Thursday, May 18, 2023

Pergi dengan bahagia





2011

Dari jarak 10 langkah aku lihat Aashna duduk sendirian di kursi pedestrian Las Ramblas. Semilir angin menggeraikan rambutnya. Kecantikan keliatan sangat sempurna. Tak ada yang berubah di Las Ramblas. Pejalan kaki tetap berseliweran dari pagi sampai pagi. Ada yang santai, ada yang dalam gegas. Para pengamen berdiri di sisi jalan dengan kesabaran tanpa batas. Semuanya mempertontonkan kelebihan masing-masing seraya berharap ada pejalan kaki yang rela menyisihkan uang receh. Mereka tak menadahkan tangan. Mereka menjual kepandaian. Ada yang berperilaku seperti manekin hidup dengan tubuh berbalut semacam cat putih dan baru mengubah posisi mematungnya manakala seseorang melempar uang receh pada sebuah wadah di depannya. 


Kelompok penyanyi Puerto Riko juga tetap setia membawakan lagu-lagu rakyatnya di depan sebuah toko yang menjual berbagai macam majalah dan koran. Sudah hampir pukul sembilan malam rupanya. Sinar matahari masih terlihat jelas di ufuk barat sana. Pengamen-pengamen asal Puerto Riko asyik menyanyikan lagu-lagu tradisional mereka. Lagu-lagu tentang semangat kerja rakyat petani. El Cantar de un Campesino, Mi Jaragual, meluncur mendayu-dayu diiringi dansa-dansa yang amat indah. Beberapa orang berkerumun untuk mendengarkan. 


“ “Apakah mereka sudah menyanyikan Cantandole a lo Nuestro?” Kataku mengejutkan Aashna. Dia menoleh. Tersenyum. “ Belum. Kamu bisa memberinya uang dan meminta mereka menyanyikannya untukmu.”.  Katanya genggam jemariku. “ Aku selalu menyukai lagu itu.” Lanjutku.


“Untuk kita.” Kataku menoleh kesamping.  Dia tersenyum malu.


“ Terimakasih sudah meresponse emailku dengan mau datang ke Barcelona. Aku pikir sejak tempo hari perpisahan kita, tidak akan pernah bertemu lagi. Aku kangen B. Naif ya. Aku sampai memelas kepadamu.” Kata Aashna. Tadi setelah check in hotel, memang Aashna kirim SMS minta bertemu di sini.


“ Gimana udah ketemu dengan teman kamu ? udah lepas kangenan? Tanyaku. Alasan Aashna datang ke Barcelona memang berkunjung ke sahabatnya.


“ Kemarin ketemu. Setelah itu dia tidak punya waktu lagi bersamaku. Dia sibuk. “


Aku tersenyum.  Kami hening bersama.


Sepasang muda-mudi kemudian duduk di kursi di depan di seberang kami. Dengan es krim di tangan mereka. Si pemudi menyodorkan es krim di tangannya ke mulut si pemuda. Si pemuda menyodorkan es krim di tangannya ke mulut si pemudi. Lalu, keduanya bersama-sama menggigit es krim di tangan si pemudi dalam waktu bersamaan. Lalu mereka tertawa-tawa berkakakan. Mereka seolah cuma ada berduaan. Mereka tak peduli dengan pejalan kaki yang berseliweran.


Kami berdua tersenyum.  Aku teringat tentang dua tahun lalu bersama Aashna. Bertemu di Paris, pada sebuah seminar biotekhnologi.  Selama 7 hari di Paris, setiap hari kami bersama. Aku takkan pernah lupa sebelum aku pulang ke Hong Kong, Aashna meminta  bertemu denganku dan pertemuan itu tidak membuat dia sungkan untuk bicara di kamarku. “ Aku yakin kamu bukan periset. Kamar dan hotel ini terlalu mahal untuk periset’ kata Aashna. Entah magnit apa yang mengikat kami sehingga semua terjadi begitu saja dan “ Akhirnya aku temukan Cinta dari Indonesia.” Katanya usai melenguh diatas tubuhku dan memejamkan mata.


Hari menjelang tengah malam, Kami jalan kaki menyusuri pedestarian. “ B, karena industrialisasi pencemaran udara tidak bisa dihindari. Partikel kimia berbahaya dalam bentuk debu halus, berisiko merusak organ paru, terutama jika paparannya berlangsung dalam jangka panjang. Debu halus itu karena pembangkit listrik dari batubara, industri petrokimia, kenalpot kendaraan, dan penggunaan pestisida pertanian. Untuk kesehatan sangat buruk dampaknya, seperti penyakit Fibrosis. “ Kata Aashna.


“ Fibrosis itu penyakit apa ? tanya saya.


“ Gangguan pernapasan akibat terbentuknya jaringan parut di organ paru-paru. Kondisi ini menyebabkan paru-paru tidak berfungsi secara normal. Akibatnya dapat berkembang dari beberapa penyakit, seperti pneumonia, rheumatoid arthritis, skleroderma, dan sarkoidosis.”


“ OK lanjut” Kataku.


“ Aku ingin kamu ambil bagian mengembangkan riset obat penyakit Fibrosis itu. Kita tidak bisa sepenuhnya mengendalikan efek rumah kaca dan menjamin udara bersih. Kemajuan industri dengan segala dampaknya itu adalah proses slow motion. Semua paham dari awal resiko atas lingkungan. Tetapi manusia harus berusaha hidup ditengah udara tercemar itu. Riset obat adalah upaya survival umat manusia.


Aashna mengeluarkan sesuatu dari balik tasnya. Amplop warna kuning. “ Kamu baca dokumen ini” Kata Aashna. Setelah usai membaca, aku mengerutkan kening.” Mengapa kamu berikan peluang ini kepadaku. Ini dokumen sangat rahasia. “ Kataku. Aku tahu perusahaan GS Lab pharma. Itu perusahaan asal AS yang termasuk canggih dalam hal riset pharma.


“ Tadinya aku marah dengan sikap predator kamu. Tetapi berlalunya waktu, aku bisa sadari. Niat kamu mulia. Saat kamu menjadi pemenang dan menguasai sumberdaya, kamu bisa tegakan nilai nilai kemanusiaan. Nilai tentang perubahan yang lebih baik, rasa hormat dan semangat berbagi. Itu aku dapatkan laporan dari Susan yang bekerja sebagai executive pada Polmex. “ Kata  Aashna tersenyum seraya merangkul lenganku sambil melangkah menyusuri pedestarian. 
Tadinya Susan berkerja keras menciptakan produk biopolimer. Paten nya terpaksa dilepas lewat hutang konversi. Dari itu aku punya peluang untuk akuisisi Polmex produsen alat kesehatan… 


“ Aku akan pelajari peluang itu. Tapi informasi yang aku terima  ini sangat memudahkan bagiku untuk aksi aquisisi “ kataku.


“ Dimananya yang kamu anggap peluang?


“ GS Lab bukan hanya melakukan pengembangan obat fibrosis tapi juga pengembangan obat neurodegeneratif” Kataku.


“ Hebat kamu. Cepat sekali tahu ada peluang.”  Kata Aashna. 


“ Penyakit eurodegeneratif termasuk penyakit Parkinson, Alzheimer, Huntington, neuron motorik, yang sulit disembuhkan karena berkaitan dengan kerusakan sel otak.“ Kataku.


“ Ya memang luas dampak dari penyakit neurodegeneratif, termasuk  beberapa atrofi sistem, ya sejenis penyakit neurodegeneratif langka yang mempengaruhi fungsi tubuh, pernapasan, tekanan darah, fungsi kandung kemih, dan koordinasi motorik. Ini dapat berkembang di berbagai bagian tubuh dan mempengaruhi orang-orang dari segala usia.” Lanjut Aashna. “ Ya tepat sekali. “ kataku. Dia lebih hebat soal ini. 


***


Keesokan paginya aku bertemu lagi dengan Aashna di restoran Hotel saat breakfast. “ Aku udah pelajari dokumen dari kamu. Aku dapat simpulkan bahwa perusahaan GS Lab  mempunyai motode pengobatan yang canggih dan mutakir. Mereka memiliki keahlian mendalam dalam jalur biologis baru, termasuk autotaxin dan biologi calpain” Kataku. Aashna tersenyum cerah. Aku rasa bukan soal bisnisnya, tapi dia senang aku peduli dia. “ Tapi tetap aku harus menanti advice dari team business development group di Hong kong. “Kataku.


“ Aku paham. Walau terkesan mudah tetapi standar kapatuhan bisnis sangat kamu jaga. Tidak mudah tentunya untuk membuat keputusan bisnis dimana harus melewati penelitian semua aspek. Maklum sumber dana kamu berasal dari private  yang umumnya limited investor. Mereka orang yang menguasai segala galanya. Bekerja dengan cepat dan efisien. Dan tanpa dukungan team kamu yang punya kompetensi tinggi, rasanya tidak mungkin aksi akuisisi itu bisa terlaksana." 


" B,... Seru Aashna. " Aku tahu, tidak mudah bertemu dengan kamu. Setelah Polimex kamu akuisisi, Susan tidak pernah bertemu dengan kamu. Bahkan executive Polimex sendiri tidak pernah bertemu dengan kamu. Bagi mereka  B, adalah misterius. Terlalu jauh untuk mereka jangkau, apalagi sekedar fantasi. Nah mengapa kamu sempatkan bertemu denganku. Bukankah sudah biasa bagi pria, Kalau sudah menikmati tubuh wanita, dia akan mudah melupakan. Apalagi kamu tidak menggodaku. Aku yang menggodamu lebih dulu untuk tidur." 


Aku hanya diam. Tak ingin komentar. Yang jelas aku tidak pernah make love karena nafsu memuaskan diri sendiri. Tentu ada alasan yang lebih dari sekedar nafsu rendah. Bagiku persahabatan dan cinta adalah dua hal yang saling terkait. Itu tidak akan mudah dipahami oleh Aashna. Kalau karena alasan itu aku tidak pernah memaknai cinta sebagai sebuah ikatan yang memenjarakan. Bagiku Cinta dan persahabatan adalah membebaskan diri dari rasa memiliki. Penuh maklum atas dasar rasa hormat. 


Usai sarapan pagi kami pergi keluar hotel. Menikmati suasana Barcelona. Barcelona dipenuhi dengan bar-bar keren, restoran-restoran enak, dan tempat nongkrong yang bagus. Setidaknya pergi ke Park Gรผell. Tempat yang menakjubkan , menjelajahi pemandangan kota yang indah. Malam kami berpisah di jalan. Keesokannya, aku kembali ke Hong Kong.


***

Empat bulan kemudian team berangkat ke NY untuk negosiasi dengan GS Lab. Mereka setuju melepas saham sampai 70%. Karena mereka terdesak untuk biaya riset. Maklum anggaran riset obat memang menurun. Sementara pemasaran obat dan modifikasi obat dengan harga yang terus meningkat. Telah membuat persaingan semakin tidak fair. Terutama bagi pendiri perusahaan  pharma yang punya visi bisnis kuat. Proses negosiasi tidak berlangsung lama. Karena team yang dikirim didukung sumber daya yang penuh. Selanjutnya proses penggalangan dana dilakukan lewat pembentukan SPAC khusus untuk akuisisi, yang listing di Nasdaq. Nilai akuisisi mencapai USD 200 juta.


Sukses akuisisi itu mengundang minat DSC group produsen Active Pharmaceutical Ingredient, API yang ada di Eropa. DSC group punya portofolio sekitar 300 API, supply chain bagi lebih dari 400 Industri pharma di lebih dari 80 negara. Mempekerjakan sekitar 4.000 staf dan mengoperasikan enam pusat manufaktur dan punya R&D di Prancis, Jerman, Hungaria, Italia, dan Inggris. Mereka menawarkan saham sampai diatas 50%. Mereka hanya pertahankan kepemilikan 30%. Sehingga masuk putaran negosiasi tahap dua. “ Kami lebih memilih bermitra dengan investor China yang mendominasi market API. Kalau tidak, kami akan digulung kompetisi” Kata CEO DSC kepadaku saat bertemu makan malam di Bern.  8 bulan proses akuisisi selesai dengan total investasi mencapai USD. 1 miliar. Pendanaan lewat sophisticated investor  hedge fund.



2012


Sebulan setelah semua proses akuisisi selesai, aku terbang ke London untuk business meeting. Sebelumnya aku kirim email kepada Aashna rencana kedatanganku. Saat aku masuk lobi hotel The Ritz-Carlton, dia sudah menanti dengan senyum ringan. “ B, selamat datang”  Dia mengenakan longcoat dan sal warna merah. Dengan langkah ringan mengikutiku ke lift menuju lantai kamar. Masuk kamar, aku membayangkan dia akan berubah liar seperti sebelumnya. Tapi kali ini tidak. Dia melangkah ke arah sofa. Aku duduk menghadapnya tanpa berusaha menggodanya. Dia tersenyum saat aku tatap. “ Apa yang sedang kamu pikirkan, Aashna? Tanyaku.


“ Akhirnya aku tahu semua..penasaranku hilang sudah.” kata Aashna. Aku mengerutkan kening.


“ Kamu akuisisi GS Lab Pharma hanya batu loncatan untuk akuisisi DSC Group yang terseok dihantam kompetisi dari China dalam hal produksi API. Dengan kepemilikan GS Lab, kamu dapat insentif biaya riset dari pemerintah AS untuk melakukan akuisisi DCS Group. Karena Holding kamu terdaftar di China, itu sama  saja menggabungkan tekhnologi China dan Eropa untuk menghasilkan produk API yang murah dan tentu biaya riset yang efisien dengan tingkat kesuksesan diatas 80%. Kamu bisa menghasilkan produk yang bersaing baik dari segi mutu maupun harga. “ Katanya. Aku terkejut. 


Aku tidak diam saja.  Darimana dia tahu strategi aksi akuisisi ini? Aku berdiri ke arah mini bar ambil air minum mineral. Aku bawa satu botol untuk Aashna. “ Dari mana kamu tahu ? kataku seraya menyerahkan satu botol air mineral.


“ Dokumen rahasia yang dulu aku berikan kepada kamu, itu aku dapat dari CEO, GS Lab“


“ Mathew ? 


“ Ya. “


“ Kamu punya hubungan istimewa dengan dia? tanyaku 


“ Ya. Kami telah menikah tiga bulan lalu."


" Oh..." Aku akhirnya terkejut namun cepat menguasai keadaan. AKupun tersenyum bahagia.


"  Terimakasih B. Sudah selamatkan Mathew dari posisinya” 


“ Oh biasa saja. Itu hanya business. Semoga kamu dan Mathew hidup bahagia,  menua bersama dan sampai ajal menjemput ” kataku. Aashna tersenyum dan berdiri seraya menyalamiku. “ terimakasih untuk semuanya. “ Katanya melangkah ke arah pintu kamar. 


“ B, serunya menatapku saat depan pintu kamar. “ Setelah aku tahu siapa kamu, aku merasa naif berharap cinta dari kamu. Aku tahu diri. Siapalah aku. Tapi apa yang terjadi diantara kita, itu benar benar karena aku mencintaimu. Kini yang tersisa hanyalah rasa hormat. Apalagi kamu pertahankan Mathew sebagai CEO.” 


“ Mathew orang baik dan profesional. Sama dengan kamu. Kalian memang pasangan hebat” kataku. Aashna tersenyum.  Tahun 2013 aku hired dia sebagai CEO subholding Pharma SIDC. Tapi sejak itu saya tidak pernah lagi bertemu secara personal dengan dia.


***

2023


Hari senin yang lalu James CEO SIDC hubungi aku via chat. “ B, Aashna mau ketemu kamu di Jakarta. Boleh?


“ Ada apa ? terakhir aku bertemu dia tahun 2013. “


“ Sepertinya masalah pribadi. Bukan masalah bisnis. Tapi terserah kamu. Kalau engga bisa ketemu, saya akan sampaikan ke dia”


“ Ok, datanglah ke jakarta. “ Kataku.


Kemarin aku dapat telp dari Aashna dia sudah ada di jakarta. Nginep di Ritz. Saya minta Lina dan FLorence jemput dia di Ritz dan antar ke PIM Golf. Aku akan temui disana. Kebetulan aku ada janjian dengan relasi.


Saat aku bicara dengan relasi , aku melihat Florence dan Lina datang bersama wanita bule. Aku langsung berdiri dan menyambut mereka datang. “ Na, How are you my dear .” kataku seraya memeluknya. Dia tersenyum. “ I am fine. “ Katanya melirik kerambutku. “ You seem to be getting old. “ Lanjutnya.


“ Semua orang pasti menua. “ kataku. Dan meminta mereka ambil tamble lain sambil nunggu aku selesai dengan relasiku


Usai meeting dengan ralas, aku temui Aashna. Florence dan Lina pindah ke table lain.


“ Rencana sampai kapan di jakarta.” tanyaku


“ Besok pulang. “katanya tersenyum, Dia lama pandang saya. “ terakhir ketemu kamu tahun 2013. Baru sekarang kita ketemu lagi” lanjutnya.


“ Ya tapi tugas kamu sebagai CEO SIDC Pharma saya pantau terus. Setiap bulan saya dapatkan laporan dari SIDC. Hebat. 10 tahun kampu pimpin SIDC pharma, aset meningkat lebih dari 20 kali. “


“ Saya tahu, kamu terus pantau saya dan memberikan dukungan luar biasa. Tapi mengapa kamu tidak kengen saya. Tidak pernah telp saya. Semua menjadi formal sejak saya kamu hired. Tidak ada lagi kehangatan persahabatan seperti awal saya kenal. Apa salah saya.” Katanya. Aku tahu sejak dia berkarir di SIDC. Dia tinggalkan dosen PHD nya. Dia tinggalkan karier sebagai peneliti dan dia korbankan waktunya sebagai istri. Dia  kerja keras dan luar biasa.


“ Gimana kabar Mathew ? tanyaku.


“ Saya datang kemari justru karena masalah dengan Mathew.”


“ Ada apa dengan kalian ?


“ Sejak saya jadi CEO Subholding, kami hidup berpisah. Saya di London dan dia di New York. Hanya bertemu disaat akhir pekan. Selama 10 tahun kami gagal dapatkan bayi.” Kata Aashna. Saya meyimak.


“ B, Mathew selingkuh dengan wanita lain.” Kata ashna dengan airmata berlinang.


“ Darimana kamu tahu?


“ Dari dia sendiri. Dia akui itu. “


“ Oh..


“ Apa yang harus saya lakukan. Karena dia kan salah satu direktur anak perusahaan dibawah sub holding yang saya pimpin. B, tolong saran kamu”


Saya diam aja. Tak mau memberikan saran.


“ Saya berencana mengundurkan diri dari SIDC. Maafkan saya..”


“ Mengapa ?


“ Selama ini saya yang salah. Kurang waktu kebersamaan dengan dia. Saya harus rebut kembali mathew dari wanita lain. Dia suami saya dan saya lebih tahu sifatnya. Dia tidak akan bahagia dengan wanita lain. Dari matanya saya tahu dia masih mencintai saya dan kalaupun mencintai wanita lain, itu hanya pragmatis saja. “Kata Aashna berlinang airmata.


“ Ya. Kalau kamu pikir itu pilihan yang tepat. Lakukan. Utamakan keluarga.” Kataku. Aashna menangis. Aku berikan tissue untuk mengusap airmatanya. Aku panggil Florence untuk mendekati table kami. “ Ajak Aashna kembali ke hotel. Dia perlu sendirian untuk menenangkan pikirannya.” kataku. Esoknya Aashna mengabarkan bahwa dia lebih memilih bercerai daripada mengorbankan karier nya. Secure lewat uang dan jabatan lebih utama daripada cinta. Semoga Aashna bisa berdamai dengan realitas hidupnya. Hidup bukan apa yang kita dapat tapi apa yang kita beri..


3 comments:

Anonymous said...

hemmmmm

Anonymous said...

๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ‘๐Ÿพ

Anonymous said...

Siip

Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...