Sunday, May 10, 2020

Rasa takut...





Dulu tahun 1987 saya pernah pergi ke suatu daerah. Ketika sampai di daerah tersebut, saya menyaksikan orang kampung sangat mensakralkan bukit. Diatas bukit itu katanya ada kuburan kramat. Setiap malam jumat mereka memberi sesajian ayam dua ekor. Kadang ada juga memberi sesajian kambing. Entah kenapa baik ayam maupun kambing hilang begitu saja. Tanpa bekas. Rasa ingin tahu mengundang saya untuk naik keatas bukit tersebut. Saya perhatikan sekeliling bukit itu. Tidak ada yang aneh. Namun ketika senja datang, ada warna gelap bergerak arah bukit. Ternyata itu jutaan burung walet.

Burung itu hilang tidak jauh dari tempat saya berdiri. Saya perhatikan ternyata ada lubang ukuran setengah meter. Ternyata burung tersebut masuk lewat lubang itu. Saya berkesimpulan bahwa lubang itu mengarah ke goa besar di bawah bukit. Ke esokannya, saya membeli tali panjang dan karung. Dengan tali itu saya masuk kedalam lubang. Setelah turun sepuluh meter dengan bergelantungan tali, saya gunakan senter untuk melihat sekeliling gua. Ternyata ada jutaan burung walet bersarang. Ahaaa..ini rezeki. Dengan berayun ayun saya menjangkau tebing gua , sambil mengambil sarang burung walet. Itu saya lakukan berkali kali. Walau burung walet berharburan kearah saya, saya tidak peduli. Ini uang!

Setelah dapat satu karung terigu sarang burung walet,saya memutuskan untuk masuk lagi kedalam lubang itu dengan tali yang ukuran lebih panjang. Saya yakin kalau agak kebawah mendekati dasar goa akan semakin banyak sarang burung walet. Benarlah , semakin mendekati dasar goa semakin banyak sarang burung walet. Udara terasa pengap ketika kaki saya menyentuh lantai goa. Tapi anehnya terasa empuk pijakan di kaki saya. Ketika saya senter, tempat pijakan saya bergerak. Saya gunakan senter untuk melhat arah gerakan itu dengan jelas. Ternyata bergerak sampai keatas bebatuan di pinggir goa. Nampak agak jauh dari saya berdiri ada kepala ular besar sekali. Tapi matanya nampak tertidur. Wah saya berdiri diatas tubuh ular.

Dengan lambat lambat saya mundur dan melompat kearah samping agar tidak menginjak tubuh ular itu. Saya kembali keatas.Ke esokannya saya membeli karbit. Saya isi kedalam botol. Kemudian saya turun kembali kedalam goa. Dengan obor di tangan saya pancing agar ular itu bangun. Benarlah ular itu terbangun dengan bergerak lambat. Saat ular itu menggerakan kepalanya kearah saya, dengan cepat saya bergerak kesamping melempar botol itu kedalam mulut ular raksasa itu. Ular itu menelan karbit itu dan berusaha turun dari batu tempatnya bergelantung. Saya segerak naik keatas dengan cepat untuk menyelamatkan diri.

Keesokannya saya kembali ke bukit itu dan masuk kedalam goa sambil menyenter kearah ular itu. Nampak ular itu sudah terkapar tak bernyawa. Dengan tali saya dan teman teman tarik ular keatas. Hampir dua jam saya kuliti ular itu. Dalam dua hari saya dapat sarang burung walet hampir 200 kilo dan kulit ular. Keduanya laku di jual. Orang kampung menjadikan bukit itu kramat dan menakutkan tapi saya tidak melihat itu. Rasa ingin tahu saya menemukan rahasia bahwa ular itulah yang selama ini memakan sesajian dan membuat bukit itu kramat.. Bagi saya, ketika resiko datang saya hadapi dengan tenang untuk mencari tahu dan mendapatkan solusi , dan rezeki pun didapat…

Pesan moral cerita : Ketakutan adalah kegelapan dan kebodohan.


No comments:

Hijrah dari atmosfir kemiskinan

  ” Udah tembus 16 ribu rupiah harga beras sekilo. Gula juga udah tembus 17 ribu rupiah. Cepat sekali berubah harga. Sebentar lagi listrik j...