Saturday, January 21, 2023

Omong kosong.

 




Waktu menunjuk pukul tujuh. Di sudut kafe ketiakku berpeluh. Namun tak bisa mengeluh. Kecuali pada ponsel yang suaranya tak juga melenguh. Dua belas jam Ira minta bertemu. Yang aku harapkan selalu di kafe itu senyumnya akan mengembang. Ketika melihatku. Karena berdekatan dengan kekasih bayangan, katanya. Biasanya kami akan menghabiskan waktu dengan percakapan. Saling bertatapan. Saling bertukar gagasan. Gagasan mengasah otak lansia untuk bisa tetap bersemangat. 


Namun, sebenarnya awal kami bertemu dan akhirnya semakin akrab. Itu 25 tahun lalu, hatiku selalu gaduh. Ketika di atas tubuhnya aku  mengaduh. Karena setelahnya aku akan mengeluh. Bertanya, ke manakah hubungan ini akan berlabuh?


”Kenapa perlu dipertanyakan, Sayang. Kita sedang berlabuh ke sebuah ketidak-tahuan yang memabukkan.”


”Hah?!” Aku terkejut. Kini kami sudah menua dan kemesraan itu berganti dengan bercakap cakap. Dia sebagai intelektual bekerja sebagai peneliti dan aku sebagai pengusaha. Walau berbeda profesi kami justru saling merindukan. Walau kami telah bersahabat lebih 25 tahun, namun aku tidak pernah jatuh cinta. Entahlah dengan Ira. Aku bukan orang yang mengerti bahasa isyarat. Aku suka terus terang. Jadi jangan kecewa kalau aku cuek atau tidak maklumi. Orang Sumatera memang begitu. Apalagi kasta sosialku hanya pedagang, bukan intelektual dan pejabat. 


" Kamu itu sangat pragmatis". Kata Ira.  Oh itu penilainya? aku tidak peduli. " Kamu selalu berpikir dengan apa yang kamu lihat dan rasakan. Tanpa mampu membaca apa yang ada dibalik peristiwa. " Katanya lagi saat aku tidak melihat prestasi Menteri yang doyan bola sepak. Aku tidak akan memuji kehebatan dalil para MBA,  tentang laba BUMN mencapai Rp 200 triliun tahun 2022. Bagiku itu bukan kerja tapi ngerjain. Mengapa? Aset BUMN Rp. 9000 triliun. itu rasio laba hanya 2,2 %. Utang digali mencapai Rp1.500 triliun. Sekali geser ke resiko, utang pasti default. Tuh buktinya Pemerintah terpaksa keluarkan dana kompensasi kepada PLN dan Pertamina yang jumlahnya ratusan triliun. Kalau engga,  dua BUMN itu bangkrut. Kan akhirnya selalu merampok APBN.


Juga, aku tidak akan terpesona mendengar celoteh Menteri BUMN bahwa sumbangan BUMN terhadap PDB 53%. Mengapa? bagiku data itu hoax kalau melihat angka kontribusi industri manufaktur terhadap total PDB yang terus menurun menjadi 22 % pada 2022. Padahal di 2021 kontribusinya berada di level 29,1%. Bagiku kalau ingin menilai fungsi sosial dan ekonomi negara ya dari pertumbuhan industri dan manufaktur. Karena ia melahirkan multiplier effect berupa penyerapan angkatan kerja dan keadilan sosial tercipta bag semua. Kalau turun, itu artinya pemerintah tidak kerja tapi ngerjain rakyat. 


China dan India adalah contoh akan fakta. Bahwa jumlah penduduk besar bukan masalah. Justru jadi aset saat mereka anggap sektor  manufaktur itu tulang punggung pembangunan pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Industri manufaktur tidak hanya membantu memodernisasi pertanian, tetapi juga mengurangi ketergantungan masyarakat pada pendapatan pertanian dengan menyediakan pekerjaan di sektor sekunder dan tersier. Pembangunan industri merupakan prasyarat untuk pemberantasan pengangguran dan kemiskinan. Ini adalah filosofi utama di balik industri sektor publik dan usaha sektor patungan di  China dan India.  Itu juga ditujukan untuk menurunkan kesenjangan regional. Ekspor barang manufaktur memperluas perdagangan. Negara-negara yang mengubah bahan mentahnya menjadi berbagai macam barang jadi dengan nilai lebih tinggi adalah negara yang berbuat untuk kemakmuran.


Ya benar barangkali. Aku cuma tahu karena aku merasa. Bukan karena teori-teori yang tercantum dalam buku-buku akademi.. Aku hanya berbuat dan bekerja. Kalau ada hambatan ya aku focus singkirkan hambatan itu. Bukan cari jalan lain atau berhenti. Kalau ada tembok, ya aku lompatin. Kalau salah, ya aku perbaiki. Begitu saja. 


“ Mulai 1 Juli  2022, keempat jenis pupuk, yakni ZA, SP 36, organik granula dicabut subsidinya dan akan dikenakan harga non subsidi. Tujuanya agar penyaluran subsidi tepat guna. “ kata Ira tempo hari pada waktu kami bertemu. 


 “ Sifat orang lemah dan culas adalah takut berterus terang tentang kebenaran. Bahwa subsidi dicabut karena ribut sesama elite dari pusat sampai ke daerah tentang  bagi bagi uang subsidi. Seni mencuri lewat aturan yang terhubung dengan pedagang rente. Akibatnya uang subsidi yang  bertahun tahun dikeluarkan dari APBN, tetap saja kita tidak bisa swasembada beras dan harus impor beras. Saya yakin, profesi petani akan turun drastis di masa mendatang. Karena laba tidak mendukung untuk hidup normal seperti Anjing piaraan tuan kaya di kota. Jujur aja. Pemerintah engga kerja, tetapi ngerjain.” Apakah salah kalau aku katakan begitu. 


Tapi Ira panjang lebar menjelaskan alasan dibalik pencabutan subsidi itu. Banyak sekali referesinya. Ya dia memang phd. Ira selalu menyebutkan nama-nama pemikir terkenal yang aku tidak kenal. Ia selalu menyebutkan nama-nama yang bahkan di dalam kepalaku pun tak akan lama mengental. Badiout? Platoy? Badut yang letoi, begitu yang selalu ada di dalam kepalaku tercantol. Bukan karena pemikiran mereka tentang kebenaran yang tidak aku pahami.  Tapi lebih karena setiap kali melihat badut yang letoi, aku merasa tak sampai hati. Apalagi melihat orang banyak tertawa dan terhibur karena ulahnya. 


Setidaknya tidak ada orang akan membenci badut. Dan diapun tidak ingin dipuja, kecuali penonton puas dan ingin terus menonton kekonyolannya. Berbeda denganku. Jelas aku bukan badut. Sepanjang hidupku aku tidak begitu peduli dengan tawa orang lain. Bahkan walau tawa itu terkesan menghina. Karenanya aku juga tidak hirau orang memuji atau  membenciku. Aku berpikir sederhana. Bagaimana aku bisa survival dan tidak bokek. Kalau ada orang punya waktu menilaiku, apapun itu penilaiannya, itu artinya aku something else dan orang itu sedang bermimpi ingin sepertiku. Atau setidaknya aku tahu dia tidak lagi peduli pada dirinya sendiri. Karena di dalam hati dan pikiranya hanya tercurahkan menilai orang lain. Hidupnya pasti menyedihkan.


***

Tapi di manakah sekarang ia?


”Hah?!”


Terkejut aku ketika bahu ditepuk “ Ngelamun ya” Ah ira datang juga dia. Aku senyum saja ketika dia mencium pipiku. Usiaku dan  ira sudah 60 tahun. Tapi persahabatan kami tetap mesra.


“ Maafkan aku. Tadi ada acara presentasi di kementrian. Tapi acaranya molor sejam lebih. Jadi terlambatlah aku bertemu kekasih bayanganku. “ Katanya tersenyum. Ira cerita bagaimana ide nya disampaikan kepada kementrian. Ini berkaitan dengan solusi atas kerusuhan di smelte di Sulawesi.


“ Mengapa investor Smelter China di Indonesia tidak begitu patuh kepada SOP linkungan, social dan tata kelola yang baik “ tanya Ira. Alasannya, awalnya investor smelter China yang datang ke Indonesia itu adalah low class. Jadi wajar saja kalau SDM expert mereka juga bukan high education. Tapi kaya akan pengalaman. Maklum mereka dari keluarga yang sudah pengalaman berbisnis smelter. Investasi mereka ke Indonesia karena di China sendiri mereka sudah dilarang beroperasi. 


Mengapa ? 


Karena mereka gunakan teknologi tanur induksi, yang memang sudah kuno, Di china kali pertama dibangun tahun 1960an. Wajar saja dikatakan jadul. Apalagi dampak lingkungannya sangat buruk untuk kesehatan dan berjangka panjang terhadap generasi berikutnya. Setelah China mampu menyediakan listrik berkapasitas terrawatt. Tahun 2010 ada 2000 Smelter tanur induksi yang ditutup di China. Setelah itu smelter harus menggunakan tanur listrik, rotary kiln-electric furnace-RKEF.  Semua negara ASEAN menolak mereka yang mau relokasi, kecuali Indonesia membuka pintu.


Nah para pemilik smelter yang tidak mampu mendirikan smelter tanur listrik, RKEF  itu pindah ke luar negeri. Mereka memang dari asalnya sudah low class dan tidak begitu peduli kepada standar ESG. Mereka berdondong bondong ajukan izin relokasi ke luar negeri termasuk ke Indonesia. Tahun 2010 yang hengkang dari China baru 10 tapi sekarang ada 200 smelter China relokasi ke berbagai negara termasuk Indonesia.


Mengapa pilihan ke Indonesia? 


Ada tiga alasan. Pertama, Indonesia mengizinkan penggunaan takhnologi smelter tanur induksi. Biaya investasi dan produksi jauh lebih murah dibandingkan dengan tanur listrik menggunakan rotary kiln-electric furnace. Kedua,  Indonesia menghapus steel slag dari daftar limbah berbahaya dan beracun. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun menyebutkan steel slag merupakan produk sampingan dari peleburan baja melalui tungku induksi. Ketiga, Georgraphi Indonesia dekat dengan Australia penghasil nikel dengan kadar ore 2%. Sulawesi khususnya sebagai penghasil ore dibawah 2% juga dekat dengan Australia. Pengusaha smelter di Sulawesi dapat fasilitas bebas bea masuk untuk impor ore 2% nikel dari Australia. Kemudian mereka blending dengan ore dibawah 2% dari Sulawesi, yang harganya 50% dari harga di china. Ekspor bebas pajak. Dapat lagi fasilitas tax holiday.


Mengapa investor China yang high grade tidak mau masuk ke Indonesia ? 


Karena umumnya mereka sudah listed di bursa dunia. Mereka terikat dengan environment social government atau ESG. Mereka tidak berani masuk ke negara yang tidak patuh kepada ESG. Karena bisa berdampak jatuh value saham mereka di bursa dan surat utang mereka akan delising. Mereka lebih suka jadi offtaker produk turunan dari smelter yang di Indonesia, seperti Ferro steel, baterai dan lain lain. Itupun tidak beli secara langsung tetapi melalui agent proxy." kataku


" Ya benar. " Kata Ira " Semua smelter yang sudah dibangun sekarang, izin dikeluarkan era SBY. Yang izin dikeluarkan jokowi, semua menggunakan tanur elektrik (RKEF) tekhnologi ramah lingkungan, tapi sampai sekarang belum tahu ada apa engga yang beroperasi. Terkendala listrik dan pasokan fuel. Makanya BUMN bangun pabrik baterai di Kalimantan yang dekat dengan batubara.


“ Ira, Saya harus di rumah jam 8 malam. That's my wife's schedule. Let's just eat and then  go home" Kataku


"I understand between us. ..” katanya. Hubungan Aku dan ira tidak kemana mana. Hubungan kami selama ini hanya omong kosong dan kami menikmatinya.


Sepanjang hidupku terlalu sering mendengar ide,  tapi yang aku tahu negeriku paling terbelakang dalam hal riset. Bahkan rasio anggaran riset terhadap PDB di ASEAN saja kalah dengan Singapore dan Malaysia. Negara yang tidak dibangun berbasis riset,  itu idea dan kerja hanya omong kosong semua. Dan lucunya rakyat mau saja bayar pajak untuk ongkosi mereka yang sibuk omong kosong.  Aku berpikir sederhana. Kalau tidak terjadi transformasi ekonomi dari hanya mengandalkan SDA ke Industri dan manufaktur, maka sejak negeri ini merdeka, kita tidak kemana mana. Hanya buang waktu dan sumber daya.  

5 comments:

Anonymous said...

Entahlah babo, bagi rakyat biasa seperti kami tak tau apa2, asal esok ada beras untuk dibeli sudah bersyukur.

Anonymous said...

Apa yang harus rakyat lakukan?

Anonymous said...

Makanya Babo untuk meruntuhkan kesemrautan yang bertambah parah perlu ada tiang kokoh yang bukan cuman bisa ngomong tapi siapa Bano

Anonymous said...

Apa yg bisa rakyat dan generasi muda bantu dengan adanya masalah ini, sedangkan para cerdik pandai kita hanya pandai mengkritik. Dan PARTAI2 hanya sibuk mengejar Presidwncial tresh hold yg 20 %.

Anonymous said...

Enteng dibaca namun sudah jauh dari harapan yang tersirat dari tulisan ini
Mengapa ini tetap dibiarkan berlarut! Bisa cuman memambah literasi lewat saluran babo sebagai wawasan untuk mendidik anak bangsa

Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...