Friday, February 28, 2025

Mencintai si miskin

 




2019…


SIDC punya  Asset Management Group di NY.  Saya dirikan tahun 2009 bersama mitra saya yang pernah berkarir di DTCC. Tahun 2019 saya terbang ke NY. Saya meeting dengan Tom,  CEO AMG dan dihadiri oleh semua kepala devisi nya, diantaranya Mia dan Teresia.


“ B, kami harus berani mengatakan bahwa rencana kamu masuk dalam pembelian surat utang Libia. Itu sangat beresiko. Negara itu belum jelas sejak chaos tahun 2008“ Kata Tom mengawali pembicaraan. Saya perhatikan dia memaparkan data sebagai dasar Analisa. Kemudian didukung oleh Mia dan Teresia. Juga lainnya. Semua menolak rencana saya.


Saya tatap mereka satu persatu. Saya senang mereka berani melawan saya. Ini artinya system check and balance yang saya bangun di semua unit SIDC berjalan baik.


“ Baik saya beri argumentasi. “ kata saya. Saya keluarkan file  dari hape saya dan kirim ke disk computer untuk slide proyektor.


“ Perhatikan economic complexity index Libia dalam 5 tahun kebelakang. Walau masih rendah, namun trend nya udah positif. Beda dengan Indonesia yang negative. Itu artinya Libia membuka industrialisasi yang lebih complex terutama dalam memanfaatkan sumber daya nya. Tentu ini berkaitan dengan policy yang kuat dan compatible dengan international. Nah ini forecasting yield obligasi dalam 5 tahun kedepan.” Kata saya  seraya  tampilkan trend lewat graphic.


Mereka saling tatap. “ Anda benar B. Kami lupa soal Analisa trend ECI. “ Kata Tom.


“ Ok pertajam data saya itu. “ Saya tatap Mia dan Teresia. “ Coba kalian hitung secara algoritma. “ Teresia langsung menggunakan whiteboard. Dia hitung secara matematika dengan 4 layer probability. “ Perfect! “ kata Teresia. Semua yang hadir dalam rapat saling tatap dan akhirnya menunduk.


“ So go ..Sebelum pasar menyadari, ambil obligasi mereka berapapun yang ada di pasar.  “ kata saya. 


Mereka mengangguk. Rapat bubar. Saya tetap termenung di ruang meeting. Ingat dulu awal mendirikan asset management ini.  Dari tahun 2007 sampai tahun 2009 saya harus melewati proses yang rumit untuk dapatkan izin dan dukungan pembiayaan pendirian Private Equity (PE) Firm. Saya pendatang baru di Wallstreet. Apalagi saya orang Asia keling. Sementara orang China, Jepang dan Korea sudah lebih dulu exist. Tanpa dukungan  Scoth , mantan Direktur DTCC. Tidak mungkin bisa susses.  Scoth pernah jadi Konsultant Pak Harto. Dia memang ahli keuangan. Saya kenal dia dari Esther, sahabat saya yang juga berkarir sebagai banker.


Saya jadikan perusahan terdaftar di Budapest sebagai assignee Share holder. Berkat pengendali dari PE di NY itu saya bisa gandeng mitra straregis seperti SWF China dan AIDA Sehingga SIDC dan Yuan bisa mengakses sumber pembiayaan di jantung bursa keuangan dunia. Pengembangan bisnis bisa cepat dilakukan. Pencapaian itu bukan karena uang. Tetapi berkat asset persahabatan. Investasi terbesar saya ada pada sahabat, yang bertahun tahun saya bina dengan penuh cinta dan rendah hati.



2025 kini…


Saya sedang di jalan mau ketemu teman. Tak berapa lama saya dapat telp berkali kali dari telp ordinary saya. Akhrnya saya terima juga telp “ Siapa ya.?


“ Pak Ale, saya Iis..” terdengar suara wanita. Duh siapa nih wanita. Tapi karena nomor hape saya publish di Blog dan facebook. Mungkin nitizen. Tetapi dia panggil nama kecil saya.“ Ya ada apa ?


“ Saya Iis, istrinya Koh Akok. Saya dapat telp Pak Ale dari blog“ Katanya. Oh saya ingat. Akok teman lama saya. Dia pernah bantu saya. Tentu saya segera ingat Is. Itu selir Akok sebenarnya.


“ Oh ya. Ada apa Is ?


“ Koh Akok udah meninggal sejak 3 tahun lalu. Saya di PHK sebagai koki restoran. Bantu saya Pak. Saya ada tanggungan tiga anak yatim.  Bingung saya. Yang tua mau berhenti kuliah dari PTN di Jawa Tengah. Hidup saya lagi sulit sekali”  Kata Is.


“ Kamu dimana sekarang? Tanya saya.


“ Di Jatinegara. “


“ Beritahu alamat kamu. Nanti orang saya akan jemput.Kita ketemu ya.” Kata saya. “ terimakasih pak Ale..”


Mia telp saya. “ Mr. B, meeting dengan lawyer di Singapore sudah selesai. Tugas saya sudah selesai. Rencana besok pagi saya pulang ke NY. “Kata Mia.


  Mia, kamu ke jatinegara. Nanti saya SMS alamatnya. Kamu tinggal berikan alamat ke supir kamu. Jemput wanita. Bawa ke Café Ritz. “ kata saya.


“ Siap B.”


Belum 20 menit di Café, Mia sudah datang bersama Is. Saya sedang bersama teman elite Partai. Saya permisi kepada dia untuk ketemu mereka. “ Is, kamu mau kerja ? tanya saya.


“ Ya pak Ale. Tolongin saya." Kata is dengan airmata berlinang.

Saya SMS Awi. Wi, carikan lowongan untuk Iis sebagai koki. Sekarang.”


“ Berapa uang kuliah anak kamu ? tanya. Is beritahu jumlahnya.


“ Mia, kamu ada uang Rp. 60 juta. ? tanya saya ke Mia.


“ Ada USD.” Kata Mia seraya serahakan uang USD 5000.


Saya  serahkan uang itu epada Iss. “ Pakai uang ini sekaligus untuk biaya anak kamu ngekos. Nanti hubungi Lina dia akan bantu beri beasiswa anak kamu.” Kata saya serahkan kartu nama lina.


Tak berapa lama. Awi balas SMS saya. “ Ale ada lowongan untuk koki. “


“ Ya udah. Nanti Is gua suruh ke tempat lue. “ Balas SMS saya.


“ OK.”


Saya tatap Is. “ Kamu pergi ke kawasan Petojo ke kantor teman saya. Dia akan bantu kamu dapatkan kerjaan sebagai koki di café. “ Kata saya. Saya beri alamat Awi. Is peluk saya. Terimakasih pak Ale…” Saya senyum aja. Is pergi.


“ Ya udah. “Seru saya ke Mia.  “ Kamu istirahat di Hotel. Besok pagi kan kamu pulang ke NY. Saya ada tamu “ kata saya. Mia peluk saya. Tapi belum sempat Mia menjauh dari table. Saya panggil lagi. “ Mia, temanin saya. Ikut ngobrol dengan teman saya. ” Kata saya. Mia mengangguk dan tersenyum. Saya melangkah ke table teman. Saya kenalkan Mia kepada teman.


“ Ale, sekarang IHSG, SBN, IDR dalam zona merah semua. Terburuk sejak tahun 1998.  Ada apa ini ? Tanya teman.


“ Gejala ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Karena kondisi nya volatile, dan BI bisa tahan kejatuhan IDR,  begitu juga bursa masih menyimpan sentiment positif terhadap kinerja APBN, termasuk rasio utang yang masih terjaga dan pasar yang masih likuid. Namun karena factor ekternal terus memburuk tanpa ada kepastian. Factor internal tidak punya ruang untuk memperkuat fundamental ekonomi akibat ruang fiscal yang sangat sempit. Itu berdampak naiknya Yield SBN.


Yang mengkawatirkan kenaikan beban pembayaran bunga ULN pemerintah mencapai 36,4 persen secara tahunan, namun pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5 persen. Apa artinya? beban utang pemerintah dan BUMN tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi.  Lebih mengkawatirkan lagi beban utang luar negeri itu tela menciptakan crowding out effect. Modal asing diserap BI dan MenKeu lewat SBN dan SBRI, SVBI. Akibatnya menekan sektor swasta dan perbankan karena likuiditas jadi berkurang. Pasar melihat ini. Itu sebabnya IHSG terutama sektor perbankan drop dan IDR melemah " Kata saya.


" Jadi apa yang terjadi sekarang ibarat slow motion dari dua tahun lalu. Terjadi by process yang lambat tapi pasti. Menuju kepada pelemahan likuiditas secara keseluruhan. “ kata teman. 


Saya mengangguk.


“ Indonesia kaya sumber daya alam. Kaya sumber daya manusia, dimana kita dapat bonus demograpi besarnya penduduk usia muda. PDB kita juga besar. Masuk 20 negara terbesar. Artinya modal juga besar. Mengapa kita terus digayuti masalah fundamental ekonomi yang rentan? Lanjut teman.


Saya lirik Mia untuk bantu jelaskan. Mia mengangguk.


“ Masalah ekonomi itu tidak bisa bersandar kepada ekonomi saja. Tidak sekedar melihat angka kekayaan SDA, SDM dan PDB. Banyak negara kaya SDA seperti Venezuela dan Afrika, toh akhirnya jadi negara gagal. Bahkan yang punya peradaban maju dari segi sains seperti Inggris dan Jepang juga sedang suffering men-delivery tanggung jawab state welfare. Kita harus pahami bahwa masalah ekonomi adalah hal yang sangat complex” Kata Mia. 


“ Bisa jelaskan? kata teman.


“ Selama ini kita kan mengukur kinerja ekonomi dan fundamental ekonomi dari rasio makro ekonomi, seperti PDB. Itu mereduksi output suatu negara menjadi satu variabel agregat. Itu bias. Misal PDB Indonesia tinggi. Tapi itu hanya ditopang oleh 9 komoditas unggulan saja, yaitu CPO, Batubara, Nikel, Timah, Aluminium, Tembaga dan produk pertaniannya. Dan yang menikmati hanya segelintir saja. Itu ditandai dengan tingginya GINI rasio.


Paradigma itu harus dirubah. Bukan lagi besaran PDB yang jadi ukuran. Tetapi keragaman produk merupakan hal yang penting bagi pembangunan ekonomi. Artinya, PDB engga apa apa rendah. Asalkan keaneka ragaman produk sangat banyak dan terdiversifikasi sengat luas. Tentu banyak juga yang berpartisipasi. Dari kelas kecil sampai besar. Ini jauh lebih baik dan inklusif dibandingkan dengan PDB tinggi tapi produk terbatas.” Kata Mia.


“ Mengapa ? Tanya teman. Saya menyimak saja.


“ Karena keragaman produk suatu negara mencerminkan keragaman pengetahuan berbasis penelitian, kemampuan, resilient dan flexibility.  Artinya Program pendidikan dengan standar moral etika untuk bersaing secara terhormat disegala bidang dan pembangunan manusia yang punya kepribadian mandiri sukses dilaksanakan. Itulah sebagai modal untuk terjadinya pertumbuhan iklusif dan berkelanjutan. Pemahaman ini dikenal dengan istilah complexity economy, yang tingkat keberhasilannya diukur dari ECI atau economy complexity Index. “ Kata Mia.


“ Boleh tahu berapa ECI Indonesia di dunia.” Tanya teman.


“ Tahun 2023, Peringkat ECI Indonesia 65 dari 132 untuk perdagangan.  Pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat 48 dari 140 negara untuk penelitian. Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 63 dari 96 negara untuk teknologi.  ” Kata Mia.


“ Mengapa rendah sekali ? tanya teman mengerutkan kening.


“ Ya itu tadi yang saya maksud. Ekonomi Indonesia kurang kompleks dibandingkan negara lain, jelas kalah jauh dengan negara G20.  Penyebabnya karena kekurangan diversifikasi product yang jadi andalan. “ kata Mia tersenyum.


“ Solusinya apa ? tanya teman.


“ Ya riset untuk melahirkan beragam produk. Nah Indonesia kan kaya SDA. Ya cobalah lakukan riset untuk melahirkan deversifikasi produk lewat downstream industry. Engga perlu mengejar target skala besar. Kecil engga apa apa. Tetapi bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat dengan tekhnologi tepat guna. Semakin bergam produk dan semakin beragam masyarakat terlibat semakin tinggi ECI Indonesia. “Kata Mia. Teman saya terdiam. Saya senyum aja.


“ Boleh tahu. Problem Indonesia itu apa ? tanya teman lagi.


“ Dari sejak era orde baru kita terjebak dengan teori trickle down effect. Ciptakan orang kaya lewat pelonggaran moneter agar orang kaya bisa meneteskan kekayaannya kepada orang miskin. Dampak dari pelonggaran moneter itu melahirkan sekuritisasi asset yang menganggap greed is good. Aibatnya moral hazar terjadi di pasar modal dan pasar uang. Melemahkan sector perbankan dengan banyak nya corporate zombie dalam portfolio creditnya.


Bahkan mencemari elite dengan mind corruption lewat APBN ekspansif yang dibiayai dari hutang. Akibatnya tidak lagi focus kepada pembangunan bagi semua. Yang ada pembangunan bagi segelintir orang. Nah saat itulah oligarki masuk. Mengendalikan politik. Rakyat kebanyakan terabaikan. Karena oligarki perlu orang miskin untuk jadi buruh dibayar murah. Perlu orang miskin yang mudah menyerah melepas lahannya untuk kapitalisme. Rentetan kasus sengketa agraria dari tahun ketahun terus bertambah. Bukan masa depan yang cerah kalau ini terus dilanjutkan ” Kata Mia. Teman terdiam. 


" Jadi membangunlah dengan spirit cinta. Cintai si mikin. Berhentilah korupsi. Peradaban akan bergerak maju dan Tuhan akan jaga bangsa ini siang dan malam." Lanjut Mia. Hening sejenak dalam kekakuan. Saya permisi undur diri. Teman tersenyun dan segera menyalami saya dan Mia. Terimakasih Ale sudah sempatkan ketemu" Kata teman.


***

Mia tatap lama saya dengan raut tanda tanya. “ Siap is ? tanya Mia.


“ Is korban PHK. Dia single parent. Membesarkan tiga anak yatim. Dia datang ke saya begitu saja. Tentu itu karena Tuhan. Dan kalau saya tolak membantu dia, itu sama saja saya berperang dengan Tuhan. “ Kata saya.


“ Ternyata bukan hanya saya yang bapak tolong. “ Kata Mia menganggu angguk. “ Jadi, engga bisa baper kalau dapat kebaikan bapak” kata Mia tersenyum.


“ Emang kamu baper dengan saya Mia ? tanya saya.


Mia tersenyum dengan wajah merona. “ Kalau engga baper, pasti bego “ katanya lirih. “ Come hug me” Kata saya. Mia langsung peluk saya. “ Kalau bapak tidak bantu saya, mungkin saya udah jadi pelacur seharga USD 30. Tapi berkat ketemu bapak. Sekarang saya bergaji USD 3 juta setahun. Berkarir di Jatung kapitalis New York. “ kata Mia berlinang airmata.


“ Nanti uang kamu saya bayar. “ Kata saya.


“ Engga usah pak. Beri Mia kesempatan menjadi bagian dari kebaikan bapak. Dan uang Mia banyak kok. Gaji Mia utuh. Semua fasilitas apartement dan kendaraan dibayar kantor. “ kata Mia merebahkan kepalanya dipundak saya. " Pak Tom CEO AMG NY sangat hormat kepada bapak. Dia bilang bapak mengelola bisnis dengan cinta. Semua orang membayar loyalitas karena spirit cinta itu.. " Sambung Mia.


"Ah Tom terlalu berlebihan." kata saya kibaskan tangan.


" Tapi kalau ingat bapak lagi marah. Duh sangat menakutkan. " Kata Mia tersenyum.


Saat akan berpisah di lobi. “ Pak, semua Analisa bapak tepat soal Libia. Ekspor to GDP mencapai 68%. Industri downstream oil and gas tumbuh pesat. PDB tumbuh dua digit tahun 2022. Kita untung besar dari obligasi Liibia yang 6 tahun lalu kita trade dan structure. Net income structure asset AMG udah USD 3 miliar. Itu artinya dalam 6 tahun net profit 100%. " kata Mia. Saya udah tahu dari laporan rutin. Saya senyum aja. 


" Tahun 2020 saat COVID kita beli oblgasi Laos dan Rwanda. Cuan besar lagi sekarang. Ya copy paste dengan strategi investasi bapak" Lanjut Mia.


“ Engga nyangka boss dan juga mentor Mia yang  dalam keseharian nya pendiam ternyata something else. “ Kata Mia. Saya diam aja.


“ Kalau ingat bapak bicara financial engineering 6 tahun lalu, di NY,  kadang membuat Mia …Suara Mia tertahan.


“ Kadang membuat apa ? tanya saya mengerutkan kening.


“ Horny ..” kata Mia dengan wajah bersemu merah.


“ Ah kamu. “ kata saya sentuh jidat dia.” Kalau ingat itu, justru jadikan inspirasi kamu untuk terus belajar. “ Kata saya tersenyum.

“ Ya pak. Maafkan saya. “ Kata  Mia. Saya  melambaitkan tangan untuk segera pergi untuk sholat di PP. Di usia menua ini saya bersukur karena saya telah tunaikan janji kepada sahabat saya yang telah berkorban banyak untuk saya. Dan terakhir saya bisa tunaikan janji kepada istri untuk selalu ada waktu bersamanya. Walau hidup sederhana, saya tidak menyesali jalan hidup saya. Kecuali rasa syukur kepada Tuhan


11 comments:

Anonymous said...

Super pak🙏

Anonymous said...

Big Boss yg sangat humble & Tangan Tuhan yang nyata

Anonymous said...

Mantabs

Anonymous said...

Sehat2ki sekeluarga aamiin yra 🤲🤲🤲

Anonymous said...

Mantap. Belajar lagi sore ini.

Anonymous said...

Mantap

Anonymous said...

Menginspirasi skali BABO

Anonymous said...

Terima kasih babo

Anonymous said...

Trima kasih Babo untuk tulisannya, saya banyak belajar dr Tulisan2 Babo. Cara Babo menjelaskan hal yang rumit dengan cara yg sederhana sehingga mudah dipahami oleh orang awam.

Anonymous said...

Luar biasa, kayak naik jet coaster atau roller coaster. Tak terasa meleleh air mata ini.

Jamil Luthfi said...

Luar biasa Babo, serasa naik jet coaster atau roller coaster. Meleleh air mata ini

Jalan Tuhan tidak mudah..

  Amel berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar panthouse, membingkai bayangannya seperti setengah memanjang. Sesaat, awalnya aku hanya...