Saturday, January 27, 2024

Dunia persepsi

 




Saya menanti Elena di Ritz London, hotel. The Ritz London menghadap ke Green Park. Bangunan Neoklasik menawarkan standar kemewahan tertinggi kaum bangsawan eropa, masakan Inggris yang lezat, dan teh sore klasik. Kamar tidur nya menggabungkan arsitektur kuno dan perabotan antik dengan fasilitas modern. Didekorasi dengan warna-warna hangat. semua kamar memiliki langit-langit tinggi, perapian berornamen, dan lampu gantung. Kamar mandi elegan dengan perlengkapan mandi desainer terkemuka. 


Hanya 5 menit sebelum jadwal dia sudah ada di Ritz Restauran berbintang Michelin menghadap ke taman. Elena datang dengan kemeja putih itu, ditambah syal merah muda melingkar di leher, dan rok panjang ala gadis Eropa pada umumnya. Dia tersenyum menyapa hangat saya. Saat itu winter time di januari 2009. Kali pertama saya mengenalnya di ruang seminar di London. Saat itu sahabat saya dari Black Rock tawarkan program seminar Ekosistem bisnis. Dan berlanjut lewat skype., menjalin cerita yang hampir membosankan jika dituliskan di majalah-majalah anak muda.


“ Apa yang menarik itu” Tanya saya saat usai bicara ngalor ngidul seraya menghabiskan santapan mahal. Saya tidak akan datang jauh jauh hanya sekedar menatap dan menikmati makan siang dengan wanita cantik. Gadis Shanghai banyak yang lebih cantik. 


“ Sebagaimana paper yang saya kirim via email ke kamu. “ Dia mulai menampakan sikap serius “ Perangkat lunak itu dirancang untuk menganalisis data tidak terstruktur dalam jumlah besar, seperti informasi yang terkandung dalam email, dokumen, dan pesan instan, yang secara fundamental berbeda dari data yang disajikan dalam format terstruktur seperti baris dan kolom pada spreadsheet. Software ini dirancanng bersama sama dengan peneliti di Universitas Cambridge. Data ini sangat berguna bagi perusahaan untuk memperkuat hasil riset bisnis dan menentukan pilihan kemitraan yang qualified” Lanjutnya.


“ Jadi lebih kepada data pribadi ? tanya saya.


“ Ya termasuk data perusahaan tentunya “ Jawabnya cepat. “ Dengan perangkat lunak ini tidak ada lagi privasi. Bahkan bisa memonitor segala gerak dan komunikasi para CEO termasuk politisi, pejabat pemerintah. “ Lanjutnya. Saya tertegun. Karena dengan adanya software ini akan melengkapi data center untuk mengetahui hide agenda dari top level pemerintah maupun korporat. 


Saya mengangguk. Elena tersenyum. “ Mereka dari Sigmaware sebentar lagi akan datang. Anda akan dapat penjelasan skema bisnis dari mereka“ Kata Elena. “ Kalau begitu kita ketemu di Rivoli Bar aja. “ kata saya. Dia mengangguk. Kami segera pergi ke Rivoli Bar yang ada di Ritz juga. 


Benarlah, tak berapa lama mereka datang. 2 pria dan satu wanita. Usia mereka diatas 40 tahun. Ya sama dengan usia saya saat itu 45 tahun. Sudah melewati usia emas. Dari penjelasan mereka. Saya tahu lebih 50 % data dan retorika adalah asumsi. Mereka sedang membangun persepsi dan membenamkannya dalam benak saya.  Pengalaman bisnis saya terutama dalam hedge fund melatih sensor bisnis saya tajam seperti ular kobra. Dalam keadaan rabun tetap bisa membedakan mana ancaman dan mana  kenyaman.


“ Saya tidak akan membayar mimpi kalian. Tetapi saya siap sama sama bangun value” kata saya cepat. Saya tidak mau buang waktu untuk semua omong kosong. Bangun value yang dimaksud bukanlah uang untuk ongkos operation cost para peneliti dan eksekutif. Tetapi membangun skema agar investor institusi masuk dalam jebakan bisnis. Mereka qualified. Punya titel S3. Rencana bisnis yang visioner. Proposal bisnis yang akademis dengan sederet angka yang rumit. Ah mantap punya, kata orang medan. Benarlahm mereka tersenyum. Sepertinya mereka paham arah pembicaraan saya. “ Itu mengapa kami ingin deal dengan anda. “ Kata salah satu mereka. Saya berjanji akan membahas secara detail keesokannya dengan team mereka


***

Meeting diadakan  di Kantor mereka di Dockland, Loondon. Elena mendampingi saya. Dengan serius saya menyimak presentasi dari team ahli perancang IT. Mereka jabarkan detail requirement investasi Sekali kali mata saya melirik file dokumen tebal di atas meja. Setelah selesai presentasi, team perancang IT keluar. Kami lanjut bahas business plan. 


 “ Software itu tidak ada arti kalau tidak dilengkapi rumah yang kokoh dan canggih. Perlu gateway internet yang secure. Perlu data center berskala terrrabit. Saya lebih memilih strategi investasi lewat akuisisi infrastruktut tersebut. Setelah itu kita bisa hitung value dari software itu untuk kita tawarkan kepada strategic partners yang berkelas dunia” kata saya seraya menyerahkan business plan. Hanya dua lembar. Lengkap dengan skema bisnis. 


“ Jadi target anda akuisisi perusahaan yang ada dalam daftar business plan ini? Kata salah satu mereka menunjuk kepada kertas dua lembar dari saya.


“ Ya. “ jawab saya tegas.


“ Ini luar biasa.” Kata salah satu dari mereka, yang juga CEO. Saya tahu namanya Max. “ Bermimpi saja kami tidak mampu apalagi merealisasikannya. Too good to be true.” Lanjutnya.


“Tidak ada yang too good to be true. Skill dan penetahuan akademis kalian itu tidak bisa dihitung dengan uang. Belum lagi keberanian kalian untuk mengimplementasikannya. Ini langkah visioner yang bisa mengubah lanskap komunitas dari feodal ke egaliterian. Setidaknya sistem demokrasi akan lebih bernilai , terutama dengan adanya software ini akan terjadi process social engineering kepada kehidupan yang lebiih demokratis. “ Kata saya. Entah mereka mengerti atau tidak. Saya sendiri tidak paham apa yang saya katakan. Yang pasti terkesan utopia.Tapi memang hanya itu cara membuat orang akademis melupakan akal sehatnya.


“Dan anda akan siapkan dananya untuk akuisisi itu ?


“ Saya akan siapkan uangnya melalui utang. “ kata saya. “ Dan tugas anda penuhi standar kepatuhan yang berkaitan dengan kajian tekhnologi atas setiap kebutuhan investasi dan akuisisi itu. Sisanya itu urusan saya.."


“ OK “ Kata Max. “ Gimana dealnya ?


“ Saya akan terbitkan produk hedge fund senilai USD 1 miliar lewat mutual fund limited offer. 80% dari face value. Zero coupon. Option buy back 3 tahun 100% face value. Exit pada tahun ketiga lewat pelepasam saham kepada strategic partners. Saya akan ambil bagian sebagai seed capital lewat entity SPVC dengan share option 20% dari harga exit.” 


“ Jadi kami tidak ada kaitannya dengan utang yang anda create lewat produk investasi hedge fund itu. Itu urusan anda ” Kata Max menegaskan. Saya mengangguk “ Yup! Mereka saling pandang. Akhirnya mereka secara aklamasi menyatakan setuju. Mereka menyalami saya.


***

Keesokannya Elena bergabung dengan team saya dari Hong Kong dan yang ada di Swiss. Elena memang profesional lawyer bidang business IT. Skill nya sangat diperlukan untuk melewati process skema bisnis berjalan sempurna. Saya juga membayar konsultan komunikasi business seperti SS yang berkelas dunia. Tugas mereka memberitakan semua aksi Sigmaware lewat bauran media. Sehingga tidak sulit saya meyakinkan investor institusi dalam process fundraising. 


Setahun kemudian saya berhasil menjual produk mutual fund limited offers untuk membiayai program akuisisi yang berkaitan dengan infrastruktur Sigmaware. Setahun berikutnya process akuisisi gateway internet dan data center dilaksanakan untuk rumah bagi software Sigmaware. Tahun ke tiga, Sigmaware melepas saham 60% kepada HP raksasa komputer dari AS senilai USD 11 miliar. Sesuai agrement venture fund,  saya dapat 20% dari USD 11 miliar atau USD 2,2 miliar. Uang itu saya gunakan  untuk exit atau buy back mutuai fund senilai USD 1 miliar. Saya dapat Gross margin sebesar USD 1,2 miliar dalam 3 tahun. Closed File!


2013


”Aku suka senja, apalagi jika melihat burung-burung terbang ke arah barat, seakan-akan rumah mereka adalah senja.” Kata Elena


”Tetapi, aku tidak begitu mengerti senja. Bagiku tak ada sekat antara sore dan malam, antara sisa-sisa cahaya siang dan datangnya potongan-potongan malam.” Kata saya sekenanya. Memang saya berbeda dengan dia yang selalu teliti dan terukur.


”Apa kamu tidak pernah bermain di pantai ketika sore hari? Ketika kamu lihat langit menggaris merah dan beberapa perahu berlayar lurus hanya menyisakan layarnya yang berkibar. Seperti sangat dekat dengan garis dunia itu. Seakan bersandar pada cahaya senja.” Tanya Elena


”Tidak, aku hanya tahu pantai yang panas, dan sore hari aku pulang untuk beristirahat.”


”Jadi, kamu tidak pernah melihat senja?”


”Aku bisa melihatnya dari foto-foto.”


”Foto-foto tidak hidup, semuanya diam, seperti dunia tanpa waktu.”


”Kalau begitu berikan aku video yang merekam senja.”


”Tidak. Aku tidak punya. Aku saja jarang menikmati senja yang utuh. Kadang setahun dua kali, kadang setahun sekali, bahkan sering tidak sama sekali.”


”Lalu, di mana kamu bisa melihat senja yang utuh?”


”Aku hanya melihatnya ketika pulang ke rumah orangtuaku di desa Yorkshire, di London Utara. Di sana ada bukit luas yang jarak pandangnya sampai ke pantai, dan ketika sore tidak akan ada yang menghalangi pemandangan terbenamnya matahari, termasuk senja itu.” Kata Elena.


Kemudian segalanya hening. Senja memang barang langka di kota Blackburn. Gedung-gedung bertingkat dengan lampu merkuri telah mengalahkan sisa cahaya setelah tenggelamnya matahari. Belum lagi lampu kota menyinari jalanan di mana mobil-mobil berkejaran dengan waktu. Orang-orang di sini tak begitu peduli apakah matahari telah tenggelam atau bahkan terbit dari arah tenggelamnya. Becerita tentang senja hanya lelucon di kantin dan taman bermain anak-anak.


”Ke mana kita pergi?” Tanya saya. Suasana menjelang malam yang sempurna, tetapi segala sesuatu yang terasa indah saat dia meminta saya mengantarnya ke Apartement. Namun saya menolak  secara halus untuk berlayar ditempat tidur seperti sebelum dia jadi anggota team saya.


Keesokan paginya Elena perlihatkan berita koran. Saya hanya lirik sekilas. “ Otoritas London melakukan investigasi atas dugaan penipuan oleh Sigmaware. Karena dianggap memalsukan data akuntasi. Sementara HP berhutang untuk akuisisi itu sebesar USD 15 miliar padahal harga akuisisi USD 11 miliar. Dan karenanya Sigmaware menggugat HP karena pencemaran nama baik. “ Kata Elena tertawa kencang dan dorong saya sampai terguling di tempat tidur. Saya senyum aja dan seraya melepaskan diri dari tubuhnya diatas perut saya.  

“ Hari ini saya pulang ke Jakarta dan kamu pastikan besok sudah ada di Swiss bersama team George” Kata saya melangkah ke pintu apartement. “ Kita masuk another deal, Satellite huges kan. “lanjut saya.

" Yes Sir ! Kata Elena seraya kiss dried saya dengan cepat. Saya senyum aja dan berlalu.


Tahun 2023.


Saya sapu pandangan ke dalam ruangan Rooftop Bars & Restaurant, Marina bay Sand Singapore. Cepat sekali mata saya tertuju ke table dimana Elena duduk sendirian. Dia melambaikan tangan ke arah saya. “ I missed you”katanya berbisih saat memeluk saya.  


“ Saya tidak bermalam. Rencana usai makan malam saya kembali ke Aiport. “ Kata saya menegaskan. Bagaimanapun dia sudah menjadi bagian dari team shadow saya. Saya harus menjaga jarak dengan dia. Mungkin dia cepat menyadari posisinya.  Dia cepat pula membungkuk “ Ini photo dia. Itu photo dari network saya di Moscow tahun 2019 sebelum COVID. “ kata Elena menyerahkan notepad nya. Saya terkejut dan segera mengalihkan pandangan ke keluar. 


“ Sejak tahun 2013 otoritas melakukan investigasi fraud terhadap Sigmaware. Akhirnya semua infrastruktur disita. Beberapa petinggi Sigma kena hukuman. Tapi salah satu pemegang saham Sigma dari Rusia berhasil membangun cloud data di Rusia dengan mengembangkan platform Sigma. Mereka melayani exclusive clients terutama untuk memata matai elite pollitik dan pejabat pemerintah yang korup. Data itu digunakan untuk memeras mereka.” Sambung Elena. Saya termenung. 


Tekhnologi IT memang merampas hak privasi orang lain dan membuat setiap orang sulit menyimpan rahasia. Bagi politisi dan pejabat yang korup memang mudah diperas dan sehingga idealisme yang pernah menjadi modal dasar dia berkarir sirna sudah. Dengan penguasaan informasi privasi, semua elite, aparat hukum dan penguasa tidak berdaya, yang pada akhirnya juga dipaksa menjadi agent bagi kepentingan pemodal menguras sumber daya negara.


“ Kamu tahu kan kemenangan Lila pada pemilu Brazil 2022 yang selisih suara hanya 1% dari lawannya. “ Kata Elena. Saya mengangguk. “ Itu berkat cloud data semacam Sigma, yang membungkam para elite dan penegak hukum dari kecurangan pemilu. Juga kemenangan Biden atas Trumps. Disaat sulit menemukan elite yang bersih,  memang siapapun yang menguasai data maka dialah king maker. Tidak ada lagi nilai nilai demokrasi. Kecuali calon presiden memang dikenal bersih dan berani melawan. Tapi itu juga tidak mudah. Karena oligarki kekuasaan semua korup dan mereka adalah wasit lapangan dan hakim garis Pemilu“ Sambung Elena.


Saya perhatikan sejenak photo itu dan kemudian saya hapus, termasuk file delete juga saya hapus.  “ Mengapa? tanya Elena.


“ Kembali ke pos kamu. “ Kata saya berdiri dan melangkah keluar restoran. 


“ Yes Sir. " Seru Elena. Saya kembali ke Swiss dengan private jet malam ini “ Kata Elena. Kami berpisah di depan pintu lift.


***Nama dan tempat rekaan belaka.

4 comments:

Anonymous said...

Ceritakan mengapa dunia Barat dan juga eropa berpihak kepada Israel tanpa kondisi babo???? Cerahkan kami agar bisa memahami siapa yang bisa dan tidak dapat dipercaya di dunia ini...

Anonymous said...

Materi Hedge fund Bagus, tapi perlu
Belajar banyak istilah²nya, agar lebih memahaminya.

Anonymous said...

So, mr B, akankah sofware tsb n data tsb dipkai utk GAMA bisa menang.. Sy percaya sentuhan babo n tim bisa terwujud.

Anonymous said...

Terimakasih

Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...