Sudah hampir 1 jam saya melamun. Saya lirik jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Saya masih di kantor saya di Hong Kong. Sudah hampir 1 tahun saya pelajari rencana perkebunan pisang skala besar. Aspek business termasuk downstream sudah saya kuasai. Tetapi faktor resiko terhadap hama dan iklim sesuatu yang tidak bisa dihindari.. Apalagi tanaman monoculture dalam skala luas ribuan hektar semacam estate food, resiko akibat berkurangnya ekosistem pasti akan menimbulkan banyak implikasi terhadap tanaman.
Saya sudah membaca banyak studi soal tanaman pisang itu. Mengikuti seminar. Tetapi belum juga dapat pencerahan. “Serahkan saja kepada Konsultant Ahli. Bayar. Selesai. Kenapa repot amat.” kata Esther sahabat saya. Tetapi tidak bagi saya. Sebagai sponsor tentu saya harus bertanggung jawab secara personal terhadap kegagalan ini. Tidak boleh saya tergantung kepada kepada konsultan ahli dalam membuat keputusan investasi.
Dalam bisnis menggunakan uang sendiri, tentu biasa saja bertarung ala gembler. Kalau gagal, tidak ada orang lain jadi korban. Tetapi bisnis saya terkait dengan produk investasi hedge fund, yang investor nya adalah kalangan sophisticated. Tanpa alasan logis secara bisnis dan akademis, pasti tidak akan ada investor berminat membeli surat berharga yang akan saya terbitkan.
Keliatan ada notifikasi di skype masuk dari @Caixia. Itu dari sahabat saya di Wuhan. Dia saya kenal pada saat seminar pertanian di Shanghai. “ Hi B, saya sedang di Hong Kong. Apa bisa kita bertemu” tertera PM dia di chat board.
“ Tentu, Kamu nginap di hotel apa ?
“ Di Regal hotel.”
“ Apa mungkin saya undang minum teh”
“ Tentu. Kapan?
“ Sekarang saya segera otw. Kita ketemu di Time square. Dari sana kita jalan ke cafe. “
“ Ok segera saya ke sana”
Usia Xia mungkin sepuluh tahun lebih muda dari saya. Kalau dia berhias tentu dia akan keliatan cantik. Tetapi dasar akademis, membuat dia tidak peduli bersolek. Terakhir bertemu saya tahun lalu di Shanghai saat seminar, dia masih jomblo. Saat saya sampai di Time Square dia sudah ada. Memang jarak hotelnya lebih dekat daripada kantor saya di Central IFC. Saya jabat tangannya dan menuntunnya ke restoran yang ada di gedung time square.
“ Gimana dengan rencana kamu berinvestasi pada kebun pisang? Ada kemajuan? tanyanya.
“ Ya…Masih bingung dan belum berani ambil keputusan” kata saya dengan suara terkesan lelah. Kemudian saya jelaskan alasan saya ragu. Dia tersenyum. “ Apa kamu berani melakukan langkah awal? yang secara moral beresiko? katanya menyipitkan mata.
“ Apa ? Saya penasaran.
“ Kenapa tidak lakukan Clustered regularly interspaced short palindromic repeats, atau kalau dilafalkan crisper["
“ Bisa jelaskan dalam bahasa sederhana?
“ Ada hal yang sering tidak teridentifikasi pada tanaman, yaitu sifat yang mempengaruhi, seperti hasil panen, toleransi kekeringan, atau kemampuan bertahan hidup tanpa bahan kimia pertanian. Itu terjadi pada setiap tanaman. Nah dengan adanya crisper kita dapat melakukan pengeditan atau tepatnya rekayasa gen. Nah jika kamu berhasil melakukan pengeditan, kamu akan jadi pemenang secara keseluruhan menaklukan hambatan menjadi peluang bisnis besar.”
Saya mengerutkan kening.
“ BIsa jelaskan lebih sederhana lagi? Maklum saya tidak pernah masuk universitas, apalagi belajar sains yang rumit” kata saya berterus terang. Cara terbaik dihadapan ilmuwan adalah menjadi murid TK.
“ Kamu kan pernah menulis. “ Tanyanya.
“ Ya tentu.
“ Agar tulisan kamu sesuai dengan tema, kamu gunakan beragam sumber referensi. Nah walau tulisan itu orisinil dari kamu tetapi sebenarnya kamu melakukan editing terhadap sumber referensi yang ada.” Katanya menjelaskan. Langsung saya pahami.
“ Lantas dimana moralnya?
“ Hasil dari crisper itu menemukan gen kunci yang bisa mengubah takdir dari tanaman. Produksi tinggi walau dilahan yang sempit. Sedkit pupuk dan pestisida, bahkan tanpa pupuk dan pestisida.”
“ Oh begitu.”Kata saya terpesona. Seperti dapatkan cahaya terang.
“ OK saya tidak peduli soal moral personal selagi itu tidak bertentangan dengan UU negara.” kata saya.
“ Sebagaimana diketahui, tanaman tersebut merupakan genetically modified organism, itu kan rekayasa gen. Tentu harus diatur ketat, Kawatir menimbulkan paradox. Nah dunia termasuk China mengizinkan tanaman hasil edit genom dari peraturan yang mencakup GMO, selama tanaman tersebut diproduksi bukan dengan mentransfer DNA dari spesies lain, namun dengan menginduksi mutasi yang dapat terjadi secara alami atau melalui pembiakan konvensional.” Kata Xia.
“ Ok. Saya tertarik lakukan itu. “ kata saya tanpa mikir lagi. Saya percaya xia. Dia phd pertanian.
“ Yakin” Xia tersenyum.
“ Sangat yakin. “ Kata saya tegas.
Xia tersenyum puas.
“ Saya akan bantu kamu. “katanya.
“ Terimakasih”
“ Walau kita bertemu secara tatap muka baru dua kali tetapi selama setahun kita terus berkomunikasi lewat email dan skype. Kamu suka bicara dengan saya, kadang berjam jam. Padahal bukan bicara bisnis. Kadang saya pikir kamu menggoda saya. Tetapi nyatanya kamu sangat menghormati saya. Apa mungkin kamu jadi sahabat saya . “ Katanya. Saya rentangkan kedua tangan saya. “ Now we are friend” Bisik saya.
***
Sejak pertemuan dengan Xia, selama tiga bulan dia aktif sekali hubungi saya dan kenalkan dengan beberapa orang temannya dari AS dan Eropa. Sehingga saya tanpa ragu, setujui anggaran riset rekayasa gen untuk proyek tanaman pisang. Setahun kemudian, riset sukses menghasilkan varietas pisang tahan hama dan berbagai patogen. Setelah melalui penilaian oleh otoritas atas pilot proyek di laboratorium riset selama 1 tahun, kami berhasil dapatkan izin dari pemerintah China untuk menanam itu dalam skala besar.
Saya tanpa ragu membuat keputusan untuk berinvetasi pada perkebunan pisang. Dilakukan dalam skala food estate di Yunnan dan terintegrasi dengan indusri API dan Banana powder. Business model adalah sebagai supply chain industri pharmasi dan industri makanan.
Saya beri penugasan kepada team SIDC untuk lakukan fundraising. Pendanaan dari skema hedge fund lewat penerbitan Global bond 144A. Dengan margin laba business diatas 50% tentu tidak sulit dapatkan sophisticated fund yang berbunga 2% diatas LIBOR.
Tapi khusus Pimpinan Proyek saya sendiri yang tunjuk. Bukan lewat proses rekrut HRD. Saya bisa temukan Pimpinan proyek yang qualified. Dia mantan perwira China dari unit Military food service yang diakui tingkat disiplin nya. Maklum menanam dengan basis rekayasa gen memerlukan karakter disiplin tinggi terhadap SOP. Yang penting track record nya, sukses menanam tebu ratusan ribu hektar di Brazil. Sebagai CEO saya tunjuk Xia. Awal investasi 5000 hektar dan kemudian berkembang menjadi 15.000 hektar.
Sejek Xia jadi CEO Unit business SIDC Agriculture, saya bertemu lagi dengan dia tahun 2023 di Hong Kong. “ Hampir semua investasi swasta China dibidang perkebunan atau pertanian di dalam maupun di luar negeri, berbasis riset. Memindahkan tanaman dari meja lab ke skala kapitalisme pertanian. Semua make money” Kata saya memuji dia yang 10 tahun lalu provokasi saya.
“ Keseriusan pemerintah China terhadap pemenuhan pangan sangat luar biasa. “ kata saya.
“ Maklum ini soal kehidupan lebih 1,4 miliar penduduk China yang harus dipertanggung jawabkan. Kan kita tidak bisa sepenuhnya bergantung dengan luar negeri. Kemandirian adalah kata kunci kedaulatan sebagai bansa. “ Jawab Xia.
“ Makanya engga aneh, bila ChemChina membeli Syngenta bermarkas di Swiss seharga USD 43 miliar. Ini transaksi fenemonal mengakusisi lembaga riset CRISPR nomor empat terbesar dunia. Secara tidak langsung hegemoni Eropa dalam hal riset CRISPR sudah berpindah ke China.” Kata saya.
“ Ya dengan China kuasai riset CRISPR, pemerintah bukan hanya bisa tegakan aturan soal GMO, tetapi juga bisa mengarahkan terjadinya sinergi dan kolaborasi antara akademisi, lembaga riset, industri dan investor. Itu semua memungkinkan China bisa mencapai food security .“ Kata Xia tersenyum.
“ Terimakasih sudah kerja keras untuk SIDC. Kamu telah membuat impian saya jadi kenyataan.” kata saya. Saya rentangkan tangan dan memeluknya.
2 comments:
Wow.... Adakah kemungkinan bisa di Indo ini B?
Hebat
Post a Comment