Saya terharu kala mendengar kabar Yuni pulang ke Jakarta dari Singapore bersama Yuli. Begitu cara mereka menghargai Yuni sebagai ibunya. Ternyata nasehat saya via email bisa dimengerti oleh Yuli. Isi email saya sebagai berikut.
Yul, papa engga sekolah tinggi. Engga sarjana. Terlahir miskin. Tapi papa bisa berdiri sejajar dengan mereka yang well educated. Kamu tahu, secara logika, engga mungkin papa bisa bersaing dengan mereka. Tetapi mengapa papa bisa bersaing? Papa jawab dengan jujur ya say. Itu karena Tuhan. Kita terikat dengan ekosistem. Ada 5 hal kunci sukses. Pertama. Hubungan dengan orang tua. Hubungan power antara kita dan Tuhan, ya melalui kedua orang tua. Keagungan Tuhan itu mengalir dari kedua orang tua. Apabila hubungan kita buruk dengan orang tua, maka buruk pulalah hubungan kita dengan Tuhan. Nasip kita juga akan buruk.
Mengapa ? karena orang tua kita adalah manusia, yang punya perasaan. Kadang suasana hatinya membuat sikapnya bertolak belakang dengan logika kita. Emosi kita bangkit. Jangan sayang. Jangan lecehkan sikap orang tua. Seburuk apapun orang tua, dia adalah masa lalu kamu dan masa depan kamu. Karenanya, jaga suasana hati orang tua, terutama ibu.
Seumur hidup papa, engga pernah sekalipun melawan atau saling berbantah dengan ibu. Dalam situasi apapun, papa utamakan ibu. Bahkan menikahpun papa utamakan pilihan ibu. Kalau kamu ingin sukses dalam hal apa saja, maka jaga perasaan ibu. Soal kunci sukses lainnya nanti papa jelaskan kalau kamu datang ke Jakarta.
***
Saya datang ke apartemen Yuni. Saat saya datang Yuni , Yuli dan Henry kumpul di ruang tamu. Saya gendong putri Yuli. Entah mengapa dia memeluk saya. “ Anak balita aja tahu tempat bersandar. Walau baru kali ini ketemu dengan Opa nya tetapi dia langsung lengket. “ Kata Yuli. Setelah bercengkrama sebentar, saya serahkan putrinya ke Babysitter.
“ Pah, coba jelaskan syarat yang lain untuk sukses ? Tanya Yuli. Yuni melirik ke saya. “ Sarat yang pertama kan udah. “ Lanjut Yuli.
“ Emang apa syarat pertama? Tanya Yuni seraya melirik saya. Saya senyum aja. “ Ok lah kita pakai bahasa inggris saja. Biar suami kamu juga bisa mendengar. “ Kata saya. Henry tersenyum.
“ Setelah sarat pertama kamu pahami, maka sarat kedua yaitu kamu harus hindari prasangka buruk kepada siapapun dan situasi apapun. Prasangka buruk itu merusak jiwa kamu. Membuat kamu lemah untuk segala hal yang tidak jelas. Kamu mudah sekali menyalahkan siapapun. Padahal apapun yang menimpa kamu itu bukan antara kamu dengan orang lain atau lingkungan. Tetapi itu antara kamu dengan Tuhan saja. Jadi paham ya. Betapa buruknya kalau kamu punya prasangka buruk. Itu sama saja kamu berperang dengan Tuhan.
Ketiga, kamu harus hindari mengeluh. Mengeluh membuat aura kamu mengabur. Akan membuat wajah kamu tidak punya magnit untuk orang lain membantu kamu. Apalagi keluhan itu berkaitan dengan orang lain. Itu semakin membuat kamu tak ubahnya dengan sampah. Kalau ada orang yang senang mendengar keluhan kamu, itu karena dia juga sampah. Sampah hanya bergaul dengan sampah. Sampai mati kamu tidak akan menemukan potensi sukses dalam hidup kamu. Jadi hindari mengeluh ya. Jaga aib orang lain seperti kamu menjaga aib kamu sendiri. Karena kita semua nampak baik di hadapan orang lain, bukan karena kita orang baik tetapi karena Tuhan sembunyikan aib kita di hadapan orang lain. Paham ya.
Keempat, kamu harus hindari iri dengki. Sifat iri dengki membuat kamu sibuk mengukur orang lain dan lupa kepada diri kamu sendiri. Akibatnya kamu kehilangan focus kepada diri sendiri. Itu sangat buruk sekali. Kamu akan membuang waktu untuk omong kosong. Padahal setiap masalah itu bersumber pada diri kamu sendiri. Bukan orang lain. Mengapa harus iri dengki dengan kelebihan mereka? Ukuran sepatu kamu kan beda dengan orang lain. Baik bagi orang lain belum tentu baik bagi kamu. Setiap orang punya standar berbeda.
Kelima, pandai pandailah bersukur. Jangan menghitung yang belum kamu dapat. Tetapi hitunglah yang sudah kamu raih. Jangan sibuk berpikir pada hal yang belum terjadi, tapi sibuklah hari ini. Karena berkah kehidupan itu ya hari ini. Apapun yang kamu punya hari ini, ya syukuri. Apa itu? Kehidupan. Kehidupan itu berkah yang luar biasa. Paham ya sayang.” Kata saya menantap mereka satu persatu, termasuk Yuni yang duduk di samping saya yang keliatan sangat santun.
“ Tapi pah..” Kata Henry. “ dengan pesatnya kemajuan sains, kenapa papa yakin sekali kepada Tuhan? Nah ini pertanyaan bagus. Saya harus jawab secara sains.
“ Hidup ini” Kata saya “ Kita engga bisa sombong dengan sains yang kita kuasai, sehingga pantas mempertanyakan eksistensi Tuhan. Dalam hidup ini. Lebih banyak yang tidak diketahui daripada yang diketahui. Kita tahu energi gelap (dark energy ) yang pengaruhnya terhadap ekspansi alam semesta. Kamu kan tahu alam semesta ini terus mengembang. Mengapa ? Dan, itu adalah misteri sampai sekarang.
Sekitar 68% dari alam semesta adalah energi gelap. Materi gelap ( Dark matter ) membentuk sekitar 27%. Sisanya, segala sesuatu di Bumi, segala kecanggihan peradaban sains, itu hanya berjumlah kurang dari 5% dari alam semesta. Jadi hanya secuil saja. Terhadap semesta saja kita hanya secuil. Gimana bisa mengukur dengan yang menciptakan semesta ini. Kan engga bisa sesuatu itu terjadi begitu saja. Pasti ada power super besar sehingga ekosistem semesta terbentuk
Mengakui Ekistensi Tuhan adalah kesadaran makluk bernama manusia. Makhluk lain tidak punya kesadaran itu. Karena hanya manusia punya akal. Tidak sulit untk tahu siapa Tuhan, selagi akal kita berfungsi. Orang yang masih mempertanyakan eksitensi Tuhan, itu artinya dia hidup lebih terbelakang, sama dengan hewan. Paham ya sayang. Percayalah kepada Tuhan. Apapun agama kamu, itu jalan kamu menemukan eksistensi kamu untuk mencintai Tuhan, tentu mencintai semua. “ Kata saya.
Henry lama terdiam menatap saya. Airmatanya berlinang. Dia rangkul saya. “ Terimakasih pah. Ini kali pertama saya tercerahkan. Tidak sulit menerapkan prinsip lima yang papa ajarkan dalam hidup ini. Karena itu jalan Tuhan. Jalan sunyi. Tida semua orang bisa paham” kata Henry. Yuni dan Yuli tersenyum. Saya tepuk bahunya. “ Kamu anak baik Henry. Pencerahan itu bukan karenai saya, tetapi Tuhan yang membuka hati kamu untuk mengerti dan paham. Saya hanya sekedar memberikan hikmah. “
Kami makan siang bersama. Setelah usai, saya permisi pulang. “ Uda , terimakasih. Terimakasih” Kata Yuni melepas saya keluar dari apartement.
3 comments:
terima kasih Uda Babo 🙏🏽 untuk pencerahannya 🙏🏽
Matursuwun Eyang Bandaro kagem piwulang lan katresnan.
Terima kasih banyak atas pencerahannya, dahulukan Tuhan Allahmu dalam segala hal, maka kamu akan ditambahkan berkat-Nya dalam segala hal.
Post a Comment