2017. Sudah seminggu saya tidak bisa tidur. Badan saya mulai melemah. Setiap malam saya berpikir bagaimana keluar dari masalah yang rumit. Utang sebesar USD 3,5 miliar yang harus dibayar. Tahun depan hutang jatuh tempo. Saya melamunkan tentang 4 tahun lalu. Aksi berhutang dengan menggadaikan semua saham holding bertujuan agar terhindar dari hostile take over dari pesaing saya. Saya bisa selamat dari jebakan hostile take over. Karena dapat pijaman dari investment company di China. Namun saya harus menghadapi gugatan pengadilan dari lawan saya. Belum selesai menghadapi gugatan, sayapun dilaporkan terlibat kasus insider trading di Swiss. Belum selesai kasus insider trading, sayapun digugat oleh Fund Manager di Hong Kong. Mereka tuduh saya melakukan penipuan surat berharga. Terpaksa saya harus non aktif dari perusahaan.
Berjalannya waktu satu demi satu kasus dapat saya menangkan. Akhirnya dalam 3 tahun saya bisa menangkan semua kasus itu. Kalau ingat, betapa berat sekali proses yang lalui. Melibatkan emosi dan biaya yang tidak sedikit. Praktis uang pribadi saya habis. Saya berusaha tampil santai dipermukaan. Istri tidak tahu kasus yang saya hadapi. Tetapi dia tahu saya sedang ada masalah besar. Bahkan saya masih sempat mendukung Wenny akuisisi tambang emas di Tanzania.
Setelah semua kasus dimenangkan, saya harus menghadapi utang SIDC holding yang akan jatuh tempo. Sementara rekening trust saya di Swiss masih menanti release and dischage dari otoritas. Biasanya proses akan memakan watu 3 tahun setelah menang dari pengadilan. Bagaimana saya bayar utang. Akumulasi laba tidak cukup bayar utang. Karena situasi krisis global terus berlanjut. Kalau saya gagal bayar utang maka semua saham dikuasai oleh kreditur. Saya tersingkir begitu saja. Saya tidak ada masalah keluar bawa kolor asalkan utang lunas. Namun apakah setelah itu masalah selesai? Tidak. Lawan saya akan menggunakan situasi default saya untuk memukul balik. Kasus akan dibuka lagi. Saya pasti kalah. Rekening hedge fund saya terancam. Bayang bayang gelap nampak di hadapan saya. Akankah di usia menua saya harus bangkrut ?Itulah yang mengganggu pikiran saya.
Jam 2 dini hari saya dapat telp dari Frankfurt. “ Bro, ada perusahaan start up di China. Mereka sedang mengembangkan tekhnologi blockchain dengan platform resmi dari pemerintah China. Mereka butuh seed fund sebesar USD 20 juta. Coba kamu pelajari. Dokumen PDF saya udah kirim via emai. Coba pelajari” katanya. Setelah itu telp dimatikan. Yang telp itu sahabat saya. Dia negro muslim. Saya kali pertama kenal dia di Hong Kong tahun 2005. Sejak itu kami akrab. Kini dia berkarir di Frankfurt sebagai Banker. Sampai subuh saya pelajari dokumen. Saya tahu mengapa Venture Capital offer ke saya. Karena valuenya rendah.
Setelah sholat subuh, entah mengapa pikiran liar saya muncul. Saya mulai menulis skenario pikiran liar saya. Imaginasi tercurahka begitu saja. Saya buka terminal desk research. Semua konten riset tentang data bisnis China saya pelajari, khususnya yang berkaitan dengan bisnis daring. Itu saya lakukan 3 hari tanpa tidur sama sekali. Akhirnya, Aha!! Benggo! Yes. Saya dapatkan titik terang akan peluang besar dari penawaran ini. Ya solusi ditemukan untuk keluar dari masalah utang. Saat itu juga saya merasa sangat ngantuk. Saya tidur lebih dari 10 jam.
Setelah bangun badan terasa segar. Saya ajak istri dan cucu saya makan malam di luar. “ Ma, besok pagi papa mau ke China. “ kata saya kepada istri waktu makan malam.
“ Tumben. Dikira udah lupa China.” Kata istri sekenanya.
“ Ya Papa harus kembali ke China. Setelah itu papa akan banyak tinggal di rumah. Percayalah. “
“ Janji papa dari dulu begitu. Entar kalau masalah selesai, biasanya nyambung lagi. Terserah papa sajalah.”
Sebelum terbang ke China, saya email James agar atur pertemuan saya dengan Chairman Start up company. Nama dan alamatnya saya lampirkan. Recomendasi dari banker juga saya lampirkan. Ternyata ketika sampai di Bandara, James bilang bahwa mereka sudah tahu rencana kedatangan saya. Karena sudah sore, saya undang Chairman dan direksi start up company itu makan malam di hotel Marriot Shenzhen. Chairman itu memperkenalkan dirinya. Namanya Hu.
“ Saya tertarik jadi investor. Berapa anda perlu saya bayar. “ kata saya ketika usai makan malam dan kami bersantai minum wine.
“ Berapa lama due diligent “ Kata Hu.
“ Saya tak perlu due diligent. “
“ Jadi ?
“ Syaratnya anda ubah bisnis model seperti yang saya mau, dan juga profile bisnis nya. “
Dia tatap saya agak lama. Akhirnya dia tersenyum “ Ini yang saya suka. Anda bukan hanya investor tetapi juga angel. Memang investor seperti ini yang kami mau. Bukan hanya mikirkan untung.”
“ So, deal ?
“ Ya. Deal “ Kata Hu seraya berdiri menyalami saya.
Ketika keluar dari restoran James menatap saya dengan wajah aneh.” Gila, sekali meeting, kamu langsung membuat keputusan. Dan anehnya bisnis yang dibicarakan sesuatu yang rumit. Saya saja sampai sekarang engga paham apa sebenarnya Blockchain. Selama ini saya tahu blockchain berkaitan dengan BitCoint. Itu lebih banyak fraud. Bisa cerahkan saya soal Blockchain yang kamu maksud? Kata James.
“ Kamu tahu kan” Kata saya mulai mencerahkan.” yang ditakuti dan menjadi ancaman dunia IT adalah hacker. Begitu banyak proses tekhonogi yang harus dilakukan agar terlindung dari hacker. Karena alasan itu juga maka sistem keuangan masih ogah menerapkan IT secara publik. Kalaupun ada, sifatnya masih terbatas. Itu karena alasan sekuriti. Nah dengan adanya sistem blockchain, masalah hacker itu teratasi. Sehingga aplikasi IT bisa berkembang lebih luas untuk berbagai bidang, terutama sektor bisnis. “
“ Bagaimana mengatasi Hacker itu ?
“ Blockchain itu sistem terbuka melalui publik domain namun bersifat tertutup. Ketertutupannya karena proses validasi dalam setiap interaksi hanya melibatkan pribadi, tanpa ada pihak lain atau sistem lain. “
“ Bisa kasih saya contoh konkrit binatang bernama Blockchain ini”
“ Contoh setiap orang modern pasti punya akun sosial media, akun email, aku di wechat, berbagai akun belanja online. Nah setiap informasi tentang orang perorang itu tersimpan di cloud atau big data yang ada dalam jaringan komputer. BLockchain memisahkan informasi orang perorang itu dalam satu block. Bukan hanya data nama, alamat dll yang bersifat formal tetapi data kebiasaan dari orang itu dikodekan. Nah setiap block menyimpan kode unik yang disebut hash yang memungkinkan bisa membedakan satu block dengan block lainya. “
“ Hash? binatang apalagi itu ?
“ Hash adalah kode kriptografi yang dibuat melalui matematika algoritme khusus. “ Kata saya tersenyum.
“ Ok lanjut “
“ Setelah data orang perorang itu sudah di block dan dikawal oleh Hash maka dia akan ditempatkan di cloud menjadi data publik. Ketika orang melalukan transaksi atau interaksi , sistem blockchain bekerja efisien untuk memastikan orang itu adalah orang yang tepat. Cepat sekali validasinya. “
“ Jadi sebenarnya hash itu sama dengan cetak biru DNA.?
“Tepat sekali. Makanya tidak bisa ditiru oleh siapapun.
“ Ya kalau begitu hacker mati kutu.” Kata James menyimpulkan.
“ Ya. Dan karenanya sangat penting sekali keberadaan blockchain itu, khususnya aplikasi IT yang membutuhkan sekuriti tinggi seperti keuangan, logistik dll,. Singkatnya, apapun aplikasi bisnis pasti berhubungan dengan keuangan dan itu menjadi sangat dahsat ketika tidak ada lagi hambatan soal sekuriti.”
“ Dahsyatnya dalam hal keamanan data saja ?
“ Benar benar aman. Verifikasi dan validasi melibatkan rangkaian Hans dari sekian banyak informasi kita yang tersebar di cloud. Jadi walau orang bisa ketahui kode satu hans, itu akan useless kalau dia tidak tahu semua node hans dalam rangkaian blok yang ada. Dan dari itu semua prosesnya sangat efesien dari segi infrastruktur IT. Belum lagi dari segi kecepatan.”
“ Apa bedanya dengan sistem yang ada. Bisa kasih contoh”
“ Contoh, sistem clearing uang dan perdagangan komoditi. Itu kan cara tradisional. Membutuhkan kapasitas server yang besar. Membutuhkan SDM yang banyak untuk mengawasi 24 jam kerja. Membutuhkan bandwith yang besar. Dan pasti lambat. Sementara system blockchain engga butuh itu semua. Paham ?
“ Paham. “
Setelah sampai di hotel.
“ Apa strategi kamu masuk ke bisnis Mr. Hu ?
“ Kalau saya bisa menjadi venture perusahaan Mr. Hu. Tentu peluang bagus bagi saya untuk keluar dari masalah utang. Saya sudah hitung value saham perusahaan Hu. Forecasting peningkatan dari putaran pertama pendanaan sampai ke 3, nilai nya luar biasa. Dari data analisa saya, misal, seed funding USD 10 juta. Maka seri A bisa mencapai USD 100 juta. Serie B bisa naik USD 1 miliar. Dan Seri C bisa USD 2 miliar. Kalau masuk IPO nilainya bisa USD 5 miliar. “
“ Ok. Mengapa kamu percaya dengan perusahaan Hu?
“ Saya dapatkan data tentang dia bukan dari jalanan. Tetapi dari banker. Tentu sudah melalui due diligent ketat, termasuk reputasi team akhli dan management Hu. “
“ Paham saya. Nah sekang apa perintah untuk saya.?
“ Kita akan masuk dalam profile bisnis logistik tetapi menggunakan blockchain. Dengan sistem blockchain itu kita bisa menciptakan ekosistem bisnis bidang logistik secara luas termasuk clearing settlement resi gudang.”
“Apa kelebihannya di bandingkan sistem logistik yang ada?
“ DVP atau delivery versus payment. Itu real time. Engga ada delay. Sampai sekarang sistem logistik belum bisa menerapkan DVP.”
“Wah luar biasa. “ Kata Jame terpukau.
“ Nah tugas kamu adalah cari tahu detail kebutuhan semua stakeholder yang terkait dengan logistik. Seperti transfortasi darat, laut, dan udara, Pergudangan, Jasa kurir. Hitung dengan cermat cost business process mereka. Pahami semua business process itu. Saya butuh data itu untuk mempertajam business profile. Kemudian setelah kita tetapkan secara detail business profile, kita akan masuk putaran kedua, yaitu pengembangan ekosistem. Rekrut team bisnis developent untuk bergabung dengan team IT. Itu agar aplikasi sesuai dengan kebutuhan business profile. “
“ Siap “ Kata James.
“ Nah saya sudah kirim File Pdf tentang blockchain dan business profile serta analisa lainya yang saya buat. Pelajari dengan seksama apa visi saya. Perluas riset data tentang bisnis blockchain, khususnya logistik. Paham ?
“ Paham pak “
“ Ok sekarang kamu pulang. Saya mau istirahat.”
“ Tetapi pak..”
“ Apa ?
“ Darimana uang untuk masuk sebagai angel investor? Anda engga mungkin dapatkan dari holding. Karena cash flow diawasi oleh kreditur dengan ketat. Cash flow perusahaan emas yang dikelola Wenny juga engga bisa dimanfaatkan. Kemarin waktu akuisisi tambang emas, anda terbitkan bond. Pasti setiap cash out diluar budget akan ditegor oleh otoritas bursa. Sementara rekening private banking anda masih di block. Rekening waliamat istripun kena block di Hong Kong“
“ Saya sudah telp Yuni di Ho Chi Minh. Dia ada uang cash pribadi sebesar USD 10 juta. Holding dia di jakarta bisa dapatkan uang melalui private fund di singapore sebesar USD 20 juta. Itu lebih dari cukup untuk putaran pertama pendanaan venture “
“ Gimana putaran kedua ?
“ Jangan dipikirkan dulu. Focus aja pada putaran pertama.”
“ Kalau ini gagal, anda kehilangan segala galanya. Kasihan Yuni. Apa engga dipikirkan lebih dulu?
“ Sudah saya pikirkan. Kita lahir engga bawa apa apa, mati juga engga bawa apa apa. Apa yang perlu dikawatirkan? Kerjakan saja hari ini apa yang mungkin. Lakukan dengan cara benar dan focus. Selanjutnya kepada Tuhan berserah diri. Yuni paham sekali itu. Dia sahabat saya.”
“ Baik. Saya akan kerja keras. Apalagi mendengar Yuni korbankan tabungan pribadinya selama kerja sama kamu. Dan jadikan holding dia sebagai jaminan utang ke private fund. Itu luar biasa. Engga ada sahabat seperti itu yang mau berkorban di saat sulit.”
****
2018. Ini hari pertama saya masuk kantor setelah 5 tahun saya pensiun. Di ruang loby kantor tertera nama perusahaan, SIDC holding. Petugas receptionist tersenyum ramah melihat kehadiran saya. Dia berdiri dari tempat duduknya. “Welcome back Mr. B” Katanya seraya membungkukkan tubuhnya. Mereka semua di kantor memanggil saya dengan sebutan MR.B. Saya tidak pernah keberatan nama saya disingkat. Itu hanya panggilan saja. Kantor ini sebagai markas utama SIDC, yang berada di kawasan Financial Center Hong Kong. Kantor nya tidak begitu besar. Luas nya hanya 400 Meter persegi. Kamar kerja ada 4. Satu kamar kerja saya sebagai CEO. Tiga kamar kerja untuk direktur. Semua kamar kerja transfaran. Dinding kaca. Untuk staf berada dalam satu ruangan semacam workstation, yang masing masing mereka di pisahkan partisi, agar nyaman ketika mereka bekerja.
Jumlah karyawan di Kantor ini ada 24 orang, yang bekerja pada posisi Corporate secretary, auditor, corporate compliance, general affair, human resource, corporate planning, treasury and finance. Kantor ini mengelola 38 anak perusahaan dibidang Agro Industry, Manufacture, Technology, Industrial zone development, Mining, Logistic service, yang tersebar di China, Korea? Malaysia, Thailand, Singapore, Kazakhstan, Dubai, Rusia, Iran, Canada. Sejak tahun 2010 kantor ini sudah menerapkan management information system. Semua anak perusahaan terhubung dengan database terpusat sehingga staff holding dapat meng-akses setiap hari data anak perusahaan secara real time. Juga dilengkapi dengan software Governance, risk management and compliance (GRC) yang sehingga secara IT bisa mengevaluasi business process yang sedang berlangsung. Apabila ada indikasi penyimpangan dapat segera diantisipasi.
Penerapan Management information system ini membuat operasi holding sangat efisien dan sangat efektif dalam mengelola 38 anak perusahaan. Masing masing anak perusahaan jadi sub holding. Total unit business semua ada 160. Tidak ada perencanaan, pengawasan, pengarahan, pendelegasian pada setiap anak perusahaan tidak terkoordinir oleh Holding. Tentu system ini mengharuskan SDM yang handal di bidangnya masing masing.
Sejam lagi saya akan menghadiri rapat dengan direksi Holding. Ini berkaitan dengan surat dari China Investment Group ( CIG) agar SIDC membayar hutang yang sudah jatub tempo setahun lalu. Hutang ini dengan skema Convertible Bond. Bunga sangat rendah namun ada kewajiban menukar hutang jadi saham kalau gagal bayar. Itu akuisisi terjadi. Dalam Surat itu memang ada kondisi yang akan memberikan kompensasi berupa bonus kepada CEO dan Direktur Holding. Dan memberikan saham bonus kepada pendiri Perusahaan, yaitu saya. Saya tidak melhat kondisi yang ada dalam surat itu sesuatu yang mengikat. Karena kondisi itu tidak ada dalam perjanjian . Yang ada hanyalah saya dan pemegang saham lain harus rela lepaskan semua saham kepada CIG apabila gagal bayar hutang. Mungkin kondisi yang ditawarkan oleh CIG hanya basa basi, sekedar menghilangkan kesan mereka predator.
Awal musim semi di Hong Kong tidak seindah suasana ketika itu. Semua direksi holding sudah kumpul dalam ruang rapat. Saya pandang wajah mereka satu persatu yang nampak tegang.
“ Saya ingin mendengar. Bicaralah “ kata saya. Di depan saya ada surat paksa melepas semua saham Holding ke pada CIG. Karena kami gagal membayar Hutang dengan mereka. Memang idea ini berasal dari saya tahun 2013, sebagai solusi keluar dari tekanan konsorsium bank atas hutang anak perusahaan yang bergerak di bidang tambang batubara dan sekaligus menyelamatkan saham anak perusahaan lain dari ancaman proses arbitrase.
“ Pak, dari awal saya sudah sarankan agar kita lepas saja saham batubara itu. Tidak perlu ladenin perang dengan Daniel. Tetapi anda bersikeras menghadapinya. Sekarang kita bukan hanya berhadapan dengan Macan tetapi dengan Naga besar. Saya pikir saat ini kita tamat. “ kata Tong. Saya tahu dia sudah menua. Saya hanya menyimak.
“ Dan lagi Obligasi konversi yang ditetapkan memang sengaja menjebak kita untuk masuk akuisisi. Mereka sudah analisa dengan baik untuk tahu masa depan perusahaan kita. “ Kata Raymond.
“ Tong dan Raymond terkena kasus dalam kebijakan investasi di Malaysia. Mereka harus mundur. Itu harus anda putuskan. Kalau tidak, pihak China akan jadikan alasan untuk mempercepat penyelesaian Hutang atau saham disita.” Kata Jhon Low. Dia satu satunya ahli hukum di perusahaan.
“ Anda bisa baca proposal dari mereka. Kalau kita mengalah dengan menerima penyelesaian diluar arbitrase, kita masih punya umbrella. Posisi anda tetap sebagai CEO. Semua direksi holding yang lama dapat bonus termasuk anda. Jumlahnya lebih dari cukup hidup 7 keturunan. “ Kata Choi.
Semua hening. Saya terus berpikir. Saya lebih suka mendengar orang menyalahkan saya daripada saya mencari kesalahan orang lain. Tugas pemimpin bukan mencari kesalahan untuk keluar dari masalah. Tetapi bagaimana mencari tahu kesalahan dari orang terdekat untuk keluar dari masalah. Saya tidak menyalahkan mereka bila mereka play safe. Itu manusiawi. Bagi mereka perusahaan adalah pacar, sementara bagi saya perusahaan adalah anak. Apapun yang terjadi, perusahaan adalah bagian dari hidup saya. Namun bagi mereka perusahaan hanyalah peluang untuk aktualisasi diri. Mereka bisa kapan saja pergi bila keadaan tidak lagi membuat mereka happy.
“ Baik saya akan mengambil keputusan. Saya tidak akan menerima proposal ini. Saya akan hadapi mereka. Kalau mungkin ditempuh jalur arbitrase akan saya lalui.”
“ Pak..maaf “ kata Tong.” KIta bukan siapa siapa dibandingkan dengan CIG. Sekali ayun habis kita. Apalagi Holding terdaftar di Hong Kong. Hukum mereka yang punya.”
“ Saya lebih baik kalah karena sistem daripada kalah diluar sistem. Sudah cukup ketakutan kita dengan stikma bahwa mereka sangat berkuasa. Ini soal pilihan. Nah siapa diantara kalian yang mau mundur. Sahamnya saya beli. “
Mereka terdiam saling pandang satu sama lain.
“ Tunjuk tangan"
“ Mengapa anda begitu yakin ? Tanya Tong.
“ Ini bukan soal keyakinan. Tetapi soal sikap menyelesaikan masalah. Kita tidak bisa menyalahkan orang jebak kita. Karena deal dengan mereka 5 tahun lalu itu pilihan kita. Kalau sekarang, ini yang kita terima. itu wajar saja. Namun ambil sisi positipnya. Kalau mereka mau akuisisi sudah dilakukan sejak tahun 2018. Tetapi mengapa baru sekarang surat somasi dikirim? itu tandanya mereka ingin ajak saya berunding. “
“ Masalahnya sejak tahun 2018, mereka tunggu anda kembali sebagai CEO tetapi anda selalu beralasan soal keluarga. Sekarang setelah anda aktif lagi mereka ajukan gugatan hutang “
“ Nah artinya sekarang terbuka negosiasi.”
“ Negosiasi apalagi ? Harga saham batubara yang ditetapkan waktu teken kontrak jauh sekali dengan harga sekarang yang terjun bebas. Saya hitung value nya, tidak ada tersisa saham anak perusahaan untuk bayarnya.’Kata Tong.
“ Kemungkinan selalu ada. Saya percaya itu. Sekarang apakah anda semua setuju dengan keputusan saya ? Tunjuk tangan.
Semua hening. “ Saya tahu resikonya, namun saya lebih percaya kepada anda” Kata John. Akhirnya semua tunjuk tangan tanda setuju.
***
Hari pertama di kantor setelah lima tahun cuti, memang terasa seperti masuk arena roller coaster. Saya harus melalui hari hari berburu dengan waktu. Selalu berada di bawah tekanan dari semua pihak yang punya kepentingan dengan sumber daya perusahaan. Saya tidak tahu apakah usia mendekati 60 tahun seperti sekarang ini bisa sekuat ketika dulu saya mendirikan Holding usia 40 tahun.
Dalam keadaan di bawah tekanan saya teringat dengan sahabat saya. Mereka adalah Esther, Wenni dan Yuni. Mereka tidak ada kaitanya dengan SIDC. Mereka adalah sahabat saya. Yang selalu ada untuk saya disaat saya butuh. Esther, kali pertama mengenalnya tahun 1993 sewaktu dia berkarir di Bank Asing Jakarta. Dia bekerja sebagai banker di Bank terkemuka di Hong Kong. Wenny. saya mengenalnya waktu dia berkarir sebagai analis investment di investment banker di Shanghai, tahun 2004. Belakangan tahun 2006, dia menjadi proxy saya mengelola bisnis shadow banking. Kemudian tahun 2017, Wenny berhasil akuisisi PMG Holding Ltd, yang mengelola Tambang Emas dan perdagangan emas. Yuni, awal saya mengenalnya ketika dia sales asuransi dan akhirnya dia jadi proxy saya mengelola bisnis pengolahan perikanan dan manufacture di Jakarta.
Mengapa saya suka bertemu dengan mereka di saat galau?. Karena mereka orang yang paling jujur mengeritik saya. Mereka juga tidak punya hubungan formal dengan Sinofet yang saya pimpin. Jadi kalau diskusi dengan mereka, saya akan dapat masukan yang sangat objectif. Di samping itu hubungan jadi nyaman karena semua wanita itu adalah tidak punya suami. Usia mereka kini tidak bertaut jauh dengan usia saya. Kami berteman sejak usia muda. Diantara para wanita itu juga terjalin hubungan yang akrab sekali. Padahal mereka mengenal satu sama lain dari saya.
" Jam berapa besok terbang ke Beijing “ tanya Wenny waktu makan malam. Esther juga hadir.
“ Jam 10 pagi. “
Wenny terdiam. Kemudian dia menghela nafas. “ Perusahaan saya sekarang cash flow nya sangat ketat. Karena tahun lalu kamu perintahkan akuisisi PMG Holding. Semua dana akuisisi dari hutang. Kreditur awasi setiap waktu cash flow saya. “
“ Saya tidak akan libatkan perusahaan kamu. Tenang saja.” kata saya.
“ Kemarin Yuni telp saya. " Kata Esther. Saya tatap Esther dengan mengerutkan kening. " ngomong apa dia ?
" Dia kawatir karena saham perusahaannya yang kamu gadaikan untuk membiayai akuisisi perusahaan Teknologi dan Logistic di Shenzhen, belum dibayar. Dia ditekan oleh kreditur private untuk bayar. “ Kata Esther.
“ Ya saya tahu. “ Kata saya lemah.
“ Mengapa kamu tidak terima saja tawaran mereka. Kamu tetap sebagai CEO dan panggung kamu lebih besar. Berkat dukungan group China, sumber daya keuangan lebih besar. Peluang berkembang lebih besar“Kata Esther.
“ Tapi ini hostile takeover” kata saya cepat.
“ Ya tetapi perusahaan itu tetap ruh kamu. Anak kamu. Bukankah kamu pernah bilang, apapun akan kamu lakukan untuk anak. Dengan posisi CEO tentu kamu bisa terus mengembangkan perusahaan tanpa pusing lagi dengan hutang” Kata Esther dengan suara tegas.
“ Kamu tahu sejarahnya SIDC holding ini ada. Kamu tahu segala galanya. Kamu juga ikut berkorban mendukung saya. Saya tanya sekarang, apakah se-pragmatis itu sikap kamu. Saya lagi krisis, kamu malah suruh saya jadi pecundang.” kata saya miris.
" Krisis yang sekarang ini terjadi tidak datang dadakan. Aku sudah prediksi dari dari awal waktu kamu berencana membangun investment holding. Itu semua karena ekspansi yang dibiayai utang." Kata Esther dengan suara meninggi. Dia berdiri dari tempat duduknya. " Saya engga ada urusan dengan bisnis kamu. Saya hanya sahabat kamu. Mungkin para direksi kamu tidak akan berani bicara begini. Tahu mengapa ? karena mereka menikmati kemewahan hidup dari bisnis kamu, dan resiko ada pada kamu. " Kata Esther sambil menunjuk nunjuk ke arah saya.
" Kamu ini gimana sih." Kata saya sedikit kesal. " Bisnis era sekarang dikelola secara modern, ya memang harus dibangun dari hutang. Apa mungkin hutang bisa datang begitu saja tanpa perbaikan kinerja dan trust. Kinerja itu berkat pengelolaan sumber daya yang ada. Dan agar sumber daya meningkat, kita harus membangun trust. Semakin tinggi trust semakin tinggi peluang berkembang. Sampai hari ini, saya tidak kehilangan trust. Akan ada selalu solusi"
" Ya untuk apa itu semua? untuk apa! Kata Esther setengah berteriak.
" Untuk perubahan yang lebih baik. Kita harus bertanggung jawab terhadap lingkungan bisnis agar perubahan terus terjadi. Masyakarat butuh perubahan." Kata saya denga tenang. Dari dulu saya tahu kalau Esther marah, itu lebih kepada kepeduliannya, dan rasa kawatir berlebihan terhadap nasip saya.
“ Bro…" Esther menahan nafas sebentar dan kemudian menghela nafas. " Saya hanya menghargai bunga, bukan bunga plastik. Saya orang yang realistis. Kamu sadar engga. Kamu tidak punya apa apa lagi. Sementara hutang di mana mana. Semua karena ambisi kamu. Saya tahu kamu tidak rakus. Tapi kamu pengerat kayu. Terus mengerat tanpa henti. Saya kenal betul pribadi kamu. Sepertinya kamu menikmati setiap masalah datang. Saya harus pergi “ Kata Esther sambil berlalu dari hadapan saya. Wenny juga ikut keluar dengan air mata berlinang.
Saya terhenyak. Esther tidak salah. Dia semakin menua dan semakin lelah melihat kenyataan hidup saya. Wenny juga sama. Dia tidak lagi bisa bersikap objecitive seperti dulu. Mungkin juga karena menua, dan ingin hidup lebih aman. Saya bisa memahami sikap mereka. Ini soal pilihan.
***
Malam sebelum tidur saya dapat email dari James. Dia mengabarkan bahwa Saham tekhnologi dan logistik yang saya akuisisi tahun lalu sekarang sedang diincar konglomerat venture capital. Nilainya 10 kali lipat. itu berkat di release nya izin penggunaan technology blockchain oleh pemerintah China dalam sistem logistik. James juga melaporkan penilaian dari independent konsultant keuangan terhadap valuasi saham di masa depan, termasuk ekosistem business yang bisa dikembangkan.
“ Anda blessing, saham perusahaan ini tidak masuk dalam portfolio SIDC holding. Terserah anda. Saya tunggu intruksi selanjutnya.”
Saya langsung telp Lyly.
“ Ada apa bro, telp sepagi ini.” Terdengar suaranya di seberang
“ Saya sudah terima surat dari CIG tentang Hutang yang sudah jatuh tempo.”
“ Sikap kamu gimana ?
“ Saya ingin dengar kamu. Apapun sikap kamu , saya akan ikuti. Besok pagi saya akan terbang ke Beijing menghadapi rapat dengan CIG“
“ Mengapa kamu percaya dengan saya ?
“ Entahlah… saya percaya saja.”
“ Mau dengar pendapat saya ?
“ Ya.”
“ Ikuti hati nurani kamu. Perusahaan itu baby kamu. Kamu yang melahirkan dan kamu yang lebih tahu. Saya akan mendukung.”
“ Saya akan melawan.”
“ Apa yang bisa saya bantu ?
“ Kamu buka komputer. Baca berita kemarin tentang Yuuhan Holding Corporation yang terdaftar di BVI. “
“ Berita soal apa ?
“ Soal izin penggunaan blockchain untuk logistic secara nasional “
“ Sebentar…” Lyly tidak mematikan telpnya.
Tak berapa dia kembali ke saya “ Ya ada penjelasan soal Yuuhan holding Co, BVI sebagai pemegang saham utama. Holding itu membawahi 9 perusahaan dibidang Technologi dan logstic.
“ Ya itu perusahaan saya. Tidak ada kaitannya dengan portfolio SIDC holding.”
“ Terus apa yang harus saya lakukan?
“ Saya akan jual ke konglomerat venture capital asal AS dan Eropa. Uangnya untuk bayar utang ke group investor di Beijing. “
“ Kedengaranya kamu mengancam. Tentu mereka tidak mau saham perusahaan itu jatuh ke AS. Kamu mau saya sampaikan ini kepada CIG?
“ Saya tidak mengancam. Tapi hanya itu satu satunya yang tersisa untuk bayar utang. Kebetulan sahamnya naik lebih dari 10 kalilipat.”
“ Tetapi tetap tidak bisa menyelesaikan utang kamu semua”
“ Ya tapi dengan adanya pembayaran sebagian hutang, saya ada peluang membawa kasus ini ke arbitrase, dan saya bisa bayar sisanya dengan obligasi. Setidaknya saya bisa extend lagi sampai lima tahun kedepan. Saya yakin Pengadilan akan medukung saya. Masalah saya selesai. Gimana ?
“ Tetapi bagaimanapun engga etis kalau saya sampaikan kepada mereka. Itu sama saja saya berkonspirasi melawan pemerintah. Engga mungkin bro.”
“ Jadi apa yang harus saya lakukan ?
“ Besok hadiri rapat dengan pecaya diri. Kalau mereka tekan sesuai dengan isi surat mereka maka katakan bahwa kamu siap menyelesaikan lewat arbitrase. Keyakinan itu sudah cukup membuat mereka berpikir. Apalagi value saham anak perusahaan semua bagus, kecuali bisnis tambang batubara. Tidak ada penyimpangan terjadi selama lima tahun. Itu value kamu. Ikuti nurani kamu, karena itu bisikan Tuhan. “
“ Ya. saya paham. Terimakasih.”
***
Jam 6 sore rapat diadakan di markas besar CIG. Saya hanya datang seorang diri. Mereka yang hadir sebanyak 8 orang. Kesan suasana tegang.
“ Kami telah menunggu setahun lebih pertemuan ini. Selamat anda telah kembali memimpin SIDC Holding. Jadi gimana soal penyelasaian hutang ? Kata salah satu dari mereka.
Saya berdiri sambil menyerahkan tiga lembar proposal yang saya ketik jam 3 pagi di Hong Kong. Masing masing mereka dapat proposal itu. Mereka baca proposal itu dengan seksama. Kemudian hening.
Salahsatu dari mereka berkata “ anda serius dengan proposal ini ?
“ Ya serius.”
“ Artinya anda melepas bisnis tambang batubara kepada kami, dan kekuranganya sebagian bayar tunai dan sisanya dalam bentuk Global Bond yang dijamin oleh bank. Atau Obligasi konversi ditukar dengan Global bond selama 5 tahun. Kondisi zero coupon tapi non arbitrase. “ kata salah satu dari mereka menyimpulkan isi proposal saya.
“ Dalam proposal ini menyebutkan global bond itu dijamin oleh 3 investment banker kelas dunia. Anda yakin 3 konglomerat investment banker itu mau jamin global bond anda ? Lanjut mereka lainnya.
“ Ya. “
“ Berapa lama proses penyelesaian ini ?
“ 7 hari.”
“ Yakin.”
“ Yakin pak.”
“ Baiklah. Beri kami waktu untuk diskusikan proposal anda. “ Kata mereka. Saya keluar ruangan. Tak berapa lama mereka memanggil saya masuk lagi ke dalam ruangan meeting.
“ Kami setuju dengan proposal anda.”
“ Terimakasih” kata saya seraya berdiri membungkukan punggung di hadapan mereka semua.
Saya keluar dari gedung pertemuan itu seperti berjalan diatas awan. Saya segera telp Yuni “ Bulan Mey hutang saya bayar. Jadi pastikan proses pelepasan gadai terlaksana dengan baik. “
“ Terimakasih. Saya pikir tadinya benar benar bakal pensiun kalau perusahaan diambil alih orang. Tetapi sekarang saya harus terus bekerja. Entah kapan bisa pensiun.” Katanya. Saya segera matikan telp. Ogah bicara panjang lebar. Saya sedang menikmati euforia saya.
Di loby hotel paninsula Beijing saya betemu dengan lyly yang telah menanti saya lebih dari satu jam. “ Gimana rapatnya ?
“ I Won. “
“ kamu tahu…” Kata lyly sambil menatap saya. “ Kamu itu casingnya saja tua tapi dalamnya kamu tetaplah anak anak. Itu mungkin karena IQ kamu rendah. Makanya engga ada rasa takut.” sambungnya.
Saya hanya tersenyum.
“ Orang pintar cenderung menghindari masalah. Selalu berlindung dari kesalahan orang lain dan menyelesaikannya dengan retorika. Tetapi kamu terus bergerak menyelesaikan masalah. Bayangkan saja dalam keadaan tangan dirantai oleh SIDC holding selama 5 tahun, kamu masih bisa akuisisi perusahaan tekhnologi dan logistic, tambang emas. Andai selama lima taun belakangan ini kamu hanya diam dan pasrah, mungkin sekarang kamu sudah kehilangan segala galanya. Artinya tanpa harta atau bekal apapun, kalau dilepas di hutan kamu tetap bisa survival. “ katanya. Saya tahu bahwa dibalik suksesnya rapat ini berkat advice dari Lyly kepada grup investor. Entah bagaimana dia meyakinkan mereka. Itu bukan urusan saya.
***
Saya mendapat WA dari James. “ Konglomerat venture capital membatalkan komitmen nya. Jadi penerbitan global bond pengganti Obligasi konversi tidak bisa diteruskan” Pesan ini seperti halilintar disiang hari bolong. Saya tidak ingin segera membalas WA tersebut. Mata saya tertuju kepada Lyly yang sedari tadi nampak tenang sambil menatap kearah panggung live music.
“ Ly..” seru saya. “ barusan dapat pesan dari London. Saya tidak mungkin bisa memenuhi komitmen men-delivery global bond dalam waktu seminggu. Penjaminnya mengundurkan diri.” Kata saya.
“ Sekarang di London jam 3 sore. Wajar kamu dapat berita itu sekarang. “
“ Maksud kamu ?
“ Bro, sebelumnya saya sarankan ke kamu agar berkata jujur dengan lebih focus kepada kinerja anak perusahaan. Kalau mereka keberatan, kamu bisa tempuh proses arbitrase. Saya yakin mereka tidak mungkin mau ke arbitrase. Mereka hanya ingin keseriusan kamu mengembangkan SIDC holding ini. Itu saja. Tetapi kamu justru membuat mereka tersudut dengan skema mem-bailout hutang melalui penerbitan Global Bond. Dan itu menggunakan bisnis diluar SIDC holding sebagai underlying. Apalagi bisnis itu berhubungan dengan tekhnology blockchain yang sangat sensitip bagi pemerintah China kalau sampai digadaikan ke asing.”
“ Saya tidak berpikir sejauh itu. Saya hanya berusaha mendapatkan solusi dengan cepat. “ kata saya dengan suara merendah.
“ Saya tahu itu sudah kamu pikirkan jauh sebelumnya. Saya tahu kamu paham sekali bagaimana menekan pihak lain untuk keluar dari masalah. Cara itu engga sehat. Orang china menempatkan borrower itu sebagai mitra, bukan pesakitan yang harus dihabisi. Pahami itu. Siapa kamu? sehingga mereka mau memberikan pinjama dengan skema obligasi konversi lima tahun lalu. Semua karena trust.”
“ Apakah ada peran dari mereka menekan investor saya untuk mundur?
“ Saya tidak dalam posisi menjawab itu. Tapi semua kemungkinan bisa saja terjadi. Ini era informasi. Tidak ada langkah kita yang tidak diketahui. Apalagi di China.”
“ Oh Tuhan. Sejauh itukah sikap mereka.”
“ Waktu kamu hanya 7 hari. Selesaikan itu. Apapun itu. Semua tergantung effort kamu.”
“ Tidak mungkin saya dapat selesaikan 7 hari. “
“ Itu masalah kamu. “
“ Kalau begitu, ini akhir dari semua perjuangan panjang saya. Tamat. Lewat 7 hari saham saya akan langsung mereka kuasai semua. Tanpa arbitrase karena saya default dengan solusi yang saya tawarkan.”
Lyly hanya diam. Namun matanya nampak tenang, tidak terkesan dia berempati dengan saya. “ Mengapa kamu tidak rela melepas saham itu? Toh kamu tetap akan jadi CEO. SIDC Holding akan tetap berjalan dengan visi kamu. Apakah karena kami orang China?
“ Saya tidak berpikir soal etnis. Tidak pernah. Kalau toh akhirnya harus dilepas semua saham, saya juga ikhlas. Tetapi bagaimanapun saya harus berusaha mendapatkan solusi agar saya tetap punya rasa hormat.”
“ Rasa hormat? “ Lyly tersenyum namun pandangannya ke tempat lain. Seakan dia tidak punya empati terhadap sikap saya.
“ Ly…” Kata saya lembut. Dia memandang kearah saya.” Tadinya skema obligasi konversi ini kamu yang usulkan. Saya percaya. Saya kenal kamu dari awal sebagai orang yang tulus terhadap saya. Siapalah saya sehingga dengan mudah kamu bantu saya berkali kali. Saya tidak mau dianggap orang tidak bisa berterimakasih. Sekarang saya tanya, apakah kamu dibalik penolakan investor saya ?
“ Kamu tuduh saya.?
“ Karena hanya kamu yang tahu strategi saya dalam menghadapi rapat dengan group investor”
“ Saya tegaskan saya tidak pernah bicara apapun dengan mereka walau saya sebagai direktur investasi. Ini murni keputusan komite. Keputusan kolektif, termasuk sikap mereka melawan kamu ?
“ Ok. Saya tanya lagi. Katakan apa yang harus saya lakukan. Kamu sudah tahu sikap saya. Sekarang apa sikap kamu. Kalau kamu minta saya mengakui default dan melepas semua saham, akan saya lakukan besok pagi. Saya akan pulang ke Jakarta. Melupakan semua ini.
“ Bagaimana dengan tawaran CEO “
“ Maaf tawaran CEO tidak bisa saya terima. Karena saya tidak punya pengalaman berkerja. “ Kata saya tanpa berani memandangnya.
“ Benar kata Esther, kamu memang keras kepala.”
“ Inilah saya. “
Dia terdiam lama namun matanya menghujam kearah saya, membuat saya salah tingkah. “ Bro…kembalilah ke kamar. Istirahat. Tidak perlu terlalu dipikirkan. Moga besok ada solusi “
“ Sikap kamu apa ?
Wajah wanita usia mendekati 50 tahun menatap kosong ketempat lain. Dengan suara lirih dia berkata " Di depan saya ada seorang pria yang saya kagumi dalam imajinasi tetapi tidak pernah bisa saya jangkau. Tidak mudah bagi saya mengusulkan. Karena tersingkirnya kamu dari SIDC holding akan membuat fantasi tentang kamu sirna. Padahal hidup tanpa fantasi juga engga bagus. Naif , kan. Sementara saya tidak bisa mengkhianati negara saya. Pilihan yang sulit. Kenapa kita dulu pernah bertemu?”
***
Pagi sekali tanpa sarapan terlebih dahulu, saya tergesa gesa ke AirPort Baijing. Kawatir terlambat boarding. Saya tidak ke Hongkong langsung tapi mampir ke Guangzhou. Kerena weekend memang lebih baik di Guangzhou untuk bertemu dengan team Holding bidang tekhnology. Hari Senin minggu depan saya harus bergerak cepat mendapatkan solusi. Entah seperti apa solusinya.
“ Kalau kamu ingin mendengar saran saya maka jadilah diri sendiri. Jangan tersandera dengan sikap orang lain. Karena ini perjalanan takdir kamu sendiri. Tidak ada orang lain. Kalau kamu gagal itu artinya Tuhan ingin menilai kesungguhan kamu melaksanakan niat baik kamu. Kalau kamu berhasil itu artinya kamu diminta Tuhan untuk mentunaikan niat kamu. Jangan lemah” Pesan Lyly lewat WeChat. Saya bisa maklumi sikapnya. Dia hanya sekedar mengingatkan agar saya tidak dibebani rasa Terimakasih kepadanya selama ini.
Saya teringat pertanyaannya mengapa saya tertarik menjadi angel investor untuk pengembangan Technology blockchain dalam aplikasi sistem logistik. Saya sampaikan alasan filosofinya. Seperti ini: Awalnya bumi ini tidak diatur lintas negara. Tidak ada yang memiliki. Namun dari abad ke abad zaman berubah. Terbentuklah komunitas disetiap wilayah. Dari wilayah lahirlah peradaban. Dari peradaban terbentuklah batas wilayah yang dibentengi tembok kokoh dikawal lapisan tentara penjaga. Maka kerajaan terbentuk. Bangsa dan bendera tercipta. Begitu seterusnya.
Populasi terus bertambah dan resource terbatas. Penguasaan wilayah antar bangsa tak bisa dihindari. Terutama ketika revolusi industri muncul dimana dibutuhkan SDA. Ekspansi meluas atas nama dagang dan kolonialisme. Perang demi perang terus terjadi dalam sejarah. Entah atas nama idiologi atau atas nama syiar agama. Korban berjatuhan tak terbilang. Sampai akhirnya manusia dipaksa berdamai. Terutama usai perang dunia kedua. Terbentuklah PBB dengan konvensi HAM.
Kado terindah abad 21 adalah lahirnya demokratisasi sebagai puncak pengakuan HAM. Demokrasi semakin terbuka luas ketika tekhnologi informasi semakin berkembang. Internet menghubungkan manusia lintas negara dan bangsa. Tidak ada lagi yang tidak cepat diketahui, dimana saja peristiwa. Pengetahuan tersebar luas lewat jaringan Google dan lainnya. Semangat demokrasi informasi melahirkan semangat berbagi informasi lewat sosial media, wikipedia. Dari kebebasan informasi yang masuk kedalam gadget disaku anda, setiap saat informasi mengalir deras dan semakin setiap orang punya akses berinteraksi lintas SARA. Semua serba terbuka untuk lahirnya peradaban realita dan akhirnya hanya masalah waktu akan muncul peradaban virtual.
“ Benarkah peradaban virtual itu terjadi ? Katanya. Saya katakan dengan tegas. Bisa saja. Kini sudah ada tekhnologi Blockchain. Apa itu ? semua orang sudah terhubung dengan jaringan internet dan apa saja data tercatat dalam pusat data di dalam internet cloud. Dari kumpulan dan jaringan data lahirlah tekhnologi Blockchain. Dengan tekhnologi ini maka pusat data tidak lagi di atur oleh lembaga clearing yang bertugas melakukan verifikasi terhadap setiap pertukaran informasi dan transaski tetapi verifikasi oleh mesin blockchain yang memuat data masing masing pihak yang berinteraksi. Dengan tekhnologi ini masing masing terhubung secara tertutup (peer to peer ) tanpa ada pihak lain bisa yang terlibat. Akurasi dan keamananya sangat tinggi karena terlindungi oleh data digital disemua jejak yang ada di internet.
Contoh kamu bertukar informasi atau bertransaksi dengan saya maka mesin blockchain kamu akan menjelajah kesemua jejak digital data saya yang ada di internet. Sehingga bisa dipastikan tidak mungkin kamu berhubungan dengan selain saya. Para hacker gigit jari. Termasuk negara atau lembaga pemerintah tidak bisa mengontrol data dan akses anda. Dengan demikian transaksi keuangan dapat langsung ( real time ) settle tanpa harus menunggu confirmasi dari lembaga clearing. Pertukaran informasi dan validasi dokumen asset pribadi atau perusahaan dapat terjadi real time tanpa ada pihak yang bisa menggandakan. Akurasinya terjamin selama lamanya tanpa kawatir akan dibajak orang. Makanya penjualan asset dan pembayaran dengan mekanisme blockchain menjadi ranah pribadi dan tertutup namun dilakukan dengan siapa saja, kapan saja.
Nah bayangkan bila sistem transaksi, perkuran informasi, pertukaran dokumen, terjadi secara blockchain maka masih perlukah negara dan pemerintah sebagai pengatur ? Uang keras tidak diperlukan lagi. Perpindahan dana antar individu terjadi secara digital. Transaksi secara vitual. Posisi kekayaan negara tidak bisa lagi direkayasa politik karena ia hanya mencatat rekap data cloud setiap individu tanpa ada akses melakukan intervensi. Perubahan kearah ini sedang terjadi. Terutama di China dan negara maju lainnya sedang melakukan pembangunan besar besaran sistem blockchain sebagai koreksi dari e-government yang sentralistik menuju peer to peer.
Hanya masalah waktu, perubahan pasti terjadi dan sistem demokrasi bukan hanya masuk ke ranah politik tetapi telah meluas dalam setiap sendi kehidupan. John Lennon dalam lagu imaging mengingatkan “ Imagine there's no countries. It isn't hard to do….You may say I'm a dreamer. But I'm not the only one. I hope some day you'll join us. And the world will be as one. Imagine no possessions. I wonder if you can.
“ Jadi sebetulnya tidak ada pengaruh walau investasi untuk proyek tekhnologi sistem logistik berbasis blockchain tersebut berasal dari asing. Tidak mungkin ada intervensi negara asing. Lah negara sendiri saja tidak bisa intervensi. Sistem blockchain ini benar benar private to private atau peer - to peer” Kata lyly menyimpulkan penjelasan saya.
“ Saya bisa memaklumi bila sebagian elite china penuh curiga dengan keterlibatan asing dalam tekhnologi IT. Tetapi itu kurangnya pemahaman saja. Bukan saja di china, di Indonesia saja banyak elite politik yang tidak memahami kehadiran perubahan diakibatkan oleh IT. Mindset mereka masih terjebak dengan negara yang dikelilingi tembok seperti Tempo dulu. “
“ Saya akan berusaha membantu kamu menjelaskan sikap kamu itu kepada team investasi kami. Semoga mereka bisa berubah sikap atau setidaknya memberikan solusi kamu keluar dari masalah soal hutang. Saya tidak bisa berjanji banyak mereka bisa paham. Kamu engga boleh menyerah. “ kata lyly. Lamunan saya buyar karena panggilan untuk masuk pesawat. Segera saya balas WeChat nya dengan peran singkat” Terimakasih”
***
Sampai di Guangzho saya dijemput oleh James. Dia berusaha tersenyum ketika melihat saya keluar dari kuridor Bandara. Di dalam kendaraan menuju apartement, saya tidak bisa menyembunyikan pikiran saya “ Kenapa tiga investor kita dari AS dan Eropa mengundurkan diri secara mendadak sebagai penjamin. “ tanya saya dengan suara pelan.
“ Saya tidak tahu. Tidak ada alasan dari mereka.” Kata James.
“ Padahal LOI dari mereka. Ya kan. " Kata saya dengan mengerutkan kening. " Mereka juga memberikan timeline 3 hari selesai. Saya kenal gaya mereka. Kalau LOI terbit dan kita setuju, timeline itu engga bisa lewat 7 hari. Tanpa alasan yang jelas, engga mungkin mereka mendadak batalkan LOI itu.” Sambung saya.
“ Saya yakin pasti ada alasan yang kuat mengapa mereka mundur.” Kata James.
“ Ya sudah lupakan. Itu memang hak mereka. “
Saya kembali terdiam.
“ Bro, bulan depan kita harus mengeluarkan lagi dana untuk persiapan masuk ke putaran kedua pembiayaan Holding technology. Kalau engga, rencana pengembangan akan mundur dari jadwal yang ditetapkan pemerintah China. Mereka pasti akan batalkan izin penggunaan blockchain untuk aplikasi logistik. Ada banyak pesaing yang siap mendahului kita. Investasi kamu yang sudah keluar bisa useless “
“ Ya saya tahu." Seraya leher saya tercekik kalau mikir waktu di depan. " Kira kira tahu engga mengapa investor Eropa dan AS mundur. Kira kira aja. “ Kejar saya.
James hanya menggelengkan kepala.
“ Apakah karena tekanan dari group CIG?
“ Apa iya? Rasanya engga mungkin. Saya jaga rahasia. Karena itu pesan dari kamu kan.”
“ Bagaimana kalau mereka sampai mengetahui.”
“ Kalau mereka tahu tentu mereka akan kecewa. Mereka enggga mau fund rising untuk teknologi blockchain melibatkan investor asing.
“ Ya. Itukan hanya pertukaran surat utang dengan Global Bond. Tidak ada uang terlibat.”
“ Benar. Tetapi kalau gagal bayar terjadi, akan berdampak penguasaan saham di Holding technology oleh group investor dari Eropa dan AS. Itu yang mereka engga mau. Dan lagi, kalau sampai global bond itu diterbitkan untuk ditukar dengan utang SIDC holding, dari mana kamu biayai putaran kedua untuk proyek technology blockchain.”
“ Saya hanya buying time aja. Toh pembiayaan putaran kedua masih sebulan lagi. Saya yakin akan dapat tambahan sumber pendanaan apabila masalah utang holding kita bisa selesai bulan ini. “
“ Yakin ?
“ Yakin. Value anak perusahaan bagus semua. Sekarang diatas 4 kali lipat. Di luar SIDC saya juga punya holding tambang Emas, Holding IT. Semua valuenya bagus. Ingat engga waktu awal kita bangun holding, kita hanya punya uang USD 500,000. Dalam 10 tahun kita sudah punya value asset USD 3 miliar”
“ Dan Holding Technology akan diakuisisi oleh SIDC Holding Hong. “ James segera menimpali.
“ Ya. Kalau putaran kedua pembiayaan proyek blockchain selesai pengembangannya maka valuenya akan 2 kali dari portfolio saham batubara yang kita lepas.” Kata saya tersenyum.
“ Paham sekarang. Luar biasa. Solusi yang smart. Tapi…” james menatap saya.
“ Kalau benar CIG yang intervensi penerbitan global bond, darimana mereka tahu?
Saya menatap kosong keluar kendaraan. Bayangan saya ke Lyly. Benarkah dia terpaksa mengkhianti saya karena tidak mau mengkhianti negaranya ? Sekarang darimana saya dapat solusi untuk menyelesaikan hutang itu ?
Telp bergetar. “ Bro, “ terdengar suara Esther.
“ Maafkan saya soal dua hari lalu di Hong Kong. Saya terlalu keras dengan kamu ?
“ Engga apa apa. Saya kenal kamu luar dalam. Saya sangat paham sikap kamu. Paham sekali.”
“ Thanks. Gimana hasil rapat di Beijing.?
“ Keliatanya gagal. “
" Ada apa ?
“ Karena setelah rapat, beberapa jam kemudian investor dari Eropa dan AS mundur. Saya pasti default dengan solusi yang saya tawarkan untuk selesaikan hutang.”
“ Terus gimana sikap Lyly. Dia engga bantu kamu.”
“ Entahlah… Dia hopeless “
“Apa yang harus saya lakukan ?
Saya terdiam.
“ Bro..are you there “
“ ya ya.
“ Apa yang bisa saya bantu?
“ Kamu kenal, kan dengan Peter Low?
“ ya. CEO bank Eropa di Hong Kong. Dia juga pernah bekerja sebagai adviser group investment company China selama 10 tahun.”
“ Tepat. Bisa atur saya ketemu dia?
“ Untuk apa ?
“ Nanti kamu akan tahu. “
“ Bro, saya ini banker. Bukan PR kamu, bukan secretaris kamu. Engga mungkin saya minta dia luangkan waktu ketemu kamu tanpa alasan yang jelas. “
“ Saya ada skema financial untuk dia. Kalau dia bisa bantu, saya tawarkan jabatan CFO di SIDC Holding ditambah saham 5% Holding.”
“ Saya kenal integritas dia. Engga mau dia disogok dengan saham dan jabatan"
“ Dia pelajari skema saya. Kalau dia bisa lakukan. Apapun konpensasi dia minta, saya tidak akan tawar”
“ Gini aja. Kamu email ke saya skema financialnya, nanti saya akan bicarakan dengan dia. Lupakan dulu soal konpensasi. Saya suka kamu karena dari dulu karena idealisme kamu. Jangan berubah karena situasi”
“ Tapi masalah saya sekarang bukan soal idealisme. Tetapi soal realita. Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan itu ada ketika kita melepaskan keinginan kita, yang pada waktu bersamaan kita sangat membutuhkannya. Yang saya punya hanya skema dan peluang berkembang bersama sama. Itu aja.”
“ Kalau begitu kenapa kamu engga surrender aja dengan CIG. Kan sama saja. Kamu melepaskan kepentingan kamu di SIDC holding untuk kebersamaan. Masalah hutang selesai”
“ Masalanya berbeda. Dengan CIG saya melepaskan keinginan karena modal. Saya engga mau tunduk dengan kekuatan modal. Sementara dengan peter saya melepaskan keinginan karena profesionalitas. Berbagi karena effort, itu tidak mengorbankan idealisme.”
“ ya sudah. Saya paham. Kirim skema kamu ke email saya. Segera saya atur pertemuan dengan Peter. “
“ Thanks, my dear.”
Telp terputus begitu saja.
***
Saya mengenal Peter sudah cukup lama. Waktu dia masih sebagai senior advicer China infrastruktur Fund. Selama itu hubungan baik. Hanya memang tidak pernah terjadi deal business dengan dia. Setelah dia jadi banker di Hong Kong, beberapa anak perusahaan SIDC holding mendapatkan fasilitas kredit dari bank tempat dia kerja. Jadi kalau saya ingin bertemu dengannya , itu adalah wajar. Saya tidak perlu repot menjelaskan portfolio investasi yang ada dibawah Holding. Esther sudah menegaskan bahwa pertemuan akan diadakan senin malam. Tempat pertemuan di financial Club, Kowloon. Saya tahu pertemuan di Financial Club hanya untuk para pria. Walau Esther datang bersama saya namun dia harus memisahkan diri dari saya ketika masuk financial club. Ada ruang khusus para lady.
Dengan ramah Peter menyambut saya di table. Setengah menunduk dia menyalami saya. “ Anda tidak ada perubahan sejak 10 tahun saya kenal. Masih seperti dulu. “ Katanya ramah. Dia mempersilahkan saya duduk lebih dulu. Itu tradisi China dimana penghormatan kepada tamu memang begitu.
“ Sebelum kita menikmati makan malam, lebih baik kita bahas dulu tentang proposal kamu. Saya sudah pelajari. Sangat menarik. Namun ada pertanyaan yang mengganjal yang harus kamu jawab.” Kata Peter dengan suara lambat terkesan hati hati.
“ Silahkan. Apa pertanyaan itu ?
“ Restruktur portfolio SIDC holding dilakukan setelah jatuhnya wallstreet. Semua pembiayaan restruktur itu didapat dari hutang dengan skema covertible Bond ( obligasi konversi ). Hasilnya adalah perubahan struktur bisnis secara mendasar. Dari bisnis rente ke bisnis market oriented berbasis tekhnology. Sekarang semua portfolio atas 38 anak perusahaan itu bisa berkembang bagus dengan leverage diatas 4 kali. Jadi wajar saja pihak CIG sebagai main lender kamu, sangat tertarik untuk menguasai saham SIDC Holding. Ini hanya deal business sebagaimana biasanya. Pertanyaan saya, mengapa kamu begitu mudah menandatangani skema obligasi konversi dengan CIG? Kata Peter.
“ Tahun 2013 ketika hutang ditanda tangani ,proses restruktur baru selesai. Ibarat pohon, buahnya belum significant. Sementara konsorsium bank tidak mau menanti terlalu lama sampai berbuah lebat. Kamu maklumlah tahun 2013 itu puncak dari krisis global akibat kejatuhan Lehman. Hambir semua international holding company mengalami penyusutan nilai. Market mulai menyusut. Pasar uang semakin kering. Ekspansi semakin sulit mendapatkan darah segar. Apalagi ekonomi AS terus memburuk. China juga mengalami penurunan pertumbuhan. Eropa mengalami gagal bayar hutang. Krisis sampai pada puncaknya.
Saya bisa memaklumi bila para banker yang tergabung dalam konsorsium cari aman. Makanya mereka menekan saya untuk melunasi hutang atau tambah collateral. Saya tidak mau menyerahkan saham anak perusahaan lainnya. Karena memang valuenya belum terlalu tinggi. Itu sebabnya saya terpaksa menerima solusi dari CIG dengan skema obligasi konversi. Waktu itu hanya CIG yang punya visi sama dengan saya. Mereka berani masuk di tengah ketidak pastian.”
“ Dan terbukti, analisa mereka benar. Value portfolio kamu sekarang 5 kali dari hutang. Namun dalam kondisi terjepit. Pay or loss”
“ Tepat sekali.”
“ Sebetulnya cara berpikir kamu dengan CIG , sama. Kalian mitra yang sangat menjanjikan dimasa depan. Anda punya kreatifitas dan CIG punya keberanian mendukung. Itu perpaduan yang luar biasa.”
“ Masalahnya mereka menekan saya lewat kekuatan modal. Itu yang saya tidak suka.”
“ Mr.B,” seru peter dengan tersenyum. “ Kamu harus pahami bahwa perubahan lingkungan bisnis terjadi sangat cepat. Kalau sebelum kejatuhan lehman, semua modal berasal Investment banker dengan dukungan mesin money market. Dari itu produk derivative mewabah. Terjadi kelebihan likuiditas dimana mana. Saat itu kamu memang sangat mudah mendapatkan dukungan pendanaan dari Perbankan. Tetapi setelah kejatuhan Lehman, dana tidak lagi ditangan institusi keuangan tetapi sudah berada di rekening private investor dalam bentuk lembaran surat berharga yang likuid seperti Tbill, reksadana emas, property, dan lain sebagainya. Perbankan hanya bertindak sebagai agent dan channeling saja.
Perubahan ini menciptakan pradigma baru dalam investasi. Private investor tidak mengharapkan keutungan jangka pendek tapi jangka panjang. Target mereka value, bukan phisik asset. Tentu mengharuskan bisnis yang punya prospek jangkan panjang. Apa itu ? ya seperti portfolio investasi yang sekarang kamu kelola. Bisnis yang berbasis tekhonology dan market oriented. Nah kalau dulu kamu hadapi adalah persaingan bisnis berebut sumber daya dan kemitraan dengan perusahaan negara CHina. Walau berat tantangannya tetapi dana terpusat dalam institusi keuangan sehingga selalu ada jalan keluar untuk ekpansi. Tetapi sekarang yang kamu hadapi adalah pemodal. Mereka tidak punya kepentingan untuk menguasai bisnis tetapi mereka punya keinginan mengendalikan bisnis lewat kepemilikan saham. Mereka akan pertahankan kamu, karena mereka tahu ruh holding ada pada kamu. “ kata peter.
Saya terdiam. Peter sedang berusaha meyakinkan saya untuk menerima kenyataan. Bahwa bagi CIG, apapun akan mereka lakukan untuk menguasai saham. Tapi mereka tidak mau kehilangan saya.”
“ Jadi apa pendapat kamu ?
“ Kamu tidak bisa melawan mereka. Apalagi kinerja anak perusahan di bawah SIDC holding bersinar semua. Mereka akan lakukan apa saja untuk kuasai. " Kata Peter dengan datar tanpa ekpresi apapun. Kemudian dia menatap saya, matanya menusuk ke jantung saya. " Kamu haru lepas saham kepada mereka.”
“ Surrender. “ kata saya mengerutkan kening
“ Tentu tidak. Skema kamu akan saya gunakan untuk deal dengan mereka. “
“ Dimana peran mereka ?
“ Gini, skema financial engineering lewat Private Equity fund.”
“ Apa mungkin? Holding sudah terikat dengan perjanjian Obligasi konversi. Apapun perikatan harus sepengetahuan CIG.”
“ Kita akan bentuk Special Purpose Acquisition Company atau SPAC. SPAC inilah yang akan melakukan penggalangan dana kepada investor terbatas. Underlyingnya adalah akuisisi SIDC. Hasil penjulan saham itu digunakan untuk membayar hutang kepada CIG. Bukan tidak mungkin CIG juga akan ikut dalam penawaran terbatas.”
“ Mereka akan semakin tinggi posisi tawarnya”
“ Ya kalau mereka satu satunya investor. Kan investor bukan hanya mereka. Saya akan bicara dengan investor kamus soal strategi ini. Kita benturkan mereka satu sama lain. Pasti salah satu akan berusaha mendekati kamu. Siapapun yang datang dengan penawaran terbaik, itu yang kamu ambil”
“ Kira kira siapa ?
“ Pasti CHina, dan Pasti dengan syarat yang menguntungkan kamu.”
“ Kenapa ?
“ Saya 10 tahun bekerja dengan mereka. Saya kenal karakter mereka. Sekarang saya kerja dengan bank Eropa saya juga karena karakter mereka. Tenang saja.”
Saya terdiam. Namun mata saya terus memandang Peter berusaha menyelami pendapatnya.
“ Mr. B, kamu tidak bisa menghadapi perang frontal dengan pemodal. Mereka beda dengan bank. Mereka berada di grey area. Satu satunya cara adalah adu mereka satu sama lain. Biarkan mereka fight untuk mendapatkan kamu.”
Saya kembali terhenyak.
“ Ok. Berapa lama prosesnya”
“ 1 bulan”
“ saya tidak ada waktu.”
“ Tenang saja. Saya akan berusaha dapatkan LOI dari standby buyer investor kamu. Bank saya akan bertindak sebagai fasilitator.
“ Kapan bisa dapatkan LOI?
“ Besok.
“ OK”
“ Atas mandat kamu, LOI itu akan saya kirim kepada Group investor China. Kita akan dapatkan tambahan waktu untuk keluar dari time line yang ada. Keluar dari resiko default commitment.” Kata peter dengan tersenyum.
“ Mengapa ?
“ Mereka pasti terkejut. Ternyata kamu masih ada investor yang bisa mendukung. Mereka pasti akan ikut mengajukan penawaran yang sama. Atau mereka kehilangan peluang menguasai kamu.”
“ Kalau mereka tidak sambar peluang itu, dan tetap menanti pelunasan hutang gimana?
“ Kita punya waktu 1 bulan untuk selesaikan utang. Kamu tidak default. Karena sebelum 7 hari sudah ada commitment dari pihak ketiga yang menjamin pembayaran. “
“ Ok. Saya siap ikuti strategi itu” Kata saya seraya berdiri menyalami Peter.
Dengan skema Special Purpose Acquisition Company saya bisa mendapatkan dana atas dasar value anak perusahaan yang tergabung dalam SIDC holding. CIG harus bersaing dengan investor lain untuk kuasai SIDC.
Usai makan malam, saya keluar ruangan. Peter mengantar saya keruangan lady untuk bertemu dengan Esther. Hanya bicara sebentar, kami langsung pulang.
“ Gimana hasil meeting tadi? kata esther ketika didalam kendaraan
“ Bagus.”
“ Bagus gimana ?
“ Nanti ajalah saya cerita kalau sudah selesai.”
“ Kenapa engga sekarang aja ?
Saya hanya diam.
“ Bro, kenapa engga sekarang ! Suara esther agak tinggi.
“ Maaf ..engga bisa”
“ Kamu engga percaya saya ?
Saya hanya diam. Cukup dengan Lyly saya melakukan kesalahan. Saat sekarang tidak ada satupun yang saya percaya kecuali diri saya sendiri. Sampai di apartemen Esther keluar dari kendaraan tanpa bicara. Pintu kendaran dibantingnya. Saya hanya tersenyum. Kendaraan terus melaju kearah apartement saya.
***
Peter benar. Era penguasaan sumber daya atas dasar kekuasaan negara sudah tidak ada lagi. Bahkan otoritas keuangan semacam the Fed yang dikenal paling berkuasa di dunia dalam menggerakan dua pertiga perputaran uang dunia, kini tidak berdaya. Ketika para investor menarik dananya, The Fed lempar handuk putih untuk menjadi the last lending resources perbankan. Pemerintah AS melalui senat AS harus mengemis kepada Rakyat AS. Ya Rakyat AS harus membayar resiko gagal bayar perbankan. Kalau tidak, maka akan terjadi dampak sistemik dan bisa saja berujung kepada jatuhnya diktator mata uang di ranah kapitalis. Program QE adalah keniscayaan sebagai bentuk kalahnya negara di hadapan kekuatan modal.
Total transaksi derivatif global tahun 2013 berdasarkan data dari BIS, nilai kontrak mencapai USD 693 Trilion. Sebagian besar transaksi itu dilakukan secara over-the-counter (OTC). Nilai kontrak itu sama saja dengan 10 kali dari GNP seluruh negara di dunia. Pertanyaannya, bukankah kontrak itu menyebut uang. Bagi orang awam yang terbatas wawasan keuangannya, dia hanya mengenal satu kata, yaitu money atau uang. Dia dapat uang dari gaji atau laba usaha dan kemudian dibelanjakan sesuai dengan pendapatannya, kalau ada lebih dia tabung. Dalam kasus ini uang ya uang.
Tapi perubahan zaman, uang tidak lagi dimaknai money atau cash tapi Currency atau arus yang terus menerus mengalir. Perhatikan, dia tidak menyebut uang tapi arus. ya sama dengan arus listrik. Kalau di analogikan, uang menjadi sumbu negatif dan aktifitas usaha adalah sumbu positip. Karena adanya sumbu positip dan negatif maka terjadilah current atau arus listrik yang bisa menimbulkan energy untuk bergeraknya roda ekonomi kedepan tanpa henti.
Rekening di bank atau perusahaan di sebut rekening arus ( Current account). Bagi mereka uang bukan lagi selembar kertas. Bukan hanya alat transaksi. Bukan. Tapi uang sebagai sarana menghubungkan satu sumber daya dengan sumber daya lain agar terus terjadi hubungan arus yang tiada henti. Contoh bagaimana menghubungkan sumberdaya manusia dengan sumber daya material, Sumber daya material dengan sumber daya uang. Sumber daya uang dengan sumber daya pasar, dan lain sebagainya. Selagi hubungan antar sumberdaya itu terus terjadi arus maka itulah uang sebenarnya. Itulah uang dalam perngertian kapitalis. Dimana sebetulnya uang itu omong kosong. Uang itu hanya sarana pemicu distribusi capital untuk terjadi beragam aktifitas terbentuknya peradaban. Jadi bukan jumlah berapa banyak uang yang dikumpulkan tapi seberapa banyak aktifitas usaha yang bisa di kembangkan karena uang.
Untuk menjaga momentum hubungan itu , uang tidak harus berupa uang kertas atau emas. Tapi bisa juga dalam bentuk lembaran obligasi umum. Tidak harus obligasi umum, bisa juga obligasi khusus.Tidak harus obligasi khusus bisa juga obligasi sintetik. Begitu seterusnya. Dari beragam jenis uang itulah pasar terbentuk Dari pasar yang diatur secara umum ( CH ) sampai yang diatur secara khusus seperti OTC. Jenis penerapannya bisa jangka pendek atau menengah atau jangka panjang. Penyelesaiannya bisa melalui opsi beli atau juat, bisa juga diserahkan nanti atau dibayar sekarang atau sebaliknya.
Bukankah itu semua hutang? Benar. Tapi bukan hutang seperti persepsi anda yang hanya tahu uang berupa lembaran kertas atau logam mulia (coin).Bukan. Tapi itulah currency. Selagi arus atau current terus terjadi dengan ditandai aktifitas usaha tidak terhenti maka tidak ada hutang yang perlu dikawatirkan. Mengapa ? Karena current mempunya energy yang bisa dengan otomatis menciptakan hutang baru atau uang baru. Itulah miracle of capital. Akan terus begitu.
Kalau uang di tangan anda tidak sampai terjadi arus berkesimbungan maka anda telah tertipu oleh sistem. Mengapa ? Karena anda akan terjebak dengan sikap pelit, menyimpan uang takut berbagi. Menyimpan uang takut ambil resiko bisnis. Hanya masalah waktu anda akan jadi orang paling miskin dan bego dunia. Uang itu akan menjauhkan anda dengan lingkungan anda dan pada waktu bersamaan membuat anda rakus berkosumsi namun lemah produksi, yang justru merusak jiwa dan phisik anda sendiri.
Jatuhnya Eropa dan AS ,Jepang karena Generasi yang sekarang tertipu dengan uang. Mereka gila nabung dan berinvestasi dengan produk tanpa barang. Mereka menciptakan money game. Laba tercipta tapi tidak ada pabrik terbangun. Akhirnya arus atau currency, lambat laun melemah karena sektor real sebagai sumbu positip semakin kehilangan daya tarik karena pertumbuhannya kalah cepat dengan tumbuhnya uang. Beda dengan China dimana keseimbangan antara sumbu positip dan negatif terus terjaga dengan baik sehingga melahirkan economic in balance. Berapapun hutang, itu bukan masalah. Arus terjadi karena barang , jasa dan uang terus menciptakan energy tiada henti.
***
Entah mengapa dalam perjalanan ke Apartment sehabis meeting dengan Peter, saya merasa sangat kawatir akan besok. Saya berharap besok Peter tidak memberikan kejutan yang menyediakan dinding tebal untuk saya lalui. Saya berharap dan saya butuh keajaiban saat ini, dalam waktu yang sangat terbatas. Telp bergetar.“ Mr. B” Terdengar di seberang suara Steven, sahabat saya yang punya casino di Macao.
“ Ada dimana ?
“ Hongkong “
“ Ketemuan ya. Saya di Conrad Hotel. Kita minum wine.”
“ Siapa saja di sana ?
“ Ada Myung. Dia kangen kamu. “
Saya sedang galau. Ajakan ini membuat saya terhibur. Selalu ada teman bisa mengurangi beban pikiran. Saya minta supir mengarah ke kawasan Centeral Hong Kong , Conrad Hotel.
Sampai di Cafe Conrad, Steve setengah berlari menghampiri saya. Dia memeluk saya erat “ Ada masalah apa kamu ?
“ Masalah ? Kata saya bingung. “ Saya baik baik saja kok”
Dia menarik lengan saya ke arah table. Sudah ada Myung menatap saya dengan tersenyum. Dia segera menyalami saya. Myung pernah berperkara dengan saya tahun 2015-2017 berkaitan dengan MTN. Namun saya bisa menangkan di pengadilan.
Kami buka botol. Minum sambil bicara ngalor ngidul. Kadang tertawa sama sama. Saling mengejek dengan bahasa engga patut. Tapi kebersamaan malam itu sangat menyenangkan.
Steven menatap saya lama. Saya sampai salah tingkah.” Katakan, apa masalah kamu, bro “ Katanya seraya melirik kearah Myung. Saya menatap ke arah Myung.
“ Peter cerita ke saya. “ Kata Myung.
“ Cerita apa ? Kata saya terkejut.
“ Investor kamu di Swiss dan NY mundur.”
“ Ah itu biasa saja. “ Kata saya menghela nafas. Ternyata Peter tidak cerita soal proposal skema investasi sebagai solusi penyelesaian hutang Repo dengan CIG.
“ Itu engga biasa. Saya kenal kamu udah lama. Engga pernah investor keluar dari kamu. Ada apa ? Kejar Steven.
Saya hanya diam.
“ Bro, ceritalah. Saya ini juga pemegang saham di SIDC Holding. Walau saham saya kecil, bukan penentu namun keberadaan saya di SIDC dasarnya persahabatan kita. Kenapa kamu bicara dengan Peter? Seharusya kamu bicara dengan saya terlebih dahulu kalau butuh uang” kata Steven penuh empati
“ Ini bukan hal luar biasa. Ini hanya corporate action. Nanti saatnya saya akan bicara. “
“ Engga bisa gitu Bro. “
“ Kenapa ? Semua masih bisa dikendalikan.” Kata saya tenang. Tetapi Steven berusaha mencari tahu dari mata saya. Dia terus menatap saya. Dia menggelengkan kepala “ Tidak. Ini tidak biasa. Esther kemarin bicara dengan saya soal masalah kamu.”
“ Bicara apa dia ?
“ Soal surat dari CIG yang akan sita saham SIDC apabila default Obligasi “
“ Oh itu biasa saja. Sudah ada solusi. “
“ Solusi apa ? Investor kamu dari NY dan Swiss mundur kok. “ Kata Steven seraya menuangkan minuman ke gelasnya.
“ Mr. B, kata Myung. “ Sekali ini kamu engga mungkin bisa menang lagi. Kalau dulu kamu bisa menang lawan Daniel dan saya tetapi sekarang lawan kamu Naga raksasa. AS saja takut. Ayolah, bicara. Kita semua teman. Kita akan bantu solusi “ Sambungnya.
“ Ok saya mau dengar apa solusi dari kalian.” Kata saya.
Myung melirik ke arah Steven. Dia berdiri dari korsinya dan memegang pundak saya. “ Besok Saya dan Steven akan siapkan uang untuk bisa kamu gunakan bayar utang ke CIG.” Katanya dengan lembut.
“ Itu USD 3 miliar. Jumlah tidak kecil. Dari mana kalian dapat uang itu ?
“ Engga perlu tahu. Itu urusan kami. Percayalah.”
“ Ok saya percaya. Gimana dealnya.”
“ 60% saham SIDC holding. “
Saya tatap mereka satu persatu. Saya tidak lagi melihat mereka sebagai sahabat. Sifat asli mereka nampak sekarang. Mereka ingin memanfaatkan krisis yang sedang saya hadapi untuk ikut jadi perampok dan menggilas SIDC jadi serpihan kecil. Saya tuangkan minuman ke gelas dan langsung saya minum. Itu saya lakukan berkali kali. Myung menahan saya.” Sudah. “ Katanya mengambil botol dari tangan saya.
“ Muka kamu sudah merah. Ok Kita sudahi diskusi soal masalah kamu. Saya antar kamu ke apartement. “
“ Engga usah antar.”Kata saya dengan suara serak. Saya telp Wenny, kemudian saya serahkan telp ke Steven. Terdengar steven bicara singkat “ Jemput Mr. B di Conrad.” Tak lebih 30 menit Wenny sudah datang ke ke cafe dengan wajah kawatir. Masih mengenakan bajut tidur dibalut longcoat.
Wenny menuntun saya ke kendaraannya yang parkir di loby hotel. Dia pastikan saya duduk di samping setirnya dengan nyaman baru dia masuk ke dalam kendaraan.
“ Kamu engga apa apa kan.” Katanya sebelum kendaraan melaju.
“ ya engga apa apa. Sedikit pusing aja. “
“ Mau saya antar ke apartement kamu atau ke apartement saya.”
“ Terserah kamu.”
Saya berusaha memejam mata. Namun pikiran saya bisa terkunci dengan tawaran dari Myung dan Steven. Berkali kali saya mengusap wajah.
Sampai di Apartemen Wenny, saya terduduk lemas di sofa. Wenny mendekati saya.
“ Ada apa ? Kata Wenny.
“ Kamu tahu kan, Steven pernah ada masalah 8 tahun lalu. Casino nya hampir disita oleh Lender dari Dubai. Kasusnya bisa mengarah kepada pencucian uang. Saya gunakan sumber daya saya untuk membantunya tanpa dapat konpensasi apapun. Karena dia sahabat saya. Kamu juga tahu kan, Myung, dia sue saya. Terbukti di pengadilan semua tuduhannya tidak terbukti. Kalau saya mau tuntut balik, bisa bangkrut dia. Itu karena dia sahabat saya. Saya tidak pernah anggap apapun serius kecuali persahabatan. Tetapi sekarang, dalam keadaan saya terjepit justru mereka manfaatkan untuk paksa ambil alih Holding saya.” Kata saya seraya menggeleng gelengkan kepala.
Wenny terdiam. Dia sepertinya tidak ingin merespon cepat. Dia berusaha menjadi pendengar yang baik.
“ Kenapa semua yang saya anggap sahabat justru jadi musuh terbesar saya.”
“ Bro…” Seru Wenny seraya mengusap kepala saya. “ kamu engga boleh paranoid. Mereka justru sayang dengan kamu. Mereka hanya meliat kamu tidak punya harapan lagi untuk bisa keluar. Lawan kamu naga besar. Kamu sudah tamat. Its over. “
“ Kamu sama saja dengan Esther. Engga lagi percaya dengan saya.” Kata saya dengan suara keras. Itu lebih dari kesan membentak.
“ Justru kami percaya kamu. Percaya sekali. Semua direksi percaya kamu. Tetapi masalahnya kami orang china selalu hidup dalam realitas. Kami engga percaya mujizat. Pahami itu." Kata Wenny dengan tenang.
Saya terdiam.
“ Bro, kamu tahu Jack Ma, dia bangun Alibaba dengan berdarah darah. Merangkak dari level terendah. Tetapi setelah besar, sahamnya tersisa hanya 5%. Steven Jobs juga sama. Semua tahu bagaimana penderitaannya mendirikan Apple. Setelah apple besar, sahamnya hanya tersisa 2%. Bill Gate juga sama. Hanya 5% sahamnya di Microsoft. Si Richard pendiri Virgin Group juga sama. Sahamnya hanya 4% saha di Virgin Group. Mengapa ? mereka tumbuh besar karena kehebatan Investment Manager. Sama halnya utang kamu dengan Investment group china adalah juga investment manager berskala global. Akhirnya saham yang mereka kuasai akan dilempar di bursa agar terjadi spread ownership kepada publik. Kamu mendidik kami untuk berubah. Tapi anehnya kamu engga berubah. Kenyataannya sekarang, yang berkuasa adalah modal privat. Kamu engga akan menang melawan sistem ini. Berubahlah. ” Kata Wenny dengan lembut.
Saya terdiam.
“ Orang hebat seperti Steven Jobs, Bill Gate, Sir Richard, Jack Ma, dan lainya, harus menerima kenyataan? Mereka sadar. Tugas mereka hanya sebatas menempatkan perusahaan di orbit. Selanjutnya sistem akan bekerja dengan sendirinya agar perusahan terus beredar. Akhirnya mereka punya waktu mengisi seminar , menulis buku. Aktif dalam kegiatan amal. Itu karena rasa tanggung jawab kepada generasi berikutnya. Bahwa kekuatan sistem modal bukan menjadikan orang kaya raya seperti kaum feodal abad 19 tetapi menjadi mesin pertumbuhan peradaban dalam seni berbagi. Agar ekonomi bergerak dan keseimbangan terjadi.
Contoh negara Cina dan termasuk Indonesia yang sekarang sedang menggeliat. Bagaimana pemerintah tidak berdaya dengan kekuatan sistem modal. Utang China diatas 100 % dari GNP. Itu semua utang kepada rakyat. Utang indonesia 30% dari GNP. 60% dari total utang itu bersumber dari rakyat indonesia sendiri. Apa artinya, pemimpin tidak lagi seperti pemimpin seperti abad 19 yang bisa berbuat sesukanya. Pemimpin era sekarang tidak lagi identik dengan kekuasaan tetapi lebih kepada pelayanan yang harus bekerja dengan standar kapatuhan etika dan moral yang ketat. Nasionalisme tidak lagi diukur besaranya asset dikuasai negara tetapi besarnya manfaat bagi orang banyak.
Perusahaan juga sama. Pendiri tidak lagi menganggap penguasaan saham sebagai lambang kekuasaan. Saham adalah manifestasi dari tanggung jawab yang lebih luas. Ingat ya. tidak ada orang yang inginkan saham , berharap holding kamu hancur. Tidak juga berharap kamu keluar dari Holding. Berubahlah. Kini dituntut kebesaran jiwa kamu untuk melhat realita. Udahan galaunya. Syukurilah bahwa semua orang ingin membantu kamu. Jangan keras kepala.” Kata Wenny. Saya tatap matanya. Saya lihat tidak ada kesan dia melemahkan saya. Dia hanya ingin saya melhat kenyataan.
***
Pagi saya terbangun untuk sholat subuh. Sehabis sholat pikiran saya tenang. Saya tidak ingin berdoa memelas kepada Tuhan. Karena begitu banyak nikmat Tuhan yang telah saya terima selama ini. Saya hanya menyapa Tuhan dengan menguatkan hati saya untuk terus bersyukur. Tanpa ada keluhan apapun. Saya bukan orang hebat dalam melaksanakan ritual agama. Keimanan saya mengarahkan saya untuk terus berprasangka baik kepada Tuhan. Urusan dunia ini adalah perjalanan spiritual manusia untuk sampai kepada tujuan akhir. Susah senang itu adalah riak cobaan agar manusia berkembang lebih baik dari waktu ke waktu.
Saya melangkah keluar dari kamar. Turun lantai bawah dimana kamar Wenny berada. Apartement Wenny berukur besar, duplex. Ada tiga kamar tidur. Tadinya waktu kali pertama bekerja dengan saya apartement hanya berukuran 30 meter persegi. Tapi kini, 12 tahun kemudian apartemennya berukuran 200 Meter persegi, berada di kawasan paling mahal di Hong Kong. Sebagai CEO PMG Holding company bergerak dibidang perdagangan emas dan penguasaan tambang emas di Afrika, dia memang pantas memiliki kemewahan ini sebagai standar hidupnya. Saya dapati dia sedang memasak di dapur untuk sarapan pagi. Dengan tersenyum dia menyapa saya.
“ Gimana tidurnya ? nyaman?
“ Ya pules sekali.”
“ Wenny..” seru saya.” Hari ini saya ada deal dengan Peter. Dia akan membantu saya melakukan exit atas gagal bayar utang. Tetapi saya tidak bisa melibatkan SIDC holding untuk menggalang dana. Karena setiap tindakan SIDC diawasi oleh CIG. Saya butuh uang tunai sebesar USD 160 juta untuk processing fee. Saya tidak punya uang sama sekali. Perusahaan Yuni di Jakarta sudah digadaikan ke private investor singapore untuk pembiayaan start up business IT di China. Sekarang diawasi ketat oleh investor. “ Kata saya dengan suara parau. Tak sanggup saya menatapnya. Ini kali saya merasa benar benar jadi orang kalah dan tak berguna.
Dia masuk ke dalam kamar. Tak berapa lama dia keluar membawa amplop kuning.
“ Ini surat saham perusahaan yang saya pimpin. Kamu jadikan saya sebagai proxy. Saya sudah tanda tangani surat penyerahan penuh kepada kamu untuk melakukan apa saja terhadap saham itu. “ Kata Wenny. Saya terkejut.
“ Untuk dapatkan uang sebesar USD 150 juta cepat sekali.” Katanya. Kemudian dia menyerahkan buku tabungan dan sertifikat apartemen. “ Ini ada tabungan saya di bank sebesar USD 15 juta. Itu deviden yang saya terima selama kerja dengan kamu. Ambil lah uang itu. Kalau masih kurang jual apartement ini. Saya bisa pindah ke apartement saya yang lama. Engga apa apa “ Katanya tenang. Saya tetap dia lama. Dia tersenyum. Saya menggelengkan kepala.
“ Kenapa bro… “katanya seraya memegang lengan saya.
“ Entah saya bingung. Usia saya sebentar lagi 60 tahun. 30 tahun lebih saya bekerja keras karena obsesi bisnis saya. Istri saya lebih mengharapkan saya untuk pensiun. Orang orang menginginkan saya menyerah. Tapi mengapa sekarang saya jadi pecundang begini. “
“ Bro… kamu tidak pecundang. Kamu petarung. Sampai hari ini kamu berada digaris depan dalam pertarungan dengan konglomerat investor kelas dunia. “
“ Masalahnya kamu sahabat saya. Tidak mungkin saya pertaruhkan kamu dalam pertarungan saya. Gimana kalau gagal ?
“ Gagal? “ Mata Wenni melotot. “ Ini kali pertama saya dengar kamu begitu pesimis. Ayolah lawan mereka semua sampai batas akhir nafas kamu. Engga usah kawatirkan saya.”
“ Orang tua saya mendidik saya, bahwa saya boleh hancur karena saya sendiri tapi tidak boleh orang lain hancur karena saya.”
“ Bro..” Wenni mendekat ke saya.” tidak perlu terlalu terbawa perasaan. Kamu sudah buktikan siapa kamu. Ingat engga waktu kali pertama saya akhirnya berkerja dengan kamu sebagai proxy. Saya dalam keadaan terlilit hutang. Suami mengusir saya dari rumah. Saya terhina sekali. Hutang itu kamu bayar. Saya dan Yuni sama. Kami janda miskin. Beda dengan direktur dan partner kamu di SIDC Holding. Kami dari keluarga miskin dan kamu angkat derajat kami sebagai direktur dan mitra. Kamu tuntun kami dengan sabar sampai akhirnya kami bisa berkembang seperti sekarang ini. Kalau akhirnya gagal, Tidak akan membuat kami takut. Kami sudah terbiasa dan pernah miskin. “
Saya terdiam sambil menatap kelantai.
“ Ayolah bangkit. Saya ingin liat kamu seperti awal saya kenal kamu.”
“ Terimakasih. “ Kata saya menatapnya. Dia memalingkan wajah ketempat lain. Saya mengambil amplop kuning itu dan berlalu dari apartementnya.
***
Dalam perjalanan ke kantor, saya telp James agar dia segera datang ke kantor saya.
“ James, Kamu urus proses dengan Peter “ Kata saya menyerahkan kartu nama Peter. “ Dia sudah tahu kedatangan kamu. Semua kebutuhan untuk fund program kamu penuhi. Tapi rahasiakan dengan semua direksi SIDC Holding lainnya“
“ Darimana biaya fund rising nya.
“ Ini.” kata saya menyerahkan amplop. “ Di dalam amplop itu ada dokumen asset yang bisa dapatkan uang segera. Pastikan hari ini dapatkan uang. “ Kata saya.
James membuka amplop kuning itu.” Bro,… Wenny..”
“ Ya. udahlah. Urus cepat. Pastikan hari ini kita bisa kirim notifikasi fund ke pihak CIG di Beijing. “
“ Baik, segera saya lakukan.”
James berlalu. Saya berdiri dari meja kerja, pindah duduk di sofa.
Telp saya bergetar. Saya terkejut. Saya lirik jam di meja kerja saya. Pukul 3 sore. Ternyata saya tertidur di sofa kantor dari jam 10 pagi.
“ Bro.” terdengar suara lyly di seberang.
“ Ya. “
“ Boss saya minta ketemu kamu. Datanglah ke Beijing.”
“ Ada apa? bukankah waktu penyelesaian utang masih minggu depan jadwalnya “
“ Barusan ada notifikasi dari first class bank Eropa kirim notifikasi ke banker kami. Copy nya ada di meja saya sekarang. Boss saya ingin bicara. “
“ OK sekarang saya segera ke Airport. “ telp terputus.
Saya segera hubungi James.
“ James, gimana urusan dengan Peter?
“ Udah selesai. Tadi jam 12 udah di kirim notifikasi fund ke Bank di Beijing. Copynya sudah saya kirim via secure email ke kamu. Saya telp dari jam 1 telp kamu engga diangkat. Saya kawatirkan kamu. Tetapi sekretaris kamu bilang kamu tidur.”
“ Ya ya.. Hari ini saya terbang ke Beijing.”
“ Perlu ditemanin ?
“ Engga perlu.”
“ Hati hati.”
Segera saya telp Wenny.
“ Wen, negosiasi dibuka lagi dengan Beijing. “
“ Saya doakan hasil yang terbaik. Jaga kesehatan.”
***
Dalam perjalanan ke Bandara, telp berdering “ Bro” terdengar suara Myung “ tolong nomor rekeningnya untuk kami kirim uang” Katanya.
“ Soal apa ?
“ Duh lupa, ya. Yang kita bicarakan kemarin malam di Conrad. Uang untuk bantu kamu.”
“ Oh ya. Gini. Hubungi James. Dia tahu nomor rekening tersebut.
“ Rekening atas nama siapa ?
“ SPAC . “
“ Apa itu ?
“ Saya buka rekening Private equity fund program. Penjaminnya bank nya Peter. Itu terbuka bagi siapa saja yang mau ambil bagian saham perusahaan SIDC holding. Sekarang sudah ada 5 investor yang sudah kirim LOI ke Bank nya Peter. Nanti kita akan bid. Siapa yang terbaik itu yang punya right ikut skema”
“ Loh kok jadi begini. Kamu anggap kami sama dengan orang lain.”
“ Saya harus patuh dengan standar bisnis. Ini uang engga kecil. Semuanya harus jelas. Kalau kamu berniat untuk ambil saham SIDC holding, silahkan ikut initial fund program. Open Bid. Penawaran ditutup hari kamis jam 3 sore.”
“ Sialan kamu. Emang siapa kamu ? Kamu itu pemain, bukan pengusaha.”
“ Ya Tepat sekali. Saya memang bukan pengusaha. Saya seniman, pemain diatas panggung kapalitalis. “
“ Tapi gimana pun kamu harus dapat izin pemegang saham lain, termasuk dari Steven."
“ Bro, program ini tidak ada kaitannya dengan SIDC Holding. Ini ditawarkan oleh SPAC di Offshore. Jadi saya tidak perlu izin pemegang saham SIDC Holding, dan lagi saya pemegang saham pengendali SIDC. Saya pegang 75% saham SIDC”
“ Steven pasti sangat kecewa. Wada juga akan marah besar. Dan saya termasuk sangat sial karena sebagai pemegang saham baru 2 tahun tapi tidak ada harganya di hadapan kamu"
“ Oh Wada ikutan juga? Hebat. Ayolah ramaikan open bid”
“ Sialan kamu”
“ Udah ya. Saya harus boarding. Besok sore saya akan temui kalian di Conrad cafe. Kita selesaikan masalah ini. Ok. ” Telp saya matikan.
Telp masuk lagi. Ternyata istri di rumah. Saya ceritakan keadaan saya dengan hati hati. Berharap doa darinya. " Lawan mereka semua. Jangan takut. Kalau kalah, pulang. Saya dan anak anak lebih butuh Papa daripada harta. Engga usah stresss. Tenang saja. Kalau sakit, mama yang repot. Apa ada orang lain mau peduli ? Ingat itu" Kata istri saya dengan tegas. Saya tahu, disaat saya ragu, dia menguatkan saya untuk tidak ragu. " Ya mah" Kata saya singkat. Kemudian dia tutup.
***
Sampai di Bandara Beijing, jam 10 malam. Saya terus ke Pannisula Hotel. Telp saya bergetar. “ Sudah sampai dear ? Terdengar suara Lyly di sebarang.
“ Barusan mendarat. Ini sedang on the way ke Panninsula “
“ Saya tunggu kamu di Lounge executive “
“ OK. “ telp terputus.
Ketika saya masuk Loby saya terkejut. Di depan saya ada Esther. Dia tersenyum menatap saya “ Lumayan dapat nginep gratis. Dapat kamar Panthouse. Itulah enaknya punya teman CEO SIDC holding yang punya hotel ini.” Katanya.
“ Kamu kan mau rapat. Kenapa pakaian begini? Katanya melihat saya datang tanpa bawa tas pakaian. Hanya T-Shirt berbalut jas. Celana denim.
Saya hanya tersenyum. “ ada apa kamu kemari?
“ Kangen aja dengan Lyly. “
“ Dia mana ?
“ Tuh di lounge executive tunggu kamu.” katanya seraya menunjuk ke arah lounge.
Saya bergegas menuju Lounge. Esther mengikuti dari belakang. Lyly menyalami saya.
“ Jam berapa besok meetingnya?
“ Meeting nya sekarang”
“ Sekarang? mana boss kamu?
“ Ada diruang VIP meeting room. Udah siap?
“ Ok. “
“ Mari kita keatas ketemu dia. Kata Lyly menuntun saya ke lift. Esther menanti di lounge executive.
“ Saya hanya antar kamu sampai depan VIP room. Hanya kamu dengan boss saya meetingnya”
“ Oh Ok.”
Di hadapan saya ada pria usia diatas 60 tahun. Wajahnya nampak keras namun terkesan Relax. Dia menggunakan pakaian setelan mahal. Dia menyambut saya dengan ramah. Ketika salaman dia membawa saya ke sofa yang terletak di sudut ruang meeting.
“ Peter sudah ajukan prospektus lengkap hari ini untuk penawaran saham SPAC. Luar biasa.” katanya dengan suara datar.
“ Ya. Terimakasih.”
“ Mr. B. “ serunya.” Saya kenal Peter sudah lama. Walau lyly baru kerja dengan saya namun saya sudah mengenalnya lama waktu dia di Bank central China. Dua orang itu sahabat anda, kan. Mereka orang baik.”
Saya siap menyimak.
“ Mr.B, saya tidak akan bicara banyak. Saya hanya minta 51 % saham SIDC holding. Hutang jadi lunas. Kemudian saya akan beri cash konpensasi khusus untuk kamu. Selanjutnya hanya ada kamu dan kami.” Katanya. Saya tetap menyimak. Peter benar. CIG tidak mau ikut bid. Mereka sadar tidak akan mendapatkan harga terbaik. Makanya mereka berusaha melakukan penyelesaian di luar arbitrase. Kedekatan saya dengan Lyly dan Peter dijadikan jembatan hati bagi CIG untuk menerima tawaran dari mereka.
Dia menghela nafas. “ Jadi saya minta batalkan program funding itu. Lagian untuk apa. Cost of fund tentu mahal sekali. Karena itu skema hedge fund. Kami bukan musuh kamu. Bukankah kita bersahabat.” Katanya. Saya terdiam. Matanya menatap saya dengan sinar bijak. Kini di hadapan saya ada group investor besar, memohon untuk menang secara terhormat. Kalau saya menolak, tentu mereka akan lebih ganas melawan saya. Perang tidak selalu harus dimenangkan lewat pertempuran. Apapun itu, perdamaian jauh lebih besar dari segala galanya. Mungkin dalam pengembangan usaha selanjutnya saham saya akan delusi karena bermitra dengan investor kelas dunia namun itu akan membuat SIDC semakin cepat tumbuh besar. Semakin besar manfaatnya bagi orang banyak.
“ Kalau saya setuju, apakah ada syarat lain?
“ Kamu secara pribadi kan punya holding investment bidang IT dan Logistic di Guangzhou. “ Katanya datar tanpa expresi. Saya terkejut. Benar Mereka tahu soal ini.
“ Ya”
“ Kamu jual saham peruhaan itu ke kami, dan kami akan bayar dengan saham lembaga keuangan non bank atau venture capital company di Shenzhen. SWAP saham ini akan kita hitung sama sama nanti berapa tepatnya.”
“ Masalahnya perusahaan tersebut masih dalam pengembangan tahap pertama. Masih butuh dana lebih besar agar bisa masuk putaran kedua “
“ Ya kamu bisa gunakan Venture capital tersebut untuk membiayai. Kami beri kamu akses ke financial resource dalam negeri china dan juga akses ke pasar uang international melalui Venture capital itu. “
“ Mengapa ?
“ Karena visi kamu.” Katanya tegas. “ Ya, kami butuh visi kamu untuk mendukung pembiayaan start up bidang IT di China.”
“ Bukankah di China sudah banyak venture capital untuk start up bidang IT”
“ Masih sangat kurang. Jumlah anak muda yang terjun ke bisnis IT luar biasa besarnya. Mereka gandrung berwiraswasta dan itu butuh pembinaan terus menerus.”
Saya tatap wajahnya. Di depan saya ada dua jalan. Nawar atau terima dengan ikhlas. Ingat nasehat Wenny. Saya jadi luluh.
“ Baik. saya terima. Deal “ kata saya tegas.
Dia berdiri menyalami saya. “ Besok saya akan minta team legal dan keuangan untuk menuntaskan soal SWAP saham dan pelunasan hutang kamu, termasuk pengambil alihan 51% saham SIDC holding. “
“ Maaf. Kata saya seraya setengah menundukan tubuh. “ Apakah bisa ditunda sampai akhir bulan ini.”
“ Mengapa ? apa ada masalah ?
“ Saya harus mencari jalan untuk mengeluarkan pemegang saham lain. Ini bukan soal uang tetapi ini soal persahabatan”
“ Baik. Tidak ada masalah. Dan mohon ini dirahasiakan sampai terjadi kesepakatan legal kita.”
“ Yes Sir. “ Kata saya tegas. Dia tersenyum.
“ Saya rasa cukup sampai disini. Silahkan anda kembali ke Lyly. Saya harus pulang” Katanya. Waktu itu jam 0.30 dini hari.
Saya kembali menemui Lyly dan esther di Lounge executive. Mereka berdua menatap saya dengan wajah tanda tanya. Namun karena wajah saya cerah, Lyly tersenyum. “ gimana kita pindah ke cafe. Minum bareng ya. Tetapi engga boleh mabuk.” katanya sambil melangkah ke arah cafe & Bar diikuti oleh saya dan Esther.
“ Saya engga bisa lama lama. Jam 4 pagi saya harus ke Bandara. Pesawat saya ke Hong Kong jam 7.30” Kata saya ketika kami sampai di Cafe&Bar.
“ Jadi kamu langsung hari ini juga pulang ? tanya Lyly.
“ Ya. “
“ Gimana kalau kita minum di kamar saya aja ? Kata Esther seraya menatap saya dan Lyly.
“ Kalau begitu saya pulang aja. Karena besok saya harus rapat dengan boss.” Kata Lyly. Dia menatap saya “ jaga diri baik baik, terutama jaga kesehatan, bro “ lanjutnya seraya melangkah ke luar Cafe. Saya melangkah mengikuti Lyly dan melirik ke arah Esther meminta dia tunggu di tempatnya. Sambil menanti supir Lyly membawa kendaraan ke depan Loby, saya berbisik “ Terimakasih, dear. “
Lyly menatap saya dengan tersenyum.
“ Saya justru minta maaf telah membuat kamu repot. “
“ Repot apa ? Kata saya terkejut.
“ Saya harus jujur. “Kata lyly menatap saya dengan wajah rasa bersalah “ Saya yang merekomendasikan agar team kami menghentikan tiga investor kamu di Eropa dan AS. Mereka tidak punya pilihan. Karena kami salah satu investor terbesar mereka dalam surat berharga bermata uang dolar dan euro “
“ Terimakasih kamu sudah jujur. “
“ Kamu engga marah ?
“ Engga. Saya maklum. Saya berteman dengan kamu secara pribadi namun dalam tugas kamu seharusnya mengutamakan kepentingan negara diatas segala galanya. Justru karena itu saya tidak pernah berhenti menghormati kamu. Karena itu china bisa jadi negara besar. Karena pejabatnya seperti kamu ” Kata saya tenang.
“ Tapi untunglah kamu bisa ada solusi dan Peter mau bantu. Kalau kamu mendapatkan dukungan dari banyak orang, itu bukan karena kamu hebat. Itu karena orang melihat kamu orang baik." Kata Lyly. Kendaraannya sudah datang depan Loby. Saya mempersilahkan Lyly masuk ke kendaraanya seraya membungkukan tubuh saya. Dia melambai dengan senyum indah.
Saya kembali kepada Esther.
“ Lyly minta saya datang ke Beijing. Dia kawatir meeting ini akan gagal. Dia minta saya menjaga kamu.” Kata Esther.
“ Kamu tahu, “ kata saya dengan suara lambat. “ Tadi pagi saya benar benar merasa sangat terpukul. “
“ Mengapa ?
“ Wenny menyerahkan begitu saja semua sahamnya tanpa saya minta. Termasuk uang tabungan dari hasil deviden selama bekerja dengan saya. Dia juga menyerahkan sertifikat apartement untuk saya jual. Semua itu agar saya bisa membiayai proses financial solution yang memang cost of fund nya besar. “ Kata saya tertunduk.
“ Kamu engga usah merasa bersalah. Itu wajar saja. Toh Wenny sadar dia hanya sebagai proxy. Kalaupun dia tidak mau serahkan saham, kamu bisa gunakan kekuatan hukum untuk itu. Semua sumber daya perusahaan yang dia pimpin memang milik kamu. Sama dengan Yuni yang tak bertanya alasan kamu menggadaikan sahamnya untuk dapatkan utang membiayai obsesi kamu dalam proyek start up IT"
“ Masalahnya, hubungan saya dengan mereka, bukan hanya sekedar mereka sebagai proxy tetapi lebih karena persahabatan. Dan mereka menjaganya dengan baik.”
“ Bro, kesetiaan Wenny dan Yuni tidak datang begitu saja tetapi lewat proses persahabatan yang panjang dengan kamu. Hubungan kamu dengan Yuni lebih dari 15 tahun. Dengan Wenny 13 tahun. Itu bukan sebentar. Sama dengan hubungan kamu dengan istri yang lebih dari 30 tahun. Selama itu kamu bisa merawatnya dengan baik. Persahabatan itu bernilai karena diuji oleh waktu. Kalau sampai sekarang kamu dapatkan kesetiaan dari mereka, bukan karena hubungan formal karena proxy tetapi karena nilai persahabatan. Kalau sampai sekarang kamu bisa terus bersama dengan istri , itupun karena nilai persahabatan. Sahabat itu adalah orang yang mengerti kamu dan berusaha terus memaklumi kamu dengan segala kekurangan dan kelebihan kamu. “ Kata Esther.
“ Ya sama dengan kamu ya. Kita berteman sejak tahun 1993.”
“ Dan kamu bisa memaklumi saya yang tempramental. Tukang kritik kamu tiada henti. Selalu menyalahkan kamu. Ya kan.”
“ Ya Ya…Tapi saya suka.”
“ Bagaimana dengan Lyly “ Tanya Esther dengan mata selidik.
“ Tadinya saya sempat kecewa dengan dia. Tetapi malam ini saya tidak lagi kecewa.”
“ Emang kamu ada masalah dengan dia ?
“ Dia dibalik mundurnya investor saya untuk penerbitan global bond.”
“ Dia..” Esther setengah berteriak. Matanya melotot.
“ Ya. Tetapi udahlah. Dia sudah minta maaf. Saya harus memakluminya. Saya harus memahami dia sebagai pribadi dan dia sebagai pejabat china yang harus profesional dan mengutamakan negara diatas segala galanya.” Kata saya.
“ Mulai sekarang kamu harus hati hati dengan dia. “
“ Setiap waktu saya selalu hati hati. Setiap rencana saya buat selalu saya pikirkan dengan baik. Semua aspek saya perhitungkan. Termasuk membocorkan ke Lyly soal strategi penerbitan global bond dengan underlying project technology blockchain di Shenzhen.”
“ Jadi udah kamu perhitungkan kemungkinan Lyly akan bertindak menggagalkan penerbitan global bond itu.”
“ Ya. Karena kalaupun lolos strategi itu sayapun tidak yakin bisa sukses dapatkan dana dengan mudah dalam 7 hari. Tetapi dengan adanya tekanan dari dia kepada investor saya maka dampak psikis terhadap proyek semakin besar. Ini akan menimbulkan persepsi positip bagi pasar uang. Makanya ketika saya masuk dengan program Initial fund langsung ditabrak oleh investor. Penawaran initial fund saya melebihi permintaan. “
“ Ya saya paham. Bad news adalah good news dalam dunia keuangan. Dan kamu berhasil mempermainkan Lyly, termasuk perusahaannya.” Kata Esther seakan bicara dengan dirinya sendiri. Saya hanya tersenyum mendengar kesimpulannya.
“ Kamu memang jahat” Kata Esther mencibir ke arah saya.
“ Saya engga jahat.”
“ Jadi apa ?
“ Tepatnya pandai melihat kenyataan.”
“ Apa ?
“ Sesuai kata kamu, saya bukan siapa siapa dibandingkan Group China. Ya kan “
“ Ya.”
“ Persepsi kamu sama dengan persepsi mereka. Ketika orang merasa kuat dan merasa sangat berkuasa, saat itulah dia berada pada posisi terlemah. Jadi engga sulit mempermainkan mereka. Semua penguasa diktator jatuh bukan karena revolusi tetapi karena orang terdekat dia yang tahu dia lemah. Orang terdekat dia yang menghabisi”
“ Gila ya. Segitunya cara kamu berpikir.”
“ Kalau engga begitu gimana saya bisa bertahan? Saya lahir dari keluarga miskin. Dan lagi mana ada orang kaya yang mau memberi gratis. Semua dasarnya pamrih”
“ Sekarang saya paham. Mengapa kamu selalu rendah hati menghadapi saya, lyly, Yuni dan Wenny. Karena kamu inginkan terus kendalikan kami. Dan kami merasa euforia atas kenyamanan hubungan itu. Saya yakin dengan istripun kamu bersikap rendah hati agar dia merasa nyaman dan tetap merasa secure.”
“ Nelson Mandela bisa menjatuhkan rezim Apartheid karena sikap rendah hatinya. Gandhi bisa merebut kemerdekaan dari Ingeris karena sikap rendah hatinya. Dan di Indonesia, ada Jokowi. Dia bisa menghancurkan status quo politik karena sikap rendah hatinya. Banyak lagi contoh.”
“ Dan yang arogan selalu pada akhirnya jatuh.”
“ Tepat sekali. Lihatlah faktanya negara kaya minyak seperti Venezuela, Arab , Brunei. Penguasanya merasa sangat berkuasa karena mampu menjadi Tuhan kedua di dunia dengan memberikan semua kemudahan kepada rakyatnya. Tetapi mereka lupa, mereka bukan Tuhan. Mereka marasa jadi Tuhan, dan merasa paling benar. Akhirnya ketika harga minyak jatuh, mereka menyalahkan kapitalis. Mereka tidak menyadari penyebab kejatuhan itu secara hakikat. Apapun solusi tidak ada hasilnya.” Kata saya.
“ Mengapa ? Esther spontan bertanya mendorong rasa ingin tahunya.
“ Karena musuh mereka bukan harga minyak yang jatuh, bukan kapitalisme tetapi diri mereka sendiri. Mereka tidak lagi menjadi kapten atas dirinya sendiri tetapi menjadi budak dari nafsu kekuasaan. Padahal dalam hidup ini kita harus menjadi pemenang bukan kepada orang lain tetapi terhadap diri kita sendiri. Paham.”
“ Paham. Gimana kalau kita balik ke kamar. Saya ngantuk.” Kata Esther tersenyum mendekati saya.
“ Ini udah jam 3 pagi. Kalau saya tidur, bisa bisa saya telat boarding.
***
Dalam perjalanan ke Bandara saya menghubungi James.
“ Yes, Bro” Terdengar suara James di seberang. Terdengar dari suaranya dia belum tidur.
“ Besok kamu temui Peter. Batalkan initial Fund. Kembalikan asset Wenny. Kita engga perlu keluar cost of fund karena transaksi initial fund dibatalkan.”
“ Bagimana menjelaskan ke Peter?
“ Engga perlu yakinkan. Tulis surat ke bank nya secara resmi. Kamu kan direktur SPAC untuk penerbitan initial fund itu”
“ Bagaimana permintaan dari Investor yang sudah masuk?
“ Peter tahu gimana menghadapinya. Itu tugas nya.”
“ Baik boss.”
“ Dan ingat ini rahasiakan dengan direksi Holding.”
“ Siap boss.”
“ Saya minta kumpulkan semua direksi Sinofet holding untuk rapat jam 1 sekalian makan siang. Saya akan buat pengumuman.
“ Siap boss. Ada lagi ?
“ Besok Yuni suruh ke Hong kong. Usahakan dia datang bersama lender private Singapore. Saya akan lunasi hutang perusahaan Yuni minggu ini. “
“ Darimana uangnya ?
“ Saya udah ada sumbernya. Tenang saja.”
“ Baguslah. Dari tadi siang dia telp berkali kali. Dia sudah nampak kawatir”
“ Ya saya paham.” Kata saya. “ Bye.” saya tutup telp.
Saya segera telp Yuni. “ Ya uda.”
“ Belum tidur kamu ?
“ Tadi sempat ketiduran sampai jam 1 pagi. Terus sampai sekarang engga bisa tidur. Uda sehat.”
“ Sehat. “
“ Uda di Beijing ya.”
“ Ya. sekarang sedang OTW ke Bandara balik ke Hong Kong.”
‘ Uda boleh tanya engga ?
“ Apa ?
“ Initial fund program itu apa ?
“ Kenapa kamu tanya itu ?
“ Kemarin esther cerita uda sedang sibuk urus initial fund program.”
“ Oh itu. “
“ Ya.
“ Contohnya begini. Perusahaan kamu terikat perjanjian hutang dengan skema kalau utang gagal bayar ditukar dengan saham. Dalam perjanjian nilai swap saham dan utang 1:1. Artinya kalau utang kamu 100 dan saham 100, ya kalau gagal, semua saham dikuasai lender. Kamu keluar begitu saja. Padahal ketika jatuh tempo hutang, nilai harta perusahaan meningkat 4 kali dari harga pasar. Tapi kamu engga ada uang untuk bayar utang. Gimana solusinya ?
“ Ya jual aja dulu saham perusahaan, setelah itu baru bayar utang”
“ Itu cara berpikir kelontongan. Dalam hal perusahaan, ketika kamu melakukan akad hutang dengan skema SWAP saham maka kamu dilarang melakukan perikatan dengan siapapun. Termasuk pinjam uang dengan menggadaikan saham yang ada. “
“ Terus gimana dong ?
“ Ya kamu bentuk perusahaan lain semacam perusahaan cangkang dalam hal ini SPAC untuk dapat uang dari investor.”
“ Uang itu dipakai untuk akuisisi perusahaan?
“ Ya pinter. “
“ Terus gimana investor percaya, kan SPAC itu engga punya jaminan?
“ Jaminan berasal dari lembaga keuangan, dan investor menyerahkan uang itu kepada bank melalui rekening khusus”
“ bukan ke rekening perusahaan SPAC. “
“ Ya enggalah.”
“ Terus”
“ Kamu sebagai pemilik perusahaan SPAC perintahkan kepada bank untuk kirim uang ke kreditur kamu agar kamu terhindar dari gagal bayar dan saham kamu engga jadi diambil dia. “
“ Terus”
“ Setelah utang kamu lunas. Maka Saham perusahaan kamu dikuasai oleh SPAC dan pada waktu bersamaan saham itu dikuasai bank sebagai collateral yang kemudian diserahkan kepada investor. Selanjutnya investor serahkan jaminan yang bank berikan. Selesai.”
“ Berapa kemungkinan dapat uang dari investor ?
“ Ya tergantung lelang. Kamu bisa tentukan siapa yang paling tinggi penawarannya. yang penting kamu sudah tahu bahwa nilai pasar saham perusahaan kamu 4 kali dari nilai buku.”
“ Berapa bunganya ?
“ Engga pakai bunga.”
“ Jadi investor dapat apa?
“ Dapat capital gain waktu IPO. Utang itu akan di konversi dengan nilai saham sebelum IPO. Katakanlah pada waktu dia kasih utang nilai saham 4 kali dan ketika IPO nilai saham 10 kali. Ya dia untung 6 kali.
“ Wah gampang banget ya Uda. “
“ Ngomong gampang. Tapi tekhnis nya rumit. Ada ahli keuangan dan investasi yang membuat analisa masa depan perusahaan. Ada ahli hukum yang mengatur akad itu. Ada investmen banker yang mengukur tingkat resiko. Ada team hedge fund yang membujuk investor mau terlibat dalam penawaran. Tentunya perhitungannya menyangkut program IPO yang akan dilakukan pada waktu yang ditentukan dan disepakati. Paham.”
“ Paham sih. Lebih paham lagi kalau uda jelasin face to face. “
“ Kalau face to face kamu malah engga paham."
" Segitunya Uda. Kangen tauuu. Ketemu jarang banget. Tahun ini kita ketemu baru sekali ya"
" Eh..Yun, utang kamu saya akan bayar minggu ini. Kemarin belum sempat kirim uang karena ada kendala. Besok kamu terbang ke Hong Kong bersama lender singapore. Temui James ya. Dia akan atur penyelesaian hutang”
“Ya uda. Terimakasih. Apa bisa ketemu juga Uda nanti di Hong Kong.”
“ Engga janji. Udahan ya. berusahalah tidur”
“ Ya uda. I miss you.”
***
Jam 13.30 saya sudah sampai di kantor. Sekretaris bilang bahwa semua sudah hadir di ruang meeting termasuk pemegang saham. Saya langsung masuk ruang meeting. Semua tegang menatap kehadiran saya. Ada Tong, Raymond, Wada, Steven, Myung dan James.
“ Muka kamu keliatan capek sekali. Ada bewok dan kumis yang mulai tumbuh. Kapan terakhir kamu cukur ? Kata Steven.
“ Dua hari lalu. “ Kata saya sekenanya sambil menatap mereka satu persatu. “ Dimana kehangatan persahabatan kita selama ini. Mengapa memandang saya seperti orang lain. Santai aja bro. “ Kata saya kepada mereka.
“ Saya mau uang saya kembali. Saya udah engga tertarik lagi berbisnis dengan kamu.” Kata Steven.
“ Ok.” Kata saya tegas. “ Siapa lagi ?
“ Saya juga keluar ? Kata Myung.
“ Ok. Gimana dengan kamu Wada ?
“ Ya saya ikut keluar.”
“ Yang lain gimana ?
“ Saya juga keluar” Kata Ramyond “ Tetapi alasannya karena saya memang mau pensiun”
“ Apapun alasan kamu, engga penting.” Kata saya tegas.
“ Tong, gimana ?
“ Saya ikut kamu. Apapun keputusan kamu saya akan ikut.
“ James?
“ Saya ikut kamu, Mr. B.”
“ Baik, James, siapkan akta pelepasan saham untuk Wada, Steven, Myung, Raymond “
Myung berdiri dari duduknya. Dia menatap saya dan kemudian dengan suara lantang dia berkata “ kamu udah kaya ya. Kamu tahu berapa jumlah uang untuk melepas kami berempat ? Dari mana uang kamu. Jawab! “
Saya hanya diam. Saya tahu dia sedang emosi. Ini soal pride. Engga ada pengusaha segampang itu mundur.
“ Dengar Mr. B. Selama ini kami menghormati kamu karena semangat, kejujuran, dan kesabaran kamu. Tetapi sekarang saya tidak melihat itu lagi. Diam diam kamu melakukan intial fund terhadap SIDC Holding. Mengapa ? apakah kami tidak lagi sebagai sahabat kamu. Apakah kami kamu anggap hanya sebagai sleeping partners ? “ kata steven sambil menunjuk kearah saya.
Saya menyimak
“ Dari awal saya mendukung kamu. Ketika kamu ada masalah dengan Daniel saya di belakang kamu. Ketika ada tekanan dari Pemerintah China untuk proyek kawasan Industry Ginzo ,saya di belakang kamu. Semua dapat selesai karena sumber daya saya. Sekarang kamu tempatkan saya sebagai pecundang dengan penawaran Initial fund. Benar benar kesalahan besar dalam hidup saya bermitra dengan kamu.” kata Wada. Suaranya keras sekali.
Saya diam. Saya pandang mereka satu persatu. “ apakah sudah selesai bicaranya. Bisa saya bicara sekarang ?
Mereka diam.
“ OK saya bicara sekarang. Utang ini jatuh tempo setahun lalu. Tepatnya bulan maret 2018. Saya tidak beraksi apapun. Karena saya sudah mengundurkan diri dari SIDC Holding. Posisi CEO ada pada Tong. Dan kalian bertiga duduk sebagai anggota Komite investasi. Berkali kali CIG minta saya pimpin kembali SIDC holding, tetapi saya diam kan. Alasan saya karena istri saya belum izinkan saya. Tetapi bukan itu saja alasannya. Alasan yang substansi adalah saya menanti anda semua mengambil keputusan atas jatuh tempo nya utang kepada CIG. Berkali kali Tong minta saya bicara kepada kalian soal ini. Tetapi saya diam saja. Saya percaya kepada kalian. Saya hanya menanti kalian bicara kepada saya, soal penyelesaian hutang. Tetapi kalian tidak pernah bicara kepada saya. “ Kata saya tenang. Mereka terdiam.
“Saya terlahir dari keluarga miskin. Perasaan saya sangat halus kalau soal persahabatan. Saya sangat sabar terhadap kalian. Karena saya maklum kalian punya kesibukan sendiri sebagai konglomerat bisnis. Tetapi semua ada batasnya, saya harus tampil. Bukan karena saya ingin menguasai SIDC Holding tetapi karena soal commitment yang harus saya selesaikan. Apalagi ini menyangkut hutang. Ketika saya resmi duduk kembali sebagai CEO maka saya harus berbuat sesuatu. Yang pertama saya lakukan adalah menyelesaikan masalah. Utang itu masalah holding kita. Semua sudah tahu. “
“Tapi mengapa tidak minta persetujuan kami soal penyelasain hutang itu ?
“ Persetujuan.? “ Kata saya bingung “ Surat tagihan dari CIG itu dikirim ke Holding dan oleh corporate secretary diedarkan kepada anda semua. Dalam rapat komite investasi udah dijelaskan bahwa saya diberi mandat untuk melakukan apa saja yang dianggap perlu untuk menyelesaikan utang. Penerbitan Global Bond, juga sudah dibicarakan dalam rapat komite investasi. Namun akhirnya gagal. Kemudian, saya masuk dalam skema initial fund, saya menunjuk bank nya Peter sebagai lembaga resmi yang mewakili SPAC dalam penawaran intial fund. Semua transparance. Semua resiko cost of fund untuk program initial fund saya tanggung. Salah saya dimana ? “ Kata saya dengan tenang.
“ Sekarang keadaan belum menentu. Anda justru masing masing minta mengundurkan diri, dan minta uang anda dikembalikan. Saya mau ngomong apa ? itu hak anda. “ Kata saya sambil menatap tajam mereka satu persatu.
Mereka semua terdiam. Saya biarkan mereka mikir. Selang beberapa menit, Steven bicara “ Mr.B, maksud kami sebetulnya…” dia terdiam sebentar sambil melirik Wada dan Myung. “ Kami ingin anda hentikan intial fund itu. Biarkan kami yang selesaikan. “
“ OK saya terima usulan kamu. Lakukan sekarang. Anda tahu kan rekening CIG. Kirim aja uang ke mereka dengan dasar tagihan dari mereka. Selesai. “
“ Ya tapi harus ada ikatan dengan SIDC Holding bahwa uang itu dengan konpensasi saham 60%. “ Kata Myung.
“ Maksud kamu, saya harus teken surat pengakuan pelepasan saham 60% lebih dulu baru uang dikirim ? kata saya dengan mengerutkan kening.
“ Ya. “ kata Steven.
“ Gimana saya mau teken. Itu artinya saya melanggar perjanjian akad hutang dengan CIG “ Mata saya melotot kearah Steven.
“ Kita lakukan kontrak secara rahasia” Kata Myung cepat.
“ Engga bisa. Saya engga mau melanggar kontrak yang ada. Ini soal integritas saya. Apapun itu, saya harus hormati CIG dan itu soal kehormatan saya dihadapan Tuhan juga.” Kata saya tegas. Mereka terdiam. Saya tahu darimana mereka dapat uang. Sangat paham dengan siapa mereka deal. Pemain hedge fund!. Engga mungkin mereka mampu lakukan hostile takeover dengan menjadikan saya sebagai pecundang dihadapn CIG. Saya pemain uang. Tanpa dukungan Hedge fund, mereka bukan siapa siapa. Mereka hanyalah anak manja dari keluarga konglomerat yang tidak paham menjadi pemenang secara terhormat. Karena dipikirannya hanya uang. Saya berbeda dengan mereka.
“ Ok. Sekarang gimana solusinya.” Kata Tong.
“ Rapat di Beijing kemarin memutuskan agar utang harus dibayar sesuai surat dari CIG. Hari senin depan harus sudah sampai di rekening mereka.” Kata saya.
“ Artinya hanya intial fund satu satunya solusi “ Kata Raymond.
“ Ya. Tapi intial fund butuh waktu 1 bulan untuk selesai”
“ Jadi gimana solusinya ? tamat kita semua ? Kata Tong.
“ Solusina hanya satu, Myung yang katanya ada uang, ya ikut penawaran Initial fund. Itu skema yang menarik. Kalau Myung bisa ikut, dan setor uang hari ini. Besok kita bayar utang CIG. Selesai urusannya. Kalau tidak, hari ini saya batalkan Initial fund. Karena useless. Apalagi ongkosnya mahal sekali. Saya engga mau buang uang ke keranjang sampah “
Semua hening. Saya menundukan kepala. Saya ingin ketawa meliat mereka stress tapi takut dosa.
“ Terus kenapa kamu berani beli saham kami, kalau akhirnya SIDC diambil alih CIG karena gagal bayar utang? “ Kata Myung.
“ Itu karena komitmen. Kalian semua adalah investor saya, tentu resiko saya. Apapun saya akan lakukan untuk membayarnya. Apalagi kalian semua adalah sahabat saya.”
“ Ya saya tahu kamu pribadi punya bisnis di luar SIDC holding. Ada PMG Holding bidang tambang emas dan perdagangan emas. Ada Youying Holding bergerak bidang tekhnology dan Logistic. Kamu juga punya portfolio lain diluar SIDC “ Kata Wada.
Saya hanya diam.
“ Ok. Saya tunggu surat kontrak pengunduran diri sebagai pemegang saham. Saya minta harga saham seperti prospectur initial fund sebesar 4 kali dari book value. “ Kata Steven.
“ Gimana dengan Myung dan Wada.” Kata saya.
“ Ya saya juga sependapat dengan Steven. “ kata Myung.
“ Raymond ?. “tanya saya sambil melirik kearahnya.
“ Saya sudah bilang. Saya keluar bukan karena masalah ini tetapi karena saya mau pensiun”
“ OK. Rapat kita tutup. James akan selesaikan pembayaran selambat lambat nya satu bulan sejak tanggal ini. Totalnya USD 500 juta kurang lebih ya kan.”
“ Ya. “ kata Steven.
“ Saya senang karena kalian bisa bertambah kaya berbisnis dengan saya.” Kata saya berdiri dari korsi dan keluar dari ruangan untuk kembali ke kamar kerja saya. Diikuti oleh James.
“ Bro, Raymond tidak mau dapat uang dari saham. Dia ingin kembalikan saham ke kamu. Saya dan Tong juga kembalikan saham ke kamu. Kami engga perlu dibayar.” Kata James. Saya hanya tersenyum. James paham soal dibalik senyum itu.
Selang beberapa waktu, Wada, Steven, Myung datang ke kamar kerja saya. Mereka merangkul saya satu persatu. “Kamu tetap sahabat kami. Bisnis bisa pisah tetapi persahabatan harus terus dipertahankan. “ kata Steven. Saya tersenyum tanpa beban apapun.” Gimana acara malam ini. Ke Conrad lagi ?
“ Engga bisa malam ini. Karena saya ada meeting dengan lender dari Singapore.
“ OK. Telp kami kalau kamu free. “ Kata Myung ketika melangkar keluar dari kamar kerja saya.
“ Pak.” Seru james kepada Myung. “ Tolong mampir keruangan Legal untuk teken surat pelepasan saham. Udah disiapkan kok “
Mereka serentak mengacungkan jempol kearah saya. Setelah mereka pergi, saya ceritakan konsesus saya dengan CIG di Beijing. James merangkul saya hangat.
“ Penyelesaian yang win to win. Selamat bro.” kata James.
“ Nah sekarang kirim email ke CIG bahwa saya setuju untuk penyelesaian kontrak pelepasan saham SIDC 51% dalam kondisi clean tanpa hutang. “ Kata saya. James segera kembali ke kamar kerjanya.
Saya telp Lyly. Waktu itu jam 3 sore. “ Ly, sampaikan ke boss kamu, saya siap minggu ini melakukan pelepasan saham ke CIG. Surat resmi akan segera dikirim"
“ Thanks God. Segera saya lapor.” Katanya dengan suara setengah menahan tangis.
***
Jam 8 malam saya datang ke private KTV Korean di causeway bay. Ketika saya masuk ruangan. Ada kejutan, Lyly ada bersama Esther. Wenni dan Yuni di ruangan itu. Saya bingung kenapa mereka kompak datang bareng. Padahal janjian hanya dengan Yuni. “ Loh kamu di Hong Kong.” Kata saya kepada Lyly.
“ Ya. Tadi sore sampai. Langsung kemari “ Katanya diapit oleh Esther dan Yuni. Wenni hanya senyum saja sambil mendendangkan lagu “ Love concerto “
" Naik apa ? tanya saya.
" Private jet." Kata Esther. Lyly hanya senyum.
Esther yang saya kenal. Sebagai banker, dia punya rumah mewah dan apartement di pusat kota. Dia bisa liburan ke manca negara. Dia bisa menikmati layanan spa berkelas, kapan dia mau. Dia bisa tinggal di hotel berkelas diamond. Dia memiliki apa saja. Tetapi ketika ditanya ‘ What is your dream, honey”
“ My dream is you”
Makanya ketika lagu “when i dream” dilantunkannya dengan air mata berlinang seraya melirik saya, disitu saya merasa berasalah namun mencintai itu tidak dosa. Mencintai adalah pilihan, namun menikah adalah takdir. Tidak akan pernah saya duakan yang ada di rumah. Tapi memiliki cinta itu memang berkah, walau tak harus memiliki. Kami akan terus bersahabat.
Jam 4 pagi semua pulang dalam keadaan mabuk kecuali saya dan James. Sebelum tidur saya baca email dari James “ Besok CIG kirim uang ke rekening Asset management kamu untuk kompensasi yang kamu harapkan. Uang itu lebih dari Cukup bayar saham Wada, Steven, Myung. Juga sekalian bayar hutang perusahaan Yuni ke private lender Singapore. Initial fund sudah resmi di tutup. Selamat Bro.".
***
Tahun 2022.
“ Yun, sepertinya makin menua saya semakin merasa jadi sampah. Semua orang hanya manfaatkan saya aja. Saya merasa lelah dan bosan” Kata saya waktu di cafe. Dia kaget jam 8 saya masih di cafe favorit kami. Padahal sudah waktunya pulang.
“ Itu karena semakin bertambah usia, uda semakin mencintai diri sendiri. Wajar saja uda punya perasaan begitu”
“ Loh maksud kamu?
“ Uda itu benar benar ideal waktu uda pensiun dari tahun 2013 sampai tahun 2018. Itu benar benar humanis. Uda yang usia 40an beda dengan uda yang usia 50an. Beda sekali. Waktu mengubah uda. Ya engga juga salah. Wajar aja."
“ Maksud kamu ?
“ Dengar ya say..” Kata Yuni “ Dulu Uda itu sangat proteksi orang lain. Sangat peduli kepada orang lain. Yuni rasakan itu. Ibu di rumah yakin merasakan hal yang sama. Pengaruhnya? orang orang terdekat uda juga bayar kepedulian itu dengan harga setimpal. Karena itu uda nyaman dan kami juga nyaman. Tetapi berlalunya waktu, uda semakin jauh kami jangkau, kami merasa udah engga bisa lagi raih uda. Lantas, salah bila kami juga focus amankan diri kami? Hidup kan memang begitu. “
“ Engga paham saya. Kenapa kamu salahkan saya?
“ Duh, Yuni jelaskan secara sederhana ya. Waktu kita bisnis underground. Kita sangat solid. Karena untung kecil tetapi resiko gede. Bayangin aja, beri pinjaman orang berjudi di kasino tanpa kontrak. Sementara modal kita dapat dari bandar gila. Bayangin aja, kalau pejudi itu engga bayar dan kita engga bisa bayar bandar, habis kita. Nyawa melayang. Setiap hari kita menghadang resiko. Kita sangat solid satu sama lain.
Tetapi setelah itu lewat. Uda masuk dalam dunia bisnis yang serba teratur. Ekosistem di luar negeri memang mendukung. Uda anggap bisnis adalah sains kadang juga art. Lambat laun, terjadi perubahan mindset. Semua yang ada disekitar uda, tidak lagi disebut berkah tapi sumber daya. Ya itu artinya apapun yang uda punya, bisa uda gerakan dengan kekuatan uang. Nah kalau sudah uang ukurannya. Maka hanya ada laba atau rugi. Kamu atau saya. Bukan lagi kami. Sekarang itulah yang terjadi. Uda merasa sendirian, dan orang lain juga begitu. “
Ibu tidak tahu apa sebenarnya yang uda kerjakan di luar rumah. Ibu di rumah tetap mendukung uda ketika uda dalam keadaan sulit dan bangkrut. Dia genggam rasa kawatir itu setiap hari karena uda selalu ada untuk dia. Tetapi sekarang, uda tidak bisa lagi terbuka seperti 10 tahun lalu. Karena harus patuh dengan NDA, kerahasiaan. Banyak sikap uda, justru menguatkan uda semakin jauh dijangkau. Apa salah kalau ibu menuntut haknya? uda harus kembali ke dia. Salah? “ Kata Yuni. Saya terhenyak.
“ Hidup apa yang uda inginkan?. Jadi pemegang saham tidak bisa. Bahkan jadi pengurus yayasan aja engga bisa. AKtif di ormas saja engga bisa. Bahkan jadi politisi engga bisa. Dilanggar? uda keluar dari lingkaran sumber daya keuangan. Tanpa sumber daya keuangan, uda jadi sampah. Kok sekarang ngeluh orang tidak peduli. Ini hidup yang uda pilih sendiri. Nikmati saja. Ikhlas sajalah sampai ajal datang“ Lanjut yuni.
“ Nah sekarang kita pulang aja. Udah jam 10 malam. Ibu pasti nungguin tuh. “ Kata Yuni. Saya mengangguk. " Udah benar uda berharap agar anak anak tidak ikuti jejak uda. Dan berharap kita semua tetap dengan diri kita sendiri. Uda seperti matahari membakar diri sendiri untuk ekosistem orang lain. Itu juga udah jalan takdir dari Tuhan. " Kata Yuni bijak
No comments:
Post a Comment