Friday, January 07, 2022

Dia mentor saya..

 






Mentor  bisnis saya


Tahun 1997 saya bangkrut. Usia saya 34 tahun. Salah satu teman saya menyarankan untuk bekerja dulu. Dia rekomendasikan saya kepada perusahaan investment holding milik Singapore. Saya datang ke kantor di kawasan kuningan, jskarta.  Saya diterima di kamar kerja dirut perusahaan. Terkejut juga. Karena saya berharap ketemu dengan Manager. “ Pak jely jadi direktur pengembangan saya ya. Kita Develop perusahaan ini sesuai permintaan boss. “ katanya. Saya bingung. Namanya Wong.


“ Memamg saya punya pengalaman bisnis. Tapi saya engga pengalaman sebagai direktur perencanaan dan pengembangan yang harus mengikuti visi pemegang saham. Bisnis sendiripun saya berkali kali gagal. Saya ingin kerja disini hanya untuk bertahan hidup saja. Tetapi saya juga engga mau mengecewakan bapak. Posisi lain sajalah. Jadi office Boy juga saya mau” kata saya. Dia tersenyum.


“ Udah terima aja posisi direktur. Saya yang bertanggung jawab. Kamu laksanakan saja arahan saya. “ katanya. Akhirnya saya terima juga posisi itu. Saya tidak tanya berapa gaji saya. Apa fasiltas saya. 


Rapat pertama dengan dewan direksi saya hanya mendengar saja. Setelah rapat dia panggil saya” ini bisnis bagus. Semua Ok. Kamu cari tahu  kelemahannya. Coba pelajari dengan seksama. “ katanya menyerahkan daftar nama perusahaan. Dan buku data bisnis  Kristianto Wibisono.


“ Kenapa kita harus mencari kelemahannya”


“ Dari kelemahan itu kita create business. Pasti akan didukung oleh investor, banker  dan pemegang saham. “  katanya. Malah bikin saya bingung. 


“ Bukankah kita harus mengerti kelebihan bisnis orang lain, untuk kita bisa pelajari dan membangun hal yang sama dengan mereka. “ kata saya. Dia senyum saja. 


“ Lakukan saja arahan saya.”

Selanjutnya saya mulai melakukan studi terhadap bisnis yang bagus untuk tahu kelemahannya. Saya buat kelompok : bidang Mining, Agro, industri dan manufaktur, trading. Ada 5 staf inti yang saya pimpin untuk berkerja membantu saya. Saya jadi kecanduan kerja. Saya beli data riset dari beberapa lembaga riset dalam dan luar negeri. Saya juga lakukan desk research lewat internet. Ikut dalam beragam seminar. Pelototi data statistik. Dalam setahun, saya bekerja 18 jam sehari. Setiap ada masalah yang kurang saya pahami, pak wong mencerahkan saya dengan caranya yang special. Wawasan bisnsinya luas sekali. Network nya di china luas sekali. Akhirnya saya dapatkan peluang bisnis pada 5 bidang. 


Tahun 1998, terjadi krismon. Kemudian dibentuk BPPN. Saat itu boss kami di Singapore perintahkan saya untuk akuisisi aset lewat BPPN. Dia beri saya kekuasaan untuk tentukan apa yang cocok dibeli. Hasil studi saya sangat membantu menentukan target yang tepat. Sejak itu saya sibuk memimpin team ikut lelang. Setelah menang lelang, Saya juga terlibat merestruktur bisnis sesuai hasil studi saya. Namun setelah melakukan aksi beli beberapa perusahaan, saya mundur. Batin saya  tidak terima. Saya terlalu kejam membeli aset negara dengan harga diskon sampai 90%. Pak wong bisa terima pengunduran diri saya.


Kemudian saya diajak teman untuk kerja mulia mengalamatkan aset di bppn agar tidak jatuh ke asing. Saya terpacu kerja siang malam. Namun setelah selesai akuisisi, saya kecewa. Karena ternyata saya membantu srigala bangsa saya sendiri. Saya sedih. 


“ Mengapa saya terus gagal ketika turutkan hati nurani saya. Dan sukses kerika saya abaikan nurani saya. Saya mundur. “ kata saya kepada pak wong. Dia senyum saja. “ kamu engga salah namun kamu belum cerdas berdialogh dengan nurani kamu. Cobalah buka diri kamu seluas luasnya agar sudut pandang kamu juga luas. Nanti kamu akan temukan kebijakan dibalik hal yang kamu anggap salah, ternyata ada benarnya “katanya kemudian.


Tahun 2002, Teman ajak saya kerja jadi anggota team asistensi pemerintah. Saya terima saja. Saya ingin ikut ambil bagian memperbaiki keadaan negara yang sedang sakit. 1 tahun  misi itu selesai. Sisa anggaran saya kembali ke Sekjen ke menterian. Dia kaget. Aneh menurutnya. Itu artinya selama kerja saya tidak terima honor. 


Tahun 2004 saya dalam keadaan kehilangan kerjaan dan harapan, dengan bekal uang dari istri, saya hijrah ke china. Ternyata ilmu yang saya dapat selama bekerja dua tahun sebagai direktur pengembangan bisnis dibawah binaan pak Wong, sangat menolong saya bisa berkembang cepat. Di china peluang bisnis terbuka lebar. Walau tampa uang,  tidak sulit saya dapat uang untuk membangun bisnis. Semua bisnis yang saya bangun berangkat dari kelemahan bisnis yang telah exist. Bisnis saya tak lebih hanya solusi atau koreksi dari yang ada. Walau usaha sejenis, tapi warna dan rasa berbeda.  Semua sukses. 


Kepercayaan banker dan investor semakin besar dan semangat berkembang terus terpacu. Saya kerja 18 jam sehari tampa hari libur. Melintasi banyak negara. Dalam 5 tahun saya akuisisi sebanyak 34 unit bisnis tersebar di beberapa negera. Dari 4 subholding, terus berkembang secara sistem tanpa saya tahu pasti berapa jumlahnya sekarang. Namun itu semua membuat saya rendah hati. Ingat nasehat pak wong “ menaklukan dunia tidak sulit, yang sulit menaklukan diri sendiri. Rendah hatilah selalu”


Tahun 2015 saya bertemu dengan pak wong. Dia sudah berumur. Ternyata  dia membaca buku saya. Dia beli di toko buku Gramedia. Judulnya “ cintaku negeriku” itu buku motivasi bisnis. “ Jel, Minta tanda tangan buku ini. “ katanya dengan rendah hati. Saya tulis halaman pertama buku itu dengan tangan “ untuk pak Wong yang telah mendidik saya. Yang telah mengubah ayam kampung untuk jadi elang. Pak Wong, adalah kakak tersayang saya dan juga mentor saya dalam segala hal”


Sumber : Mydiary

1 comment:

musli said...

kisah anda sangat membangun kepercayaan diri saya. saya tidak punya network dan ongkos

Jalan menemukan rizki...

  “ Ale, bosoboklah kita” kata Mardi lewat SMS kemarin. Walau kami jarang sekali bertemu. Mungkin setahun belum tentu ketemu. Kami saling ma...