Seluruh semesta ini tercipta berasal dari satu sumber, yaitu energy. Atau dengan kata lain, dari energy yang tanpa bentuk dan tak terlihat ini lah terbentuk materi dasar. Bagaikan illusion yang kemudian mewujud menjadi substansi alam semesta, universal energy. Dalam renungan tafakur aku membayangkan. Makro dan mikro kosmos bagaikan lautan materi yang terus berkembang karena waktu. Namun satu dengan yang lain terhubung dalam satu ekosistem bernama energi.
Tidak perlu sekolah tinggi untuk tahu. Bahwa tanpa hukum keteraturan atau well organize, tidak akan pernah terjadi semesta ini sebagai sebuah system sunattulah. Jadi tidak ada istilah kebetulan di semesta ini. Itu terjadi by process dan by design. Setiap perbuatan baik akan bertemu dengan kerbaikan juga. Setiap energi positif yang anda tebarkan, positif juga yang akan kembali kepada anda. Begitu pula sebaliknya.
Pada satu event tidak terduga. Saat bertemu dengan Ning setelah lebih 20 tahun tidak berjumpa. Aku tidak terkejut. Sebenarnya antar manusia itu tidak berjarak. Ibarat kata, manusia yang berjumlah bermiliar di planet bumi ini bagaikan lautan ether. Yang satu sama lain terhubung lewat energi.
“ Ning.! Seruku spontan saat bertemu dengan wanita paruh baya yang sedang bersama Balita. Wanita itu menatapku dan segera berlari ke arahku. Dia peluk aku dengan erat. “ Ada apa di Singapore. “ tanyaku.
“ Tika sedang ada acara kantornya di hotel ini selama 2 hari. Aku diajaknya serta untuk jaga cucuku.”
“ Tika ?
“ Ya bang Ale. Lupa ya.? Kalau tidak ada bang Ale, tidak mungkin Tika bisa kuliah. Dan kini Ning sudah menetap di Singapore sejak tahun 2011” Kata Ning.
***
Nuning wanita yang kukenal tahun 1987. Kali pertama mengenalnya waktu dia buka warung kopi di dekat pabrik Kemudian aku usulkan agar dia buka warung itu di dalam lingkungan pabrik. Dia berasal dari Bojonegoro Jawa timur. Dalam usia 20 tahun dia sudah menjanda dengan 1 putri balita.
Menurut cerita, dia sedari balita sudah yatim. Diasuh oleh juragan kaya. Setelah remaja dia dinikahi oleh juragan itu. Itu tujuannya agar dia tidak diganggu oleh anak anak juragan itu. Setahun menikah juragan itu meninggal. Dia dijadikan pembentu oleh anak anak juragan. Belakangan dia hamil. Orang kampung bergunjing. Karena tidak tahu siapa ayah anak yang sedang di kandungnya.
Dia terpaksa pergi merantau ke Jakarta. Anak balita itu dibawanya serta. Sempat jadi pengemis di jakarta sebelum bertemu dengan orang baik hati menampungnya. Orang itu punya rumah PSK di lokalisasi Tanjung Priok. Kerjaan Ning mencuci pakaian wanita PSK. Dibayar sesuai jumlah baju yang dicuci. Berita dia kerja di lokalisasi tersiar di kampungnya. Semakin sulit dia untuk pulang kampung.
Setahun kerja di rumah pelacuran, dia sudah punya cukup uang. Temannya memberi peluang buka warung kopi di dekat pabrik. Dia keluar dari lokalisasi. Alasannya memikirkan keselamatan putrinya. Setahun buka warung dekat pabrik dia bertemu denganku. Aku tawari buka warung di lingkungan pabrik. Sempat tiga tahun dagang. Tahun 1990 pabrik aku jual. Ning diusir oleh pemilik pabrik yang baru. Belakangan aku tahu dia kembali buka Warung di luar pabrik.
Tahun 1999 aku beli pabrik bata di kerawang kerjasama dengan teman dari Taiwan. Aku dapat kontrak off taker dengan BUMN kontruksi. Tahun itu juga kebetulan Nuning telp aku di rumah. Anaknya, Tika harus masuk rumah sakit. Dia tidak punya uang. Aku bantu membawa anaknya ke rumah sakit Bekasi. Setelah itu aku tawarkan dia tinggal di Mess pabrik bata di kerawang. Tugasnya jadi ART. Dia senang sekali. Karena anaknya bisa ikut dia. Di pabrik dia juga buka kantin untuk karyawan.
Tahun 2002 pabrik itu aku jual karena mitraku orang Taiwan itu meninggal. Nuning terpaksa harus pindah. Waktu dia cerita mau buka usaha buat kantong kertas. Aku beri dia modal dan uang sewa rumah setahun. Tahun itu juga aku dapat kabar dari Nuning. Tika diterima di PTN. Aku minta Yuni, mitraku yang mengelola bisnisku di Indonesia jadikan Tika sebagai salah satu penerima beasiswa.
Barulah saat itu aku beranikan bertanya soal ayah Tika. “ Boleh tahu Ning. Siapa ayah Tika ?
Nuning lama terdiam. Akhirnya dia berkata “ ayah Tika adalah anak juragan itu mas. Dia perkosa Ning setelah suami Ning meninggal. Setelah itu dia lari ke kota”
“ Kenapa kamu tidak cerita kepada orang kampung soal itu? Jadi orang kampung tidak berprasangka buruk. Tidak mengasingkan kamu." Kataku.
“ Dari balita Ning diasuh oleh juragan dan setelah Remaja kehormatan Ning dijaganya. Walau akhirnya Ning menikah dengan juragan tetapi dia tidak pernah perlakukan Ning dengan kasar. Hutang budi kepada juragan Ning bawa mati. Kehormatan keluarga Juragan, Ning jaga. Soal kezoliman anaknya biarlah Ning tanggung seumur hidup. " Kata nuning berlinang air mata. Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Ning. Karena aku sudah hijrah berbisnis ke China.
***
“Ceritakan tentang Tika yang tidak aku ketahui sejak terakhir kita bertemu.” Kataku kepada Ning.
“ Tahun 2006 Tika lulus sarjana akuntansi. Dia dapat kerjaan sebagai junior akuntan di konsultan International. Ning ikut Tika tinggal di jakarta. 2008 Tika pindah kerja ke perusahaan tambang batubara di kalimantan. Ning juga ikut. Tika dapatkan jodoh di Kalimantan. Mantu Ning sangat hormat dan sayang ke Ning. “ Kata Ning dengan suka cita bercerita.
“ Terus bagaimana sampai Tika dan kamu tinggal di Singapore ? tanyaku.
“ Tahun 2010, Tika dan Suaminya kena PHK. Setahun kemudian, suaminya dapat kerjaan di Singapore. Ning diajak Tika pindah ke Singapore. Tahun 2012, Tika lulus test kerja di Yuan holding unit logistic regional ASEAN di Singapore. Ya beginilah Ning sekarang. “ Kata Ning dengan tersenyum.
" Bang.. seru Ning. " Nama Abang selalu disebut Tika dalam doa. Bahkan dia janji tidak akan pergi ke Makkah sebelum ketemu abang dan sujud di kaki abang" Kata Ning.
" Duh kenapa segitunya ?
" Saat Tika aka menikah. Ning ceritakan masa lalu Ning kepada Tika. Cerita bahwa abang malaikat Ning. " Ning berlinang airmata.
“ Dimana Tika sekarang ? tanyaku.
“ Di dalam ruangan seminar itu. “ Kata Tika menunjuk kuridor hotel Sheraton menuju ruang seminar. Sebentar lagi, aku sebagai mentor Yuan akan jadi pembicara pada acara itu.
***
Aku masuk ruang seminar terbatas di Sheraton Singapore. Piory, CEO Subholding Yuan menyambutku saat masuk ruangan. Dia segera memberi kode kepada MC agar segera memulai acara. Aku tampil di panggung.
“ Salam sejahtera untuk kalian semua. Saya berdiri disini karena permintaan dari CEO kalian. Tidak banyak yang bisa saya katakana untuk mencerahkan kalian. Karena saya tahu, kalian semua adalah team terbaik yang dimiliki Yuan dalam meminpin Unit Bisnis Logistik di ASEAN.
Saya tatap mereka satu persatu. “ Dalam tubuh kita ada darah dan pembuluh darah. Jantung memompa darah keseluruh tubuh dan kebali lagi ke jantung menjadi putaran tiada henti karena adanya pembuluh darah. Bayangkanlah. Tubuh tanpa pembuluh darah. Pasti mati. Bahkan kalau pembuluh darah tersendat, jantung bisa stroke.
Nah darah itu dianalogikan dalam bisnis adalah uang. Sementara pembuluh darah adalah Logistik. Dan jantung adalah mesin ekonomi atau demand and supply. Uang ada, demand and supply ada, tetapi logistic tidak baik. Ekonomi akan jalan tersendat atau loyo. Mudah kena distorsi.
Yuan membangun unit business logistic atas dasar ekosistem ekonomi itu. Mesin ekonomi memang diperlukan modal besar. Membuat pabrik, transfortasi dan Pelabuhan. Semua uang mengalir ke sana sebagai investasi. Namun tanpa dukungan skill logistic berkelas dunia, fungsi infrastruktur itu akan useless. Dan aliran modal jadi tersendat.
Jadi, kalian adalah bagian dari elite global yang bertanggung jawab mengalirkan kekuatan ekonomi global yang efisien dan efektif. Visi dan misi Yuan berangkat dari niat mulia itu. Pahami visi itu dengan baik. Karena tugas kalian meng- implementasikan- nya dengan baik.
Hormati stake holder. Layani mereka sebagaimana kalian melayani keluarga sendiri. Anggap mereka bagian dari tubuh kalian. Kalau mereka sakit, kalian harus lebih dulu merasakannnya. Namun lebih daripada itu jadilah professional yang peduli kepada lingkungan, selalu utamakan moral dan etika. Jangan ada kompetisi yang tidak etis. Kalau ada rekan kerja yang kurang paham, cerahkan mereka. Kalau ada masalah, utamakan kekuatan team menyelesaikannya.
Terakhir dari saya. Cintai keluarga. Sayangi sahabat. Teruslah haus akan ilmu pengetahuan. Selalu rendah hati dengan utamakan kinerja. Terimakasih “
Usai pidato singkat itu aku turun dari panggung. Piory salami aku dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Aku segera keluar dari ruang seminar diantar oleh Piory ke loby hotel untuk langsung ke bandara. Pulang ke Jakarta.
Dari jauh keliatan Tika berlari ke arah ku sampai lobi. Dia berlutut depan saya. “ terimakasih om.” Katanya. Aku angkat bahunya. “ Kamu tidak perlu terimakasih kepada Om. Yang paling tulus berkorban untuk kamu adalah ibu kamu. Jaga dia dengan baik. “ Kataku melirik ke arah Ning yang berlinang airmata.
Tuhan maha Agung. Ning terusir dari kampungnya. Ning terhina dan penuh nestapa di jakarta. Tapi Ning orang baik. Dia tidak melacur demi uang. Dia bekerja keras. Dan akhirnya Tuhan kirim dia ke Singapore untuk berkumpul dengan orang orang baik juga. Subhanallah.