Sunday, November 06, 2022

Pemakan bangkai.

 




Tahun 2018. Di Pacific bar yang ada di Conrad Hong kong. Saya melihat pria yang jadi target saya. Dia sedang rendezvous dengan beberapa orang. Mereka saling tertawa. Entah apa yang dibicarakan. “ Dia mengelola dana pribadi orang kaya. Tetapi hanya segelintir orang kaya. Investornya sangat tradisional dan menjauh dari pengelola hendge fund. Mereka utamakan trust saja.” Kata Xiau lin, yang sengaja datang dari Shanghai untuk bertemu saya di Hong Kong. Saya perhatikan pria  yang dimaksud Xiau Lin. Usianya sama dengan saya. Gayanya tetap modis dengan rambut panjang disisir kebelakang.


Alin dari Goldman datang. Xiau lin cepat menghindar berlalu ke tablenya. Saya menyalaminya dengan hangat. “ B, kita gabung ke table sana saja” katanya menunjuk table pria yang tadi saya perhatikan. 


“ Siapa dia ? kata saya mengerutkan kening. Pura pura tidak kenal. 


“ Mr. Sung. Ayolah ikut. Saya kenalkan” kata Alin. Saya ikut saja langkahnya ke table Sung.  Sung terkesan santai menyalami saya. Dia tidak tanya apapun ketika Alin kenalkan tentang bisnis saya. Sepertinya dia tidak terkesan. Atau terlalu angkuh ketika menerima kartu nama saya. Dia tidak membalas memberikan kartu namanya. Saya senyum aja. Dia memang ayam merak. Dikelilingi oleh banyak banker dan orang kaya. Saya diam saja mendengar celoteh mereka. Ini memang jumat malam. Waktu santai.


“ Apa yang dapat anda katakan dengan perkembangan bisnis IT di China “ tanya Sung kepada saya. Semua menatap saya. Saya angkat bahu. “ Market lagi bagus dan pasar mendukung. China ada lebih 800 juta pengguna sosial media. Apapun uang disana “ kata saya tersenyum. 


“ Dan pemerintah China semakin linglung dengan kemajuan pesat IT, terutama sosial media semakin menggerus idiologi komunis. Namun mereka tidak bisa lari dari kapitalisme pasar, terutama pasar IT. Ya kamu benar. Ini saatnya make money. Jangan tunggu pemerintah China berubah pikiran. “


“ Negara single power kan apapun bisa berubah semalam” Kata saya.


“ Ya, dan China tidak akan terlalu bodoh merendahkan dirinya ditengah propganda China baru” Kata Sung. Saya mengangguk. Yang lain ikut menimpali dengan kesan bergurau. Saya diam saja. Tak lebih 30 menit saya undur diri. Alin tersenyum melihat saya pergi.


***


Saya datang ke kamar Xiau Lin di Shangrila hotel, letaknya di sebelah Conrad. Pintu tersibak dia mengenakan celana pendek santai untuk tidur. Di Meja kerjanya ada Note pad dan lembaran kertas.  “ Sejak di Shanghai saya sudah pelajari siapa itu Sung. Saya juga dapatkan informasi dari ring 1 nya.” Kata Xiau Lin. Saya tidak perlu tanya bagaimana dia dapatkan informasi itu. Dia memang terlatih dan kecantikannya mendukung untuk itu.


“ Sung alumni dari TCapital. Sung  pernah tahun 2012 kena kasus Insider trading  saat dia memimpin TCapital. Tapi dia lolos dengan membayar denda US$ 44 juta kepada SEC US. Tapi kasus tersebut membuatnya di banned  melakukan transaksi di bursa Hong Kong selama empat tahun. Kemudian dia  mundur dari bisnis hedge fund dan mengelola  uang pribadinya sebesar USD 200 juta melalui ETF.” Lanjut Xiau Lin.


“ Tapi B, ini data yang perlu kamu tahu. “ Kata Xiau lin menarik tangan saya ke note pad nya. Saya perhatikan data itu. “ Hah, “ Saya terkejut dan melongok “ dia melakukan kecurangan. Dia sebenarnya tidak melakukan return SWAP kepada pihak inevestmen banker tapi sewa aset untuk pinjam uang dari orang kaya. Pastas aset perusahaannya terus menggelembung.” Saya peluk Xiau lin.  “ Hebat kamu ! Kata saya gendong Xiau lin sambil berputar putar.  Dia tertawa. “ Bagaimana kamu dapatkan informasi dan data ini? Tanya saya. Tapi Xiau Lin tutup mulut saya dengan jari telunjuknya. Saya turunkan dia dari gendongan saya. Dia menggoyang pinggulnya. Dia tertawa dan saya juga tertawa.


“ Nah sekarang yang harus kamu lakukan..” Kata saya melangkah ke arah jendela kaca. “ Intip program bisnis yang sudah jadi target dia. Aset apa saja yang sudah dia kuasai selain  Baidu, Tencent. Saya perlu data itu semua. Bisa ?


“ Siap !.Katanya yakin. “ jadi kamu puas kan dengan kerjaanku.” Lanjut Xiau lin memeluk saya dari belakang. Saya lepaskan tangannya dari pelukan dan menyentil jidatnya. “Kerja yang focus. Saya harus pergi” Kata saya melangkah ke arah pintu kamar.


***

Tahun 2019. Saya bertemu dengan Steven di Spa Marriot hotel Shenzhen. “ Data dari kamu, saya udah pelajari. Itu salah satu aset yang jadi target dia untuk return swap adalah bisnis media digital. Dia sudah dapat bocoran dari pemain Hedge fund, ini insider trading, bahwa aset tersebut akan diangkat 3 kali lipat dalam tiga bulan. Secara diam diam dia deal return SWAP  dengan beberapa bank investasi  papan atas seperti Nomura, Credit Suisse, UBS dan Deutsche Bank, Morgan Stanley, Goldman Sachs. “ Kata Steven. 


“ Saya tahu bahwa para investment banker itu hanya memanfaatkan bisnis Ponzy dari Sung. “ Kata saya.


“ Tapi mereka pura pura tidak tahu. “ Jawab Steven cepat. 


“ Toh semua kontrak aman. Ketika Sung teken kontrak return SWAP,  dia  meminjam aset dari investment bank namun dia juga memberikan jaminan yang sama. Dia juga menjamin return dari aset itu sesuai ekspektasi Bank yang meminjamkan. Ya umumnya LIBOR+. “Kata saya.


“ Masalahnya, jaminan dia di bank aman. Tetapi Aset yang dia pinjam itu, dia gadaikan ke investor untuk dapatkan uang. Dia dapatkan uang 4 kali dari aset yang di SWAP. Uang itu dia gunakan untuk transaksi pasar uang lewat hedge fund.” Kata Steven.


“ Nah tugas kamu Steve,” Kata saya. “ Sung kan pemilik aset silent. Dia tidak punya hak tanya dan intervensi atas perusahaan itu. Pastikan program investasi dari bisnis media digital itu berubah. Sehingga saham jatuh.”


“ Siap. Saya akan atur. Terus setelah harga saham jatuh? Steve mengerutkan kening.


“ Satu jatuh maka akan berdampak sistemaik terhadap aset hedge fund dia yang lain. Nah selanjutnya itu urusan saya” Kata saya seraya keluar dari kolam air hangat.


“ Ya tahu. Kita dapat cuan dimana ? Tanya Steven. Saya senyum aja dan melangkah ke kamar mandi.


***


Februari 2021 saya berkomunikasi dengan Alin via Safenet. Dia menjual  ke saya beberapa aset yang dia pegang sebagai jaminan dari Sung dengan harga diskon sampai 60%. 


“ Kami tidak ada lagi harapan dengan Sung. Harga saham media digital udah terjun 20 % lebih. " Kata Alin. Saya tersenyum. Steve jagonya menggiring mangsa ke tepi jurang dan mendorongnya ke dalam jurang.  Perusahaan media digital itu right issue saham USD 3 miliar untuk dapatkan tambahan modal membiayai investasi di streaming. Sung harus bayar margin call atas hedge fund dia.  " Walau dia bayar tapi kami tidak percaya lagi. Semua investment banker rush jaminan Sung. Otomatis Asset hedge fund nya runtuh. Karena engga ada lagi linked dengan Return SWAP” Kata Alin.


Saya sanggupi dan segera kirim officer saya terbang ke New York. Saya segera hubungi Wenny di Hong Kong via SafeNet. “ Kirim private jet untuk Yuni terbang ke New York. Dia mau meeting dengan Alin dari Goldman “ kata saya. 


“ Siap B.” 


Saya bisa beli aset sebesar USD 5 miliar. Bayarnya pakai skema. Yuni paham bagaimana operasinya. Karena dia dibantu oleh Steven.  Aset itu  saya leverage sebesar USD 11 miliar untuk bayar kepada Goldman sebesar USD 5 miliar. Untung lumayan walau hanya jadi pemakan bangkai. Tapi investor bursa tekor besar. Tiga bank papan atas mengalami kerugian lebih dari USD 10 miliar. Hanya Goldman Sachs, Deutsche Bank dan Wells Fargo lolos dari bencana ini. Aset  perusahaan Sung USD 160 miliar lenyap  hanya dalam waktu 2 hari, atau tepatnya pada Maret 2021. Sung masuk bui dengan tuduhan pemerasan, penipuan, dan manipulasi pasar. 


***

Apakah saya salah ? entahlah. Yang jelas inilah kehidupan investasi yang ganas. Dunia hedge fund adalah dunia persepsi. Para pemain itu hebat meng create persepsi untuk orang lain hidup dalam fantasi besok.  Sementara hari ini mereka merampok dompet para investor retail dan banker. Itu terjadi karena sebagian besar orang memang otaknya gorila. Mereka lebih percaya dengan simbol dan ilusi. Lebih percaya lagi dengan harapan, terutama orang yang mampu membenamkan persepsi itu dengan bahasa komunikasi yang hebat. Ya magic word


Sejak IPO pada tahun 2013 hingga 1 April tahun ini, return Twitter negatif 12,4%. Dalam empat tahun terakhir, aset Twitter hampir dua kali lipat menjadi hampir $ 14 miliar, tetapi Twitter tidak menghasilkan lebih banyak uang tunai dari operasi, kecuali berhasil menarik uang tunai dari busa sebesar USD 6 miliar. Sejak 2018, cash flow telah menurun dari positif $856 juta menjadi defisit $379 juta untuk tahun 2021. Pertumbuhan basis pelanggannya lesu. Sementara itu, biaya terus boros, terutama SDM. Begitu fakta fundamental Twitter. 


Tetapi persepsi sudah terlanjur terbentuk oleh seorang CEO Elon Musk. Bahwa Twitter ada masa depan seperti bisnis Tesla. Abaikan fundamental katanya menyihir publik. Padahal Musk yang begitu yakin akan twitt, di Tesla sendiri sejak berdiri 15 tahun lalu, baru kwartal pertama tahun 2022 mencatat laba, itupun bukan laba dari operasional tapi dari replacement cost riset yang dibayar pemerintah AS. Persepsi orang banyak terbentuk bahwa value twit jauh lebih besar bila ditangan Musk. 


Dunia politik juga sama. Dunia persepsi. Politisi itu menganggap rakyat itu investor dan Pemilu adalah Bursa. Rakyat ditawarkan produk pemimpin dengan kemasan propaganda dari yang soft sampai yang profokatif.  Kegagalan produk, kelemahannya,  menjadi pembenaran sebagai sebuah kewajaran normatif. Keberhasilan produk menjadi magnit  sebagai value yang terkerek diluar batas akal sehat. 


Pada akhirnya di balik riuh bursa itu, para politisi tersenyum dengan cigar ditangannya. Antar politisi tertawa menikmati kemudahan mendapatkan uang dan kekuasaan diatas para investor ber IQ gorila. Mengapa ? karena mereka tidak menanggung resiko apapun. Bahkan biaya propaganda yang bayar broker lewat skema sumbangan partisipasi sampai dengan dagang kaos dan aksesoris.  Ya politisi dan mereka yang terlibat dalam proses Pemilu itu memang smart, mampu mengkapitalisasi apapun untuk kepentingannya. 


Setelah lantai bursa tutup, yang jadi korban adalah investor dungu.  Memang hidup ini hanya ada dua, jadi penakluk atau korban. Walau faktanya lebih banyak yang memilih jadi korban daripada penakluk. Mengapa ? itu juga wajar. Karena modal untuk jadi korban hanya dua doang, bego dan halu. Engga perlu kerja keras dan kerja smart. Dah gitu aja.


***

Bagaimana dengan Xiau Lin dan Yuni?   Wenny beri bonus kepada Xiau Lin USD 9 juta dan Yuni USD 3 juta.  Yang jelas mereka juga bersikap di tengah hidup yang memang dari sononya udah brengsek. Dunia ini kejam dan bukan masalah orang baik atau jahat. Tapi masalahnya setiap orang harus survival. Cara terbaik sebelum dimakan ya makan dulu. 


Xiau Lin it cantik. Benar benar cantik. Size organ seksualnya proporsional dengan tingginya 170 cm. Matanya walau sipit tapi tidak terlalu sipit. Kecantikannya itu membuat pengusaha kaya hongkong memacarinya. Hanya tiga bulan dia dijadikan ratu. Setelah itu dia sudah di tempatkan sebagai keset kaki. Dia harus menerima kenyataan pacarnya seenaknya gandeng wanita lain depan dia. Dan dia tidak bisa berbuat banyak karena uang terus mengalir. Awalnya dia merasa pintar “ Bodo amat. Yang penting uang ngalir terus “ katanya.


Tapi setelah itu dia dilupakan begitu saja. Awalnya dia marah dan kecewa. “ Kamu hanya melihat kesalahan pacar kamu, tetapi tidak pernah melihat kesalahan kamu. Padahal kesalahan kamu itu sangat nyata.Tapi kamu engga sadari itu”


“ Apa ?


“ Kamu terlalu bergantung dan berharap dengan dia. “ Kata saya tegas. Dia termenung.


Hidup ini Tuhan ciptakan setiap manusia berbeda jalan hidupnya. Punya jalan sendiri sendiri. Kalau kamu ingin ikut jalan orang lain, apapun itu, ya namanya numpang. Padahal apa yang dia punya, kamu punya. Sama sama punya akal. Kenapa harus numpang? gunakan akal sendiri untuk survival.” Lanjut saya.


So..


Dengan akal yang mandiri itu, kamu akan mampu berkolaborasi dan bersinergi dengan siapapun tanpa kehilangan identitas kamu. Yang terjadi adalalah sharing dan itulah yang membuat hubungan jadi terhomat dan sustain. “ Kata saya.


Xiau Lin belajar dari kesuksesan mantan pacarnya. Tetapi dia tidak mengikuti jalan mantan pacarnya. Dia hanya memahami mindset pacarnya dapatkan uang untuk survival. Dari sana dia menentukan sikap . Dia memilih sebagai influencer bursa lewat underground. Di ruang remang remang itu, dia memang menjual aset tubuhnya tapi bukan tujuan dapatkan uang melainkan informasi. Dari informasi itu dia kapitalisasi untuk deal dengan pemain hedge fund. Sekali operasi dia bisa dapatkan uang juataan dollar. Toh sama saja dengan pelacur. Apa peduli Xiau Lin?. Dia terlalu cerdas berkat jalan hidup yang tak ramah. Engga perlu diajari soal salah atau benar. 


Dia berusaha jadi wanita baik baik, toh akhirnya jadi pecundang di hadapan pacarnya. Setelah empat kali operasi hedge fund, dia mundur dengan tabungan puluhan juta dollar. Dan mulai tahun ini dia hidup nyaman sebagai dosen di shanghai. Mengapa dia tidak memilih hidup sebagai sosialita dengan uang ditangannya? Apakah sikapnya benar? Itu hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti dia berusaha nyaman dengan setiap pilihan hidupnya tanpa ada sesal lagi.


Sama dengan Yuni, sebelum bertemu saya, dia berusaha menjadi istri yang baik. Suami kena PHK, dia cari uang untuk hidup keluarganya. Tanpa mengeluh. Dia berhutang untuk dapurnya. Tetapi oleh suaminya dia ditendang karena debt collector tagih utang. Yuni sadar itu. Dia tidak salahkan suaminya. Dia salahkan dirinya sendiri. Terlalu berharap pada suami. Solusi hidupnya bukan dapatkan suami baru tetapi menata hidupnya. Mengubah haluan mindset. Kini dia nyaman dengan pilihan hidupnya sebagai business woman, walau tanpa suami sekalipun.


Hidup ini bukan jalan yang datar. Ia jalan berliku, kadang turun naik. Bukan soal derita dan air mata. Bukan soal tawa dan canda. Tetapi berproses menemukan jalan sendiri. Yang salah itu adalah takut berproses dan terlalu nyaman dengan status quo. Terus mengeluh tapi tidak mau berubah dan berproses.

4 comments:

Anonymous said...

Tks babo atas pencerahannya. Luar biasa👍

Anonymous said...

Very insightfull

Anonymous said...

Terima kasih Babo

Anonymous said...

Terima kasih babo

Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...