Wednesday, August 09, 2023

Korupsi..





Tadi siang saya bertemu dengan Aling dan Ira. Kedua mereka adalah sahabat masa muda saya. Walau Ira berkarir sebagai profesional namun hubungan persahabatan dengan saya dan Aling yang pengusaha tidak berubah. Kami makan siang di restoran di  Plaza Indonesia. Yang menarik baik Ira maupun Aling keduanya lulusan luar negeri. Aling S2 dan Ira , S3. Hanya saya yang tidak pernah masuk universitas. Tapi mereka tetap mau menjadi sahabat saya.


 “ Pada bulan juli lalu Windu Aji Sutanto, mantan relawan Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah ditetapkan sebagai tersangka ilegal mining nikel di Blok Mandiodo, Sulawesi Tenggara oleh Jaksa Agung. Ini secuil rangkaian dari ekspor ilegal nikel 5 juta ton yang tak jelas ending kasus TPPU nya. Sebelumnya ada kasus judi online ilegal menyebut angka diatas Rp. 100 triliun dan kasus TPPU diatas Rp. 300 triliun. Kedua kasus itu gelap. Kasus BTS Menkoinfo tidak menjangkau korporasi dan anggota DPR dan Parpol. Mengapa sisi penegakan hukum pemberantasan korupsi jadi melemah. Data index korupsi memburuk. Balik lagi ke tahun 2014.” Kata Aling.


“ Masalah pemberantasan korupsi di Indonesia memang buruk. Korupsi tetap menjadi bagian integral dari sistem politik negara dan, jika tidak ada revolusi politik, kemungkinan besar tidak akan hilang dalam waktu dekat. “ Kata Ira.


“ Sejak era Soeharto, korupsi membantu indonesia mencapai stabilitas politik. Itu juga tetap menjadi perekat NKRI. Sistem ini begitu mengakar sehingga bahkan ketika reformasi, tokoh partai yang tadinya oposisi terhadap Soeharto mengambil alih kekuasaan lewat Pemilu , KPK dibentuk tapi nyatanya sejak era Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi trend korupsi terus meningkat, bahkan menurut Mahfud MD, lebih  buruk dari Soeharto. “ Kata Aling.


Saya tersenyum mendengar kata kata mereka.  “ Sis, masalah korupsi Indonesia bukanlah produk kebetulan. Sistem politik di Indonesia yang murni idealis adalah paska Pemilu 1955. Namun karena idealis itu diantara partai yang dapat kursi di Konstituante gagal membuat sistem yang ideal. Akhirnya  kembali kepada UUD 45. Soekarno mengkonsolidasikan kekuatan politik Nasionalis, agama dan komunis. Dia memberi mereka akses ke pos-pos pemerintah. Jadilah kabinet 100 menteri. Sistem yang dihasilkan didasarkan pada transaksi sederhana: kesetiaan kepada presiden, di semua lembaga politik dan peradilan, dengan imbalan akses kekuasaan politik. Tentu ini menimbulkan kecemburuan bagi TNI yang merasa ikut saham mendirikan republik ini.


Era Soeharto , era ABRI berkuasa. Sejak saat itu, jabatan-jabatan pemerintah, baik yang dipilih maupun yang ditunjuk, telah diberikan sebagai bagian dari proses negosiasi tanpa henti untuk mempertahankan kendali kelas politik atas negara dan sistem. Pejabat melihat posisi mereka sebagai peluang untuk menghasilkan uang lewat pemberian fasilitas kepada konglomerat  menguras SDA. Mereka tidak kawatir. Karena kejahatan laten di era Soeharto bukan korupsi tetapi menentang presiden atau dianggap tidak lagi loyal. Tidak ada perbedaan antara partai politik dalam upaya ini. Semua patuh  kepada Soeharto.


Pemerintahan Soeharto berganti dengan rezim reformasi. Meskipun semua partai didirikan sebagai partai pembaharu, namun amandemen UUD 45 tetap saja memberi celah korupsi untuk mengamankan loyalitas di seluruh arena politik. Selama era reformasi, Indonesia telah mengalami dua proses amandemen UUD 45. Di satu sisi, persetujuan DPR atas RUU  liberalisasi besar-besaran, khususnya di bidang energi, minerba, telekomunikasi, dan investasi. Reformasi ekonomi disetujui melalui pengaturan antara partai politik besar. Kesepakatan itu mengakibatkan partai oposisi harus dibungkam lewat kriminalisasi atau ambil bagian korup. Akibatnya mereka , kehilangan kredibilitasnya, karena  publik anggap mereka sama saja dengan koalisi partai pemenang. Semua pengesahan UU Itu dilakukan melalui korupsi, dengan suara yang dibeli, yang memungkinkan aktor ekonomi mendapatkan keuntungan dari sumber daya ekonomi. " Kata saya.


“ Ya.korupsi tiba-tiba menjadi raison d'ĂȘtre komunitas elite. “ Kata Ira. “ Korupsi telah menjadi motif utama orang terjun ke politik. Betapapun mereka menyangkalnya. Faktanya subjek di mana pembahasan APBN, pastilah transaksional diantara mereka. Dan UU KPK dibentuk, hanya untuk menyenangkan para aktivis.  Dan puncaknya era Jokowi, saat DPR 80% dikuasai Partai koalisi pemerintah, UU KPK direvisi. KPK dibonsai sudah. 


Walau retorika begitu indah tentang nilai demokrasi, tetap saja itu semua omong kosong. Mengapa?Pertama, belum ada UU pembuktian terbalik dan perampasan aset koruptor. Secara lebih luas, undang-undang anti korupsi yang ada sebagian besar membahas gejala epidemi korupsi, sehingga membantu mempertahankan status quo. Ia tidak bertujuan untuk menghilangkan sebab-sebab korupsi, seperti halnya lemah nya check and balance antara executive dan legisltatif.


Penting untuk diingat bahwa sistem korup Indonesia  tidak hanya mencakup lembaga dan partai politik, tetapi juga sistem peradilan. Aturan hukum yang mengatur institusi politik selalu didefinisikan dengan cara yang ambigu dan diskresioner. Sehingga memungkinkan mereka untuk mempolitisasi tuduhan korupsi sesuai keinginan mereka. Sebagai sarana untuk menghukum musuh politik dan menjaga disiplin politik. Justru karena korupsi merajalela, selalu menjadi cara termudah bagi mereka yang berkuasa untuk menyerang dan melemahkan musuh politik mereka.


Kekuasaan Presiden yang tidak terkendali digunakan pejabat pemerintah, di semua tingkat pemerintahan, untuk mengkorup APBN dan menguras SDA. Ini juga menyisakan terlalu banyak kekuasaan untuk memutuskan apa yang harus diselidiki di tangan pejabat yang ditunjuk yang terikat pada bos Partai politik. Politisi seenaknya mengabaikan orang-orang yang kritis. Meradang  marah ketika pemimpin dihujat. Yang kritis dipersekusi dan dikriminalisasi. Sementara politisi dan pemerintah tidak malu bila fakta index korupsi terus memburuk. “ Lanjut Ira.


“ Lantas bagaimana mengubah itu semua ? tanya Aling.


“ Saat sekarang sebagian besar rakyat tidak memiliki akses ke sumber daya dan miskin literasi. Dan, justru karena alasan itu, mereka tidak terlalu peduli dengan sistem yang korup. Kekhawatiran dan kepentingan rata-rata rakyat  malah berkisar pada hal-hal yang lebih mendasar dalam hidup, seperti keamanan, pekerjaan, dan pendapatan. Itupun  dengan standar minimal. Kalau yang minimal itu pemerintah bisa develivey, mereka  puja pemimpin seperti Nabi. " Kata saya.


" Tapi kalau minimal itu tidak terpenuhi ?Tanya Aling.


" Ya bersualah seperti kata Tan Malaka, Revolusi tidak bisa di create tapi terjadi dengan sendirinya karena situasi hopeless.. Maka yang terjadi, terjadilah..” Kata saya. Kami semua terdiam. Usia kami sudah menua. Tentu harapan kami agar semua baik baik saja...karena kami tidak pernah berhenti mencintai republik ini.

Tuesday, August 08, 2023

Cerita lama yang berulang

 


Tidak mungkin sebuah  republik dipimpin oleh orang yang sama selama lebih dari 25 tahun. Kita inginkan kemerdekaan sebenarnya. Kita tidak ingin perubahan dari dinasti ke republik tidak mengubah secara subtansi tentang kekuasaan itu sendiri. Ya walau republik tetapi kembali ke pada sistem dinasti yang mudah dikendalikan oleh kolonial asing. Setelah chaos terjadi di Medan, jakarta dan kota lainnya, tuntutan reformasi berdengung keras. Mendesak, agar Soeharto segera mengundurkan diri. Ketika suhu udara sejuk dan langit kebetulan sedang biru tanpa ditutupi oleh awan, ribuan mahasiswa menerobos pagar gedung DPR, dan berteriak-teriak dengan nada celaan, Soeharto jatuh.


Tahun 98 itu saya tidak punya bisnis. Karena jauh sebelum reformasi atau tepatnya tahun 96 saya sudah bangkrut. Saya bekerja sebagai konsultan secara independent. Tidak ada kantor. Tapi beberapa teman  pengusaha yang punya masalah keuangan akibat kurs yang terus melemah meminta saya untuk mencarikan alternatif sumber pembiayaan mengatasi cash flow mereka. Namun tidak ada yang bisa dilakukan. Kecuali memberikan pencerahan saja kepada mereka.


“ Mengapa kurs melemah. Padahal sebelumnya ekonomi kita sangat kuat dan pertumbuhan ekonomi kita dicap sebagai macan Asia. Bank Dunia dan IMF bahkan selalu memuji kehebatan Soeharto. Tapi hanya hitungan tahun, semua kehebatan itu runtuh. Mengapa ? Tanya Ira teman saya yang juga kader partai.


“ Biang persoalan karena inflasi. Kamu tahu, mengapa inflasi terjadi ? karena uang yang beredar tidak semua masuk ke sektor real. Contoh, uang dipompa negara dari bank central melalui perbankan Rp. 100 juta. Terus masuk ke rumah tangga perusahaan Rp. 50 juta. Masuk ke rumah tangga publik Rp. 10 juta. Kembali ke bank central Rp. 2 juta. Kemana yang 98 juta? masuk ke sektor financial. Apa yang terjadi ? Antara sektor produksi dan financial tidak balance. Atau disebut imbalance economy. Sampai disini paham ya. Ira mengangguk.


“ Lama lama, uang beredar semakin banyak dan produksi stuck. Ketimpangan antara produksi dan keuangan semakin lebar. Maka hukum demand and supply berlaku. Kalau engga, ya akan terjadi adjustment secara paksa. Uang akan terjun bebas nilainya. Siapa yang korban? ya orang kaya yang punya aset financial. Nah agar orang kaya tidak korban. Maka negara naikan suku bunga. Dengan suku bunga tinggi, orang kaya akan pindahkan uangnya ke bank dan akhirnya bank central kuasai lewat SBI. Orang kaya semakin kaya dapat bunga tinggi.  Berharap dari itu inflasi bisa ditekan. 


Tapi karena sebagian besar uang yang beredar masuk ke sektor non tradable alias rente. 40% APBN dikorupsi dan jelas uangnya masuk ke bank. Yang terjadi bukannya inflasi turun, malah sektor real melambat. Harga kebutuhan pokok dan BBM terus naik, sementara pasar domestik lesu akibat kebijakan suku bunga tinggi. Ya otomatis banyak kredit macet. Cash flow bank terganggu karena arus kas masuk dari debitur macet. Sementara bunga deposan tetap harus dibayar. Terpaksa pemerintah melalui BI keluarkan kredit likuiditas kepada perbankan yang kesulitan cash flow. Itu untuk menjaga dampak sistemik.  


Namun yang jadi persoalan adalah kredit macet itu bukan hanya kredit program rupiah tapi juga kredit non program yang non rupiah. Maklum banyak debitur bank menarik pinjaman luar negeri lewat penjaminan bank dalam negeri. BI harus talangi hutang yang jatuh tempo itu dalam bentuk  bantuan likuiditas atau BLBI, dan ini cepat sekali menguras devisa. Situasi ini dibaca oleh pemain hedge fund luar negeri seperti George Soros. Mereka take advantage menyerang rupiah. BI tidak mampu menahan serangan itu. Ya rupiah terjun bebas. Maka resmilah kita masuk ke jurang krisis moneter dan krisis struktural sekaligus.. kata saya.


***

Pada Era Gus, Ira ajak saya menghadiri seminar ekonomi di salah satu hotel Bintang V. Seminar dengan tema mencari solusi penyelesaian BLBI. Ketika  ajang diskusi terhadap materi seminar. Saya perhatikan mereka membahas tentang referensi materi seminar. Terkesan mengkritisi referensi. Bukan mencari solusi. Saya acungkan tangan. Saya duduk di belakang. Moderator persilahkan saya bicara.


“ Masalah BLBI itu adalah rescue perbankan. Itu tidak perlu dibahas lagi. Karena sudah ada literatur ekonomi. Soal caranya salah atau benar. Itu kita harus maklumi. Ya namanya krisis. Kadang crass program memang tidak sempurna pelaksanaannya. Yang ingin saya sampaikan adalah apakah skema BPPN lewat lelang aset adalah satu satunya solusi ? Itu referensi kuno. Itu dipelajari tahun 1960an. Tahun 70an sudah ada bidang studi baru tentang Velue Engineering, termasuk financial engineering.


Mengapa tidak terapkan skema MBO atau management by out. Yang kita lelang bukan asset tetapi managementnya. Pihak pemenang tender dapat hak mengelola asset sesuai waktu yang kita tentukan. Kalau mereka untung mereka bayar pajak. Kalau rugi, itu resiko mereka. Yang penting tidak ada PHK. Aset tidak lepas ke private. Tetap milik negara. Nanti value nya kita bisa lepas di bursa. Value pasti tinggi. Apalagi yang menang tender pastilah perusahaan yang punya sumber daya untuk kelola. Kalau engga mana mau mereka ikut lelang MBO.” Kata saya.


“ Dari mana kita dapatkan uang untuk APBN? tanya anggota panel.


“ Kita bisa sekuritisasi kontrak MBO itu dengan menjual obligasi di market. Pasti laku. Apalagi pihak MBO nya perusahaan punya reputasi. Exit obligasi  nanti lewat bursa. "


“ Emang ada referensinya ? Tanya moderator. “ sebutkan referensinya. Itu teori ngayal ala wallstreet. “


“ Saya tidak hapal. Tetapi cara MBO itu lebih sederhana dan tidak merugikan negara. Tidak menjual asset yang diserahkan obligor. Jauh lebih baik daripada lelang skema BPPN. Harga bisa jatuh sampai 30% “ Kata saya. Tetapi moderator langsung hentikan saya bicara.


***


Tahun 2010 , Ira berkata kepada saya“ Kalau ide kamu dijalankan. BCA itu masih milik negara. Valuenya milik negara. Sekarang yang nikmati swasta. Mungkin negara masih pemilik kebun sawit terbesar di dunia. Kini dikuasai swata. Yang miris, yang beli aset dalam proses lelang adalah obligor itu sendiri lewat proxy. Harga diskon 70%. Itu sama saja bayar utang hanya 30%. Tetapi semua sudah terlambat. Hanya karena kurang pengetahuan kita salah membuat kebijakan. Mahal sekali harga yang harus dibayar rakyat”


“ Sebenarnya kalau disaat krisis itu kita bersatu dan tidak berusaha menciptakan chaos politik, situasi akan lebih mudah diatasi. Karena saat itu harga komoditas ekspor pertanian sedang tinggi dan kurs rupiah melemah. Petani cengkeh, coklat, kopi, lada, karet, sawit diuntungkan akibat kurs rupiah yang melemah. Kenaikan harga kebutuhan jauh lebih rendah dibandingkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas pertanian. Banyak petani di daerah yang kaya mendadak akibat rupiah terjun bebas. Pasar tradisional bergairah. Daya beli  rakyat tetap tinggi. Jadi yang krisis itu sebenarnya adalah pemerintah, bukan rakyat. Rakyat baik baik saja. “ Kata saya.


“ Dan sebenarnya kaum reformis digerakan oleh mesin politik dari orang kaya dan asing untuk merebut sumber daya dari tangan  Soeharto dan kroninya. Dan terbukti setelah Soeharto jatuh, kita amandemen UUD 45. Pasal 33 UUD 45 yang merupakan fondasi kokoh ekonomi kerakyatan dibonsai lewat UU PMA/PMDN dan UU Migas. Trade off nya dibuatlah UU Sistem Jaminan sosial Nasional. Itu sudah memisahkan tanggung jawab negara ke pasar. Ya kita total masuk ke sistem neoliberal. “ kata saya.


“ Ale..” kata ira dengan air mata berlinang. “ Saya merasa berdosa, Karena sebelum soeharto jatuh saya anggota DPR dan saya juga ikut menjatuhkan Soeharto. Ternyata tanpa disadari saya korban dari kebodohan yang diciptakan oleh komprador yang mengaku tokoh reformis. “ 


***


Tahun 2023, Kemarin saya undang ira makan malam. Usia kami tidak lagi muda. Usia saya 60 tahun dan Ira 63 tahun. Kami telah bersahabat 33 tahun. 


“ Ale, kamu kan tahu selama seminggu ini rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat setelah lembaga pemeringkatan menurunkan rating obligasi Amerika Serikat. Dan kemudian semakin terpuruk  pasca rilis data ekspor-impor China yang memburuk. Data BPS  menyebutkan Ekspor Indonesia alami kontraksi pada kuartal II-2023. Apakah devisa kita cukup kuat menghadapi situasi eksternal itu. ? Aku kawatir ini seperti fenomena tahun 1998”  Tanya Ira.


“ Devisa negara kita memang besar. Itu menjadi acuan setiap pengamat bahwa Indonesia akan daya tahan terhadap goncangan eksternal. Tapi orang lupa tentang teori dalam dunia keuangan. N = Px/Pm. N, merupakan TOT ( term of trade ), indeks harga ekspor (Px) berbanding terbalik dengan indeks harga impor (Pm). Dengan rumus itu artinya kenaikan N, karena perubahan harga ekspor yang lebih besar relatif terhadap harga impor. Indonesia, ekspor kita didominasi SDA, memiliki volatilitas TOT yang 3 kali lebih volatil dibandingkan negara-negara yang mengekspor barang manufaktur. Selain besaran pergerakan TOT, volatilitas ini juga mempengaruhi nilai tukar riil suatu negara.


Apa artinya?, kalau ekspor turun maka devisa kita cepat sekali tergerus. Karena 60% ekspor kita dari komoditas tradisional berbasis SDA, itu cepat sekali mempengaruhi nilai tukar riil.  Rupiah bisa terjun bebas. Pengalaman tahun 1998, itu contoh sederhana dan faktual. Kita bisa saja bangga dengan kemajuan kita sekarang dan anggota G20. Bisa saja merasa aman karena kata IMF kecil sekali kita kena resesi. Namun fakta,  struktur bangun ekonomi kita tidak berubah sejak era Soeharto. Makan dari komoditas pemberian Tuhan. Sama dengan monyet. Engga pakai otak untuk kembangkan value tetapi otot dan ngoceh.


Apa yang terjadi kalau resesi dunia tahun depan meluas ? Tahun ini tidak akan ada lagi Windfall profit yang berasal dari komoditas. Permintaan dunia turun, slowdown sebagai dampak dari resesi.  Nah kalau permintaan turun, harga juga pasti akan turun. Efek rambatan turunnya ekspor ini sangat kuat saat Eropa, terutama Jerman, mengalami resesi. Ketika Eropa resesi, ekspor China akan terdampak. Produksi China akan drop. Tentu demand china terhadap komoditas juga turun. Padahal partner dagang terbesar Indonesia adalah China.


Tidak banyak pihak yang sadar, AS sudah menjadi net exporter komoditas energi saat ini. Jika harga komoditas energi naik, otomatis dolar akan terkerek naik. Nah, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akan menarik dolar di pasar global kembali ke AS. Dollar akan semakin kuat. Dampaknya sangat significant terhadap balance sheet effect. SBN dalam dollar AS akan semakin tinggi bunga dan angsurannya dalam rupiah. Pagu utang yang diatur UU harus direvisi agar pemerintah tidak default. Begitu juga hutang  valas korporat seperti PLN dan Pertamina dan lain lain harus dibailout, kalau engga ya default.  Pasar modal terancam pastinya.


Dampak lebih luas terhadap dunia usaha ? Perhatikan, semua korporat yang berbisnis komoditas SDA seperti tambang, CPO, dan lain lain itu semua berkembang karena hutang bank. Baik hutang langsung maupun instrument credit antar bank berupa Non Cash loan. Kalau cash flow mereka macet akibat permintaan ekspor  turun dan harga juga turun, pastilah mereka akan mengalami kesulitan bayar bunga dan cicilan. Nah kredit korporat akan banyak masuk program recovery perbankan, mengharapkan fasilitas pemerintah agar selamat.  Kalau lambat mengantisipasi maka itu akan menjadi pasien NPL. Dampaknya juga kepada transaksi antar bank. Satu NPL akan diikuti oleh yang lainnya dengan cepat. Maklum moral hazar dari adanya crisis. Sistemik. Akan merambat ke sektor jasa seperti logistik, perdagangan dan pariwista.


Bagi pengusaha besar, keadaan tersebut sudah diantisipasi. Mereka belajar dari krisis tahun 1998. Hampir semua kepemilikan saham perusahaan sudah terdaftar di luar negeri. Engga mudah dibeslah. Laba mengalir ke luar negeri lewat skema yang rumit. Setiap ekspansi  bisnis, 70% dari bank dalam negeri. Hanya 30% dari laba. Kalau ada apa apa, mereka tinggal angkat koper dan terbang keluar negeri. Tunggu keadaan normal. Sambil menanti itu mereka menikmati kemewahah hidup,  sementara rakyat suffering akibat kurs rupiah yang terjun bebas, harga pada naik semua, inflasi merangkak naik, gelombang PHK terjadi meluas. Chaos terjadi. Dan kita akan mengulang cerita lama. Ganti rezim namun kita tidak berubah lebih baik..” Kata saya. Ira terhenyak. Kesalahan kami sejak era Soeharto adalah selalu anggap Indonesia akan baik baik saja dan anggap rezim hebat. Daya kritis terhalau karena hope yang berlebihan. Nyatanya hopeless.

Saturday, August 05, 2023

Keadilan bagi diri sendiri.

 


Supir taksi minta izin kepada saya untuk terima telp. Saya mengangguk saja.  Kemudian lanjut membaca news lewat hape. “ Ya, bu. Sabar. Bapak sedang usahakan” Kata supir taksi itu. Berkali dia berkata : sabar bu. Sabar bu. Saya tahu, kata kata sabar itu kalimat terakhir ketika orang tidak tahu jalan keluar. Tidak tahu harus berbuat apa. Tidak bisa melepaskan beban di pundaknya. 


“ Maaf boleh tahu. Tadi istrinya ya pak “ kata saya ingin tahu masalah dia.  Supir itu terdiam. Hidup ini sudah masalah bagi orang kecil. Mungkin pertanyaan saya itu naif. Sayapun tidak berharap jawaban. Setidaknya dia tahu saya punya empati. Itu saja.


“ Pak, putri saya diterima di PTN. Dia anak tertua saya. Saya sudah larang dia ikut test. Karena hidup kami sulit. Saya punya anak empat. Kalau dia masuk universitas, dia harus pindah ke luar kota. Saya harus sediakan biaya enggkos dan makannya. Belum lagi biaya kegiatannya di kampus. Berat pak..” Kata Supir itu. “ Tapi membuat dia gagal masuk PTN, itu beban mental paling berat bagi saya. Mungkin seumur hidup saya tidak akan bisa memaafkan diri saya. “ Lanjtu supir itu dengan suara lirih.


Saya tahu supir taksi itu perlu uang untuk anaknya masuk universitas. Dengan itu, dia punya hope akan masa depannya. Setidaknya dia yakin, anaknya tidak akan bernasip buruk seperti dia. Tingkat pendidikan diyakini oleh semua orang untuk bebas dari lingkaran kemiskinan. Semua orang tua ingin anaknya jadi sarjana agar bernasip lebih baik. Di indonesia sarjana adalah kemewahan. Karena tidak semua  orang punya kesempatan jadi sarjana. Hanya 4,5 % dari populasi yang jadi sarjana. Tapi apakah supir taksi itu tidak tahu bahwa dari 10 lulusan universitas 2 orang jadi pengangguran. 5 orang bekerja kontrak dengan UMR.  Hanya empat orang yang beruntung keluar dari lingkaran kemiskinn. 


Apa pasal? rendahnya index pembangunan manusia. Berdasarkan data human development report yang dirilis United Nation Development Programme (UNDP) , Indonesia masih termasuk dalam negara dengan pembangunan manusia yang menengah dengan peringkat 114. Masih kalah dengan Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Kelas Indonesia soal IPM (70-79) selevel dengan Filipina, Thailand dan Vietnam. 


“ Apa sih yang dimaksud dengan pembangunan manusia ? Tanya teman. 


“ Hobi rakyat membaca itu karena mereka sehat lahir batin. Itulah buah dari pembangunan manusia. Orang haus akan informasi, bukan sekedar tahu tapi terpacu untuk belajar. Potensi yang terpendam bangkit menjadi potensi real. Dari sanalah industri kreatif berkembang. Nah rendahnya literasi rakyat dan mudah terprovokasi media massa dan sosial media, itu bukti rendahnya kualitas pembangunan manusia. “ Kata saya.


“ Literasi itu apa  ?tanya teman lagi.


“ Membaca untuk belajar menganalisa informasi dan pengetahuan, dan menyelesaikan masalah secara rasional.” Kata saya. 


Mungkin teman saya tidak begitu paham. Tapi ketidak pahaman itu juga karena dia termasuk orang yang malas membaca. Perkembangan sosial media membuat orang gemar mendengar channel podcast atau membaca postingan singkat.  Semangat membaca semakin terhalau. Tingkat literasi yang rendah ini membuat politisi hidup nyaman. Karena mereka bisa memproduksi issue yang membuat orang lupa akan ketidak adilan yang bersumber dari politik sebagai panglima. Hukum jadi keset kaki. Mereka bebas membonsai kekuatan oposisi yang berusaha mencerdaskan hak hak politik rakyat.


Saya tidak pernah masuk perguruan tinggi. Tamat SMA adalah kewewahan bagi saya. Itu saya sukuri dengan sangat. Saya bersukur. Ibu saya lulusan sekolah Guru Agama dan pernah 3 tahun di ponpes. Jadi sedikit banyak dia paham agama. Saya belajar bahasa arab dan inggris dari ibu saya. Ibu saya sadar bahwa saya disleksia. Tidak bisa menghapal dengan baik.  Dengan kelemahan saya itu, ibu saya mendidik saya. Tidak melalui pelajaran tata bahasa. Tetapi lewat komunikasi langsung. Sehingga dua bahasa itu bisa saya kuasai. Dengan menguasai dua bahasa itu, saya punya kemampuan belajar secara mandiri.


Yang menarik dan sampai kini jadi dasar saya belajar adalah metodelogi belajar yang diajarkan ibu saya. Pertama. Kamu tidak akan pernah memahami ilmu apapun kalau kamu tidak tahu apa manfaatnya. Kedua, kamu tidak akan bisa memanfaatkannya dengan benar kalau kamu tidak paham mengapa ilmu itu ada. Ketiga, jangan pernah puas dengan pengetahuan yang ada. Sudut pandang pada satu hal bisa beragam. Dari keberagaman itu tidak ada satupun yang pasti benar kecuali Tuhan. Atas dasar itulah jangan pernah sombong dengan pengetahuan yang ada.


Pertama kali saya belajar ilmu marketing dan salesmanship usia 21 saat bekerja sebagai salesman di perushaan Asing. Saya dapat training. Dari sana saya tahu Seni menjual. Tahu pentingnya product knowledge, business process. Setelah berhenti kerja dan terjun ke bisnis, pengetahuan tentang product dan business process terus saya pelajari lewat bergami bacaan dan kursus serta ikut dalam seminar international tentang product knowledge. Dari produk mineral tambang, Agro, jasa logistik , migas, kimia dan biokimia, pharmasi, termasuk produk Hitech saya pelajari dengan tekun. 


Saya juga gunakan kesempatan untuk kursus pajak sampai lulus brevet B. Itu penting agar saya bisa mandiri membayar dan menghitung pajak. Saya juga belajar international trade dengan berbagai metode. Dari metode TT sampai LC, dan terus mendalami counter trade. Saya juga belajar ilmu management modern. Saya hanya Tamatan SMA-IPA. Tentu tidak pernah belajar ilmu Ekonomi dan tidak pernah lulus sarjana ekonomi. Tetapi saya bisa lulus terbaik ketika ikut kursus financial engineering yang diadakan lembaga keuangan multilateral. Sehingga saya termasuk segelintir orang pemegang certificate financial engineering di dunia ini.


Agar saya bisa berinteraksi dengan beragam kelas, Etnis, agama , saya belajar ilmu filasafat dan teologi.  Dengan dasar itu saya tahu mengapa perlu ilmu sosiologi, ekonomi, cultural, agama dan psikoanalisa. Sehingga mudah saya belajar ilmu tersebut. Maka pikiran saya terbuka dan karenanya saya bisa diterima oleh semua golongan di dalam dan luar negeri. Dan begitulah saya membangun network international dalam bisnis. 


Nah hidup saya sebenarnya berproses lewat belajar sepanjang usia. Dari proses belajar itulah saya termotivasi menegakan keadilan bagi diri saya sendiri. Berusaha survival ditengah kehidupan yang memang tidak ramah bagi si tolol dan si lemah. Engga mungkin saya berharap dari manusia untuk keadilan bagi saya. Apalagi berharap kepada pemerintah. Engga mudah memang. Dan bukan too Good to Be true …


Sampai di tempat tujuan. Saya katakan kepada supir taksi. “ Ini kartu nama saya. Suruh putri bapak temui saya.  Mungkin saya akan beri beasiswa untuk dia” Kata saya. Supir taksi itu terdiam. Mungkin tidak percaya sesuatu yang too good to be true. Setelah saya bayar ongkos taksi dan uang tip, saya masuk loby hotel untuk bertemu relasi.


***


Sorenya saya dapat telp dari seorang wanita. Dia perkenalkan dirinya sebagai putri dari supir taksi itu. Saya minta dia datang ke kantor saya di Jakarta Barat. “ Saya bayar uang kuliah kamu sampai tamat. Tetapi  biaya hari hari kamu tidak saya bayar. Gimana ? Kata saya. 


“ Terimakasih pak. Dhea akan kerja apa saja untuk hidup hari hari. Tidak akan bebani orang tua Dhea.” Katanya. Saya lihat matanya dan saya tidak perlu curiga dan ragu. Karena setiap orang perlu kesempatan untuk melewati hidupnya. Namun saya tidak akan memberikan kemudahan untuk itu. Tuhan telah memberikan akal dan kercerdasan spiritual untuk dia survival. Itu lebih dari apa yang saya beri. Benarlah, empat tahun kemudian, saya dapat kabar dia lulus jadi insinyer TI. Dhea pulang ke kampung neneknya di Jateng. Dia membuka home industri natadecoco. Ijasahnya di simpan aja di lemari. Produknya dijual lewat koperasi Ponpes. 


Setahun usaha itu digelutinnya. Dhea datang ke saya mengajukan proposal bisnis bangun pabrik minuman ringan dari Cincau. Saya miinta Yuni mitra saya di GI  untuk follow up proposal bisnisnya. Minuman ringan dari bahan cincau itu sebenarnya minum tradisional. Proses produksinya tidak rumit. Itu hanya tiga tahap proses. Mengeluarkan serat dari daun cincau lewat mesin press dicampur air hangat. Kemudian masuk ke mesin mixer untuk dicampur dengan tepung tapioka. Setelah itu masuk proses kemasan tinplate lewat tekhnologi seaming dan sealing standar FDA. Saya bangun pabrik di Malaysia.


Tapi menjualnya masuk pasar premium, itu tidak mudah. Saya  arahkan Yuni untuk memotivasi Dhea untuk memenuhi standar kepatuhan pasar ekspor yang berkaitan dengan standar higines.  Dhea perlu setahun untuk mendapatkan sertifikasi dari "Standards and Criteria for Food and Additives" yang diterbikan the Food Sanitation Act, and the standards for pesticide residues dari jepang, Eropa, Korea dan China. Dhea perlu kirim sample berkali kali dan terbang ke negara tujuan ekspor. Bahasa inggrisnya bagus sekali dan itu sangat membantunya dalam berkomunikasi. Dia juga orangnya ramah. Jawa banget. Dhea dibantu consultant international untuk mengeluarkan sertifikasi audit terhadap proses produksi HS code 2202.90. Tentu perlu kesabaran.


Setelah setahun barulah kami dapat sertifikasi. Tapi belum tentu sukses menjual. Kami harus membujuk mitra distributor dan agent lokal untuk membantu kami memasarkan produk tersebut. Kami harus berani mengirim 3 bulan hasil produksi tanpa dibayar. Memang kami memilih business model tanpa branded. Tapi kemitraan dalam marketing chain. Jadi kami tidak menanggung biaya promosi dan stok tapi kami harus berinvestasi dalam strategi promosi oleh mitra.


Setelah 4 tahun berdiri kami sudah punya mitra marketing chain untuk 6 branded di China, Korea, Jepang dan Singapore, termasuk Indonesia..Mengapa kami pilih Malaysia untuk proses produksi? karena malaysia punya Supply chain financial bagi petani yang memasok bahan baku kepada pabrik. Jadi kami tidak perlu repot bina dan modali suplier. Dan tidak perlu ongkos untuk stok bahan baku.  Dan setelah berkembang, dia menjadi  mitra dan direktur GI pada unit bisnis di luar negeri, Malaysia. Dhea sukses. Mengapa saya katakan sukses. ? Adik adiknya dia bina sama seperti saya membinanya dan kedua orang tuanya dijaganya. Dhea tetap hidup sederhana.


Kemudahan bisa melemahkan orang. Kalau dia lemah, di akan menghadapi banyak kesulitan.  Kesulitan dibalik kesulitan adalah survival,  yang bisa membuat orang kuat. Namun kekuatan karena kemudahan membuat orang mudah melakukan apa saja. Dan akhirnya melemahkan dirinya. Tapi saya percaya, orang yang berproses melewati beragam kesulitan, dia akan suskes dalam arti sesungguhnya. Dia akan tetap Focus kepada kebutuhan saja, abaikan keinginan. Nah saat itulah dia bersiap menjadi sebaik baiknya kesudahan.


Friday, August 04, 2023

Bajingan..

 



Saya perlu lawyer untuk urusan akuisisi perusahaan pharmasi. Target sebenarnya adalah NF Industries. Perusahaan yang berkembang karena obat penurun berat badan. Mereka punya banyak portfolio untuk obat obesitas. Tapi persaingan pada obat ini memang keras. Ongkos promosi dan killing product terjadi meluas pada sesama pesaing. Setidaknya NF sudah punya branded dan pusat logistik di beberapa negara. Itu lebih membantunya tetap eksis. Namun saya tahu karena itu anggaran riset semakin berkurang. Portfolio obat yang dimilikinya hampir kalah di pasar bersaing.


Saya temui lawyer khusus akuisisi di London. Saat pertama kali saya datang ke kantornya yang mentereng di Dockland, kesan saya dia sangat menghormati saya. Mungkin karena rekomendasi dari Fund Manager di Frankfurt. Elena, memang ramah dan cantik. Itu saya tahu selama pembicaraan. Dia pendengar yang baik dan bertanya dengan taktis. Tak  butuh lama saya menjelaskan apa agenda saya. Dia sudah paham. “ Saya akan pelajari rencana anda itu. Dan menyusun langkah strategis secara legal untuk deal dengan mereka.” Katanya.


“ Saya maunya deal sekali pukul. Tidak mau berlarut larut dengan negosiasi yang melelahkan. “


“ Saya paham. Anda tidak suka gaya orang Eropa yang bermain main dengan waktu untuk menjadi pemenang.” katanya


***

Sebulan kemudian Elena minta bertemu dengan saya di London. Dari Hong Kong saya terbang ke London. Saya undang dia makan malam di Ritz London. “ Saya sudah pelajari profile dari NF industries. 2 pemegang saham pengendali terhubung dengan keluarga  kerajaan Arab, KSA. Perusahaan ini sudah merugi sejak tiga tahun lalu. Walau saham mereka sudah jatuh 40% dari harga perdana, namun saham mereka masih tergolong bagus. “ 


“ B, “ seru Elena. “ Saya tahu kamu mengelola Perusahaan ekuitas. Skema bisnis tidak jauh dari hedge fund. “ Katanya memperlihatkan financial capability dari perusahaan saya. “ Ini dana  berasal Global Bond dari pasar 144 A (S).”  Dia tersenyum penuh arti kepada saya. Saya tetap menatap sambil menyandar di kursi.  Saya tidak merasa dikuliti. Tapi saya  puas. Karena telah memilih lawyer yang tepat. 


“ Pertanyaan terakhir dari saya. Mengapa kamu tertarik beli perusahaan ini? Tanya Elena. “Apalagi kamu minta sekali pukul selesai.” Katanya lagi.


“ Tidak perlu saya jawab. Lakukan misi kamu. “  Kata saya tersenyum dan menuangkan wine ke cangkirnya. Dia menerima dan meminum seteguk wine itu.  Dia terdiam. Tapi saya tahu dia sedang berpikir keras. “ Berapapun harganya ? Tanyanya. Saya senyum aja.


***


Tiga bulan kemudian, saya bertemu lagi dengan Elena. Saat itu saya sedang di Boston. Saya kirim private jet ke  London untuk jemput dia. Saya baca news. Harga saham NF di LSE terus naik. Padahal proses akuisisi belum berlangsung. Ini semakin sulit jalan akuisisi. Elena datang ke suite room hotel saya. “ Saya sudah bicara dengan Pemegang saham pengendali. Tidak ada response dari mereka. Saya juga bertemu dengan Kreditur. Berusaha meyakinkan mereka. Tapi kreditur malah menentang keras. “ Kata Elena.


“ Dan karena itu harga saham mereka di LSE naik? kata saya mengerutkan kening. Elena terdiam. Saya tunggu dia menjawab.


“ Saya juga bingung. Kenapa harga saham naik? Tapi penawaran saya kepada mereka terlindungi oleh UU kerahasiaan. Saya sudah laporkan kepada Otoritas bursa sebelum negosiasi.” Katanya berusaha meyakinkan saya bahwa tindakannya terukur dan tidak melanggar hukum.


***

Tiga bulan kemudian, saya dapat kabar dari Elena bahwa pintu pre negosiasi dengan NF tertutup sudah. Sementara harga saham NF di LSE terus bubble. Dia terbang ke Hong kong khusus untuk minta maaf. Saya temui dia pada acara makan malam di Hong Kong Financial Club. “ Maafkan saya B” Katanya mengawali. Saya senyum aja dan keluarkan bank draft dari balik saku jas saya untuk bayar fee dia.


“ Tapi B, “ Serunya “ Ini ada Donatun. Perusahaan baru rintisan bidang riset obat. Perusahaan ini sedang melakukan riset sintetik hormon peptida 1 mirip Glukagon yang membuat orang kenyang. Obat ini disukai konsumen. Karena efektif menurunkan berat badan ditengah kebebasan financial dan kemakmuran. Orang jadi beralih kepada makanan sehat walau sedikit. Itu sudah kenyang. “ Katanya berusaha melapangkan hati saya atas kegagalan itu.


“ Bagaimana kamu bisa bertemu dengan mereka ? Tanya saya. 


“ Melalui angel investor. Mereka tahu saya sedang memburu target big pharma” 


“Apa alasan mereka ?


“ Mereka kehabisan dana untuk riset. “ Kata Elena. Saya tatap dia sekilas sambil menghabiskan steak di piring saya. Kemudian saya letakan sendok di piring. “ Urus saja. Saya setuju “ kata saya sambil hisap cigar.  “ Berapa lama proses nya ? tanya saya.


“ Tidak lebih sebulan sudah financial closing” 


“ OK. lakukan “ kata saya singkat.


***

Benar. Tidak lebih sebulan financial closing. Harga deal USD 15 juta. Saya injek lagi modal sesuai anggaran riset sebesar USD 30 juta. Otomatis pemegang  saham pendiri delusi. Saya masih kuasai saham 90%.  Elena senang. Dia dapat fee USD 3 juta. Ini perusahaan tertutup. Tapi untuk dapat izin akuisisi perusahaan pharmasi tidak mudah. Butuh keahlian legal meyakinkan otoritas.


***

Setahun kemudian, Elena datangi saya di Hong kong. Dia langsung ke kantor saya. “ B, kamu jahat.! “ katanya. Saya tertegun. Mengapa dia langsung marah.


“ Setelah pengumuman kepada publik hasil riset Donatun. Tak lebih sebulan, sudah ada pengumuman dari media massa hasil RUPS penjualan NF kepada Palma Investmen. Saat itu harga sudah jatuh ketitik terendah. Saya investigasi, ternyatra Palma Invesment itu terhubung dengan kamu.” katanya dengan wajah kecewa. “ Mengapa kamu trap saya” Katanya.


Saya berdiri dari kursi kerja saya. Saya duduk di sofa. Elena pindah duduk ke Sofa. “ Kamu tahu, “ Kata saya dengan menyenderkan tubuh ke sofa. Santai saja. “ NF itu melakukan bisnis ponzy. Neraca mereka poles lewat window dressing yang canggih. Mereka melakukan penjualan kepada shadow distributor. Sebenarnya mengubah stok tidak terjual lewat management cashflow. “ Kata saya.


“ Dari awal kamu sudah tahu  saya akan sulit dapatkan persetujuan dari kreditur. Karena kreditur mereka mendapat jaminan dari Pemegang saham pendiri. Walau tercatat on balance sheet tapi sebenarnya off balance sheet. Makanya keliatan arus kas mereka lancar saja.“ Kata Elena. Dia menyeringai menatap sinis ke saya. Dia menunjuk keatas” Pemegang saham pendiri memang dari awal mendesign bisnis ini dalam  skema ponzy. Itu udah umum pada bisnis pharmasi, sama juga dengan bisnis IT. Kamu tahu itu “ Lanjut Elena. Seakan dia membaca motive saya melakukan akuisisi. 


“ Dan kamu sebenarnya sudah ada komunikasi dengan pemegang saham pendiri lewat fund manager yang terafiliasi dengan mereka. Lewat pre negosiasi yang saya lakukan , rumor tercipta. Harga saham melambung. Kamu bantu mereka untuk exit dari dead duck. Setelah itu saham NF mulai jatuh di LSE seiring berita discovery channel atas suksesnya riset Donatun. Berita itu eksis selama 1 bulan. Puncaknya saham jatuh ketitik terendah dan saat itulah kamu lakukan akuisisi NF. Otoritas dan pemegang saham setujui akuisisi itu. Karena bertujuan merger dengan Donatun. Dukungan infrastruktur bisnis NF akan mampu mendongkrak pasar produk Donatun.  “ kata Elena. Saya senyum saja.


“ Kamu sebenarnya dapat uang untuk aksi ini dari pemegang saham NF. Termasuk bayar Donatun sebesar USD 45 juta. Kalian berbagi posisi meraup uang dari kenaikan harga saham senilai USD 1,8 miliar. Tentu akhirnya mengorbankan investor independent, baik investor bursa mapun investor obligasi. Dan hebatnya  kamu sangat yakin dan sabar sampai saya sendiri menawarkan Donatun untuk kamu telan dan sekaligus menjadi magnit mengubah persepsi saham NF yang sudah dead duck menjadi exciting “Lanjut Elena.


“Dan kamu bukan hanya dapat uang dari aksi ini, tetapi juga dapat saham dari hasil merger NF dan Donatun.” Kesimpulannya. “ Ini sudah konspirasi yang melibatkan fund manager, media massa, influencer dan lembaga survey market. Kalian memang bajingan! “ Lanjut Elena dengan geram. Menurut saya itu kegeraman intelektual atau tepatnya fustrasi. Karena merasa pintar tapi dibegoin sama pemain.


Saya senyum aja tanpa mau komen. Biarkan saja dia dengan analisa dan opininya. Apa urusan saya?. Dia mau marah dan benci saya, bahkan mengumpat saya bajingan. Saya tidak peduli. Dia bukan siapa siapa dan dia hanya orang yang saya bayar. Saya hidup tidak butuh citra dan pujian. Dunia saya bukan utopia


***

Setahun kemudian, Elena mengundurkan diri sebagai associate lawyer di kantor law firm nya di London. Dia memlih bergabung pada unit business saya bidang asset management di Swiss. Dia pun merelakan diri jadi team predator. “ Saya butuh uang dan kaya.” Katanya ketus saat bertemu dengan saya di Bern, Swiss. Tapi ketus nya tidak menghalangi kemanjaannya masuk dalam selimut saya…


MyDiary, Wintertime, swiss 2012. Place and name is fiction only.

Uang kuliah Mahal...

  Saya ada janji dengan teman banker untuk meeting di sebuah Hotel. Dengan menggunakan taksi saya menuju tempat meeting itu. Saya merasakan ...