“ Saya engga mau kerja di perusahaan anda. Saya mohon dilibatkan sebagai team dalam proses private equity. Itu aja” kata Karen suatu waktu. Kali pertama bertemu dengan saya. Saya cepat anggap wanita muda ini naif. Emang siapa dia. Kenalpun dari aktifis sosial. “ Saya sekarang kerja di perusahaan ekuitas. Saya punya Chartered Financial Analyst. Apakah itu tidak cukup? katanya. Saya senyum saja. Dia terlalu arogan dengan pendidikan dan pengalamannya. Pemain hedge fund yang sukses adalah mereka yang tidak suka menonjolkan diri. Tidak suka popularitas dan tidak peduli dengan citra diri. Dia masih terlalu dini untuk mengubah karakternya. Setidaknya dia perlu shock therapy untuk jadi orang tahu diri.
Saya mengenalnya sudah 2 tahun. Selama itu dia terus menjalin komunikasi dengan saya. Kadang saya males ladenin. Apalagi saat sibuk. Tetapi kalau saat waktu longgar saya telp juga dia. Jam 2 pagi saya telp. Dia terima. Kami bicara dan baru berhenti setelah saya sampai di apartement. Dia tahu itu waktu longgar saya bicara dan merampas waktu tidurnya. Dia suka saja. Tapi sikap arogannya tidak hilang.
Satu saat kami bertemu. “ Bulan lalu pacar saya membuang saya. Hanya karena saya tidak mau dijadikan tempat dia lepaskan sahwat. Janji nikahi juga engga. Saya di bully oleh dia lewat sosial media. Teman temannya juga ikut bully saya. Mereka tuduh saya wanita miskin dan tak tahu diri"
“ Terus sikap kamu? kata saya berkerut kening.
“ Rasanya saya mau bunuh diri.” Katanya dengan wajah sedih.
“ Itu karena dalam diri kamu ada perasaan sombong. Sombong bukan karena hebat tetapi karena kebodohan dan kelemahan. Sehingga omongan orang yang menyakitkan kamu, menjadi beban bagi kamu. Itulah ciri manusia sampah. " Kata saya. Dia terkejut dengan kata kata saya itu.
" Tapi mereka terus bully saya" Katanya dengan raut wajah sedih.
" Kamu tidak bisa menghentikan mereka bicara tapi kamu bisa abaikan. Kamu tidak bisa menutup mulut mereka tetapi kamu bisa tutup telinga kamu." kata saya. " So, Focus lah meningkatkan diri kamu sehingga kamu bisa dengan mudah mengabaikan dan melupakan mereka.
Belakangan saya tahu dia sudah berhenti kerja sebagai analis di perusahaan Equitas. Mungkin tidak kuat dia menghadapi goncangan dalam hidupnya. Itu masalah dia. Dia harus berlajar dari realita. “ B, berilah saya waktu untuk bicara. Sebentar saja. Saya ingin minta advice tentang start up bisnis yang sedang saya kembangkan.” Pintanya satu waktu. Saya sanggupi ketemu sehari setelah itu. Kami bertemu di cafe sederhana di kawasan central Hong Kong. Saat itu penampilanya sudah beda dari awal saya kenal. Kini keliatan humble. Saya senang. Mengapa? Walau dia cerdas dan pintar tapi itu useless karena sikap sombongnya. Nah dengan karakter humble ini akan membuat dia mudah masuk dalam komunitas financial resource. Mudah bagi saya mendidiknya.
Dia berikan dokumen 5 lembar tentang rencana bisnisnya. Itu struktur bisnis yang akan dia bangun. Lengkap dengan strategi dan business model. Saya focus baca cash flow dan struktur cost nya. Pendapatan tidak begitu saya perhatikan. Rencana bisnisnya adalah membangun jaringan outlet yang dikombinasikan dengan “ cafe fashion”. Itu akan jadi tempat FavCafe. Cafe dan juga oulet sepatu bermerek. New life style seperti library cafe yang sudah ada untuk menampung pelajar membaca buku dan bersantai.
“ Kamu ada kertas “ tanya saya. Dia serahkan note book dari balik tasnya. Saya gambar skema sederhana. Dia perhatikan dengan seksama. “ So..” katanya setelah saya usai gambar skema itu.
Saya buka situs internet di smarphone saya. “ Kamu lihat situs internet ini. “Kata saya. Dia segera buka sendiri lewat notepad nya. Dia lama membaca situs itu.
“ OK. terus “
“ Ambil alih perusahaan designer itu. Dia punya merek sepatu wanita beragam model. Ada puluhan model. Setiap tahun dia keluarkan sedikitnya 16 model sesuai musim.”
“ Tapi kan mahal. Apa mungkin?
“ Baca laporan tahunanya. Search aja di internet.”
Dia segera cari di internet dan setelah ditemukan situsnya dia pelajari. “ Ya mereka masih merugi. Udah tiga tahun bleeding terus. Namun mereka di back up principal sekelas D&G. Principalnya kan konglomerat produk fashion. Apa mungkin mereka mau diakuisisi.”
“ Itu artinya kamu engga paham skema saya” kata saya seraya menatapnya keras. Dia keliatan grogy dan kembali perhatikan skema itu.
“ Ok paham saya. “ Katanya mengangguk.
“ Paham apa ?
“ Ya saya harus tawarkan merger dengan pabrik sepatu yang berpengalaman buat sepatu bermerek. Untuk itu saya harus provokasi pabrik sepatu agar mau merger dengan perusahaan designer. Caranya ?
Saya diam saja. Mata saya terus menatapnya.
“ Oh ya saya harus buat analisa bisnis dan keuangan secara menyeluruh atas rencana Merger ini. Itu harus lengkap dengan simulasi beragam skenario. Ya seperti dulu saya kerja di perusahaan ekuitas. HItungan sampai ketingkat value saham. “ Katanya.
Saya mengangguk. Tapi tatapan saya masih tajam ke dia.
“ Kan saya perlu pendekatan untuk meyakinkan mereka. Gimana caranya saya temui Direksi perusahaan. Kan engga bisa datang begitu saja. Apalagi nothing. Hanya ada idea doang.”
“ Coba pikirkan itu.” Kata saya. “ Minggu depan kita ketemu lagi” Lanjut saya. Kami berpisah.
***
Belum seminggu dia sudah telp saya. “ B, Teman saya kerja di Bank. Katanya ada salah satu pabrik sepatu yang sedang sekarat. Mereka batuh credit recovery. Pabriknya sesuai dengan target kita. Apa yang harus saya lakukan.” Katanya. Saya tahu tidak mudah bagi Karen telp temannya yang sudah sukses sebagai bankir. Perlu keberanian dan kerendahan hati untuk itu. Sementara dia masih belum jelas karirnya setelah dikeluarkan sebagai analis di perusahaan investasi..
“ Loh kamu kan udah punya business plan, lengkap dengan rencana strategis. Perlihatkan analisa kamu itu kepada teman kamu. Yakinkan dia mau dukung kamu. “
“ OK, kalau dia setuju membantu, darimana duitnya.?
“ Ah kamu terlalu jauh mikirnya ketemu juga belum. Belum tentu dia yakin. “
“ Tapi kalau uang pasti ada, pastilah bank mau dukung, Itu menyelamatkan credit bermasalah.”
“ Kalau mereka mau dukung karena kamu ada uang, itu bukan recovery. Tetapi mindahkan masalah dari orang sakit ke kamu yang sehat. Engga perlu CFA, anak SLTP juga bisa." Kata saya ketus. “ Nanti bicara lagi.” Kata saya tutup telp.
Sorenya, saat saya keluar dari gedung kantor. Saya liat Karen berdiri dekat pintu MRT. Dia tersenyum. “ Saya sudah ketemu dengan teman saya di bank. “ Katanya. Dia perlihatkan data analisa dari notepad dia. Itu analisa setelah dia masukan data dari credit recovery. “ Teman saya di bank senang. Dia tertarik mendalami strategi M&A dengan designer merek di Eropa. “
“ Tertarik begitu saja? kata saya mengerutkan kening.
“ Dia juga mau bantu untuk memberikan solusi pembiayaan M&A ini. “ kata Karen dengan senyum cerah.
“ Nah sekarang. Kamu minta orang bank itu atur kamu Dinner dengan direksi pabrik sepatu itu.” Kata saya. " Nanti kalau mau Dinner dengan mereka, hubungi sekretaris saya agar bisa temanin kamu." Sambung saya.
“ Siap “ Katanya senang.
***
“ B..." Karen telp saya tengah malam “ Terimakasih. Tadi makan malam dengan CEO pabrik sepatu. Mereka datang 3 orang. Banker, datang 2 orang. Semua bill dibayarin oleh sekretaris kamu. “
“ Ya engga apa apa. Gimana hasil meeting?
“ Pemilik pabrik setuju. Mereka siap teken MOU. Saya sudah siapkan draft MOU sesuai skema kamu. Bank setuju dan tinggal mereka setuju engga. Mereka butuh waktu pelajari.”
“ OK. Good” kata saya. “ Pastikan Direksi Pabrik sepatu mau teken MOU itu."
“ Apalagi langkah yang harus saya lalui setelah MOU dengan pihak pabrik. “
“ Kamu akan menuju MOA. Dan karena itu kamu harus deal dengan perusahaan designer. Nah sekarang kamu udah ada link dengan pabrik sepatu. Cobalah kamu yakinkan business model kamu itu kepada pihak designer. Bahwa kamu akan mengembangkan bisnis model berbasis market chain lewat jaringan outlet dan daring. “
“Apa iya itu menarik ? Katanya ragu.
“ Kamu pikir mudah meyakinkan orang? emang kamu siapa ? sama pacar aja kamu dibuang. Apalagi bicara bisnis. Enak aja mau mudah. Kalau kamu tidak yakin, tidak usah diteruskan. Kerjakan atau jangan pernah call saya lagi. Paham!” kata saya singkat.
“ Ok saya akan laksanakan.”
***
Dua minggu kemudian Karen minta ketemu dengan saya. “ B, perusahaan designer yang ada di Italia tertarik untuk menjajaki merger. Mereka ingin saya presentasi di Milan. “ Katanya. Saya tahu selama dua minggu dia kerja keras. Entah berapa kali kirim email. Entah berapa kali call via skyep dan berapa jam dia berkomunikasi dengan mereka. Sampai akhirnya mereka mau bertemu dengan Karen untuk presentasi di hadapan dewan direksi.
“ Pergilah. “ Kata saya seraya menyerahkan USD 10,000.
“ B, ini terlalu banyak” katanya bingung.
“ Jaga penampilan kamu. Ingat kamu itu deal dengan perusahaan designer. Penampilan penting. Termasuk dimana hotel kamu tinggal selama di Milan. Makanya saya beri uang sebanyak itu. Paham”
“ Siap B. Saya akan kerja keras.” Katanya.
Sejak itu, Karen perlu 8 kali selama 3 bulan mondar mandir Hong kong- Italia dan akhirnya MOU ditanda tangani.
Setelah itu dia datangi saya.
“ Ok kamu sudah MOU dengan pabrik dan perusahan designer. Nah sakarang kamu dirikan perusahaan SPAC. SPAC ini bertugas menggalang dana lewat pasar modal di bursa paralel. Tujuannya untuk akuisisi pabrik sepatu dan perusahaan designer. Sebelum IPO SPAC itu terbitkan Mandatory Convertible Note-MCN. Itu jenis unsecure bond. Nah uruslah pendirian SPAC dan penerbitan MCN. Kamu kan udah sangat kuasai bagaimana presedur penerbitan MCN dan pendirian SPAC. "Kata saya.
“ Ok. Siapa pembeli MCN nya ? Tanyanya.
“ Itu urusan saya. selesaikan aja bagian kamu. Paham! Kata saya tegas.
“ Paham. Segera saya lakukan. “ Katanya dan saya serahkan lagi uang USD 6000. Itu untuk ongkosnya pribadinya. Biaya pengurusan SPAC dan MCN, dia tinggal minta sama sekretaris saya. On call.
***
Sebulan kemudian, Karen sudah selesai mendirikan SPAC dan penerbitan MCN. Akhirnya dia tahu bahwa pembeli MCN itu adalah fund manager yang juga milik dari principal merek. Dan pihak pemegang merek minuman. Semua terkait dengan bisnis modelnya. Uang hasil penjualan MCN itu tidak masuk ke rekening dia tetapi masuk ke designated acount untuk program akuisisi. Proses akuisisi selesai dalam 3 bulan. Tiga tahun kemudian dia IPO di nasdaq. Dapat value 20 kali. Hutang lunas lewat konversi saham. Dia dan saya masih punya saham 70%. Karen lulus sempurna melewati semua tahapan sebagai pemain PE dan qualified bermitra dengan saya.
" Karen, apa yang kamu dapat sekarang, itu karena skema hedge fund. Nah, sejak kamu masuk dalam dunia hedge fund, kamu harus focus kepada bisnis. Apapun ukuran kamu bersikap ya dasarnya adalah bisnis. Masalah subtansi kamu adalah bisnis. Abaikan orang yang muji kamu dan buang ke tong sampah orang yang menghina kamu. Kini kamu telah jadi elang. " Kata saya. Dia mengangguk dengan mata tajam. " Yang penting yang harus kamu jaga adalah stakeholder. Selebihnya anggap omong kosong" Sambung saya.
***
Tahun 2018, saya bertemu Karen di Hong kong. Saya undang dia dinner. Itu 3 tahun berlalu sejak terakhir dia IPO. Penampilannya tetap sederhana. Usianya 34 tahun.
“ Kamu adalah mentor saya, B. Selalu menguatkan dan tentu memberi harapan. How about this dinner is also a date. We've known each other for 10 years but never went on a date. Come on. I'm not ugly at all, and I'll pay for it. " Karen tersenyum
"Uh, you're a sugar mama.” kata saya dan dia tertawa kencang.
11 comments:
Tetap saja master mindnya Pak Bandaro di bisnis sepatu Karen. Yuni di berbagai lini bisnisnya..
Babo boleh minta saran buku untuk saya baca mendalami tentang bisnis model dan perencanaan keuangan untuk bisnis
Ini saya baca berulang ulang saya mesti belajar lebih banyak lagi tentang hedge fund terimakasih babo
Endingnya elalu ada bonus fly to heaven
Terima kasih Babo atas ulasannya
..terimakasih babo
Bacanya pelan pelan kadang diulang ulang juga ....
Tapi tetep harus baca 👍
Mau diajarkan juga B...
Sngt MEMBERI inspirasi. Penyampaian yg sederhana tapi menarik krn ada unsur Mendidik, Perjuangan dan unsur Love affair yg kelihatan hanya bertepuk sebelah tangan.
Dan apakah ada "murid" Babo yang gagal...?
Sejauh cerita yang saya ikut baca kok selalu tentang kesuksesan..
👍🏾
Post a Comment