Friday, February 28, 2025

Mencintai si miskin

 




2019…


SIDC punya  Asset Management Group di NY.  Saya dirikan tahun 2009 bersama mitra saya yang pernah berkarir di DTCC. Tahun 2019 saya terbang ke NY. Saya meeting dengan Tom,  CEO AMG dan dihadiri oleh semua kepala devisi nya, diantaranya Mia dan Teresia.


“ B, kami harus berani mengatakan bahwa rencana kamu masuk dalam pembelian surat utang Libia. Itu sangat beresiko. Negara itu belum jelas sejak chaos tahun 2008“ Kata Tom mengawali pembicaraan. Saya perhatikan dia memaparkan data sebagai dasar Analisa. Kemudian didukung oleh Mia dan Teresia. Juga lainnya. Semua menolak rencana saya.


Saya tatap mereka satu persatu. Saya senang mereka berani melawan saya. Ini artinya system check and balance yang saya bangun di semua unit SIDC berjalan baik.


“ Baik saya beri argumentasi. “ kata saya. Saya keluarkan file  dari hape saya dan kirim ke disk computer untuk slide proyektor.


“ Perhatikan economic complexity index Libia dalam 5 tahun kebelakang. Walau masih rendah, namun trend nya udah positif. Beda dengan Indonesia yang negative. Itu artinya Libia membuka industrialisasi yang lebih complex terutama dalam memanfaatkan sumber daya nya. Tentu ini berkaitan dengan policy yang kuat dan compatible dengan international. Nah ini forecasting yield obligasi dalam 5 tahun kedepan.” Kata saya  seraya  tampilkan trend lewat graphic.


Mereka saling tatap. “ Anda benar B. Kami lupa soal Analisa trend ECI. “ Kata Tom.


“ Ok pertajam data saya itu. “ Saya tatap Mia dan Teresia. “ Coba kalian hitung secara algoritma. “ Teresia langsung menggunakan whiteboard. Dia hitung secara matematika dengan 4 layer probability. “ Perfect! “ kata Teresia. Semua yang hadir dalam rapat saling tatap dan akhirnya menunduk.


“ So go ..Sebelum pasar menyadari, ambil obligasi mereka berapapun yang ada di pasar.  “ kata saya. 


Mereka mengangguk. Rapat bubar. Saya tetap termenung di ruang meeting. Ingat dulu awal mendirikan asset management ini.  Dari tahun 2007 sampai tahun 2009 saya harus melewati proses yang rumit untuk dapatkan izin dan dukungan pembiayaan pendirian Private Equity (PE) Firm. Saya pendatang baru di Wallstreet. Apalagi saya orang Asia keling. Sementara orang China, Jepang dan Korea sudah lebih dulu exist. Tanpa dukungan  Scoth , mantan Direktur DTCC. Tidak mungkin bisa susses.  Scoth pernah jadi Konsultant Pak Harto. Dia memang ahli keuangan. Saya kenal dia dari Esther, sahabat saya yang juga berkarir sebagai banker.


Saya jadikan perusahan terdaftar di Budapest sebagai assignee Share holder. Berkat pengendali dari PE di NY itu saya bisa gandeng mitra straregis seperti SWF China dan AIDA Sehingga SIDC dan Yuan bisa mengakses sumber pembiayaan di jantung bursa keuangan dunia. Pengembangan bisnis bisa cepat dilakukan. Pencapaian itu bukan karena uang. Tetapi berkat asset persahabatan. Investasi terbesar saya ada pada sahabat, yang bertahun tahun saya bina dengan penuh cinta dan rendah hati.



2025 kini…


Saya sedang di jalan mau ketemu teman. Tak berapa lama saya dapat telp berkali kali dari telp ordinary saya. Akhrnya saya terima juga telp “ Siapa ya.?


“ Pak Ale, saya Iis..” terdengar suara wanita. Duh siapa nih wanita. Tapi karena nomor hape saya publish di Blog dan facebook. Mungkin nitizen. Tetapi dia panggil nama kecil saya.“ Ya ada apa ?


“ Saya Iis, istrinya Koh Akok. Saya dapat telp Pak Ale dari blog“ Katanya. Oh saya ingat. Akok teman lama saya. Dia pernah bantu saya. Tentu saya segera ingat Is. Itu selir Akok sebenarnya.


“ Oh ya. Ada apa Is ?


“ Koh Akok udah meninggal sejak 3 tahun lalu. Saya di PHK sebagai koki restoran. Bantu saya Pak. Saya ada tanggungan tiga anak yatim.  Bingung saya. Yang tua mau berhenti kuliah dari PTN di Jawa Tengah. Hidup saya lagi sulit sekali”  Kata Is.


“ Kamu dimana sekarang? Tanya saya.


“ Di Jatinegara. “


“ Beritahu alamat kamu. Nanti orang saya akan jemput.Kita ketemu ya.” Kata saya. “ terimakasih pak Ale..”


Mia telp saya. “ Mr. B, meeting dengan lawyer di Singapore sudah selesai. Tugas saya sudah selesai. Rencana besok pagi saya pulang ke NY. “Kata Mia.


  Mia, kamu ke jatinegara. Nanti saya SMS alamatnya. Kamu tinggal berikan alamat ke supir kamu. Jemput wanita. Bawa ke Café Ritz. “ kata saya.


“ Siap B.”


Belum 20 menit di Café, Mia sudah datang bersama Is. Saya sedang bersama teman elite Partai. Saya permisi kepada dia untuk ketemu mereka. “ Is, kamu mau kerja ? tanya saya.


“ Ya pak Ale. Tolongin saya." Kata is dengan airmata berlinang.

Saya SMS Awi. Wi, carikan lowongan untuk Iis sebagai koki. Sekarang.”


“ Berapa uang kuliah anak kamu ? tanya. Is beritahu jumlahnya.


“ Mia, kamu ada uang Rp. 60 juta. ? tanya saya ke Mia.


“ Ada USD.” Kata Mia seraya serahakan uang USD 5000.


Saya  serahkan uang itu epada Iss. “ Pakai uang ini sekaligus untuk biaya anak kamu ngekos. Nanti hubungi Lina dia akan bantu beri beasiswa anak kamu.” Kata saya serahkan kartu nama lina.


Tak berapa lama. Awi balas SMS saya. “ Ale ada lowongan untuk koki. “


“ Ya udah. Nanti Is gua suruh ke tempat lue. “ Balas SMS saya.


“ OK.”


Saya tatap Is. “ Kamu pergi ke kawasan Petojo ke kantor teman saya. Dia akan bantu kamu dapatkan kerjaan sebagai koki di café. “ Kata saya. Saya beri alamat Awi. Is peluk saya. Terimakasih pak Ale…” Saya senyum aja. Is pergi.


“ Ya udah. “Seru saya ke Mia.  “ Kamu istirahat di Hotel. Besok pagi kan kamu pulang ke NY. Saya ada tamu “ kata saya. Mia peluk saya. Tapi belum sempat Mia menjauh dari table. Saya panggil lagi. “ Mia, temanin saya. Ikut ngobrol dengan teman saya. ” Kata saya. Mia mengangguk dan tersenyum. Saya melangkah ke table teman. Saya kenalkan Mia kepada teman.


“ Ale, sekarang IHSG, SBN, IDR dalam zona merah semua. Terburuk sejak tahun 1998.  Ada apa ini ? Tanya teman.


“ Gejala ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Karena kondisi nya volatile, dan BI bisa tahan kejatuhan IDR,  begitu juga bursa masih menyimpan sentiment positif terhadap kinerja APBN, termasuk rasio utang yang masih terjaga dan pasar yang masih likuid. Namun karena factor ekternal terus memburuk tanpa ada kepastian. Factor internal tidak punya ruang untuk memperkuat fundamental ekonomi akibat ruang fiscal yang sangat sempit. Itu berdampak naiknya Yield SBN.


Yang mengkawatirkan kenaikan beban pembayaran bunga ULN pemerintah mencapai 36,4 persen secara tahunan, namun pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5 persen. Apa artinya? beban utang pemerintah dan BUMN tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi.  Lebih mengkawatirkan lagi beban utang luar negeri itu tela menciptakan crowding out effect. Modal asing diserap BI dan MenKeu lewat SBN dan SBRI, SVBI. Akibatnya menekan sektor swasta dan perbankan karena likuiditas jadi berkurang. Pasar melihat ini. Itu sebabnya IHSG terutama sektor perbankan drop dan IDR melemah " Kata saya.


" Jadi apa yang terjadi sekarang ibarat slow motion dari dua tahun lalu. Terjadi by process yang lambat tapi pasti. Menuju kepada pelemahan likuiditas secara keseluruhan. “ kata teman. 


Saya mengangguk.


“ Indonesia kaya sumber daya alam. Kaya sumber daya manusia, dimana kita dapat bonus demograpi besarnya penduduk usia muda. PDB kita juga besar. Masuk 20 negara terbesar. Artinya modal juga besar. Mengapa kita terus digayuti masalah fundamental ekonomi yang rentan? Lanjut teman.


Saya lirik Mia untuk bantu jelaskan. Mia mengangguk.


“ Masalah ekonomi itu tidak bisa bersandar kepada ekonomi saja. Tidak sekedar melihat angka kekayaan SDA, SDM dan PDB. Banyak negara kaya SDA seperti Venezuela dan Afrika, toh akhirnya jadi negara gagal. Bahkan yang punya peradaban maju dari segi sains seperti Inggris dan Jepang juga sedang suffering men-delivery tanggung jawab state welfare. Kita harus pahami bahwa masalah ekonomi adalah hal yang sangat complex” Kata Mia. 


“ Bisa jelaskan? kata teman.


“ Selama ini kita kan mengukur kinerja ekonomi dan fundamental ekonomi dari rasio makro ekonomi, seperti PDB. Itu mereduksi output suatu negara menjadi satu variabel agregat. Itu bias. Misal PDB Indonesia tinggi. Tapi itu hanya ditopang oleh 9 komoditas unggulan saja, yaitu CPO, Batubara, Nikel, Timah, Aluminium, Tembaga dan produk pertaniannya. Dan yang menikmati hanya segelintir saja. Itu ditandai dengan tingginya GINI rasio.


Paradigma itu harus dirubah. Bukan lagi besaran PDB yang jadi ukuran. Tetapi keragaman produk merupakan hal yang penting bagi pembangunan ekonomi. Artinya, PDB engga apa apa rendah. Asalkan keaneka ragaman produk sangat banyak dan terdiversifikasi sengat luas. Tentu banyak juga yang berpartisipasi. Dari kelas kecil sampai besar. Ini jauh lebih baik dan inklusif dibandingkan dengan PDB tinggi tapi produk terbatas.” Kata Mia.


“ Mengapa ? Tanya teman. Saya menyimak saja.


“ Karena keragaman produk suatu negara mencerminkan keragaman pengetahuan berbasis penelitian, kemampuan, resilient dan flexibility.  Artinya Program pendidikan dengan standar moral etika untuk bersaing secara terhormat disegala bidang dan pembangunan manusia yang punya kepribadian mandiri sukses dilaksanakan. Itulah sebagai modal untuk terjadinya pertumbuhan iklusif dan berkelanjutan. Pemahaman ini dikenal dengan istilah complexity economy, yang tingkat keberhasilannya diukur dari ECI atau economy complexity Index. “ Kata Mia.


“ Boleh tahu berapa ECI Indonesia di dunia.” Tanya teman.


“ Tahun 2023, Peringkat ECI Indonesia 65 dari 132 untuk perdagangan.  Pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat 48 dari 140 negara untuk penelitian. Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 63 dari 96 negara untuk teknologi.  ” Kata Mia.


“ Mengapa rendah sekali ? tanya teman mengerutkan kening.


“ Ya itu tadi yang saya maksud. Ekonomi Indonesia kurang kompleks dibandingkan negara lain, jelas kalah jauh dengan negara G20.  Penyebabnya karena kekurangan diversifikasi product yang jadi andalan. “ kata Mia tersenyum.


“ Solusinya apa ? tanya teman.


“ Ya riset untuk melahirkan beragam produk. Nah Indonesia kan kaya SDA. Ya cobalah lakukan riset untuk melahirkan deversifikasi produk lewat downstream industry. Engga perlu mengejar target skala besar. Kecil engga apa apa. Tetapi bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat dengan tekhnologi tepat guna. Semakin bergam produk dan semakin beragam masyarakat terlibat semakin tinggi ECI Indonesia. “Kata Mia. Teman saya terdiam. Saya senyum aja.


“ Boleh tahu. Problem Indonesia itu apa ? tanya teman lagi.


“ Dari sejak era orde baru kita terjebak dengan teori trickle down effect. Ciptakan orang kaya lewat pelonggaran moneter agar orang kaya bisa meneteskan kekayaannya kepada orang miskin. Dampak dari pelonggaran moneter itu melahirkan sekuritisasi asset yang menganggap greed is good. Aibatnya moral hazar terjadi di pasar modal dan pasar uang. Melemahkan sector perbankan dengan banyak nya corporate zombie dalam portfolio creditnya.


Bahkan mencemari elite dengan mind corruption lewat APBN ekspansif yang dibiayai dari hutang. Akibatnya tidak lagi focus kepada pembangunan bagi semua. Yang ada pembangunan bagi segelintir orang. Nah saat itulah oligarki masuk. Mengendalikan politik. Rakyat kebanyakan terabaikan. Karena oligarki perlu orang miskin untuk jadi buruh dibayar murah. Perlu orang miskin yang mudah menyerah melepas lahannya untuk kapitalisme. Rentetan kasus sengketa agraria dari tahun ketahun terus bertambah. Bukan masa depan yang cerah kalau ini terus dilanjutkan ” Kata Mia. Teman terdiam. 


" Jadi membangunlah dengan spirit cinta. Cintai si mikin. Berhentilah korupsi. Peradaban akan bergerak maju dan Tuhan akan jaga bangsa ini siang dan malam." Lanjut Mia. Hening sejenak dalam kekakuan. Saya permisi undur diri. Teman tersenyun dan segera menyalami saya dan Mia. Terimakasih Ale sudah sempatkan ketemu" Kata teman.


***

Mia tatap lama saya dengan raut tanda tanya. “ Siap is ? tanya Mia.


“ Is korban PHK. Dia single parent. Membesarkan tiga anak yatim. Dia datang ke saya begitu saja. Tentu itu karena Tuhan. Dan kalau saya tolak membantu dia, itu sama saja saya berperang dengan Tuhan. “ Kata saya.


“ Ternyata bukan hanya saya yang bapak tolong. “ Kata Mia menganggu angguk. “ Jadi, engga bisa baper kalau dapat kebaikan bapak” kata Mia tersenyum.


“ Emang kamu baper dengan saya Mia ? tanya saya.


Mia tersenyum dengan wajah merona. “ Kalau engga baper, pasti bego “ katanya lirih. “ Come hug me” Kata saya. Mia langsung peluk saya. “ Kalau bapak tidak bantu saya, mungkin saya udah jadi pelacur seharga USD 30. Tapi berkat ketemu bapak. Sekarang saya bergaji USD 3 juta setahun. Berkarir di Jatung kapitalis New York. “ kata Mia berlinang airmata.


“ Nanti uang kamu saya bayar. “ Kata saya.


“ Engga usah pak. Beri Mia kesempatan menjadi bagian dari kebaikan bapak. Dan uang Mia banyak kok. Gaji Mia utuh. Semua fasilitas apartement dan kendaraan dibayar kantor. “ kata Mia merebahkan kepalanya dipundak saya. " Pak Tom CEO AMG NY sangat hormat kepada bapak. Dia bilang bapak mengelola bisnis dengan cinta. Semua orang membayar loyalitas karena spirit cinta itu.. " Sambung Mia.


"Ah Tom terlalu berlebihan." kata saya kibaskan tangan.


" Tapi kalau ingat bapak lagi marah. Duh sangat menakutkan. " Kata Mia tersenyum.


Saat akan berpisah di lobi. “ Pak, semua Analisa bapak tepat soal Libia. Ekspor to GDP mencapai 68%. Industri downstream oil and gas tumbuh pesat. PDB tumbuh dua digit tahun 2022. Kita untung besar dari obligasi Liibia yang 6 tahun lalu kita trade dan structure. Net income structure asset AMG udah USD 3 miliar. Itu artinya dalam 6 tahun net profit 100%. " kata Mia. Saya udah tahu dari laporan rutin. Saya senyum aja. 


" Tahun 2020 saat COVID kita beli oblgasi Laos dan Rwanda. Cuan besar lagi sekarang. Ya copy paste dengan strategi investasi bapak" Lanjut Mia.


“ Engga nyangka boss dan juga mentor Mia yang  dalam keseharian nya pendiam ternyata something else. “ Kata Mia. Saya diam aja.


“ Kalau ingat bapak bicara financial engineering 6 tahun lalu, di NY,  kadang membuat Mia …Suara Mia tertahan.


“ Kadang membuat apa ? tanya saya mengerutkan kening.


“ Horny ..” kata Mia dengan wajah bersemu merah.


“ Ah kamu. “ kata saya sentuh jidat dia.” Kalau ingat itu, justru jadikan inspirasi kamu untuk terus belajar. “ Kata saya tersenyum.

“ Ya pak. Maafkan saya. “ Kata  Mia. Saya  melambaitkan tangan untuk segera pergi untuk sholat di PP. Di usia menua ini saya bersukur karena saya telah tunaikan janji kepada sahabat saya yang telah berkorban banyak untuk saya. Dan terakhir saya bisa tunaikan janji kepada istri untuk selalu ada waktu bersamanya. Walau hidup sederhana, saya tidak menyesali jalan hidup saya. Kecuali rasa syukur kepada Tuhan


Friday, February 21, 2025

Bisnis model...

 



Tahun 1990 saya bangkrut. Pabrik karton saya yang bermitra dengan teman dari Korea di hostile. Dari tahun 1985 sampai tahun 1990 saya jadi pedagang, termasuk rekanan pemerintah. Dari laba itu saya bangun pabrik karton. Bisnis rekanan pemerintah saya tinggalkan. Karena mengikuti hati nurani. Tetapi setelah bankrut. Saya tidak punya uang untuk modal usaha. Ya saya balik jadi salesman aja dulu.


Dulu tahun tahun 90an, pemerintah sedang menggalakan PMDN. Pemerintah memberikan banyak fasilitas kepada PMDN. Kredit investasi dari Bapindo. Kredit modal kerja dari BDN. Belum lagi kebebasan tarif, seperti bebas bea impor untuk barang modal. Proteksi pasar dalam negeri. Hebat. Tapi apakah mudah dapatkan PMDN?  tidak. 


Engga ada uang pelicin itu jadi tembok besar. Engga ada colltateral, jangan berharap dapa kredit bank. Jadi untuk apa semua fasilitas itu, kalau tidak mudah diakses.? Ya begitulah dunia. Sementara segelintir orang dari etnis China mudah aja dapat credit bank.


Satu waktu saya dapat peluang dari encek encek di Glodok. Dia mau beli mesin genset impor. Udah capek saya cari barang tapi tetap tidak ada. “ Kalau balang itu jelas dan mudah dapatin, ngapain wo suruh lue olang cali. Bego.! Kata encek itu saat saya katakan saya nyerah.


“ Ya koh, saya memang bego.” kata saya lemas.


“ Sini wo kasih tahu. Biar lue olang engga tolol banyak. “ Kata encek itu dengan wajah serius. “ Lu olang ulus izin PMDN. Bilang lue olang mau buat pablik dan perlu mesin genset. Nah kalo izin PMDN kelual, lue olang datang ke wo. Wo yang bayal impor genset tapi pakai bendela lue olang“


“ Terus saya dapat apa ? Koh”


“ Lue olang muda banget. Pantas tolol. Itu kalau dapat izin PMDN lue olang dapat bebas bea masuk. Itu besal lo. 80%. Lue olang ambil 40%, Wo 40%. Ngelti? “ katanya. Saat itu usia saya baru 27 tahun.


“ Tapi kan boong itu koh “ Kata saya cepat.


“ Lue olang itu miskin, tolol lagi. Apa ada cara lain yang engga boong untuk dapat modal bisnis? “ Katanya ketus. 


Walau kata kata itu pahit namun saya tercerahkan. Langsung saya urus iZin PMDN. Tetapi tidak mudah. Tanpa FS engga bisa ajukan izin PMDN. Saya engga ada uang bayar konsultan. Saya harus belajar sendiri buat studi kelayakan (FS) bisnis.. Saya juga harus cari akal agar bisa dapat akses ke pajabat BKPM. Maklum saya engga ada uang untuk sogok mereka. Saya perlu kerjasama. Bayar belakangan. Untung saya bisa kenalan dengan orang punya akses tetapi bukan pengusaha. Dia hanya selir pejabat. Ya itu aja saya manfaatkan.


Benarlah. Izin PDMN keluar, encek itu beri saya cash 40% dari harga mesin. Dari bisnis ini membuat otak reptil saya menyala. Saya lakukan berkali kali. Pabrik engga pernah berdiri. Wong cuman pakai izin beli mesin bebas bea aja kok. Dan yang penting pergaulan international saya dapat. Tahu celah dapat uang mudah. 


Dalam setahun saya sudah dapat modal lagi. Saya ajukan kredit investasi kepada Bank untuk bangun pabrik garment dan casava crackers. Bank hanya mau berikan kredit investasi beli mesin. Tanah dan bangunan tidak bisa. Ya saya terbang ke Singapore. Bicara sama teman agar dia buat performa invoice jual mesin dengan harga markup 3 kali lipat. Bank setuju buka LC ke Singapore. Singapore transfer LC itu ke Taiwan sebagai real saler. Saya dapat hampir 200 % dari harga mesin. Dari keuntungan mark up itu, saya gunakan untuk beli bangunan dan tanah pabrik.


Setelah pabrik berdiri, otak reptil saya semakin menyala. Saat itu pemerintah punya program kredit ekspor. Dengan setor jaminan hanya 2%, kredit modal kerja cair asalkan ada L/C. Saya tebang ke Singapore bertemu agent. Minta mereka buka L/C untuk produksi saya. Harga diskon. Dia senang. Bank saya terima L/C dari Singapore. Kredit modal kerja cair. Duit lagi. Dari 10 L/C yang saya delivery hanya 2. 8 nya saya kantongi duitnya. Bank diam saja karena saya lakukan itu dengan skema ponzy.


Dengan cepat saya kaya. Hanya tiga tahun sudah makmur. Waktu itu tidak banyak sarjana jadi pengusaha. Tidak banyak yang punya wawasan international kecuali etnis Tionghoa. Jadi praktis tidak ada kompetisi. Saya kerja keras siang malam. Namun badai krismon melanda. Saya sadar diri. Karena ambil bagian dari kerusakan ekonomi negara. Saya tak mau ngemplang utang. Semua asset saya jual untuk lunasi hutang. Sayapun bangkrut. 


Sementara teman teman gunakan skema solusi krisis moneter sebagai peluang dapat uang mudah. Bank sehat dibuat sakit agar dapat KLBI dan BLBI. Setelah itu bancakin aset BPPN dengan menunjuk para sarjana sebagai proxy untuk ikut lelang. Saya memilih hijrah ke China.  Sampai sekarang hubungan saya dengan teman teman tetap baik. Bahkan ada yang sudah jadi konglomerat. Itu sudah terjalin lama sejak saya muda. Saya tahu kelakuan mereka. Ya TST aja. Saya sudah menua dan berusaha jadi orang baik saja.


***


Hari minggu saya ke Singapore ketemu dengan Tom, CEO AMG-SIDC, NY. Saya didampingi oleh Risa, Director SIDC holding. Usai meeting dengan Tom, saya ajak Risa nongkrong di café sebelum terbang ke Jakarta. Kami memilih tempat di Peony Jade Riverside café. Amprokan dengan Anwar. Dia teman lama saya yang kini berkarir di politik. “  Ale, kemana aja. Lama tak jumpa. " Sapanya seraya mengkul saya. " ada business meeting ke mari? Tanya Anwar. 


“ Ah engga. Ini direktur saya. “ Kata saya kenalkan Risa. “ Hanya mau santai aja..” Kata saya.


“ Kalau gitu gabung di table kami aja.” Katanya. Saya lirik ada 3 orang. Kebetulan saya kenal semua. Itu teman masalalu saya tahun 90an. Saya kenalkan Risa kepada mereka. Risa menyerahkan kartu nama kepada mereka satu persatu.


“ Ini holding company ya bu.” Kata Akhiat baca kartu nama Risa. Risa mengangguk. .” Holding company itu sama dengan group ya? Tanya Akhiat.


“ Beda. Holding company didirikan karena business model. Sementara group sama dengan konglomerat yang didirikan karena modal. Kalau holding company bertujuan untuk terciptanya sinergi dan kolaborasi. Sementara konglomerat bertujuan hegemoni. “ Kata Risa.


“ Wah menarik nih. Ilmu baru. Baru ngerti gua beda holding dengan group. Bisa beri contoh apa itu business model? Tanya Akhiat.


“ SQ itu tidak dapat untung dari penerbangan premium. Tetapi dari bisnis cargo. SQ gunakan popularitas plag nya sebagai on time fligh schedule. Dan ini trust tinggi dalam bisnis cargo udara. Itulah bisnis model,” kata Risa. 


“ Terus ada lagi engga contohnya. “ Tanya Achia yang dari tadi menyimak. Risa senyum dan menatap saya seakan minta izin untuk dia bicara. Saya mengangguk dan tersenyum. " Ah santai aja. Bicara aja. Ale teman lama kami, kok. " Kata Anwar.


“Kita tahu kan Plaza Indonesia? Mal di Bundaran HI. " Tanya Risa. Mereka  mengangguk cepat.  " Walau banyak Mall sekelas PI di Jakarta yang sepi dan nyaris bangkrut. Tetapi PI terus untung. Karena mereka engga jual space atau sewakan space pada umumnya. Tetapi mereka jual display product branded. Life style shopping kelas menengah atas.  Jadi penyewa memang tidak bertujuan jual barang tetapi hanya promosi saja. Makanya pramuniaga nya mengenakan setelan keren. PI menjual space dengan value tinggi tanpa peduli mau rame atau sepi pengunjung mal.“ kata Risa. mereka tersenyum cerah.


“ Paham saya sekarang. “ Kata Akhiat. “ Terus gimana bisa ciptakan bisnis model ?


“ Ya itu bisa lewat innovasi dari adanya business process. Contoh, SQ menjadikan Changi airport sebagai Hub Logistik international, Jadi bukan hanya menyediakan cargo tetapi juga menegement logistik. Nah cargo dan management logistik itu kan business process namun menjadi bisnis model ketika disatukan dalam 1 unit business yang tergabung dalam holding company. Waktu belum disatukan. Asset nya hanya akuntasi sesuai harga perolehan. Tapi setelah disatukan menjadi business model. Terjadi revaluasi asset. Nilai asset bisa 100 kali dari book value.


Contoh yang paling vulgar dan mudah dipahami seperti kasus GoTo. Tadinya baik Gojek maupun Tokopedia engga untung. Tetapi lewat business model mereka merger dan akuisisi (M&A) oleh holding company bernama GoTo. Business model mereka adalah pengendali komunitas market place dan jasa transfortasi. Dari komunitas ini, business ecommerce dan payment gateway seperti emoney akan berkembang di masa depan. Sehingga reliable bila asset book value direvaluasi. Dari Rp. 1 rupiah menjadi Rp 300 rupiah. “ Kata Risa.


  Rencana pemerintah membuat super holding company Danatara untuk BUMN memang seperti itu ? Kata Anwar


“ Apa business model nya dari bergabungnya BUMN, seperti Pertamina, PLN, Telkom, dan Bank BUMN? Tanya Risa. 


“ Rencananya energi baru terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, hingga produksi pangan. “ kata Anwar.


“ Itu proyek, pak. Bukan business model. “ Kata Risa tersenyum. 


“ Bisa cerahkan. Gimana business model kalau bicara proyek tersebut? Tanya Anwar.


“ Kita ambil contoh. Business model pertanian berbasis supply chain industry pangan. Kekuatan dari business model ini ada pada SDA pertanian kita yang melimpah. Caranya? engga perlu Danantara bangun estate food atau buka hutan untuk petanian. Itu biarkan saja swasta jalan sebagaiman business as usual. Danantara berinvestasi pada business model aja. " Kata Risa.


" Seperti apa business model itu ? Tanya Anwar.


" Sumber daya itu hanya akan jadi potensi kalau kelancaran arus komoditi tidak terjamin. Jadi harus ada pusat logistik yang modern. Sarana pendukung seperti gudang modern untuk penyimpanan produk pertanian agar tidak mudah rusak dan turun kualitas. Ekosistem financial seperti resi gudang untuk menjamin likuiditas petani dan supply chain financial untuk menjamin likuiditas demand buyer. Warehousing Ecommerce market place agar bisa diakses Industri dalam dan luar negeri yang butuh bahan baku. Data base market atas setiap produk pertanian yang mudah diakses oleh industri maupun petani.


Nah kalau setiap provinsi ada satu pusat logistic, sesuai dengan potensi wilayah masing masing. Dan mudah diakses lewat darat, laut dan udara. Industri agro domestik akan berkembang dengan sendirinya lewat FDI maupun PMDN. Mengapa ? Pabrikan dapat jaminan pasokan bahan baku. Petani dapat jaminan pasar dan likuiditas. Siapapun akan memanfaatkan peluang ini. Kegiatan produksi bergairah dan produktifitas meningkat pesat. 


Indonesia akan jadi pusat supply chain industry agro berkelas dunia dibawah pengolaan BP Danatara sebagai state capitalism. Untuk business model seperti ini tidak perlu modal besar. Yang diperlukan dukungan regulasi atas tataniaga pertanian yang bersih dari rente. Uang akan datang sendiri lewat ekosistem financial agro. " Kata Risa.


" Contoh lain?." Kata Akhiat


" Indonesia punya intangible asset berupa lingkungan strategis SLOC yang diapit dua benua dan dua samudera. Nah create business model Hub Lodistik. Itu akan bisa menarik geostrategis negara sepeti China, AS, Timur tengah  untuk membangun kolaborasi di Hub logistic di empat selat. Malaka, Makasar, Sunda dan Lombok. Itu akan jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkelas dunia, yang tentu akan jadi Kawasan Ekonomi khusus sebagai pusat industry supply chain. Tidak sulit structure financingnya. Pasti akan menarik  bagi investor institusi. " Kata Risa.


“ Oh gitu. Jadi engga perlu modal besar ya” Kata Anwar.


“ Engga perlu. Yang diperlukan trust besar. Dan trust itu berasal dari system management yang akuntable dan transference. Dan dukungan SDM yang punya kompetesi tinggi dan riset bisnis yang kuat seperti layaknya boutique investment” kata Risa.


" Tetapi BPI Danantara itu akan beroperasi seperti Temasek. Apa iya sama" Kata Anwar.


" Beda. Temasek itu  Sovereign Fund Development. Memang didirikan dengan tujuan mengoptimalkan tabungan pemerintah Singapore dari adanya surplus dan berinvestasi pada bidang berkelanjutan yang terkait dengan geopolitik dan geostrategis. Investasi Temasek lebih 50% di luar negeri.  Walau 100% saham dimiliki negara lewat menteri keuangan namun beroperasinya layaknya korporat pada umumnya, ya semacam state  capitalism. 


Temasek tidak dibebani dengan state welfare program. Ukurannya hanya ada pada tingkat return terhadap share pemerintah. Sudah lebih 10 tahun sejak berdiri tingkat return kepada pemegang saham mencapai rata rata 14%  per tahun. 70% asset Temasek Unlisted. 30% nya listed, yang sejak tahun 2003 sampai sekarang valuenya sudah 6 kali lipat. Menjadi kekuatan financial Singapore untuk bisa tumbuh berkelanjutan. 


Sementara Indonesia, sumber dana Holding Danantara kan berasal dari uang pajak rakyat. Dari APBN. Tujuan didirikan sebagai financial resource di luar APBN agar terjadi pertumbuhan ekonomi. Tentu tidak bijak kalau Danantara hanya seeking rent pada proyek PSO dan tentu juga tak elok hanya focus pada proyek profit oriented atau main portfolio saham. 


Akan sangat bijak bila Danantara focus kepada create business model ya, semacam Humanitarian Capitalism, yang tadi sudah saya uraikan. Tanpa mengabaikan laba tetapi tanggung jawab state welfare juga tercapai, misal create job, pemanfaatan tekhologi maju untuk downstream SDA, tanpa mengabaikan kearifan lokal dan kepedulian lingkungan. Sehingga kehadirannya bisa efektif sebagai alat tercapainya pertumbuhan inklusif." Kata Risa.


" Bagaimanapun kan BPI Danantara itu idealisme nya bagus. Setuju engga ? Kata Anwar .


“ Setuju sekali. " Kata Risa.


" Tetapi yang jadi masalah adalah pendirian BPI Danantara di DPR lewat perubahan UU BUMN tidak solid untuk mencapai tujuan ideal itu.” Kata Akhiat.


“ Mengapa ? tanya Anwar. Sekarang Anwar menatap Akhiat dengan kening berkerut. Maklum diantara kami sesama pengusaha gaek, yang Sarjana hanya Akhiat.


“ Kalau tujuannya ingin menjadikan BPI Danantara sebagai sumber pembiayaan di luar APBN, maka peran  Meneg BUMN tidak perlu ada lagi. “ Kata Akhiiat.


“ Kenapa peran Meneg BUMN harus dihapus ? tanya Anwar. Risa diam aja.


“ Ya Meneg BUMN itu kan pemerintah. Kalau BPI Danantara masih bisa diakses pemerintah, ya sulit menghindari moral hazard. Lue tahulah kelakuan elite ” Jawab Akhiat tersenyum kepada Anwar.


“ Bagaimana dengan peran Menteri keuangan ? tanya Achia.


“ Menteri keuangan tetap ada. Tapi perannya bukan wakil pemerintah. Sebagaimana amanah UU Keuangan negara No. 17/2003, dia  wakil negara di Danantara. Tidak ambil bagian dalam kebijakan operasional. Hanya sebagai pemegang saham pengendali atas dasar UU” Kata Akhiat.


“ Benar.  BPI Danantara itu harus jadi Lembaga independent seperti BI, OJK ya. Tidak bisa di-intervensi pemerintah dan politik. Danantara focus aja kepada fungsi mereka sebagai pelaksana UU dan bekerja dengan standar good governance.” Kata Risa. Anwar diam aja.


“ Terus, yang menentukan eksekutif dan pengawas BPI Danantara siapa ? tanya Achia.


“ Ya, seharusnya lewat Paninita seleksi. Seperti halnya di negara maju. Panitia seleksi ini ada 9 orang. 3 dari DPR dan 6 dari civil society. Jadi tidak dominan politik. Nah dari 6 civil society itu terdiri dari kalangan kampus 2 orang. 2 dari wakil buruh dan tani. 2 lagi dari professional. Prosesnya dilakukan secara transfarance. Sehingga publik juga ikut menilai. Kalau ada calon eksekutif Danantara atau pengawas Danantara cacat moral, publik akan teriak. Pasti gagal dia maju“ Kata Risa.


“ Terus gimana dengan pengawasan kebijakan investasi ? Katanya engga diaudit oleh BPK.” Tanya Achia.


“ Kan dalam BPI Danantara ada dewan pengawas.  Nah dewan pengawas kan  punya organ komite investasi dan komite audit. Mereka bertanggung jawab kepada UU, bukan kepada pemerintah“ Kata Risa tersenyum. 


“ Paham gua. Pantas aja publik distrust. Baru tahu gua. Ternyata UU BUMN sebagai dasar pendiran BPI Danatara sudah cacat sejak lahir. Niat udah salah. Engga sesuai dengan idealisme Prabowo.” Kata Achia. 


Saya senyum aja. 


" Kompromi politik untuk mengakses BPI Danantara itu akan sangat kental. Maklum tiap elite kan piaraan Oligarki. Tentu kita kita dulu yang akan menikmati kue modal dari Danantara. “ Sambung Achia tersenyum.


" Kalau begitu akan sulit dapatkan trust seperti Temasek yang AA Rate " Kata Risa menimpali.


“Dan lagi untuk bisa membangun bisnis model berkelas dunia, butuh eksekutif yang tingkat kompetensi dan reputasi nya juga kelas dunia. Itu yang sulit kita dapatkan. Apalagi belum apa apa semua bicara tentang proyek dan penguasaan asset BUMN. Engga ada program bisnis model seperti yang Ibu Risa katakan." Kata Akhiat .


Saya dari tadi hanya menyimak. Senyum aja. “Ale, bu Risa ini teman anda ya. Coba  anda dan kita semua sepintar dia. Kan bisa hebat kita." Kata Anwar seraya menatap kami satu persatu. " Lah ini kalian sejak era Soeharto sampai sekarang engga berubah. Engga ada transformasi dari dagang ke Industri. Apalagi create business model dengan scale of economic. Bisanya hanya bisnis rente, main impor komoditi, main IUP, main tanah, main kebun, ya rente habis. Udah setua gini kalian engga berubah. Gimana negara bisa maju. Kasihan aja generasi muda. Makanya mereka hopeless. “ Kata Anwar. Kami  tersenyum masam.


" Ibu dari Indonesia kan ? tanya Anwar.


" Ya dari Pontianak. " Kata Risa tersenyum.


" Hebat, walau diaspora tetapi tetap memantau perkembangan politik di Indonesia" Kata Anwar. 


" Walau saya diaspora tetapi darah saya merah putih pak." Kata Risa terseyum


“ Sayang sekali Amoy Kalimantan ini malah jadi diaspora dan kerja sama orang China. Padahal kompetensi dan visinya diatas rata rata” Kata Anwar. “ engga kangen Indonesia.” Tanya Awar. 


“ Usia 30 tahun saya jadi TKW di Hong Kong. Saya ini  double minoritas di Indonesia. Kalau miskin dan tidak perpelajar akan sulit dapatkan kerjaan dan peluang bisnis. Jadi maafkan saya kalau saya terpaksa tinggalkan Indonesia. Bukan saya tidak nasionalis tetapi saya tidak punya kemewahan memilih apa yang saya suka kecuali terpaksa, dipaksa keadaan.” Kata Risa tersenyum Semua terdiam.


“ Kalau gitu gua undur diri aja “ kata saya. Karena udah jam 4 sore. Boarding pesawat saya jam 7.30. Saya pulang ke jakarta dengan pesawat komersial dan Risa dengan privat jet ke Hong Kong.

Jalan Tuhan tidak mudah..

  Amel berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar panthouse, membingkai bayangannya seperti setengah memanjang. Sesaat, awalnya aku hanya...