri. Siapalah saya.  Hanya seorang staf analis. Tapi saya bertekad suatu saat akan bertemu lagi dengan kamu dalam situasi lain. Tahun 2019 SIDC melakukan restrukturisasi, termasuk tambang biji besi di Ausi. SIDC dapat hak vote menentukan CEO.  Saya melamar jadi CEO dan terpilih. Kini inilah saya.. “ Lanjut Steven. 


Saya rangkul Steven. “ Kenapa sungkan?. Itu hanya business. Tidak akan mengubah saya secara personal.”


“ Ya, B. Maafkan saya.” Kata Steven menunduk. “ Saya diminta Chang untuk bertemu kamu. Membahas rencana akuisisi tambang di AS “ Katanya. Seraya mengeluarkan notepad dari dalam tasnya. Dia perlihatkan profile perusahaan. “ Ini perusahaan AS berdiri udah lebih 200 tahun. Mereka pengalaman dalam tambang mineral Pasir Silica. Punya konsesi tambang di Afrika, Amerika Latin, India, juga di laos. Riset mereka hebat. Mereka kuasai 1500 produk downstream pasir silica termasuk Polysilicon. Juga hebat dalam hal logistik. “ Kata Steven. 


” Ya, Bisnis ini penting untuk mensupport industri panel Surya punya SIDC di Korea, Eropa dan China. Tugas kamu akuisisi perusahaan itu.” Kata saya.


“ Siap B. “


  Berapa lama bisa selesaikan misi ini?


“ 1 tahun” Kata Steven dengan penuh percaya diri. “ Saya dengar kabar, Industri polysilicon Yuan di China juga sudah di offtake oleh SIDC. Sepertinya China sangat rakus akan Polysilicon. “ sambungnya.


“ Ya maklum. Era kedepan adalah era Hightech. Semua produk electronic device pasti butuh polysilicon sebagai bahan baku utama. Siapa yang menguasai bahan baku, dia akan mengendalikan supply chain global. Dan tentu lead dalam perdagangan global“ Kata saya.


“Ngomong ngomong, tahun 2022, Indonesia pernah mau bangun pabrik Polysilicon di Jawa Tengah. Tetapi sampai kini engga jalan. Padahal sudah dilakukan peletakan batu pertama oleh presiden. Indonesia kan sangat besar sumber daya silica." kata Steven "  Mengapa Indonesia tidak focus  bangun ? Padahal nilai tambahnya jauh lebih tinggi daripada batubara atau nikel.” Tanyanya.


Saya senyum aja. Andaikan Indonesia punya industry Polysilicon, tentu Apple dan Microsoft juga Intel akan memilih Indonesia sebagai pusat produksi global mereka. Bukan tidak mungkin akan terjadi relokasi dari China ke Indonesia.


“ Tetapi memang kendala nya adalah tinggi nya investasi untuk mendirikan pabrik polysilicon. Untuk skala kecil dengan kapasitas 100.000 ton pertahun saja, perlu investasi USD 1,6 miliar. Belum lagi tekhnologi nya memang rumit. Engga sepeti nikel dan almunium. “ Kata Saya. 


Steven mengangguk.


“ Apa pendapat kamu soal kebijakan Tarif Trump? Tanya Steven. Kembali kami sebagai taman lama. Teman diskusi yang asik. Tidak ada sekat karena posisi dalam bisnis.


“ Trump ingin mengurangi defisit Anggaran. Caranya? Dia tidak naikkan pajak penghasilan. Tetapi menaikkan pajak tidak langsung atau pajak impor dan pada waktu bersamaan Trump memangkas anggaran belanja dengan menugaskan Elon Musk melaksanakannya lewat DOGE. Dengan begitu, AS bisa keluar dari defisit APBN. Begitu kebijakan ekonomi Trump dengan agenda Make American Great Again. Tapi kalau lihat implikasinya sangat luas terutama terhadap inflasi. Sulit dipahami kalau kebijakan tarif resiprokal itu adalah kebijakan ekonomi.  


Maklum tarif itu pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen AS. Belum lagi dampak dari adanya tarif balasan dari mitra dagang AS. Yang bisa menyulitkan dunia AS yang beroperasi di luar negeri dan yang bergantung kepada supply chain kepada negara lain. Kan tidak semua AS mampu sediakan. Dunia sudah terintegrasi dalam globalisasi. Kebijakan tarif Trump itu paradox terhadap system WTO dan globalisasi” Kata saya.


“ Apakah misi team negosiasi Indonesia ke AS akan sukses menurunkan tarif resiprokal. “ Tanya Steven


“ Masalah tarif itu bukan big deal bagi Indonesia.  Kalaupun sukses menurunkan tarif, tidak akan mengurangi PHK terjadi. Karena itu memang sudah terjadi sebelum ada tarif resiprokal. Kalaupun gagal misi tersebut, keadaan tetap saja sama. Ekonomi lesu yang memang sudah terjadi sejak tahun lalu “


“ Oh I see ?  


“ Yang Indonesia kawatirkan adalah kebijakan suku bunga the Fed. Kalau karena tarif resiprokal ini mengakibatkan inflasi di AS, terpaksa Fed naikan suku bunga. Indonesi pasti resesi. Karena capital outflow akan terjadi massive. Orang kaya akan pindahkan uangnya ke USD. Rupiah akan jatuh. Krismon terjadi.  “ 


“ Tapi kalau BI tahan kejatuhan kurs Rupiah dengan menaikan suku bunga, gimana? 


“ Otomatis suku bunga bank juga naik. NPL akan meningkat. Likuiditas mongering. PHK meluas. Krisis juga yang terjadi akhirnya. “ Kata saya.


Steven tersenyum. " Nah kalau the fed akhirnya mengalah kepada Trump dengan menurunkan suku bunga. Otomatis terjadi kelebihan likuiditas USD di pasar global. Uang akan mengalir ke emerging market termasuk Indonesia. Rupiah akan menguat. Suku bunga akan turun. Seperti paska kejatuhan wall street tahun 2008.  Dunia usaha bangkit. Dunia happy.  “ 


“ Tapi itu tidak pasti karena kontradiksi dengan adanya kebijakan tarif “ kata saya “ keberanian Trump membuat kebijakan tarif tidak mungkin membawanya lebih dekat ke tujuan jangka panjangnya.  Karena dampak yang tidak disengaja dari tarif ini pada akhirnya akan membuat dolar AS diragukan hegemoninya sebagai mata uang dunia.” Jawab saya.


Saya terkejut melihat wanita mendekati table kami. “ B, itu istri saya “ kata Steven. “ Istri kamu ? Tanya saya dengan terkejut. Steven mengangguk.  Saya segera  peluk perempuan itu. “ Sasa, Kamu sehat sayang? Tanya saya. Sasa membelas pelukan saya dengan erat. Dia mengangguk. Steven keliatan bingung “ Istri mu sudah seperti anak bagi saya. Panjang ceritanya.” Kata saya.  Sasa akhirnya ceritakan kisah masa lalunya yang ternyata dia tidak pernah ungkapkan walau kepada suaminya. 


Usai Sasa cerita. Saya tatap lama Steven sampai dia salah tingkah. “ Jaga Sasa ya Stev. Jangan pernah kamu kecewakan.” Kata saya.


“ Tentu B, dia ibu yang hebat dari dua anak kami. “ kata Steven dengan air mata berlinang menatap istrinya.


Terbayang kali pertama bertemu dengan Sasa tahun 1995. Dia masih balita digendong Mama nya masuk ke Rumah Singgah. Pertemuan kedua, tahun 1996. Mamanya, Murni pergi merantau ke Batam. Dia dititipkan di Rumah Singgah. Setelah itu Murni tidak pernah kembali lagi menemui anaknya. Sasa diadobsi oleh Dina. Pertemuan ketiga tahun 2014, Saat itu dia bekerja di RS sebagai perawat. Pertemuan keempat kini, sudah jadi istri orang.


“ Gimana ceritanya sampai bertemu Steven?  Tanya saya.


“ Tahun 2016 aku jadi TKW di Hong Kong. Biasanya hari libur aku pergi ke café bersama teman teman. Kami bertemu di café di Kawasan central Hong Kong. Setahun kenalan, Steven melamar Sasa. Kami menikah pada musim panas tahun 2017. Sasa tinggal di Suisse sejak itu. Tahun 2019 Steven pindah kerja ke Perth. “ Kata Sasa dengan tersenyum.  Jalan Tuhan mengantarkan Sasa ke negeri orang dan hidup bahagia setelah terbuang dan terabaikan di negeri sendiri dimana dia dilahirkan.



Sunday, April 13, 2025

Rekayasa sosial kemandirian

 



Setelah teman pergi. Saya tetap di cafe sendirian di kawasan SCBD. Saya pindah ke table bar. Tampa menoleh saya lirik di samping saya ada wanita duduk sendirian. Cantik memang. Saya terpaksa menoleh ke kiri melihat kearahnya. Tetapi wajahnya keliatan tidak suka saya liat. Padahal saya bukan liat dia langsung. Tetapi melihat kearah deretan minuman. Saya mau pesan cocktail. Haus soalnya. Eh wanita itu malah pindah ke table. Sepertinya dia takut dekat saya.  Tak berapa lama temannya datang. Saya tidak begitu perhatikan. Karena mereka saya punggungi.


Saya terus asik rokok dan minum cocktail sambil baca news lewat smartphone. Rencana jam 8 malam saya pulang. Jam 6 sore saya pergi ke toilet untuk selanjutnya Sholat maghrib. Saya amprokan dengan Jasson. “ B, Masih di Hong Kong. “ Sapanya.


“ Ya tapi engga begitu aktif. Kamu masih di Boston kan?


“Engga. Sejak tahun lalu, Perusahaan pindahin saya ke kantor di Jakarta. “


“ Makin besar aja portfolio bisnis perusahaan kamu ya” kata saya,


“ Ya. Tetapi saya tetap saja pegawai. Sama seperti Tom, CEO kamu di New York. “


Usai dari toilet saya terus ke mushola untuk sholat maghrib. Setelah itu saya  kembali ke Cafe. Lanjutkan minum Cocktail. Ternyata Jasson sedang bicara dengan wanita yang  tadi duduk di table bar sebelah saya. Jasson  senyum kearah saya. Saya engga mau ganggu privasi dia. 


Tak berapa lama, Jasson mampir ke table  bar. Kami ngobrol  “ Tahun lalu saya  business trip ke China. Sempat 2 minggu. Itu mungkin terlama saya di China. Sebelumnya  paling lama 3 hari.  Luar biasa pembangunan di China. Bagaimana mereka bisa mengubah peradaban yang  50 tahun lalu terkesan  inferior kini menjadi superior “ Tanya Jasson.


“ Itu berkat social engineering.” Kata saya.


“ Bagaimana mungkin mereka bisa melakukan social engineering.  Penduduk mereka kan banyak. Kan beresiko secara politik..” 


“ Mudah saja. Tidak sulit” Jawab saya dengan tersenyum. 


“ Bagaimana bilang mudah? Ini kan soal perubahan peradaban dari penduduk diatas 1 miliar. Manusia kan bukan mesin yang seenaknya diubah. “ Kata Jasson.


“ Kalau anda pernah baca buku, cellular programing and reprograming oleh Sheng Ding, secara sains bisa dijelaskan tentang kemampuan cell programming entity, bahwa manusia punya kemampuan diprogram dan memprogram ulang diri. Jadi bukan hal yang sulit mengubahnya by design.” Kata saya.


“ Wah menarik nih. How ?


“ Ibarat computer, raga kita adalah hardware. Namun bekerja berdasarkan software. Nah dalam diri manusia software itu adalah   akal dan hati. Itu Tuhan yang design, hanya khusus untuk manusia Tidak pada makhluk lain..” Kata saya.


“ Apa itu di program ? 


“ Aplikasi tentang kebaikan dan kebenaran atas dasar cinta dan kasih sayang. Contoh dari kecil anda mengenal cinta dari kedua orang tua maka selanjutnya itu akan menjadi program dalam diri anda. Guru di sekolah menanamkan program dalam diri anda. Lingkungan keluarga juga berperan meng create program dalam diri anda. Lingkungan persahabatan juga berperan. Itu disebut dengan value kebudayaan. Tuhan sendiri yang mengajarkan manusia” Kata saya.


“ Tetapi dalam perkembanganya, terjadi distorsi dan malah menjadi mindset. Orang tua, sekolah dan lingkungan justru membuat anda punya mindset follower, lemah kreatifitas, paranoid, pembenci dan anti perubahan.” Kata Jasson.


“ Ini bukan value kebudayaan. Itu penyakit peradaban. Harus diperbiki terus menerus. Disitu perlunya kepemimpinan. Makanya setelah jatuhnya Dinasti terakhir di China, dan terbentuknya republik. Feodalisme semakin mendapat tempat. Terjadi benturan antar kelas sebagai awal bangkitnya komunisme.  Sebelum China membuka diri kepada dunia luar,  yang dilakukan terlebih dahulu oleh Mao adalah revolusi kebudayaan. Semacam social engineering berkskala luas. Value lama China sebagai identitas masyarakat berbudaya dibangkitkan. Yang sebelumnya terdistori dikubur. Ya, karena pendekatannya kebudayaan, revolusi itu menjadi  inspirasi dan tidak sulit masyarakat  menirunya untuk membangun peradaban lebih baik. “ Kata saya.


“ Apa mungkin bisa semudah itu mengubah mindset yang terlanjur terdistorsi ? tanya Jasson.


“ Sebenarnya dalam diri manusia itu sudah disediakan Tuhan cetak biru kebaikan, kehebatan dan kekuatan termasuk untuk memprogram ulang diri. Dalam buku Self induce and mind control oleh Gregory T. Peele, dijelaskan cara mencapai sukses dalam hidup dengan mengatur pikiran, kebiasaan, tindakan anda melalui pemrograman diri dan  self hypnosis. “ Kata saya.


“ Oh I see. Jadi sebenarnya memang tidak sulit. Karena software nya ada pada diri kita. “ Kata Jasson mengangguk tanda paham “ Bagaimana melakukan program ulang diri ? tanyanya.


“ Pertama, anda harus paham apa itu tujuan dan apa itu metodelogi. Nah disini anda harus punya kemampuan literasi dan kebiasaan membaca. Contoh, agama atau idiologi itu metodelogi mencapai tujuan, bukan tujuan. Jadi tidak perlu ada benturan antar agama. Tidak perlu ada benturan antar idiologi. Toh itu hanya metodelogi, soal pilihan, bukan masalah substansial.


Kedua, pentingnya kebebasan berpikir, yang sehingga bisa membedakan mana metodelogi dan mana tujuan. Makanya di China, mereka engga pusing walau hanya ada satu partai komunis. Engga pusing siapa presiden. Engga pusing dengan urusan keyakinan beragama orang lain. Engga pusing dengan titel. Kan hanya metodelogi , bukan tujuan. Bahkan di era presiden Hu Jintao, pendidikan luar sekolah diakui sejajar dengan pendidikan formal. Sehingga orang belajar di sekolah motif nya ya murni untuk belajar. “ Kata saya.


“ Gimana belajarnya ? 


“ China menghapus program hapalan yang menentukan salah benar. Makanya di China ujian sekolah lebih banyak menggunakan essay daripada multiple choice. Nilai dan rangking ijasah dihapus.  Mengapa ?  Reformasi pendidikan di China orientasinya adalah mengarahkan orang untuk mampu memprogram dirinya sendiri sesuai dengan nilai nilai kebudayaan. “ Kata saya. 


“ Terus …”


“ Ketiga, menghapus stigma. Salah dan benar itu relatif. Ukuran bukan dari orang lain tetapi kembali kepada diri anda sendiri. Apa yang baik untuk anda pasti datang dari Tuhan, maka kerjakan dengan sungguh sungguh. Jangan biarkan persepsi anda di create orang lain. Jangan!  Hidup anda adalah takdir anda, dan anda sendiri yang merasakan, bukan orang lain. Bahasa mesranya adalah kemandirian. “ Kata saya tersenyum.  Dia menoleh ke saya “ Teruskan..” katanya 


“ Nah revolusi kebudayaan China hasilnya adalah mengembalikan nilai nilai lama itu, yaitu kemampuan memprogram diri sendiri untuk menjadi diri sendiri. Jadi, saat tahun 80an China membuka diri lewat reformasi , mereka  melakukan lagi social engineering. Tetapi karena Akal dan hati sudah terbentuk lewat revolasi kebudayaan, mereka bisa menerima proses reformasi itu tanpa kehilangan indentitas. Dan lagi memang pemerintah meng apply semua program itu, bukan sekedar retorika “ Kata saya. 


Jasson mengangguk.. “ Kesimpulannya, program pendidikan adalah melatih orang untuk punya kemampuan memprogram dirinya sendiri. Menjadi manusia yang bisa membentuk dirinya sendiri, yang mandiri, kreatif, inovasi. “ Katanya.


. “ Anda berbisnis di China, sementara kini Trump nyatakan perang dagang dengan China. Apa yang bisa saya katakan sebagai teman. Moga semua baik baik saja.” Katanya dengan agak canggung. Saya tersenyum menatapnya.


“ Tapi kalau dari penjelasan anda soal social engineering, saya yakin China akan baik baik saja. Perubahan terjadi disegala bidang berkat  social engineering. Sukses membawa China ke masa depan dengan kemajuan yang spektakuler. “ Katanya. 


“ Sebenarnya China tidak punya konsep yang spektakuler seperti Sarjana Harvard atau MIT. Mereka berpikir sederhana menyikapi tuntutan perubahan. Yaitu, mereka menerima pasar terbuka dan melakukannya dengan apa yang bisa mereka lakukan. Mereka mengadalkan keunggulan komparatif. Orang lain untung, mereka juga untung” kata saya.


“ Yang jadi masalah adalah kepemimpinan pasar itu sepenuhnya dikendalikan oleh kekuasaan yang totalitarian. Itu terasa sekali di era Xi Jinping dengan tampilnya state capitalisme. AS anggap ini tidak demokratis. Tidak sesuai dengan prinsip kebebasan pasar bagi semua” Kata Jasson. Saya menyimak. 


“ Pertumbuhan ekonomi China yang pesat  “ Lanjut Jasson. “ setelah Mao wafat dan reformasi Deng dilaksanakan. China mempersiapkan diri untuk bergabung dengan WTO. Kepemimpinan pasar berproses. Tahun 2001 China bergabung dalam WTO. Hasilnya memang luar biasa. Pada tahun 1970, produk domestik bruto  riil China hanya  USD 200  miliar something. Namun, setelah pasar meluas dan individu memiliki lebih banyak peluang untuk menjadi kaya, PDB riil tumbuh diperkirakan tahun ini akan mencapai $ 19 triliun.


Tapi kemajuan itu tidak berada di ruang hampa. Banyak hal yang dilanggar Xi Jinping terutama hubungan antara pemerintah dan pasar.  Koleganya yang juga Perdana Menteri, Li Kegiang, udah peringatkan hal itu pada tahun 2015. Tapi Xi Jinping mengabaikan saran itu. Baginya melepaskan kontrol negara terhadap pasar justru akan mendegradasi kekuasaan Partai. Seharusnya Xi memahami bagaimana demokrasi  itu di apply” Kata Jasson.


“ Coba pahami ini. “ Kata saya tersenyum. “ Bagi AS demokrasi itu adalah kebebasan berpendapat, keterbukaan dan kesetaraan dihadapan hukum. Apakah juga kebebasan mengakses sumber daya? Apakah juga kesetaraan mengakses peluang? Kan tidak ada itu. Kebebasan dan kesetaraan hanya bagi pemodal. Begitu capitalisme bekerja. Tidak berlaku bagi simiskin.


China tentu berbeda meng apply demokrasi. Mereka memberikan akses sumber daya melalui pembangun infrastruktur ekonomi yang massive. Sehingga dimananpun rakyat China berada bisa meng-akses sumber dayanya. Distribusi barang dan jasa efisien. Membangun financial inklusif secara gotong royong yang dipimpin oleh kepala daerah seperti LGVF atau local government vehicle fund , sehingga memberi akses permodalan bagi siapa saja. Dibidang hukum, China menerapkan hukuman mati bagi koruptor. Begitu China menerapkan demokrasi.” Kata saya.


“Mengapa mereka menerapkan kepemimpinan tunggal? Tanya Jasson “ Apakah system itu pemaksaan terhadap HAM? 


“Seperti yang saya katakan tadi. Rakyat China tidak bisa lepas dari  kebudayaan.  Ibarat  ikan dan Air. Kalau mereka tercabut dari kebudayaan, mereka akan jadi bangsa yang kalah. Sejarah mencatat ribuan tahun China dipimpin oleh kerajaan. Dan dinasti itu bertahan ratusan tahun. Tanpa dukungan kebudayaan, mana mungkin bisa bertahan. Artinya aaceptable. Nah kepemimpinan Tunggal lewat PKC itu  adalah kebudayaan. Hanya ganti nama dari Dinasti ke republic. Budaya tidak berubah.   “ Kata saya.


“ Tapi perbedaan system politik itu merugikan kami secara ekonomi. Kini kami suffering dengan utang USD 36 Triliun. Defisit anggaran diatas 5% PDB. Defisit perdagangan dengan banyak mitra dagang kami, terutama dengan China. Banyak pabrik yang tutup.” katanya,


“ Think about it.  “ Saya tersenyum. “ Apakah China memaksa orang AS membeli barangnya? Kan tidak. AS semakin makmur akibat konsumsi barang dari China yang murah. China harus happy dengan laba rendah, sementara kalian high profit. Apakah China ngiri? Kan engga. Akibat begitu besarnya kapasitas indusri untuk memasok kebutuhan pasar AS, rakyat China harus menghirup polusi udara dari asap pabrik dan pembangkit listri. Menerima upah rendah.  Apakah rakyat China protes kepada pemerintahnya? Kan engga.


Banyak industry di AS yang relokasi ke China. Apakah itu dipaksa China. Kan engga. Itu business as usual. AS perlu uang untuk mengatasi defisit anggaran.  China beri pinjaman. Padahal PDB China masih tergolong negara berkembang, bukan negara maju seperti Eropa,  Jepang dan Korea. Apakah ratusan juta rakyat miskin China protes ? Kan engga. Bagaimana kalau itu terjadi pada AS? 

 

Jasson mengangguk. “ Ya, andai itu terjadi di AS, pasti rakyat AS akan protes. Demo besar besaran. Kami punya hak demokrasi untuk protes. “ Kata Jasson  tersenyum getir.


“ Pahami bahwa AS adalah bangsa yang penduduknya migran dari beragam bangsa dan budaya yang berbeda. Wajar menerapkan sistem demokrasi terbuka. Tidak mungkin disamakan dengan China sebagai bangsa utuh, yang juga wajar menerapkan kepemimpinan tunggal. Kalau tidak menyadari esensi perbedaan ini. Tidak mungkin bisa terjadi dialogh yang kontruktif antara AS dan China. “ kata saya.


 “ Saya paham. Defisit perdagangan itu sebagai konsekuesi sikap kami selama ini. Seharusnya kami tidak menyalahkan negara lain, termasuk China. Yang salah ya kami sendiri. Sepertinya kami perlu social engineering. Karena membangun bangsa bukan melulu soal ekonomi tetapi juga membangun nilai sebagai bangsa yang berkarakter, tangguh namun flexible.” Kata Jasson. Saya mengacungkan jempol.  Jasson minta izin undur diri. Dan janji keep in touch.


Saya lanjut minum. 


“ Pak..” tegur wanita di belakang punggung saya. Saya noleh kebelakang. Tertanyata wanita tadi. Saya senyum.


“ Bapak kenal sama Mr. Jasson” Tanyanya.


“ Teman lama. Ada apa ?


Dia lama terdiam. Seperti mau ngomong tetapi tercekat di tenggorokan. “ Bisa minta nomor telp nya pak.?


“ Untuk apa ? saya mengerutkan kening.


“ Mungkin lain waktu kita bisa minum atau makan malam. “ Katanya ragu.


“ Ada apa? Saya berusaha tersenyum ramah agar dia bisa menjawab alasannya.


“ Saya perlu bisnis dengan Mr. Jasson.” Katanya. Saya senyum aja melihat kearah minum saya. “  Mungkin bapak bisa bantu. Proyek saya bagus pak. “ Desaknya. Saya diam saja tanpa menoleh ke dia. Akhirnya dia terdiam. 


“ Permisi pak. Maaf ganggu bapak. “  Kata wanita itu. Dia pergi. Saya diam saja namun mengangguk


Jam 8 malam saya keluar dari Cafe. Di lobi ternyata wanita itu masih ada. Dia mendekati saya. “ Pak bisa minta nomor telpnya. Maaf. Saya mau bisnis, pak. “ Saya perhatikan wanita ini sangat militan. Sales sejati. Apapun cara dia tempuh agar dapat deal.


“ Entah siapa nama kamu. Tapi saran saya. Percayalah pada diri kamu sendiri. Percaya kepada bisnis kamu. Engga usah berharap dari orang lain dapat kemudahan. Berusahalah yakinkan calon mitra kamu bahwa kamu qualified. Kalau ditolak. Ya perbaiki. Coba lagi. Mungkin itu jalan agar kamu lebih baik disaat nanti bertemu dengan mitra yang tepat “ Kata saya berlalu. Dia seperti terkejut dengan kata kata saya. 


Negeri saya yang tak henti berjuang mencapai kemakmuran namun diatas ketidak mandirian. Utang tadinya sebagai alat leverage malah menjadi ketergantungan. Tanpa hutang, APBN tidak jalan.  Bansos dan BLT semakin membesar dan menjadi mindset anti kemandirian. Populisme telah meracuni bangsa Indonesiia. Sulit bangkit sebagai bangsa mandiri yang bermartabat. Seharusnya ada program social engineering.

Menentukan plihan jalan

  “ B, sapa Wenny via Chat SafeNet.  “ Ya wen. Ada apa ? “ Terimakasih sudah selesaikan masalah Food Farming.” Kata Wenny. “ Ah, biasa saja....