Saturday, November 26, 2022

Tiga sahabat berbeda jalan

 





Wibi, menegurku saat kami berpapasan di Lobi Hotel Bintang V. Bersamanya ada 4 pria berbadan tegap. Aku tahu itu pengawalnya. Walau secara financial dia aman namun secara jiwa dia tidak aman. Aku tahu itu. Udah pilihan hidupnya begitu. Aku tidak berharap dia menegurku. Tapi langkahnya cepat mengarah kepadaku. “ Bian, kemana aja lue? masih hidup?  Tegurnya.


“ Ya masih beredar terus. Tapi tidak seperti kamu. Selalu jadi cerita. Aku sepi dari cerita”


“ Oh gimana kabar Tando? masih sering ketemu? tanyanya.


“ Pernah beberapa kali. Terakhir ketemu di Tokyo.”


“ Tando itu bodoh dan tapi jelas lue lebih smart. Gua sebenarnya berharap dia gabung dengan gua.’ Kenapa dia ragu. Kita kan berteman sejak usia muda.” 


“ Setiap orang punya jalan hidup masing masing. Maklumi saja” Kataku tersenyum. Dia menepuk bahuku. “ Gua jalan dulu. Ada mau ketemu teman di lantai 4.” katanya. Aku mengangguk.


Ingatkanku kepada Wibi ke masa 35 tahun lalu. Usia kami tidak jauh beda. Dulu kami pernah punya boss sama. Sebenarnya bukan boss. Tetapi rentenir. Ya kami tidak berhutang dengan collateral  tanah atau rumah tetapi dengan nyawa kami. Bunga tidak ada. Bagi hasil saja. Pembagian 70% untuk boss dan kami 30%. Sebenarnya boss, tidak pernah tahu berapa real cost.  Tapi karena margin sangat besar, pembagian 70% dari total laba bersih, itu tetap lebih tinggi dari bunga bank. Tentu sudah kami keluarkan semua biaya termasuk biaya lobi pemerintah.


“ Boss itu hanya punya koneksi dengan presiden, dia dapat ijin jadi bandar judi. Uang judi itu dia rentenirkan kepada orang seperti kita. Kita kerja keras dan menghadang resiko. Sementara dia dapat untung gede dan uangnya  terus bertambah tanpa kerja keras.“  kata Wibi. Aku hanya angkat bahu. Apa peduliku. Uang yang bicara dan uang yang punya kuasa. Dapat kepercayaan dari boss saja, itu sudah luar biasa. Berkah tersendiri. Sukuri saja itu dulu. 


Hanya tiga tahun berlangsung kedekatan kami. Setelah itu kami sudah jarang bertemu. Wibi tidak lagi butuh boss judi untuk modal. Dia mendekati tentara dan menggunakan dana tabungan pensiun tentara untuk modal mengerjakan proyek di Hankam. Dia cerdas menurutku. Tapi juga konyol. Mungkin keberanian dia itulah yang membuat akhirnya orang tahu. Bahwa kalau dia sukses, karena dia punya nyali. “ Gua enggga tamat SMA. Gua engga ada cara lain untuk bisa maju kecuali nekat. Gua pakai otak reptil. Walau tahu konyol dan pasti kalah, tetap saja gua ladenin. Yang penting yakin aja. Gua dapatkan kekuasaan dan tentara dapat uang dari gua. Lumayanlah “ Katanya beralasan.


Presiden jatuh dan era baru terbentuk.  Sudah bisa ditebak. Usaha Wibi mulai sulit. Power yang dia punya tidak lagi bermanfaat untuk bisnis. Karena pergantian presiden juga pergantian sistem kekuasaan. Tentara tidak lagi berkuasa dalam segala hal. Tentara harus masuk barak. Hanya diperlukan disaat perang. Polisi punya peran besar soal keamanan  publik, yang tentu bersingungan dengan bisnis.


Setelah pergantian presiden tahun 2005. Tando punya koneksi kuat dengan presiden baru. Maklum tahun 90an , Tando punya usaha jasa eskpedisi. Dia dapat proyek angkutan logistik dari Pertamina. Selama pengerjaan proyek itu, dia dapat dukungan keamanan dari perwira menengah, Pak Subandi. Sejak itu oleh Tando hubungan dengan Pak Subandi dijaga terus. Ketika pak Subandi jadi presiden, mudah bagi Tando untuk dapatkan proyek dan fasiitas.


Saat itu aku diminta oleh Wibi untuk bertemu dengan Tando. “ Bian, lue kan lebih dekat dengan Tando. Lue bantu gua ketemu untuk bicara bisnis. Entar kita bagi bareng.Kita kan teman semua”  Aku menyanggupi. Kami bertemu di Singapore di river side cafe. Ya seperti dulu kami muda. Rendezvous. Walau santai tetapi serius. Bicara bisnis dan wine tak lupa. 


“ Tan, gua ada rencana mau buat casino di hotel di kawasan jakarta barat. Lue bantulah bicara dengan presiden” Kata Wibi


“ Gila lue. Itu kan ilegal” Tando langsung bereaksi. Aku tahu, Dia memang pengecut diantara kami.


“ Benar ilegal kalau engga ada izin. Kalau ada izin kan legal. Setidaknya aparat tahu tempat judi itu kita jalankan dan mereka diamkan. Itu udah permissive. Kekuasaan kan sengga selalu surat resmi. Memaklumi malah lebih baik. Karena kita ikat dengan setoran uang ke penguasa.”


“ Ya gimana ya” Tando ragu untuk membantu.


“ Lue engga usah ragu sama gua. Reputasi gua kerjasama dengan tentara sekian puluh tahun bagus. Kalau gua brengsek, udah lama  mereka buang gua. Ayolah. Lue minta berapa setoran sebulan. Gua bayar” Wibi mulai provokasi Tando.


Akhirnya setelah tiga bulan pertemuan itu, Tando menepati janjinya bahwa Presiden udah berikan arahan kepada pimpinan Polisi. Tempat Judi harus jauh dari pemukiman umum. Rakyat kecil tidak boleh terlibat judi. Hanya seminggu setelah itu, casino berdiri di salah satu hotel. Wibi memang gerak cepat dan tidak takut keluar uang untuk aparat. Ini semacam casino gelap tapi terang. Resmi tapi tidak berizin. Jadi tetap saja eksklusif kegiatannya. Itupun omzet setiap bulan diatas Rp. 100 miliar. 


Kegiatan itu berlangsung hanya dua tahun. Tando memang kecewa dengan Wibi. Walau Tando dapat uang tapi Wibi jauh lebih besar. Sebenarnya Wibi tidak  dapat uang lebih besar dari yang dia berikan kepada aparat.  Tapi karena itu dia punya akses ke Polisi dan Tentara. Akses itu dibiayai dari bisnis judi. “ Dia kembali punya kekuasaan untuk kembangkan bisnisnya setelah pergantian presiden. Memang target dia bukan uang dari judi tetapi kekuasaan. “ Kata Tando. Aku hanya maklum. Aku hanya dapat bagian kecil dalam kemitraan itu, itupun dari bisnis janket.


Tando sempat ditawari bekerja sebagai executive di perusahaan Wibi, tapi Tando menolak. Dia focus kepada bisnis logistik minyak mentah. Bisnisnya memang berkembang selama 10 tahun kekuasaan presiden. Aku pun pergi hijrah ke China. Kami masing masing berpisah jalan. Tahun 2013 Tando sudah punya holding bisnis perkapalan di Singapore. Dia bermitra dengan temanya dari Jepang dan Hong kong. Sementara aku mengembangkan bisnis di Hong kong. Wibi semakin besar saja usahanya di Indonesia. Hampir semua bisnis dia terkait dengan kekuasaan. Termasuk menggandeng bank besar di China membuka bisnis bank di Indonesia.


***

Tahun 2014 aku bertemu dengan Tando di Singapore. “ Wibi ajak gua dukung presiden pada pemilu tahun ini, tapi gua engga tertarik. Lue gimana ? tanya nya. Aku hanya diam saja. 


“ Gua hapal jalan pikiran Wibi. Dia punya akses ke data inteligent tentara maupun polisi. Tentu dia tahu siapa capres yang didukung semua elite dan bagaimana peran tentara menjadikan seseorang pemenang. Maklum tentara menguasai logistik kotak suara di dearah terpencil yang tak terjangkau petugas KPU. Dalam perjalanan ke KPUD, kotak suara itu bisa saja berganti dengan suara yang memilih capres yang sudah ditentukan. “ Lanjut Tando.


Benarlah pemilu dimenangkan oleh Capres yang juga didukung secara diam diam oleh Wibi. Diapun tak lupa menitipkan agar temannya di tentara jadi Panglima. 


“ Namun ternyata tidak mudah memanfaatkan kekuasaan itu. Beda dengan era sebelumnya. Dia berkali kali curhat kegua, soal sulitnya berbisnis di era presiden sekarang. “ kataku kepada Tando setahun setelah  Pemilu. 


“ Kamu lihat aja. Apa yang terjadi. Dia itu pendendam dan punya banyak akal goyang kekuasaan” 


“ Justru karena itulah, dia tidak lagi bisa dikendalikan. Dia sudah terlalu yakin dengan akses kekuasaan dengan semua kekuatan demokrasi. Makanya Presiden harus lead dia. “ kataku. 


Setelah itu satu demi satu kasus berdatangan. Pernah kantor Wibi diserbu oleh team polisi. Tetapi dia lolos karena dilindungi oleh Panglima tentara. Pernah juga kena kasus suap ketua MK. Lolos juga. Elite politik benturkan dia dengan sesama pengusaha rente. Terjadilah perang perebutan konsesi. Di bisnis pembebasan tanah untuk infrastruktur dia kalah dengan semua pesaingnya. Bahkan puluhan ribu hektar lahan tambang yang dia punya digusur oleh kekuatan ormas. Kapal penangkapan ikannya dikandangi oleh aparat karena menyalah gunakan izin tangkap ikan.


Wibi juga melawan. Dia tebarkan uang ke ormas dan partai  oposisi. Berkali kali terjadi aksi demo people power yang hampir membuat jatuh kekuasaan.  Tapi gagal total. Justru serangan kepadanya semakin kencang. Akhirnya dia harus akui dia tidak cukup kuat untuk berperang. Jaringannya di tentara bisa membujuk elite politik untuk berdamai dengannya.


” Gua dengar dia alihkan semua bisnis rente dia ke proxy. Kamu kenal kan sama Rudianto. Itu proxy dia. “


“ Apa alasannya ? 


“ Engga tahu pastinya. Rudianto itu keluarga dari bandar Judi tahun 80an. Sepertinya Wibi mau cameback lagi ke judi. Tapi cara yang berbeda dari sebelumnya. Motifnya tentu bukan sekedar judi. Hanya satu caranya untuk menyaingi kekuasaan. Yaitu uang. Dia perlu mesin uang untuk dibagikan kepada elite politik. Tentu dia bisa lebih berkuasa dari sistem”  Kata Tando menduga duga rencana Wibi. 


Aku tahu bahwa Tando ada benarnya. Di perairan Singapore dan Hong Kong Wibi dapat izin mengelola judi di kapal pesiar. Bersama bandar judi Hong Kong dia ikut terlibat dalam proyek casino di Kamboja. Tapi karena itu dia berurusan dengan otoritas China karena kasus pembunuhan yang tidak terungkapkan di Hong Kong.


***

Tahun 2018 awal. Pagi dini hari SMS masuk dari Wibi “ Bian, besok ketemuan ya di tempat gua”  Sebenarnya aku malas untuk bertemu. Tetapi menolak juga engga bagus. Bagaimanapun dia teman lamaku. Kami bertemu di restoran. Yang tahun 90an jadi tempat rendevous kami. Tempat itu kini dikelola oleh generasi kedua dari pemiliknya.


“ Gua sekarang clean dan hidup damai.”Kata Wibi mengawali pembicaraannya. Aku tahu bahwa semua bisnis yang terkait dengan rente, dia sudah serahkan kepada proxy nya.  Semua dikelola dengan cara profesional. Cara dia menyembunyikan asal usul uang sudah terencana dengan baik. Bahkan teamnya dengan sangat smart menggunakan channel youtuber sebagai sumber pencucian uang, termasuk menggunakan selebritis sebagai proxy untuk menerima aliran dananya. 


“ Bian “ serunya kemudian. “ Gua ingin mengelola potensi kekuatan tentara dan Polisi dalam satu kuridor. Tentara boleh tetap dalam barak militer tapi itu tetap perlu sebagai watchdog selama gua kelola Polisi.” 


“ Untuk apa ? tanyaku mengerutkan kening.


“ Untuk kepentingan politik berhadapan dengan oposan dan radikalis. Oposan itu harus dikerdilkan. Karena kita perlu pemerintahan yang kuat. Engga bisa lagi andalkan demokrasi secara bebas. Lawan kebebasan itu dengan pedang hukum. Influencer lawan dengan influencer juga. Media lawan dengan media juga. Ormas lawan dengan ormas juga. Giring semua lawan itu dalam jebakan hukum. Nah itu semua perlu uang. Gua mau persatukan sumber dana ilegal dalam satu konsorsium. “ 


“ Ilegal ? apa maksud kamu?


“ Tentu tidak termasuk narkoba. Itu harus diperangi. Karena kita kan bisnis di zaman modern. Engga bisa kita korban generasi karena alasan cari uang. Justru team ini akan lebih kuat untuk memerangi narkoba dan perdagangan manusia. Yang gua maksud ilegal, adalah bisnis yang tidak ada izin namun permissive dan massive. Kan bagus kalau dikelola dengan baik sehingga jadi potensi besar untuk jadi kekuatan politik.


“ Ok” 


“ Nah dari kekuatan dana ini, gua bisa atur ritme politik dan tentu ambil bagian dari proses suksesi kepemimpinan nasional. Karenanya perlu team kuat Polisi yang independent. “


Aku menyimak saja.


“ Gua udah bicara dengan petinggi Polisi dan Tentara.  Gua juga udah bicara dengan ring kekuasaan. Bicarakan masalah ini dengan partai besar. Mereka semua setuju.  Badan inteligent juga ambil bagian mendukung dan mengawal operasi team khusus di Polisi. Semua anggaran gua tanggung. Tahun depan pemilu gua pastikan kemenangan presiden yang gua dukung” Kata Wibi yakin sekali.


“ Nah Bian, gua mau ketemu lue sebenarnya gua ingin lue bantu gua.”


“ Bantu apa ?


“ Di Indonesia ini ada tiga bandar judi yang terafiliasi dengan bandar Judi di Hong Kong. Mereka terhubung dengan Kamboja connection. Gua tahu salah satu bisnis lue bermitra dengan Godfather judi di Hongkong yang punya cassino di Macau, Kamboja, Singapore, Perth, Vegas. Gua engga bisa paksa tiga bandar judi itu di Indonesia tampa gua punya akses kepada godfather itu. Gua bisa aja paksa mereka, tapi itu sama saja gua ajak perang godfather nya. Pasti habis gua.” Kata Wiby.


“ Wib, kataku “ Gua memang dekat dengan Steven. Tapi dia sendiri tidak pernah cerita soal bisnis judi dia. Dia hanya bicara tentang bisnis kemitraan dengan gua saja. Selain itu dia tidak pernah bicara dan gua juga engga mau tanya macem macem. Dia sangat hati hati bicara. Bahkan dia berusaha menjauh dari media massa, menjauh dari politik. Semua asset dia terstruktur dengan rumit melibatkan ratusan proxy. Tapi kalau lue mau ketemu, ya gua bisa atur.  “ kataku. 


Wibi mengangguk dan paham.


Sebulan kemudian, kami bertemu dengan Steven di Phnom Penh. Makan malam dalam suasana santai. Usai makan malam. Steven berbisik dengaku di toilet. “ Bian, jangan pernah atur saya ketemu lagi dengan orang itu. “ Aku mengangguk dan berkata “ Sorry..” 


Benarlah, setelah itu aku tidak pernah ketemu lagi dengan Wibi. Sepertinya benar kata Tando” Dia itu tidak tahu diri. Siapa dia sehingga pantas berbisnis dengan Godfather berkelas dunia. Ayam kampung mau berteman dengan ayam merak, ya jauhlah.”


Tapi obsesi Wibi membangun konsorsium judi bersama elite Polisi berhasil. Bersama jaringan bisnisnya di Kamboja, dia juga berhasil membangun data center untuk menggerakan judi online nya yang menjangkau Asia, Eropa dan Amerika. Dia memang smart.  Puluhan miliar dollar  uang mengalir lewat  platform Judi itu. Lebih dahsyat dari bisnis Unicorn atau decacorn, hectocorn. Mengapa? laba yang high yiel namun tidak terlacak.


***

Coba ceritakan prakteknya pencucian uang lewat judi online. “ Tanya Tando saat aku bertemu dengannya di Singapore.


“ Ada tiga caranya. Cara pertama, kita buka akun situs judi online. Tentu harus ajukan aplikasi. Dalam aplikasi itu kita harus mencantumkan nomor rekening bank. Setelah disetujui maka selanjutnya pembayaran bisa menggunakan kredit dan debit, virtual account/ Bank digital, dan mata uang kripto. Apa artinya ? aplikasi buka akun itu hanya formalitas saja. Intinya ada pad alat pembayaran. Sehingga nama bisa saja fiktif. Bandar mengarahkan pembayaran ke rekening bank di luar negeri. Umumnya di negara bebas pajak.


Akumulasi uang dari pejudi yang mengalir ke rekening di luar negeri ini legal. Karena alat pembayarannya juga legal. Tapi karena ditempatkan di negara bebas pajak, maka bandar tidak bisa bebas keluarkan uang itu. Nah biasanya ditempuh cara tradisional mengeluarkan uang itu. Yaitu dengan menarik tunai dari bank luar negeri, kemudian dibawa melewati perbatasan ke dalam negeri Uang itu disetor ke bank pada rekening proxy. Kemudian dipindahkan ke rekening bandar melalui bank digital. Walau ada limit batas transfer tapi bisa dilakukan berkali kali lewat aplikasi flash. Nah uang udah clean itu.” Kataku


“ Rekening Proxy itu apa?


“ Ya sama dengan orang pinjam KTP kamu untuk buka rekening di bank digital. Nama rekening atas nama kamu, tetapi Password atas nama orang lain. Jadi tanpa kamu terlibat, orang bebas pindahkan uang di rekening kamu kemana saja. Di Indonesia ini banyak orang mau pinjamkan KTP. Bayar uang kecil ya sejuta mereka udah senang” Kataku.


“ Terus, gimana bawa uang ke dalam negeri ? Apa engga mencurigakan kalau jumlah besar ?


“ Bisa dengan cara bawa dalam jumlah yang dibenarkan aturan. Atau kalau jumlah besar ya cari bandara international yang petugasnya bisa disuap. Biasanya bandar judi udah kerjasama dengan petugas. Jadi bukan masalah.”


“ OK lanjut yang kedua?


“ Gunakan rekening proxy yang ada di bank digital untuk buka akun di situs judi online. Ini situs abal abal. Dibuat memang penampung uang haram. Bukan untuk judi online. Caranya, akun proxy dibuat kalah sehingga uang mengalir ke situs judi online. Walau ada batas limit transaksi lewat akun bank digital, tapi itu bisa melalui ribuan akun proxy. Contoh batas transaksi USD 4000. Nah kalau 1000 akun proxy, kan bisa USD 4 juta sekali pindahkan”


“ Gimana pindahkan uang lewat ribuan akun itu. Kan lama prosesnya”


“ Ada aplikasi yang bisa menggerakan ribuan akun proxy itu. Hanya hitungan menit selesai. “


“ Wah keren ya. Uang haram apa saja itu ?


“ Ya bisa ilegal mining, korupsi dan komisi haram, termasuk  hasil kejahatan kerah putih seperti ponzy “


“ Terus yang ketiga ?


“ Akun judi online bisa juga dipakai untuk membeli barang atau jasa. Antar pemilik akun bisa saling bertransaksi. Ini uang legal karena beli barang kan bayar pajak. Biasanyai barang itu tidak dikirim ke pembeli tapi dijual lagi ke pembeli sebenarnya. Hasil penjualan ditampung d rekening sebagai keuntungan dari menang judi. “


“ Buat situs judi online itu gimana ? Kan perlu Domain Name Server. Perlu konten”


“ Ah mudah itu. Ini kan era digital. DNS kan bisa beli secara online. Bisa terdaftar di negara manapun. Kalau di block oleh pemerintah, ya bikin lagi. Lebih mudah bikin baru daripada block nya. Buat situs judi online juga mudah. Tinggal copy paste situs judi online yang ada tersebar di jagad maya. Itu udah termasuk konten.”


“ Kamu belum jawab, mengapa Judi online jadi modus pencucian uang?


“ Kamu harus tahu sejarah pencucian uang. Dulu mafia pakai istilah pencucian ( laundering ) karena hanya bisnis laundering yang engga jelas pembukuannya. Ngitung omzet kan dari berapa jumlah sabun terbuang. Lah sabunnya udah cair dan dibuang ke saluran air. Gimana pasti ngitungnya. Jadi walau pembukuan menyebutkan omzet besar, ya petugas pajak harus akui itulah adanya. Toh mereka bayar pajak. Yang penting asal usul uang tersamarkan.


Nah era sekarang, bisnis yang engga jelas pembukuannya kan judi. Dengan adanya tekhnologi IT, dan bank digital, judi online cara mudah dan murah cuci uang. Orang bisa create berapa aja nilai uang dan cukup perlihatkan uang hasil menang judi. Kalau akhirnya ketahuan petugas, ya tinggal bayar pajak aja. Yang penting asal usul uang tersamarkan. Dan 90% uang judi online itu bukan judi tetapi uang korupsi, komisi haram, dan ilegal mining, uang dari transfer pricing, termasuk jarah uang dari transaksi ponzy dan money game” Kataku. 


“ Hebat Wibi” Kata Tando tersenyum satire “ Kalak yang akan menjatuhkannya bukan orang lain, tetapi ambisi yang dibangun dengan uang itu sendiri yang akan menelannya. Karena mana ada loyalitas soal uang yang didapat dari cara mudah. Hanya masalah waktu saja. Termasuk jatuhnya kekuasaan yang dibangun dari kekuatan uang rente dan korup. Sejarah selalu berulang. Kita akan jadi saksi sejarah tentang dia” Lanjut Tando.


Disclaimer : Fiksi belaka

Saturday, November 19, 2022

Niat baik, jangan takut!

 


Sehabis rapat Project development group saya kembali ke kamar kerja. Saya melamun. Proyek Kawasan Industri ini adalah proyek  berskala international. Anggaran mencapai USD 8 mliar ( Rp 100 triliun lebih). Melibatkan konsorsium Jepang dan Korea. Pendanaan juga melibatkan 18 kreditur international. Dari segi marketing memang aman. Karena konsorsium Jepang dan Korea menyerap 100% kawasan industri. Namun dalam pembangunan kami menghadapi banyak masalah. Tekanan luar biasa. Apa saja?


Pertama, dari segi pendanaan terpaksa berganti skema di tengah jalan. Karena dapat tekanan dari pemerintah China untuk gunakan skema dalam negeri. Mengubahnya engga gampang. Ongkosnya mahal sekali. Belum lagi tingkat stress. Kedua, design berubah. Dari 70% kawasan industri dan 30% komersial. Dipaksa diubah jadi 40% komersial, Mengubah ini tidak mudah. Akibatnya terjadi perubahan stakeholder dan business model terhadap kawasan komersial. 


Saya melihat bahwa proyek ini sudah keluar dari visi saya. Saya harus mengembalikan posisi proyek ini kembali kepada visi saya. Tetapi bagaimana saya mengubahnya tanpa data valid adanya penyimpangan. Bukankah itu terjadi by process. Sudah biasa dalam proyek berskala besar.  Sementara keberadaan konsorsium sangat kuat mempengaruhi proyek ini. Maklum mereka undertaker market.  Saya engga mungkin jadi boneka konsorsium. Saya butuh kemitraan yang sejajar atas dasar respect. Ini perusahaan yang dirikan saya. Secara hukum saya yang bertanggung jawab kepada pemegang saham dan pemerintah.


***


Saya undang sahabat saya Esther makan malam. Saya ingin dengar pendapatnya. Karena dia salah satu sahabat saya yang selalu opisisi terhadap rencana bisnis saya.


" Lue engga tahu ya. Semua masalah yang elo hadapi, itu karena ada masalah dalam sistem management. Para eksekutif jebak elo dalam situasi to be or not to be. Itu karena lue terlalu lemah berhadapan dengan sistem. Tugas pemimpin itu bukan sekedar patuh kepada sistem, tetapi juga memperbaiki dan mempengaruhi terjadinya perubahan. Creatifitas tanpa keinginan berubah itu konyol. Perubahan tanpa tanpa kreatifitas itu bego. Paham elo. Walau elo jujur, tapi anak buah gampang mainin lue, tetap aja lue bego, kampungan. Beranilah! " Katanya. Saya menyimak. Kritik yang pedas, namun saya bersyukur ada yang kritik saya. Itu artinya dia peduli kepada saya. 


“ Dalam militer itu biasa terjadi. “ Kata Jenderal di China setelah saya curhat soal masalah proyek. Saya butuh advise. Dia sahabat saya. “Setiap serangan kolosal dengan target strategis pasti ada banyak masalah organisasi dan target.  Sumber masalah itu hanya ada pada Komandan lapangan. Tetapi kita tidak bisa menghukum dan memaksa mereka berubah kalau tidak ada data lengkap. Tetapi kita juga tidak bisa percaya begitu saja dengan mereka. Karena terbukti ada masalah. Dan mereka selalu punya alasan membela diri. 


Kamu bentuk aja team bayangan. Hanya kamu yang tahu team itu. Beri mereka akses dan kekuasaan. Gunakan sumber daya perusahaan untuk backup dia. Team itu harus high grade. Kalau di milter itu biasanya pasukan para komando yang punya talenta bidang sandiyudha, logistik, skill personal yang tinggi  dalam para tempur” Lanjutnya tersenyum. Walau penjelasannya sederhana tetapi masuk dalam otak saya. 


Saya membuat keputusan untuk membentuk team crisis. Saya minta HRD memberikan data staf inti dari seluruh group perusahaan. CV mereka saya pelototi satu persatu. Selama dua malam saya tidak tidur membaca setiap CV dan memiih mereka. Saya hanya perlu 8 orang anggota team. Terpilh 20 orang. Saya test sendiri. Test nya di kamar hotel Panthouse yang saya sewa khusus untuk wawancari itu. Semua kedatangan mereka  diatur oleh sekretaris saya. 


Seharian saya wawancarai merereka. Tapi belum memuaskan sesuai target saya. Padahal mereka itu calon prioritas yang saya pilih. Saya sudah hopeless. Ok saya lanjut dengan calon yang tersisa 11 orang.


“ Teguh chondro.” Tanya saya kepada calon anggota team, Dia orang Indonesia. Asal Semarang. Dia manager di anak perusahaan di KL. “Kamu orang indonesia? Tanya saya dalam bahasa indonesia.


“ Ya pak.” katanya dengan sikap sempurna.


Saya tatap lama dia. Dia tenang saja ketika saya tatap. Wah percaya dirinya tinggi sekali. Wajahnya tetap tersenyum. Padahal saya tatap dia dengan serius tanpa senyum.  Dari CV, dia lulusan PTN. indek prestasi dia biasa saja. Posisi dia sebagai Manager regional. Pasih bahasa inggris dan Mandarin.


“ Saya mau dengar pendapat kamu, soal ini” Kata saya menyerahkan dokumen. Dia baca. Saya mau lihat kemampuan dia menganalisa. Secepat apa dia bersikap. Kalau lewat 10 menit. Dia gagal. Ternyata kurang 10 menit dia sudah bersikap. Cara dia mengutarakannya juga cepat dan sangat taktis. Tidak bertele tele. Saya terkesima. Ini berlian yang tersembunyi di lingkungan Holding saya. Mengapa HRD tidak melihat berian ini. 


“ Kamu keluar. Temui Ibu Lena”  kata saya tersenyum. 


Kemudian masuk lagi calon team. Wanita. Insinyur dan dapat sertifikasi financial analisis. Dia berkarir di anak perusahaan di Boston USA,  bidang property. Dia lahir di Finlandia. Namun citizen AS. Usia diatas 30 tahun. Dia masuk ke ruangan saya dengan ringan. Tidak ada kesan dia tertekan berhadapan dengan CEO. Ini hebat. Dia punya percaya diri tinggi. Artinya dia punya standar yang kuat akan kompetensinya. 


Saya serahkan dokumen ke dia.” Baca ini dan saya ingin pendapat kamu. “ Kata saya. Dia baca seksama. Kalau belum 10 menit dia jawab. Dia gagal. Ternyata dia butuh 30 menit membaca dengan seksama. “ Ini secara tekhnis bagus. Tetapi sulit dilakukan untuk berhasil. Terlalu too good to be true.” Katanya. 


“ OK Sandra, kamu keluar. Temui ibu Lena” Kata saya. Demikian proses seleksi itu berlangsung sampai malam. Saya puas dapatkan 8 orang anggota team hebat. 2 wanita dan 6 pria. Mereka berasal, 3 dari China. 1 dari AS. 1 dari Rusia,  1 dari Swiss, 1 dari Jepang, 1 lagi dari Indonesia.


***

Besoknya saya ajak mereka yang 8 orang itu ke Macao. “ Kalian lihat Casino ini. Setiap hari ramai orang berjudi. Dipastikan lebih banyak yang kalah daripada yang menang. Mereka punya keberanian mengambil resiko walau mereka tahu pasti kalah.Tetapi casino tidak pernah kehilangan pelanggan. Selalu ramai yang datang. “ Kata saya. Mereka mendengar dengan seksama.


“ Tetapi tahukah kalian semua. Yang paling takut kalah itu adalah bandar atau pengelola Casino. Paradox kan. Karena rasa kawatir itulah, bandar membuat rencana secara detail segala galanya. Setiap sen uang dan personal mereka perhitungkan dengan teliti. Satu saja karyawan tidak jujur, bisa tekor bandar. Salah sedikit saja, bandar bisa dihabisi oleh pejudi. Maklum mereka yang datang berjudi itu semua punya mental predator kejam. Mereka siap mati karena mereka sangat mencintai hidup. “ Kata saya. Mereka mengangguk. 


“ Nah tugas kalian semua adalah evaluasi proyek Ginzou dari segala aspek. Beri saya rekomendasi apa yang terbaik.  Ingat, saya bukan pejudi tetapi bandar judi. Tugas kalian pastikan bandar tidak kalah dalam proyek. Paham!” Kata saya. Mereka mengangguk semua.


“Ada pertanyaan?


“ Siapa ketua team kami pak” Kata salah satu mereka. 


“ Kalian akan tinggal semalam di Macao. Nikmati kebersamaaan kalian. Pilihlah siapa yang jadi ketua team. Kalau besok kalian tidak bisa tentukan.  Kalian pulang ke rumah masing masing. Kalian gagal jadi team bayangan saya” Kata saya. Mereka saling pandang. Saya mau liat sikap mental mereka dalam kelompok. Kalau mereka gagal menetukan siapa yang pantas memimpin, artinya mereka lebih dungu dari domba.


Besok pagi waktu sarapan. Mereka datang ke table saya. “ Pak, kami sudah putuskan. Pak Teguh sebagai ketua team kami. “ Kata salah satu mereka. 


“ OK kerjalah. Laksanakan tugas dengan sebaik baiknya. Waktu kalian 3 bulan. Detail tugas kalian akan diberikan oleh sekretaris saya, ibu Lena. Apapun yang kalian perlukan dalam tugas, bicara kepada special asisten saya. Ibu Wenny. Paham” Kata saya tersenyum. Setelah sarapan pagi saya kembali ke Hong Kong.


***
Tiga bulan kurang seminggu. Teguh mewakili teamnya bertemu saya di Cafe di Seoul. Dia menyerahkan laporan. Ini hanya lima lembar. Detainya sudah diserahkan kepada Lena. Solusinya sangat taktis. Saya baca cepat, saya tersenyum puas. “ Good job, Teguh." Kata saya. Dia senang.


***

Saya panggil Lena dan James di kamar kerja saya.


“ Project manager bersama team project partnership bubarkan semua. Ganti team baru dengan spesifikasi yang saya tentukan. Wilson sebagai direktur pengambangan keluarkan. Skema bisnis model ubah.  40% kawasan kaveling komersial tidak dijual , tetapi kerjasama, sharing investment dengan pihak investor. Untuk itu proyek Ginzo jadi subholding membawahi anak perusahaan yang bermitra dengan investor kawasan komersial. Water treatment dan environment tidak lagi sebagai fasiltas kawasan, tetapi jadi  profit center bukan cost center. Itu dikelola anak perusahaan khusus.  Dan panggil rapat anggota konsorsium. Bilang kepada anggota konsorsium Jepang dan Korea , mereka tidak berhak menentukan design dan peruntukan kawasan komersial,.” Kata saya kepada James.


“ Kenapa boss” tanya James bingung.


“ Itu otoritas kita. Enak aja mereka mau dikte apa yang mereka mau. Kita lebih tahu bagaimana melayani mitra dan konsumen. Itu tidak boleh ragu. Sebagaimana tidak ragunya pemerintah memberikan izin konsesi kepada kita “ Kata saya tegas.


James terdiam dan nampak ragu. 


“ Kamu tahu, apa penyebab kekacauan selama ini yang kita hadapi ? tanya saya


“ Tidak tahu. Karena secara sistem nampak wajar saja. “ Jawab James bingung.


“ Itu karena para eksekutif bermain. Mereka punya kepentingan atas kawasan komersial itu. Mereka sengaja create kekacauan itu agar saya tergantung kepada mereka dan pihak konsorsium. Kalau saya ikuti, proyek ini dalam jangka pendek akan jebol dan akhirnya diakuisisi oleh anggota konsorsium. Reputasi saya hancur dan bukan tidak mungkin holding ini akan diakuisisi. Habis saya.” Kata saya.


“ Siap boss.”


“ Selanjutnya terapkan sistem Governance, Risk, dan Compliance. Gunakan IT system sehingga saya bisa monitor secara online dimanapun saya berada. Saya engga mau terulang lagi kasus yang sama dikemudian hari. Paham.” 


“ Siap boss.”


***


Setelah keputusan dibuat. Saya menghadapi tekanan luar biasa.  Wada masuk kamar kerja saya. “ Apa apaan kamu? seenaknya buat kebijakan. Semua investor Jepang dan Korea marah mereka. Jangan sok jagona kamu B, kamu nothing tampa mereka.” kata Wada dengan nada kesel. Tetapi saya santai saja. 


“ Kalau mereka tidak suka dan kecewa itu bukan masalah saya. Itu masalah mereka. Engga ada waktu saya ladenin. Mereka mau perang, saya ladenin.”


“ Yakin kamu bisa hadapi perang mereka? Emang kamu siapa? Teriak Wada.


“ Wada, satu satunya yang paling saya benci dalam hidup adalah dileverege orang lain. Apapun alasannya saya tolak dan siap berperang soal itu.  Saya engga peduli orang punya modal atau skill atau market, sekali mereka coba leverage saya, ya saya kick out. “ Kata saya tenang.


Wada terdiam dengan wajah kesal duduk di sofa. Saya dekati dia dan duduk disampingnya. “ Tahu mengapa ? saya yakin saya berniat baik dan bukan untuk kepentingan pribadi. Saya berusaha bersikap adil sejak dalam pikiran. Soal orang suka atau tidak suka, engga penting bagi saya. Kalau karena sikap itu saya harus kalah, ya kalah lebih baik daripada saya di leverage orang.” Lanjut saya.


Wada menoleh ke saya “ Tapi kalau mereka pengaruhi investor dan kreditur ? Tanya wada lagi. Dia mitra saya di holding.


“ Engga usah kawatir. Semua kreditur dan investor dukung saya. Itu berkat proposal saya yang didukung data valid dan rasional. Apa yang harus kita takutkan. Ini soal tanggung jawab saya kepada stakeholder, investor dan karyawan. Paham wada“


Wada akhirnya peluk saya. “ Terimakasih B. Saya hanya sekedar meyakinkan diri saya bahwa kamu sangat siap dengan segala resiko atas keputusan kamu. Nah sebagaimana biasa. Saya siap jadi panglima perang kalau memang harus perang dengan mereka. Steven juga siap dengan logistik, Richard juga. Ayolah kita mainkan. Hadapi tanpa takut dan tak terkalahkan “ Kata wada.  Saya senyum aja.


***


Lena masuk ke kamar kerja saya. “ Pak Teguh sudah datang. “ 


“ Suruh masuk”.


“ Terimakasih Mas. Sampaikan kepada anggota team kamu, terimakasih sebesar besarnya. Dengan ini team saya bubarkan. Semua anggota team dapat dana program dari HRD. Kalian boleh pilih mau ambil kuliah lagi atau kursus apa. Semua biaya kantor. Masing masing kalian dapat bonus dari Ibu Wenny.” Kata saya. 


“ Terimakasih pak. Saya mau ambil financial engineering di Harvard. “Katanya senang.


“ Bagus. Bawa juga keluarga kamu. Itu bukan hanya sekedar belajar tetapi juga cuti kantor atas biaya kantor.” kata saya.


“ Terimakasih, pak. Dua tahun cuti. Wah bapak baik banget. “ Katanya senang. “ Pak..” katanya nampak ragu.


“ Ya ada apa?


“ Apakah tidak lebih baik bapak sendiri bicara kepada teman teman saya. Karena semua ini bukan kerja saya,  tetapi kerja team. Kami kompak sekali pak. Walau setiap hari kami kurang tidur dan melakukan banyak traveling. Bertemu dengan stakeholder dan studi lapangan. Tiga bulan jauh dari keluarga. Tetapi kami enjoy pak. “Katanya dengan rendah hati. Jawa aslinya keluar. Tahu diri. 


“ Ya udah. “ 


“ Mereka ada di lobi.” Kata Teguh. Saya panggil lena. “ Temanin Teguh ke Lobi untuk panggil teman temannya ketemu saya.”  Tak berapa lama mereka datang ke kamar kerja saya. Setelah saya umumkan pembubaran team dan bonus. Salah satu mereka dari anak perusahaan di Guangxie berkata “ Izinkan saya mengundurkan diri pak.”


“ Kenapa?


“ Saya mau ikut program MT Holding. Karena dari semua anggota team, hanya saya yang tidak masuk lewat jalur MT." Katanya. Saya tahu dia pekerja lokal. Lolos sebagai karyawan lewat proses magang selama 1 tahun.


“ Kamu tahu resikonya kalau kamu gagal proses seleksi MT, kamu kehilangan pekerjaan sebelumnya. Tahu resikonya?”


“Tahu pak. Engga apa apa, saya siap bersaing.” Katanya. Saya tersenyum. Peluk dia. “ Kamu hebat Nak. Usia kamu baru 28 tahun. Nyali kamu luar biasa. Pasti orang tua kamu bangga dengan kamu” 

Teman temannya  tepuk tangan memberikan aplus akan tekadnya. Mereka 8 orang itu para pemberani dengan standar moral bagus, pekerja keras dan mereka sangat focus melaksanakan perintah CEO dan tahu kehormatan mereka ada pada kinerja. Bukan citra, jabatan atau bonus. SDM seperti inilah membuat saya tidak ragu terus ekspansi dan gali hutang terus. 

Tahu diri...

  Aku berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar kerja, membingkai bayangan Esther seperti setengah memanjang. “ Ah mimpi kamu B. “ kata...