Saturday, May 21, 2022

Humanitarian capitalism

 




Saya mengenal Chyou waktu di Belanda tahun 2007. Dia sedang menyelesaikann program doktor (phd)  bidang ekonomi di Utrecht. Memang, setiap akhir pekan saya mendatangi mentor saya di Utrecht yang hidup nyaman setelah pensiun sebagai banker di NY. Apartement-nya tidak jauh dari tempat mentor saya. Kali pertama saya mengenal Chyou di Barbershop. Dia yang dengan ramah mencukur rambut saya. Saat itulah saya tshu dia adalah mahasiswi asal China yang dapat beasiswa.  Penampilannya sangat bersehaja, tetapi kecantikannya justru semakin alami, Setidaknya aku bisa lihat itu.


Setelah itu kami jadi akrab. Kalau weekend kami sering bertemu malam hari. Karena sore dia sibuk kerja di Barbershop. “ Aku jatuh cinta kepadamu.” Katanya terus terang. Saya tahu betapa sulit dia harus berkata begitu. Apalagi menurut ceritanya dia lahir dari keluarga yang mendidiknya secara tradisional di Hobei. Kalaupun dia dapat kesempatan beasiswa kuliah ke luar negeri, itu tidak mengurangi style tradisonal nya sebagai wanita China. 


“ Seumur hidupku dalam kemiskinan. Aku belajar keras untuk dapatkan kesempatan beasiswa dari negara. Tentu cintaku yang utama kepada China. Namun aku tidak perlu malu bahwa secara personal aku juga berhak mencintai kamu, dan kamu juga berhak menolaknya. Soal sikap kebersamaan kita, masing masing kita berhak bersikap. Yang jelas, aku tidak pernah salah mencintai kamu. “ lanjutnya.


***

Tahun 2008, saya kembali berkunjung ke Rotterdam. Kebetulan BBC diadakan di NH Hotel. Dia menemui saya di Hotel. Waktu masuk kamar saya dia terkejut. “ Is it you,  my man” Katanya. Saya menganguk dan tersenyum. “ Ya benar. Ada apa ? Kata saya berusaha ingin memeluknya tapi dia mundur. Dia perhatikan penampilan saya dengan stelan jas mahal. “ Kamu ikut dalam pertemuan BBC? Katanya mengerutkan kening. Saya mengangguk. Dia terduduk dan termenung. Dia menggelengkan gelengkan kepala. “ Ada apa ?


“ B, terimakasih. Awal saya kenal kamu, saya tidak pernah membayangkan siapa kamu sebenarnya. Maafkan sikap naif saya selama ini. Anggap saja cinta saya itu angin lalu. Yang jelas saya tidak menyesal kamu pernah menyentuh saya” Katanya. Dia melangkah ke pintu kamar. “ Aku pergi saja. Aku akan pulang ke Beijing karena sudah menyelesaikan program doktorku” Katanya. Saya  terkejut. Begitu pragmatisnya.


***

Tahun 2018.


Saya datang ke apartemen Chyou di Chongqing, distrik Qijiang “ Akhirnya B menepati janjinya. “ Kata Chyou tersenyum menyambut saya di pintu apartement nya.  Setelah dua tahun berpisah sejak di Rotterdam tahun 2008, tahun 2010 takdir mempertemukan kami kembali dalam satu team program kemanusiaan, China Western Development Program. Saya ditugaskan oleh Brookings-Tsinghua Center for Public Policy, untuk ambil bagian dalam program ini. 


Kantor pusat Brookings institute di 1775 Massachusetts Avenue NW, Washington DC. Brookings Institut dididirikan oleh commitment holder the Fed yang juga konglomerat financial global dan penguasa dua pertiga uang beredar di dunia. Kantor Brookings Institut hanya ada di tiga negara, Doha, Qatar, Beijing, China, New Delhi, India. Tiga negara kini menjadi kekuatan ekonom dunia.  Ini Lembaga think thank untuk kebijakan publik China Wilayah Barat. 


Bergabung selama 2 tahun di Brookings-Tsinghua, baru saya tahu bahwa Think thank economy china adalah Yahudi. Para pemikir pembaharu Bilderberg. Gimana AS bisa unggul yang masih terjebak dengan pemikiran jadul. Belakangan. Pada tahun 2020 dan 2021, Brookings mengumumkan pemisahan sepenuhnya dari kantornya di Doha dan New Delhi, dan mengalihkan di Beijing ke kemitraan informal dengan Universitas Tsinghua, yang dikenal sebagai Brookings-Tsinghua China. 


Chyou masih sendiri di usia diatas 40 tahun. Dia seduh teh. Dia sertakan tiga bongkah kecil gula batu. Kotak merah itu terdiam di samping ibu poci dan sepasang anak cangkirnya., Dia tahu apa isinya. Kue berbagai bentuk berwarna merah terbuat dari tepung ketan yang legit, membalut kacang hijau tumbuk di dalamnya. Pastilah ada juga kue mangkuk merah muda dengan daun pisang sebagai takirnya. Harum daun pisang terkukus itu melekat samar.


Dia hidangkan di meja. Dia tatap lama saya. Sampai saya risih. “ Long time no see. I miss you so much. “ Katanya tersenyum indah.


“ Sepertinya hampir 10 tahun kita tidak bertemu. “ Kata saya. " Saya dapat kabar dari Profesor Hwang. Kamu jadi dosen dan peneliti ya.”


“ Ya terinspirasi oleh kesuksesan program CWDP tempo hari. Tepatnya, kamu adalah inspirasi saya” Katanya dalam bahasa inggris sempurna.


“ Ah kamu terlalu memuji.” Kata saya.


“ Masih di UNF? Tanyanya.


“ Sudah lama engga. Tahun 2013 keluar. Sibuk dan focus kepada bisnis saja.” Kata saya. 


Dia tersenyum.


Saya dan Chyou satu team sebagai konsultan pendamping Bappeda Wilayah China Barat. Karena itu kami banyak melakukan perjalanan ke desa wilayah China Barat, yaitu Gansu, Guizhou, Qinghai, Shaanxi, Sichuan Yunnan, Guangxi, Mongolia Dalam, Ningxia, Tibet dan Xinjiang, Chongqing. Wilayah ini memiliki 71,4% dari luas daratan Cina, tetapi hanya 28,8% dari populasi China. Maklum ini daerah miskin dan termasuk terbelakang dibandingkan wilayah lain di China. Sumbangan terhadap PDB hanya 19,9%.

 

Disuatu desa di kaki gunung.  Saya perhatikan ada seorang petani manula, menghabiskan seluruh hidup, untuk bercocok tanam. Ia lahir di tengah lahan pertanian, di sebelah lenguh sapi dan kotek ayam. Usia sembilan bulan ia diajak ke ladang oleh ibunya memetik memanen padi. Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, kawin, beranak cucu dan bercicit, ia lakoni sebagai petani. Ia sungguh-sungguh petani tulen, nyaris di sawah sepanjang pagi, sore, petang, acap kali malam, kalau menjaga air untuk mengairi sawah yang tengah disemai padi.


“ Apa yang  bisa kamu maknai dari itu semua? Tanya saya kepada Chyou. 


Dia tahu saya tidak perlu jawaban dari dia.


“ Kehidupan yang panjang, kerja keras tiada henti, namun kemiskinan tetap akrab. Padahal alam menyediakan segala galanya. Pasar tersedia. Kan engga ada orang yang engga butuh makan.” Saya jawab sendiri. Dia hanya tersenyum melihat saya menatap hamparan sawah di kaki gunung itu. 


“ B, hampir semua presiden yang pernah berkuasa, punya program keberpihakan kepada petani. Tetapi petani tetap menjadi second class. Sangat miris “ katanya.


“ Ya apa sebabnya “


“ Petani itu hidup dalam semangat dan hope sosialisme.  Petani tua itu adalah korban dari sosialisme negara atas keberadaan SDA. Nah kalau bicara kapitalisme pertanian, maka itu juga bicara tentang dukungan logistik yang memadai, dukungan pekerja yang handal, dukungan tekhnologi yang terpadu, serta business process yang menjamn usaha berkelanjutan. “ Katanya.


“ Untuk bisa makmur tidak hanya butuh sosialisme, juga perlu kapitalisme. Sosialisme berangkat dari mindset menerima, sementara kapitalisme berangkat dari mindset memberi. Sosialime  itu adalah kegiatan produksi untuk konsumsi, namun kapitalisme kegiatan produksi untuk kapitalisasi.” Kata saya. 


Selama setahun kami membuat program secara menyeluruh, meliputi business model, tekhnologi tepat guna, kemitraan, business process, psikologi industri dan lain lain. Untuk itu kami harus menggali semua potensi. Membuat daftar masalah secara detail.   Dari hasil riset yang kuat dengan dukungan 20 team volantire anak muda yang punya talenta dan semangat, kami berhasil membuat laporan studi kepada Pemerintah China. Setelah itu berkali kali kami  bertemu dengan stakeholder untuk mendapatkan satu persepsi.


Tahun 2013 China melakukan restorasi sistem pertanian secara nasional, termasuk di wilayah Barat. Pemerintah membentuk unit business pada setiap Pemda. Unit business ini menjalankan program kapitalisme pertanian. Caranya? Para petani menyetor modal dalam bentuk tanah kepada Unit business.  Selanjutnya petani menjadi karyawan dari unit business itu. Mereka disamping dapat gaji juga dapat deviden atas saham pada unit business itu. 


Unit business itu membangun industri pengolahan hasil pertanian. Membangun logistik pertanian, melakukan riset pertanian, market undertaker dan sistem clearing warkat resi gudang untuk menjamin likuiditas. Sumber pembiayaan berasal dari Local government financing vehicle (LGFV). Ini semacam SUKUK atas nama swasta namun secara politik langsung dibawah pembinaan sekretaris partai lokal. 


Apa yang terjadi? dalam 5 tahun wilayah itu telah menjelma sebagai wilayah yang makmur.  Bangkit dari keterpurukan sistem sosialisme pertanian. Menjelma menjadi kekuatan agro industri. Hebatnya itu terbangun berdasarkan prinsip gotong royong ala kapitalis. Atas dasar itulah maka pemerintah China menghapus pajak tanah dan hasil pertanian yang sudah berlangsung sejak Partai Komunis berkuasa. 


Tahun 2018, telah terbangun puluhan kota baru, yang tadinya adalah desa yang kumuh. Orang desa tinggal di kota dan mereka bekerja di ladang. Diantar jemput dengan kendaraan buss shuttle seperti orang kerja ke pabrik atau kantor.  Profesi petani tidak lagi profesi muram.


China yang sosialis komunis bisa berubah menjadi kapitalis dan makmur. Sementara negara yang bukan sosialis komunis tetap bertahan dengan sistem sosialis, seperti India, Indonesia dan lainnya. Di negara tersebut antara logistik, pekerja, tekhnologi, tidak pernah bisa melahirkan business process yang sustainable. Contoh di India, mengalami gangguan logistik dari pusat produksi ke pasar. Akibatnya stok dikuasai oleh pedagang. Laba mengalir ke pedagang, bukan ke petani. Itu juga terjadi di Indonasia sampai sekarang. Cara ini membuat petani jadi frustasi dan akhirnya apatis dengan masa depan.


“ B, saya ingat kata kata kamu sebagai ketua team. Mengapa saya tidak pernah lupa. Itu kamu katakan ketika kita  kehilangan harapan meyakinkan stakeholder. Kamu katakan, memang engga mudah mengubah sistem sosialisme produksi pertanian. Karena hampir separuh penduduk berada di sektor pertanian. Apalagi bagi mereka bertani itu bagian dari kebudayaan, yang secara tradisi sudah melekat dalam kehidupan mereka.  Di samping itu, para elite sengaja memelihara kantong kemiskinan agar pemerintah diperlukan. 


Semua  orang mampu membuat program seperti kita. Katamu. Tetapi tidak banyak yang sukses meng apply nya.  Ini kerja politik. Sabar saja. Teruslah semangat. Kamu yakin bahwa paradigma politik China sudah berubah. Terakhir kamu berhasil membujuk PM ikut dalam tour ke wilayah Barat china bersama dengan team CWDP. Setelah itu semua memang berubah. Kebijakan politik  dengan agenda besar ditetapkan oleh pemerintah. Kita punya hope. Walau team sudah lama bubar, sebagai mantan ketua team, kamu memang inspirasi kami, sampai kini..” Kata Chyou.


Jam 7 malam saya ajak Chyou pergi keluar makan malam. Dia senang sekali. “ Tiga tahun lalu Wenny datang menemuiku. Dia belikan aku Apartemen. Itu hadiah ulang tahun dari kamu tepat usiaku 40. Andaikan kamu tidak beri apartement mungkin aku baru punya apartement saat usia pensiunku. Terimakasih B. Kamu tidak pernah mengatakan cinta kepadaku, tetapi kamu telah membayarnya dengan cinta kepada China dan menjagaku” Katanya dengan airmata berlinang. Saya remas jemarinya. " Kalau ada pria yang baik menikahlah. Kamu perlu itu"Kata saya.

"Wanita China hanya sekali jatuh cinta dan setelah itu tidak ada lagi. Kamulah cintaku." Katanya. “ malam ini menginap lah di apartemenku” lanjutnya, 


Desember 2018 selalu jadi kenangan bersama Chyou. Kalau ingat dia, ingat CWDP, saya selalu ingat petani Indonesia yang masih berkutat dengan kemiskinan..


12 comments:

qnoyz0ne said...

Bang EJB partisipant the super elites bildelberdg, sukses reformasi pertanian di china, tapi belon bikin sukses petani di indonesia ? cem mana bang ? busuk kali kah negeri ini ?

TirtaKiranaDewi said...

Saya suka detil geografis ceritanya...

Adhe Saptono said...

Kapan kita garap di Indonesia

Anonymous said...

You are the best Mr. B. I mean it.

Anonymous said...

alangkah bahagianya petani di negeri ini jika bisa melakukan hal yang sama di Cina

Anonymous said...

Hal yang diceritakan babo diatas hampir sama dengan yang saya alami.saya petani dan saya umur 35. tapi selama 5 th ini masih belum menemukan keuntungan dr bertani karena harga ikut pasar dan pasarpun harganya berubah ubah..sehingga bukan untung yang didapat melainkan hutang yang semakin menumpuk..hal ini juga dilami oleh banyak petani didaerah saya.kalo hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin generasi mendatang enggan terjun dalam dunia pertanian..

Anonymous said...

Kondisi politik, sosial dan masyarakat kita yg susah diperbaiki..di China persoalan politik sudah selesai, dan hukum berjalan tegak. Disini masih banyak pengusaha yg bermetal rente

Anonymous said...

Lelah boleh menyerah jangan

Anonymous said...

Begitu parahnya kah negara konoha jadi ga bisa mengangkat derajat petani. Padahal tanah kita begitu subur tdk kenal musim. Matahari ada sepanjang masa.

Pernah baca mengenai rumput laut yg akan dikelola Babo di konoha ga jd. Akhirnya k Cina😫

Anonymous said...

Apakah di China ada juga petani penggarap. Seandainya sistim di China itu diterapkan di Indonesia, bagaimana nasib petani penggarap yang tidak punya tanah yatanah s

Anonymous said...

Saya petani, membaca tulisan Babo, jadi semakin semangat utk tetap bertani.
Semoga penguasa berikutnya (GAMA) bisa mengadopsi apa yg babo tulis disini.

Anonymous said...

Apakah mungkin petani khususnya di jawa bisa makmur kalau kepemilikan lahan mereka rata2 tidak sampai 0,5 hektar babo ?

Bisnis itu Ibadah...

  “ Bangunkan saya kalau sudah sampai di Plaza Senayan ”kata saya kepada Lina saat kendaraan masuk toll Pluit. “ Ya pak” Jawab Lina.  Masuk ...