Sunday, February 11, 2024

Dagang senjata dan korupsi

 




Dari Beijing saya terbang ke Kiev. Di bandara saya dijemput oleh Jellian. Dia tersenyum seraya merentangkan kedua lengannya untuk memeluk saya. ‘ Apa kabar B? katanya  berbisik “ I missed yuo” Sambungnya. Saya senyum aja. Dia team shadow saya. Dia mantan militer para komando. Sebelum jadi team shadow saya dia bekerja sebagai body guard international. Sarjana Sospol. Dia cerdas dan jago mengatur strategi di lapangan. Menguasai 4 bahasa. Inggris, Rusia, German dan Perancis. Dalam perjalanan ke Hotel dari Bandara, saya beri amplop berisi beberapa photo“ Kamu temui mereka. Saya sudah atur. “ Kata saya.


“ Yang perempuan keliatannya cantik dan cerdas. Ini another woman kamu? Kata jelian setelah lihat photo satu persatu. Wajahnya seperti cemburu namun berusaha dibalutnya dengan senyum. “ Bukan. Dia elite partai di Yunani. “ Jawab saya tegas.


Saya briefing Jellian apa saja yang harus dia lakukan. Saya juga memberikan profile network saya di Rusia, Ukraina, Turki, Eropa dan AS. Tugasnya menghubungi mereka dan melobi.  Malamnya saya dinner dengan ketua Parlemen Ukraina di Bao, Chainess restoran. Saya didampingi Jellian. Saat bertemu itu saya memberikan hadiah royal Ginseng dari Korea. Itu saya beli seharga 300.000 Yuan di Beijing. Dia senang. Karena tahu itu baik untuk vitalitas pria. Keesokan paginya saya terbang ke Moscow. Saya minta Jelian stand by di Kiev. 


***

Saya jalan kaki dari Stasiun metro Mayakovskaya ke Area Patriarch Ponds, Central Moscow. Saat itu musim semi tahun 2013. Saya memilih Bar di jalan  Bronnaya untuk bertemu dengan Victor. Saat saya datang Victor sudah ada di tempat. Saya lirik banyak gadis Rusia killing time. Mungkin sebagian mereka slut. Entahlah. “ Dubai menghubungi saya, dia minta bantuan untuk mendapatkan akses pengambil alihan pabrik senjata di Ukraina..” Kata saya. 


“ Memang banyak pabrik senjata warisan Unisoviet di Ukraina yang terbengkalai karena tidak ada modal dan memang tidak ada lagi pasarnya. Tadinya pabrik itu berdiri untuk mensuplai kebutuhan dalam Negeri Unisoviet. Kamu tertarik dengan tawaran itu? 


“ Saya tidak serta-merta menerima tawaran itu sebelum saya tahu siapa yang akan membeli pabrik senjata itu. Dia meminta saya datang ke Dubai yang akan diperkenalkan dengan seseorang.”  Kata saya sambil menoleh ke samping.


“ Apa tugas untuk saya.” kata victor seraya menyerahkan minuman Vodka ke saya. “ Kalau peluang ini saya ambil. Apa ada cara dapatkan akses politik ke Rusia. Mereka butuh special service. Termasuk delivery” kata saya teguk minuman itu.


“ Ah Rusia, tidak ada yang tidak mungkin. Semua tergantung uang. “ Kata Victor tersenyum penuh arti. Sama dengan Indonesia Kami menghabiskan malam itu dengan vodka. Tak berapa lama ada rombongan gadis datang ke table kami. Victor ajak saya pergi ke tempat lain “ Kita akan pesta “ Serunya. " Saya undang pejabat" sambungnya.


“ Dimana ?


“ Ikut aja.” Kata Victor melangkah keluar Cafe.


Kami pergi besama para gadis itu ke satu castle dengan pekarangan luas. Pesta berlanjut di ruang VVIP bersama para gadis. Tak berapa lama datang rombongan pria masuk ruangan itu. Saya pergi ke kolam renang dengan segelas Vodka. Victor mendatangi saya. “ Besok kita ke Dubai dengan private jet saya. Kita bicara di dalam pesawat detailnya. Dua pejabat penting akan ikut. Kita dapat big fish bro. No worry. Ayo masuk ke dalam. Kita habiskan malam ini dengan happy.”


***


“ Soal pengambil alihan pabrik senjata itu tidak ada masalah.  Tidak ada pejabat Ukrain yang tidak bisa dibeli.” Kata pria yang ikut kami dalam penerbangan ke Dubai. “ Tapi patokan harga black market. Karena kita juga harus atur delivery keluar dari Ukraina tanpa terdeteksi aparat. “ Lanjut pria itu dengan mata Srigala. Saya tahu ini hanya bisnis. Mereka minta fee besar. Walau Rusia bukan lagi USSR namun sebagian besar pejabat adalah alumni KGB. Mereka ahli dalam operasi inteligent.


Di Dubai kami diatur oleh kontak saya bertemu dengan seseorang. Pertemuan ini di ruang Panthouse di salah satu hotel bintang lima. Saya bersama Victor datang berdua saja. Saya tahu pasti siapa pria dihadapan saya itu. Dia tidak menggunakan pakaian tradisional arab. Dia mengenakan setelan mewah. Dia cerita kedekatannya dengan Menteri Luar negeri Arab Pangeran Saud al-Faisal dan Pangeran Abdul Rahman al-Faisal dan Pangeran Turki al-Faisal. 


“ Kami dapat SPK suplai senjata. “ katanya memperlihatkan dokumen dalam bahasa Arab. “ Ok. Yang saya mau anda take over pabrik senjata di Ukraina. Anda juga atur kepemilikan pabrik senjata itu. Anda lebih tahu bagaimana menyamarkan kepemilikan itu. Semua tentu ada harganya. Kami yang bayar.” Lanjutnya.


“ Termasuk delivery ? Kata Victor. 


“ Ya tepat. “ 


“ Harga delivery harga black market ? Kata saya menyerahkan selembar kertas berisi detail singkat proposal yang kami tawarkan. Dia baca seksama “ Excellent. Saya setuju  “ Pria itu berdiri dan menyalami kami. “ Senang berbisnis dengan kalian. Saya tunggu realisasi akuisisi pabrik senjata. Payment guantee sesuai proposal anda ini, besok saya kirim ke bank anda di London.” Katanya.


***


Saya bersama Victor terbang ke Kiev bertemu dengan Jellian. Dia akan bergabung dengan team Victor.


“ Victor akan mengawal kamu melobi pejabat Ukraina. Gunakan koneksi dengan pejabat Rusia untuk atur itu. Juga melobi militer Turki untuk delivery senjata ke designated address sesuai dengan kontrak. Gunakan koneksi dengan Elite partai di Eropa. Saya minta George di London mendapingi kamu deal dengan elite parlemen Eropa. Pengawalan cargo oleh tentara bayaran yang di kontrak oleh Victor dari agent di Boston, AS.. Kebutuhan budget minta dengan George. Jelas ? Kata saya briefing dia secara jelas. " Dan ingat. " Seru saya. " Sebelum delivery uang fee kepada pejabat yang menjadi koneksi kita harus dbayar lebih dulu. "


" Kalau delivery gagal ? tanya Jellian.


" Ya itu resiko kita." kata saya.


" Dan lagi kita untung 10 kali lipat dari harga pasar. Belum lagi biaya produksi rendah. Wajarlah resiko ada. " Sambung Victor.


“ Kamu lead dalam operasi ini” kata saya. 


“ Siap” Kata Jelian mantap.


Keesokannya saya terbang ke Hong Kong dengan berdoa semoga Jellian sukses dalam misinya. Namun saya terus keep in touch mereka. Akuisisi pabrik itu dilaksanakan oleh team Gorge di London. Menggunakan SPC yang terdaftar di Isle of Man. Menunjuk lawyer di London sebagai proxy untuk melaksanakan perjanjian akuisisi. “ Deal yang bagus” Kata George “ Kita dapat bayaran dari Pria Arab itu 20 kali dari harga akuisisi pabrik. Dan harga jual produk 10 kali dari harga pasar“ Sambungnya dengan tersenyum. Skema pembayaran lewat cross settlement antara rekening pria Arab itu dengan rekening SPC di bank yang sama di isle of man.


Urusan selanjutnya ada pada team Victor. Untuk mengoperasikan pabrik senjata dia kontrak outsourcing kepada perusahaan di Ukraina yang punya koneksi dengan militer. Produk diterbangkan ke Bandara militer Turki. Kemudian Cargo  diangkut lewat jalur kereta. Semua diatur oleh MIT (Turki Secret Service). Pengawalan oleh tentara bayaran. Operasi yang mahal dan semua perlu biaya membayar para petinggi militer. Tapi dengan harga jual 10 kali dari harga pasar, itu sepadan. Semua transaksi keuangan itu diatur oleh lawyer di London.


****

Operasi itu berlangsung 4 tahun. Jellian sukses. Saya sarankan agar dia tinggal di Bangkok untuk sementara. Setahun kemudian saya bertemu lagi dengan Jellian ketika business trip ke  Bangkok. “ Operasi yang kamu tugaskan memang awalnya keliatan sederhana. Pembelian pabrik senjata itu agenda pangeran Arab. Mereka percaya kepada kamu karena kamu punya koneksi dagang senjata di pasar gelap. Koneksi kamu sangat luas. Kontak kamu di Parlement Eropa, Militer di Turki, mantan KGB, Milisi di Irak. Itu sangat membantu saya untuk meyakinkan mereka ambil bagian dalam operasi ini. 


Namun di lapangan urusanya jadi rumit dan beresiko sekali. Karena kita tidak hanya sebagai proxy Arab akuisisi pabrik senjata tetapi juga bertugas melakukan delivery ke wilayah konflik. Tetapi team victor memang hebat. Apalagi dukungan dari tentara bayaran yang kita kontrak. Mereka sangat profesional mengamankan saya bertemu dengan elite ISIS dan keluar dengan aman.


Saya tersenyum seraya seruput kopi.  Jellian menatap saya lama. Saya diam saja. “ Dalam operasi ini semua pihak diuntungkan secara politik.  Rusia ambil bagian di Suriah untuk masuk dalam lingkaran ISIS dan akhirnya menciptakan konflik diantara elite ISIS, terutama antara elite ISIS dengan Al Qaeda. Maklum Rusia punya dendam dengan Al Qaeda waktu di Afganistan. Turki diuntungkan akan share nya dalam penyelesaian masalah Suriah. Eropa dan AS juga diuntungkan dalam mengamankan geostrategisnya di timur tengah dari ancaman ISIS.


Maklum saya juga membantu elite ISIS untuk mengamankan uang dan aset mereka di Luar negeri. Termasuk membantu elite Militer Turki, Eropa, Arab, Rusia menyemnbunyikan uang korup dari setiap transaksi. Sehingga tanpa disadari operasi ini menjadi sumber daya informasi strategis tentang ISIS. Mencakup peta pertahanan, sampai kepada tempat persembunyian elite ISIS. Sehingga Iran dan Irak punya cara efektif menghabisi ISIS. AS dapat informasi keberadaan mastermind ISS, Anbari. Dia tewas oleh operasi militer AS. Karena uang dari transaksi ini juga membuat antar elite ISIS dan AlQaeda saling serang. Akhirnya mereka lemah dan mudah dihabisi. Uang mereka di luar negeri disita oleh CIA” Kata Jellian di Condominium nya di Bangkok. Di luar hujan semakin  deras. 

Saya mengangguk dan tersenyum. 


 “ Victor sangat menjaga saya. Dalam segala hal dia selalu proteksi saya.  Terimakasih sudah memberikan kepercayaan besar kepada saya.” Kata Jellian. Malam itu wajahnya sangat dekat dengan saya " Dan kamu boss dan mentor saya. Disaat saya di sandera oleh pedagang senjata dari Columbia, kamu sendiri yang pimpin operasi pebebasan saya. Engga ada boss yang mau ambil resiko nyawa demi anak buahnya. Padahal saya bukan siapa tanpa kamu. " Kata Jelian dengan mata redup.


" Kalau saya tidak bisa menjaga anak buah, bagaimana saya bisa manfaatkan mereka dan memastikan mereka loyal?. Biasa saja. Engga usah baper kamu. " Kata saya jentik jidat dia dan peluk dia dari balik selimut." Besok, kamu bergabung dengan team Wenny dalam proses Pemilu di TZN. Targetnya adalah konsesi tambang emas. Detail operasi akan kamu dapat dari Wenny" kata saya. 




Saturday, February 03, 2024

Teresia..

 




“ Kalau begitu atur pertemuan saya dengan dia di Milan.” Kata saya. Saya perhatikan gambar yang ada di hape. Cantik dan aura cerdas. Keliatan dari matanya. “ Ini data soal wanita  ini. “Kata George ketika bertemu saya di London. Saya baca profile wanita itu. Namanya Teresia. Kelahiran Italia. master financial engineering. Usia 32 tahun. Berpengalaman sebagai Manager hedge fund. 


“ Ok. Saya akan atur. Beri waktu saya 3 hari. Tapi saya tidak jamin dia akan bersedia bekerja dengan kamu“ kata George. 


“ atur saja, selanjutnya urusan saya”


Teresia dikenal oleh kalangan terbatas financial komunitas karena kepiawaian dia membongkar skandal akuntasi korporat papan atas yang berkonspirasi dengan pengelola hedge fund. Resikonya, tidak ada lagi lembaga keuangan yang mau pakai skill nya. Dia sudah bad news. Kini dia hidup nyaman di Italia sebagai guru TK.


***

 

Tiga hari kemudian. George sudah bisa temukan Teresia. Antara saya dan Teresia memang dikenal hantu dalam dunia hedge fund. Saling kenal nama tapi tidak pernah saling bertemu.  Bedanya, dia dikenal sebagai malaikat baik dan saya dikenal sebagai predator. Sebenarnya, tidak ada aktor hedge fund yang malaikat. Samahalnya mana ada pelacur yang perawan. Atau mana ada politisi yang jujur.


Malam di Milan, di Navigli berjajar puluhan restoran dan bar di kedua sisi kanal. Saya memilih Bar and Cafe menikmati aperitivo. Dari profile nya. Saya tahu, Teresia sangat suka tempat ini. 


“ Aku tahu kamu akan datang, cepat atau lambat,” kata Teresia. Saat menghempaskan pantatnya di kursi“ Bagi B, tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada tempat bersembunyi bagi orang yang jadi targetnya. Dan sama sama tidak akan bertemu kalau bukan saling menguntungkan..”Sambungnya. Saya senyum saja. Akhirnya lambat laun suasana jadi cair. Tidak lagi kaku. Ternyata antara saya dan Teresia hampir sama. Ayam kampung yang berusaha jadi ayam merak. Dia urakan, dan tidak begitu peduli dengan norma.


“ Mengapa kamu tidak terkesan seperti orang Eropa.” Tanya saya. Teresa jawab dengan sendawa. ”That’s all my answer”. Ha-ha-ha… orang-orang di Eropa tidak suka dengan sendawa. Mereka menganggap itu tidak sopan. Tetapi, dia tertawa sambil salah satu telapak tangannya beradu di udara dengan tangan saya. Saya hanya senyum aja menyaksikan dia tertawa..


“ Mari Dance? katanya menarik lengan saya. Saya terpaksa ikuti alunan masik sekenanya. “ Saya sebenarnya tidak terlalu familiar dengan suasana ini. Tetapi, kamu begitu sabar. Menata gerakan saya. Saya bisa bilang begitu karena ketika kamu memegang tangan saya, saya  hanya membiarkanmu saja menariknya ke sana kemari. ”I’m a cow,” kata saya.


”No, do not say that, you are not a cow,” balasnya.


“”Yeah.., following another cow.”


”What? Ha-ha-ha….”


Setelah dua jam dalam suasana santai. Kami akhiri dengan keluar dari Bar. Menyusuri jalan di pinggir kanal. “ Ada salam dari Steven. Rekening 1080“ Kata saya sekonyong. 


“ Siapa ? say again” Keningnya berkerut. Nama itu seperti petir di siang hari bolong. Karena sebenarnya Teresia bongkar skandal itu bukan bertujuan baik tetapi memeras para CEO yang terlibat dalam skandal. Rekeningnya di kelola oleh Steven, yang juga Networking saya.


Dia hendak lari, tetapi tangan saya cepat mencengkram lengannya dan kemudian memeluknya sambil  berbisik” Saya teman kamu. We're in the same boat. “  


Dia tatap saya. Saya balas dengan tatapan teduh. Matanya jatuh terkulai. Dia kehilangan aura sebagai wanita hebat. Dia sadar, hanya hitungan detik uang di rekeningnya bisa lenyap dan dia jadi pesakitan. “ Mau terlibat dalam operasi saya? Tanya saya.


 “ Walau kali ini bertemu, namun semua hal tentang kamu saya sudah pelajari. Tetapi saya tidak pernah tahu kamu begitu berpengaruhnya. Sampai kamu tahu rekening saya. Sepertinya saya tidak dalam posisi menolak. Saya siap bekerja, apalagi dibawah arahan kamu. “ Katanya dan saya lepaskan tangan saya dari lengannya. Dan balik dia pagut lengan saya saat berjalan.


“ Saya minta kamu lakukan window dressing lewat financial engineering. “ Kata saya.  Saya langsung kirim email lewat secure line yang terenskripsi di aplikasi mobile phone saya. “ Kamu baca email saya. Itu penjelasan singkat operasi ini.” kata saya. Dia segera buka emailnya. Dibacanya cepat. 


“ I see. Smart idea” dia mengangguk nganguk setelah baca email. “ Saya akan atur secara komputasi cash flow pendapatan dan pengeluaran. Pendapatan pretender dengan menggunakan arus dana casino, kemudian dialirkan kembali ke dalam rekening casino lewat akuisisi perusahaan cangkang di negara antah berantah. Dengan demikian nilai saham emiten akan terdongkrak naik berlipat  Peluang berhutang terbuka luas. Dari Repo sampai penerbitan obligasi dan Righ issue.” Katanya.


“ Nah ini target kita…” kata saya seraya mengirim profile perusahaan target.  “ Kita akan beli emiten secara backdoor yang sahamnya sudah deadduck di Bursa. Kemudian kita akuisisi perusahaan target untuk kita cemplungkan ke dalam emiten itu. “ Kata saya menjelaskan.  


“ Dan yang jadi target adalah start up Fintec yang sedang mengembangkan sistem pembayaran.” Kata Teresia mengerutkan kening.  Sepertinya dia agak ragu. 


“ Kamu tahu Phantasmagoria” Tanya saya. Dia menggeleng.


“ Phantasmagoria adalah berbaurnya rentetan gambar, citra, figur-figur yang menipu penglihatan, sampai kita susah membedakan mana nyata mana tidak nyata. “ Kata saya. 


Teresia masih keliatan bingung. 


“ Contoh, kamu berdiri di pinggir jalan di depan rentetan toko-toko, kafe, butik, melihat bayanganmu sendiri terpantul membaur dengan manekin, benda-benda, dan huruf-huruf besar yang melekat di kaca etalase. Kamu terpesona. Sekedar mengingatkan: Walter Benjamin juga pernah tertegun melihat citraan bayang-bayang yang berbaur dengan kenyataan seperti itu di Paris. Seperti sebuah mimpi-phantasmagoria meminjam istilah filsuf Jerman mazhab Frankfurt itu. Dunia uang dan kekuasaan politik ,semua orang terjebak dalam phantasmagoria? Menipu dan tertipu. Paham.” Kata saya mencerahkan. Teresia tersenyum dan menganguk, Dia tercerahkan. 


“ Kamu akan bergabung dengan team saya di London. Besok saya kembali ke Hong Kong. George akan briefing kamu. “ Kata saya. 


***

Tiga tahun kemudian. Saya bertemu kembali dengan Teresia di Hong Kong pada musim panas. Kami bersantai di Bar. Dia mengenakan blouse putih lengan pendek, memperlihatkan putih kulit lengannya dan payudara indah. Celana jins membalut pinggangnya yang padat.


“How’s life…” tanyanya. Saya senyum aja. 


“3 tahun bekerja dengan kamu dalam operasi yang beresiko dan rumit, akhirnya bisa keluar sebagai pemenang secara elegant. Emiten dan fintech itu kini suffering karena harga saham yang terus turun. Bahkan pada tahun awal IPO saja harga sudah jatuh 45%. Sementara kita sudah exit sebagai investor pra IPO dengan laba gigantik.  “ Katanya sambil seruput kopi 


“ Model bisnis utama ecommerce adalah berbohong kepada publik, mengklaim keuntungan besar, sehingga investor akan menaikkan harga saham di bursa. Namun, memang tidak mudah memalsukan keuntungan. Karena  akan berakhir dengan masalah uang tunai palsu. Pada akhir tahun, hal pertama yang auditor otoritas periksa adalah saldo bank. Jadi harus ada tracking membelanjakan uang palsu itu untuk aset palsu sebagai investasi yang menguntungkan. “ sambungnya.


Saya  terdiam tak tahu harus menjawab apa. Kembali Teresia tersenyum. Ia menuju alat pemutar lagu. Kuku-kuku jarinya yang juga ber-cutex merah menyala memencet tombol alat pemutar. Lagu “ I have a dream “ mengalun indah.


“Irama lagu adalah cara efektif membangun ilusi?” ucap Teresia seperti hendak menebak, mengapa saya tak menjawab pertanyaannya. “Kamu menyebut, semua adalah soal irama. Soal Phantasmagoria.”


“Bersamamu, mungkin realita” tukas saya. Dia bersegera memeluk dan kiss dried. “Kamu merayu saya?”


“Aku sungguh-sungguh.”


“Aku tahu. “ Katanya melepas pelukan. “ Kamu jujur mengungkapkan apa yang kamu rasakan, meski aku juga tahu, seusai ini pada keadaan yang lain lagi kamu berkata hal serupa pada perempuan lain.”

Saya tersenyum. Teresia terlatih dalam dunia hedge fund. Tidak akan mudah baper. Meski, pertemuan kali ini berujung pada malam yang panas dan liar. Ya semua hanya phantasmagoria. Selanjutnya dia jadi team srigala saya yang loyal dan tangguh di medan tarung kapitalisme. Sampai kini atau 10 tahun sejak terakhir bertemu dengannya di hong kong, saya tidak pernah bertemu lagi dengan dia. Namun laporan tentang dia,  saya terima secara rutin dari George. 


Friday, February 02, 2024

Jebakan hutang..

 



Saya janjian dengan David di cafe yang ada di Hotel bintang V di Jakarta. Dia ingin mengatur pertemuan saya dengan relasi bisnisnya. Saya mengenal David kali pertama  tahun 1984 saat bekerja sebagai Salesman pada perusahaan Jepang di Jakarta. Sebenarnya dia  bekerja bukan untuk cari uang. Hanya untuk membuktikan kepada Papanya bahwa dia mampu mandiri. Keluarganya memang termasuk konglomerat kala itu. Punya bisnis trading agro dengan gudang di berbagai pusat penghasil komoditas pertanian. Walau dia terkesan arogan. Namun dengan saya dia bisa nyaman berteman. Mungkin karena saya tidak pernah tersinggung dengan arogansinya. Bagi saya itu hanya ekspresi dia sebagai anak yang sejak lahir tidak pernah bertelanjang kaki. Tetapi hatinya sendiri, saya tahu dia orang baik.


Saat menanti David datang. Entah mengapa lamunan saya terbang ke masa tahun 80an.  Pernah satu waktu setelah terima komisi sales,  saya ajak Aling nonton Film di Bioskop. Maklum ini kali pertama saya terima komisi setelah 2 bulan kerja mengejar prospek. Saya ingin rayakan dengan sahabat saya. Aling senang. Dia langsung menyanggupi. Sore hari saya datang ke rumah Aling. Saya naik bajay ke PHI kawasan Jelambar. Di tengah jalan hujan deras. Sampai di Rumah Aling. Saya lihat kendaraan Ford laser terpangkir depan rumah. Itu kendaraan David.


Aling temui saya di teras. “ Maaf Ale, kita batal aja janji ke bioskop. David ada di ruang tamu. Kami mau pergi sebentar lagi makan malam di Pecenongan.” katanya. 


“ Oh ya. Engga apa apa. “ Saya tersenyum. “ Kalau begitu saya pulang aja. “ Lanjut saya. Aling membalas senyum saya. Sebelum pegi saya lihat David keluar dari dalam rumah. Wajahnya masam kepada saya. Di luar hujan deras sekali. Saya terpaksa menembus hujan untuk sampai ke luar komplek perumahan. Badan saya basah kuyup saat naik bajay. Saat itu saya tidak kecewa dengan Aling. Dia sahabat saya.


Keesokannya, di kantor.

“ Lue tidak tahu diri dan tidak tahu malu. “ Teriak David di hadapan teman teman kantor “ Kenapa lue kejar Aling ? bentaknya dengan mata melotot. “ Lihat wajah lu. Rusak! Lihat keluarga lue? miskin. Masih mau gua tambahin kekurangan lue ? 


Saya hanya diam saja. Tak ingin ribut depan teman teman di kantor. Tidak perlu saya marah. Karena apa yang dikatakannya tentang saya, memang begitu adanya. Saya memang dari keluarga miskin. Wajah saya juga tidak setampan dia. Kulit saya hitam dan dia putih. Hanya satu yang tidak benar. Saya tidak pernah kejar Aling untuk jadi pacar saya. Berteman ya. Maklum sama sama ada dalam team sales, tentu mengharuskan setiap hari bertemu dan diskusi.  Saya tahu saat itu Aling sangat malu di hadapan teman teman. Makanya dia langsung pergi.


Saya berusaha kejar Aling dan menahannya. “ Gua engga tahu mengapa David tuduh gua kejar lue, Ling. “ kata saya dengan berusaha meyakinkannya. Bahwa saya tidak pernah berdrama depan David bahwa saya pacaran dengannya. Aling lama menatap saya.” Gua engga terima David rendahkan lue depan teman teman. Engga ada hak dia mengadili lue. Kalaupun memang kita pacaran, apa pula hak dia protes ? Emang gua pacar dia, adik dia.” Kata Aling.


“ Engga apa apa ling. Gua engga tersinggung dan marah dia rendahkan gua. Memang begitu faktanya.” Kata saya berusaha menenangkan dia. Itu lebih baik agar persahabatan kami tidak rusak. Gimanapun David dan ALing adalah sahabat saya.  


Sorenya setelah selesai rapat evaluasi team, kembali David bully saya di kantor. Mungkin karena Aling tidak mau pulang bersama dia. Lebih memilh pulang dengan angkutan umum bersama saya. Kebetulan hari itu saya dan Aling mau menghadiri kelompok diskusi marhaen di Perpustakaan di Senen. Dia terjang saya. Secara replex saya menghindar. “ Ada apa Vid.? salah gua apa? tenang lue “ kata saya. Berusaha menenangkannya. 


Dia kembali pukul saya dengan kepalannya. Saya cepat menghindar. Dia hanya memukul angin. Berkali dia pukul namun tidak satupun kena. Saya tidak mau lari. Dia sahabat saya. Hanya dia dalam keadaan emosional. Tetapi karena dia ambil cutter yang ada di atas meja. Saya harus lumpuhkan dia. Karena berbahaya akan melukai saya. Dengan cepat saya kunci lenganya saat akan menusukan cutter itu keperut saya. Cutter itu terlepas dari genggamannya. Dia menatap saya dengan terkejut. Saya segera peluk dia. Awalnya dia tidak ingin membalas pelukan saya. Akhirnya terasa kedua lengannya memeluk saya dengan erat. Aling tersenyum melihat kami rangkulan. “ mau ikut kami ke Senen. “? Tanya Aling ke David 

“ Ngapain?

“ Diskusi bedah buku Bumi Manusia, bukunya Pram. “ kata Aling. David senang. Akhirnya kami bertiga dalam kendaraan David. Seketika kembali suasana canda antar sahabat.


Tahun 85 saya berhenti sebagai sales. Karena berniat untuk berwirausaha. Sebulan sebelumnya David atas permintaan Papanya melanjutkan ke universitas di Singapore. Aling memutuskan pergi bersama David ke  Singapore. Padahal sebelumnya antar saya dan Aling terjadi eksiden. Saya bisa katakan eksiden. Karena dia yang provokasi saya melakukan hubungan diluar nikah. Setelah itu dia menolak jadi pacar saya, apalagi menjadi istri saya. Ya ikhlas saja. Bagaimanapun dia tetap sahabat saya. Kami akan selalu saling menjaga dan mendoakan.


Tahun 93 saya bertemu lagi dengan David. Dia cerita kegagalan hubungannya dengan Aling. Saya hanya diam. Saya tidak ini ikut menilai siapa salah atau benar. Yang pasti mereka sudah melewati proses pacaran dan akhirnya kegagalan. Cukuplah mereka berdua saja yang tahu. Sebagai sahabat saya hanya bisa mendoakan saja agar mereka baik baik saja.


***

Dari arah pintu masuk cafe nampak David menuju ke arah table saya. “ Udah lama lue “ tanya David. 


“ Ya sekitar 20 menit. Engga apa apa. Gua juga lagi santai aja” 


David dapat telp dari temannya. “ ALe, kita pindah ke restoran jepang di sebelah sana. Mereka udah datang” katanya, Itu yang dimaksud yang datang adalah relasinya.


“ Dia sudah punya satu smelter dan ingin ekspansi satu smelter lagi. Dia perlu pembiayaan US$1,2 miliar hingga US$1,4 miliar untuk kapasitas feasible. ‘ kata david saat sampai di restoran jepang. Dia perkenalkan temannya dan maksud ketemuan

 “ Dengan syarat gua offtake 100% produksinya. “Kata saya cepat. Maklum saya pedagang dan memang butuh sumber daya mineral. 


Misal, saya offtake Pig Iron dan atau ferro steel sebesar USD 5 miliar untuk 5 tahun. Atas dasas SPA, Sales Purchase Agreement, saya akan keluarkan jaminan pembelian sebesar USD 5 miliar dalam bentuk SBLC. Dan pada waktu bersamaan dia juga keluarkan supply guarantee sebesar USD 5 miliar dalam bentuk SBLC. Jaminan itu hanya bersifat unsecure atau off balance sheet. . Kalau saya gagal membayar setiap pengapalan atau tidak melakukan pembelian, maka jaminan itu dicairkan. Sebaliknya kalau dia gagal delivery, jaminan dia saya cairkan. Selagi kedua belah pihak komit, ya jaminan aman.  Fair enough.


“ Berapa lama financial closing nya ? tanya teman David..


“ Tergantung” kata saya cepat.


“ Tergantung apa ?


“ Tergantung berapa lama kamu bisa siapkan supply guarantee dalam bentuk financial guarantee dari bank. “ Kata saya.


“ Ah lue sama aja dengan China. Ngakunya investor sebenarnya pedagang. Kenapa engga direct investment aja.” Kata David. Saya senyum aja. Maklum. Dengan skema itu, pengusaha smelter bisa dapatkan Non Recourse loan (NRL) dengan LTV sebesar 70% dari total project funding. Bank aman. Karena NRL itu disamping dijamin proyek itu sendiri , juga ada SBLC off take gurantee dari pembeli. Tetapi pada waktu bersamaan bank juga memberikan non cash loan berupa SBLC untuk supply guarantee. Akibatnya neraca bank jadi ketat sekali. Makanya kemarin BI menggelontorkan insentif makroprudensial Rp165 triliun. Dalam bentuk pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah.


“ Skema seperti lue itu mengakibatkan outstanding pernbankan  dalam negeri dalam bentuk NCL semakin besar. Itu sama saja semua resiko ada pada bank dalam negeri. Lue aman. Dapatkan barang dengan harga diskon. Belum lagi semua barang modal berupa mesin dari lue, lue dapatkan lagi untung jual mesin dan tehnologi.” Katanya David. Saya senyum aja. 


Kenapa engga direct investment aja? Tanya teman David.


“ Saya engga bisa direct investment karena penambangan Indonesia itu paling jorok di dunia. Tidak ada kepedulian terhadap ramah lingkungan. Dari smelting yang polutan sampai kepada penambangan yang degradasi lingkungan. Dan duit saya kan dari bank di luar negeri lewat skema conter trade. Mereka ketat sekali soal ESG. “ Kata saya berargumen. Sekedar meyakinkan bahwa hilirisasi itu sebenarnya menjarah perbankan dalam negeri. Makanya pejabat yang terhubung sebagai pengusaha tambang dan smelter paling kencang bela hilirisasi. Karena mudah banget jarah bank, apalagi Bank BUMN. 


Usai makan malam, kami bubaran. Mereka janji akan bertemu lagi dengan saya. Saya dan David kembali ke Cafe tadi.


“ Ale, tempo hari waktu tahun 84 lue pernah ajak gua ikut diskusi bedah buku Bumi Manusia. Feodalisme itu apa ?


“ Pada awalnya Feodal itu sendiri berarti penguasaan segelintir orang terhadap banyak orang. Biasanya itu berkaitan hak atas lahan yang diberikan Raja kepada para kesatria. Kemudian berkembang. Tidak hanya kesatria tetapi juga mereka yang punya pengaruh ditengah masyarakat. Umunya tokoh agama dan adat. Terbentuklah primordialisme hubungan patron-client. Puncaknya lahirlah teori feodalisme dalan konteks politik kekuasaan.  Tetapi walau berbeda coraknya dari masa ke masa namun secara esensi sama saja. yaitu sentralistik. Lawannya adalah  desentralisasi. Nah desentralisasi itu lahir dari prinsip demokrasi. Bisa saja desentralisasi itu dalam bentuk otonomi daerah atau negara bagian seperti AS atau Malaysia.” kata saya.


David terdiam. Sepertinya mikir. 


“ Terus..” Lanjut David. “ Zaman Soeharto kan kita menganut sentralisitik. Kemudian kita tumbangkan Soeharto. Bagaimana demokrasi di era reformasi ini ? Tanyanya.


“ Otonomi daerah relatif berjalan baik sejak 2005 setelah penerapan UU Nomor 32 Tahun 2004 yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Memang terkesan menciptakan raja kecil di daerah, tetapi proses politik kekuasaan lewat Pilkada, diharapkan matang sampai 4 dekade atau sampai tahun 2029. Namun sejak Jokowi berkuasa terjadi Proses resentralisasi. “


“ Oh begitu. “ David mengerutkan kening “ Padahal karier politik  Jokowi bermula dari daerah otonom, pertama sebagai Wali Kota Solo dan kedua sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sebagai pejabat yang dulu malang melintang di daerah, seharusnya dia memahami dan mengalami suka duka otonomi daerah vis-à-vis sentralisme pemerintah pusat.” kata David.


“ Setelah 9 tahun berkuasa dalam dua kali masa jabatan sejak pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2014, banyak indikator di masa jabatan kedua sejak akhir 2019 memperlihatkan peningkatan resentralisasi kekuasaan. Pemerintah pusat menarik kembali sejumlah kewenangan pemerintah daerah. Ya apa yang diperjuangkan kaum reformis dan gugurnya mahasiswa pro demokrasi menjadi sia sia” kata saya.


“ Apa saja resentralisasi itu ?


“ Ini dimulai dengan perubahan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menjadi UU Nomor 3 Tahun 2020. UU Minerba baru ini menarik 15 kewenangan pemerintah daerah ke pemerintah pusat. Dalam Pasal 4 Ayat 2, misalnya, pemerintah pusat mengambil alih penguasaan mineral dan batubara dari pemerintah daerah; sekaligus menghapuskan kewenangan pemerintah provinsi, serta kabupaten/kota mengatur pertambangan mineral. 


Resentralisasi berlanjut melalui UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. UU ini juga menghapus kewenangan daerah sejak dari urusan tambang sampai pajak. Penataan tata ruang daerah kini sepenuhnya diambil alih pemerintah pusat. Peraturan daerah juga harus sesuai dengan UU Cipta Kerja.


Legislasi untuk resentralisasi juga terlihat dalam perubahan UU Nomor 21 Tahun 2001 yang diubah dengan UU  Nomor 35 Tahun 2008 tentang Otonomi Khusus Papua menjadi UU  Nomor 2 Tahun 2021. Dalam UU Otsus Papua baru ini, pemerintah pusat dapat ”melangkahi” pemda dan Majelis Rakyat Papua karena juga memiliki kewenangan melakukan pemekaran provinsi, kabupaten/kota dengan dalih tertentu.


Puncak resentralisasi terjadi sejak 2022 terkait Pilkada 2024. Menjelang Pilkada 2024, 271 kepala daerah mengakhiri masa jabatan. Pada 2022, ada 7 gubernur, 76 bupati, dan 18 wali kota; dan pada 2023 ada 17 gubernur, 115 bupati, dan 38 wali kota selesai bertugas. Mereka diganti penjabat gubernur yang diangkat Presiden dan penjabat bupati/wali kota yang diangkat Mendagri. 


Tragis, pejabat yang terpilih lewat pemilihan langsung diganti ’daulat’ pemerintah pusat. Jelas resentralisasi kepala daerah menambah regresi demokrasi Indonesia. Resentralisasi atau deotonomisasi daerah melalui legislasi jelas berdampak terhadap viabilitas dan sustainabilitas pemerintah daerah. Banyak daerah kehilangan pendapatan asli daerah  dari penambangan mineral dan sumber daya alam lain. Menjadi tanda tanya besar dari mana daerah dapat menggali PAD.


Penggantian kepala daerah oleh Presiden dan Mendagri juga berpotensi besar menimbulkan kekacauan pemerintahan dan birokrasi daerah. Hal ini bisa terjadi ketika penjabat kepala daerah berlaku tidak imparsial terhadap kekuatan politik atau oligarki politik, baik di pusat maupun daerah. Semua perkembangan ini pasti merupakan tantangan sangat berat bagi pejuang demokrasi dan pembela otonomi daerah. “ Kata saya berusaha mencerahkannya. 


David sepertinya sedang berpikir atau ada yang hendak dia katakan tetapi dia ragu. Saya diamkan saja. Dia hisap cigarnya setelah seruput kopinya. “ Yang gua kawatirkan. Proses kekuasan Jokowi pada periode kedua ini adalah juga proses lahirnya gerakan civil soceity dari kalangan terpelajar. Dan puncaknya nanti kalau hasil Pemilu 2024 ditenggarai banyak  terjadi kecurangan oleh rezim. Itu akan menimbulkan arus demokrasi yang kencang dan bisa saja berubah menjadi gelombang tsunami politik. Bisa chaos negeri in. Dan kalau itu terjadi, NKRI bisa bubar. Sumatera dan wilayan lain akan rame rame memisahkan diri dari sentralistik Jawa. Apalagi dengan adanya beberapa UU yang bonsai otonomi daerah, yang memungkinkan terjadi resentralisasi. “kata David. Saya tidak mau komentari.


‘ ALe..” seru david. Sepertinya mengaihkan pembicaran “ Kenapa lue sangat sabar dengan sikap gua yang kata orang arogan dan kasar. Dengan ALing juga begitu. Dan itu sudah begitu sejak gua kenal lue tahun 84. Mengapa ?


“ Gua lahir dari keluarga Minang. Kami di Minang itu terbiasa hidup dalam suasana demokrasi. Tidak pernah kami mengidolakan manusia kecuali Ibu, bundo kanduang. Kami tidak melihat eskpresi orang bicara. Ada yang sopan. Ada yang kasar. Kan rupa dan budaya orang berbeda beda. Maklumi aja. Dihujat kami tidak merasa rendah, Dipuji juga tidak merasa melambung. Biasa saja.”


“ Kalau diserang secara phisik? Kata david tersenyum.


“ Ya kalau diserang dengan phisik ya kami juga pantang lari. Setiap pemuda minang dari kecil udah diajarkan ilmu silat di Surau. Kami tahu cara melumpuhkan lawan tetapi tidak diajarkan menghabisinya.” Kata saya.


“ Ya gua tahu itu. Ingat dulu gimana dengan mudahnya lue lumpuhkan gua. Padahal di tangan gua ada cutter. 3 detik selesai. “ Kata David. 


“ Dari awi gua tahu lue memang petarung. Bahkan, dalam keadaan bangkrut orang biasanya pulang kampung, eh ini malah diperjauh langkah merantau. Ke negeri china kau tempuh. “ Lanjut David.


“ Lue bisa mengubah nasip lue karana mindset demokrasi yang ditanamkan oleh keluarga. Karena itu lue bisa cerdas bersikap dan memilih. Sementara gua yang lahir dari keluarga feodal, yang kaya berkat warisan keluarga dan yang tadinya seenaknya merendahkan lue  dari keluarga miskin, sekarang lue malah jadi kreditur bisnis gua. Masa tua gua kena debt trap. Dan lue dimasa tua malah menikmati financial freedom” Lanjut David.  Saya senyum aja. Samahalnya dengan Indonesia yang diusia mendekati 1 abad malah masuk dalam debt trap. Bagaimanapun Indonesia tetap negeri yang kucintai dan David tetap sahabatku...

Uang kuliah Mahal...

  Saya ada janji dengan teman banker untuk meeting di sebuah Hotel. Dengan menggunakan taksi saya menuju tempat meeting itu. Saya merasakan ...