Saturday, February 25, 2023

Angin menari...

 



Tahun 2021. 

Saya memang minta Wenny untuk terbang ke Jakarta dari  Hong Kong. Sebelum bertemu dengan Wenny saya sempatkan  sholat Maghrib di Mall yang terhubung dengan hotel dimana dia menginap.  Usai sholat saya berjalan cepat ke arah Hotel. Di kuridor menuju hotel. saya meliat dari jauh ada wanita muda mengarah ke saya. Dia tersenyum. Saya diam saja. Udah dekat. “ Maaf pak. Bisa minta tolong” Katanya.


“ Tolong apa ?


Dia terdiam namun air matanya berlinang. “ Saya bingung mau bayar uang kuliah dan uang kos. Saya butuh uang “


“ Maksud kamu ? Mata saya keras menghujam.


Dia menangis. “ Ya engga usah pak. Maafkan saya.” Dia cepat berlalu.


“Nak ..” Panggil saya. dia berhenti. “ Ada apa ? kata saya mendekat.


Dia diam saja seraya mengusap air matanya dan memalingkan wajahnya ke samping. Tanpa banyak bicara saya beri dia uang USD 3000. Dia terduduk seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia menangis sesenggukan. Wah repot ini. Kalau orang liat, bisa malu.


“Ada apa kamu? tanya saya berkerut kening.


“ Tadi saya sempat putusasa. Ayah saya meninggal. Sementara kuliah saya tahun depan selesai. Saya berani nawarkan diri saya. Ini pertama kali.  Saya salah. Tuhan ampuni saya .. Terimakasih bapak” Katanya.


Saya menghela napas panjang. “ Kamu berdiri. Pulanglah. Tidak perlu terimakasih kepada saya.  Berterimakasih lah kepada Tuhan. Karena dia selalu ada bersama kamu. Disaat kamu merasa sendiri dan tak ada jalan, Tuhan tunjukan jalan dan pastikan kamu tidak sedirian. Percayalah kepada Tuhan selalu. Kamu akan baik baik saja.  “ Kata saya.


Dia mengagguk.


“ Siapa nama kamu?


“ Dhea. “


“ Kalau ada apa apa, telp saya” Lanjut saya menyebut nomor telp. Dia juga memberikan nomor telpnya. Segera berlalu sambil mengusap kepalanya.


***

Saat saya masuk Cafe, Wenny melambaikan tangan ke arah saya. Dia segera berdiri menyambut saya. “ I miss you, B.” Katanya memeluk saya.  


“ Kamu keliatan sehat sekali. Udah dua tahun sejak COVID kita tidak ketemu.” Kata Wenny.


“ Ya sangat sehat, dan kamu juga keliatan bugar sekali. Sehat yang penting. Bisnis turun naik biasa saja. Itu ritme kehidupan. Nikmati saja” Kata saya tersenyum.


“ B “ seru Wenny “ Maaf saya harus segera beri tahu kamu. Sejak tahun lalu. Kita punya masalah di Amerika latin.”


“ OK. “ Saya menyimak.


“ Konsesi bisnis downstream mineral kita di Amerika latih mendapat tekanan oleh otoritas. “


“ Bukankah PDB, mitra kita di Amerika latin sudah jamin semua soal perizinan. Tidak ada lagi masalah. Kita tinggal produksi. Masalahnya dengan siapa.”


“ Ya tapi diam diam PDB buat perjanjian dengan Kantor Kejaksaan Federal untuk tidak melanjutkan operasi tanpa persetujuan pengadilan dan berkonsultasi dengan masyarakat yang terkena dampak. Nah aktifis lingkungan mengadvokasi masarakat adat. Mereka menolak penambangan itu. Kata mereka, itu sama saja dengan proyek kematian dan masyarakat adat tidak dapat hidup berdampingan dengan kegiatan penambangan, yang mematikan ekosistem tempat mereka bergantung.”


Saya menyimak.


“ Kita tidak punya konsesi tambang seperti emas, tembaga, mangan, timah, niobium, nikel, dan aluminium. Kita kan tidak menambang. Kita hanya melakukan smelting dan membangun industri downstream atas mineral itu. Soal perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi massal, akibat penambangan itu, bukan urusan kita. Itu urusan pemerintah yang memberikan konsesi kepada oligarchi politk yang dekat dengan pengusaha tambang lokal. Aktivis juga menyebut penambangan di hutan hujan Amazon, penyerap karbon terbesar di dunia dan sumber keanekaragaman hayati, jadi rusak, itu bukan urusan kita.”


Wenny terdiam sebentar. Kemudian dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “ Ini dokumen teguran dari pemerintah kepada kita untuk hentikan sementara pembangunan smelter sampai audit lingkungan selesai. “ Lanjut Wenny, Saya baca dokumen itu. 


“ B, Felix ada bisnis trip besok ke Singapore. Dia ingin ketemu kamnu” 


“ Ok. “ Kata saya. “ Minta Tom di New York sambungkan saya ke Felix.  Saya akan terima via SafeNet sekarang. “ Lanjut saya. Wenny segera telp Tom. Duh pusing di lounge ini engga bisa merokok. Padahal saya sedang stress.  Tak berapa lama , telp selular saya bergetar. Saya terima pakai aplikasi SafeNet. “ B, di Jakarta sekarang? Kata Felix.


“ Ya. 


“ Apa mungkin kita ketemu besok. Anda tentukan waktu, saya ikut saja. “ Lanjut Felix.


“ Ok. Jam 8 malam di Ritz Singapore. “Kata saya.


***


Keesokannya saya ke Singapore dengan private jet., Yuan holding memang memberikan fasilitas jet pribadi kepada CEO. Di dalam pesawat saya baca semua dokumen yang berkaitan dengan gugatan aktifis. Saya juga baca analisa geostrategis serta peta kekuatan politik dalam negeri. Jaringan politik yang Yuan Holding keuasai. “ Gimana peluang Pemilu 2022 nanti. Apakah terlaksana atau tidak. Kan baru saja selesai COViD “ tanya saya.


“ Sepertinya ada kekuatan dalam lingkaran kekuasaan presiden JB, untuk berupaya dapatkan extend 3 tahun. Pemilu ditunda sampai tahun 2025. Tapi kekuatan oposisi sangat kuat. Elite politik AS sudah tekan JB presiden petanaha bahwa dia jangan main main dengan penundaan Pemilu. Sepertinya AS sudah tidak suka dengan dia. Sangat populis. Lihat aja kita dibuat repot oleh dia. Saya pernah bertemu dua kali dengan dia. Terlalu rewel dan sok idealis dia, tapi doyan duit juga secara pribadi “ kata Wenny. 


“ OK.” Kata saya merenung dan berpikir. 


“ Wen, seru saya. “ Telp Viktor di Moscow. Suruh dia ke Singapore. Saya perlu dia.” Kata saya. Wenny langsung telp Victor. Wenny mengangguk kepada saya. “Dia segera terbang ke Singapore. Sekarang dia sedang di Palma, Spanyol”


***


Jam 7 Felix minta bertemu di ruang Sauna dengan saya di Spa Ritz jam 8 malam. Saya masuk ruang Sauna sudah ada Dimon. Mereka berdua tersenyum. “Anda tidak berubah sejak terakhir ketemu di Geneva. Apa kabar B? tanya Dimon. Felix senyum aja. 


“ Kabar baik. “ Kata saya ambil tempat duduk disebelah Felix.


“ B, pada tahun 1986, Presiden AS Ronald Reagan bergurau bahwa sembilan kata yang paling menakutkan dalam bahasa Inggris adalah, “Saya dari Pemerintah, dan saya di sini untuk membantu.” Di Inggris, Margaret Thatcher percaya kekuasaan negara harus dilucuti secara UU,  sehingga memberikan kebebasan kepada pengusaha untuk melakukan perubahan dan menyediakan barang dan jasa. Kita menikmati euforia pasar saat itu. " Kata Felix. Dia menatap kosong dan akhirnya wajahnya berubah kesal. 


Dia berdiri menghadap kami berdua. " Waktu telah berubah. Pemerintah tidak akan lagi menyerahkan inovasi dan ekonomi ke pasar. Tahun 2023 akan menjadi titik balik bagi doktrin baru yang saya sebut "pemerintahan katalis”. Tidak ada lagi free market. Yang ada adalah market regulated. Pemerintah akan kembali lead dalam menghela perubahan disegala sektor. Nah kita, harus kuasai Presiden terpilih. Agar agenda tahun 2023 bisa terlaksana. Pemerintah yang bekerja tapi kita yang mengarahkan.  


Saat sekarang focus kepada mempertahankan energy fosil dan pada waktu bersamaan mendorong pengolahan dan Industri downstream di negara penghasil tambang. Biarkan mereka menikmati nilai tambah dari smelting dan peluang peningkatan lapangan kerja. Ya, sebagai kompensasi kerusakan lingkungan dan hancurnya ekosistem kehidupan penduduk setempat. Dan lagi toh value added ada pada tekhnologi dan modal. Dan mereka tidak akan pernah punya tekhnologi dan modal. Kita kuasai tekhnologi  dan modal. Pada akhirnya kita yang akan dapatkan nilai tambah berlipat. “ Kata Felix. Saya menyimak paparan dari pemain hedge fund kelas dunia.


“ B, kita akan pastikan JB kalah dalam pemilu di Amerika Latin. Dan kita akan jadikan LILA sebagai Presiden. Nah kamu kan punya konsesi bagian utara Negara. Kendalikan itu lewat proxy kamu. Saya akan gencet di bagian selatan basis pemilih JB. “ Kata Dimon


“ Besok team saya dan team kalian jadwalkan bertemu untuk buat rencana detail.” Kata Felix


“ Ok.” Kata saya. Kami keluar dari ruang sauna dan mandi.


Keesokannya Victor sudah bergabung dengan saya di Singapore. Dia bersama sama team Felix dan Dimon dengan dibantu konsultan kampanye kelas dunia akan beroperasi di Amerika latin Sebelumnya saya sudah briefing Victor dan menyerahkan dokumen yang harus dia pelajari termasuk nama proxy di Amerika Latin.


***

Tahun 2022 oktober, saya sedang di Cafe Wine. Saya nonton tayangan TV  berita Bloomberg, LILA memenangkan pemilu dengan suara berbeda 1% dari JB. Kini 9 penambang dan industri downstream mineral dibackup oleh Capital Group, BlackRock, Vanguard, Bank of America, Citigroup, Jp morgan dan CITIC Group Corporation. Dengan bergabungnya dua kekuatan besar, China dan AS menguasai SDA, maka tidak ada lagi kekuatan politik dalam negeri bisa menghadapi. Praktis negara itu sudah dibeli oleh pemain hedge fund.


***


Saya buka email dari Dhea yang sejak bulan lalu belum sempat baca. “ Terimakasih Om, Dhea sudah masuk kuliah di AS.  Dhea akan belajar keras dan patuh dengan arahan Om. Selamanya.” Saya memang minta agar Florence beri Dhea beasiswa penuh study bidang Financial engineering di AS.


Dia wanita muda. Mahasiswa tingkat terakhir. Disaat dia sangat membutuhkan ayahnya, Tuhan ambil ayahnya. Sementara ibunya sudah lama meninggal. Dia kehilangan tongkat dan tempat bersandar. Sementara dia sudah terlanjur punya obsesi atas belajar keras di kampus. Impiannya sebagai kaum terpelajar terancam kandas karena faktor biaya dan kesendirian. Mungkin dia sudah berusaha mendapatkan solusi atas keterbatasan biaya itu. Tapi semua jalan tertutup. Seakan mereka sekitarnya tidak peduli dengan obsesinya.


Itulah sebab mengapa saat bertemu saya. Dengan ragu tapi berani dia menawarkan untuk menjual dirinya. Satu satunya aset yang dia miliki yang bisa dijual dan cepat mendatangkan solusi, adalah tubuhnya. Anda bisa saja anggap dia lemah dan tidak bermoral. Mudah sekali kalah dalam kesulitan sehingga mudah tergelincir ke lembah nista. Dihadapan saya, Dhea tidak menjual kehormatannya. Dia hanya menjual tubuhnya. Batasan moral yang menjadi standar orang beradab, dia jebol sebagai cara untuk survival. Itu yang saya lihat.


Mungkin saat itu saya sedang berjudi. Bisa saja itu hanya drama untuk sekedar dapatkan uang mudah dari saya. Tapi saya percaya dengan pancaran wajahnya dan gayanya yang tidak terkesan murahan, sedang berdrama. Setelah dia lulus sarjana, dia bertemu lagi dengan saya “ Kalau kamu bisa lolos melanjutkan ke Harvard bidang financial engineering, kamu akan dapat lebih dari saya. Selanjutnya kerja untuk saya. Mau? Dia menatap saya dengan keras dan dengan tegas dia mengangguk. “ Mau pak. Saya akan belajar sungguh sungguh” katanya.


Benarlah. Setahun kemudian dia datang lagi ke saya dengan memberikan bukti surat bahwa dia  diterima di Harvard program study Financial engineering. Dari 10.000 sarjana yang bisa lolos di harvad hanya 1. Padahal dia bukan lulusan dari dari PTN papan atas, tapi dari PTS bisa . Kini dia sudah di AS, dan dia akan jadi aset saya. Pemberani dalam hidup adalah orang yang tahu berterimakasih dan tahu survival untuk kehormatan dirinya. Pemberani terpuruk untuk sementara tapi pengecut kehilangan jati dirinya.


Disclaimer : Fiction

4 comments:

Lim Panjaitan said...

Apakah hal yg terjadi di Brazil akan terjadi di Indonesia? Wah seru nih. Rakyat jelata mirip buah catur

Anonymous said...

Pemberani dalam hidup adalah orang yang tau berterima kasih dan tau survival untuk kehormatan dirinya sendiri
Pemberani terpuruk buat sementara
Pengecut kehilangan jati dirinya dan mati berkali-kali....kata tambahan dr Chairil Anwar

Anonymous said...

Kalo berani jadilah pemberani, kalo penakut janganlah pura2 jadi pemberani.

Anonymous said...

Seperti novel Tom Clancy.....

Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...