Friday, March 15, 2024

Pelanggaran dan legitimasi.

 



Akhirnya Mei datang juga ke Jakarta. “ B, I'm on a business trip in Jakarta. Hope to meet you. Is it possible ? Katanya via email. Aku langsung telp. “ Kamu ada dimana say?

“ Di Ritz. “ 

“ Kapan free ?

“ Jam 4 sore. “

“ Ok saya kesana. “ Kataku dan matikan telp.


Mei kali pertama kukenal di New York tahun 2012. Dia berkeja pada perusahaan Consultant. Profesinya akuntan. Dia pemilik gelar CPA. Usai meeting di kantornya. Aku iseng mengajaknya makan siang. Dia senang. Cantik. Dari ceritanya, Ayahnya dari Korea tapi ibunya dari China.  Sejak itu kami bersahabat. Setidaknya dia jadi mata dan telingaku dalam bisnis LBO.


Hanya menanti tidak lebih 5 menit. Aku lihat Mei sudah datang ke Lounge. Dia mengenakan Blezer hitam dan rok warna merah.  Dia langsung memelukku.” I missed you” katanya berbisik. Dia perhatikan kepalaku yang sudah dipenuhi uban. “ Semakin menua kamu semakin seksi. Apalagi dengan style yang humble seperti sekarang ini. “ Katanya. Aku diamkan saja “ Kalau lihat kamu sekarang, diusia menua ini, engga kebayang jumlah wanita yang pernah dalam dekapan kamu dan akhirnya harus menerima kalah terlupakan begitu saja.” Sambungnya dengan tertawa. Gigi putihnya yang rata membuat kecantikannya semakin sempurna.


“ Mengapa datang pas menjelang Weekend? Kataku abaikan celotehnya.


“ Sengaja.” Katanya memagut lenganku. “ Sekalian  melihat lihat Jakarta. Ternyata kota besar ya Jakarta itu”. Duduk disebalahku. AKu tidak mau tanya apa bisnisnya di Jakarta. Dia sahabatku. Namun dia menganggapku sebagai mentornya. Padahal dia tidak pernah berbisnis denganku. Namun dia tidak pelit memberikan informasi apapun yang aku perlukan. Terakhir yang aku tahu dia  resign dari kerjaannya di perusahaan konsultan. Setelah itu dia terjun ke bisnis. Belakangan dia memang sukses mendirikan Asset Management. Lewat SPAC dia sukses melakukan berkali kali akuisisi lewat bursa. 


“ B, Aku mau diskusi. Boleh ? tanyanya.

“ Ya apa ?


Dia perlihatkan dokumen dari Notepad nya.  “ Ini dokumen rekening bank milik korporat. Underlying dana ini berasal dari depletion Account asset tambang. Walau depletion account itu intangible cost yang setiap tahun dicatat sebagai cost amortisasi aset. Mengurangi laba tentunya.  Namun dananya disisihkan dan ditempatkan disatu rekening.  Ketentuan amortisasi sesuai dengan aturan pajak. Jadi clean.” katanya. Aku tahu dia sedang provokasiku. Pasti ada masalah nih.


“ But..” Kataku menyela. Dia tertawa. “ Kamu tahu aja. Aku ada masalah. “ Katanya.  Nah kan benar ada masalah.


“ Pemilik rekening punya masalah. Mereka tidak bisa cairkan dana itu. Karena perusahaannya kena kasus hukum. Smelter mereka menerima material dari penambang ilegal. Belum lagi masalah lingkungan hidup akibat kerusahakan penambangan ilegal itu. Katanya. 


“ Kamu kan tahu. Saat sekarang APTask Force sedang gencar gencarnya memburu rekening ilegal mining. Jaringan APTask Force  luas sekali. Seluruh negara anggota OECD. Tidak ada  otoritas  Jasa keuangan negara berani macem macem. Harus follow mereka dan harus dukung standar kepatuhan APtask force ” Kataku.


“ Ya aku paham. “Katanya seraya merapatkan pahanya ke pahaku. “ Bantulah gimana solusinya. Kamu cukup arahkan aku. Selanjutnya urusanku “ Katanya menggoda. Aku tatap dia dari samping. Dia tersenyum membalikan wajah ke arahku. “ Bantu solusi ya” kejarnya.


“ Kalaupun aku beritahu caranya, kamu tidak akan bisa jalankan. ini masalah sangat rumit dan perlu trust tinggi untuk utilze institusi yang high rating sebagai channeling dan endorsement. “ Kataku mengibaskan tangan.


“ Oh artinya kita perlu institusi AAA rate untuk endors agar bisa menjadi agent channeling cairkan uang ini? Katanya. Duh cepat banget dia pahami. Dia memang cerdas.


“ Dan kita perlu create transaksi untuk layering dana itu. Nah dengan uang sebanyak itu, engga mudah create transaksi yang legitimate dan dipercaya oleh mereka.” Kataku. Dia terdiam. Mungkin mikir atau bingung. “ Ya pasti lah transaksi hedge fund. Hanya itu yang mungkin.” Katanya lagi. Memang cerdas dia. Aku tersenyum. 


“ Jadi engga mungkin kamu rekomendasikan saya deal dengan AAA rate financial institution. Itu closing circuit. Hanya member high financial community saja yang bisa lakukan. Engga bisa diwakilkan kepadaku saja yang urus.” Katanya menyimpulkan. Dia terdiam dan sepertinya memikirkan sesuatu. Aku biarkan saja dia dengan pikirannya.


“ Gimana kalau kita makan malam. “ Kataku kemudian memecah keheninngan


“ Di kamarku aja. Pakai layanan room service. Pesan wine sekalian” Katanya. Aku langsung berdiri. “ Ikut aku aja. Ada tempat di Jakarta yang enak untuk dinner dan dating “ kataku. Dia ikuti langkahku. “ Pelit amat “ Katanya mencubit lenganku. “ Diajak dating ke kamar engga mau. “  Aku tersenyum seraya melingkarkan tangan di pinggangnya." Nanti setelah dinner kita lanjut bicara detail di kamar kamu. " Kataku. Mei senang seraya pagut lenganku saat menuju lobi menanti kendaraan datang menjemput.


***

Aku menggunakan kendaraan punya Florence, Maybach. Aku minta driver antar kami ke Kawasan Kota tua, Chiness restoran. Mei senang sekali. Itu terihat saat dalam kendaraan. Lengket terus  .


“Terakhir kita ketemu di San Marino ya tahun 2013. Saat itu usiaku 35 tahun. Sekarang usiaku 46 tahun. Kamu tetap tidah berubah.” Kata Mei saat menati hidangan.


“ Kamu engga lihat rambutku yang sudah memutih?


“ Tadi aku pagut lenganmu. Masih tetap kekar. Sama seperti 11 tahun lalu. Engga berubah. “ katanya dengan wajah sendu. “ Sedangkan aku keliatan tua dan pasti tidak lagi menarik. “ 


“ Duh Mei, itu hanya perasaan kamu aja. “ kataku cepat.


“ Ya kan! Matanya melotot. “ aku semakin tua. Sampai makan malam di kamarku aja kamu ogah “ Air matanya mengambang.


“ Kamu juga tetap tidak berubah.“ kataku cepat. Mataku terarah ke susunya. Aku sentuh susunya dengan cepat dan tersenyum” Tuh kan masih keras. Engga lembek. Ah sudah lah. Kamu pintar banget drama” Kataku tertawa. Dia ikut tertawa tapi menahan tawa dengan menutup mulutnya.


“ Clients ku di Jakarta punya bisnis tambang. Mereka tajir banget. “ Kata Mei kemudian. Aku tahu dia memang jago lobi bisnis. Tentu dia gunakan pihak ketiga agar dipercaya oleh clients nya. Kalau sampai client nya mau menyerahkan bukti rekening koran bernilai miliaran dollar. Itu trust yang sangat luar biasa. Dengan akses sumber daya keuangan sebanyak itu, dia bisa create story ambil uang mudah dari pemain hedge fund pemula. Tetapi dia memilih datang  kepadaku. Tentu bisnis sambil belajar.


“ Sekarang ini ada istilah  state capture. Apa sih itu ? tanya Mei. 


“ Kenapa kamu tanyakan itu ? 


“ Tadi clients ku cerita kalau uang itu milik banyak pihak yang punya banyak kepentingan. Maklum itu uang dari state capture, katanya.”


“ Oh state capture itu korupsi yang bukan sekedar suap atau korupsi tradisional, tetapi sudah TSM atau terstruktur, sistematis dan massive “ Kataku. “ Maksudnya TSM itu apa ? Mei mengerutkan kening.


“ Negara itu kan design nya Konstitusi dan UU. Dilaksanakan oleh aturan pemerintah. Apa jadinya bila UU dibuat Parlemen untuk kepentingan oligarki dan pemerintah membuat aturan memudahkan oligarki menguasai sumber daya negara. Ya  yang terjadi adalah korupsi terstruktur secara legal. Sistematis karena melibat semua institusi terkait dan massive, terjadi meluas di semua level kekuasaan” Kataku.


“ Dalam  buku How Democracies Die. “ kata Mei secara terpelajar.” Ancaman terbesar bagi demokrasi kontemporer adalah erosi norma atau etika. Norma itu kan aturan dan konvensi tak terucapkan sebagai nilai nilai demokrasi. Jadi UU dan aturan itu hanya formalitas saja tetapi esensinya adalah etika moral atau norma yang dijaga oleh semua orang. Bukan hanya elite politik tetapi juga oleh rakyat. Runtuh etika maka runtuhlah demokrasi.


Nah, bila ada yang berkata dengan argumen retorik seperti, kalau memang presiden salah, silahkan buktikan di pengadilan. Kalau memang pemilu curang silahkan bawa ke pengadilan. Kalau memang calon tidak berkualitas buktikan saja dalam pemilu langsung. Menurutku, itu naif.  Apa yang bisa diharapkan kalau institusi demokrasi berdiri hanya untuk stempel kepentingan penguasa.  itu sudah semacam state capture, ya. Sejarah AS dipenuhi dengan contoh-contoh perilaku politik yang konstitusional dan legitimate, tapi tidak demokratis. 


Rezim di Amerika selatan selama ini juga begitu. Terjadi di Venezuela, Argentina, Nikaragua dan lain lain. Konstitusi dibonsai oleh prilaku premanisme brutal penguasa mempermainkan nilai nilai demokrasi. Civil society dikriminalisasi dan di-intimidasi, sementara para anggota parlemen duduk diam dan berminyak wajah saat membahas RUU. Karena setiap RUU ada uang dibaliknya. Agenda korporat yang dijalankan.


Contoh. di Afrika dan Amerika latin. Untuk dapatkan IUP kan perlu AMDAL. Nah syarat AMDAL itu dibuat sederhana aturannya. Bisa saja aturan menteri dalam bentuk Permen atau Perpres, Sehingga memudahkan korporat  dapatkan izin. Padahal AMDAL itu sangat significant mengawal keadilan dan kelestarian  lingkungan. Rakyat yang protes, dikriminalisasi atas nama  UU dan hukum “ Kata Mei. Aku senyum aja.


“ Kamu tahu.” Lanjut Mei, “ Di Amerika latin dan Afrika, state capture itu dijadikan skema bisnis yang grey area. Misal, BUMN mendapatkan konsesi tambang dari negara. Kemudian BUMN bekerja sama dengan konsorsium swasta mengelola konsesi tambang itu. Pihak konsorsiunm swasta menunjuk kontraktor swasta melakukan exploitasi dan ekstraksi. Perhatikan skema bisnisnya, BUMN hanya vehicle untuk melegitimasi skema bisnis dari konsorsium swasta menjarah SDA. Sehingga para kontraktor kerja bebas merusak lingkungan. Batasan legal dan ilegal tidak jelas lagi. Dari skema ini state capture yang kamu maksudkan terjadi. “ Sambung Mei. Aku jadi ingat modus bisnis  tambang Timah di Bangka yang sudah berlangsung sejak tahun 2015 dan baru tahun 2024 dijadikan kasus.


Gila ya. Pasti dominasi korporate itu karena uang, Engga mungkin mereka bisa atur kekuasaan tanpa uang. “  Kata Mei. Aku senyum aja. “ Kalaupun UU itu dbuat dengan draft dari korporat, kan  rakyat bisa ajukan class action. “ Sambung Mei.


“ Ya benar. Seperti di Indonesia ada MK sebagai saluran class action atas penyimpangan konstitusi oleh pemerintah. Tetapi apa sih yang engga bisa dibayar. Apalagi menyangkut kepentingan bisnis ? kataku


“ MK juga dibayar korporat?. “ Tanya Mei melotot. Sepertinyad ia tidak percaya.“ Ternyata Indonesia sama saja dengan negara di Afrika, Pakistan, Venezuela Argentina. Ya mindset negara berkembang memang begitu. Karena kebodohan, miskin literasi , miskin struktural, sehingga rakyat mudah jadi korban penguasa. . Mereka tadinya makmur tetapi by process dan by time, mereka akhirnya menjadi negara gagal dan rakyat eksodus keluar negeri. Karena tidak ada lagi hope di negaranya.” Sambung Mei.


***

Usai makan malam, jam 7 aku antar Mei kembali ke Hotel..“ Mei, kamu temui perusahaan ini” Kataku menyerahkan kartu nama Tom. “ Ini perusahaan Asset Management Group. Rating nya AAA. Mereka punya mitra global first class bank dan investment banker world class.” Kataku. “ Kamu serahkan aja urusan ke mereka. Selanjutnya kamu focus menggunakan uang itu sesuai dengan kepentingan clients kamu” sambungku.


“ Skemanya gimana ? Tanya Mei.

“ Kita tidak cairkan dana itu secara langsung. Karena pasti tidak mungkin kita melanggar hukum. Tetapi lewat skema SPV, kita jadikan dana itu sebagai entity penjamin credit default swap untuk penerbitan obligasi terstruktur atau Credit Link Note. Dari skema ini sumber dana sudah tersamarkan atau layering lewat obigasi yang dilegitimasi oleh pengelola bursa. Dalam 10 tahun, dana itu akan habis seiring adanya  redemption  obligasi.” Kataku. Mei senang sekali. Aku hanya senyum. Tanpa disadari dia telah menyerahkan kelinci ke Srigala. Dia tentu sadar pemain hedge fund adalah srigala. Mei memeluk erat lenganku saat di dalam kendaraan. Dan terus lengket sampai kamar hotel. Dia tidak risih berteman dengan Srigala…

Monday, March 11, 2024

Save Jellian

 



Jam dua dini hari. Telp Safenet saya bergetar di meja lampu tidur. Saya segera ambil dan liat pesan masuk dari Moscow “ Save Jellian”  Saya segera telp. “ Ada apa Victor?

“ Orang columbia sandera jellian.” kata Victor dengan suara bergetar. “ Maafkan saya B.” 


“ Sekarang, jam ini juga kamu terbang ke Bangkok. Temui saya disana.” kata saya segera matikan telp. Saya lirik istri sedang tidur pulas. Saya masuk kamar kerja. Saya termenung lama. Ada apa ini? mengapa pertahanan Victor bisa jebol sehingga orang lain tahu posisi Jellian. Semua profile dari pihak yang terlibat dalam bisnis senjata ini bukanlah gangster. Proses bisnis berjalan sesuai dengan standar kepatuhan legal dan melibatkan institusi formal. Kami ada kontrak dengan pihak pembeli. Resmi. Kami juga ada kontrak dengan pabrik senjata Resmi. Aliran dana jual dan beli legal. Soal kemana senjata itu dikirim dan untuk apa, itu bukan urusan kami. Kami hanya pedagang


Saya sangat percaya dengan Jellian. Tidak mungkin dia melakukan tugas diluar SOP yang sudah saya tetapkan. Saya juga percaya dengan team Victor yang bertugas melakukan operasi lapangan. Jadi siapa yang membocorkan sampai posisi Jellian terancam ? Gelap. Kalau saya tidak tahu, saya tidak akan tahu dimana Jellian disandera. Columbia luas. Dan jaringan gangster juga bersel sel. Tidak mudah menentukan dari kelompok siapa. Kalau saya buka negosiasi dengan penyandera, itu hanya akan membuat semua operasi saya terbuka. Saya akan kehilangan bisnis  senjata. Dan belum tentu Jelian akan selamat.  


Saya harus focus bagaimana menyelamatkan Jellian. Dia percaya kepada saya dan saya harus melindunginya.  Tak terasa jam subuh sudah masuk. Saya sholat subuh dan mengenakan pakain untuk berangkat. “ Mah, izin mau ke luar negeri. Ada urusan penting” Kata saya berbisik kepada istri yang masih mengenakan mukena. Istri saya menatap saya dengan seksama. “ Ya pergilah. Hati hati.” Kata istri. Segera dia pergi ambil tas koper saya yang memang selalu dalam keadaan terisi pakaian lengkap. Dengan taksi saya berangkat ke Bandara. Tujuan saya ke Kamboja dulu. 


***


Saya temui EN di Phnom Penh. Dia menguasai bisnis underground. Dari Narkoba, human trafficking, pemerasan, penipuan, penyeludupan dan judi ilegal. Organisasi nya hebat dan sangat cerdas mengelolanya. Di dukung profesional trading, lawyer, akuntan dan tentu hacker IT. Punya jaringan international. EN punya banyak proxy yang mengelola asset dari uang haramnya. Dari kalangan celeb sampai pengusaha ada dalam jaringan proxy nya. Mereka mengelola property, tempat hiburan, tambang dan rekanan pemerintah pada proyek rente. Karenanya koneksinya dengan pemerintah sangat kuat dan luas. 


Perkenalan saya dengan EN saat dia merampok rekening casino Steven dengan cara hack rekening private banking. Rekening itu bisa saya kuasai kembali dan setelah itu EN jadi sahabat saya. “ Kamu kenal gank Columbia yang beroperasi di Eropa ? tanya saya saat makan di kaki lima di Jalan 123 di Phnom Penh yang terkenal dengan Tusuk Sate Ayam Panggang Yakitori. Walau kami hanya makan berdua tetapi pengawal EN ada 8 orang tidak jauh dari kami.


EN menatap saya sejurus. “ B, kamu ada masalah? ajak saya. Kita selesaikan sama sama. Bukankah kita bersaudara.” Kata EN.


“ Terimakasih. “ saya memeluknya. Senang akan empati persahabatannya “ Kenal ? Tanya saya focus kepada informasi yang saya perlukan. 


“ Yang saya tahu, orang Columbia tidak pernah beroperasi di luar kandang mereka. Tetapi mereka punya group outsourcing yang kapan saja bisa mereka call untuk beroperasi. “ Kata EN. “ Group Italia dan Spanyol” lanjut EN. 


“ Apakah mereka juga bisa di kontrak oleh pihak  lain ?


“ Tentu. Siapapun yang bisa bayar. “ Kata EN dengan tetap menaruh hormat kepada saya.


“ Apakah saya bisa tahu siapa saja clients nya ? tanya saya dengan harap.


“ Wah engga mungkin saya punya informasi itu. Tapi kalau diperlukan, saya punya cara mudah dapatkan informasi itu. Ya melalui banker dia. Saya tahu siapa banker nya” Kata EN. Saya senang. Ada titik terang.  


Saya tatap lama EN. Dia sampai salah tingkah. Seperti berusaha membaca pikiran saya “ Ok sekarang saya telp orang saya di Eropa. Mereka akan dapatkan data clients yang kamu minta” Kata EN. Dia segera telp melangkah menjauh dari saya. Tak berapa lama dia kembali ke saya. “ B. beri waktu 2 jam “ kata EN. Saya mengangguk, Selama menanti berita dari Eropa, saya dan EN asik makan sate. Dia cerita banyak tentang intrik politik di Kamboja dan peran China yang semakin significant. Sebagai pendukung setia Kamboja, Tiongkok mengalokasikan dana ekonomi, dukungan politik, dan banyak bantuan, khususnya dalam bidang keamanan. Dukungan komprehensif Tiongkok selaras dengan apa yang diinginkan Phnom Penh. Namun Kambodia tidak ingin bermusuhan dengan AS. 


Setelah makan siang. EN ajak saya ke Angkor Spa center. Kami hanya ngobrol di lounge. Tidak sauna dan juga tidak massage. Tak berapa lama sudah lewat 2 jam. EN dapat telp dari luar. Dia bicara sebentar. Dia buka file lewat Hape.  “ Ini B, daftar client mereka” Kata EN. Saya tidak mau tahu bagaimana sampai banker itu mau membuka data yang sangat strictly confidential itu. 


Hanya ada empat Clients. Dari empat itu. Hanya satu yang saya percaya terlibat dalam penculikan Jellian. Alasan tepat. Karena mereka ingin menghapus jejak transaksi senjata dan sekaligus merampok akumulasi dana yang ada di rekening cross border. Saya kecewa dengan mitra saya di Dubai tetapi saya bisa maklum. Resiko itu dari awal sudah saya duga. Makanya saya ciptakan layering transaksi dengan rumit. Engga mungkin mereka bisa deteksi keberadaan Jellian. Tetapi dengan menculik Jellian keadaan menjadi lain.


“Saya perlu informasi tentang orang ini ” Kata saya menunjukan nama salah satu dari empat clients banker itu. “ Saya perlu semua hal kebiasaan dia. Dimana dia tinggal. Dimana dia biasa nongkrong dan apa saja tentang dia.” kata saya. 


“ Bisa. “ kata En tegas. “ Saya punya teman di Iran dan mereka  berkantor di Dubai. Networking mereka kuat. Tidak sulit dapatkan info  tentang orang itu”


“ Lakukan itu. Saya perlu “ kata saya tegas.


“ OK saya akan koordinasikan segera “ kata EN. Dia telp cukup lama. Saya perhatikan dari jauh dia bicara. Setelah selesai. “ Mereka minta waktu sampai besok. Apakah mungkin? Kata EN. Saya mengangguk…Dari tempat Sauna, EN antar saya ke Paninsula Hotel. Dia tempatkan dua pengawal di hotel itu. Saya senyum aja atas hospitality nya “ B. ingat, kita bersaudara. Masalah kamu, masalah saya juga. Jangan sungkan. Apapun akan saya lakukan untuk kamu” Katanya. Saya sampaikan misi saya. Dia menyimak. Dia akan standby. Siap bergerak saat dapat telp dari Victor. 


***


Setelah dapatkan informasi dari EN. Saya terbang ke Bangkok. Di Bandara, Victor sudah menanti saya. “Hubungi Pilot kamu. Kita terbang ke Dubai sekarang “Kata saya. Victor telp pilot private jet nya untuk siapkan keberangkatan kami. 


“ B..” kata victor saat di dalam pesawat. Dia seperti masih merasa bersalah karena gagal melindungi Jellian.


“ Engga usah kawatir. Jellian itu terlatih sebagai prajurit para komando. Dia bisa mengelola rasa sakit kalaupun disiksa. Engga mungkin dia berkhianat. Kalaupun dia akhirnya menyerah, dia juga tidak tahu apa apa soal rekening itu.” Kata saya menenangkan Victor. 


“ Apa rencana kamu ? tanya victor.


“ Kita akan paksa orang ini memberi tahu dimana jellian disandera”  Kata saya memberikan profile orang yang dimaksud. “ B, hanya kita berdua ?  Victor mengerutkan kening. Dia mungkin tidak percaya. Karena ini misi berhaya.


“ Ya, Kenapa ? 


“ Ok. Siap “ Kata victor. Selama penerbangan itu saya tidur setelah sholat qhodo. Saat terbangun. Saya dapatin Victor masih terjaga. Dia tersenyum kepada saya. “Kamu benar benar pulas tidur. Seperti tidak ada masalah apapun” Kata Victor.


“ Masalah itu adalah dalam pikiran. Semua hal di dunia ini hanya ilusi. Permainan akal saja. Jadi kalau tidur ya nikmati kesendirian bersama Tuhan saja. Iklas saja” Kata saya. Victor mengacungkan jempol. 


***

Kami check in ke Hotel Burj Al Arab Jumeirah. Victor pergi ke kamar membawa tas saya. Sementara saya tunggu di bawah. Hanya 10 menit dia udah kembali bersama saya. Kami ke Dolphinarium, keindahan Suzgai Dubai dan pantai dengan latar belakang Burj al Arab. Saya melirik jam. Saya tatap Victor. “ Kamu tetap di sini. Dalam 30 menit saya tidak kembali. Kamu Telp EN. Dia akan lakukan Plan B. Team pemukul kamu yang ada di Moscow pastikan bergabung dengan team EN.“ Kata saya. Victor  mengangguk. 


Saya terus jalan melewati pasar-pasar, museum, konsulat, Taman Air Wild Wadi. Saat di pasar Madinat Jumeirah. Pria berkepala bulat dengan tinggi sekitar 180 bertubuh tambur tepat berjalan di depan saya. Dia diapit oleh dua pengawal bertubuh kekar. Saya keluarkan dua credit card dari dompet saya. Saya pindahkan ke kantong depan. Ini akan jadi senjata kalau kepepet. Setelah melewati Pria itu  dan berbalik “ alsalam ealaykum 'akhi , Abdul“ Saya menegur dengan bahasa Arab. Dia terkejut. Salah satu pengawalnya mendorong tubuh saya. Tetapi dengan cepat saya kunci tangannya dan sepak belakang betisnya. Pengawal itu berlutut sambil menyeringai menahan sakit. Saya tidak lepaskan kuncian tangannya. Segera Abdul teriak kepada pengawalnya untuk mundur. Keadaan itu cepat sekali. Saya tetap tersenyum seraya melepas kuncian tangan pengawalnya. 


Abdul tentu tidak percaya saya bisa ada di depannya. Dia tentu terkejut. Karena saya bisa tahu posisi dia dalam situasi terlemah dia.  Saya menyalaminya dengan membungkuk.  “ B, lama tidak ketemu. Ada apa ke Dubai.? ” Katanya dalam bahasa Arab. 


“ Saya baru datang tadi sejam lalu. Saya khusus untuk bertemu kamu. “ Kata saya tersenyum. Memang antara saya dan dia sudah saling kenal. Dialah yang menuntun saya berbisnis senjata yang dibiayai oleh keluarga kerajaan. 


“ Abdul, saya bukan musuh atau orang yang kamu kawatirkan. Kamu bisa check nama saya di UNF dan ICF. Saya pernah jadi director ASIA. Sampai kini saya honoris member mereka. Tanpa dukungan mereka mana mungkin saya bisa delivery senjata ke Suriah dan Irak, Mana mungkin saya bisa libatkan militer Turki dan Rusia untuk operasi itu. Apakah itu kurang cukup membuktikan bahwa transaksi saya dengan anda atas sepengetahuan mereka. Dan tentu kerahasiaan jadi standar kita” Kata saya dengan tetap tenang dan tersenyum.  Dia tertegun dan akhirnya mengangguk saat saya menyerahkan dokumen sebagai bukti bahwa saya bagian dari ICF.


Setelah meliat dokumen ICF itu dia menelpone dengan gelisah. Saya diamkan saja. Tak berapa lama kemudian, “ B, Jelian ada di Palma. Saya pastikan dalam 10 menit sudah ada di hotel “ kata Abdul. Saya tersenyum.  Dan pergi meninggalkan dia. Saya kembali menemui Victor.  Saat meliat saya dari jauh, Victor berlari ke arah saya. “ B, barusan saja Jellian telp saya. Dia sudah di hotel. Team saya di Valencia segera menjemput dia.”Kata victor terengah engah. Dia peluk saya. Saya senyum aja. Kami kembali ke Hotel. Keesokannya Victor antar saya pulang ke Jakarta dengan private jet. 


“ Rasa hormat saya tidak akan pernah hilang untuk kamu, B.” kata Victor saat di dalam pesawat. Saya menghentikan membaca buku“ Anda boss dan mentor kami. Lebih 10 tahun kami menjadi anggota team anda. Anda selalu lead kami dan selalu ada disaat tersulit kami. Dan tidak pernah ragu mengambil resiko untuk melindungi kami. Itu sebab kami tidak pernah ragu dalam melaksanakan perintah anda “ Sambung Victor. 


“ Nah sekarang cobalah tidur. “Kata saya. Victor mengangguk. Tak lama dia sudah larut dalam mimpinya. Saya lanjutkan membaca buku.


***

Seminggu kemudian saya ke Singapore. Jellian temui saya di Hotel Mandarin sands Singapore. Dia peluk saya dengan air mata berlinang. “ Kamu baik baik saja kan” Kata saya. 


“ Baik. Tidak ada kurang satupun. “ Katanya merentangkan kedua tangannya. Saya lihat tidak jauh dari table kami ada 2 orang pengawal. Itu team Victor. 


Kami duduk santai di cafe. Saat terdengar lagu diatas panggung. “i stand by you “ Jellian menangis dan menyandarkan kepalanya di pundak saya. Saya belai kepalanya.  “ Kalau kamu ingin berhenti, engga apa apa. Saya akan siapkan uang pensiun untuk kamu” Kata saya. Jellian menggeleng gelengkan kepala. “ Team sudah seperti saudara kandung saya. Kami seperti keluarga. Engga mungkin saya jauh dari mereka. “ Katanya 

I'll stand by you, I'll stand by you

Won't let nobody hurt you

I'll stand by you

Kami berdua tersenyum.



Saturday, March 09, 2024

Uang dan spiritual ?

 




“ B, apa mungkin kita bisa bertemu. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan. Dan kalau itu saya anggap masalah, kamu tentu ada solusinya. “ kata Daniel via email. 


Aku butuh 3 hari untuk membalas email Daniel itu. Karena ingat beberapa tahun lalu dia pernah perkarakan aku ke pengadilan niaga. Akhirnya kami bertarung di pengadilan. Sama sama korban uang tidak sedikit untuk lawyer.  Akhirnya aku bisa memenangkan kasus itu. Memang dari awal kebenaran itu ada di pihak ku. Tetapi Daniel dengan team ahli lawyer nya punya celah untuk menjatuhkanku. Tujuannya agar aku lemah dan akhirnya terpaksa menerima kompromi untuk dia akuisisi Holding ku secara hostile. 


Setelah aku memenangkan kasus itu, dia minta maaf. Akupun memaafkannya. Kami tetap bersahabat sampai sekarang. Dari awal memang agendaku menghadapinya hanya untuk memperjuangkan kebenaran. Kalau aku mendapatkan rasa hormat dari Daniel yang lahir dari keluarga konglomerat financial. Itu bukan karena aku lebih hebat secara financial, tetapi karena moral. Kalau aku berbalik menyerang dia, tentu aku mencemari niat awalku. Lantas apa beda aku dengan dia.? Soal dendam?. Aku tidak punya kemewahan berbuat seperti itu. Bagiku, Tuhan saja maha pengampun, mengapa manusia harus lebih hebat dari Tuhan dengan menggenggam dendam.


Dari kali pertama kami saling kenal. Daniel sudah berniat untuk merekrutku sebagai executive nya. Entah mengapa. Tapi aku tolak dengan halus. Padahal saat itu aku sedang terpuruk di tahun 2002. Bukan aku tidak percaya dengan reputasi dan sumber daya keuangannya, tetapi lebih karena aku tidak merasa pantas untuk jadi pekerja. Seumur hidupku tidak terlatih sebagai executive di bawah kendali pemegang saham. Aku hanya orang kampung. Aku tahu diri soal itu.


Aku tidak terlalu bodoh untuk tahu. Kalau Daniel kaya raya bukan karena dia hebat dalam hal kreatifitas menciptakan produksi real, tetapi karena melalui keluarganya dia mempunyai akses ke sumber daya keuangan. Terutama dari pemain hedge fund yang punya rating AAA. Akses itu sendiri adalah kredit. Kredit bisa berarti financial instrument yang diperdagangkan di bursa reguler dan paralel sampai kepada yang rumit seperti pasar 144A SEC dan OTC. Jenis instrument pun beragam. Yang dikenal dengan istilah derivative. Derivative saham, valas, obligasi dan komoditi. Diperdagangkan secara option maupun future. 


Bagiku, pemahaman tentang uang atau kredit adalah kata kunci untuk mengakses sumber daya keuangan. Knowledge is power. Dan tidak sulit untuk memahami jalan pikiran bagaimana kapitalisme bekerja. Dahulu kala harta adalah sebidang tanah dan kumpulan ternak. Dari harta itu orang hidup dan menghidupi dirinya untuk berkembang dari generasi kegenerasi. Namun belakangan karena manusia semakin bertambah dan kebutuhan semakin meningkat maka kompetisi terbentuk. Harta tidak lagi diartikan ujud phisiknya. Tapi harta telah berubah menjadi selembar document sebagai bukti legitimasi dari penguasa. 


Selembar dokumen itu berkembang menjadi derivative asset bila dilampirkan dengan seperangkat izin ini dan itu. Kemudian digabungkan dengan yang namanya project feasibility maka jadilah sebuah akses meraih uang. Bukan dijual tanpi digadaikan. Uang itu berputar untuk kegiatan ekonomi dan menghasilkan laba untuk kemudian digunakan membeli harta lagi. Ini disebut dengan nilai reproduksi capital atau project derivative value


Bila laba semakin banyak , tentu harta semakin meningkat. Kumpulan dokumen harta ini dan itu , menjadi saham ( stock ) dalam lembaran dokumen bernama “perseroan”. Akses terbuka lebar untuk meningkatkan nilai harta itu. Penguasa semakin memberikan akses kepada harta itu untuk berkembang tak ternilai melalui pasar modal. Tentu harus memenuhi standar kepatuhan. Melewati proses legitimasi dari agent pemerintah seperti underwriting, notaris, akuntan , lembaga pemeringkat efek. Dari legitimasi ini maka harta menjadi lembaran kertas yang bertebaran dilantai bursa dan menjadi alat spekulasi. Hartapun semakin tidak jelas nilainya. Kadang naik , kadang jatuh. Tapi tanah dan bangunan tetap tidak pindah dari tempatnya.


Akses harta untuk terus berkembang tidak hanya dilantai bursa. Tapi juga dipasar obligasi, Dokument Saham dijual sebagian dan sebagian lagi digadaikan dalam bentuk REPO maupun obligasi, MCN. Disamping itu akses permodalan conventional lewat bank terus digali agar harta terus berlipat lewat penguasaan kegiatan ekonomi dari hulu sampai kehilir.  Artinya Kapital dapat mereproduksi dirinya sendiri. Bahwa harta bukanlah ujudnya tapi apa yang tertulis. Dan lebih dalam lagi adalah harta merupakan gabungan phisiknya dan manfaat nilai tambahnya. Nilai tambah itu hanya mungkin dapat dicapai apabila dalam bentuk dokumen.


Tanpa legitimasi harta, tentu tertutuplah akses kepada sumber daya keuangan. Ketidak adilan dibidang ekonomi lebih disebabkan oleh akses “ legitimasi harta “itu. Dan ini berkaitan dengan know how dalam hal bisnis proses untuk memenuhi business aspect, legal, financial dan banking, institutional. Kesenjangan Rasio GINI terjadi dimana mana. Itu karena perbedaan knowledge. Semakin jauh jarak knowledge antar kelas semakin lebar rasio GINI. Aku memang tidak terpelajar seperti Daniel. Tidak juga berkembang pengetahuan lewat didikan keluarga  kaya raya. Tetapi aku lahir dari keluarga moderat yang mendidikku hidup berakal mati beriman. Bahwa belajar itu sepanjang usia.


***

Aku minta Daniel  menemuiku di Singapore. Ya aku terbang dari Jakarta ke Singapore dan dia terbang dari London ke Singapore.  Sesuai jadwal yang disepakati, kamipun bertemu di Singapore. Aku memperlakukan Daniel seperti karakter dia. Saat dia menyalamiku, aku langsung ke inti masalah. “ Apa masalah kamu ? kataku to the point tanpa perlu ramah tamah. Karena Daniel dari kecil tidak diajarkan oleh keluarganya soal ramah tamah. Baginya semua omong kosong selain uang. Akupun tidak mempermasalahkan. Ini hanya soal budaya. Setiap orang punya budaya berbeda. 


“ B, kamu tahu saya kan punya portfolio pada perusahaan IT berbasis Cloud di China. Perusahaan itu sudah listed di bursa New york dan merupakan salah satu perusahaan China yang sukses menarik uang di wallstreet. Yang jadi masalah adalah salah satu partners saya di perusahaan itu menemukan kecurangan akuntasi.” 


“ Kongkritnya kecurangan seperti apa ? tanayku.


“Pendapatan yang belum terlaksana dicatat sebagai pendapatan pada tahun buku. Dan karena itu harga saham jadi meningkat. “ Katanya.


“ Itu fraud “ kataku cepat. Daniel mengusap kepalanya. Dia bingung Dia terdiam namun tak henti menatapku.  “ Apa ada solusi B? 


“ Cepat laporkan kepada otoritas sebelum diketahui oleh otoritas. Karena dalam aturan SEC, kalau perusahaan melaporkan sendiri kasus fraud itu, akan terhindar dari sanksi SEC. Itu solusi terbaik.” Kataku.


“ Tetapi kaarena itu perusahaan akan mendapat gugatan dari investor bursa dan pasti delisting“ Kata Daniel mengerutkan kening. 


“ Ya itu resiko. “ Kataku bersandar di kursi “ Tapi kalau SEC tidak memberikan sanksi atas adanya fraud itu, gugatan investor akan nabrak angin. Bursa kan punya prinsip free entry free fall. Semua pemain sadar tidak ada yang jujur. Biasa saja. “ kataku santai.


“ Apa mungkin kamu ambil alih perusahaan itu setelah mereka delisting? Kata Daniel. Aku tahu itu artinya bermitra dengan dia “ Setelah kamu beli dengan harga murah, jadikan perusahaan itu sebagai private company. Kamu bisa lakukan merger dengan pengelola gateway Data Center. Secara bisnis itu akan semakin kokoh. Dan secara legal, sudah berubah menjadi entity baru. Berjalannya waktu investor akan melupakan kasus itu, dan bisa kembali masuk ke bursa. “ Sambung Daniel , dia sedang berusaha provokasi- ku.


“ Itu bukan solusi. Tetapi bandit ! Kataku cepat. “ Kita tidak muda lagi Daniel. “ Aku menyorongkan tubuh agar lebih dekat dengan dia diseberang meja. “  20 tahun lalu aku dan kamu masih berusia 40 tahu.  Kita sedang mencari jati diri. Saat itu salah benar, abu abu. Kini kita udah berusia 60 lebih. Salah benar udah jelas hitam putih. Seharusnya kita tidak lagi anggap apapun abu abu lagi. Kebenaran itu harus dihormati dan diperjuangkan dengan standar etika yang kuat” Kataku.


“ B, kamu kan punya pengaruh kepada partners saya di China, Tolong kamu yakinkan dia. Saya akan berusaha cari jalan lain agar fraud itu tidak terbukti. Itu hanya pemainan window dressing. Soal aliran pendapatan yang jadi dasar audit saya bisa lakukan fake cash flow lewat perusahaan cangkang. “ Kata Daniel. Sepertinya dia tidak berubah karena usia. Dan juga tidak pernah memahamiku.  


“ Yang pasti saya tidak akan ikut campur apapun. Kalaupun sekarang saya dapat informasi dari kamu, itu saya anggap tidak pernah ada. Jadi lupakan saja. “ Kataku mengibaskan tangan. Daniel terdiam dan menunduk. Aku cuek saja. Tak berapa lama dia bertanya kepadaku.” Apa yang kamu maksud mencari jati diri. Dan apakah kamu sudah menemukannya ? 


“ Mengapa kamu tanyakan itu ? Aku tersenyum. Aneh ini kali pertama dia nampak lugu.


“ Karena kamu jauh berubah sejak kali pertama saya kenal “  Katanya. Logis pertanyaan itu. 


Saya tatap dia sekilas dan tersenyum. “ Daniel, seruku “ Dalam hidup ini hanya tiga intinya. Satu adalah iman. Only Trust in God. Kedua adalah resilience terhadap cobaan. Ketiga adalah bersukur, be grateful“ Kataku.


“ Only trust in God itu apa ?


“ Kekuatan hati kepada kebenaran. Jalan menemukan kesejatian dan kelengkapan diri.” 


“ Resilience?


“ Karena ada iman, membuat kita tangguh dan bersabar melewati proses.  Kita sadar. Tidak akan ada orang lain akan mau begitu saja berkorban membantu kita. Tidak akan ada orang lain mau begitu saja menuntun kita mencapai impian kita. Karena pertolongan manusia cenderung kapitalis. Hanya Tuhan tempat kita bersandar. Dan Tuhan mendidik kita lewat alam. Tuhan mengajarkan kehidupan lewat peristiwa derita dan bahagia. Kalah dan menang. Kaya dan miskin Agar proses kehidupan bisa mengubah takdir kita. Dari makhluk yang terbentuk dari lendir hina, menjadi sebaik baiknya kesudahan” Kataku bijak.


“ Be grateful ? 


“ Mengubah pencapaian menjadi keberkatan. Sementara keberkatan itu sumber kebahagiaan lahir dan batin. “Kataku. Daniel terpengkur. Dia sepertinya tersadarkan. Entahlah. Yang jelas setelah itu dia pergi. Sebulan kemudian aku baca berita. Perusahaan itu melaporkan sendiri kasus fraud itu ke otoritas AS. Dua executive senior jadi tersangka. Saham delisting. Aku yakin Daniel tercerahkan oleh sikapku.  


Aku tidak menceramahi Daniel seperti seorang pendeta. Apa yang aku katakan, sebenarnya itu menjadi standar ketika uang fiat diperkenalkan. Albert Hirschman dalam esainya, Against Parsimony: Three Easy Ways of Complicating Some Categories of Economic Discours: mengatakan, ketika kapitalisme mengabaikan moralitas dan etika, sistem itu akan kehilangan spirit. Adam Smith, sang Nabi ekonom dalam bukunya, The Theory of Moral Sentiment, menyebutkan tentang perlunya etika dan moral. Bukan hanya kapitalisme, kekuasaan pun bila mengabaikan moral dan etika, dan lebih utamakan kepentingan pribadi, maka sistem akan hancur dengan sendirinya. Itu yang aku pahami. 

Bertemu lagi.

  Siska menemukan nomor telp dan email saya dari sosial media. Lewat telp dia memberi tahu bahwa papanya Danil, mau bertemu saya. Sejak tahu...