Friday, July 05, 2024

Badai moneter kan datang...?

 





Saya janjian dengan Alisa di Safehouse.Dia akan kenalkan saya kepada owner perusahaan yang bersedia diakuisisi. Minggu lalu saya sudah dapat data profile company nya. Holding company yang terdaftar di Singapore. Sebagai induk perusahaan yang tidak menjalankan bisnis tetapi memiliki saham di beberapa perusahaan di Indonesia. Holding company ini punya 8 perusahaan yang semuanya beroperasi di Indonesia. Bergerak di bidang perkebunan sawit, mineral tambang, logistik dan perkapalan,  pabrik food processing, property.


Memang banyak orang Indonesia punya Holding Company di Singapore karena alasan perpajakan. Singapore ada treaty tax dengan negara lain sehingga tidak ada pajak berganda. Tidak ada pajak deviden. Belum lagi perlindungan atas aset yang dialihkan ke anak perusahaan dan pengurangan risiko kerugian yang timbul dari kewajiban apa pun dari anak perusahaan. .


Saya tidak melihat apakah bisnis itu layak atau tidak. Karena bisnis yang sudah established tidak ada yang salah. Kalau sampai rugi, bukan bisnisnya yang salah tetapi management yang salah. Saya hanya focus kepada harga. Kalau harga layak, ya saya ambil, Itupun dengan skema pembayaran yang saya mau.


Alisa datang tidak sendirian. Dia datang bersama owner dan juga ada dua orang lagi. Dari perkenalan. Saya tahu dua orang itu fund manager dan konsultan. Katanya mereka kenal saya dari temannya. Saya sendiri engga kenal sebelumnya dengan mereka. Tapi bagaimanapun saya senang. Karena deal langsung dengan owner, pemegang mayoritas saham atau pemegang saham pengendali. itulah kelebihan Alisa sebagai team shadow saya. Dia punya akses first class. Saya juga didampingi Mia, team special M&A dari SIDC.


“ Saya sudah baca profile bisnis anda. “ Kata saya kepada owner. 


“ Selanjutnya team saya akan bicara” kata saya melirik kepada Mia.


“ Kami akan ajukan prosedur sederhana aja dan itu sudah umum. Pertama, kami akan buat LOI kepada perusahaan anda. Kami juga lampirkan financial capability letter dari first class bank. Kedua. Kalau LOI itu sudah diterima. Anda harus menyerahkan data dan document yang bisa kami due diligence secara menyeluruh. Tentu kami akan tanda tangani kerahasiaan informasi tersebut.  


Ketiga. Apabila hasil due diligent memuaskan, kita masuk MOU. Kemudian Head of agreement  atau Pokok pokok kesepakatan. Pada tahap HoA ini, uang sudah confirmed dan anda sudah serahkan semua dokumen persetujuan dari pemegang saham, direksi dan pemerintah. Anda juga harus menyerahkan dokumen clean asset tanpa gugatan dari manapun. Berikutnya, barulah purchase agreement atau akad jual beli. Tahap akhirnya adalah financial closing. Perjanjian pembelian perusahaan sudah dibayar lunas. Demikian ” Kata Mia. Saya mengangguk. Mereka saling tatap. 


“ Begini Bu.” kata fund manager “ Apakah anda bisa bantu kami restruktur hutang. Kompensasi nya, kami beri anda saham goodwill dan kalau anda mau tambah saham tidak lebih 50% kami bisa beri harga bagus” katanya. Saya tersenyum.


“ Utang apa saja? tanya Mia. Dalam hati saya berkata, Kalian mau pindahkan penyakit ke saya agar beban kalian berkurang. No way.


‘ Utang bank dan utang obligasi. “ Kata fund manager. 


“ Prospek bisnis kami bagus semua. Laporan keuangan sudah diaudit oleh akuntan publik AAA rate” Kata konsultan.


Saya senyum aja.  Mengapa ? karena kalau sampai orang berusaha restruktur utangnya, dia sudah jadi pecundang. Engga ada gunanya bermurah hati. Kalau engga, kita bisa jadi pecundang juga. Saya lirik Mia. “ Tidak ada pembicaraan lebih lanjut sebelum prosedur yang kami tentukan dijalankan.” kata Mia tegas.


“ Kami paham sekali. Tetapi bisa engga jangan akuisisi total. Ya lewat restruktur hutang aja. Kita create value bareng bareng“ kata owner perusahaan menatap saya. 


“ Saya akan pikirkan. Tetapi tidak janji akan setuju dengan proposal anda.” kata saya seraya menuangkan teh kepada mereka. Dan mengajak mereka minum. Keadaan jadi cair lagi. Engga lagi tegang.  Mereka perhatikan ruangan sekitar. “ ini apartemen jadi lounge ya. Punya anda ? tanya fund manager. 


“ Bukan.” saya menggeleng. “  Punya SIDC.”kata saya.


“ Moga restrukturisasi kredit Covid bisa diperpanjang sampai tahun 2025. Pemerintah sudah minta OJK untuk perpanjang.” kata Konsultan. “ Ini angin segar bagi perbankan nasional, Saham Bank BUMN bisa rebound lagi.” sambungnya. Ini memang diharapkan oleh korporat, bukan hanya bank. Maklum di otak korporat indonesia, selagi bisa nunda kenapa harus lunasi. Dan bisa jadi uang kredit udah tenggelam di tempat lain, yang semacam fraud atas penggunaan kredit bank.


“ Oh anda mengkhawatirkan keadaan perbankan? Saya mengerutkan kening “ Padahal semua dilaporkan bahwa kondisi bank baik-baik saja. Kredit bermasalah mencapai titik terendah. Bahkan, loan at risk bank yang selama ini menjadi hantu juga sudah seperti sebelum COVID-19. Posisi NPL juga terendah di kawasan ASEAN. Dimana masalahnya ? Sambung saya.


“ Anda tahulah laporan perbankan. Sebelum krisis Lehman, semua bank laporannya bagus. Eh tanpa ada angin dan hujan. Tahu tahu badai datang di jantung wall street. Kolap bareng tahun 2008. Engga di AS, di Indonesia juga sama. Bukan rahasia lagi kalau perbankan itu jago poles neraca.” Kata Konsultan. 


“ OK. “ saya berusaha maklum.


Banyak bank di AS yang telah membayar suku bunga rendah selama beberapa tahun. Ketika The Fed mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2022 sebagai respons terhadap lonjakan inflasi 2021–2023 , harga obligasi menurun, menurunkan nilai pasar cadangan modal bank , menyebabkan beberapa bank mengalami unrealize loss. Itu di AS, bagaimana dengan Indonesia ? tanya saya.


“ Di Indonesia kurang lebih sama.” Kata Fund Manager. “  Data menkeu Februari 2024 total SBN dipegang perbankan mencapai 25,56 % dari total SBN sebesar Rp. 5.784 triliun. Nah dengan adanya kenaikan suku bunga acuan BI,   berdampak pada penurunan nilai aset investasi perbankan, khususnya investasi pada SBN. Kalau dijual harga bisa jatuh. Bisa terjadi realize loss, apalagi kalau 150.000 deposan di atas Rp. 5 miliar tarik uang dari bank. Itu akan jadi skandal besar, berdampak sistemik.Tanda tanda itu sudah ada dengan semakin keringnya likuiditas “ kata Fund Manager. 


“ Oh walau BI sudah injek likuiditas perbankan lewat skema KLM mencapai lebih dari Rp. 200 triliun atau tepatnya kalau engga salah Rp, 246 triliun. Engga ada arti ya. Kalau SBN yang bank pegang mencapai Rp.1.478 triliun. Berat memang keadaan perbankan." Kata saya.


" Padahal kenaikan suku bunga itu keniscayaan untuk mengendalikan IDR. Memang dilema. Apapun kebijakan salah dan sepertinya kedatangan badai moneter hanya masalah waktu. Lambat atau cepat akan terjadi” kata konsultan

 

" Bisa jadi badai itu sudah dekat…” Mia ikut nimbrung bicara. “ Karena sebenarnya struktur bisnis terutama korporat memang dalam keadaan bermasalah. Mereka memiliki ICR kurang dari 1. ICR aman kan harusnya dua kali. Menurut perhitungan IMF, jumlah perusahaan dengan ICR di bawah satu, naik dari 21% menjadi 28% dari total perusahaan yang disurvei. Itu tahun 2022. Sekarang tentu lebih besar lagi. Kenaikan jumlah perusahaan dengan ICR rendah tentu akan berdampak serius kepada perbankan yang menyalurkan kredit ke korporat. 


Apalagi dengan adanya kenaikan suku bunga dan kurs yang terus melemah.  Makanya engga kaget banyak pabrik tutup dan yang bertahan juga dalam keadaan sekarat, termasuk BUMN. Kalau memang perbankan baik saja kan engga mungkin restruktur kredit terdampak COVID 19 harusnya berakhir 31 maret 2021 tapi setiap tahun terus diperpanjang. Sampai tahun ini 3 kali diperpanjang. Jangan jangan sebagian besar nasabah korporat sudah seperti zombi alias dead duck" sambung Mia.

“ Kemarin RDP dengan DPR, Indonesia Eximbank mengajukan PMN sebesar Rp10 triliun untuk program PKE. Data laporan keuangan akhir tahun 2023, Indonesia Eximbank rugi mencapai Rp16,5 triliun. Modal jadi drop. Dari Rp28,8 Triliun jadi Rp8,76 triliun. Sementara hutang sebesar Rp.42,5 triliun. Perbankan lainnya kalau nanti meledak tentu berlipat nilai kerugiannya. “ Kata Fund manager.


“ Yang miris lagi, Indonesia Eximbank di samping tidak melaksanakan visi dan misinya untuk mendorong ekspor UKM, malah terjebak fraud. Yang konyolnya fraud itu dilakukan oleh nasabah besar. Perusahaan yang dapat fasilitas melimpah dari sumber daya negara seperti Nikel, batubara dan CPO. Udah SDA dijarah, uang negara pun di jarah. Dan sekarang engga ada malunya Indonesia Eximbank minta uang APBN lagi , dengan alasan sudah melakukan perbaikan manajemen resiko. “ Kata Mia.  Saya senyum aja.


Mereka terdiam semua.  Saya segera berdiri untuk mengakhiri pertemuan. “ Terimakasih untuk kedatangannya. “Kata saya menyalami mereka satu persatu. “ Mohon bantuannya Pak B. “ Kata Owner. Saya sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.


***

"Bu Mia pintar sekali ya. Wawasannya luas sekali. Baru kali ini kita ketemu. Kerja dimana? " Kata Alisa. 


" Di New York . " Jawab Mia. " Bapak B yang didik saya. Dapat beasiswa dari SIDC di Harvard dan berkarir di AMG afiliasi SIDC khusus hedge fund."Katanya. Alisa terpesona.


Saya keluar dari safehouse, Lina sudah menanti saya di lobi untuk jemput saya pergi meeting. Mia juga pamit ke saya. Karena besok dia akan kembali ke pos nya di NY. Alisa melambai ketika saya masuk ke dalam kendaraan Lina.


“ Bangunkan saya kalau sudah sampai”kata saya.


“ Ya pak” Kata Lina.


Di jalan saya minta berhenti. Karena mau beli rokok. “ Bapak mau beli apa? saya aja yang turun” Kata Lina siap siap mau turun dari kendaraan.


“ Kamu tunggu aja di mobil. Perusahaan bayar kamu bukan untuk urusan pribadi saya” Kata saya langsung ke luar.


Umumnya di teras indomerat ada kursi dan table untuk orang merokok. Saya terima telp dan duduk di kursi itu sambil merokok. Saya melirik ke samping. Ada pria dan wanita sedang bicara. Wanita itu bersama Balita. Usai telp saya habiskan waktu untuk sebatang rokok.


“ Gua belum kerja. Lu sabar aja di ruman orang tua lu.” kata pria itu. Wanita itu diam saja tapi wajahnya terkesan sedih. “ Gua kerja serabutan di kota. Hanya dapat uang bayar kost dan makan doang. " 


 Wanita itu mengangguk berusaha maklum.


“ Malu minta sama ayah untuk beli susu. Mereka juga sedang sulit” kata wanita itu.


“ Dik, maaf “ kata saya dengan tersenyum ramah. “ Siapa nama anaknya? kata saya membelai kepala anak itu yang sedang digendong wanita itu.


“ Ipul pak” Kata Pria itu. Saya keluarkan uang dari tas selempang saya 15 lembar pecahan Rp. 100.000. Saya berikan uang itu kepada anak itu. Mereka terkejut. “ Engga usah pak. Kebanyakan uangnya.” Kata Wanita itu. Saya senyum aja dan berlalu.


Saat masuk ke dalam kendaraan. Saya tanya ke lina” Kamu ada lowongan engga?


“ Kebetulan kita lagi tambah karyawan untuk pabrik footwear.” kata Lina.


“ Dik, “ saya panggil pria itu dari dalam kendaraan. Dia dan istrinya mendekat. “ Tadi kerja dimana? tanya saya kepada pria itu.


“Di Bekasi pak. Pabrik.” Katanya mendekati saya. 

“ Bagian apa ?


“ Supir kanvas” kata pria itu.


Saya minta kartu nama Lina. “ Kamu datang aja ke alamat pabrik yang ada dibalik kartu nama ini. Semoga diterima ya” Kata saya menyerahkan kartu nama Lina.


“ Terimakasih pak. Kami tadi tinggal di Bekasi tapi sejak suami saya di PHK, saya dan anak  ngungsi ke rumah orang tua di Roxy" Kata wanita itu dengan airmata berlinang.


" Moga suami ibu bisa kerja lagi. Yang sabar ya bu" Kata saya. Dalam kendaraan saya termenung. Begitu banyak korban PHK. Anehnya antar kementerian saling sanggah data PHK. Bukannya sibuk atasi. Tapi mungkin mereka sibuk yang lain. 


“ Pak..” seru Lina. “melihat keadaan banyak pabrik yang PHK dan perusahaan yang terjebak hutang valas akibat kurs melemah, bahkan negara juga terjebak hutang. Daya beli melemah akibat harga harga naik. Hukum lemah dan demokrasi tidak ada value. Akibatnya jangankan yang tidak punya pendidikan , yang sarjana pun banyak yang hopeless. Entah bagaimana masa depan Indonesia. Padahal kita punya segala galanya. Hanya niat baik elite politik yang tidak ada." Sambungnya. 


Ya PHK adalah hal yang sangat menakutkan bagi saya. Makanya saya tahan selera pribadi saya untuk memperkaya diri dan utamakan pertumbuhan perusahaan. Hanya bekal niat baik itulah saya berharap Tuhan menolong saya di tengah situasi pasar global yang tidak menentu. Moga aja keadaan ekonomi baik baik saja. Kasihan rakyat kecil.




6 comments:

Anonymous said...

Cerpen yg super yg saya ngerti baru bagian negara terjebak hutang valas akibat kursi melemah

Hans said...

Jika berkenan tolong di tanggapi babo. Usaha saya itel kecil. 100% usaha saya ditopang olrh dana kartu kredit (cc) dari beberapa bank. Selama ini saya menikmati promo dan diskon cc. Namun di awal Juli 2024 rasanya diskon dan promo itu menghilang begitu saja. Apakah ini akibat badai moneter yg akan menimpa perbankan kita?.. apa solusi untuk saya kedepannya?

Septa said...

Semoga saya bisa bekerja di perusahaan babo amiin

Anonymous said...

Hanya orang yg benar" bertawa kepada Tuhan yang mampu melakukan hal ini.🙏 Semoga BABO SELALU DIBERI KESEHATAN DAN PANJANG UMUR. 🙏

Arif Zailani said...

Semoga semuanya baik-baik saja

Arif Zailani said...

Semoga semua baik2 saja

Bisnis dalam dimensi moral

  Saya tadi sore ketemu dengan sahabat pembaca blog saya. Dia dari luar negeri yang sedang menyelesaikan S3 nya. "Saya tertarik membaca...