Friday, April 01, 2022

Diantara dua srigala




Tahun 2011 Viktor atur saya bertemu dengan Alex di Swiss. Saat itu kebetulan saya tergabung kelompok muda dari BB Club yang outsitder Billderberg Club. Saya tahu dari Viktor bahwa Alexey  termasuk satu satunya di luar lingkaran Virginia yang jadi anggota Billderberg. Dia undang saya dalam acara makan malam di Apartement mewahnya. Di sela-sela kesibukannya melayani tamu itu, dia menoleh kearah saya. Sepertinya Viktor berbisik kepada dia  “ Bandaro, Bandaro. “ katanya menyebut nama saya ketika berjalan menghampiri saya, “I often hear your name from Viktor. Finally we met. Nice to meet you.“ Katanya ramah.


“ Terimakasih. “ kata saya dengan tetap mempertahankan budaya asia saya. Membungkuk sebagai tanda hormat.  Walau saya lebih tua  2 tahun dari dia. Dia ajak pergi ke kamar kerjanya untuk bicara.  Dia melirik ke arah viktor, seakan menyuruh viktor bicara. “B, he intends to divest his assets in the US. These are the assets of Dearborn and Columbus plants in Ohio, Maryland and West Virginia, USA. The total investment is USD 3 billion. The market is strong. The protection from the US government. He let it go for USD 2.2 billion"


“ Masalahnya apa ? Tanya saya.


“ Ini soal politik.  “Kata Alex


“ Why does it have to be me? “Tanya saya, mengerutkan kening


“ You're the master of this. Please, he depends on you so much " Kata viktor dan saya melirik kearah Alex, .Dia tersenyum dan mengibaskan tangan kepada Viktor. Itu tandanya viktor diminta keluar. Tinggal saya berdua Alex. Kami berbicara.  Saya mengangguk dan berdiri. “ I do my best. “ Kata saya singkat. Dia salami saya dengan hangat. 


***

Dari Swiss saya terbang ke Boston. Untuk bertemu dengan sahabat saya, Sanya. Dia wanita etnis India yang berkarir sebagai analis di “ Company “. Saya undang dia makan malam. “ Alex, Si Rusia punya banyak masalah di AS. Terlalu licin dan tidak transparance. Mengapa kamu mau deal dengan dia. “ Kata Sanya.


“ Justru karena itu saya mau ambil kesempatan ini. Dia terpojok. Karena Kremlin perintahkan lepas asset tersebut.” 


“ Apa yang kamu perlukan dari saya? Tanya Sanya


“ Saya perlu data untuk menyusun exit strategi dalam rangka akuisisi aset Alex. “


“ Mengapa ? 


“ Soal dana akan mudah saya dapat kalau exit strategi kuat. “ 


“ Data apa ? 


“ Semua data key player bisnis baja di AS. Termasuk akses politiknya. Juga dukungan pendanaannya” Kata saya. Dia tetap saya lama. Akhirnya tersenyum” Entah mengapa saya tidak bisa menolak keinginan kamu, B. Kalau ingat kamu lindungi saya dari orang orang hizbullah, sampai mati saya terus merasa berhutang kepada kamu “ 


“ Please..” kata saya meletakan kedua tangan saya di dada.  Dia sentuh kedua pipih saya dengan telapak tangannya. “ Kamu selalu datang disaat kamu butuh saya. Setelah itu kamu menghilang. Tapi ok. saya akan lakukan. “ Katanya tersenyum. Kami nikmati makan malam itu dengan santai. Saya antar dia kembali ke apartement. Dia senang dan manja sekali. 


Keesokannya saya terbang ke Frankfurt. Saya bertemu dengan George di Cafe kegemaran kami, Mainkai. “ Saya butuh USD 2 miliar untuk akuisisi ini” Kata saya menyerahkan surat persetujuan dari Alex. George terkejut, Dia menatap saya dengan tanda  tanya besar. “ B, ini serius?

“ Ya serius.”

“ Ok, apa yang harus saya lakukan?

“ Kamu bentuk team akuisisi di AS dan team di Eropa untuk atur proses penerbitan Global bond. Pasar 144 A. Skema credit LINK note

“ Benchmark saham apa ? Blue chip?

“ Ya. Kamu atur aja “ 

“ Cash collateral dari siapa ?

“ Saya siapkan. Itu urusan saya. Kamu atur aja aspek legal. Gunakan Yuan Holding.”

“ Wenny?

“ Ya. “

“ Ok. 

“ Sebulan selesai ya.” Kata saya dengan tatapan tajam.

“ Siap.

“ Wenny akan bergabung dengan kamu lusa” 


***

“ B, “ PM dari Sanya lewat SafeNet mengejutkan saya sebelum tidur di hotel di Frankfurt

“ Ya. “

“ Saya udah kirim file yang kamu minta. Kapan kembali ke Boston”

“ Setelah selesai deal ini” Kata saya.

“ OK, take care.” Chatnya segera disconnect.


Saya pelajari semua data dari Sanya. Semalaman saya pelajari semua dokument itu. Sampai pagi baru saya selesai. Sebelum tidur saya sholat subuh.  Jam 9 pagi saya bangun. Sebelum sarapan saya telp Viktor di Moscow “ Atur pertemuan saya dengan Ira. “ Kata saya.

‘ Kalau gitu kita ketemu di Milan aja. Dia lebih banyak disana.”

“ Ok.”

“ Apa agenda ketemu dia?

“ Kenalan saja. Makan malam”


***

Saya perlu waktu seminggu menunggu baru bisa bertemu dengan Ira. Maklum dia billionaire yang terhubung dengan bisnis underground. Sangat ketat due diligent-nya. Semua pemain tahu itu. Sehari sebelum bertemu Ira, saya briefing George dan Wenny. Ira undang saya ke panthhouse nya. Dia menemui saya dengan kimono tidur.  Saya duduk di sofa menghadap dia. Tetapi matanya terus kearah TV. Ada news tv soal akuisisi aset Alex oleh Yuan Holding. Dia teriak memanggil asistennya. Segera   datang menghadapnya. “ Cari tahu, siapa Yuan Holding yang akuisisi aset Akex di AS ” Katanya kepada Asistennya


Kemudian dia menatap saya dengan ramah. “ maafkan saya. Aneh saja. China mau perang dengan saya di pasar Amerika. Baja itu bisnis saya. Engga bisa Asia masuk. Apalagi di AS. “ Katanya. Saya tersenyum.  Dia bicara panjang lebar soal kekesalannya dengan China. Saya menyimak saja. Dia kembali ke kamar. “ Saya harus ganti baju. Ada rapat dengan teman dari Tokyo “ katanya setengah mengusir. Saya berdiri melangkah keluar. 


Namun belum sampai lift, saya dipanggil oleh Asistennya. “ Boss saya minta ketemu lagi dengan anda” Katanya. Saya segera kembai ke dalam. 


“ B, maafkan saya. Duh kenapa viktor tidak jelaskan siapa kamu. Mari kita bicara bisnis.” 


Saya mengangguk.


“ Langsung aja. “ katanya,  american Style. “ Kita bermitra saja dalam akuisisi aset Alex”


“ Suatu kehormatan” kata saya. Apa yang anda tawarkan? 


“ Yuan kan punya konsesi tambang biji besi di  Brazil dan punya PI di Australia. Yuan juga punya PI di Rusia. “ Katanya. Namun segera saya sela pembicaraannya “ Ya itu sebabnya kami serius mau masuk pasar AS. Aset itu sangat penting agar kami terhindar dari perang tarif dan sekaligus dapat proteksi dari pemerintah AS. “Kata saya.


“ Mengapa kamu tidak pasok semua pabrik saya. Biarkan saya akuisisi aset Alex itu “ Katanya dengan dingin. Saya tahu dari nada bicaranya, dia menunjukan power nya. Dia punya akses politik di AS. Walau saya tahu dia punya masalah soal polusi udara akibat pabriknya tidak mengikuti standar kebersihan udara. Namun aman saja. 


“OK apa yang anda tawarkan ke saya” Tanya saya.


“ Saya beli kedua aset  itu dengan harga USD 3,2 miliar. Tapi bantu saya masuk 144 A untuk terbitkan global bond membayar kedua aset itu. Saya ambil 70% saja. Sisanya anda 30%. Fair enough kan” Katanya dengan mata elang. 


“Saya akan beri kabar besok siang” kata saya. Segera berdiri. Dia antar saya sampai pintu lift. “ Anda terlalu muda berbisnis yang keras” katanya tersenyum menepuk bahu saya. Saya tersenyum dan melangkah masuk lift.


***


Usai proses akuisisi aset Alex lewat penerbitan Credit link note dan exit kepada Ira, saya bertemu dengan Alex di Moscow “ kamu dapat 30% saham, Itu sama saja margin USD 1 miliar.” kata Alex tersenyum. 


“ Karena Ira masuk pasar 144 A untuk global bond berkat kamu. Bagaimanapun kamu tetap pengendali. Dan dia harus berhadapan dengan otoritas soal lingkungan hidup dan merengek dapatkan proteksi. Secara politik kamu aman. Investasi yang sudah kamu keluarkan sebesar USD 2 miliar kembali.” kata saya. Dia rangkul saya. “ Senang berbisnis dengan kamu B. Kita akan terus bersahabat. “ katanya. 


“ Kamu tahu, siapa yang rekomendasikan agar saya  bertemu kamu  “ katanya. 


Dan saya tahu. Saya mengangguk. “ We are the team “ kata alex toss vodka  dan saya sambut dengan tersenyum. 


***

Saya kembali ke Hong kong  setelah 45 hari business trip. Saya baru sadar, di pintu private jet ada logo -B-.  Sampai di Bandara Hong Kong. Saya dijemput Wenny dengan kendaraan standar limonya. Dia tersenyum melihat saya turun dari pesawat. " Ini kan private jet milik Yuan, Mengapa logonya B." Kata saya kepada Wenny. 


" Yuan kan spirit dan visinya B. " Kata Wenny tersenyum seraya memeluk saya.


“ ira tidak tahu kalau kita akuisisi aset alex itu menggunakan cash collateral berasal dari Alex juga. Dan sekarang Ira  beli aset itu dengan harga USD 3,2 miliar. Ira bayar dalam bentuk global bond 144 A, Artinya dia memang bego. Kerja untuk Alex. Dan kita dapat saham  30% senilai USD 1 miliar tanpa keluar uang. Hanya main paperwork doang  “ Kata Wenny dalam kendaran dari Bandara menuju apartement. Saya senyum aja. 


“ Capek B” Tanya Wenny. “ Gimana soal Sanya? Tentu dia merindukan kamu” 


Saya mengangguk. 


“ Sangat capek,  Baru terasa sekarang. Selama lebih sebulan saya kurang tidur” Kata saya. 


“ Nanti saya pijitin ya.” kata Wenny tersenyum.


Sumber “ MyDiary”

2 comments:

Raldi Artono Koestoer said...

Duh gila... ini baru bacanya... Gmn jadi playernya ??

Joni Haryanto said...

Izin tanya, Dasar Penerbitan Global Bond 144A itu apa collateral nya om ?

Bisnis itu Ibadah...

  “ Bangunkan saya kalau sudah sampai di Plaza Senayan ”kata saya kepada Lina saat kendaraan masuk toll Pluit. “ Ya pak” Jawab Lina.  Masuk ...