Saturday, September 28, 2024

Engga cukup cerdas.




Dari Lina saya sudah diberi tahu bahwa Dhea ingin bertemu dengan saya untuk membahas rencana investasi Algae. Dhea adalah  Dirut dari salah satu unit bisnis GI. Ayahnya supir taksi. Saat saya tahu dia diterima di PTN, saya rekomendasikan agar dia dapat beasiswa dari GI. Setelah lulus dari PTN, dia mengajukan proposal untuk membangun pabrik minuman ringan. Bahannya dari Cincau. Akhirnya pabrik itu berdiri di Malaysia. Awalnya memang tidak mudah. Banyak sekali hambatan. Maklum produk baru. Belum dikenal di pasar global. Namun lewat 3 tahun sudah established.


Saya ke kantor GI. Dari lantai bawah saya langsung naik lift ke lantai 4, kamar kerja dirut dan Komisaris utama. Saat saya masuk di ruang tunggu direksi ada wanita berambut panjang sebahu. Dia tersenyum. Saya cuek aja. Langsung masuk ke Kamar Kerja Lina. “ Mana dirut Anak perusahaan dari Malaysia.? “ kata saya seraya masuk ke toilet kamar kerjanya.


“Itu di luar, di ruang tunggu. Dia sudah tunggu bapak lebih 1 jam “ Kata Lina segera keluar panggil dirut itu. 


Saya keluar dari toilet. Saya terkejut. Ternyata wanita yang duduk di ruang tunggu tadi Dhea. Kenapa dia berubah. Engga keliatan lagi wajah kampung. Dia mengenakan blaser. Cocok sekali untuk tumbuhnya yang tinggi semampai. Saya pikir dia lebih cantik dari cewek brazil. Walau hitam tapi hitam manis.


Saya duduk di sofa menghadap Dhea. Di sebelah saya Lina. Dhea menunduk. “ Kamu kan mau ketemu saya. Katanya penting. Ada apa ? tanya saya. Dhea tetap menunduk. Saya diamkan saja. Setelah lewat 3 menit. Saya angkat bahu ke pada Lina.


“ Bu Dhea. “ Seru lina. “Ini bapak. Katanya mau bicara. Ayolah bicara. Waktu bapak engga banyak” lanjut Lina. Dhea tetap menuduk saja.


“ Ibu Dhea. “ Kata Lina dengan sedikit keras. “ Ada apa sih kamu? Bicaralah.? Lanjut lina. Saya kasih kode lina untuk keluar ruangan. Akhirnya Lina keluar. Tinggal saya dan Dhea saja. Dia salami saya dan cium punggung lengan saya. “ Gimana kabar kedua orang tua kamu? Tanya saya.


“ Baik baik saja om. Tinggal sama Dhea di KL.”


“ Adik kamu tinggal sama kamu juga kan?


“ Ya om. Yang satu sudah kuliah tingkat dua di Universitas di Malaysia dan satunya lagi masih SMU juga di KL. Tahun depan dia akan masuk universitas juga.” Kata Dhea. Dia hanya sekilas menatap saya dan kemudian menunduk lagi.


“ OK. Ada apa Dhea.? Katanya mau ketemu Om.”


“ “ Dhea rencana mau ajukan proposal ke holding untuk ekspansi bisnis Algae."


“ Coba ceritakan sedikit. Apa bisnis kamu itu. Saya beri waktu 5 menit. Kalau bisa yakinkan saya. Kita move forward. “ kata saya.


Dhea perbaiki duduknya. Sepertinya dia bersiap untuk menjelaskan rencananya dengan singkat dan padat.


“ Dengan populasi dunia yang diproyeksikan mencapai 9,7 miliar orang pada tahun 2050, tidak ada solusi pangan saat ini yang dapat digunakan untuk memenuhi peningkatan permintaan nutrisi yang diharapkan. Selama waktu yang sama, hasil pertanian diperkirakan akan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim, dan itu berdampak kepada berkurangnya produksi pangan.  Jadi ada pasar besar yang tumbuh berkelanjutan namun sumber daya terbatas. Solusinya adalah penggunaan Algae sebagai sumber pangan yang kaya nutrisi. Pasarnya pasti sangat besar. Ini soal kemanusiaan. Mengatasi kelaparan akibat perubahan iklim” Kata Dhea.


" Lebih spesifik ? tanya saya.


" Contoh, protein hewani, terutama susu dan daging, memang sumber utama protein yang paling banyak dikonsumsi. Namun,tidak sustain karena  dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia. Protein nabati seperti Kedelai, kacang-kacangan, dan CPO bisa sebagai alternatif . Namun penanamannya secara monoculture dalam skala besar bisa merusak ekologi dan menguras sumber daya air. Nah,  protein alga, alternatif yang paling relevan. Alga memiliki laju pertumbuhan yang tinggi, efisiensi fotosintesis yang tinggi, dan konsumsi air yang rendah, dan tidak memerlukan lahan untuk pertumbuhannya.


Era sekarang dan selanjutnya orang makan untuk sehat. Produk yang dihasilkan dari Algae merupakan nutrisi tambahan yang memungkinkan orang tidak perlu makan banyak. Bahan baku Algae melimpah di Indonesia, Maklum kita kan negara kepulauan. Potensi laut kita sangat besar untuk algae. ” Kata Dhea.


Saya tertegun. Praktis dan taktis. 


“ Ok, itu saya sudah paham soal Algae. Produknya apa ? 


“ Saat sekarang yang ada Lipid, karotenoid, karagenan, Alginat, protein Alga, tetapi akan terus berkembang produknya tergantung hasil riset. Pasarnya terus tumbuh untuk kebutuhan industry makanan dan minuman, bioplastik, biofuel, pharmasi dan lain lain. ” Kata Dhea.


“ Bagaimana dengan tekhnologi ?“ tanya saya.


“ Dhea punya relasi di luar negeri. Dhea udah berhubungan lebih 1 tahun. Dia PHD bidang riset algae. Dari dia, Dhea  sudah dapatkan informasi lengkap bagaimana potensi Algae itu. “ Kata Dhea menyerahkan proposal. Lumayan tebal. Saya tahu ini kajian akademis. Perpect.  “ Dhea juga udah lakukan desk riset. Baik sumber dayanya, tekhnologi maupun market nya” Lanjut Dhea menyerahkan business plan.


“ OK, tetapi itu kan baru desk riset. Untuk memulainya, kita perlu produk yang sudah lolos eksperiment dan pilot project. “ Kata saya.


“ Ini ada perusahaan riset yang sudah sukses kembangkan beberapa produk dari algae sampai kepada tahap eksperimental. Termasuk budidayanya. ” Kata Dhea menyerahkan dokumen profile perusahaan target itu. “ Namun mereka tidak ada uang untuk membuat pilot projek, khususnya biofuel. Mereka setuju lepas saham untuk dapatkan pembiayaan.” Kata Dhea.


Saya tatap lama Dhea. Sampai dia salah tingkah. “ Om setuju. Mari kita proses peluang ini. Team Business Development Group Yuan Holding akan dilibatkan secara penuh untuk mem follow up rencana bisnis ini. Dan kamu jadi ketua Team nya. “ Kata saya. Dhea terharu. “ Terimakasih om. Dhea janji akan kerja keras.” Katanya mengusap airmata haru.


Untuk obsesi Dhea,   Yuan akuisisi perusahaan riset Algae senilai USD 100 juta. Dan kini masih terus dikembangkan untuk siap launcing tahun 2026. Rencana tahun 2027 dimulai pembangunan proyek teritegrasi dari budidaya, industry pengolahan beragam downstream Algae. Saya terus berdoa semoga baik baik saja. Kalau proyek ini sukses, itu berkat Dhea, srikandi Indonesia yang bisa menjadikan sumber daya ibu pertiwi untuk pangan dan energi. Bukan hanya untuk indonesia tetapi dunia. Benarlah Indonesia merdeka, berkat rahmat Tuhan.


***


“ Kalau benar potensi Algae ini besar dan sangat prospektif. Kenapa engga dilirik konglomerat dan BUMN “ demikian kata Florence. Pertanyaan sejenis itu sering saya dengar bukan hanya dari orang awam, bahkan dari akademisi. Wajar pertanyaan itu ada. Apalagi posisi Florence sebagai komut GI. Dan logika sederhana itu muncul dari persepsi yang sudah terbentuk. Bahwa konglomerat itu orang pintar dan hebat. Sama halnya persepsi tentang pemerintah, bahwa hebat dan pintar, tanpa cela.


“ Mau tahu alasan gua ? kata saya. Florence mengangguk


“ Sampai kini produk yang tidak kenal resesi adalah pangan. Terbukti untuk kebutuhan domestic, kita harus impor beras, gula, gandum, kedelai, bahkan garam. Bahkan China pun masih impor pangan. Harganya dari tahun ke tahun  terus naik. Engga pernah turun. Jadi kalau kita orang bisnis, tentu yang jadi dasar kita bergerak kan market. Nah market domestic dan international untuk pangan itu sangat besar. Maklum penduduk kita nomor 5 terbesar di dunia.


Namun untuk bisa berproduksi pangan dengan skala modern yang efisien, memerlukan tekhnologi dan kreatifitas. Memerlukan komitmen yang kuat menjaga proses sustainable produksi. Memerlukan visi besar untuk berani membuat keputusan dalam hal R&D. Nah hal itu yang tidak ada dalam mindset konglomerat dan pemerintah. Mereka ogah repot.


Sekarang mari kita lihat investasi sector non tradable seperti ekstraksi sumber daya mineral seperti batubara, nikel, bauksit dan lain lain. Apakah ada investasi itu murni PMDN? Tidak ada. Semua investasi itu terafiliasi dengan luar negeri untuk hal market dan tekhnologi termasuk modal.  Contoh sederhana aja. CPO itu 90% terhubung dengan Singapore dan Malaysia.Baik sebagai offtaker maupun modal. Nikel, 90% terhubung dengan China, baik tekhnologi, modal maupun market


Jadi baik BUMN atau pemerintah maupun konglomerat tak lebih adalah komprador alias broker sumber daya. Dan pekerjaan sebagai broker itu tidak perlu sekolah tinggi, Engga perlu pintar amat. Engga ada resiko. Engga perlu kerja keras. Yang diperlukan adalah bacot. Ya lobi politik dan kekuasaan. Untung terbesar ada pada asing, yang tentu konglo dan pejabat pemerintah sukses tajir melintir dibandingkan rakyat kebanyakan.


Saya tidak menapik pemerintah atau konglomerat itu hebat. Saya akui mereka hebat dan pintar. Kalau engga hebat, mana mungkin mereka segelintir bisa kuasai 90% sumber daya negara. Namun not enough smart. Mengapa ? 90% rakyat yang tidak menikmati sumber daya ekonomi itu harus menanggung resiko kenaikan harga harga, polusi udara, dan rusaknya lingkungan. Kapanpun mereka bisa jadi ancaman sosial dan chaos politik. Kalau chaos terjadi, maka terjadilah. Yang segelintir itu digulung oleh mayoritas. Bukan soal iri, tetapi soal perut.” Kata saya.


“ Ok gua paham.” Kata Florence.  “ Terus mengapa harus akuisisi perusahaan riset algae “ 


“ Ya kalau ingin mengembangkannya dalam skala downstream industries yang beragam product dan terintegrasi  maka riset sangat penting. Nah kalau kita riset sendiri kan butuh waktu lama. Lebih baik beli aja yang sudah ada. Terus kembangkan sendiri. Itu akan lebih cepat. “ 


“ Tapi biaya akuisisi mencapai USD 100 juta. “ kata Florence mengerutkan kening. Saya senyum aja. Harga itu udah termasuk SDM yang punya talenta dan passion. Itu harganya tidak ternilai, apalagi sainsitis yang peduli dengan masa depan bumi. Saya tidak mau menjelaskan alasan dibalik keputusan akuisisi itu. Ini soal visi. Hanya saya yang paham visi itu. Dan semua orang Yuan harus bekerja dengan visi saya. Semoga 3 tahun lagi bisa mulai pembangunan proyek. Rencana di indonesia Timur dan Newzealand.

13 comments:

Anonymous said...

penuh semangat & harapan

sukmoduto said...

Saya selalu mengikuti tulisan Babo yg membahas ttg Carageenan dn setelah baca tulisan ini, saya senang sekali akhirnya industri ini akan dikembangkan di Indonesia. Saya menaruh harapan besar sekali di bahan ini dan multiplier effectnya utk rakyat Indonesia, utamanya dr segi riset dan sumber daya manusia. Harapan saya ini tdk hanya melulu tenaga kerja saja yg terserap, tp memotivasi masyarakat kita utk mengedepankan riset dalam semua aspek perencanaan industri. Semoga sukses utk visinya, Babo

Anonymous said...

Semoga semua berjalan dgn lancar, aamiin Yra

Anonymous said...

Algae adalah kelompok organisme autotrof yang biasanya hidup di lingkungan perairan. Mereka memiliki berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari mikroalga (seperti fitoplankton) hingga makroalga (seperti rumput laut). Berikut beberapa aspek penting tentang algae:

Jenis Algae

Algae dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama berdasarkan pigmen fotosintesis dan komposisi sel, di antaranya:

1. Chlorophyta (Algae Hijau): Sebagian besar hidup di air tawar, tetapi ada juga yang di air laut.


2. Phaeophyta (Algae Coklat): Banyak ditemukan di laut, termasuk rumput laut besar seperti kelp.


3. Rhodophyta (Algae Merah): Sebagian besar hidup di laut, dan beberapa di perairan dangkal.


4. Cyanophyta (Algae Biru-Hijau atau Cyanobacteria): Terdapat di air tawar dan laut, dapat hidup dalam kondisi yang ekstrem.


5. Diatom: Umumnya ditemukan di laut dan berperan penting sebagai produsen primer.



Habitat

Air Tawar: Banyak jenis mikroalga dan beberapa makroalga hidup di kolam, sungai, dan danau.

Air Asin (Laut): Sebagian besar makroalga (seperti rumput laut) hidup di lautan, terutama di perairan pantai.


Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Algae

Algae dapat berkembang biak dengan sangat cepat (bloom) jika kondisi lingkungannya mendukung, yang meliputi:

1. Cahaya Matahari: Algae membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.


2. Nutrisi: Nitrat, fosfat, dan besi adalah nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.


3. Suhu: Suhu perairan yang hangat umumnya mempercepat pertumbuhan algae.


4. Karbon Dioksida (CO₂): Dibutuhkan untuk proses fotosintesis.



Manfaat Algae

1. Biofuel: Algae dapat diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan (biodiesel dan bioetanol).


2. Pangan: Algae, terutama spirulina dan chlorella, digunakan sebagai suplemen makanan karena kaya nutrisi.


3. Kosmetik: Algae digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit karena sifat antioksidannya.


4. Farmasi: Beberapa jenis algae menghasilkan senyawa bioaktif yang berguna untuk obat-obatan.


5. Pupuk dan Pakan: Digunakan sebagai bahan dalam pakan hewan dan pupuk organik.



Industri yang Membutuhkan Algae

1. Energi: Algae diolah menjadi biofuel untuk energi terbarukan.


2. Makanan dan Minuman: Algae digunakan sebagai bahan pangan, suplemen, atau aditif dalam makanan.


3. Kosmetik: Industri perawatan kulit menggunakan ekstrak algae untuk produk anti-penuaan dan pelembap.


4. Farmasi: Digunakan untuk penelitian dan pengembangan obat-obatan, serta produksi bahan aktif farmasi.


5. Pertanian: Algae dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan.



Algae merupakan sumber daya yang sangat penting dengan potensi aplikasi yang luas dalam berbagai sektor industri.

Anonymous said...

Salah satu tempat berkembang biaknya algae yg baik, murah dan cepat adalah kolam limbah dari Industri tapioka modern. dimana limbah cair Industri ini akan masuk ke kolam digester biogas, kemudian keluar dari kolam tersebut akan masuk ke kolam kolam treatment dimana algae akan tumbuh dan berfungsi menguraikan mineral, Nitrakt dan co2 yg terkandung dlm limbah tersebut sehingga akhirnya limbah cair akan bisa digunakan lagi untuk produksi tapioka. Mineral, Nitrat dan CO2 merupakan pupuk utk Algae sehingga bisa cepat tumbuh.

lokasi pabrik tapioka dan sago modern di pulau bangka

Anonymous said...

keren visionable

Kino said...

Salut, Babo punya visi jauh kedepan melampaui beberapa dekade, salam sehat.

Anonymous said...

Jika ini berjalan sesuai target dan visi ini berhasil,tentu bisa mengurangi ketergantungan pangan dinegara indonesia

Hans said...

Proud

Anonymous said...

Semoga berjalan sesuai rencana.

Anonymous said...

Semoga terealisasi dengan baik dan membuka lowongan pekerjaan untuk Indonesia

Anonymous said...

Lombok, sumbawa, bima, dompu ph airnya bagus babo

PT Benza Cipta Sarana said...

Selamat Babo.. Semoga segera terwujud.. Jangan lupakan Ranah Bundo..

Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...