Friday, August 05, 2022

Ilusi..

 





Mungkin Mariana termasuk orang yang kemana pergi diikuti uang. Kenapa aku bilang begitu ? karena begitu banyak network investornya. Entah bagaimana dia kenal dan dapatkan. Tetapi dia memang cantik dan cerdas. Tidak urakan. Sangat terpelajar dan tenang sekali. Dia alumni PTN terkenal. Kalau bicara sangat runut dan sangat akademis.  Fasih bahasa inggris dan Mandarin.


Tapi yang aku tahu begitu sering dia dapat peluang bisnis, bisnisnya biasa saja. Walau tidak ada bisnis yang serius dia kelola. Namun hidupnya tetap tajir dan bergaul di lingkungan high class. Tinggal di real estate mewah. Belakangan aku tahu semua peluang bisnis dan network investor itu dimanfaatkan oleh pria kekasih gelapnya. Dan pria itulah sebagai financial resource nya. 


Perkenalan kali pertama aku dengan dia tahun 2004. Dia ajak aku untuk akuisisi bisnis melalui penyelesaian kredit macet di bank. Usai rapat dengan banker. Dia bertanya “  kenapa keliatannya kamu engga tertarik. Padahal presentasinya bagus”


“ Bukan karena saya tidak tertarik tetapi karena otak saya engga nyampe untuk memahami itu semua. Maklum saya tidak terpelajar secara akademis.”


“ Dimananya kamu engga paham?


“ Kamu kan tahu nature saya. Saya orang kampung. Hanya paham dunia nyata. Satu satunya fakta yang tidak terbantahkan, nasabah sudah gagal dan butuh recovery. Saya ingin tahu fakta mengapa sampai kredit itu harus di recovery. Harusnya nasabah itu cerita tentang fakta itu. Nah soal saya mau ambil alih atau tidak, itu urusan saya mikir. Engga perlu diprovokasi dengan opini dan dugaan segala, bahwa assetnya bagus dan peluang juga hebat. Engga perlu”


“ Tapi kan itu cara umum business presentasi”


“ ya tapi saya ogah buang waktu dengerinnya. Engga nyampe otak saya. Mending bicara kosong soal politik aja”


“ Kenapa ?”


“ Saya harus paham. Opini adalah hal-hal yang orang anggap sebagai fakta, itu bisa benar atau salah, bisa juga fakta yang tidak bisa dibuktikan. Itu butuh keahlian khusus mengidentifikasi pendapat dan mengeksplorasinya. Saya pengusaha, bukan dosen atau peneliti atau konsultan. Kalau saya ikut bahas, itu akan jadi pembahasan panjang dan membingungkan. Karena basic ilmu saya engga nyampe. Dan itu bisa membuat lawan saya jadi frustasi.”


“ Kurang paham”


“ Proses bisnis itu ada SOP nya kan dan tidak ada bisnis yang salah. Kalau ada penyimpangan maka itu pasti karena berangkat dari opini atau menduga duga, yang lebih banyak melupakan fakta atau kadang opini dan perdugaan dianggap fakta juga. itu disebut berpikir fiksi. Kalau diteruskan proses ini, akan berujung kepada bisnis ilusi. Hasilnya pasti frustasi. Contoh konkrit, itu terpuruknya wallstreet karena orang terjebak kepada bisnis ilusi dan pasar berasumsi tentang future. Padahal di masadepan itu tidak ada yang pasti kecuali kematian Paham?


“ Ya paham.”


“ Apapun  harus berangkat dari fakta atau sesuatu yang dapat saya ukur dan buktikan dengan mudah. Semua orang berpendapat sama atas fakta itu. Saya  harus focus terhadap mana fakta, opini dan mana dugaan. Dalam kehidupan keseharian juga berpikir sama. Kalau ada masalah, focus kepada fakta. Ogah terjebak dengan opini dan dugaan. Itu akan buang waktu. Bersikap dengan fakta itu dan temukan solusi atas fakta yang ada.” kata saya.


***

Tahun  2010. Senja di Hong Kong. Saya meliat wanita langsing dan hidung mancung sedang berjalan depan gedung WTC. Rentetan toko-toko, kafe, butik, melihat bayangannya sendiri terpantul membaur dengan manekin, benda-benda, dan huruf-huruf besar yang melekat di kaca etalase. Ia terpesona. Bagaimana seorang terjebak dalam phantasmagoria? phantasmagoria adalah berbaurnya rentetan gambar, citra, figur-figur yang menipu penglihatan, sampai kita susah membedakan mana nyata mana tidak nyata.


“Mariana bagaimana kamu berada di sini?” tanyanyaku takjub. Dia tersenyum menatapku seraya merentangkan tangannya. Aku peluk dia.


“Aku tahu  akhirnya kita akan bertemu, cepat atau lambat,” kata Mariana


 “Kamu penghayal sejati.” Kataku.


Mariana masih seperti dulu. Cantik. Dia mengenakan blouse putih lengan pendek, memperlihatkan putih kulit lengannya. Celana jins membalut pinggangnya yang padat. Kuku-kuku jarinya ber-cutex merah. Aku ajak ke privat cafe. Kami duduk santai di cafe itu sambil merokok. 


“How’s life…” katanya. Aku Tterdiam tak tahu harus menjawab apa. “ ada apa? tanyaku kemudian.


“ Dua tahun lalu suami saya meninggal.”


“ Suami? kataku mengerutkan kening. Setahu aku dia tidak pernah menikah.


“ Maksudku teman. “ jawabnya cepat. " kekasih gelapku." katanya kembali menegaskan. Saya tersenyum. 


“Hidup adalah ketidak sempurnaan. Yang sempurna adalah kematian itu sendiri.” Kataku menentramkan hatinya.


“ Ya. “ Kata Mariana. “ Orang kaya, kadang ingin seperti orang miskin yang bisa hidup nyaman tanpa tekanan berkompetisi. Orang miskin kadang ingin seperti pengemis, yang bisa bebas tanpa pusing kerja keras bayar bill. Pengemis kadang ingin hidup dipenjara yang tanpa meminta dapat makan tidur gratis. Hanya kematian yang menghentikan keinginan. Karenanya semua mereka tidak ingin sakit.” lanjutnya.


“ Tapi orang kaya kadang melihat orang miskin bersukur karena hidupnya tidak kekurangan. Orang miskin bersukur karena hidupnya tidak perlu mengemis. Pengemis bersukur karena dia tetap sehat dan tidak jatuh sakit. Si sakit bersukur karena dia tidak masuk kamar jenazah. Ternyata hanya kematian yang tidak ada istilah sukur. Apapun situasi dan kondisi, kehidupan adalah berkah Karenanya kita semua dipaksa bersukur atas hidup kita. 


Hidup ini jalan kesendirian. Walau kita euforia berada ditempat ramai, itu hanya menumpang tawa saja. Walau kita tinggal di istana, itu hanya menumpang tinggal. Dunia ini hanya persinggahan saja. Bukan rumah kita. “ Kata saya tersenyum. Ia mereguk minumannya. Menatap kosong ke arah jendela. Aku diamkan saja dia. 


“ Ada apa ke Hong Kong? Tanyaku kemudian.


“ Deal dengan pemegang pranchise. Saya mau invest. Bisa beri advice saya“ Katanya singkat. Ah sekarang dia investor. Bukan lagi pemburu investor.


“ Apa bisnisnya ? Tanyaku. Dia menyerahkan proposal kepadaku. Aku baca cepat. Aku paham.


“  Gimana pendapat kamu? Katanya.


“ Laba persahamnya lumayan. Diatas standar industri sejenis. Namun ada tiga hal yang menjadi critical point.”


“Apa itu ?


“ Pertama, Ini bagian dari franchise global. Harga juga berdasarkan international. Yang jadi masalah bahan baku dan formula tergantung mereka. Itu menjadi aset terpisah dengan kontrak franchise. Itu resiko. Lama lama margin mereka atur. Walau punya standar bisnis dengan trust tinggi. Bagaimana pun kalau kita keluar modal, hidup mati kita tergantung orang lain, tetap aja bego.” Kata saya.


“ Kedua?


“ Kedua, Bisnis itu sekarang hanya suplementari dari bisnis utama mereka. Yaitu minuman. Tujuannya untuk meningkatkan  penjualan produk minuman mereka. Jadi mau untung atau tidak, produk utama mereka sudah aman. Kita keluar uaang  untuk kepentingan orang lain, itu namanya bego.” kataku


“ Ketiga, Trend sekarang dengan adanya Platform IT, merek bukan lagi penentu sukses di pasar. Karena semua produk kuliner bisa diakses dengan mudah oleh setiap orang, dan dengan sekali klik, makanan diantar ke rumah. Orang udah malas makan di restoran kecuali makan besar atau khusus. Jadi kalau masuk sekarang dalam bisnis network  franchise itu sudah telat. Di begoin aja kita” Kataku.


“ Duh, tiga kali sebut alasan ujungnya bego. Tapi tajam sekali analisa kamu. Padahal kamu baru baca proposalnya”


“ Bisnis saya kan private equity. Saya terlatih karena data yang eselalu update. Jadi engga gampang dibegoin. Engga perlu lama untuk tahu”Kataku. 


Dia terdiam. 


“ B, kalau boleh saya mau curhat” Katanya kemudian. Saya mengangguk dan tersenyum bahwa saya siap pinjamkan kuping. “  Tidak ada satupun bisnis saya yang sukses. Kalau saya keliatan sukses, itu karena saya punya kekasih gelap. Dia suami orang. Dia kaya raya. Dia memanjakan saya. Dia memberi apa yang saya minta. 


Sekarang usia saya sudah 40 tahun. Saya ingin mapan punya penghasilan bagus. Saya punya tabungan lumayan besar. Sejak dua tahun lalu, saya kehilangan 20 miliar rupiah. Bisnis engga jelas, Ketemu penipu semua. Saat sekarang saya baru sadar. Ternyata betapa sulitnya cari uang lewat business process berdasarkan fakta. Sekarang saya ada uang USD 5 juta. Bantu saya untuk dapatkan peluang bisnis yang bisa membuat saya mapan dan tenang menikmati masa tua saya” Kata Mariana.


“ Mau dengar saran saya “  Kataku. Dia mengangguk.


“ Sebaiknya uang itu belikan SBN. Kamu bisa nikmati bunga untuk hidup kamu. Dan bisa tenang melewati hidup dalam kesendirian kamu.” Saranku.


“ Mengapa tidak masuk ke bisnis real?


“ Kamu tidak berpengalaman. Sekian puluh tahun kamu tidak terlatih berpikir dengan fakta. Kamu cenderung berpikir ilusi. Menganggap asumsi dan oipini adalah fakta. Kamu tidak bisa membedakan loyang dan emas. Tidak bisa bedakan fakta dan opini atau asumsi. Mengubah mindset itu tidak mudah. Sebaiknya uang itu belikan SBN. Itu sudah jalan hidup kamu”


***

Tahun 2013 teman ajak aku ikut menghadiri presentasi program filantropi di Jakarta. Tempatnya di hotel bintang V. Ruang seminar terbatas. Hanya untuk 20 orang. Tahu siapa yang tampil memberikan presentasi itu? Mariana. Dia sempat tersenyum tipis ketika melihatku. 


Usai acara presentasi, dia menghapiriku. “ B,  ajaklah aku kencan. Malu kamu, kencan dengan wanita STW?” katanya dengan wajah bersemu merah.


“ Siapa malu. Ayolah kita cari cafe yang enak” kataku. Kami keluar dari hotel itu pergi cafe favorit saya.


“ Terimakasih sudah datang presentasi saya. Yayasan  tempat saya kerja terafiliasi dengan international filantropi Fund. Kebetulan perusahaan kamu di Hong Kong masuk daftar kami, Saya undang kamu lewat alamat kantor kamu di Hong Kong.” katanya.


“ Untung saya sedang di Jakarta.” 


“ Memang sudah jodoh ya kita harus terus bertemu.” 


“ Kenapa engga telp aja?


“ Saya terlatih berteman dengan pria beristri” Katanya tersenyum.


“ Tapi saya senang, Kesibukan kamu yang positif. ‘ Kataku. “ Oh ya gimana dengan uang kamu? Jadi beli di SBN atau di investasikan di mana?


“  Dua tahun lalu. Saya bertemu dengan pria yang lebih muda dari saya. Dia cerdas. Dia berambisi untuk berbisnis property. Proyek Rumah murah. Tetapi hanya dua tahun, habis uang saya. Kandas bisnis dan dia pergi dari saya begitu saja.”Katanya dengan wajah sedih dan airmatanya berlinang. Saya peluk dia. “ Ambil hikmahnya. Setidaknya  sekarang kamu hidup dengan skill kamu membujuk orang tajir untuk program kemanusian. ya kan. Itu pahalanya besar loh” Kataku dan dia tersenyum seraya merapatkan tubuhnya ke dadaku. 


“ Dan tidak lagi hidup dalam ilusi. Tetapi fakta.” Kata Mariana.


“ Ya. Bahwa pada akhirnya hidup ini bukan apa yang kita dapat tapi apa yang kita beri. Bukan apa yang kita pelajari tapi apa yang kita ajarkan. Bukan apa yang kita impikan dan prasangka tapi apa yang kita lalui dan kerjakan” kataku. Wajahku dengan Mariana sangat dekat…

Sunday, July 31, 2022

Senja..

 



Elena pasti datang dengan kemeja putih itu, ditambah syal merah muda melingkar di leher, dan rok panjang ala gadis Eropa pada umumnya. Dia datang jauh sebelum wanita-wanita itu hadir bersama pasangannya, lebih dulu menemani kicau burung dan kepak sayap kupu-kupu di hamparan bunga-bunga, terkadang Elena memetiknya, dan melemparkannya pada ikan-ikan yang mengiranya sebagai umpan, atau menemani sepasang angsa yang tak jemu mengelilingi danau, kamu pasti membayangkan kita seperti mereka, hidup bersama dengan bebas, menikmati ketenangan, menjadi bagian keindahan di mata setiap orang.


Aku masih ingat ketika membawamu ke taman Ewood untuk pertama kali. Jangan pernah lupakan bagaimana perkenalan kita, pertemuan di satu titik rapuh. Ketika itu kamu adalah wanita ahli Banking laws. Sedangkan aku pebisnis yang urakan, Setidaknya pendapatmu, aku seniman, yang menjadikan bisnis seperti pelukis maestro yang tidak pernah salah dalam setiap tarikan kuas. Selalu ada ide solusi dalam setiap kesalahan dan masalah. Dan itu selalu adalah peluang merebut yang tersembunyi dan akhirnya menjadikan orang lain pecundang.


Kita bertemu dalam ruang seminar dan berlanjut di dunia maya., menjalin cerita yang hampir membosankan jika dituliskan di majalah-majalah anak muda.


”Aku suka senja, apalagi jika melihat burung-burung terbang ke arah barat, seakan-akan rumah mereka adalah senja.” Katamu.


”Tetapi, aku tidak begitu mengerti senja. Bagiku tak ada sekat antara sore dan malam, antara sisa-sisa cahaya siang dan datangnya potongan-potongan malam.” Kataku sekenanya. Memang aku berbeda dengan dia yang selalu teliti dan terukur.


”Apa kamu tidak pernah bermain di pantai ketika sore hari? Ketika kamu lihat langit menggaris merah dan beberapa perahu berlayar lurus hanya menyisakan layarnya yang berkibar. Seperti sangat dekat dengan garis dunia itu. Seakan bersandar pada cahaya senja.”


”Tidak, aku hanya tahu pantai yang panas, dan sore hari aku pulang untuk beristirahat.”


”Jadi, kamu tidak pernah melihat senja?”


”Aku bisa melihatnya dari foto-foto.”


”Foto-foto tidak hidup, semuanya diam, seperti dunia tanpa waktu.”


”Kalau begitu berikan aku video yang merekam senja.”


”Tidak. Aku tidak punya. Aku saja jarang menikmati senja yang utuh. Kadang setahun dua kali, kadang setahun sekali, bahkan sering tidak sama sekali.”


”Lalu, di mana kamu bisa melihat senja yang utuh?”


”Aku hanya melihatnya ketika pulang ke rumah orangtuaku di desa Yorkshire, di London Utara. Di sana ada bukit luas yang jarak pandangnya sampai ke pantai, dan ketika sore tidak akan ada yang menghalangi pemandangan terbenamnya matahari, termasuk senja itu.” Kata Elena.


Kemudian segalanya hening. Senja memang barang langka di kota Blackburn. Gedung-gedung bertingkat dengan lampu merkuri telah mengalahkan sisa cahaya setelah tenggelamnya matahari. Belum lagi lampu kota menyinari jalanan di mana mobil-mobil berkejaran dengan waktu. Orang-orang di sini tak begitu peduli apakah matahari telah tenggelam atau bahkan terbit dari arah tenggelamnya. Becerita tentang senja hanya lelucon di kantin dan taman bermain anak-anak.


”Ke mana kita pergi?” Tanyaku. Suasana menjelang malam yang sempurna, tetapi segala sesuatu yang terasa indah saat dia memintaku mengantarnya ke Apartement. Ternyata pengalaman liar dan indah semalam bersamanya tidak berulang. Keesokannya dia sudah sangat sibut dan focus membentuku dalam putaran negosiasi dalam proses akuisisi Industri Baja di AS. Tiga minggu terberat. Dia perlihatkan profesionalitasnya menjadi penasehat hukum. Dia juga jago menekan para fund manager agar mematuhi skedule fundraising yang aku tentukan.


Benarlah. Tiga minggu terberat dapat kami lewati. Financial closing bisa dilaksanakan di Roma.  Besok aku harus kembali ke Hong Kong.  Aku undang  Elena untuk dinner di Ambrosia Rooftop Restaurant & Bar. 


“ Kita bisa dapatkan deal, bukan deal yang sulit. Terlalu mudah, barangkali. Bagaimanapun terimakasih” Kataku seraya mengajaknya cheer Wine.


“ Memang tidak pantas kita senang. Karena kita deal dengan situasi tidak normal dan AS tidak waras, memang” Katanya.


“ Mengapa kamu sebut AS itu tidak waras? 


“ Cobalah bayangkan. Setiap kampanye presiden selalu digaungkan janji menaikan kesejahtaraan pekerja. Akibatnya, pertumbuhan upah lebih cepat dari pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dibawah 5% sementara upah meningkat 6,6 % setahun. Padahal di AS, 2/3 ongkos ekonomi terkait dengan upah.”


“ Tapi AS kan sudah pengalaman melewati krisis, setidaknya selama  60 tahun terakhir, termasuk pada tahun 1965, 1984 dan 1994, AS The Fed sangat perkasa mengendalikan pesawat ekonomi AS. Sehingga walau digoncang turbulensi, the fed tetap bisa soft landing"  kataku.


“ Tahu sebabnya ?  


" Apa ?


" Saat itu inflasi rendah, dan pertumbuhan upah rendah. Jadi walau the fed menaikan suku bunga tidak berdampak buruk terhadap ekonomi. Tetapi sekarang? Upah sudah tinggi, inflasi juga tinggi. Naikan suku bunga itu sama  saja membunuh sektor real. 


“ Jadi itu yang kamu maksud tidak waras? tanya saya. 


“ Ya. Upah yang naik tidak berdasarkan alasan rasional, tetapi lebih karena alasan politik populis,  itu sudah tidak waras. 


“ Pastilah ada alasan politik yang masuk akal ? bisa jelaskan.”


“ Secara Ekonomi AS itu sudah keok dengan China. Banyak industri dan manufaktur AS yang pindah ke China. Karena alasan upah rendah di China. Anehnya ini tidak disadari oleh pemerintah AS. Sementara mesin bisnis mereka pada hengkang ke China. Yang tersisa hanya industri dan manufaktur yang tidak efisien. Diserbu oleh produk China, ya keok lah. Masih juga engga disadari. Seharusnya mereka restruktur ekonomi mereka. Tetapi malah terlibat dalam komplik regional yang berongkos mahal. Kan konyol. Dampaknya defisit anggaran. Fiskal jebol diongkosi dari utang. Sektor moneter yang longgar. Barang kebutuhan jadi naik di pasar retail. Ini memicu inflasi.” kata saya.


“ Ya kenapa ongkos terus naik? 


“ AS itu kan sama  dengan Eropa. Mereka menganut sistem negara kesejahteraan. Masalah upah itu amanah konstitusi. Yang jadi masalah, upah boleh jadi ukuran kesejahteraan, tetapi kenaikan itu  seharusnya karena memang perusahaan untung. Ekonomi bergairah. Kalau ekonomi lesu, pengusaha banyak yang hengkang ke China, kan engga waras naikan upah”


“ Terus apalagi dasarnya kamu bilang tidak waras ?Tanyaku ingin lebih konkrit.


“ Tahun kemarin ada film Dont Look up di Netflix. Kate Debiasky, mahasiswa pascasarjana astronomi  mengingatkan akan potensi komet menabrak bumi. Itu bisa membuat kiamat. Hitungannya terkonfirimasi oleh Dr. Randall Mindy bahwa komet tersebut berpotensi menabrak Bumi dalam waktu enam bulan ke depan. Bumi berpotensi akan hancur. Tapi peringatan itu jadi bahan lelucon para elite dan politisi AS. Akibatnya memaksa Kate Debiasky membocorkan ancaman itu lewat media massa. Keadaan jadi kacau. Publik jadi takut dan kawatir atas berita tersebut.


Apa yang terjadi kemudian?  issue itu dimanfaatkan oleh Gedung Putih sebagai cara meningkatkan rating politik dihadapan rakyat. Bahwa berita soal komet itu bohong. Sementara Dr. Randall Mindy dan Kate ngotot bahwa itu bukan rumor tapi sains. Tambah ramai, issue itu juga dijadikan cara meningkatkan value saham di bursa atas perusahaan yang dapat misi untuk mengalihkan orbit komet tersebut. Padahal program perusahaan itu tidak masuk akal secara sains. Namun anehnya didukung presiden. Karenanya sikap rakyat terbelah atas issue tersebut. Ada yang percaya, dan ada yang tidak.


Film Dont Look up jenis drama satire. Walau cerita fiksi namun cukup menggambarkan betapa kehebatan sains ( akal sehat) tidak berarti sama sekali kalau sudah bicara politik kekuasaan yang diharuskan culas. Saya nonton film ini seperti membayangkan suasana batin dari Scott McClellan, juru bicara Gedung Putih Era Geoge Bush, yang menulis buku Inside The bush White House and Washington’s Culture of deception. Tahun 2005  dia sampai dapat curhat dari Alan Greenspan. Betapa renta system perbankan AS. Mungkin saat itu Alan Greenspan seperti lakon Dr. Randall Mindy dan Kate pada Film Dont Look up tidak tahu bagaimana lagi meyakinkan Presiden AS akan bahaya yang mengancam. 


Saat itu AS sedang menghadapi ancaman, bubble price di Wallstreet. Paling lama 6 bulan gelembung itu akan meledak. Dampaknya bisa menggerus 1/3 PDB AS. Scott McClellan sebagai orang dekat  George Bush berusaha menyampaikan peringatan Alan Greenspan dan minta dukungan Presiden untuk melakukan antisipasi. Apa sikap George Bush? malah yang terjadi tahun 2006, Alan Greenspan mundur sebagai Chairman the Fed, digantikan oleh Ben Shalom Bernanke.  Subprime mortgage, yang pertama kali terdeteksi tahun 2006, telah menyebar ke seluruh dunia pada musim panas 2007. Itu adalah pinjaman predator kriminal yang hipoteknya yang tidak berharga dikemas ulang agar terlihat seperti investasi yang aman dan dijajakan di seluruh dunia. 


Orang Amerika kehilangan tabungan pensiun 50%. Kekayaan bersih rumah tangga AS anjlok hingga $11 triliun — dalam satu tahun. Ini adalah angka yang sama dengan output tahunan gabungan Jerman, Jepang dan Inggris. Mereka saling menjarah dengan kejam. Tahun 2006 itu sudah terasa goncangan ekonomi. Tetapi tetap saja presiden AS tidak menyadari atau ignore atas gejala itu. Barulah tahun 2008, setelah Lehman Brother delisting di bursa, semua terkejut. Ibarat teori domino. Satu jatuh yang lain ikut jatuh. Sistemik sekali. 


Lucunya Henry Merritt "Hank" Paulson, Menteri keuangan AS saat krisis itu terjadi, dia  sendiri tidak paham apa yang  sedang terjadi. Dia sempat bertanya kepada stafnya apa yang dimaksud CMO ( collateralized mortgage obligation). Mengapa sampai jadi pemicu crisis wallstreet? . Padahal semua tahu dia  mantan Boss Goldman Sachs, investment banker first class. Sampai kini proses recovery tidak kunjung terjadi. Bahkan semakin membuat ekonomi AS dan dunia menghadapi krisisl. Semakin engga waras. “ Kata Elena. Saya reguk wine dan tersenyum. Dia ikut minum juga. 


“ Nah, B, coba saya mau dengar perpektif kamu tentang krisis AS” Kata Elena kemudian.


“ Pertama, kataku dengan caraku bersikap” terjadinya over capacity di semua sektor produksi dan manufaktur. Terutama sektor tekhnologi. Yang peningkatannya bukan berdampak kepada efisiensi tetapi justru kerakusan yang berlebihan. Sehingga terjadi bubble value. Ini sebenarnya teori dasar keuangan. Semua tahu dampak dari over capacity yang berujung over value. Tetapi para otoritas tidak berdaya menghalangi proses bubble value ini.


Kedua, dampak dari over capaciity dan over value ini, memaksa para fund manager yang mengelola portfolio terjebak dalam bisnis ilusi. Memainkan harga demi menjaga aset agar tidak busuk, walau tahu sebagian besar aset yang mereka kelola sudah deadduck. Tidak ada hope. Ini ongkosnya mahal sekali. Mereka menarik uang dari berbagai sumber dengan berbagai skema dan cerita, sehingga uang tercatat melimpah dalam neraca tetapi tidak mengalir ke sektor produksi. Ini justru mendorong meningkatnya bubble value.


Ketiga, yang paling bahaya adalah kemelimpahan sumber daya disektor moneter itu mendorong terjadinya inflasi. Maklum, sektor real tidak bertambah, uang terus bertambah. Yang jadi korban adalah publik dengan meroketnya harga barang di pasar. Ini yang disebut dengan imbalance economy. Dampaknya sangat sistemik. Karena sudah menyangkut struktural. Proses recovery sangat sulit dan ongkosnya teramat mahal.


Kempat. Para fund manager berkelas dunia sudah berpikir mendekati tahap closed file terhadap peran AS sebagai pendorong pertumbuhan PDB dunia. Bagi mereka mengelola aset berbendera Amerika itu udah no hope dan semakin lama semakin omong kosong. Udah engga waras. Apalagi utang terus meroket, Udah tembuh diatas 100% dari PDB. Sementara kebijakan paket ekonomi sudah engga ada reputasi lagi memberikan hope kepada rakyat.” 


“ Dan karena itu kamu pede aja mengakuisisi pabrik baja di AS milik konglomerat Rusia. Dan kemudian menjualnya kepada konglomerat AS asal Italia, Kamu dapat capital gain 2 kalilipat berkat dukungan supply chain dari Rusia dan Amerika Latin yang kamu kuasai. Dan lagi Konglomeat AS itu merasa smart karena mereka membayarnya lewat hutang di pasar 144 A. Cara jenius membuat orang merasa kaya dan akhirnya jatuh miskin akibat debt trap untuk  kemudian kamu datang membeli lagi dengan harga diskon, ya kan” Kata Elena tersenyum.


“ Dan yang jenius itu kamu. Kamu yang atur kesepakatan yang rumit itu.”  kataku cepat.


“ Dan saya kerja sesuai arahan kamu dan kamu bayar saya mahal” Katanya tertawa dan mengajak saya sama sama minum wine.


“ Restoran ini menghadap ke distrik Monti. Kamu memang pria romantis. Kamu tahu aku suka senja dan merasakan suasana senja. Senja di resto ini memang luar biasa.“ Kata Elena seraya berdiri melihat ke depan kearah matahari terbenam. Saya biarkan dia asik dengan senjanya. “B.” Serunya. Dia menoleh kearah saya. “  biasanya pebisnis seperti kamu, atau tepatnya predator, selalu merayakan kemenangan dengan wine dan sex. “ Sambung Elena seraya memeluk saya dari belakang “ Saya tidak lagi kerja dengan kamu. Tepatnya sejak hari ini. Kita sama sama pemain. Kenapa tidak nikmati sama sama kemenangan ini?.  Kata Elena. Dari belakang terasa kupingku ditiup napasnya yang berburu.


 Senja di Roma memang indah..


Saturday, July 30, 2022

Utamakan ibu

 



Jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Saya masih di kamar kerja di kantor SIDC Hong Kong. Saya baca laporan perkembangan unit bisnis Banana powder di Yunnan. Ada rencana mengembangkan pasar banana powder untuk menjadi supply chain global industri pharmaci. Tak terasa sudah 2 jam saya membaca laporan itu. Saya tekan mata saya dengan punggung tangan saya. Saya lepas kacamata saya.  


Saya berdiri dari tempat duduk. Melangkah ke luar dari kamar kerja. Ruang sekretaris saya, lampu mejanya masih menyala.Itu artinya dia masih kerja juga. Dia melirik kearah saya. Dia mendekati saya.” Ada apa B? 

“ Engga. Saya mau jalan aja. Ke ruang BDG. “

“ Mau saya temanin?

“ Engga usah” Kata saya tersenyum, terus melangkah menjauh dari Lena, sekretaris saya.


Saya terus melangkah ke ruang Business Development Group. Semua kursi staf kosong. Hanya ada satu wanita sedang serius dengan komputernya. Dia berdiri dengan menaruh hormat kepada saya. “ Ya Pak. Apa yang bisa saya lakukan untuk anda” Katanya.

“ Kenapa kamu sendirian. Yang lain udah pada pulang? tanya saya. Karena biasanya mereka baru pulang semua menjelang dini hari. 

“ Semua di ruang simulasi dan presentasi pak. “ 

“ Kamu kenapa engga ikut ?

“ Saya pegawai magang.”

“ Tadinya kerja dimana?

“ SIDC juga. Tapi saya pegawai lokal. “

“ Dimana ?

“ Mongolia. Unit bisnis Ternak sapi organik” 

“ Oh.” Kata saya tatap dia sejurus. Sepertinya wanita ini berasal dari Bangla atau “ darimana asal kamu? Tanya saya penasaran.

“ Ayah  saya asal Srilanka. Dia merantau ke Rwanda. Jadi saya lahir dari Rwanda. Tapi saya tidak bisa bahasa Srilanka, ibu saya orang Rwanda.” katanya.


Ah saya mau challenge staff ini. “ Kamu bisa ikut saya ke kamar kerja saya. “ Kata saya dan  langsung melangkah kembali ke kamar kerja saya.

“ Siap pak. “

“ Sekalian bawakan kopi untuk saya.” kata saya terus melangkah.

“ Siap pak” Katanya.


Tak berapa lama dia sudah datang ke kamar kerja saya dengan membawa secangkir kopi. 


“ Kamu tahu tentang pisang? tanya saya ketika dia duduk menghadap saya.


“ Ya pak tahu.”


“ Nah ini ada summary laporan tentang unit bisnis Tepung pisang kita di Yunnan.  Coba baca. Saya mau dengar pendapat kamu.” kata saya seraya menyerahkan dua lembar ringkasan laporan itu. 

“ Saya udah baca program pengembangan pasar ke pabrik pharmasi. Tapi saya masih engga paham. Bisa jelaskan kepada saya. Kalau kamu juga tidak paham. Bantu saya desk riset untuk bisa jelaskan secara sederhana agar mudah saya pahami. Maklum saya tidak sarjana” Lanjut saya. Dia baca summary itu dengan cepat. Dan serahkan kembali kepada saya.


“ Engga perlu desk riset. Saya pahami downstream Banana dengan baik. "


" OK. "


" Baik saya jelaskan secara sederhana. Obat itu dibuat dari sintetik kimia. Biasanya dalam bentuk tablet. Nah untuk mengurai  tablet itu dalam proses pencernaan diperlukan excipien. 


“ Apa itu excipien? 


“ Itu bahan natural yang berasal dari pisang. Dia berfungsi pengikat dan pengencer, penghancur untuk mendorong pemecahan tablet di saluran pencernaan. “


“ Kenapa harus ada excipien?


“ Kalau engga ada excipien, ya hanya 10%  saja senyawa sintetik kimia itu bisa diserap tubuh. Kan engga efisien. Dan lagi kelebihan pisang itu adalah rasanya manis. Rasa manis kan membuat orang nyaman walau itu adalah obat.” Katanya dengan tangkas.


“ Mengapa harus ada investasi tambahan mesin untuk buat excipien? Kan itu hanya banana powder. ? Tanya saya lagi.


“ Harus ada mesin untuk proses zat pensuspensi. Ekstrak pati tepung pisang itu akan dicampur air lewat mesin separator. Nanti akan ada endapan. Nah endapan itulah yang akan jadi excipien yang dibutuhkan industri pharmasi. “ Katanya lancar sekali.


“ Oh i see. Ada lagi yang  bisa kamu cerahkan saya? 


“ Pak, saat ini Vitamin C diproduksi dalam skala industri yang sangat besar. Prosesnya mengubah pati menjadi glukosa, dan kemudian menjadi sorbitol. Produk akhir murni diproduksi dari sorbitol dalam serangkaian langkah bioteknik, pemrosesan kimia dan pemurnian. Bahan baku utama untuk produksi vitamin C atau asam askorbat adalah jagung atau gandum. Nah pisang juga bisa sebagai bahan baku. China punya paten tekhnologi itu. Bisa menghasilkan  vitamin C sebanyak 60% dari glukosa yang ada pada pisang.” katanya, Saya melongok. Hebat wanita ini. 


“ Oh siapa nama kamu? 


Dia perlihat kartu karyawan yang menggantung dilehernya. Asha. 


“ Ok, Asha. Saya lapar. Mau temanin saya makan malam ya” Kata saya. Dia tersenyum senang dan mengangguk. 


***

Kami pergi ke kawasan central distrik Wanchai untuk makan kebab. Saat itu jam 10 malam. Dia tak henti berwajah cerah. “ Saya engga pernah terbayangkan akan makan malam dengan boss besar. Kata orang anda sangat pemarah,. Ternyata tidak. Ramah sekali. Bahkan tidak sungkan makan di tempat sederhana ini. Dan mau saja makan malam dengan karyawan magang.” katanya. Saya senyum aja.


“ Oh ya. Ngomong ngomong. Apa tidak ada kekawatian dari rakyat Rwanda atas bantuan China. Engga kawatir seperti negara lain yang terjebak hutang dari China”  Tanya saya.


“ ya enggalah. Kegagalan hutang itu bukan salah China sebagai kreditur. Itu yang salah ya pemerintah penerima hutang itu sendiri. Mereka korup. Dan rakyatnya terlena tanpa ada etos kerja untuk berubah. China selalu menawarkan kerjasama ekonomi secara saling menguntungkan.” 


“Apa yang diharapkan China dari Rwanda? Itu negara terkurung daratan. Memiliki sedikit sumber daya alam, dan dengan populasi sekitar setengah populasi Beijing. Jadi target market produk China? kejauhan dech. “ Kata saya.


“ Saya akan jelaskan.  Tapi harus lihat dari sejarah. Rwanda, yang pernah tahun 1994 mengalami salah satu genosida terburuk dalam sejarah. Kini menjadi negara dengan ekonomi pertumbuhan tercepat di benua Afrika. Itu karena dari awal by design mereka mencontoh model pembangunan ekonomi di China Memang awalnya hampir 40% APBN mereka berasal dari China. Namun bantuan itu mereka manfaatkan dengan cerdas.” Kata Asha


“ Caranya ? 


“ Ya mereka menarik investor asing dengan menawarkan insentif pajak yang besar. Contoh investasi dibawah USD 10 juta bebas pajak penghasilan. Sedangkan perusahaan yang mengekspor setidaknya 50% barangnya hanya membayar pajak 15%. Izin mendirikan perusahaan hanya sehari. Mau asing atau lokal sama saja perlakuannya.


Nah China manfaatkan Rwanda sebagai hub untuk memasuki pasar Afrika dan mendapatkan pasokan SDA dari Afrika. Beberapa perusahaan Cina yang paling dominan di Afrika memulai usahanya di Rwanda seperti, Star Times, provider TV cable Cina, beroperasi tahun 2008. Sekarang bersaing dengan TV cable terbesar Afrika, DSTV, di 30 negara Afrika. Tecno Mobile, produsen ponsel China yang ponsel murahnya ada di mana-mana di seluruh benua, juga memilih Rwanda sebagai salah satu pasar paling awal.


Di zona ekonomi khusus Kigali, perusahaan Cina memproduksi pakaian, pembalut wanita, dan pintu kayu. Pusat teknologi pertanian yang didanai pemerintah China untuk memodernisasi petani Rwanda juga  berperan pesar membantu China ekspansi ke seluruh Afrika. Ya mereka gunakan perusahaan dengan hukum Rwanda untuk masuk ke Afrika. Cara smart China masuk tanpa ada beban politik.


Ditambah lagi pengusaha Rwanda itu memang jago marketing Dengan memanfaatkan hubungan bisnis dengan pengusaha pabrikan di China, mereka dapatkan barang dengan harga murah.” 


“ Mengapa ? 


“ Yang penting, selagi murah ya mereka beli. Soal kualitas tidak penting. Sementara barang Eropa, dan Jepang mahal. Mereka ogah beli. Kemudian mereka pasarkan  produk itu. Bukan hanya di Rwanda tetapi juga ke seluruh Afrika. Lambat laun mereka dirikan pabrik di Rwanda, bermitra dengan pengusaha China. Hampir semua produk di Afrika , 80 persen buatan China. Makanya wajar bila China muncul sebagai  investor terbesar di Rwanda.


Situasi itu dapat terlaksana bukan hanya soal perizinan yang cepat dan insentif pajak tetapi  kebijakan pemerintah Rwanda menyediakan  pusat layanan logistik untuk perdagangan dan bisnis China-Afrika. Perusahaan pelayaran Rwanda menawarkan layanan peti kemas ke pusat manufaktur China Guangzhou dan Yiwu. Juga sistem pembayaran ekspor dan import yang flexible. Trader dapat menggunakan layanan transfer uang instan untuk mengirim uang melalui platform populer China seperti WeChat dan AliPay, mengkonversi antara dolar, renminbi, dan franc Rwanda. Jadi kalau dianalogikan sama seperti kemajuan Singapore yang jadi Hub dengan memanfaatkan potensi Indonesia dan negara ASEAN lainnya.


Berdasarkan data antara tahun 1998 dan 2012 dari Kementerian Perdagangan China. Diantara 2.000 perusahaan China di 49 negara Afrika, sektor yang paling populer adalah manufaktur,  ritel dan jasa. Hanya sebagian kecil yang berbisnis sumber daya alam. Jadi sebenarnya China tidak masuk dengan motive aneksasi. Itu terjadi by nature aja. Kini China tidak lagi sebagai kreditur utama  Rwanda. China masuk urutan ke lima negara kreditur Rwanda. Artinya memang tidak ada deal China terhadap SDA lewat hutang.” Kata Asha menjelaskan panjang lebar.


“ Wah hebat ya. Tentu ada motif dasar Rwanda  begitu suka berhubungan dengan China “ Tanya saya.


“ Mereka memang tidak meniru China tetapi belajar dari cara berpikir China. “


“ Apa itu.? 


“ Mempersatukan bangsa lewat kinerja dan menghindarkan politik kebencian dengan memastikan negara hadir menjamin tidak terjadi polarisasi di tengah masyarakat. Kadang sikap keras pemerintah terhadap mereka yang meniupkan kebencian itu dianggap melanggar HAM. Tetapi Rwanda tidak peduli dengan standar barat soal HAM. Karena terjadinya genosida juga akibat politik adudomba barat juga. Mereka belajar dari pengalaman buruk masa lalu. “ Kata Asha. 


“ Kapan kamu akan ikut Management training? Tanya saya ketika usai makan malam. 


“ Rencana bulan depan. Moga saya sukses dan dapat posisi. Kalau engga, saya harus ikhlas keluar dari proses kompetisi. Jadi pengangguran” katanya.


“ Saya yakin kamu pasti bisa melewati proses kompetisi. SIDC tidak pernah salah menerima pegawai. Kalau sudah diterima magang di Kantor Pusat dan lolos ikut MT, itu 80% sudah berhasil” 


“ Semoga pak.” 


***

Besok pagi di kantor saya membuat keputusan. Saya tulis di lembaran khusus  pada proposal rencana ekspansi investasi unit bisnis industri powder banana. “ Lanjutkan ekspansi.” 


Saya serahkan disposisi itu kepada sekretaris saya. “ kamu monitor Asha sampai selesai MT. Saya ingin pastikan orang pertama mendengar dia sukses MT atau gagal “ 

“Siap pak.” 


Dua bulan kemudian, saya dapat kabar dari Lena  bahwa Asha lulus  MT dengan nilai terbaik. Saya senang. Puji Tuhan doa saya terkabulkan. Dia ditempatkan di Yunnan.


Satu sore  sekretaris  saya mengatakan bahwa Asha ingin bertemu saya. Dia tersenyum ketika masuk ke kamar kerja saya. Saya ajak dia duduk di sofa. “ Ada apa Asha?


“ Saya mau resign pak.” Katanya. Membuat saya terkejut 


“ Ada apa? Mengapa ?


“ Setelah saya pikir pikir. Saya ingin pulang ke tanah air saya. Saya ingin membangun negeri saya. “ 


“ Oh ok. “ Kata saya.


“ Tapi pak. Saya akan menggalang petani untuk menjadi supply chain. Apa mungkin kami bisa jadi mitra SIDC”


“ Kenapa kamu begitu yakin dengan rencana kamu?


“ Saya ingin berbakti kepada ibu yang melahirkan saya dan negeri dimana saya dilahirkan” 


Saya tatap dia dengan tajam. Saya lihat dia memang serius. “ Baik,  saya dukung kamu:” kata saya tegas. “ tapi pastikan kamu bisa lewati proses management untuk qualified menjadi mitra SIDC. “


“ Siap pak”  Katanya seraya menyerahkan proposal kepada saya. Saya baca cepat. Wah hebat sekali programnya dalam menggalang kekuatan koperasi untuk jadi supply chain berkelas dunia.


“ Semoga berhasil “Kata saya menyalaminya. Tapi Asha dengan wajah tertunduk, dia berkata “ Boleh saya memeluk bapak? Saya langsung peluk dia. “ Kamu hebat Asha. Saya terharu. Kamu begitu mencintai ibu kamu, negeri tempat kamu dilahirkan.” Kata saya berbisik.


Saya tulis di halaman depan proposalnya “ Kalau bahan baku kurang dari kebun kita di Yunnan, usahakan kerjasama dengan pengusaha Rwanda untuk menjadi supply chain pabrik kita. “ Proposal itu saya serahkan kepada sekretaris dengan tanda “ prioritas.”


Benarlah. Dalam setahun, Asha berhasil bermitra dengan SIDC dan dia jadi boss atas nama rakyat Rukira, Kabupaten Ngoma Provinsi Timur,  Rwanda.

Monster pemangsa

  Sehabis meeting dengan Michael Chang, saya tatap James cukup lama. Dia sempat bingung dan salah tingka karenanya. Namun akhirnya  saya ter...