Sunday, September 10, 2023

Cinta dan kemanusiaan.

 




“ Ale, sejak Yuni di Hong kong, urusan adik asuh lue, gua yang urus. “ kata Awi. Saya mengangguk. “ Sekarang gua ada masalah.” Lanjut Awi kemarin waktu ketemu saya. Dia terdiam.  Saya tunggu dia bicara. 


“ Gini ale..”’ Suara Awi tertahan. Sepertinya dia ragu untuk mengatakan sesuatu.


“ Ya gua siap dengar. Ada apa ? Desak saya


“ Puput, anak Mira ditolak oleh orang tua pacarnya.  Padahal mereka sudah sepakat untuk melanjutkan hubungan ke pernikahan” Kata Awi kemudian.


“ Masalahnya apa ?” 


“ Masalahnya, orang tua pacar Puput itu kan, Chadra. Dia direktur anak perusahaan kita dari unit bisnis pabrik tableware… “


“ Kan mereka saling cinta. “ Kata saya. “ Kenapa Chandra begitu ?


“ Masalahnya beda kelas lah Ale. Satu anak kerja di kantin, dan satu lagi direktur. “ Kata Awi berusaha menegaskan pokok persoalan yang terjadi.


“ Oh itu masalahnya.”


“ Kemarin gua dengar, Mira di  bully oleh Chandra. Semua orang dengar. Dia minta agar Mira jauhkan Puput dengan anaknya. Sekarang Mira sakit. Engga masuk kerja…”


***

Tahun 90an. Suatu saat ada teman banker nawarkan lelang terbatas rumah yang disita karena gagal bayar. Harganya murah. Saya beli rumah itu tanpa mikir apapun. Rumah itu saya jadikan rumah singgah bagi PL yang mau tobat. Mengapa saya beri nama Rumah Singgah? karena saya tidak mau rumah itu jadi tempat permanen atau semacam tempat rehabilitasi. 


Saya ingin mereka jadikan rumah itu hanya transit menuju dunia normal. Kebetulan ada teman yang engga punya uang bayar kontrakan, saya tawarkan dia tinggal di rumah itu sekaligus sebagai bapak dan ibu asuh terhadap anak anak PL yang tinggal di rumah itu.


Biaya makan mereka saya tanggung. Biaya pendidikan kursus trampilan untuk yang tidak punya ijazah SMU saya tanggung. Yang mau kuliah, saya tanggung. Lambat laun jumlah penghuni rumah singgah mencapai 18 orang. Saya batasi sampai sebanyak itu saja. Karena saya tidak mungkin menanggung semua mereka yang bermasalah. Setidaknya dengan kemampuan saya, saya bisa berbuat walau kecil. Selebihnya saya berserah diri kepada Tuhan. Sehari hari yang urus anak anak mantan PL itu adalah pengurus , sementara saya sendiri tidak pernah datang ke rumah singgah itu karena kesibukan saya sendiri.


Apakah sulit saya menanggung mereka ? tidak. Ada saja teman yang berempati membantu biaya bulanan itu. “ Kamu menghabiskkan uang lebih 10 juta untuk 4 jam di KTV tapi kalau uang sebanyak itu kamu gunakan membantu rumah singgah, itu sudah bisa menghidupi mereka sebulan, Dan kamu telah berperan memberi cahaya bagi mereka yang sedang dalam gelap. “ BIasanya setelah itu mereka bisa disadarkan dan ikut membantu. Tahun 2004 ke 18 orang itu keluar semua dari rumah singgah. Rumah singgah itu saya sewakan ke orang lain dan akhirnya saya jual.


Dari Yuni saya tahu bahwa para alumni 18 orang itu, semua sukses menjalani hidupnya sebagai wanita terhormat. Tentu usia mereka kini tidak muda lagi. Sebagian besar mereka mendapaktan jodoh yang hebat dan ada juga yang masih sendiri, atau jadi single parent. Tapi sukses mandiri. Mereka para PSK itu memang salah dan berdosa. Tidak bisa dihadapi dengan dakwah dan hujatan bernada ancaman neraka. Mereka hanya lupa bahwa Tuhan mencintai mereka. Dan tugas kita mewakili Tuhan untuk menyampaikan pesan cinta itu. Lewat berbagi dengan tulus setulusnya..itu aja. Selebihnya, soal hidayah, itu urusan Tuhan.


Mira adalah salah satu dari penghuni Rumah Singgah Namun hanya tiga bulan, dia sudah merasa bosan. Dengan janji akan pulang ke kampong, dia minta modal kepada pengurus Rumah Singgah agar dapat bisa memulai hidup barunya. Tapi ternyata uang yang dia terima seharusnya untuk modal malah dia gunakan untuk pesta. Mendatangi tempat hiburan malam sambil menghabiskan uang. Hanya seminggu uang itu habis. 


Dia terpaksa mencari pelanggan di bar dan cafΓ© untuk menyambung hidupnya. Saat itulah dia bertemu dengan pria yang ingin menikahinya. Empat bulan kemudian dia menikah namun perkawinan itu hanya bertahan tiga bulan. Karena perkawinannya di ketahui oleh istri pertama dari suaminya. Dia memilih mundur dan melupakan pernikahannya.  


Diapun kembali ke dunia malam. Saat itulah dari temannya Muktar dia berkenalan dengan seorang pria, Mamat. Entah mengapa kenalan pertama, dia tidak melihat Mamat sebagai pelanggan tapi pria yang membuat dia jatuh cinta. Awalnya dia ragu untuk memulainya tapi akhirnya dia beranikan melakukan tindakan cepat. Dan cepat pula berlalu dan setelah itu dia hamil. 


Mira tidak bodoh untuk mengetahui bahwa anak dalam rahimnya itu buah dari hubungan dengan Mamat. Dengan kekecewaan Mamat terhadap dirinya, membuat dia terluka dan menyesal akan kehidupan masa lalunya. Sejak itupula dia berniat benar benar bertobat dengan menjaga cabang bayi dalam rahimnya tumbuh. Mira tahu dia banyak dosa dengan menzolimi dirinya sendiri tapi dia bukan pembunuh. Apalagi bayi dalam rahimnya ada karena kehendak Tuhan. Ini pesan cinta dari Tuhan agar dia melihat kehidupan dengan mata hati dan sabar. Tentu ada hikmah.


Tahun 2003, Mira menghubungi saya kembali. Itu setelah 8 tahun tidak berjumpa. Dia tidak ada jalan lain untuk dapatkan bantuan biaya berobat anaknya. Karena saya sedang di luar negeri, saya minta Yuni beri Mira uang. Setelah itu tidak ada berita lagi dari dia. Tahun 2014 Mira kembali menghubungi saya. Mengabarkan bahwa Putrinya diterima di PTN. Dia tidak ada uang untuk biaya kuliah anaknya. Saya minta perusahaan Yuni memberikan beasiswa. Pada saat itu juga Yuni tawari Mira kerja kelola kantin di Pabrik. Karena kerjaan tadinya sebagai kuli konveksi. Tahun 2018 Putrinya sudah sarjana. Tahun 2019, Putrinya, diterima berkeja di MNC bidang riset Marketing dan keuangan. 


18 orang dari penghuni rumah singgah saya dulu itu, sampai kini mereka sudah saya anggap seperti adik saya sendiri. Usia mereka hanya bertaut tidak lebih 10 tahun dari saya. Walau mereka sudah mandiri namun kalau ada masalah, selalu mereka kembali kepada saya. Karena saya sibuk, saya minta Yuni membantu saya mengatasi masalah mereka.


***

Saya minta Awi antar saya ke rumah Mira di kawasan Pasar Kemis. Dia sudah dua hari tidak masuk kerja. Saat saya sampai di rumah. Dia keliatan pucat. “ Abang …” katanya membungkuk. “ Mira buatkan kopi ya” Katanya.


“ Engga usah. Saya buru buru. Masih ada urusan lain. “Kata saya menahannya pergi ke dapur. “ Ada apa kamu? sakit apa ? kata saya.


Mira terdiam. Lama lama Mira menangis tanpa bersuara. Airmatanya jatuh berurai. Saya diamkan saja. “ Dari awal Mira sudah kawatir hubungan Puput dengan putranya Pak Chandra. Mereka kenalan di Kantin. Kan Puput kalau liburan kuliah dia bantuin Mira di kantin pabrik. Saat itulah mereka kenalan. Mana tahu kalau ternyata hubungan mereka berlanjut. “ Kata Mira. 


Saya menyimak saja.


“ Minggu lalu Pak Chadra marah besar sama Mira. Di hadapan orang banyak di kantin dia hujat Mira. Karena putranya memilih jodoh dengan Puput. Pak Chandra tidak salah. Yang salah Mira, Bang. Masa lalu mira yang buruk rasanya tak pantas berbesan dengan keluarga Pak Chandra yang terhormat. “ Kata mira menangis sesenggukan. 


“ Puput tidak seharusnya menanggung akibat perbuatan  dosa masa lalu Mira, abang. Membayangkan Puput gagal menikah dengan pria yang dicintainya, rasanya beban yang tak sanggup Mira tanggung. Akan lebih baik bagi Mira, andaikan Puput tidak mengakui Mira sebagai Ibu kandungnya. Mira ikhlas. Demi kebahagiaan Puput apapun Mira lakukan, abang” Kata Mira dengan airmata berurai. Dia bersimpuh di lantai.


“ Mira..” kata saya “ Kamu engga boleh terus mengutuki diri kamu hanya karena  masa lalu kamu. Kamu sudah melewati jalan taubah yang panjang. Melewati banyak kesulitan. Dan sampai kini kamu sudah berhasil mendidik Puput jadi anak yang baik. Dia sudah sarjana dan berkeja di perusahaan asing. Itu hikmah yang harus kamu sukuri. Puput adalah hadiah dari Tuhan atas taubah kamu yang sungguh sungguh. Dia akan jadi tongkat kamu di masa tua nanti “ Kata saya. Mira terus menangis.


“ Berdiri kamu” Kata saya. Mira dengan lambat berdiri dari duduk bersimpuh. Saya peluk dia. “Kamu memang paling bandel dibandingkan adik adi saya yang lain. Tapi tidak mengurangi sayang saya. Udahan nangisnya ya. Biar saya urus soal Puput. Besok kamu kembali kerja lagi. Kasihan hampir 1000 buruh kebingungan soal makan siang. Karena kantin tutup.” Kata saya.


“ Ya abang” 


Setelah keluar dari rumah Mira, saya minta Awi atur pertemuan saya dengan Chandra dan putranya. 


***


Sorenya saya undang Puput makan malam di Restoran Hokian. Tak berapa lama datang Awi dan Chandra bersama Putranya. Chadra terkejut karena saya bersama Puput. Duduk di samping saya. Memang saya ketemu Chandra hanya dua kali sejak dia diangkat jadi direktur oleh Yuni. Saya senyum aja ketika dia menyalami saya. Saya tidak bicara apapun. Saya dengan ramah layani mereka makan malam. Tapi wajah Chandra keliatan kecut setiap memandang Puput. Puput kadang saling tatap dengan pacarnya. Saya cuek aja.


Usai makan malam. Saya pulang bareng Awi. Tak berapa lama Awi dapat telp dari luar “ Ya. Puput itu anak angkat Bapak. “ Kata Awi. Setelah sekian lama bicara dan telp ditutup. Awi, berkata kepada saya. “ Ale, tadi Chandra telp. Dia malu dengan lue. Dia sekarang tulus untuk merestui pernikahan anaknya dengan Puput” kata Awi.

Saya baca SMS yang dikirim Mira tadi siang. “ Abang, terimakasih. Selalu ada untuk Mira..” 


“ Ya jaga kesehatan kamu” kata saya segera balas SMS nya..


“ Ya abang” Reply Mira segera. “ Tadi Pak Chandra telp dia akan melamar Puput hari minggu. “


“ Alhamduililah… Hebat kamu mira. Bakalan punya cucu kamu” 


“ Terimakasih abang..” 


Saya lega. Saat ini saya merindukan Yuni. Selama ini masalah adik angkat saya, Yuni yang urus. Memang engga mudah. 

Saya tidak bisa paksa Chandra mengikuti apa yang saya mau. Ini masalah personal. Hak dia menentukan yang terbaik bagi putranya. Yang bisa saya lakukan hanyalah membuatnya mengerti arti human being. Itu aja. Andaikan tetap tidak mengerti, maka tugas saya memikirkan soal puput untuk mau menerima kenyataan. Tapi Tuhan berkata lain. Ternyata walau berbeda strata namun sama soal kemanusiaan.


12 comments:

Anonymous said...

Babo selalu bisa dapatkan solusi dengan tanpa harus ada yg dikalahkan, tksh πŸ™πŸ‘πŸΎ

Anonymous said...

Masya Allah tabarakallah, you are the BEST Babo, Bless Oma for having you, sehat bahagia bersyukur semuanya. Semoga Allah jaga Babo & Kel dg baik

Anonymous said...

Berusaha TDK melewatkan membacanya ....
Perjalanan yg panjang dan penuh hikmah

Anonymous said...

Selalu ada jalan menuju roma.romantis haru jalan hidup kehidupan anak manusia.sehat selalu babo

Anonymous said...

Masih banyak Mira dan Puput yang lain, tapi apakah masih banyak juga Babo Babo yang lain ?
Semoga saja πŸ™

Anonymous said...

terimakasih. pelajaran kehidupan gang selalu mengalir lewat aliran tulisan babo...

Anonymous said...

Terima kasih Babo

Anonymous said...

solusi kehidupan yg brilian, salutπŸ™

Anonymous said...

Senangbaca tulisan babo πŸ‘

Anonymous said...

Hanya bahasa cinta kasih sayang yang dapat dimengerti semua

Anonymous said...

Sdh berapakali baca kisah ini, tetap aja hati ini trenyuh dgn endingnya.. haru yg bahagia.
Terimakasih Babo πŸ™

Anonymous said...

Waduh..meleleh trus Air mata nih Uda...the best lah..jdi teladan..

Jalan menemukan rizki...

  “ Ale, bosoboklah kita” kata Mardi lewat SMS kemarin. Walau kami jarang sekali bertemu. Mungkin setahun belum tentu ketemu. Kami saling ma...