Barusan saja pertemuan di Lounge Hotel Bintang V dengan Safri dan teman temannya selesai. Ada satu jam lebih yang saya dengar dari mereka adalah keluhan yang tidak sudah. Kekuasaan berganti, tentu angin juga berganti. Suasana juga berganti. Kebetulan suasana kekuasaan sekarang tidak begitu nyaman bagi mereka. Ya karena presiden sekarang sangat hapal kelakuan pengusaha semacam Safri dan kawan kawan. Tidak mudah diatur seperti presiden sebelumnya. Saya tidak terkejut dengan keluhan Safri dan kawan kawannya. Saya yakin sulit bagi mereka bahagia lewat bersukur kepada Tuhan.
Hidup Safri dan kawan kawannya memang tergolong high class, kalau dilihat dari pencapaian harta yang mereka miliki. Tapi itu bukan didapat dari hasil kreatifitas menghasilkan produk yang punya daya saing dari proses industrialisasi. Itu semua berasal dari bisnis rente. Bagi mereka bisnis itu adalah pesta setiap hari bersama elite. Penuh gelak dan tawa di VVIP Room Marina Bay Singapore. Setelah itu bisik bisik terjadi. Deal terjadi. Semua jadi mudah.
Benar, bisnis itu mudah saja bagi mereka. Tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Apa itu? Baik saya jelaskan secara sederhana bisnis yang dijalankan oleh Safri dan kawan kawan. Mereka punya akses kepada kekuasaan. Untuk itu mereka harus punya trust. Agar punya trust, mereka harus dekat dengan ormas, atau partai atau relawan presiden. Entah bagaimana peran mereka sehingga bisa dekat kepada ring kekuasaan. Itu bisa apa saja.
Setelah itu, tidak sulit mereka berteman dengan investor. Dari pertemanan itu mereka dapatkan peluang. Biasanya investor minta kepada mereka untuk dapatkan konsesi bisnis. Soal ongkos tidak perlu kawatir. Uang akan mengalir mudah dari investor untuk mereka bekerja mengakses kekuasaan itu. Sebenarnya, teman mereka itu bukan real investor. Hanya proxy. Ya proxy dari investor asing yang punya akses kepada financial resource, market dan technologi.
Misal, mereka ditugaskan dapatkan IUP tambang Besar. Mereka membuat badan usaha PT. Walau investor tidak ada dalam susunan pemegang saham, namun Investor akan berikan jaminan ketersediaan modal minimal sebagai pra syarat dapatkan IUP Besar. Setelah konsesi IUP didapatkan. Saham PT di-restruktur dengan penguasaan saham oleh Proxy investor sebagai pengendali. PT itu akan mengikat perjanjian Venture Agrement dengan investor asing dan sekaligus sebagai offtaker buyer. Selanjutnya Safri duduk manis aja.
Apakah investor keluar uang? Ya engga. Investor itu ahli menggunakan skema investasi untuk me minimize resiko. Mereka manfaatkan PT itu untuk menjalankan skema bisnis outsourcing atas dasar off take gurantee. Banyak mitra local yang mau berinvestasi pada alat berat tambang, stockpile, hauling road, smelter. Karena selagi ada SPK dan tekhnologi tersedia, bank dalam negeri akan biayai. Apalagi pemerintah mendorong perbankan berpartisipasi membiayai hilirisasi tambang. Sehingga mereka bayar sesuai produksi. Biasanya cost per ton. Bayarpun setelah ekspor terlaksana. Secure.
Dimana resiko ? tidak ada. Misal, batubara. Harga ekspor FOB USD 115/ ton. Biaya untuk outsourcing produksi USD 40 /ton. Pajak dan royalty lain lain USD 10/ton. Investor bisa dapat untung per ton USD 65. Kalau per bulan ekspor 200.000 ton. Itu artinya USD 13 juta perbulan. Tiap bulan cuan masuk.
Contoh lagi. Safri mendirikan PT untuk ikut tender pengadaan pembangkit listrik. Proxy investor tentu sebagai pemegang saham pengendali. Biaya proses bisnis sampai dapatkan kontrak Power Purchase Agreement dari proxy investor. Selanjutnya pembiayaan lewat skema investasi. Investor engga keluar uang. Karena Skema PPP pembangkit listrik ini memang secure.
Perhatikan, penjualan power dan return dijamin oleh PLN. Jadi, investor tidak perlu keluar uang beli Turbin, instalasi dan kontruksi. Pembiayaan dari bank semua. Operator kan PLN sendiri. Fuel batubara dapat DMO diskon. 5 tahun hutang lunas. Selanjutnya cuan terus. Resiko tidak ada.
Paham ya. Mengapa akses kepada kekuasaan itu sangat mudah buat orang kaya raya dan hedonism. Karena memang mudah. Uang mudah. Engga ada resiko. Selagi Safri dkk terus nempel kekuasaan, kekayaan terus bertambah. Dari kemelimpahan itulah mereka bisa control politik agar bandul politik terus berpihak kepada mereka.
Sementara investor yang untung lebih besar, hanya senyum di luar negeri. Proxy di dalam negeri bergaya seperti konglomerat. Tanpa pusing soal issue lingkungan. Karena Itu urusan Safri dan kawan kawan yang punya IUP. Kalau sudah terlanjur rusak, ya mereka tinggal alihkan IUP itu ke Ormas, mudah kan.
***
Lamunan saya buyar dengan teguran “ Pak Ale.. “ Oh Laurin “ Ternyata suka kemari ya. Ini kan cafĂ© anak muda” katanya.
“ Ya sekedar ngopi. Nanti setelah sholat isya, baru pulang” kata saya. “ Kamu ngapain kemari? Tanya saya.
“ Saya mau ketemu clients.” Katanya tersenyum dan langsung duduk di table saya. “ Hari ini rapat Dewan Gubernur BI memutuskan BI-rate turun 25 Bps. Dari 6 % menjadi 5,75%. “ kata Laurin. Dia investment banker. “ Gimana pendapat Pak Ale. “ tanyanya.
“ Menurut saya kebijakan suku bunga acuan turun, itu kontraproduktif menurunkan Bunga credit perbankan. Dan sangat beresiko terhadap stabilitas Kurs. “ Kata saya.
“ Bisa jelaskan mengapa kontraproduktif ?
“ Spread lending dan saving sangat lebar. Lebih banyak yang minjem daripada yang nabung/deposit. Artinya perbankan punya masalah serius terhadap cash flow. Lebih banyak cash out daripada cash in. Keadaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2023. Kondisi likuiditas perbankan yang ketat itulah yang jadi sumber masalah mengapa suku bunga perbankan tinggi. Maklum antar bank saling bersaing naikan bunga tabungan. Kalau bunga tabungan /deposit tinggi, pasti bunga kredit juga tinggi. “ Kata saya.
“ Ya benar. Likuiditas ketat karena BI dan Pemerintah menyerap dana public lewat SBN dan SRBI. Ya pastilah kalah perbankan bersaing dengan BI dan Pemerintah. Jadi paham. Turunnya suku bunga BI tidak akan berdampak kepada turunnya bunga kredit. Sektor real akan semakin bleeding ditengah keadaan ekonomi global yang tidak pasti dan tidak stabil.” Kata laurin . “ terus apa resikonya ? tanyanya.
“ Memang dengan turunnya suku bunga, Interest rate differential BI dan The Fed semakin sempit. Namun imbal hasil US Treasury berpotensi terus menanjak setelah Trump terpilih sebagai Presiden AS. Akibatnya dolar AS terbang dan imbal hasil US Treasury juga ikut naik. Selisih rate akan melebar lagi. Nah dengan turunnya suku bunga BI, itu akan mengancam stabilitas kurs rupiah. Investor akan lepas asset IDR dan pindah USD. Capital outflow terjadi. Kurs IDR akan terus melemah.” Kata saya.
“ Kan sederhana persoalannya. Mengapa BI tidak tahan suku bunga 6%. Tunggu setelah Trump dilantik. Nah lihat situasi sampai Maret. Kalau trump benar terapkan politik proteksionisme, ya kita harus hadapi, agar tidak terjadi capital outflow dan IDR bisa tetap dimenej. Kita masih punya ruang naikan suku bunga..sambil perkuat fiscal agar bisa rely hadapi penguatan USD.” Kata Laurin.
Saya senyum aja.
“ Saya yakin keputusan turunnya BI-rate bukanlah murni karena kebijakan BI. Tetapi ini adanya intervensi Politik. “ Kata laurin.
“ Sama ya dengan batalnya kenaikan PPN 12%. Dampaknya potensi penerimaan pajak turun. Hanya bedanya, turunnya BI-Rate yang demo konglo. Kalau PPN yang demo rakyat jelata. Sepertinya pemerintah tetap pertahankan politik populis dalam urus ekonomi. Ini juga menunjukan pemerintah kehilangan kendali mempertahankan otoritas BI. Sulit bisa keluar dari trap instabilitas kurs. “ Lanjut Laurin. Nah ini mengeluh lagi. Saya diamkan saja.
" Pak Ale, terimakasih." Kata Laurin.
" Untuk apa ?
" Kemarin pak Awi tunjuk perusahaan saya sebagai asset menegement pembiayaan pabrik otomotif. " katanya, saya senyum aja. Ternyata clients nya sudah datang. " Kapan ajak saya Dinner.? tanya laurin hendak pergi dari table saya. Saya kibaskan tangan dan melambaikan tangan.
Tak berapa lama Lina datang ke cafe. Dia Dirut anak perusahaan Yuan Holding di Hong Kong. Dia teman saya dan kami mau pulang bareng “Saya habiskan kopi dan setelah itu kita pulang” Kata saya. Lina mengangguk. Ada pria menghampiri meja kami. Lina segera berdiri. Dia kenalkan kepada saya. Bahwa pria itu mantan suaminya. Saya mengangguk dan menyalami pria itu. Lina minta izin bicara di table lain. Saya mempersilahkan. Tidak lebih 30 menit Lina kembali kepada saya. “ Mengapa terlalu cepat ketemunya? Tanya saya.
“ Saya tidak suka mendengar keluhannya. Mungkin karena saya tidak respon dengan baik, dia milih akhiri pertemuan. Dia minta saya kembali table bapak.” Kata Lina.
“ Emang ada apa?Tanya saya penasaran.
“ Dia mengeluh dengan istrinya sekarang. Saya tidak suka dia curhat menyalahkan istrinya. Itu salah satu kelemahan dia. Karena itu ia tidak bisa berkembang. Ya begitu aja hidupnya. Selalu merasa paling benar. Merasa paling pantas didukung dan diperhatikan “ Kata Lina tersenyum masam.
“ Oh i see.”
“ Orang China punya prinsip. Orang mengeluh itu karena tabiat buruk. Tabiat pecundang. Apalagi keluhan itu dengan membuka aib orang lain. Itu lebih jahat. Tetapi lebih buruk lagi orang yang mendengar dan mendukungnya. Sampah semua. Saya kan bukan sampah harus ikut jadi bagian keluhan. " Kata Lina " Saya kan premium komunitas. “ lanjutnya tersenyum.
“ Kenapa ?
“ Setiap aksi pasti ada reaksi. Itu hukum kausalitas. Apalagi terjadi pada orang dewasa. Pasti ada alasan. Suka atau tidak suka, bukan untuk dibahas. Itu soal pilihan pribadi. Dan sudah terjadi. Seharusnya focus ke depan. Move forward. Kalau waktu dihabiskan dengan mencari kuping orang untuk mendengar keluhan, merasa paling baik, lantas kapan mau belajar dari kejadian dan berubah jadi lebih baik? Kata Lina tersenyum.
“ Mengapa kamu tidak membenci mantan suami kamu? bahkan tadi saya lihat kamu beri dia uang.” tanya saya.
“ Saya memberi dia uang, itu hanya sekedar memastikan saya bukan pecundang. Soal hinaan dia terhadap saya dulu, itu jalan takdir yang harus saya lalui agar hidup lebih baik. Kadang Tuhan punya banyak skenario untuk cinta dan kasihNya. Jadi engga ada alasan saya dendam atas hinannya. Saya hanya bersukur tidak jadi pembenci karena hinaannya. “ Kata Lina.
“ Lin, akan selalu ada musim semi setelah dingin menggigit. Aka selalu ada keindahan setelah hinaan yang sangat menyakitkan. Itulah kehidupan yang harus kita maklumi. Hidup tanpa benci itu sangat menyenanngkan. Hidup dengan cinta itu lebih baik daripada membenci.” Kata saya menguatkan.
“ Hidup tanpa keluhan adalah sikap rendah hati. Menerima dan mengakui akan kehadiran Tuhan dalam diri kita. Percaya Tuhan itu maha adil dan apa yang terjadi adalah pilihan kita sendiri. Kalau buruk, ya itu pelajaran untuk kita memperbaiki diri dan kalau baik, ya bersukur. Semuanya baik. Dan karena itu kita akan baik baik saja.” Kata saya.
Lina lama menatap saya. Saya sempat salah tingkah. “ Ada apa kamu ? Tanya saya.
“ ingat, Tante Aling pernah bilang ke Lina…”
“ Bilang apa ?
“ Bapak memang salesman yang punya leadership kuat. Dari kesederhaan sikap bapak, tidak sulit bagi bapak untuk mengajarkan hal yang konstruktif kepada kami semua agar emosi tetap terjadi secara positip, menuntun kami untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin. Menciptakan sebuah inspirasi. Semua itu tercermin dari cara bapak berpikir, merasakan dan kemampuan bapak memfungsikan semua potensi positip, sebuah cara hidup dan cara menjadi yang transformative. “ Kata Lina. Saya senyum aja.
No comments:
Post a Comment