Saturday, October 14, 2023

Politik Dinasti

 




Di ruang Sauna saya dan teman teman asik ngobrol.


“ Berapa orang anak buah lue nyaleg “‘tanya David ke Asiong.


“ Empat. Dua di DPR dan dua lagi di DPRD di wilayah yang ada proyek gua doang “ kata Asiong. “ Lue berapa “ tanya Asiong ke David.


“ Gua 2 doang. Ya sekedar titip sendal dan pasti dapat kursi DPR“ Kata david.


Yang lain juga menjawab senada dengan kesan tanpa semangat. Sepertinya bukan urusan besar untuk dibahas. “ Eh padang. " seru Akhiat ke saya. " Awi berapa anak buahnya nyaleg ? lanjutnya.


“ Engga tahu gua. “ Jawab saya cuek. 


“ Kalau engga salah Awi punya dua anak buah yang nyaleg. “ kata Afin.  Saya tidak menanggapi obrolan itu. Saya memilih keluar dari ruang sauna.  Menjelang Pemilu memang politisi atau kader partai butuh sponsor pengusaha untuk biaya pendaftaran caleg, kampanye, sosialisasi, dan saksi. Tanpa uang sulit sekali kader partai bisa terpilih. Apalagi bagi pemula yang berniat jadi caleg, tanpa uang praktis hanya omong kosong bisa dapat suara untuk lolos ke parlemen. 


“ Hampir semua orang partai yang pernah jadi anggota DPR, pastilah anak atau istrinya atau anggota keluarga akan jadi anggota DPR juga. Tidak sulit dapatkan ticket dari partai. Setelah itu mereka akan mencalonkan diri sebagai Walikota atau Bupati atau Gubernur. Setiap jenjang mereka membangun jaringan dengan pengusaha lewat pemberian akses konsesi bisnis. Dari itu mereka akan dapatkan juga akses dana untuk ke jenjang lebih tinggi. Sampai jadi presiden. “ Kata  Anton saat bertemu dengan saya di lounge spa. 


“ Apa salahnya Gibran jadi Cawapres? apa salah kalau rakyat memilihnya. Ini kan demokrasi. Beda dengan era Soeharto atau Kerajaan.”


Saya perlu luruskan apa itu politik dinasti. Karena banyak yang beranggapan bahwa politik dinasti itu merujuk kepada sistem kerajaan. Sehingga tidak pantas ditujukan kepada Keluarga Jokowi, dimana sistem kita Demokrasi dan Pemilu Langsung.


Jadi apa itu politik dinasty ?  Tanya Anton


Politik dinasti itu bukan tentang sistem monarki. Tetapi merujuk kepada anggota keluarga yang banyak terlibat dalam politik, khususnya politik elektoral. Antar keluarga saling berbagi pengaruh elektoral. Itu bisa karena kekuasaan, dan karena keuasaan membuat harta melimpah sehinggga mudah membeli suara. Jadi istilah politik dinasti itu ada pada sistem demokrasi. Kamu bisa baca buku Dynasties and Democracy oleh Daniel m Smith. Masih banyak lagi buku membahas politik dinasti. Paham ya.


Dinasti politik telah lama hadir di negara-negara demokrasi, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kesenjangan distribusi kekuasaan politik. Mungkin mencerminkan ketidaksempurnaan dalam representasi demokratis atau istilah romantis nya disebut demokrasi cacat ( Flawed Democracy ). Mosca yang, menulis pada tahun 1896, berpendapat bahwa “every class displays the tendency to become hereditary, in fact if not in law” Bahkan dalam sistem politik terbuka bagi semua orang, ikatan kekeluargaan dengan mereka yang sudah berkuasa menentukan keunggulan berkompetisi.


Biasanya politik dinasty itu berkembang dan ujungnya melahirkan oligarki. Michels, yang menulis tentang ““the iron law of oligarchy”, menyatakan, dalam organisasi demokratis, kepemimpinan, setelah terpilih, akan memperoleh kekuasaan, mereka merusak prinsip demokrasi yang setara. Makanya penting sekali demokrasi yang patuh hukum atau equality before the law.. Dalam negara modern apalagi dalam sistem terbuka, hukum tanpa moral, itu akan jadi drama oleh lembaga demokrasi. Sama halnya dengan demokrasi. Ia menammpilkan drama sabun dibalik kemegahan lembaga demokrasi.


So, politik dinasti itu adalah cacat bawaan dalam sistem demokrasi. Mengapa?. Dalam sistem demokrasi setiap warga negara berhak dicalonkan dan mencalonkan. Tidak peduli dia anak tukang penjaga pintu kereta atau dia anak presiden sekalipun. Tidak peduli dia tua atau muda. Bahkan lebih ekstrim lagi, setan pun kalau rakyat memilihnya ya dia bisa menang. Nah untuk menghindari cacat bawaan itu, dibuatlah UU dan aturan tentang pembatasan politik dinasti. Tetapi pembatasan itu, tidak ada  arti kalau lembaga Yudikatif dikuasai oleh Oligarki.


Sebelumnya  kalaulah para pemimpin kita tidak punya moral, tentu tidak mungkin Jokowi yang bukan siapa siapa dan bukan keluarga  politik, bisa  jadi walikota sampai presiden dua periode. itulah buah demokrasi yang diperjuangkan oleh Prodem sejak tahun awal 1990 sehingga puncaknya jatuhnya soeharto melahirkan reformasi politlk.  Nah kembali kepada moral kepemimpinan presiden terpilih. Apakah dia patuh kepada standar moral atau hanya sekedar mengikuti demokrasi sebatas procedural, dan pura pura bego meliat kenyataan.


“ Jadi kalau benar Gibran jadi Cawapres Prabowo yang sebelumnya Kaesang sudah jadi Ketum Partai,  saya rasa ini akan jadi tradisi kuat dalam politik Indonesia. Legacy Jokowi yang fenomenal adalah politik dinasti. Kita tidak bisa lagi berharap kisah berulang seperti pemilu 2014 Si Tukang Kayu jadi RI-1.” Kata Anton. Saya bisa maklum. Ini adalah fenomena yang aneh, hubungan cinta antara pemilih demokratis dan bangsawan politik.

Anton pergi ke table dengan teman teman di lounge Spa. Dia tinggalkan saya sendirian. Amel usai perawatan wajah mendatangi table saya. “ kamu cantik dan tetap awet muda. Bikin nafsu pria memandang” kata saya. 


“ Emang Ale horny ?  Katanya memegang lengan saya. “ keras dan perkasa” lanjut Amel berimajinasi. Saya kibaskan tangan. Dia sudah saya anggap adik sendiri. “ Sebentar lagi pemilu. Apa yang bisa kamu maknai sebagai pemilih.” kata saya mengalihkan pembicaraan. 


“ Hmmm” katanya memicingkan mata. Seakan berpikir sejenak “ Aku hanyalah angka dari 204 juta pemilih pada pemilu, yang bisa aja ditelan oleh kecurangan. Di bilik suara, beberapa menit kutatap lembaran kertas. Sederet gambar. Sejumlah nama. 99% tak kukenal. Kalau ada yang kukenal, ia terasa berjarak dari diriku. Tak ada dorongan seperti aku sedang melakukan transaksi jual beli. Hak dan kewajiban. Itu hanya rutinitas lima tahunan yang membosankan dan hanya cocok bagi pengangguran yang tinggi angan angan.


Tapi aku mencontreng, aku memilih. Dengan demikian aku mengubah diriku jadi satu satuan numerik. Dan dengan demikian pula aku termasuk, ke dalam sesuatu yang tak pernah, dan mungkin sekali tak akan, jadi bagian hidupku. Tak ubahnya seperti buruh pabrik. Kerja kerasnya mengubah besi jadi gunting. Tetapi ia tetap buruh.  Komoditas kapitalisme. Hidupnya tidak ada kaitannya dengan buah karyanya. Yang pasti buruh tetap terasing dari mengalirnya laba ke kantong kapitalisme.


Aku pun ke luar dari bilik suara, aku melangkah meninggalkan TPS, dan tak merasa amat peduli mana yang akan menang dan yang akan kalah dalam pertandingan lima tahun sekali ini. Aku sibuk, bukan pengangguran. Tidak numpang makan dari APBN. Ada jarak antara aku dan ritus itu. Saling tak kenal lagi, saling terasing. Mungkin inilah yang aku alami: politik yang telah mati. “ sambung Amel. Saya tersenyum.


“ Ale, “ Seru Amel. “  Politik itu tak ubahnya dengan bisnis yang berusaha menguasai sumber daya. Ya,  tak bisa dihindari sifat rakus. Dengan kekuasaan harta dikumpulkan. Dan karena harta itu, tahta bisa diwariskan turun temurun. Mana ada dalam pikiran mereka itu mewariskan kekuasaannya dengan suka rela kepada yang qualified dari segi kompetensi dan leadership. Mereka engga tahu malu dan tidak tahu diri bila harus merekayasa proses pemilu  agar menguntungkan mereka.

Dan kita pengusaha juga ambil bagian dari lahirnya politik dinasti. Kita takut karena sebagian besar dari kita telah merusak lingkungan, ilegal ekspor mineral tambang, mencemari laut dan sungai, merampas lahan rakyat, merampas hutan lindung, membayar rendah pekerja, dan menipu pajak dan bea masuk dengan kasus TPPU. Kita perlu Dinasti politik untuk  melindungi kita dari kasus dan karenanya kita tidak keberatan jadi  penyandang dana pemilu. Ini adalah kanker sosial, Mau gimana lagi. Jalanin aja hidup seperti itu. Toh hidup hanya sekali kok.” kata AMel.


Amel atau pengusaha tidak salah. Politisi juga tidak salah. Bahkan Jokowi dan anak anaknya juga tidak salah. Ini bukan soal moral dan norma tentang bagaimana tata dan demos diterapkan. Tetapi seni untuk survival yang bagi setiap orang ada spirit itu. Ya, seni dalam teater kehidupan. Ada yang berlakon jadi pecundang dan ada juga yang berlakon sebagai penakluk. Kebetulan 0,01% populasi memilih sebagai penakluk. Menggunakan akalnya untuk kecerdasan berkuasa atas lainnya. Sementara yang 99,99% lebih nyaman sebagai pecundang. Hidup dalam euforia mimpi dan haraparan walau dalam kemiskinan dan kekurangan. Hidup memang tidak sempurna.


Friday, October 13, 2023

Hamas, bukan soal agama tapi kemanusiaan


 


Setahun sebelum blokade atau tahun 2006 saya berkunjung ke Gaza bersama Anna sahabat saya di ICF. Letak Gaza di sepanjang Laut Mediterania, di timur laut Semenanjung Sinai. “ Kamu tahu ” Kata Anna “ Tadinya Gaza itu bagian dari koloni Turki Usmani sampai berakhirnya perang dunia pertama tahun 1918. Setelah itu, wilayah Gaza menjadi bagian dari mandat Liga Bangsa-Bangsa. Sementara Palestina di bawah kekuasaan Inggris. Sebelum mandat ini berakhir, Majelis Umum PBB pada bulan November 1947 menerima rencana pembagian Palestina-Arab-Yahudi di mana kota Gaza dan wilayah sekitarnya akan dibagikan kepada orang-orang Arab. 


Mandat Inggris berakhir pada tanggal 15 Mei 1948, dan pada hari yang sama Perang Arab-Israel dimulai. Pasukan Mesir segera memasuki kota Gaza. Akibat pertempuran sengit pada musim gugur tahun 1948, sebagian besar wilayah Palestina yang dikuasai Arab berhasil direbut Israel. Menyisakan sebidang wilayah sepanjang 25 mil dan lebar 4–5 mil. Daerah ini kemudian dikenal sebagai Jalur Gaza. Dalam Perang Enam Hari bulan Juni 1967, Jalur Gaza kembali direbut oleh Israel, yang menduduki wilayah tersebut selama seperempat abad berikutnya “ Kata Anna. “ Namun pendudukan Gaza oleh israel bukan tanpa perlawanan dari Rakyat Palestina, seperti contoh gerakan intifāah. Dan karena itu atas dasar perjanjain Oslo tahun 1994, Israel memulai pengalihan kekuasaan pemerintahan secara bertahap di Jalur Gaza ke Otoritas Palestina (PA) yang diwakili oleh PLO.” Kata Anna.


Yang saya rasakan pertama kali menginjak kaki di Gaza adalah udara yang sejuk. Walau Jalur Gaza ini terletak di pesisr pantai yang relatif datar. Namun suhu wilayah berkisar sekitar 13 derajat celcius dan 20 derajat celcius. Sejak awal, masalah ekonomi dan sosial utama di wilayah Gaza adalah kehadiran sejumlah besar warga Arab Palestina. Pengungsi yang hidup dalam kemiskinan ekstrem di kamp-kamp kumuh. Pemerintah Mesir tidak menganggap wilayah tersebut sebagai bagian dari Mesir dan tidak mengizinkan para pengungsi menjadi warga negara Mesir atau bermigrasi ke Mesir atau ke negara-negara Arab lainnya di mana mereka dapat diintegrasikan ke dalam masyarakat. Israel tidak mengizinkan mereka kembali ke rumah mereka sebelumnya atau menerima kompensasi atas kehilangan harta benda mereka. 


Sebelum tahun 1996, sepersepuluh penduduk Gaza bekerja kasar di Israel. Pertanian adalah tulang punggung perekonomian penduduk, dan hampir tiga perempat wilayahnya ditanami tanaman di lahan irigasi. Agro industri juga tumbuh. Mereka bisa ekspor  ke Eropa dan pasar lain atas dasar izin dari Israel. Ketegangan politik dan pecahnya kekerasan sering kali menyebabkan pemerintah Israel menutup perbatasan untuk waktu yang lama, sehingga banyak warga Gaza kehilangan pekerjaan. Akibatnya, muncullah industri penyelundupan yang berkembang pesat, berdasarkan jaringan terowongan bawah tanah yang menghubungkan sebagian Jalur Gaza dengan negara tetangga Mesir. Terowongan tersebut memberi warga Gaza akses terhadap barang-barang seperti makanan, bahan bakar, obat-obatan, elektronik, dan senjata.


Paska kesepakatan Oslo, dari tahun 1996 sampai 2006, Fatah mendominasi politik Palestina (PA). Fatah memang eksis sejak tahun 1950an. Selama rantang waktu itu politik tidak sepenuhnya stabill.  Fatah harus berhadapan dengan Hamas dan kelompok lainnya yang kecewa karena PA dinilai korup dan lemah terhadap israel. Tapi roda ekonomi menggeliat. Walau produksi pertanian menurun 19%, namun pada tahun 2006 sektor ini mempekerjakan 80% lebih banyak orang dibandingkan tahun 1996. Demikian pula, nilai tambah manufaktur menurun 7% selama 10 tahun, namun lapangan kerja di sektor ini meningkat sebesar 3%.  Pemerintahan koalisi  paska pemilu 2006 yang berumur pendek berakhir pada bulan Juni 2007 setelah Hamas mengambil alih Jalur Gaza. Kemudian, kabinet darurat yang dipimpin Fatah mengambil alih Tepi Barat. 


Sejak pengambilalihan Gaza oleh Hamas pada pertengahan Juni 2007, Israel blokade Gaza.  Tahun awal blokade 2007 saja , lebih dari 3.190 bisnis di Gaza telah ditutup. Sekitar 65.800 pekerja juga diberhentikan. Hingga 54% lapangan kerja di Gaza dihasilkan oleh sektor swasta, mewakili lebih dari 100.000 lapangan kerja. Sepertiga lapangan kerja hilang. Meskipun ada seruan dari Presiden PA agar Hamas melepaskan posisinya di Jalur Gaza, wilayah tersebut tetap berada di bawah kendali Hamas dan semakin lama semakin memburuk keadaan ekonomi dan sosialnya.


Sangat mengerikan kehidupan setelah di blokade Israel.  Kemanusiaa terhentak begitu saja akibat konflik senjata. Pengangguran hingga mencapai tingkat 50% yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan menggunakan data pendapatan rumah tangga, Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) melaporkan bahwa 84,6% rumah tangga hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, 53% rumah tangga Gaza mengalami penurunan pendapatan lebih dari setengahnya karena ketidakmampuan Otoritas Palestina untuk membayar sebagian besar gaji pegawai negeri. 


Bank Dunia memperkirakan bahwa 71% pegawai PA berada di bawah garis kemiskinan, dan 46% tidak memiliki cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sejak pengambilalihan Gaza oleh Hamas, dukungan donor telah dikurangi atau dihentikan, namun pembayaran gaji bagi sebagian besar pegawai PA telah dilanjutkan.  Tahun tahun selanjutnya sampai kini, kehidupan sebagian besar masyarakat di Gaza sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan.


***

Israel marah besar atas serangan mendadak HAMAS pada 7 oktober 2023. Dalam serangan itu, pasukan Hamas menyandera tentara Israel. Israel membalas. Pesawat udara membomdir Gaza. Listrik dipadamkan. Ini membuat Jalur Gaza menjadi gelap dan memperburuk bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung. Pemadaman listrik akan berdampak parah pada layanan penting, akses terhadap air bersih. Peralatan medis RS tidak bisa berfungsi. Padahal RS sangat diperlukan untuk korban pemboman. Hamas memang salah. Tetapi rakyat Gaza tidak salah. Seharusnya tentara Israel gunakan pasukan para komando untuk memburu HAMAS dan membebaskan sandera. Berdasarkan hukum internasional, tidak boleh membuat mereka menderita atas tindakan yang tidak berperan dan tidak dapat mereka kendalikan.  


“ Banyak anak anak lahir dari kamp pengungsi. Mereka menjadi fedayeen, gerilyawan Arab yang beroperasi melawan Israel. Hidup dalam keadaan terzolimi memang bibit unggul melahirkan pejuang gagah berani tanpa takut mati. Timbul dendam terhadap israel. Sehingga tidak pernah kekurangan gerilyawan. Mati satu tumbuh seribu. Dan mereka inilah yang dimanfaatkan oleh Hamas secara politik untuk memperjuangkan hak hak bangsa Palestina. Ini bukan soal perang agama atau anti semit terhadap Yahudi. Melainkan perlawanan untuk keadilan dan kemanusiaan. Itu udah berlangsung sejak tahun 1950an. Kunci penyelesaian menyeluruh adalah penuhi Hak Asasi Bangsa Palestina. That was all ” Demikian kata Anna 17 tahun lalu. 


***


Saya ngobrol dengan Ira. Dia bawa temannya. “ Bagaimanapun saya menyesalkan serangan Hamas terhadap kota kota di Israel. Itu sudah seperti teroris “ Kata Teman Ira. Dia profesor. Tentu terpelajar. Saya diam saja. “ Bagaimanapun cara cara kekerasan itu indentik dengan teroris dan kaum radikalis” Lanjutnya. Dia juga menjelaskan hasil pantauanya lewat Youtube dan berita media massa akan kekejaman aksi serangan Hamas kepada penduduk sipil Israel.


Saya tatap dia lama. Akhirnya saya tersenyum pahit. Betapa tidak. Bagaimana mungkin orang terpelajar yang profesor bisa punya persepsi yang tidak holistik atas masalah Palestina yang sudah berlangasung setengah abad lebih. Saya geleng geleng kepala. Dia malah tersenyum puas dan percaya diri akan sikapnya. Rasanya saya ingin segera pergi dari hadapan Ira dan temannya. " Anda pernah ke Gaza" tanya saya. Dia menggelengkan kepala. " Saya sudah" kata saya. 


" Gimana pendapat anda" tanyanya.


“ Coba andaikan kita. “ Kata saya beranalogi. “ Kamu tinggal di Pulau Galang. Kamu tidak berhak punya KTP sehingga kamu tidak punya legitimasi apapun sebagai warga negara. Kemana mana engga bisa pergi. Karena sekeliling pulau di tembok. Punya rumah tapi tidak ada legitimasi dan tiada jaminan fasum. Kalaupun ada listrik dan air, kapanpun bisa dicabut fasilitas itu tanpa ada hak protes. Tidak punya pekerjaan. Kalaupun ada kerjaan, itupun tidak ada hak menerima upah dan tidak ada pilihan. Nah bayangkalah bagaimana kehidupan kamu di pulau itu? Kata saya.


Teman Ira terdiam.


Di Gaza, dari 10 orang 9 orang hidup dengan makan roti basi berkutu dan air tercemar. Dari 2,2 juta rakyat Gaza, 80% hidup dari bantuan kemanusiaan. Itu berlangsung 15 tahun lamanya sejak Gaza di blokade israel. Saya rasa kalau rakyat tidak melawan dan berontak, mereka lebih bego dari monyet. Padahal Gaza itu bagian dari tanah Palestina dimana mereka dan buyut mereka dilahirkan. Kalau ada orang luar menyalahkan rakyat Gaza melawan, itu artinya empatinya sudah mati. Lebih jahat dari monster. “ Sambung saya. Teman Ira terkejut dengan kata kata saya.


“ Ini kan masalah agama” kata teman Ira. “ Orang jadikan konflik palestina untuk cari donasi dan memperkaya diri sendiri” lanjutnya.


“Ini bukan soal agama. Orang Yahudi saja tidak setuju dengan kebijakan israel atas Gaza. Ini soal kemanusiaan” Kata saya tegas.


“ Tapi kan tidak harus dengan kekerasan, apalagi menyerang“


“ Duh orang tertindas itu apapun dia lakukan. Namanya orang lemah. Semut ajan menggigit kalau diinjak gajah. Seharusnya orang kuat dan terpelajar yang tahu diri. Pikirkan orang lemah dan jaga mereka agar mereka punya hak hak dasarnya. Nah yakinlah tidak akan ada konflik. Ya seperti Belanda yang legowo keluar dari Indonesia dan memberikan hak kepada rakyat Indonesia untuk merdeka. Toh kita bisa berdamai dengan Belanda. Bahkan sampai kini, sabun, detergen, sikat gigi kita masih bergantung dari unilever perusahaan Belanda” Kata saya berusaha bijak.


“ Tapi cara Hamas itu cara barbar” Kata teman Ira.


“ Lantas israel yang memblokade Gaza, kota dengan penduduk diatas 2 juta selama lebih 15 tahun itu  bukan barbar? Kemana sikap objektif kamu?  Kata saya ketus. 


Dia tersenyum sinis.


Sehebat apa sih kamu ? sekaya apa sih kamu. Sepintar apa sih kamu? Sampai sebegitu teganya merendah semangat orang berjuang untuk hak yang paling esensi sebagai manusia. Dan sampai segitunya paranoid dengan niat orang ingin membantu. Jangan terlalu sombong jadi orang. Tirulah Jokowi yang langsung bersikap agar Israel menghentikan serangan ke Hamas. Kalau tidak paham masalah dan tidak bisa bantu, lebih baik diam! “ Kata saya menutup pembicaraan dan berlalu.


Saturday, October 07, 2023

Lebih murah dari harga Marlboro.

 




Saya bertemu Jelian di Singapore. Tadinya dia tinggal di Kiev. Seminggu setelah perang dengan Rusia meletus. Saya minta Victor di Moscow untuk rescue dia. Victor berhasil bawa Jellian ke Polandia dan terus ke London. Kini dia menetap di Bangkok. Kali pertama mengenalnya di Dubai, di Shakespeare and Co Al Zorah cafe. Itu 10 tahun lalu. Dia mantan bodyguard international. Pasih 4 bahasa, termasuk bahasa China. Memang cerdas terutama soal visi politik dan budaya. Usai bisnis di Dubai, dia saya rekrut sebagai anggota team shadow saya untuk bisnis international.


“ Ukraina sekarang praktis rusak baik secara ekonomi maupun sosial. “ Kata Jellian saat bertemu saya di Sheraton cafe Singapore.  Ketika PBB mengatakan butuh USD 100 miliar untuk perbaikan infrastruktur dan PBB minta negara donor membantu memberikan pinjaman lunak untuk rekontruksi paska perang. Tahu apa cerita berikutnya ? Politisi Ukraina langsung bicara depan pers “ Kita butuh dana sedikitnya USD 700 miliar. “ Kencang sekali mereka bicara dengan wajah duka. Kemudian polemik antar politisi terjadi soal berapa perlu dana rekontruksi itu. “ Ah USD 400 miliar juga cukup” kata politisi lain. Dan lucunya mereka berdebat atas uang yang akan didapat dari pinjaman lunak. 


Saya menyimak saja.


Sementara perang dengan Rusia terus berlanjut. Kalau anda berbisnis senjata, mau temukan harga senjata dan rudal yang murah. Anda bisa dapatkan dengan mudah di pasar gelap London. Itu senjata berasal dari bantuan NATO kepada Ukraina namun tidak dipakai untuk berperang tapi dijual oleh pengusaha dan elite politik demi uang. Gila ya. Senjata untuk mempertahankan diri pun di korup.


Tahun 2010 sampai tahun 2013 saya punya bisnis di Ukraine. Tentu saya berkali kali ke Kiev. Paham apa yang dikatakan Jellian.


“Ada profesor mengatakan bahwa kehebatan ukraina adalah reformasi mampu membangun koalisi besar untuk tercapainya rekonsiliasi nasional tanpa harus lewat revolusi. Anda bisa bayangkan ada profesor tetapi hal sederhana saja dia salah memaknai. Dalan konteks demokrasi, itu sama saja dengan orang desa yang lugu dihadapan pelacur kota. “ Saya masih perawan” kata Pelacur dan dipercaya oleh orang desa. Lanjut Jellian dengan tersenyum.


Saya menyimak saja.


Meskipun Ukraina terhindar dari rezim otoritarianisme penuh, seperti kebanyakan negara tetangganya pasca-Soviet, Ukraina tetap gagal membangun tatanan demokrasi yang transparan dan stabil. Oleh karena itu, sepanjang sejarahnya sebagai negara merdeka, Ukraina diberi peringkat 'partly free' oleh Freedom House. Reformasi ekonomi tidak komprehensif. Tidak tegas untuk menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan berkelanjutan, serta mampu menghadapi gejolak ekonomi makro. 


Akibatnya, antara tahun 1992 dan 2016, PDB per kapita Ukraina dalam hal paritas daya beli hanya meningkat sebesar 35% , peningkatan yang jauh lebih lemah dibandingkan negara-negara pasca-komunis lainnya. Reformasi yang gagal menghapus rente bagi mereka yang dekat kepada kekuasaan. Akses kekuasaan adalah sumber utama dari banyak kerajaan bisnis (yang dimiliki oleh kaum oligarki). Setiap kritik terhadap bisnis rente pasti dibantai oleh oligarki politik.


Bisa dikatakan sistem politik dan ekonomi Ukraina dapat dikategorikan sebagai sistem oligarki. Semua pemimpin dari level Kepala Daerah, Gubernur, Menteri, PM dan Presiden tidak bisa dilepaskan dari kendali para konglomerat. Sudah semacam simbiosisi. Antara penguasa dan pengusaha menjadi ikatan saling terkait menguras sumber daya negara. Bahkan mereka bisa melahirkan badut jadi presiden." Kata Jellian dengan tersenyum 


" Sistem oligarki ini menciptakan ketidakpercayaan sosial yang mendalam terhadap pemerintah, dan melemahkan legitimasi seluruh sistem politik Ukraina. Bahkan ketika para politisi mengambil keputusan yang tepat untuk kebaikan, akan difitnah dan dikriminalisasi.  Seperti kata teman di Kiev, orang baik masuk politik dan menjadi bagian dari rezim, pasti berubah jadi setan. Karena itu saya memilih keluar dari Ukraina. " Kata saya. Jellian mengacungkan jempol


"Sayangnya, lanjut Jellian. " sejak tahun 2014 belum banyak perubahan. Para pebisnis terus memegang kendali atas kekuasaan presiden. Bahkan setelah protes Euromaidan, pengaruh politik oligarki semakin meningkat. Mereka selalu mendengungkan rasa takut akan ancaman dari Rusia dan berusaha membawa Ukraina bergabung dengan UE. Ihor Kolomoysky dan Serhiy Taruta, yang masing-masing dicalonkan sebagai gubernur wilayah Dnipropetrovsk dan Donetsk. Kolomoysky aktor dalam mengorganisir dan mendanai relawan untuk mempertahankan wilayah Donbas. Namun, sebagai pemegang saham utama Privatbank (bank komersial terbesar di Ukraina), International Ukraine Airlines dan Ukrnafta, ia secara aktif menolak reformasi di sektor-sektor tersebut.


Ukraina, sama seperti negara-negara pasca-komunis lainnya, belum membentuk sistem partai politik yang stabil. Setelah Euromaidan, sebagian besar partai sebelumnya menghilang dari kancah politik, kecuali  Batkivschina , dan digantikan oleh partai baru. Namun, hal ini juga terlihat rapuh dan mungkin tidak akan bertahan dalam siklus pemilu. Sebagian besar partai politik saat ini dibentuk atau didukung oleh kelompok bisnis yang kuat. Hal ini juga terjadi pada anggota parlemen yang secara finansial didukung oleh 'sponsor' bisnis, atau bahkan dibayar untuk mendukung atau menolak undang-undang. Oleh karena itu, proses legislatif sangatlah korup dan merupakan sasaran empuk bagi kelompok lobi yang kuat. Yang lebih rumit lagi, partai-partai terbesar disusupi oleh beberapa kelompok usaha, seringkali dengan tujuan yang bertentangan.


Sistem pemilu campuran di Ukraina, yang mana separuh kursi di parlemen didistribusikan melalui sistem perwakilan proporsional dan separuh anggota parlemen dipilih di daerah pemilihan dengan satu kursi berdasarkan pemungutan suara first-past-the-post, semakin melemahkan partai politik, membantu oligarki, dan mendorong korupsi politik.  Karena lemahnya partai politik di Ukraina, anggota parlemen dari daerah pemilihan dengan satu kursi sering kali lebih setia kepada pihak yang membiayai kampanye mereka dibandingkan kepada partainya. Secara keseluruhan, dalam kondisi seperti ini, kabinet yang terdiri dari para menteri, meskipun secara formal mewakili mayoritas di parlemen, tidak dapat mengandalkan disiplin partai dalam pemungutan suara di parlemen.


Meskipun undang-undang mengenai pendanaan negara untuk partai politik disahkan pada tahun 2015, undang-undang tersebut harus dilengkapi dengan undang-undang lain yang mengatur sesuai kehendak pebisnis. Selain itu, walau ada peraturan mengenai pendanaan partai politik dari sumber swasta tapi dilanggar begitu saja. Semakin lama semakin jelas bahwa pejabat dan politisi adalah kumpulan orang dungu dihadapan pebisnis. Reformasi hanya memindahkan dari otoriterian tunggal kepada gerombolan atas nama demokrasi.


Pemberantasan korupsi telah menjadi salah satu tuntutan utama rakyat Ukraina. Memang Ukraina sudah ada Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU).Kantor Kejaksaan Khusus Anti-Korupsi (SAPO). Sudah ada aturan keharusan pejabat mendeklarasikan aset mereka. Namun itu semua mandul. Praktis lumpuh. Karena dari Hakim sampai aparat penegak hukum mudah disuap. Sepertinya perang melawan korupsi sulit dimenangkan.


Sebelum perang, record tertinggi prostitusi di dunia  adalah Ukraina dan harga PSK dibawah umur lebih murah dari harga sebungkus Marlboro. Dan menemukannya lebih mudah daripada menemukan pedagang rokok. Ya ketika korupsi menjadi nadi politik maka prositusi adalah oli nya. Kini negara itu praktis no hope.  Apa yang terjadi sekarang itu karena rakyat sebelumnya terbius oleh retorika politik paska reformasi dan daya kritis dialektika mati." Demikian kata Jellian. 


Saya terhenyak dengan paparan Jellian yang runut itu. Padahal dalam konteks demokrasi. Indonesia lebih buruk daripada Ukraina sebelum perang. Kalau Ukraina dianggap partly free, tapi Indonesia disebut flawed democracy atau demokrasi cacat. Kalau rakyat Indonesia tidak sadari ini, maka kerusakan kita lebih buruk dari Ukraina. Hancurnya negara karena orang baik jadi setan dan orang terpelajar jadi dungu. Itu karena uang. 

Friday, October 06, 2023

Berdamai dengan kenyataan




Tahun 1983

“ Kemana lue Bet ? Kata sayaketika melirik Robert keluar dari kamar kosnya terburu buru bawa tas besar. Dia masuk ke kamar kos saya seraya berbisik” Kabur gua. Pindah tempat. “


“ Kenapa ?


“ Amel minta dikawinin. Bego apa” kata Robert dengan sikap antagonis


“ Kan lue udah pacaran sama dia. Dan dia sering nginep di Kosan lue. Tega ama sih lue. Kalau memang belum siap nikah ya bilang aja baik baik “ Kataku berusaha mencerahkannya.


“ Lah dia hamil. Bego luh. “ Kata Robert dengan melotot.


“ Ya nikahi. “ Kataku cepat.


“ Ogah gua. Masih banyak  cewek, kenapa harus nikah dengan dia. Apalagi kuliah gua belum kelar.” Katanya ketawa melangkah keluar dari kamar kos ku. Aku hanya bisa geleng geleng kepala.


Benarlah. Sore Amel datang ke tempat kos. “ Bang Ale, Bang robert kemana ?


“ Dia pindah,  Mel” Kataku di teras tempat koss.


“ Pindah?  kemana ! Tanyanya dengan wajah terkejut. 


“ Engga tahu. “ Kata ku. Amel menangis. Waktu itu Amel masih SMA di daerah Kwitang. Tapi dia tidak meraung. Hanya air matanya jatuh. “ Mel kamu engga apa apa?


“ Engga apa apa. Aku pulang aja.” katanya menunduk. Aku kawatirkan dia. Aku berusaha mengejarnya “ Mel, ini aku ada uang untuk ongkos kamu pulang” Kataku. Dia tersenyum. “ Aku ada uang bang. Terimakasih” katanya.


“ Lue kan tahu tempat kerja dia di Jalan Kwitang. Datangi aja.”


“ Dia sales freelance. Jarang di kantor. “ Kata Amel dengan tatapan kosong. Sore itu Amel pergi dengan membawa luka. Dia terlalu muda untuk menerima kenyataan hidup yang pahit. Ya mencintai dan harus berkorban karena itu. Amel tidak salah. Dia tidak berharap materi dari Robert yang masih kuliah dan kerja sebagai salesman. Dia hanya mencintai Robert. Tapi Robert justru berpikir Amel adalah bebannya untuk masa depannya.


***

Sebulan kemudian Amel datang ke kos ku. Dia bawa tas cukup besar. “ Bang, aku diusir oleh pamanku. “ katanya. “ Itu setelah sekolah tahu aku hamil. Aku harus berhenti sekolah.” Amel berlinang air mata.


“ Dari SMP aku sudah yatim piatu. Yang membesarkanku kakak sepupu ibuku. “ Kata Amel. “ Aku tidak punya siapa siapa. “ Amel menangis dengan tatapan kosong dan akhirnya dia limbung. Aku baru sadar membiarkan dia di depan teras sedari tadi. Dengan cepat menahan tubuhnya tidak jatuh. Dia tidak sadarkan diri. Ibu kos datang membantuku. Setelah diberi air hangat dan minyak angin, Amel bisa sadarkan diri.  


Aku ceritakan keadaan Amel kepada Ibu Kos. “ Kamu tinggal sama orang tua Ibu di Taman Solo Cempaka putih. Mau ya? ” Kata Ibu koss. Amel menangis menatapku. Aku mengangguk. Berharap Amel mau. Dia pun mengangguk “ terimakasih bu.” katanya lemah. AKu mengantarnya ke tempat tinggalnya yang baru di Taman Solo.


”Kamu jaga kesehatan ya Mel” kataku. 


“ Ya bang” Katanya dengan lemah. Bagiku inilah awal Amel mengenal kerasnya dunia.  Dia yang mengawali dan tentu dia yang harus mengakhiri. 


Suatu hari saat di kantor aku dapat telp dari klinik. Mengabarkan soal Amel. Aku segera meluncur ke jalan Pramuka. Aku lihat Amel dalam keadaan sekarat. Pendarahan. Ternyata dia keguguran. Harus di bawa ke rumah sakit. Aku gendong dia ke dalam bajay. " Mel, tahan sedikit ya. Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit. Kamu kuat kok. Jangan menyerah. " Kataku. Berharap dia tidak pingsan.  Darah mengalir dari selangkangannya. Membasahi jok bajay. Celanaku basah kena darah. Akhirnya bisa sampai di rumah sakit. Aku gendong dia ke dalam rumah sakit Bersalin Budi Kemuliaan. 


Seminggu Mel sudah keluar dari Rumah sakit. Aku membayar biaya rumah sakitnya. Robert entah kemana. Hilang ditelan bumi. Mel tidak bertanya tentang Robert dan tidak pula mengutuki Robert. Dia keliatan sangat siap berkorban. “ Aku mau sekolah malam, bang. Aku harus selesaikan SMA ku. “ katanya. Itu artinya dia sudah bisa move on dan siap bertarung melanjutkan hidupnya. 


Untuk biaya hidupnya, Mel mengambil kerja borongan membuat kantong kertas. “ Dia sangat tahu diri. Di rumah dia kerjakan apa saja dari membersihkan rumah sampai cuci pakaian. Saya bayar dia tapi dia tidak mau. Makanya saya izinkan dia bawa kerja borongan di rumah. Dia kerjakan di kamarnya malam hari. Katanya dia perlu uang untuk modal dagang” Kata Ibu pemilik rumah tempat Mel menumpang. Aku tersenyum menatap Mel. Aku belai kepalanya. Mel keliatan tegar. Aku senang.


***


Tahun 84 aku sudah berhenti sebagai salesman di perusahaa asing. Aku merintis usaha sendiri. Mel, datang ke tempat kosku di hari minggu. Dia terkejut. Karena di dalam kamar ada wanita, Risa. Tapi dia cepat menenangkan diri. “ Ini Risa temanku.” kataku mengenalkan Risa kepada Mel. “ Dan ini Mel, adik angkatku” Kataku kepada Risa. Mereka saling kenalan. Kami ngobrol di teras. Masuk sholat maghrib aku pergi ke Masjid. Usai sholat maghrib mereka masih di teras ngobrol. Malam itu Mel tidur di tempat kos ku bersama Risa. Mereka tidur dilantai. Aku tidur di ranjang. 


Paginya Mel mengatakan bahwa dia udah dapat kerjaan. “ Bang, aku udah lulus SMA. Aku udah terima kerja .” katanya.


“ Kerja apa ?


“ Kerja sebagai Cady di Lapangan Golf Ramamangun.” katanya tersenyum. Amel memang cantik. Mungkin karena itu dia diterima. Tapi bukan itu saja. Dia memang cerdas. Bahasa inggrisnya bagus. Aku hanya berdoa semoga Mel, baik baik saja. “ Jangan tinggalkan sholat ya Mel. Hanya Tuhan yang akan jaga kamu. “ Kataku. AMel mengangguk. Itu terakhir bertemu Mel. Sejak itu aku dan dia tidak lagi komunikasi. Kami sibuk dengan  hidup kami masing masing.


***

Tahun 1993 aku bertemu lagi dengan Amel di Changi Airport. Amprokan saja. “ Abang , Mel kangen” katanya memeluk ku. Setelah itu aku melihat air matanya berlinang. “Kamu udah menikah? tanyaku. Dia menggeleng gelengkan kepala. “ Pacar ? tetap dia menggelengkan kepala. “ Dalam hidupku hanya ada Tuhan dan Abang aja” kata Amel tersenyum. 


Dari ceritanya, dia hanya kerja setahun sebagai Cady. Karena setelah  kenalan dengan pria asing di lapangan Golf. Hidupnya berubah. Dia dapat tawaran kerja di Singapore sebagai perwakilan untuk persiapan pendirian pabrik Kimia di Indonesia.  Tugasnya sebagai agent untuk pembelian barang modal. Dia belajar dari team yang ada di singapore. Dari itu dia paham cara negosiasi LC dan proses pengapalan barang, termasuk mengorganisir instal mesin. Setelah pabrik berdiri. Dia dapat posisi sebagai Wakil dirut. Sebenarnya dia mewakili pemegang saham. Dari ceritanya aku senang. Mel sudah berubah lebih baik.


***

Tahun 2000 aku bertemu dengan Amel di jalan Batutulis saat akan makan siang dengan relasi“ Boss aku di Singapore suruh aku urus  lelang BPPN. Boss besar dia. Duitnya engga beseri. “ 


“ Wah baguslah. Hati hati kerjanya” Kata saya. 


" Tapi abang bangga engga lihat adiknya sekarang? Katanya tersenyum. Aku peluk dia. " Bangga sekali Mel. Jaga diri baik baik ya."


Saat itu aku lihat Amel sangat dewasa dan penuh percaya diri.. Walau kami saling tukar kartu nama  namun karena kesibukan masing masing kami tidak melanjutkan komunikasi. 


Aku baru bertemu kembali dengan Amel tahun 2008 di Hong Kong. Dia sudah punya holding di Singapore khusus tambang batubara dan kebun sawit. Saat itu dia sedang berusaha untuk ambil alih pabrik ethanol dan perkebunan singkong di Sumatera. Dia tawarkan aku ikut konsorsium. Aku ikut hanya 10%.  Setelah akuisisi. Dua tahun kemudian pabrik itu dijual ke Jepang.  


Aku tidak pernah bertanya tentang masa lalunya. Karena Amel sudah benar benar melupakan masa lalunya. Tapi Tahun 2013 saat dia sakit di Singapore. Aku datang membesuknya. Wajahnya nampak menua. Usianya hanya bertaut 5 tahun dariku. 


Ketika Bang Robet mencampakan aku, awalnya aku marah dan sedih. Tetapi akhirnya aku bisa berdamai. Mengapa? Cintaku kepada bang Robert itu tulus. Dan belum tentu aku bisa menemukan kembali pria yang bisa membuatku mencintai dengan tulus. Itu berkah yang harus aku sukuri. Cintaku itu kepadaya juga hakku. Tentu bukan hakku untuk menentukan hidup bang Robert. Hidup soal pilihan. Setiap orang menjalani takdirnya atas pilihan dia sendiri.” kata Amel dengan bijak dan saya terpesona dengan sikap hidupnya. Aku menjaganya selama dia dirawat di RS Singapore. Sampai sembuh. “Abang selalu ada disaat aku butuh” katanya


Kalau Amel yang yatim, miskin hanya tamatan SMU, bisa punya holding international, hidun mapan, itu karena di saat dia terpuruk dia berhasil menjebol roadblock pikiran bawah sadarnya dengan berprasangka baik. Saat itu kekuatan pikiran bawah sadarnya keluar dan dia mampu melakukan kerja besar yang bagi orang awam itu impossible.


***

2023.


Tadi siang aku lunch dengan Amel di Thai Restoran plaza Indonesia.  Kami ngobrol santai. Apa yang menarik dalam hidup ini? abang yang miskin dan aku yang yatim tapi bisa melewati hidup yang keras dan kini dimasa tua kita bisa menikmati hidup tanpa beban apapun.”


“ Hidup memang lucu.” Kata Amel. 


“ ya memang lucu” Kataku cepat.


“ Cobalah perhatikan. Kata Amel. “ Kalau kita datang ke perusahaan Asuransi dan Bank, atau Asset manager, kita akan dapati kantor yang mentereng. Pegawai yang bermuka cerah. Front office yang elegan dengan karyawati berseragam wah. Kalau mereka launching product pasti di tempat berkelas. Pasti retorika nya bombamdis. Standar bisnis mereka sangat ketat. Ada OJK dan BI yang menjadi watchdog. Kita tidak perlu ragu. Engga percaya mereka, itu artinya kita kampungan. 

 

Tapi kita semua tahu. Lebih USD 2 triliun dana Fed untuk bailout ketika lembaga keuangan gagal bayar. Di Indonesia, tidak sedikit APBN dikuras untuk bailout BLBI. Tidak sedikit dana APBN digelontorkan lewat PEN-C19 untuk recovery perbankan dan korporat. Dan lembaga keuangan diselamatkan. Para direksi tetap kaya raya. Pemerintah  yang brengsek kelola moneter dan ekonomi terselamatkan. Padahal sebelumnya selalu mengemas pencitraan yang bombamdis tentang sukses pertumbuhan ekonomi.


Kalau kita melihat kantor marketing developer yang menjual unit property, mendatangi kantor lelang International seperti christie dan lain lainnya. Selalu dilatar belakangi dengan standar layanan kelas dunia. Brosur dan janji sangat bombamdis. Rating yang tinggi. Skema bisnis yang exciting.  Tapi kita semua tahu, skandal properti yang gagal delivery setelah DP tidak sedikit. Itu terjadi dimana mana. Sama juga barang mewah dan antik yang dilelang, pada akhirnya menguntungkan lembaga asuransi dan balai lelang. Keaslian barang tidak penting lagi. 5 dari 10 barang lelang tidak dibeli oleh kolektor profesional tapi oleh mereka butuh sertifikasi saja. Actually minded. 


Dunia modern, adalah dunia persepsi. Pasar berkembang karena persepsi. Bukan fakta. Bahkan politik juga begitu. Orang dungu selalu punya harapan terhadap pemimpin idolanya. Nyatanya yang duluan makmur adalah para elite. Lihat aja. Engga malu mereka me-leverage jabatannya untuk karir politik anak dan mantunya. Faktanya rupiah semakin terdepresiasi, utang negara semakin menggunung, produksi dalam negeri tumbang karena produk impor, deindustrialisasi terjadi meluas. Jutaan orang bangkrut karena ponzy. Jutaan pedagang tradisional bangkrut karena pasar sepi dan daya beli turun. Begitu banyak orang jadi korban kedunguan karena politik. Ya dunia persepsi memang bias dan menyesatkan. Sayangnya orang dungu tidak sadar akan kebodohannya. Selalu melihat ke luar, tidak kedalam dirinya” Lanjut Amel. Aku menyimak saja.


“Abang dan saya tidak pernah terjebak dengan persepsi atas dasar standar yang diciptakan pihak lain. Walau dalam kondisi sakit tak tertanggungkan, kita tetap focus terhadap diri kita saja. Kita tidak peduli dengan sikap dan perbuatan orang lain. Itu masalah mereka dengan hidupnya. Sepanjang hidup kita ya begitu. “Kata Amel.


“ Makanya penting sekali hidup itu harus cerdas. Ya bang “ kata Amel. “ Jangan sampai hidup dan persepsi kita di leverage orang lain. Apalagi karena alasan cinta dan idola. Engga ada manfaatnya untuk kita ya buang.  Susah senang terima aja. Engga perlu mengeluh atau euforia berlebihan. Biasa saja“ Lanjut Amel. Sampai kini dia tidak pernah menikah dan tinggal di Singapore.


Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...