Sunday, January 26, 2025

" Abang, malaikat Ning.."

 



Seluruh semesta ini tercipta berasal dari satu sumber, yaitu energy. Atau dengan kata lain, dari energy yang tanpa bentuk dan tak terlihat ini lah terbentuk materi dasar.  Bagaikan illusion yang kemudian mewujud menjadi substansi alam semesta, universal energy. Dalam renungan tafakur aku membayangkan. Makro dan mikro kosmos bagaikan lautan materi yang terus berkembang karena waktu. Namun satu dengan yang lain terhubung dalam satu ekosistem bernama energi. 


Tidak perlu sekolah tinggi untuk tahu. Bahwa tanpa hukum keteraturan atau well organize, tidak akan pernah terjadi semesta ini sebagai sebuah system sunattulah. Jadi tidak ada istilah kebetulan di semesta ini. Itu terjadi by process dan by design. Setiap perbuatan baik akan bertemu dengan kerbaikan juga. Setiap energi positif yang anda tebarkan, positif juga yang akan kembali kepada anda. Begitu pula sebaliknya. 


Pada satu event tidak terduga. Saat bertemu dengan Ning setelah lebih 20 tahun tidak berjumpa. Aku tidak terkejut. Sebenarnya antar manusia itu tidak berjarak. Ibarat kata, manusia yang berjumlah bermiliar di planet bumi ini bagaikan lautan ether. Yang satu sama lain terhubung lewat energi. 


“ Ning.! Seruku spontan saat bertemu dengan wanita paruh baya yang sedang bersama Balita. Wanita itu menatapku dan segera berlari ke arahku. Dia peluk aku dengan erat. “ Ada apa di Singapore. “ tanyaku.


“ Tika sedang ada acara kantornya di hotel ini selama 2 hari. Aku diajaknya serta untuk jaga cucuku.” 


“ Tika ? 


“ Ya bang Ale. Lupa ya.? Kalau tidak ada bang Ale, tidak mungkin Tika bisa kuliah. Dan kini Ning sudah menetap di Singapore sejak tahun 2011” Kata Ning.


***

Nuning wanita yang kukenal tahun 1987. Kali pertama mengenalnya waktu dia buka warung kopi di dekat pabrik Kemudian aku usulkan agar dia buka warung itu di dalam lingkungan pabrik. Dia berasal dari Bojonegoro Jawa timur. Dalam usia 20 tahun dia sudah menjanda dengan 1 putri balita. 


Menurut cerita, dia sedari balita sudah yatim. Diasuh oleh juragan kaya. Setelah remaja dia dinikahi oleh juragan itu. Itu tujuannya agar dia tidak diganggu oleh anak anak juragan itu. Setahun menikah juragan itu meninggal. Dia dijadikan pembentu oleh anak anak juragan. Belakangan dia hamil. Orang kampung bergunjing. Karena tidak tahu siapa ayah anak yang sedang di kandungnya. 


Dia terpaksa pergi merantau ke Jakarta. Anak balita itu dibawanya serta. Sempat jadi pengemis di jakarta sebelum bertemu dengan orang baik hati menampungnya. Orang itu punya rumah PSK di lokalisasi Tanjung Priok. Kerjaan Ning mencuci pakaian wanita PSK. Dibayar sesuai jumlah baju yang dicuci. Berita dia kerja di lokalisasi tersiar di kampungnya. Semakin sulit dia untuk pulang kampung. 


Setahun kerja di rumah pelacuran, dia sudah punya cukup uang. Temannya memberi peluang buka warung kopi di dekat pabrik. Dia keluar dari lokalisasi. Alasannya memikirkan keselamatan putrinya. Setahun buka warung dekat pabrik dia bertemu denganku. Aku tawari buka warung di lingkungan pabrik. Sempat tiga tahun dagang. Tahun 1990 pabrik aku jual. Ning diusir oleh pemilik pabrik yang baru. Belakangan aku tahu dia kembali buka Warung di luar pabrik.


Tahun 1999 aku beli pabrik bata di kerawang kerjasama dengan teman dari Taiwan. Aku dapat kontrak off taker dengan BUMN kontruksi. Tahun itu juga kebetulan Nuning telp aku di rumah. Anaknya, Tika harus masuk rumah sakit. Dia tidak punya uang. Aku bantu membawa anaknya ke rumah sakit Bekasi. Setelah itu aku tawarkan dia tinggal di Mess pabrik bata di kerawang. Tugasnya jadi ART. Dia senang sekali. Karena anaknya bisa ikut dia. Di pabrik dia juga buka kantin untuk karyawan.


Tahun 2002 pabrik itu aku jual karena mitraku  orang Taiwan itu meninggal. Nuning terpaksa harus pindah. Waktu dia cerita mau buka usaha buat kantong kertas. Aku beri dia modal dan uang sewa rumah setahun. Tahun itu juga aku  dapat kabar dari Nuning. Tika diterima di PTN. Aku minta Yuni, mitraku yang mengelola bisnisku di Indonesia jadikan Tika sebagai salah satu penerima beasiswa.


Barulah saat itu aku beranikan bertanya soal ayah Tika. “ Boleh tahu Ning. Siapa ayah Tika ?


Nuning lama terdiam. Akhirnya dia berkata “ ayah Tika adalah anak juragan itu mas. Dia perkosa Ning setelah suami Ning meninggal. Setelah itu dia lari ke kota”


“ Kenapa kamu tidak cerita kepada orang kampung soal itu? Jadi orang kampung tidak berprasangka buruk. Tidak mengasingkan kamu." Kataku.


“ Dari balita Ning diasuh oleh juragan dan setelah Remaja kehormatan Ning dijaganya. Walau akhirnya Ning menikah dengan juragan tetapi dia tidak pernah perlakukan Ning dengan kasar. Hutang budi kepada juragan Ning bawa mati. Kehormatan keluarga Juragan, Ning jaga. Soal kezoliman anaknya biarlah Ning tanggung seumur hidup. "  Kata nuning berlinang air mata. Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Ning. Karena aku sudah hijrah berbisnis ke China.


***

“Ceritakan tentang Tika yang tidak aku ketahui sejak terakhir kita bertemu.” Kataku kepada Ning.


“ Tahun 2006 Tika lulus sarjana akuntansi. Dia dapat kerjaan sebagai junior akuntan di konsultan International. Ning ikut Tika tinggal di jakarta. 2008 Tika pindah kerja ke perusahaan tambang batubara di kalimantan. Ning juga ikut. Tika dapatkan jodoh di Kalimantan. Mantu Ning sangat hormat dan sayang ke Ning.  “ Kata Ning dengan suka cita bercerita.


“ Terus bagaimana sampai Tika dan kamu tinggal di Singapore ? tanyaku.


“ Tahun 2010, Tika dan Suaminya kena PHK. Setahun kemudian, suaminya dapat kerjaan di Singapore. Ning diajak Tika pindah ke Singapore. Tahun 2012, Tika lulus test kerja di Yuan holding unit  logistic regional ASEAN di Singapore. Ya beginilah Ning sekarang. “ Kata Ning dengan tersenyum.


" Bang..  seru Ning. " Nama Abang selalu disebut Tika dalam doa. Bahkan dia janji tidak akan pergi ke Makkah sebelum ketemu abang dan sujud di kaki abang" Kata Ning.


" Duh kenapa segitunya ?


" Saat Tika aka menikah. Ning ceritakan masa lalu Ning kepada Tika. Cerita bahwa abang malaikat  Ning. " Ning berlinang airmata.


“ Dimana Tika sekarang ? tanyaku.


“ Di dalam ruangan seminar itu. “ Kata Tika menunjuk kuridor hotel Sheraton menuju ruang seminar. Sebentar lagi, aku sebagai mentor Yuan akan jadi pembicara pada acara itu. 


***


Aku masuk ruang seminar terbatas di Sheraton Singapore.  Piory, CEO Subholding Yuan menyambutku  saat masuk ruangan. Dia segera memberi kode kepada MC agar segera memulai acara.  Aku tampil di panggung. 


“ Salam sejahtera untuk kalian semua. Saya berdiri disini karena permintaan dari CEO kalian. Tidak banyak yang bisa saya katakana untuk mencerahkan kalian. Karena saya tahu, kalian semua adalah team terbaik yang dimiliki Yuan dalam meminpin Unit Bisnis Logistik di ASEAN. 


Saya tatap mereka satu persatu. “ Dalam tubuh kita ada darah dan pembuluh darah. Jantung memompa darah keseluruh tubuh dan kebali lagi ke jantung menjadi putaran tiada henti karena adanya pembuluh darah. Bayangkanlah. Tubuh tanpa pembuluh darah. Pasti mati. Bahkan kalau pembuluh darah tersendat, jantung bisa stroke. 


Nah darah itu dianalogikan dalam bisnis adalah uang. Sementara pembuluh darah adalah Logistik. Dan jantung adalah mesin ekonomi atau demand and supply. Uang ada, demand and supply ada, tetapi logistic tidak baik. Ekonomi akan jalan tersendat atau loyo. Mudah kena distorsi.


Yuan membangun unit business logistic atas dasar ekosistem ekonomi itu. Mesin ekonomi memang diperlukan modal besar. Membuat pabrik, transfortasi dan Pelabuhan. Semua uang mengalir ke sana sebagai investasi. Namun tanpa dukungan skill logistic berkelas dunia, fungsi infrastruktur itu akan useless. Dan aliran modal jadi tersendat. 


Jadi, kalian adalah bagian dari elite global yang bertanggung jawab mengalirkan kekuatan ekonomi global yang efisien dan efektif. Visi dan misi Yuan berangkat dari niat mulia itu. Pahami visi itu dengan baik. Karena tugas kalian meng- implementasikan- nya dengan baik. 


Hormati stake holder. Layani mereka sebagaimana kalian melayani keluarga sendiri. Anggap mereka bagian dari tubuh kalian. Kalau mereka sakit, kalian harus lebih dulu merasakannnya. Namun lebih daripada itu jadilah  professional yang peduli kepada lingkungan, selalu utamakan moral dan etika.  Jangan ada kompetisi yang tidak etis. Kalau ada rekan kerja yang kurang paham, cerahkan mereka. Kalau ada masalah,  utamakan kekuatan team menyelesaikannya. 


Terakhir dari saya. Cintai keluarga. Sayangi sahabat. Teruslah haus akan ilmu pengetahuan. Selalu rendah hati dengan utamakan kinerja. Terimakasih “ 


Usai pidato singkat itu aku turun dari panggung. Piory salami aku  dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Aku segera keluar dari ruang seminar diantar oleh Piory ke loby hotel untuk langsung ke bandara. Pulang ke Jakarta. 


Dari jauh keliatan Tika berlari ke arah ku sampai lobi. Dia berlutut depan saya. “ terimakasih om.” Katanya. Aku angkat bahunya. “ Kamu tidak perlu terimakasih kepada Om. Yang paling tulus berkorban untuk kamu adalah ibu kamu. Jaga dia dengan baik. “ Kataku  melirik ke arah Ning yang berlinang airmata. 


Tuhan maha Agung. Ning terusir dari kampungnya. Ning terhina dan penuh nestapa di jakarta. Tapi Ning orang baik. Dia tidak melacur demi uang. Dia bekerja keras. Dan akhirnya Tuhan kirim dia ke Singapore untuk berkumpul dengan orang orang baik juga. Subhanallah.

Friday, January 17, 2025

Pengeluh...

 



Barusan saja pertemuan di Lounge Hotel Bintang V dengan Safri dan teman temannya selesai. Ada satu jam lebih yang saya dengar dari mereka adalah keluhan yang tidak sudah. Kekuasaan berganti, tentu angin juga berganti. Suasana juga berganti. Kebetulan suasana kekuasaan sekarang tidak begitu nyaman bagi mereka. Ya karena presiden sekarang sangat hapal kelakuan pengusaha semacam Safri dan kawan kawan. Tidak mudah diatur seperti presiden sebelumnya. Saya tidak terkejut dengan keluhan Safri dan kawan kawannya. Saya yakin sulit bagi mereka bahagia lewat bersukur kepada Tuhan.


Hidup Safri dan kawan kawannya memang tergolong high class, kalau dilihat dari pencapaian harta yang mereka miliki. Tapi itu bukan didapat dari hasil kreatifitas menghasilkan produk yang punya daya saing dari proses industrialisasi. Itu semua berasal dari bisnis rente.  Bagi mereka bisnis itu adalah pesta setiap hari bersama elite. Penuh gelak dan tawa di VVIP Room Marina Bay Singapore. Setelah itu bisik bisik terjadi. Deal terjadi. Semua jadi mudah. 


Benar, bisnis itu mudah saja bagi mereka. Tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Apa itu? Baik saya jelaskan secara sederhana bisnis yang dijalankan oleh Safri dan kawan kawan. Mereka punya akses kepada kekuasaan. Untuk itu mereka harus punya trust. Agar punya trust, mereka harus dekat dengan ormas, atau partai atau relawan presiden. Entah bagaimana peran mereka sehingga bisa dekat kepada ring kekuasaan. Itu bisa apa saja.


Setelah itu, tidak sulit mereka berteman dengan investor. Dari pertemanan itu mereka  dapatkan peluang. Biasanya investor minta kepada mereka untuk dapatkan konsesi bisnis. Soal ongkos tidak perlu kawatir. Uang akan mengalir mudah dari investor untuk mereka bekerja mengakses kekuasaan itu. Sebenarnya, teman mereka itu bukan real investor. Hanya proxy. Ya proxy dari investor asing  yang punya akses kepada financial resource, market dan technologi.


Misal, mereka ditugaskan dapatkan IUP tambang Besar. Mereka membuat badan usaha PT. Walau investor tidak ada dalam susunan pemegang saham, namun Investor akan  berikan jaminan ketersediaan modal minimal sebagai pra syarat dapatkan IUP Besar. Setelah konsesi IUP didapatkan.  Saham PT di-restruktur dengan penguasaan saham oleh Proxy investor sebagai pengendali. PT itu akan mengikat perjanjian Venture Agrement dengan investor asing dan sekaligus sebagai offtaker buyer. Selanjutnya Safri duduk manis aja. 


Apakah investor keluar uang? Ya engga. Investor itu ahli menggunakan skema investasi untuk me minimize resiko. Mereka manfaatkan PT itu untuk menjalankan skema bisnis outsourcing atas dasar off take gurantee. Banyak mitra local yang mau berinvestasi pada alat berat tambang, stockpile, hauling road, smelter. Karena selagi ada SPK dan tekhnologi tersedia, bank dalam negeri akan biayai. Apalagi pemerintah mendorong perbankan berpartisipasi membiayai hilirisasi tambang. Sehingga mereka bayar sesuai produksi. Biasanya cost per ton. Bayarpun setelah ekspor terlaksana.  Secure.


Dimana resiko ? tidak ada. Misal, batubara. Harga ekspor FOB USD 115/ ton. Biaya untuk outsourcing produksi USD 40 /ton. Pajak dan royalty lain lain USD 10/ton. Investor  bisa dapat untung per ton USD 65. Kalau per bulan ekspor 200.000 ton. Itu artinya USD 13 juta perbulan. Tiap bulan cuan masuk.


Contoh lagi. Safri mendirikan PT untuk ikut tender pengadaan pembangkit listrik. Proxy investor tentu sebagai pemegang saham pengendali. Biaya proses bisnis sampai dapatkan kontrak Power Purchase Agreement dari proxy investor. Selanjutnya pembiayaan lewat skema investasi. Investor engga keluar uang. Karena Skema PPP pembangkit listrik ini memang secure.


Perhatikan, penjualan power dan return dijamin oleh PLN. Jadi, investor tidak perlu keluar uang beli Turbin, instalasi dan kontruksi. Pembiayaan dari bank semua. Operator kan PLN sendiri. Fuel batubara dapat DMO diskon. 5 tahun hutang lunas. Selanjutnya cuan terus. Resiko tidak ada.


Paham ya. Mengapa akses kepada kekuasaan itu sangat mudah buat orang kaya raya dan hedonism. Karena memang mudah. Uang mudah. Engga ada resiko. Selagi Safri dkk terus nempel kekuasaan, kekayaan terus bertambah. Dari kemelimpahan itulah mereka bisa control politik agar bandul politik terus berpihak kepada mereka.  


Sementara investor yang untung lebih besar, hanya senyum di luar negeri. Proxy di dalam negeri bergaya seperti konglomerat. Tanpa pusing soal issue lingkungan. Karena Itu urusan Safri dan kawan kawan yang punya IUP. Kalau sudah terlanjur rusak, ya mereka tinggal alihkan IUP itu ke Ormas, mudah kan.


***

Lamunan saya buyar dengan teguran  “ Pak Ale.. “ Oh Laurin “ Ternyata suka kemari ya. Ini kan café anak muda” katanya.


“ Ya sekedar ngopi. Nanti setelah sholat isya, baru pulang” kata saya.  “ Kamu ngapain kemari? Tanya saya.


“  Saya mau ketemu clients.” Katanya tersenyum dan langsung duduk di table saya. “ Hari ini rapat Dewan Gubernur BI memutuskan BI-rate turun 25 Bps. Dari 6 % menjadi 5,75%. “ kata Laurin. Dia investment banker. “ Gimana pendapat Pak Ale. “ tanyanya.


“ Menurut saya kebijakan suku bunga acuan turun, itu kontraproduktif menurunkan Bunga credit perbankan. Dan sangat beresiko terhadap stabilitas Kurs. “ Kata saya.


“ Bisa jelaskan mengapa kontraproduktif ?


“ Spread lending dan saving sangat lebar. Lebih banyak yang minjem daripada yang nabung/deposit. Artinya perbankan punya masalah serius terhadap cash flow.  Lebih banyak cash out daripada cash in. Keadaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2023. Kondisi likuiditas perbankan yang ketat itulah yang jadi sumber masalah mengapa suku bunga perbankan tinggi. Maklum antar bank saling bersaing naikan bunga tabungan. Kalau bunga tabungan /deposit tinggi, pasti bunga kredit juga tinggi. “ Kata saya.


“ Ya benar. Likuiditas ketat  karena BI dan Pemerintah menyerap dana public lewat SBN dan SRBI. Ya pastilah kalah perbankan bersaing dengan BI dan Pemerintah. Jadi paham. Turunnya suku bunga BI tidak akan berdampak kepada turunnya bunga kredit. Sektor real akan semakin bleeding ditengah keadaan ekonomi global yang tidak pasti dan tidak stabil.” Kata laurin . “ terus apa resikonya ? tanyanya.


“ Memang dengan turunnya suku bunga, Interest rate differential BI dan The Fed semakin sempit. Namun  imbal hasil US Treasury berpotensi terus menanjak setelah Trump terpilih sebagai Presiden AS. Akibatnya dolar AS terbang dan imbal hasil US Treasury juga ikut naik. Selisih rate akan melebar lagi. Nah dengan turunnya suku bunga BI, itu akan mengancam stabilitas kurs rupiah. Investor akan lepas  asset IDR dan pindah USD. Capital outflow terjadi. Kurs IDR akan terus melemah.” Kata saya.


“ Kan sederhana persoalannya. Mengapa BI tidak tahan suku bunga 6%. Tunggu setelah Trump dilantik. Nah  lihat situasi sampai Maret. Kalau trump benar terapkan politik proteksionisme, ya kita harus hadapi, agar tidak terjadi capital outflow dan IDR bisa tetap dimenej. Kita masih punya ruang naikan suku bunga..sambil perkuat fiscal agar bisa rely hadapi penguatan USD.” Kata Laurin.

Saya senyum aja.


“ Saya yakin keputusan turunnya BI-rate bukanlah murni karena kebijakan BI. Tetapi ini adanya intervensi Politik. “ Kata laurin.


“ Sama ya dengan batalnya kenaikan PPN 12%. Dampaknya potensi penerimaan pajak turun. Hanya bedanya, turunnya BI-Rate yang demo konglo. Kalau PPN yang demo rakyat jelata. Sepertinya pemerintah tetap pertahankan politik populis dalam urus ekonomi. Ini juga menunjukan pemerintah kehilangan kendali mempertahankan otoritas BI. Sulit bisa keluar dari trap instabilitas kurs. “ Lanjut Laurin. Nah ini mengeluh lagi. Saya diamkan saja.


" Pak Ale, terimakasih." Kata Laurin.


" Untuk apa ?


" Kemarin pak Awi tunjuk perusahaan saya sebagai asset menegement pembiayaan pabrik otomotif. " katanya, saya senyum aja. Ternyata clients nya sudah datang. " Kapan ajak saya Dinner.? tanya laurin hendak pergi dari table saya. Saya kibaskan tangan dan melambaikan tangan. 


Tak berapa lama Lina datang ke cafe. Dia Dirut anak perusahaan Yuan Holding di Hong Kong. Dia teman saya dan kami mau pulang bareng  “Saya habiskan kopi dan setelah itu kita pulang” Kata saya. Lina mengangguk.  Ada pria menghampiri meja kami. Lina segera berdiri. Dia kenalkan kepada saya. Bahwa pria itu mantan suaminya. Saya mengangguk dan menyalami pria itu. Lina minta izin bicara di table lain. Saya mempersilahkan. Tidak lebih 30 menit Lina kembali kepada saya. “ Mengapa terlalu cepat ketemunya? Tanya saya.


“ Saya tidak suka mendengar keluhannya. Mungkin karena saya tidak respon dengan baik, dia milih akhiri pertemuan. Dia minta saya kembali table bapak.”  Kata Lina.


“ Emang ada apa?Tanya saya penasaran.


“ Dia mengeluh dengan istrinya sekarang. Saya tidak suka dia curhat menyalahkan istrinya. Itu salah satu kelemahan dia. Karena itu ia tidak bisa berkembang. Ya begitu aja hidupnya. Selalu merasa paling benar. Merasa paling pantas didukung dan diperhatikan “ Kata Lina tersenyum masam. 


“ Oh i see.”


“ Orang China punya prinsip. Orang mengeluh itu karena tabiat buruk. Tabiat pecundang. Apalagi keluhan itu dengan membuka aib orang lain. Itu lebih jahat. Tetapi lebih buruk lagi orang yang mendengar dan mendukungnya. Sampah semua. Saya kan bukan sampah harus ikut jadi bagian keluhan. " Kata Lina " Saya kan premium komunitas. “ lanjutnya tersenyum.


“ Kenapa ?


“ Setiap aksi pasti ada reaksi. Itu hukum kausalitas. Apalagi terjadi pada orang dewasa. Pasti ada alasan. Suka  atau tidak suka, bukan untuk dibahas. Itu soal pilihan pribadi. Dan sudah terjadi. Seharusnya focus ke depan. Move forward. Kalau waktu dihabiskan dengan mencari kuping orang untuk mendengar keluhan, merasa paling baik, lantas kapan mau belajar dari kejadian dan berubah jadi lebih baik? Kata Lina tersenyum. 


“ Mengapa kamu tidak membenci mantan suami kamu? bahkan tadi saya lihat kamu beri dia uang.” tanya saya. 


“ Saya memberi dia uang, itu hanya sekedar memastikan saya bukan pecundang. Soal hinaan dia terhadap saya dulu, itu jalan takdir yang harus saya  lalui agar hidup lebih baik. Kadang Tuhan punya banyak skenario untuk cinta dan kasihNya. Jadi engga ada alasan saya dendam atas hinannya. Saya hanya bersukur tidak jadi pembenci karena hinaannya. “ Kata Lina.


“ Lin, akan selalu ada musim semi setelah dingin menggigit. Aka selalu ada keindahan setelah hinaan yang sangat menyakitkan. Itulah kehidupan yang harus kita maklumi. Hidup tanpa benci itu sangat menyenanngkan. Hidup dengan cinta itu lebih baik daripada membenci.” Kata saya menguatkan.  


“ Hidup tanpa keluhan adalah sikap rendah hati. Menerima dan mengakui akan kehadiran Tuhan dalam diri kita. Percaya Tuhan itu maha adil dan apa yang terjadi adalah pilihan kita sendiri. Kalau buruk, ya itu pelajaran untuk kita memperbaiki diri dan kalau baik, ya bersukur. Semuanya baik. Dan karena itu kita akan baik baik saja.”  Kata saya.


Lina lama menatap saya. Saya sempat salah tingkah. “ Ada apa kamu ? Tanya saya. 


“ ingat, Tante Aling pernah bilang ke Lina…” 


“ Bilang apa ?


“ Bapak memang salesman yang punya leadership kuat. Dari kesederhaan sikap bapak, tidak sulit bagi bapak untuk  mengajarkan hal yang konstruktif kepada kami semua agar emosi tetap terjadi secara positip, menuntun kami untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin. Menciptakan sebuah inspirasi. Semua itu  tercermin dari cara bapak berpikir, merasakan dan kemampuan bapak memfungsikan semua potensi positip, sebuah cara hidup dan cara menjadi yang transformative. “ Kata Lina. Saya senyum aja.



Sunday, January 12, 2025

Istri pelindung...

 





Rahmadi datang ke tempat Spa yang ditentukan. Ini kali pertama dia datang ke spa khusus yang tamunya etnis Tionghoa. Amir berjanji akan memenuhi permintaannya. Tentu dengan syarat agar Rahmadi mendukung kemenangan perusahaan Amir dalam tender. Awalnya Rahmadi keberatan. Tetapi dia diyakinkan oleh Amir. “ Ini bukan proyek APBN. Tidak ada uang negara. Semua uang dari kami. Proyek ini juga penting untuk melaksanakan misi Jokowi membangun infrastruktur. “


Rahmadi tahu. Walau bukan proyek APBN. Tetapi proyek itu akan mudah dapat kredit dari bank. Karena dianggap proyek strategis bagi program nasional. Rahmadi juga tahu. Walau tidak ada dana APBN keluar, namun proses pembangunan itu pasti di mark up biayanya. Ya Amir pasti bebankan semua biaya ke dalam proyek, termasuk uang suap. Pada akhirnya rakyat menanggungnya. Jangka waktu konsesi akan lama dan tentu tarif semakin memberatkan rakyat.


Ketika masuk lounge spa. Rahmadi duduk di sofa pojok. Seorang pria yang tidak dikenalnya menghampirinya. Tanpa bersuara, pria itu menyerahkan kunci locker. “ Ini titipan dari pak Amir.” Kata pria itu dan berlalu. Rahmadi beranjak dari tempat duduknya. Pergi ke ruang Locker. Dia buka locker sesuai dengan nomor kunci. Di dalamnya ada tas golf. Di dalam tas itu berisi uang dollar. Jumlahnya sesuai yang dijanjikan Amir. 


Jantung Rahmadi berdebar. Ini kali pertama dia terima uang besar. Kali pertama menjabat posisi penting. Teringat dulu waktu masih mahasiswa dia pejuang reformasi. Ikut bersama teman temannya menjatuhkan Soeharto. Teringat dengan Sabarudin teman kuliahnya yang kini masih jadi aktifis kemanusiaan.  Yang tak henti memperjuangkan keadilan bagi rakyat miskin. Rumah masih ngontrak. Teringat teman mengajinya di kampung. Teringat ibunya yang mendidiknya menjadi orang baik.


Ada sesal dengan sikapnya  menerima uang dari Amir.  Tapi membayangkan dia gagal menjaga Mira. Wanita yang dia cintai. Dia terpaksa berdamai dengan realita. Teman sekantornya juga begitu. Bahkan mereka saling berbagi rezeki dari uang suap investor. Apalagi ini dia lakukan untuk Mira. Wanita pengusaha yang tajir. Bisnis nya adalah pembebasan lahan untuk proyek nasional. 


***

Setidaknya sebelum Mira masuk dalam hidupnya. Selama 15 tahun Amir  berumah tangga, dia bisa menjaga amanah sebagai ASN. Istrinya selalu berpesan agar hanya uang halal saja yang dibawa pulang. Istrinya tidak mau dia menghidupi anak istrinya dari api neraka. Kehidupan rumah tanggal walau bersehaja, namun dia merasa bahagia. Dia sendiri tidak tahu mengapa akhirnya hubungannya jadi serius dengan Mira. 


Atau bisa juga alasan manusiawi. Sejak istrinya melahirkan anak kedua. Tubuh istrinya jadi gemuk. Ah itu bukan alasan. Yang jelas  Mira sebagai wanita pengusaha tidak pernah minta uang dari dia.  Selalu ada waktu mendengar dia berbicara. Menjadi teman diskusi. Membuat akalnya error untuk menimbang salah atau benar. Sehingga dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, ia merasa senang walau harus sering berbohong kepada istrinya. Wajarlah anak panah cinta melesat dari mata Mira menghujam ke jantungnya.


Tetapi kemarin Mira bertemu dengannya. Mira terdesak hutang. Atau rumahnya disita bank. Dengan airmata berlinang, Mira bercerita dia dizolimi mitranya. “ Amir janji akan memberi saya uang untuk bayar utang ke bank. Asalkan Mas bantu dia menangkan tender proyek..” Kata Mira dengan solusi dan raut wajah menghamba.


“ Baik saya akan bantu kamu.” Kata Rahmadi. 


***

Rahmadi janjian dengan Mira bertemu hotel. Mira akan check in room hotel dan masuk lift lewat basement. Dia akan pergi ke kamar hotel itu setelah ada pesan masuk dari Mira. Menunggu pesan masuk dari Mira. Dia menanti di café hotel. Entah mengapa. Rasa bersalah itu masih bergayut di sanubarinya. Dia pergi ke toilet. Tidak jauh dari tempat dia berdiri. Dia mendengar pramusaji  sedang menelpon seseorang.


“ Maafkan aku Mbok. Tak bisa lagi aku berhutang di tempat kerjaku. Bulan depan aku di PHK.” Kata pramusaji itu dengan terbata bata dalam isakan tangis. Rahmadi melirik kearah pramusaji itu yang sedang mengusap airmatanya. 


Saat itu kesadaran datang. Di hadapannya. Ada seorang anak muda dalam keadaan kalah oleh situasi dan dengan rasa bersalah memohon maaf kepada ibunya. Hanya karena dia gagal berbakti.  Padahal anak itu sudah berjuang untuk hidupnya. Tetapi sistem negara membuatnya jadi orang kalah. Entah sampai kapan akan terus ditanggung anak muda itu.  Entah berapa ibu yang menangis karena masa depan anaknya tidak jelas. Entah berapa istri yang cemas akan masa depan anak anaknya karena suami di PHK. 


“ Tuhan, apa yang baru saja aku lakukan? Pantaskah aku jadi putra ibuku yang dibesarkan dengan jerih payah dan doa, berharap aku jadi orang berguna bagi nusa dan bangsa. Nyatanya Ibuku hanya membesarkan seorang koruptor. Tak pantas rasanya aku menyembahmu ya Tuhan. 


Tak pantas sarjanaku. Manusiakah aku? Yang tak pernah merasakan sukur atas nikmatMu. Padahahl hidupku lebih baik dari mereka yang ada di luar sana. Tapi aku tidak bisa berterimakasih kepada rakyat yang selalu bersabar menanti kemakmuran, yang entah kapan menjelma. ” Rahamdi berlinang  airmata dalam sesal tak bertepi.


“ Maaf saya tidak bisa bantu kamu, Mira. “ pesanya lewat WA. Kemudian, uang itu dia laporkan kepada atasanya . “ Saya tetaplah satu satunya orang dalam tim proyek yang menolak Perusahaan Pak Amir jadi pemenang tender. Karena dia memang tidak ada modal. Dia hanya broker. " katanya seraya menyerahkan uang itu kepada atasannya. Besoknya Rahmadi dipindahkan dari posisinya. 


***

Rahmadi teringat dengan mentor nya. Pria usia mendekati 60 tahun. Yang selalu tampil bersehaja. Namun kaya spiritual. “ Pak Ale,  apakah ada waktu ketemu.” Katanya lewat pesan singkat.  Pria itu menyanggupi bertemu. Saat ketemu, Rahmadi ceritakan semua apa yang terjadi. Termasuk kegundahan hatinya. Sampai akhirnya dia bisa bersikap benar walau hampir terlambat. Pria itu menyimak  dengan penuh empati. 


" Privatisasi layanan publik itu hanya business. Pemerintah cukup memberikan kebijakan soal tarif yang melindungi konsumen dan memastikan lingkungan  business mendukung untuk investor berinvestasi pada insfrastruktur lewat skema PPP. Tidak perlu dipaksakan dengan segala macam PSN. Investor bukan UKM yang harus dibina dengan beragam fasilitas. Yang akhirnya APBN harus bailout lewat PMN dan VGF. Pemerintah focus aja membina PEMDA agar bisa mengembangkan infrastruktur umum tanpa bayar. Itu kan bagian dari tanggung jawab kepada pembayar pajak."  Kata Pria tua itu.


“ Soal sikap kamu akhirnya benar. Itu semua karena doa istri kamu. Percayalah. Selain ibu yang melahirkan kita, doa yang pasti didengar dan dikabulkan Tuhan adalah doa istri. Mengapa ? karena sejak Tuhan takdirkan dia menjadi istri, dia berhak meminta Tuhan melindungi suaminya. Paham.  Berbuat baik kepada orang lain itu bagus. Tetapi perbuatan paling mulia selain kepada ibu kita, adalah kepada istri. Sedekah terbaik adalah kepada istri. Bersabar paling mulia adalah kepada istri. Camkan itu “ Kata mentor nya.


" Pak, kenapa pemain hedge fund itu terkesan jahat, Hampir semua mata uang asing jatuh terhadap USD. Itu kan karena pasar OTC dari NDF." Kata Rahmadi. Berharap pencerahan.


" Pemain hedge fund kan pedagang. Mereka hanya memanfaatkan kelemahan pemerintah aja. Artinya kalau pemerintah benar kerjanya kan engga mungkin pemain hedge fund bisa profit taking "


" Apakah kelemahan pemerintah itu karangan dari influencer oposisi.?


"Silahkan saja bilang begitu. Pemain hedge fund itu punya skill riset financial dan fundamental ekonomi. Engga sulit untuk tahu kelemahan pemerintah. "


" Apa itu ?  


" Negara itu punya masalah serius soal issue keadilan. Dan itu karena fundamental ekonomi lemah alias kopong. Sederhana kan. Harusnya pemerintah mitigasi resiko politik soal issue keadilan dengan cara perbaiki fundamental ekonomi. Yang terjadi malah bayar survey abal abal dan bayar media massa beritakan omong kosong.


" Darimana tahunya  soal Fundamental ? 


" Ya lihat aja publikasi APBN dari pemerintah. Kan jelas sekali. Pemerintah mengalami defisit hampir 3% dari PDB. Hampir mentok pagu defisit yang ditetapkan oleh UU. Nah defisit 3% itu ditutupi dari utang. Konyolnya, utang baru ditarik untuk sebagian besar belanja rutin bukan untuk ekspansi. Jadi itu yang saya maksud ruang fiscal jadi sempit. Engga ada ruang luas untuk belanja MSB dan subsidi."


" Gimana dengan rencana pembiayaan non APBN seperti Danantara. Apa bisa jalan? Tanya Rahmadi. 


" Pembiayaan non APBN itu bisa saja dan bagus. Namun diperlukan system pemerintahan yang bersih dan transfarance. Kan investor itu orang kaya. Engga bego mudah dipengaruhi oleh buzzer bayaran. Kalau system tidak diperbaiki, ngapain keluar uang.  Jadi sebelum menggunakan skema non APBN ya perbaiki dululah system hukum dan peradilan kita. 


" Kan bisa menjadikan saham BUMN sebagai collateral untuk terbitkan surat utang. Sepert konsep Danantara." 


" Itu sulit dilakukan kalau UU keuangan negara tahun 2003 belum direvisi. Kalaupun di revisi, SBN kita bisa jadi sampah. Karena selama ini SBN kita kan underlying nya asset BUMN. Kan engga mungkin digadaikan dua kali.  Rahmadi tercerahkan dari penjelasan mentor nya yang lugas


“ Saya mau resign aja, pak Ale.”  Kata Rahmadi.

Pria tua itu tersenyum.  Dan sebelum berpisah “ Negara butuh orang seperti kamu, Di. Jangan menyerah.” Kata pria tua itu berpesan. Rahmadi menyalami dan mencium punggung tangan pria itu. Sebulan kemudian, dia dapat kabar bahwa dia dapat program belajar ke luar negeri. 


***

Jam 11 malam Rahmadi sampai di rumah. Istrinya menyambutnya dengan masih berbalut mukena. Dia tahu, istrinya selalu zikir seusai sholat isya seraya menantinya  pulang“ Papa udah makan? Mama panaskan dulu ya makanannya. “ kata istrinya. Entah mengapa dia sujud di kaki istrinya. “ Maafkan aku Mah..Maafkan.” katanya. Istrinya menarik bahunya dan memeluknya.


” Kenapa harus minta maaf pah. Papa imam mama.  Mama terus doakan papa agar semua baik baik saja.” Kata istrinya dengan lembut dan tersenyum.


“Papa disuruh ikut program belajar ke AS. Mama mau temanin papa ke AS? Tanyanya.


“ Kemana papa pergi mama ikut. “ Jawab istrinya dengan tersenyum.


“ Tapi kantor hanya beri biaya untuk papa.” Kata Rahmadi.


“ Engga apa apa. Kan bukan kali ini aja papa dapat tugas belajar ke luar negeri. Ingat engga 3 tahun menikah,  Papa dapat tugas belajar ke Eropa. Mama ikut. Anak kedua kita lahir di Eropa.” Kata istrinya tersenyum.


“ Tapi mama jadi repot. Terpaksa kerja serabutan untuk hidup kita.” Kata Rahmadi dengan getir.


“ Ya engga apa apa. “Kata istrinya seraya membelai kepalanya. “ Yang penting dalam setiap kesempatan kita bersukur saja kepada Tuhan. “ kata Istrinya dengan bijak. “ Semoga nanti papa kembali ke tanah air, suasana sudah berubah. Kepemimpinan sudah lebih baik dan orang seperti papa bisa lebih bermanfaat untuk negara.”  Lanjut istrinya dengan tersenyum.


“ Tuhan, Istriku tidak secantik Mira, tentu tidak sepintar Mira. Tetapi kebesaran hati dan ketulusannya telah menyelamatkanku. “ Kata Rahmadi dalam batin. Saat itu dia baru menyadari betapa harta tak terhingga adalah istri yang sholeha. Yang tidak mempertanyakan integritas suami, tetapi berusaha memaklumi segala kekurangan suami dan memohon kepada Tuhannya agar suaminya kembali ke dia dalam keadaan sebaik baiknya imam bagi dirinya.

Bayar aja...

  Saya sedang di kamar kerja Awi. Dia sedang otw ke kantor. Saya duduk di sofa baca ebook lewat Ipad. Sekretaris Awi masuk menyediakan kopi ...