Aku di dalam Limo yang di sediakan staf SIDC di California. Sejak muda aku tidak pernah bisa setir. Tapi sejak muda pula aku sudah mampu beli kendaraan. Orang kadang mengejekku. Setir kendaraan itu mengasyikan bagi orang awam. Dan itu pekerjaan sederhana. Standar bagi setiap manusia normal. “ Kan aneh kalau kamu tidak bisa setir “ kata Andriana satu waktu.
Apa peduliku. Ini hanya masalah mindset. Papaku supir truck. Waktu masih remaja, papaku ingatkan dengan keras kepadaku “ Ale, jangan pernah ada dibelakang setir. Cukuplah aku saja. Kamu harus gunakan otakmu untuk mengendalikan bukan sekedar kendaraan tapi kehidupan. Mengendalikan mesin mobil bukan kecerdasaran. Tapi mampu belinya, itulah kecerdasan sesungguhnya. Karena hidup ini kejam, nak. Hanya orang cerdas dan berani hidup yang bisa mengendalikannya
Sudah dua kali kendaraanku mengelilingi Jack in the Box. Aku juga bisa melihat seorang pengemis depan restoran. “ Lambatkan kendaraan” Kataku kepada supir kelahiran Asia. Ia hanya memperlambat laju mobil tanpa menghentikannya, bersiap mengelilingi Jack in the Box untuk ketiga kalinya. Setelah 2008, ini pertemuan ketiga kalinya dengan Adriana. Tahun 2008, dia aku rekrut jadi anggota team. Tahun 2010, dia sudah jadi mitraku dalam business private equity. Tahun 2012, dia jatuh cinta kepadaku saat kunjugan ke Eropa
Aku kembali melintasi bagian depan restoran tersebut, dan melihat Andriana di sana. Aku turun dari kendaraan dan tersenyum mendekatinya. “ Setelan Armany kamu terlalu kontras di tempat ini. ” Kata Adriana.
“Mana cowok kamu, calon suami kamu. Katanya mau kenalkan ke aku”
Adriana tak langsung menjawab. Ujung matanya melirik ke arah ku “Entar ,” gumamnya., “ Ia ada di dalam restoran”
“Kenapa kamu enggak masuk restoran.?”
Andriana tak langsung menjawab, malah terdengar suara desah napasnya. Ia menggigit bibirnya, “ kamu sungguh baik-baik aja?”tanyaku.
“Ya, aku baik-baik aja. Sebaiknya kita pergi dari sini ”Kata andriana.
“ Tapi cowok kamu?
Dia tarik tanganku ke arah kendaraan limo yang standby di seberang restoran. “ Masuklah ” Kataku ketika supir membukakan pintu belakang. Adriana duduk sangat rapat denganku. “ Ale, tadi kami bertengkar. Tapi yang membuat aku memutuskan batal menikah, karena dia mengusir pengemis yang mendekatinya saat kami mau masuk restoran. Saat itu aku tidak melihat Adrew manusia, tetapi monster. Pria macam apa yang merasa terganggu oleh simiskin. AKu tidak bisa bayangkan kelak bila aku tua dan tak berguna lagi. Mungkin nasipku akan sama dengan pengemis itu. Diusir.”
Aku tahu pribadi Andriana. Walau kami hidup dalam dunia kapitalis, tetapi kami masih punya empati dan paham akan moral. Hidup ini harus cerdas. Jangan melawan penguasa. Karena penguasa adalah juga pemerintah. Suka tidak suka. Mereka ada mengatur kita. Jangan prasangka buruk kepada orang kaya. Karena mereka tidak butuh kita, tetapi kita yang butuh mereka. Jangan rendahkan orang miskin. Karena kebaikan orang miskin adalah doanya yang tulus.
“ Kalau begitu kita ke Avra Beverly Hill aja. Seafood nya enak“ kataku. Tak berapa lama aku dapat telp dari Hari Chan. “ B, masih di State. Bisa ketemu.” Katanya. Karena sebelumnya aku sempat email ke dia bahwa aku ada trip ke California.
“ Saya sedang OTW ke Avra Beverly Hill. Datanglah. Makan siang bersama”
“ Ok, saya segera ke sana.” Kata Henri dan aku matikan telp.
“ Siapa ?tanya Andriana
“ Teman saya dari Jakarta. Sekarang dia menetap di California.”
Hanya 15 menit saya sampai di Avra, Henri sudah datang. Dengan senyum lebar dia menghampirku dan memelukku. “ Lama engga ketemu. Senang sekali bisa ketemu lagi.” Kata Henry. Selama pembicaraa itu, Adriana senyum aja. Dia tahu apa yang kami bicarakan. Karena saya menggunakan bahasa inggris bicara dengan Henry.
Setelah makan siang. Henry bertanya kepadaku. “ Tahun 2013 anda datang ke state. Tapi engga ada waktu ketemu. ini baru sempat. Dengar kabar besok anda udah kembali ke Jakarta lagi. Hanya 2 hari business trip” Katanya. Aku senyum aja.
“ Gimana politik di Jakarta.” Tanya Hary Chan. Dia mentor saya dalam business. Paska tragedi Mey 98 dia hijrah ke California. Aku senyum aja. Tak tahu gimana harus cerita.
“ Saya dengar kabar Pertamina sudah bangun kilang. Ini yang pertama setelah sekian puluh tahun dalam rencana. Kapasitas kilang 100 ribu barel per hari. Yang kerjakan oleh Konsorsium, SK Engineering & Construction Co.Ltd, dengan aggota Hyundai Engineering Co.Ltd. , PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk. Saya mau tanya sama kamu. Itu investasi kilang dengan tekhnologi regenerator Residual Fluid Catalytic Cracking mencapai USD 7 miliar. Wajar engga biayanya? Kata Henry.
“ Sepengetahuan saya standar dunia biaya bangun kilang itu sebesar USD 25,000 per barel. Memang ada yang mencapai lebih dari USD 90,000 per barel seperti kilang Shell Pearl GTL Plant di Qatar. Itu pengecualian. Namun standar dunia kini mencapai USD 30,000/ barel. Jadi kalau kilang yang dibangun itu kapasitasnya 100 ribu barel perhari, biaya USD 7 miliar ya kemahalan. Itu sama saja USD 70,000 per barel. Atau mark up dua kali lipat” Kata saya.
Henry tatap saya lama dan akhirnya dia geleng geleng kepala. “ Sadis ya. Mereka mark up dua kali lipat lebih. Sampai kapanpun engga mungkin bisa pulang modal tuh Kilang. “ Kata Henry.
Aku senyum aja.
“ Ya era Soeharto dan sekarang sama saja. Saya ingat cerita soal pembangunan Pembangkit listrik Paitnon. PT. Batu Hitam Perkasa (BHP) adalah pemegang 5% saham PT Paiton Energy (PE). Paiton Energy adalah perusahaan pembangkit listrik (independent power producer/IPP) yang didirikan pada Februari 1994 dan memulai operasi komersial dua pembangkit listrik tenaga uap PLTU) di Probolinggo, Jawa Timr. Unit 7 dan Unit 8 PLTU Paiton dioperasikan pada Mei dan Juli 1999. Kapasitas masing-masing PLTU itu adalah 615 megawatt. “ kata Henry.
Dia cukup paham soal ini. Aku nyimak aja.
“ Untuk kapasitas 1.230 megawatt, nilai proyek Paiton I adalah US$ 2,4 miliar. Angka ini tercatat paling mahal di dunia untuk pembangkit dengan kapasitas tersebut. Di negara lain, nilai yang wajarnya tak akan lebih dari US$ 1,2 miliar. Akibat biaya proyek yang selangit ini, harga jual listrik Paiton I ke PLN pun paling mahal, US$ 8,47 sen dolar per kilowattjam (kwh). Dengan tarif itu, sebetulnya dua tahun pembayaran PLN ke Paiton akan mendekati nilai proyek yang fantastis itu.
Bukan hanya mark up tetapi PLTU Paiton dipaksa dalam kontrak membeli batubara kepada PT Batu Hitam Perkasa, yang berpotensi merugikan negara triliunan. Cukup?. Ada lagi, harga PPA ditetapkan kemahalan yang harus dibayar PLN dan keharusan PLN menanggung biaya beban yang tidak terpakai. Singkatnya, pakai engga pakai ya bayar. Sampai kini kasus itu tidak pernah tuntas. Maklum proyek PLTU itu digagas oleh Hashim Djoyohadikusumo melalui PT Batu Hitam Perkasa (BHP) , yang bermitra dengan , International Power Plc, Mitsui and Co. Ltd dan The Tokyo Electric Power Company Inc.
Walau saham BHP di Paiton hanya 5% namun Hashim sudah kaya diawal waktu membangun lewat mark up dan ditambah lagi dapat hak monopoli supply batubara dengan harga tinggi. Tahun 2015 saham BHP, dilepas ke PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), yang merupakan perusahaan milik Sandiaga Uno. Nah saya tanya, apa benar kemudian dibeli sama LBP?
“ Ya benar dan tidak. “ Jawabku
“ Maksud kamu ?
“ Begini ceritanya soal Sandi itu. Tahun 2017, ketika Sandi masuk dalam ring 1 Partai Gerindra, misi pertama dia adalah besihkan nama Hasim. Caranya ? Paiton Energy melepas obligasi yang ditawarkan dalam dua tahap: kontrak berjangka waktu 13 tahun sebesar US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 10 Agustus 2030 dan tenor 20 tahun senilai US$ 800 juta yang jatuh tempo pada 10 Agustus 2037. Semua dibeli oleh investor. Dana obligasi itu udah mengembalikan investasi proyek.”
“ Siapa Kreditur nya ?
“ Minajesa Capital BV ( perusahaan cangkang). Tapi di tahun yang sama atau tahun 2017, utang itu dilunasi oleh Nebras Power (NP) sebagia pemegang saham baru Paiton Energy.”
“ Dengan begitu kasus Paiton sudah terkunci skema hutang. Engga mungkin lagi disita negara. Tentu menyelamatkan Hashim dan PS dari kasus mega skandal. Dan mudah dijual lagi. Well done. Smart !“ Kata Henry.
“ Terus..” kejar Henry
“ Tahun 2018 Saratoga menjual BHP kepada PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan PT Toba Bara Energi, yang dimiliki oleh Luhut Binsar Panjaitan. Tapi tahun pada 2021. Toba jual saham Paiton kepada MEDCO yang juga mayoritas dikendalikan oleh Diamon Bridge, milik Salim.”
“ Nah kan. Bersih dech. Asset udah dijual kepada asing. Saham lokal juga udah pindah ke Diamond Bridge milik Antoni yang terdaftar di Singapore. Gimana lagi mau kuasai? Tamat dah. Terus siapa kreditur dari Minajesa Capital BV itu ? Tanya Henry.
“ Kan utang dari Minajesa udah dilunasi lewat pelepasan saham kepada Nebras Power (NP). “
" Ya saya tahu. Yang saya tanya siapa itu Minajesa ? Itu kan perusahaan cangkang” Kejar Henry.
“ Yang tahu hanya Sandi. Karena dia proxy dari konsorsium kreditur ” Kataku.
Henry makin geleng geleng kepala.” Sadis ya, Ternyata era Soeharto engga ada apa apanya korupsi. Era sekarang lebih canggih dan sistematis “
“ B apa benar PLN kelebihan pasokan? tanya Henry kemudian.
“ Engga juga. Karena akupansi listri sekarang kan masih dibawah 100%.
“ Jadi ada apa sebenarnya di PLN? Tanya Henry dengan mengerutkan kening
“ Sebenarnya ini kelanjutan dari bleeding nya PLN akibat fuel dan harga PPA yang kemahalan.
“ Fuel ? maksud kamu, batubara ?
“ Ya. “
“ Emang kenapa?
“ Ya bayangin aja. Pemerintah buat aturan memberikan hak kepada PT. PLN Batubara untuk memasok Fuel ke PLN. Tetapi 2/3 kebutuhan batubara, PLN belinya dari trader, bukan dari produsen atau pemilik tambang. “ kataku
“ Kan bego. Itu jelas rente. Pastilah harga dan tender diatur. Yang menang itu itu aja orangnya. Terutama yang dekat dengan penguasa dan politisi. Apalagi boss tambang ada 4 orang jadi menteri. Ada juga yang adiknya jadi menteri. “ kata Henry dengan nada prihatin
.
“ Ya begitulah. Yang lucunya lagi. Kalau harga DMO dibawah harga ekspor mereka suruh BUMN Bukit Asam penuhi DMO ke PLN. Sementara mereka ekspor. Kalau harga DMO diatas harga ekspor, mereka rame rame jual ke PLN. Pendeknya suka suka mereka aja dan PLN enak aja langgar Keputusan Menteri ESDM” kataku.
“Emangnya negeri ini punya nenek moyang mereka. Ini kan jelas pada akhirnya merugikan rakyat sebagai konsumen listrik. Inefisiensi biaya produksi listrik berdampak naiknya tarif dasar listrik yang berakibat naiknya pengeluaran masyarakat maupun dunia usaha .” Kata Henry dengan geleng geleng kepala.
Henry nyender di kursi seraya menatap saya dengan tersenyum. “ Saya senang melihat keadaan kamu sekarang. Kamu cerdas dan rendah hati.” Katanya.
“ Saya terlahir dari keluarga Miskin. Saya tidak termasuk sarjana yang jumlahnya 3,7% dari 270 juta rakyat. Dari kecil saya hanya bercita cita ingin jadi penjaga masjid. Tidak lebih. Cari kerjaan hanya tamatan SMU, tidak mudah. Kalaupun ada hanya seperti anjing. Sekedar hidup doang. Dapat senin habis selasa. Jadi kalau saya terjun ke bisnis itu bukan direncanakan dengan baik. Itu hanya no another way untuk survival.
Itupun tidak mudah. Di era Soeharto saya harus surival di tengah lautan para oportunis yang berusaha elus telor pejabat untuk dapatkan proyek. Saya marah. Saya pernah ikut gerakan radikalis islam. Tahun 84 saya pernah ditangkap oleh laksus jaya. Karena tersangkut tragedi tanjung priok. Saya jadi pecundang. Saya lupakan melawan untuk keadilan bagi orang banyak. Saya focus kepada diri sendiri dan masuk ke medan bisnis bar bar. Orang lakukan, ya saya lakukan juga. Marilah rame rame habisin negeri ini.
Gaya survival itu memang mendatangkan uang mudah. Tetapi tetap saja tidak membuat saya nyaman. Karenanya berkali kali saya bangkrut, saya tidak marah kepada orang lain yang bikin saya bangkrut. Saya malah tersenyum sendiri. “ Tuhan, terimakasih karena ingatkan aku untuk kembali kepadamu”. Saya ingin jadi orang baik. Mungkin atmosfir jadi orang baik di negeri saya harus blangsat. Saya tidak mau blangsat. Karena engga enak. Akhirnya tahun 2004 saya hijrah ke China, berharap di tempat baru saya dapat atmosfir untuk jadi orang baik.
“ Kita semua tahu apa yang baik untuk rakyat. Bahwa rakyat itu tidak butuh kaya raya. Rakyat hanya perlu mencari rezeki lapang. Itu aja. Untuk memastikan itu mereka butuh keadilan sumber daya. Sistem yang mendukung distribusi modal, jasa dan barang lancar. Nah tugas elite mendelivery nya. Sederhana kan, kata teman di China saat China sukses mengangkat 800 juta rakyat dari kubangan kemiskinan. “ Kataku.
“ Di Indonesia, para elite malah membiarkan ketidak adilan sumber daya agar yang kaya semakin kaya dan kantong kemiskinan terus ada. Padahal saya tahu benar. Bahwa orang indonesia itu sangat punya harga diri. Tangan dibawah untuk makan itu sangat hina bagi mereka. Setiap senyuman pemerintah memberi BLT dan subsidi, sebenar nya pemerintah sedang mengolok ngolok kemiskinan dan kebodohan rakyat. Negeri ini hancur sendiri karena orang baik abai akan bahaya rente yang korup. Dan orang terpelajar marah kalau dikritik. “ Kata Henry.
Tak berapa lama Henry minta undur diri. Aku peluk dia. “ Sehat selalu ya pak” Kataku.
“ Kamu juga. Jaga kesehatan”
***
“ B, kali pertama kenal kamu. Aku ragu bekerja dengan orang Asia. Apa iya benar orang asia itu mampu bertarung di jantung kapitalisme, di Wallstreet. Yang aku tahu, Orang Asia itu lemah otak, pemalas, tidak kreatif. Tetapi ternyata keraguanku itu hilang. PE kamu semakin besar setelah krisis Lehman. Sementara banyak PE yang dipimpin lulusan Harvad gulung tikar. “ Kata Adriana
Ingat engga. Tahun 2012 kamu ajak aku bertemu dengan Peterson, pendiri BG. Kita ketemu dia di Bern. Dia ingin bertemu dengan kamu setelah ada rekomendasi dari Fund manager first class di German. Saat itu aku tahu mereka mengelola ratusan hotel di Asia Pacific di bawah jaringan international chain Hotels. Saat kali pertama bertemu, dia agak lama tatap kamu. “ Anda terlalu muda. Asia lagi “ Katanya terkesan merendahkan kamu. Kamu senyum aja.
Tapi belakangan, kamu berhasil dapatkan 10% saham holding dia. Dengan itu menempatkan kamu sebagai salah satu pengendali walau tidak punya hak istimewa. Kini portfolio holding itu lebih banyak di Asia. Peterson udah meninggal dan dia tentu merasa sangat menyesal mengapa harus bertemu kamu. Sampai akhir hayatnya dia terus berjuang untuk tendang kamu dan selalu gagal.
Kini..Kata Andriana. Dia terdiam. Aku menyimak.
“ AS dan Eropa meradang. Mereka masuk resesi. Bukan karena pandemi, tetapi proses kejatuhan yang sudah berlangsung sekian dekade. Kini hanya puncak gunung es dari sikap elite dan pengusahanya yang arogan dan menganggap orang miskin sampah. Memang retorika hebat dan humanis, tetapi sikap mereka yang hedonis dan kebijakan yang memberikan ruang rente berkembang telah membuat harapan hidup lebih adil jadi terhalau” Kata Andriana. Setelah itu kami berpisah. Andriana kembali ke kantor. dan saya harus ketemu relasi untuk meeting. Kami janjian akan makan malam di hotel
Malamnya aku kembali ke Hotel, Andriana sudah ada di loby. Baru aku sadari, dia memang cantik. Apalagi dengan gaun makan malam. Tingginya sekitar 172 cm dan wajah oval rambut brown. Kami menghabiskan malam bersama. Walau usianya sudah kepala 4 tetapi dia tetap exciting dan semakin bijak.
No comments:
Post a Comment