Saturday, March 01, 2025

Jalan Tuhan tidak mudah..

 






Amel berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar panthouse, membingkai bayangannya seperti setengah memanjang. Sesaat, awalnya aku hanya menangkap nuansa kesedihan di wajahnya. Wajah yang menyiratkan selaksa kepucatan yang membentang seperti iring-iringan awan melingkupi langit. Dia lebih banyak diam, mendengarkan suara seseorang di seberang. Aku tahu, dia sedang mengangkat telepon Rino, suami nya. Tetapi, aku tak mendengar dengan jelas: suaranya pelan setengah berbisik, seperti dengung serangga. Sesekali, ia mengangguk-angguk. Amel tersenyum.


“ Sepertinya dugaan abang benar. “ Katanya seusai terima telp dan perlihatkan IM di hape nya kepadaku. “ Game is over. “ kataku. Aku hanya tersenyum. Amel terdiam cukup lama dan aku biarkan. Aku sudah katakan via telp sebelum terbang ke Singapore menemuinya. Bahwa ada team yang sedang melakukan operasi khusus untuk membongkar mafia BBM yang sudah berlangsung sekian decade.


“ Bagiku nothing to lose. Sebagai trader dan fund provider, aku bisa berbisnis dengan siapapun. Jadi kamu tidak perlu merasa bersalah. Aku tidak berharap banyak dari kamu. Kamu tetap adik baptisku. Ayo tersenyum. “ Kataku mendekati Amel. “ Mari kita lounge executive. Ngobrol disana aja. “ Amel mengangguk.


Florence dan Awi menyambut ku dan Amel di lounge. Aku beritahu Florence soal berita yang baru didapat Amel. Dia segera buka news lewat smartphone nya. “ Ale, kalau aku baca beritanya. Ini kasus skandal melibat konspirasi semua pihak. ” Kata Aling dengan wajah geram.


“ Sebenarnya kalau dari dulu Pertamina menerapkan bisnis model sebagai trader. Orang orang hebat akan mudah direkrut untuk menjadikanya sebagai world class Trader. Pertamina akan menjadi sumber daya keuangan negara untuk menjamin likuiditas APBN.” Kata Amel.


“ Apa yang kamu maksud dengan bisnis model ? tanya Florence.


“Pertamina itu adalah holding company. Punya anak perusahaan yang bergerak dari hulu ke hilir. Kata Amel menjelaskan maksudnya. Kalau diringkas, mencakup produksi, logistic dan distribusi. Hanya saja tidak dikelola secara business model. Sehingga tidak efisien. Dan membuka peluang terjadinya moral hazard. Karena begitu besarnya tugas negara kepada Pertamina, yaitu mencakup distribusi BBM secara nasional. Melibatkan dana APBN lewat program konpensasi BBM.


Sejak uu migas no 22 tahun 2001, Pertamina bukan lagi regulator merangkap operator, seharusnya terjadi tranformasi business model menjadi trading oil world Class. Mengapa? Soal produksi kan sudah dikelola langsung oleh Negara lewat Kontraktor Kontrak Kerja Sama, SKK -MIGAS. Jadi asset terbesar Pertamina sebagai entity business adalah market undertaking yang menjadi misinya sebagai Perusahaan Negara. 


Untuk menjadi trading oil company world Class, Pertamina harus focus membangun infrastruktur logistic yang modern, yang terdiri dari Kapal cargo laut dan angkutan darat. Terminal Gas dan Depo BBM. Pipanisasi Gas. Dengan adanya infrastruktur itu, efisiensi terjadi dalam skala ekonomi khususnya dalam hal ekspor dan impor MIGAS. Itu gigantik bisnis. Pertamina bisa menjadi bagian dari lead market berskala dunia. Tentu bisa menekan ongkos susbidi negara tanpa kehilangan margin. 


Margin akan sangat besar. Karena ongkos distribusi kan negara tanggung. Apalagi Indonesia sebagai market BBM terbesar nomor 12 dunia. Hitung aja berapa keuntungan dari angkutan kapal, transfortasi darat, fee DEPO dan fee terminal Gas. Belum lagi keuntungan dari stok Crude dan BBM, serta dukungan contract future yang secure. Tiap hari cash masuk. Karena jangkauan operasi secara nasional dan pasti jasa itu juga akan dimanfaatkan oleh National oil company yang menjadi mitra SKK Migas.


Nah dari business model itu bisa dijadikan trigger untuk skema leveraging mendapatkan financial resource untuk membangun pusat refinery oil and gas. Sehingga pusat logistic bukan hanya sebagai terminal tetapi juga menjadi pusat produksi antara. Tentu akan semakin besar peluang menjalin sinergi dan kolaborasi dengan trader kelas dunia. Maklum Indonesia berada di jalur 1/3 pelayaran dunia khusus cargo oil and gas. Pertamina akan punya modal untuk mengakuisisi potensi Ladang Minyak & Gas  di seluruh dunia yang feasible sebagai sumber daya kekayaan luar negeri negara. Demikian penjelasan Amel.


“ Namun selama ini yang memanfaatkan business model trading oil company justru Singapore. Dari kapal, refinery, terminal, hub logistik, yang dapat manfaat adalah Singapore. Maklum Singapore hanya sejengkal dari Indonesia dan berada di jalur selat malaka. Akibatnya, korupsi dan moral hazard pengelolaan Pertamina melulu terjadi pada pengadaan BBM. Karena proses bisnis ekspor-import dan logistic tergantung kepada trader di Singapore lewat broker di Indonesia. “ Kata Aling. Amel mengangguk. 


Apa yang dijelaskan oleh Amel, itu terkait dengan trade financing, kataku. Setiap hari Pertamina perlu USD 100 juta untuk belanja pengadaan BBM, baik beli langsung lewat market maupun pengolahan di kilang. Pertamina perlu LC dan SCF. Pembiayaan didapat dari bank  BUMN tetapi sebagian besar fasilitas itu didapat dari luar negeri dalam bentuk cash collateral berupa SBLC, ada juga langsung LC.


Namun Pertamina lebih suka dapatkan pembiayaan dari shadow banker, yang terafiliasi dengan trader. Engga repot urus pengadaan BBM,  LC,  kapal, insurance. Cukup deal dengan shadow banker, semua selesai. Nah shadow banker ini tidak pernah deal langsung dengan Pertamina. Tetapi deal dengan broker yang menjadi rekanan Pertamina.


Sumber  dana dari Shadow banker berasal dari hedge fund. Mahal dan sophisticate. Shadow banker engga ada urusan dengan standar bank compliance dan risk management ( collateral). Makanya broker sebagai agent dari shadow banker terpaksa rekayasa skema dengan Pertamina agar bisa tutupi ongkos. Dari sinilah muncul terjadinya moral hazard. Tak bisa dihindari.


Jadi engga bisa hanya disalahkan Direksi Pertamina. Mereka kan kerja sesuai dengan visi pemegang saham. Kalaulah pemerintah sebagai pemegang saham paham bisnis Pertamina, tentu Pemerintah buat aturan agar struktur bisnis Pertamina kuat. Aturan itu berupa tataniaga yang berpihak kepada Pertamina sebagai monopoli pengadaan BBM. Sehingga Pertamina bisa ciptakan bisnis model sebagai trading oil company world class. Pasti akan mendapatkan dukungan ekosistem financial dan trader MIGAS.  Kan Indonesia sebagai konsumen BBM nomor 12 dunia. Itu magnit besar dalam bisnis. Jadi engga perlu ada lagi shadow banker.


“ Jadi masalah Pertamina karena engga ada duit untuk beroperasi sebagai penyedia, logistic, stok migas nasional ya seperti layaknya Trader world class yang punya akses kepada fund provider“ kata Aling. “ Dan lue sama Ale di Singapore merasa happy aja dengan kekurangan Pertamina itu.” Kata aling mencibir ke Awi.


“ Salahnya dimana ? Dan lagi kita engga deal dengan Pertamina tetapi deal dengan perusahaan Singapore yang dapat kontrak dari Swasta di Jakarta. Ini business as usual “ kata Awi. 


Aling diam saja. 


“ Tapi lue tahu, dengan adanya skandal pengadaan BBM ini, yang dipublikasi luas , jelas yang rugi negara. Apapun alasanya car aini salah besar. Dampaknya sangat buruk. Bisa saja semua surat utang Pertamina akan kena call. Kan negara juga akhirnya harus bantu cash flow. Mana negara lagi bokek.  Utang yang sudah diteken, kemungkinan di cut walked. Ekspansi jadi tertunda. Belum lagi kontrak future dan spot akan sulit dapat lawan.  Apa engga mikir itu? Terus kalau boikot SPBU pertamina terus berlangsung, bisa jebol cash flow pertaman. Janganlah begitu. Marah boleh tapi jangan begok”. Thing about it”  kata Awi.


“ Ya wajar dong marah. Korup ya korup” kata Aling sewot.


“ OK kita setuju itu. Koruptor harus dihukum berat.  Terus apa mau dihancurkan Pertamina ? kan yang rugi kita semua.” Kata awil lagi.


“ Terus mau lu gimana ?


“ Gua setuju Pertamina di review semua. Tapi stop publikasi buruk. Itu menghancurkan corporate image. Karena yang diuntungkan hanay Asing“ kata Awi.


Amel  berdiri. Melangkah ke arah pintu keluar lounge. Sepertinya dia sedang menanti seseorang setelah dapat IM. Dan dia ingin bicara secara personal denganku. " 
Amel hanya ingin ucapkan terimakasih. “ Kata Amel.


“ Terimakasih untuk apa ? aku mengerutkan kening.


“ Tadi Bang Rino telp aku waktu di kamar. Dia ingin kembali kepadaku dan minta maaf. Katanya dia tersentuh dengan nasehat abang. Dan aku juga setelah ketemu abang, terus menyesali sikapku. “ kata Amel tersenyum.


Teringat nasehatku kepada Amel ketika dia datang kepadaku. Mel, tidak ada hubungan yang sempurna kalau dasar nya 1 bagi 1 sama dengan 1. Itu transaksional. Pasti rentan. Rumah tangga itu dipesatukan oleh Tuhan di sorga. Hukumnya, 1 bagi 0. Matematika menyebut 1/0 adalah tak terhingga atau tak terdefinisikan. 


Artinya saat kamu menikah, kamu tidak berbagi kepada suami kamu, tetapi kepada Tuhan. Apapun perbuatan kamu kepada suamimu adalah karena cintamu kepada Tuhan.  Itu tidak bisa didefinisikan dengan naif atau bodoh atau pecundang atau mengalah. Definisi  itu  hanya dipahami oleh orang yang iklas. Dia pasti bahagia. Setidaknya badannya sehat, batinnya tentram. 


“ Ya Amel ingat waktu minta izin ke abang untuk menikah. Hanya satu pesan dari abang. Menikahlah karena Tuhan. Walau tidak ada pernikahan yang sempurna namun Tuhan akan sempurnakan. Semuanya akan indah pada akhirnya..” Kata Amel. 


“ Aku tidak melarang perceraian. Tidak membully orang yang bercerai. Toh setiap orang melewati takdirnya sesuai dengan pilihannya sendiri. Namun aku hanya mengingatkan, tidak ada pillihan yang sempurna kecuali jalan Tuhan.  “ Kataku. 


“ Ya bang..


“ Rumah tangga itu adalah amanah terindah dari Tuhan. Sama halnya dengan amanah rakyat kepada penguasa. Namun tidak ada amanah yang tanpa cobaan. Itu bukan antara kita dengan orang lain. Tetapi antara kita dengan Tuhan saja. Artinya selama mengemban amanah itu kita harus mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan ego. Mengalahkan hasrat mementingkan diri sendiri. Karena begitulah jalan Tuhan terbentang menuju sebaik baiknya kesudahan.” Kataku.


Tak berapa lama Rino datang menemui Amel di Lounge. Dia menyalamiku dengan mencium punggung tanganku.  Aku berbisik kepada Amel, “ Lupakan sementara soal bisnis. Ini hanya sebentar sampai situasi terang benderang. Tidak sulit memahami bisnis di negeri dimana kompetisi sebenarnya perebutan menguasai akses kekuasan. Akses itu berarti uang. Bagiku tidak penting apakah game is over atau game changer. “ Kataku. Karena Amel memang memimpin unit bisnis Yuan bidang shadow banking.


“ Ya Bang. Terimakasih sudah mengerti " Kata Amel. Aku izinkan mereka pergi ke kamar. Maklum sudah hampir 1 tahun mereka pisah ranjang. Aku tersenyum. Andaikan perusahaan Amel di Singapore tidak di akuisisi 80% sahamnya oleh Yuan  dan andaikan bisnis konsultan Rino tidak tergantung dengan network ku, apakah mereka mau mendengar nasehatku? Setidaknya dengan kekuasaanku bisa mempersatukan mereka untuk bergandengan tangan menempuh jalan Tuhan. Doa ku selalu untuk mereka.

No comments:

Jalan Tuhan tidak mudah..

  Amel berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar panthouse, membingkai bayangannya seperti setengah memanjang. Sesaat, awalnya aku hanya...