Entah mengapa aku harus datang ke Seminar bertema biotekhnologi, Ini memang tema yang menarik. Tapi kalau semua makalah yang disampaikan dalam seminar itu berhasa Perancis, nah inilah alasan aku mempertanyakan kehadiranku dalam seminar ini. Bahasa Perancis ku buruk. Dan lagi para peserta kebanyakan adalah ilmuwan riset bidang biotech. Sementara aku hanya pebisnis. Tapi okelah. Aku terima saja nasipku jadi pendengar yang tidak paham apa yang didengar. Tapi setidaknya aku harus bersukur. Karena tanpa kebingunganku dengan bahasa Perancis, mungkin aku tidak akan pernah berkenalan denganmu.
“ Where are you from ? Katamu yang duduk di sebelahku. Aku senang sekali. Bukan karena ada teman yang mau menegurku dalam bahasa inggris, tetapi kamu cantik. Pasti cerdas. Mana mungkin bisa tertarik dalam seminar yang rumit ini kalau tidak terdidik baik. Beda dengan aku, yang karena ulah si Negro, George yang jebak aku datang ke seminar.
“ Indonesia. “ jawabku.
“ ”I love Indonesia so much,” katamu Entah mengapa, banyak orang yang pernah ke Indonesia, akan jatuh cinta dengan negeri itu. Dan bukan cinta sembarang cinta, tetapi cinta mati yang sangat mendalam.
“ I'm sure you have fond memories of Indonesia.” kataku
“ You've hit the nail on the head. Yes, something beautiful and unforgettable”
“ Bali ? I know. Eat In Italy, pray In India, and love In Bali“ kataku. Dia tersenyum. Saat break kami asik cerita. .Kami memang tidak saling memperkenalkan diri. Karena di bet kami sudah terter nama. Namanya Aashna kelahiran Bombai, India. Dia bekerja sebagai periset di perusahaan pharma di New Orlean, AS.
Usai seminar keesokannya kami bertemu kembali di cafe. Minum wine. Ngobrol banyak hal. " Kamu tahu, katanya, " 80 % bahan baku obat atau Active Pharmaceutical Ingredients dunia dipasok oleh China. China menguasai bahan baku obat untuk Industri pharma seperti Paracetamol, Ranitidine, Ciprofloxacin, Metformin, Acetylsalicylic Acid, Ofloxacin, Metronidazole, Ampicillin, Amoxicillin, dan Ascorbic Acid. Mereka jago sekali dalam riset senyawa kimia khususnya antibiotik dan produk fermentasi, dan yang penting itu produk massal yang jelas murah. "Katanya.
" Tahun lalu, Lanjutnya " industri farmasi memiliki penjualan lebih dari $300 miliar. Jelas, kita semua membayar dengan satu atau lain cara - apakah dengan membeli obat secara langsung atau melalui pajak. Tetapi kurang jelas apakah kita mendapatkan nilai untuk uang kita. Regulator berada di bawah tekanan kuat dari lobi big pharma. Bukan rahasia umum bila Big Pharma menggunakan taktik tekanan lewat WHO kepada negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti India, Afrika Selatan, Thailand, Indonesia, Brasil, Kolombia, dan Malaysia untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat daripada kepentingan kemandirian farmasi. Bersama dengan beberapa negara kaya, Big pharma berusaha keras untuk mempengaruhi aturan perdagangan internasional untuk menguntungkan diri mereka sendiri, bahkan tak peduli kalau itu merugikan kesehatan masyarakat.
Bagaimana sejumlah kecil perusahaan mendominasi agenda perawatan kesehatan global. Sebuah sistem di mana pengejaran keuntungan tanpa henti mengesampingkan kepentingan publik. Big Pharma menghabiskan lebih banyak uang untuk pemasaran dan lobi daripada yang mereka habiskan untuk penelitian dan pengembangan. Sementara itu, harga obat terus meningkat, jumlah penemuan obat baru terus menurun. Semua berfocus kepada pertimbangan pasar, kepentingan oligarki financial global. Mereka itulah predator terjahat di abad modern. "
Aku lebih banyak mendengar. Dia memang idealis dan jago dalam hal riset dan pengembangan bisnis khusus Pharmasi.
***
Selama 7 hari di Paris, setiap hari kami bersama. Aku takkan pernah lupa sebelum aku pulang ke Hong Kong, Aashna meminta bertemu denganku dan pertemuan itu tidak membuat dia sungkan untuk bicara di kamarku. “ Aku yakin kamu bukan periset. Kamar dan hotel ini terlalu mahal untuk periset’ kata Aashna. Entah magnit apa yang mengikat kami sehingga semua terjadi begitu saja dan “ Akhirnya aku temukan Cinta dari Indonesia.” Katamu usai melenguh diatas tubuhku dan memejamkan mata.
“ B, apa pekerjaan mu sebenarnya? Kata Aashna.
“ Private equity, dan termasuk M&A. “
“ Wah kebetulan sekali.” Kata Aashna. Wajah mature semakin cantik saat dia terkejut.
“ Apa yang kebetulan?
“ Temanku direktur riset dan pendiri perusahaan. Saat sekarang perusahaannya terancam gulung tikar. Mereka butuh dana untuk pengembangan. “
“ Pengembangan apa ?
“ Komponen polimer."
" Untuk apa ?
“ Alat kesehatan, seperti pipet untuk alat uji Laboratorium mendiagnosa penyakit pasien.”
“ Ok jelaskan kepadaku secara sederhana yang bisa kupahami.”
“ Polimer adalah bahan terpenting yang kita gunakan di banyak bidang kehidupan sehari-hari. Tanpa mereka, umat manusia tidak dapat membentuk dunia saat ini. Namun, sumber utama bahan polimer adalah bahan bakar fosil yang terus berkurang. Oleh karena itu, sumber daya alternatif perlu ditemukan terutama dari sumber hayati untuk produksi polimer yang berkelanjutan. Biopolimer adalah polimer yang dikembangkan dari sumber daya terbarukan seperti tanaman, hewan, bakteri, jamur dan alga. Mereka juga dapat berguna dalam materi dan banyak aplikasi lainnya. ”
“ Dan teman kamu itu, produk yang dia riset tetang biopolimer ?
“ Ya tepat sekali.”
“ Menarik sekali. Apakah mungkin teman kamu itu kirim proposal kepada saya. “Kataku memberikan kartu namaku.
“ Tentu” Kata Aashna dengan manja.
***
Saat bertemu kembali di Hong Kong. Keterpesonaannya semakin besar kepadaku. Apalagi dia datang bersama temannya periset itu, Susan. “ Bantulah B, ini produk riset ini sangat bagus dan ramah lingkungan. Alga adalah salah satu organisme yang paling menjanjikan dalam banyak aspek. Karena mereka tumbuh cepat, mengandung berbagai bahan nilai tambah yang unik dan tidak bersaing dengan sumber makanan, dan juga memiliki potensi bahan baku bioenergi yang tinggi. “ Lanjut Asha.
Aku tidak berpikir panjang untuk bertindak sebagai investor dengan skema konvertible bond. Susan senang dan berjanji akan terbang ke Hong Kong secepatnya setelah dapat persetujuan pemegang saham AB Technology. Proses settlement investasi cepat sekali. Hanya seminggu, aku cash out sebesar USD 12 juta atas nama Palma investment yang terdaftar di Bermuda.
Setahun kemudian, AB tekhnologi berhasil dalam riset biopolimer dan produk alat kesehatan bermaterial biopolimer khususnya Pipet. Telah pula mendapatkan serfikasi dari FDA di Amerika. Namun mereka tidak berhasil dapatkan investor putaran kedua untuk pabrikasi. Investasi yang diperlukan sangat mahal. Mencapai hampir USD 100 juta. Tidak ada investor yang berminat. Enam bulan kemudian, AB tekhnologi terpaksa melepas sahamnya kepada Palma Investment. Itu konsekwensi atas akad Hutang konversi yang mereka tanda tangani saat Palma masuk membiayai riset mereka.
***
Tahun 2013 pada musim dingin. Aku berkunjung ke New York. Sebelum terbang, aku sempatkan kirim Email ke Aashna Benarlah. Hanya tiga jam selela aku di New York, dia sudah telp meluncur ke hotelku. Tapi saat bertemu itu wajahnya tidak lagi seperti Aashna yang kali pertama aku temui. Wajahnya masam. Tidak ada kemesraan. Ada apa ?
“ Aku dapatkan profile dari teman perisetku itu. Dia katakan bahwa nama perusahaan kamu tidak asing dalam industri pharmasi. Dikenal sebagai predator. Misal, salah satu pemegang saham pengendali dari NCC Group , terhubung dengan nama Palma. Aku tahu NCC itu raksasa yang hide di Industri pharma. Karena ia produsen beragam produk kimia untuk supply chain industri, termasuk Industri farmasi. Portofolio NCC juga mencakup bahan mentah berkualitas tinggi untuk sintesis API, termasuk monochlorobenzene, orthodichlorobenzene, fosfor triklorida, dan fosfor oksiklorida.” kata Asha seraya menyerahkan dokumen profile tentangku.
Dan “ Kamu sengaja akuisisi AB untuk tujuan dapatkan uang mudah dalam aksi M&A kepada Polmex produsen alat kesehatan untuk Pipet. Kamu ancam mereka lewat jaringan financial kamu. Sehingga mereka tidak punya pilihan kecuali harus rela melepas saham untuk program M&A dengan Palma yang punya paten biopolimer. Kamu sangat paham kekuatan politk berkaitan dengan green product, yang sangat mudah membunuh produk dari bahan fusil dan menjadikan mereka pecundang. Dengan kuasai Polmex kamu kuasai ekosistem supply chain material biopolimer untuk alat kesehatan yang sangat fital dan much product." Kata Aashna dengan mimik menahan emosi.
Dengan air mata berlinang dia bekata. " Susan dan teman temannya kini hanya jadi pegawai di Polmex. Bukan lagi pendiri AB tekhnology. Padahal mereka lah yang berkerja keras menciptakan produk biopolimer. Paten nya kamu ambil lewat hutang konversi. Kamu memang pemain watak. Mudah membuat orang jatuh cinta dan percaya. Yang aku sesali, mengapa aku jatuh cinta kepada orang yang tidak memiliki cinta. “ Aku berusaha memeluknya tapi dia menolak. Aku hanya diam. Tidak perlu lagi aku klarifikasi. Itu hak dia mempertanyakan. Karena terlalu sulit menjelaskannya. Aku tidak bisa menahan kepergiannya.
Antara aku dan Aashna berada dalam ruang yang berbeda. Kalau katanya dia mencintaiku sebenarnya dia mencintai dirinya sendiri. Dia ingin memilikiku sesuai dengan standar moral dia. Dan memaksa aku mengerti keinginannya. Itulah yang paradox dalam sebuah hubungan. Cinta yang merasa memiiki bukanlah cinta. Cinta dalam arti spiritual adalah melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kita sangat menginginkannya. Bukan untuk saling memiliki tetapi saling menjaga dan mengerti tanpa harus bertanya “ You say it best, when you say nothing at all”
Source: MYdiary.
Nama dan tempat adalah fiksi belaka.
2 comments:
ππΎπ
Babo apa cerita ini sdh selesai , kayanya masih ada cerita lainnya , karna aku berfikir kata kata ansha dalam postingan babo di FB dia " terlalu egois " belom match dgn cerita di blog ini . Minimal ada sesi kedua babo ketemu dia utk menjelaskan...walau dia ga terima tapi seiring waktu dia faham makanya dia bilang dia egois
Post a Comment