Friday, August 19, 2022

Racun itu bernama korupsi...


Saya makan malam di Shenzhen, Saya mau makan menu Chicken pot. Dimasaknya secara tradisional ala budaya canton. Tentu bukan di restoran kalangan atas. Karena sudah tidak ada yang masak dengan cara tradisional itu. Hanya ada di restoran di komunitas bawah. Jadi maklum ya komunitas tempat saya makan itu, Tempatnya rapi tetapi sebagian besar dipenuhi oleh preman. Mereka berbisnis barang falsu. Apapun falsu. Termasuk menawarkan wanita dengan cara memberikan kartu nama mucikari.


Saya milih restoran yang menyediakan meja di pinggir jalan. Pengunjung cukup ramai. Yang pria duduk sambil makan dengan bertelanjang dada. Umumnya mereka berkelompok mengeliingi meja. Biasanya satu meja ada 4 orang. Satu pot chicken mereka makan bareng bareng. Mereka tidak makan pakai nasi tetapi mie. Harganya satu porsi hanya 150 yuan atau Rp. 250.000. Saat itu saya makan bareng Wenny.


Saat sedang menanti menu. Terdengar keributan di seberang jalan. Ternyata terjadi perkalahian dua kelompok. Yang makan di restoran cuek saja. Mereka tidak peduli. Nonton juga engga. Hanya noleh dan terus lanjut makan. Kedua kelompok itu berkelahi dengan golok babi. Perkelahian seru dan jarak dekat. Saat ribut itu, terdengar pluit panjang. Mereka yang sedang berkelahi itu serentak jongkok semua. Ternyata ada polisi pakai sepeda datang.


Polisinya kerempeng. Hanya satu orang. Seragam dengan topi berlambangkan palut arit. Mereka semua jongkok dengan kedua tangan diatas kepala. Entah apa yang dikatakan polisi itu. Mereka semua buka baju dan celana. Tinggal celana dalam saja. Setelah itu mereka bubar meninggalkan tempat itu dengan hanya celana dalama saja. “ Kapok mereka semua. Itu sangat memalukan bagi orang china. “ kata Wenny.


“ Kenapa mereka takut dengan polisi kerempeng itu. Satu orang lagi, Padahal mereka semua preman. Bawa golok babi” Tanya saya kepada Wenny.


“ Mereka takut dengan topi itu.” Kata wenny tersenyum.


“ Kenapa ?


“ Itu topi ada lambang palut arit, lambang negara. Itu topi mudah jatuh. Kalau sampai mereka lari dan dikejar polisi, Pasti topi itu jatuh. Urusannya pasti runyam. Sama saja menghina negara. Hukumannya mati.”


“Emang pernah kejadian?


“ Pernah di provinsi lain. Mereka dorong polisi dan topi jatuh. Tentara rakyat buru mereka semua. Semua di hukum mati pada keesokan harinya. Makanya sangat menakutkan. “


“ Oh i see.”


“Orang China engga takut dengan polisi bersenjata. Apalagi polisi baju preman. Mereka hanya takut dengan polisi dengan topi lambang negara. Dan tidak semua polisi punya topi lambang negara. Petugas KPK kalau tangkap jenderal atau pejabat selalu didampingi polisi bertopi lambang negara. Engga peduli pangkatnya rendah, Orang segan dengan topinya. “


“ Oh i see.”


“ Di china, menghina lambang negara itu berurusan dengan tentara rakyat, bukan polisi.”


***

Keesokannya. Saya bersama Wenny datang ke kantor teman saya di China. Dia baru diangkat sebagai direktur di Pemda China. Saya ingin tahu arah kebijakan China soal pembangunan infrastruktur ekonomi di kawasan Guangxie. Dia presentasikan proyek yang akan dikerjakan dan sedang dikerjakan. “ B, setiap mega proyek dibangun, pasti ada  saja kader partai yang kena pidana atau tersingkir dari proses kompetisi kader partai. “ Katanya tersenyum.


“ Mengapa ?


“ Kami ya membangun. Tapi pada waktu bersamaan kami juga menjadikan proyek itu ujian kesetiaan pejabat dan kader partai kepada rakyat dan negara. Manusia teruji dengan otoritas dan uang. Kalau mereka bisa lolos, ya mereka naik kelas. Kalau gagal, ya masuk bui atau dihukum mati. Memang tidak ada rencana yang sempurna. Tetapi membiayarkan orang brengsek memanfaatkan kelemahan rencana untuk memperkaya diri, itu jelas salah.” Katanya.


Saya terpesona. Begitu sederhananya mereka cara membangun dan mendidik para elite dan pejabat berproses dalam pengabdiannya kepada negara. “ Kekuasaan itu bukan kemewahaan. Juga bukan paksaan. Tetapi adalah pilihan. Saat mereka jadi abdi negara, maka saat itu juga mereka tahu resiko. Mereka duduk diatas bara. Salah langkah, habis mereka. Tetapi kalau benar, mereka punya kehormatan. Yang akan jadi kebanggaran keluarga. Jadi legacy bagi generasi berikutnya” Lanjut teman.


Saya mengangguk. " Tetapi B, itu semua hanya mungkin hukum tegak dan aparat hukum yang punya kompetensi atas dasar sistem dan moral. Kamu tahu, yang paling banyak jadi korban pedang hukum, justru aparat hukum sendiri. Cobaan mereka sangat berat. Pada diri mereka ada pedang hukum, kekuasaan dan uang. Negara tidak paksa mereka jadi aparat hukum. Itu pilihan mereka sendiri dan rasa hormat diri pribadi. Tentu mereka sadar resikonya.”


“ Mengapa?


“ Kala aparat hukum mempermainkan hukum, maka  kejahatan menang. Negara akan dapat karma. Akan selalu ada masalah dan kehilangan trust di hadapan rakyat. Walau negara kuat secara idiologi, ia akan hancur dengan sendirinya. Hancur bukan dari luar tetapi dari dalam dirinya sendiri. Makanya aparat hukum itu adalah pahlawan sejati kalau dia bertanggung jawab secara moral kepada tugasnya dan bisa jadi penjahat terburuk kalau dia khianati tugasnya. Yang lebih buruk dan jahat adalah pemimpin membiarkan sistem korup  itu.” Kata teman.


***


“ Kamu tahu B, uang korupsi itu bukan hanya menghancurkan negara tetapi merusak mental keluarga, dan lebih buruk lagi itu yang di hancurkan adalah hubungan sakral dari sebuah rumah tangga. “ Kata Wenny waktu kami dalam kendaraan kembali ke Hong kong.  “ Dulu saya ada teman. Suaminya pejabat lokal. Hidup mereka mapan. Karena ada pengusaha yang ongkosi kehidupan the have nya. Dia cerita. Awalnya dia tidak tertarik ajakan teman teman sosialitanya untuk gangbang. Tetapi entah mengapa dia terdorong untuk mencoba. Sekali mencoba ketagihan.”


“ Apa yang terjadi setelah itu? tanya saya penasaran ingin tahu kelanjutannya.


“ Rumah tangganya stuck. Bercerai tidak tetapi udah engga satu ranjang dengan suaminya. “


“ Suaminya tahu ulah dia? mengapa tidak bercerai saja mereka?


“ Suaminya juga terjebak dalam penyimpangan sex LGBT. “


“ Oh suaminya juga bisex ?


“ Sebenarnya pada awalnya, suaminya normal. Namun belakangan berubah? 


“ Mengapa ?


“ Karena dia sendiri provokasi suaminya untuk lakukan sex anal. Setelah itu, suaminya ketagihan. Akhirnya di luar, suaminya cari pria untuk disodomi. Rumah tangganya hampir karam. Seiring semakin intennya pemberantasan korupsi. Kehidupan glamour udah semakin sulit. Akhirnya mereka berdua berkomitmen untuk healing. Mereka ingin selamatkan perkawinan yang sudah berlangsung 15 tahun. Butuh waktu 2 tahun mereka ikuti konseling psikiater untuk bisa sembuh. “ Cerita Wenny.


“ Itu sebabnya, kepada teman teman yang belum pernah di gangbang, dia berpesan. Jangan pernah coba. Sekali coba, itu akan ketagihan. Sehingga hubungan sex normal udah engga menarik lagi. “ Lanjut Wenny.


“ Mengapa sebegitu besarnya pengaruh ?


“ B, bagi mereka gangbang itu sangat nikmat. Tapi bayangin aja meladenin lebih dari 2 pria itu pasti melelahkan. Tanpa obat obatan engga asik. Jadi udah sex nya menyimpang, terjebak juga dengan obat obatan. Dan itu kalau mau jujur, kelas menengah atas sebagian besar terjebak sex menyimpang dan narkoba. Yang menyedihkan kesakralan rumah tangga dan perkawinan itu udah engga ada. Rasa hormat udah engga ada.” Kata Wenny.


“ Ya. Uang harus dicari dan diperjuangkan. Itupun dengan cara yang benar dan halal. Kalau sudah didapat, cari Tuhan, dekati Tuhan. Sayangi orang miskin, berbagilah. Karenanya tanamkan pada diri untuk selalu hidup sederhana. Tanggalkan semua instrument dan atribut orang the have.” Kata saya.


“ Benar kamu. Umumya para koruptor itu, hidup mereka tidak lagi dijalan Tuhan. Tidak punya rasa malu. Mereka berusaha di hormati  tapi tidak merasa terhormat. Ingin kaya raya tapi mereka tidak pernah bisa merasa kaya. Selalu kekurangan dan selalu kawatir, selalu berbohong dan bahkan cerdas merekayasa kebohongan. Nah bayangin aja kalau pajabat dan mereka yang berada di posisi pemimpin terjebak korupsi. Apakah mereka punya niat baik untuk kesejahteraan rakyat? Pastinya engga dech. “


“ Pada akhirnya kekuasaan itu bukanlah kemewahan, Tetapi adalah liablities yang harus ditanggung sepanjang usia dan jabatan. Tidak mudah memang menjadi elite. Mereka memang orang terhormat dan sepatutnya hidup dengan standar terhormat juga terutama dari segi moral“ Kata saya.


Saya terpesona.  Dalam hati saya sadarl. Kalau negara ini besar dan mampu mengelola penduduk diatas  1 miliar orang, itu bukan karena Sumber daya alam yang melimpah. Tetapi karena PNS nya yang tahu diri. Tahu bererimakasih kepada negara yang telah memberikan mereka kesempatan sebagai elite negerinya. Saya ceritakan kepada Wenny akan kekaguman saya kepada mereka. China punya aparat yang hebat. Mereka hero dan karena itu wajar kalau pemerintah China walau sistemnya diktator namun trust rakyat sangat tinggi.


 Trust itu sangat personal dan lebih kepada perasaan. Kalau rakyat merasakan sendiri tidak nyaman berurusan dengan aparat, diperlakukan tidak adil, ya citra yang dibangun lewat media tv atau film hanya omong kosong. Memuakan. Pemerintah bukan teater tetapi realitas untuk pengabdian. Jadi engga perlu minta dihormati berlebihan atau disebut hero segala. Kalau mereka baik ya memang harus baik. Karena itu mereka dibayar mahal. Tahu diri sajalah. Dan lagi tidak ada yang maksa mereka jadi pejabat elite kekuasaan.” kata Wenny.


Saya terhenyak. Ingat dengan teman saya, Lin. Dia  PNS di Hobei, China. Dia bekerja di Pusat pengeloaan lingkungan hidup.  Suaminya Perwira tentara rakyat. Keluarga kecil itu sangat bersahaja. Saya kenal dengan teman ini waktu dia kuliah di Belanda tahun 2008.  Berkali kali saya ajak makan malam, justru dia tawarkan balik agar makan malamnya di rumah mereka. Padahal saya sudah siapkan restoran terbaik. Ya saya datang. ke rumah mereka. Mereka adalah 8% dari total populasi 1,5 miliar rakyat China yang terpelajar dan mungkin hanya 0,01 % dari mereka yang dapat beasiswa sekolah sampai ke luar negeri.  Mungkin 0,001 % dari mereka yang dapat sekolah dinas gratis dari negara. 


“ B, maafkan kami kalau berkali kali menolak undanga makan malam? Kata suaminya dengan bahasa inggris yang sempurna.


“ Saya malu. Karena ini entah yang keberapa kali saya makan malam di rumah ini.” Kata saya.


“ B, kamu adalah sahabat istri saya dan kakak tertua kami. Jangan merasa sungkan.” Kata suaminya. 


“ B, kami yang sebenarnya malu kalau makan malam mewah bersama kamu. “ Kata teman saya.


“ Mengapa ?


“ Kami hanya segelintir rakyat China yang dapat program  sekolah kedinasan, yang gratis. Selama ikut pendidikan, kami tetap dibayar pemerintah. Ada ratusan juta rakyat yang bertarung bertahan hidup untuk bisa makan dua kali sehari. Sementara kami menikmati kemewahan makan setiap hari selama pendidikan. Padahal kemewahan itu kami dapatkan dari uang pajak rakyat. Mungkin pemerintah harus mengurangi program sosial untuk rakyat agar orang seperti kami bisa terus belajar. “ Kata Lin.


Saya terdiam. Terpukau akan sikap rendah hati nya.


“ Setiap hari kami merasa berhutang kepada negara. Dan terus berjuang agar bisa memberikan pengabdian terbaik. Tapi itu tetap saja tidak membuat kami berbangga diri dan punya kemampuan financial makan di restoran mewah. Bahkan walau kamu bayarin, tetap saja kami malu.   Malu karena apa yang kami berikan belum cukup membayar pengorbanan rakyat untuk kami. Apalagi kalau melihat keadaan sebagian dari mereka masih ada yang miskin” Kata Lin.


Ya negara exist karena adanya rakyat. Mereka dipersatukan oleh lambang. Dalam lambang itu ada komitment dan vision, juga hope. Semua rakyat menghormati lambang. Tapi yang kadang merusak adalah aparat negeri sendiri. Ketika mereka korup, mereka sudah menginjak injak lambang negara. Dan tidak malu kalau mereka sukses ini dipuji.Padahal apa yang mereka persembahkan belum secuil pengorbanan rakyat. Dan rakyat tidak dibayar untuk itu, bahkan mereka membayar dalam bentuk pajak dan pungutan.  Trust rakyat kepada negara bukan karena pencitraan tetapi rasa keadilan yang mereka rasakan. Mencari rezeki mudah dan pajabat yang melayani. Itu aja. 

Tuesday, August 16, 2022

Drama keadilan?



Club Societeit Concordia, sebuah  klub mewah yang beranggotakan para saudagar zaman Kolonial. Sebagian besar adalah kalangan elite yang berasal dari Eropa. Mereka punya tempat  hiburan eksklusif, pramuria kelas premium dan makanan serta minuman mahal. Berbeda dari tempat hiburan lainnya, tempat ini juga menyediakan perpustakaan dan meja baca, dengan banyak buku dan jurnal. 


Setiap Brinkman datang ke club ini dia merasa pecundang. Betapa tidak. Semua pria anggota club menceritakan tentang kehebatan Fientje di tempat tidur. Dia tidak bisa marah. Hanya sebatas geram saja. Karena Fientje bukan miliknya.


Fientje adalah komoditas kapitalis. Pelacur yang memang menjual sumber dayanya untuk uang. Usianya 19 tahun. Parasnya blasteran, campuran pribumi  dan Eropa. Kulitnya putih, Matanya bulat dan hidung mancung. Rambutnya panjang, hitam, serta ikal berombak. Senyum mengalahkan semuanya.


“ Apa sih masalah kamu?, kenapa terlalu terbawa perasaan dengan seorang pelacur. Fientje bukan siapa siapa. “ kata Ivan sahabat Brinkman ketika dia minta pendapat. 


“ Aku tahu dia pelacur. Aku tahu dia menawarkan tubuhnya kepada siapa saja. Tapi masalahnya bukan sekedar dia pelacur. Aku merindukan wanita berparas Eropa dengan kepribadian wanita pribumi. Di rumah,  aku tidak merasa pria seutuhnya. Posisi equality terhadap istri tidak membuatku nyaman. Apa arti kekuasaan dan uang kalau akhirnya kita tidak berdaya dihadapan istri, wanita yang kita ongkosi hidupnya. “ kata Brinkman. Dia mengusap kepalanya dan tertunduk seperti menahan kesal dan bosan”  Terutama ditempat tidur. Kering. Membosankan. “ kata Brikman. Dia terdiam sejenak. 


“ So…” Irvan ingin tahu suasana hati Briekman.


“ Kamu tahu artinya kekuasaan pria? Kata Brinkman. “ Ketika aku  masuk kamar tidur, Fientje  mencuci kakiku. Menggunting kukuku. Mengelap dadaku  dan semuanya. Setelah itu dia membersihkan dirinya. Berias dan seharum mungkin. Dia menyerahkan tubuhnya dengan total. Tidak berusaha lead. Tetapi ketika dia kusentuh, dia lead tanpa ragu untuk memanjakanku dan memuaskanku. Wajahnya sangat dekat denganku. Itu wajah Eropa, Ivan! Sementara sepanjang hidupku tak kudapati wanita Eropa seperti itu. Mereka ingin dilayani dan mudah mengeluh ditempat tidur. “ lanjut Brinkman. 


Ivan hanya tersenyum. Dia tahu Brinkman sedang memasuki usia krisis rumah tangga. Biasa itu terjadi ketika memasuki usia perkawinan diatas 15 tahun. Dia tidak hendak berusaha meyakinkan Brinkman, tentang rumah tangga bukan melulu soal sex tapi sentuhan persahabatan jiwa. Itu lah yang membuat hubungan nyaman. Kalau ukurannya sex, itu tak akan bertahan lama. Sama halnya orgasme yang hanya berselang sekian detik saja. Setelah itu sepi dan lelah.


***

Sekian bulan kemudian, lewat koran pagi. Ivan membaca berita “ ditemukan mayat wanita dalam karung tersangkut di pintu air di daerah Senen, Batavia. Menurut berita itu, walau kulitnya putih dipastikan mayat itu  bukan orang china. Namanya Fientje. Wanita penghuni rumah bordil mewah di Batavia. Ruempol, komisioner besar polisi memimpin penyelidikan dan penyidikan kematian pelacur ini.


“ Sebenarnya tidak ada yang istimewa. Fientje hanyalah seorang pelacur. Mengapa harus repot. “ kata Brinkman kepada Ivan. “ media massa saja terlalu mendramatisir keadaan. Engga jelas lagi fakta dan fiksi” lanjutnya.


“ Ya ini fenomena tentang keadilan yang sudah lama diragukan oleh rakyat. Berita ini seperti wahana rakyat menumpahkan ketidakpercayaanya kepada penguasa Belanda. Apalagi mereka sudah bosan baca berita pemberontakan kaum pribumi. Selalu kalah di medan perang dan kalah di pengadilan. 


Mereka udah bosan baca berita cerita seks, sensasi, dan kekerasan. Mereka butuh oase ditengah kehausan akan rasa keadilan. Mereka muak dengan hukum pemerintahan kolonial yang tidak ramah kepada rakyat pribumi. Tajam kebawah tumpul keatas” kata Ivan.


Polisi sudah tahu siapa pembunuh sebenarnya. Apalagi Fientje adalah pramuria terkenal dikalangan elite Belanda di Batavia. Hampir semua mereka pernah merasakan kehangatan tubuhnya. Mereka juga tahu kedekatan Brinkman dengan Fientje. Namun mereka tidak  yakin bahwa ada perasaan khusus Brinkman kepada Fientje.  Semua elite aparat hukum berusaha saling menutupi kasus ini. Maka skenario dibuat sedemikian rupa atas kematian Fientje itu.  Seakan kematian Fientje disulut perasaan dendam dan marah oleh seorang Centeng yang tak mau tubuh Fientje dibagi ke pria lain. Tak lupa media Massa juga ceritakan kehidupan glamor Fientje dengan para elite Eropa. Rakyat tetap tidak percaya skenario itu.


“ Cobalah kalian pikir. Tersangka pastilah orang Belanda. Hukumnya dari Belanda. Polisi dan hakim juga Belanda. Yakin akan ada kebanaran yang diungkapkan. ? Kata rahmat sahabat Ivan dari kaum terpelajar pribumi yang sering jadi narasumber kolom berita koran. “ Hukum kolonial hanya di design untuk menjerat rakyat jelata, bukan elite kolonial “ lanjut rahmat. Ivan hanya diam. Ada benarnya tapi bisa saja itu dibawa dalam dialektika. Bahwa keadilan itu tidak bisa memuaskan semua orang. Masalahnya selalu yang tidak puas adalah rakyat jelata. Penguasa selalu baik baik saja. 


***

Berita koran sore mengejutkan Ivan. Apa pasal? Brinkman ditangkap karena diduga sebagai pelaku pembunuhan. Nama Ruempol komisaris besar polisi menghias berita koran. Polisi hebat. Berpihak kepada keadilan. Walau elite Eropa sekalipun, kalau salah tetap harus dihukum. 


Rakyat menantikan proses penyidikan sampai ke pengadilan. Setiap proses penyidikan, hasilnya pasti menimbulkan spekulasi di tengah menyakat yang sudah terlanjur tidak percaya kepada pemerintah. Apalagi semua tahu. Dari polisi sampai elite poltik pasti terkait dengan Brinkman. Brinkman juga menebar uang kepada siapapun yang berwenang menangani kasus ini. Sebagian besar polisi Batavia sudah dibelinya.


Darimana Brinkman punya uang banyak? Dia pengusaha besar Eropa yang punya koneksi kuat dengan elite kerjaan Belanda. Hampir semua bisnis pedagang china di Batavia mendapatkan rente dari kedekatan Brinkman dengan kekuasaan. Termasuk bisnis candu, yang sangat digemari oleh orang kaya. 


Dia juga menjadi mediator keluarga kerajaan di Jawa untuk dapatkan upeti lebih dari pejabat kolonial. Pada waktu bersamaan membujuk kerajaan menghabisi pangeran yang pro ke rakyat jelata.  Tentu banyak masalah rumit mengenai politik antara pemerintah kolonial dengan kerajaan dapat diselesaikan oleh Brinkman. Itu berkat candu, uang dan wanita yang mudah didapatnya dan dibagikannya.


Dengan sigap Brinkman menangkal tuduhan yang ditujukan kepadanya. Ia segera dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pada masa itu, seorang Belanda tulen diadili karena membunuh seorang indo tentu sangat luar biasa. Mungkin bagi Brinkman, nyawa seorang pribumi tidak ada harganya. Terlebih ia juga dibela pengacara terkenal, Mr Hoorweg. Brinkman sempat sesumbar bahwa rekan-rekannya di Societeit Corcondia bakal membelanya habis-habisan. Namun jaksa tidak peduli. Proses jalan terus.


Akhirnya setelah melalui proses pengadilan yang panjang, Gemser Brinkman di pidana dengan pasal Pembunuhan berencana. Ia diancam hukuman mati. Apa motifnya ? lantaran cemburu. Gemser Brinkman rupanya ingin menjadikan Fientje de Feniks sebagai gundik atau isteri gelapnya. Namun, mucikari Fientje menolak dan Fientje lebih memilih terus menjalani pekerjaannya sebagai pramuria. Penolakan ini rupanya membuat Gemser Brinkman gelap mata. Ia mencekik Fientje sampai tewas. 


Keterangan saksi Raonah, seorang pelacur pribumi, turut menguatkan keterlibatan Gemser Brinkman. Raonah mengaku pernah melihat Gemser Brinkman dan Fientje bertengkar.  Raonah menyatakan bahwa ia melihat Gemser Brinkman mencekik Fientje de Feniks di sela-sela bilik bambu. Kesaksian Raonah itu lebih meyakinkan hakim daripada kesaksian lain,  yang mengatakan pembunuhan dilakukan orang bayaran, yaitu centeng  Silun dan dua anak buahnya. Mereka menghabisi nyawa Fientje de Feniks sekaligus membuang mayatnya di Kali Baru Batavia. Karena itu, Pak Silun juga ikut tertangkap. Ia sangat menyesal, terlebih bayaran yang diterimanya baru uang muka.


***

Ivan bertemu dengan Ruempol di Club Societeit Concordia. “  Sangat tragis nasip seorang Brinkman. Dia kaya, terpandang, terpelajar, punya koneksi luas. Akhirnya terhina oleh hanya seorang pelacur “ kata Ivan. Ruempol hanya tersenyum sambil melirik pemain piano yang sedang melantunkan lagu klasik. Dia meneguk minumannya dan menghela napas.


“ Dengan kasus ini kita memberikan panggung teater terbaik kepada rakyat kolonial. Bahwa apa yang mereka ragukan selama ini bahwa hukum tajam ke bawah, kini kita buktikan bahwa hukum tetaplah sandaran untuk mendapatkan keadilan bagi siapa saja, bahkan untuk seorang pelacur sekalipun. Politik perlu drama kolosal agar orang tetap percaya dengan pemerintah dan melupakan realitas bahwa mereka sedang dijajah oleh sistem kekuasaan. Kini atau nanti andaikan bangsa ini merdeka, keadaan itu tetap akan ada. 


Selagi poltik sebagai panglima maka selama itu pula kekuasaan perlu drama. Ya sekedar cara menghapus trauma dan ingatan bahwa kekuasaan itu menindas dan berbohong.” Kata Ruempol.  Ivan teringat Brinkman. Selama menanti eksekusi hukuman mati, dia akhirnya memilih jalan  bunuh diri.. Kadang sesama elite saling menghabisi atas nama hukum. Itu juga demi mempertahankan legitimasi di hadapan rakyat. Apakah itu tanda sebuah perubahan ? No way. Just drama!  Mengapa ?  Sistem kolonialisme menjadikan politik sebagai panglima, selama itu pula tidak akan ada keadilan bagi rakyat.

Saturday, August 13, 2022

Sarbon Connection.





Dukanto baru saja menjabat sebagai Panglima Donkis. Dia teringat pesan singkat usai dilantik oleh Donata, presiden Donkis. “ Pastikan legitimasi kekuasaan bisa membersihkan lembaga yang korup. Terutama lembaga yang seharusnya menjadi benteng kepercayaan publik kepada hukum dan keadilan” kata Presiden Donkis. Dokanto cukup paham siapa yang dimaksud oleh presiden Donata.  Di mejanya ada map tebal berisi laporan lengkap berjudul “ Sarbon pengendali jenderal dan politisi. “ Laporan itu sudah dibacanya berkali kali. Dia sedang berpikir keras bagaimana mengatur strategi dan taktis untuk melaksanakan perintah Donata.


“ Pak, Daniel sudah datang. Dia siap menghadap” Kata ajudannya. 


“Suruh dia masuk” 


“ Siap pak” 


Tak berapa lama tamu yang disebut Daniel itu datang menghadap dengan sikap sempurna” Palajari dokumen ini semua. Tugas kamu selesaikan dengan baik. Ingat kamu tidak bisa melibatkan markas. Kamu harus bekerja sendiri. Kamu bisa gunakan sumber daya yang ada di markas ini untuk suksesnya tugas kamu.” 


“ Siap pak. Laksanakan” Kata Daniel


“ Ya udah. Laksanakan segera “ Kata Dukanto mengibaskan tangannya.


“ Siap pak.” Kata Daniel dengan sikap sempurna dan mundur tiga langkah. Memberikan sikap hormat dan balik badan menuju pintu keluar. Saat itu juga dia menjadi orang bebas. Melepas atribut laskarnya. Waktunya lebih banyak berbaur dengan masarakat sipil. Secara berkala dia membuat laporan kepada panglima Donkis. Invstigasinya tetang target operasinya semakin tajam dan luas.  Dia sudah bisa memetakan dengan baik setiap masalah yang ada dilingkaran targetnya.


***

“ Anda sudah baca berita dari media lokal prihal kematian petugas policia Santos?. Saya ada informasi untuk anda “Tulis Daniel pada pesan singkat kepada Marceli. Dia tahu Marceli adalah pengacara hebat. Dia pernah membongkar kasus korupsi yang melibatkan konspirasi partai.  Dia orang baik dan idealis. Dan punya karakter kuat sebagai putra daerah. Kebetulan Policia yang meninggal adalah satu marga dengannya.


“ Siapa anda dan apa informasi itu?


“ Sebaiknya kita bertemu. “ Kata Daniel. Tapi Merceli masih sungkan untuk membalas pesan singkat itu. “ Kita bertemu di hotel Sambora. Jam 7 malam. Datanglah karena Tuhan” Pesan singkat datang lagi. Entah mengapa ketika membaca “ datanglah karena Tuhan” membuat dia segera membalas “ Saya akan datang” 


Jam 7 Marceli datang ke hotel Sambora. Dia berdiri di tengah lobi mencari tahu tamunya. Dia lupa menanyakan ciri ciri orang yang akan bertemu dengannya. “ Pak Marceli, saya tunggu di kamar 303” pesan singkat datang ke hapenya. Marceli pergi ke tempat lift untuk menuju kamar lantai 3. 


“ Terimakasih pak Marcel udah datang” Kata Daniel menyambut kedatangan Marcel ketika pintu tersibak. “ mari pak duduk di sofa ini saja. Kita bicara “ Lanjut Daniel. Marcel duduk dengan ringan. 


“ Ini dokumen semua yang perlu bapak ketahui. Informasi ini sangat bapak perlukan kalau jadi pengacara keluarga Santos. “ kata Daniel menyerahkan map tebal. 


“ Saya belum jadi pengacara. Saya baru dapat berita pagi ini” 


“ Ya saya tahu dari akun sosmed bapak. “


“ Saya tidak tahu apakah keluarga santos akan tunjuk saya sebagai pengacara.” 


Daniel hanya tersenyum. “ Silahkan bapak pelajari dokumen itu. Saya berdoa saja untuk bapak”  Kata Daniel.


“ OK. Boleh tahu anda siapa ?


“ Saya dapat tugas dari boss saya dan boss saya dapat tugas dari Pak Donata. Bapak boleh ragukan saya. Tetapi jangan ragu kepada Tuhan. “ Kata Daniel.


“ Baik saya akan pelajari dokumen ini semua” kata Marceli. Dalam suasana kikuk itu, Marceli minta izin segera undur diri. Daniel menyalami Marceli dengan hangat. “ Itu nomor hape saya. Saya akan ada selalu untuk bapak. “ Lanjut Daniel ketika mengantar Marceli kepintu kamar.


***

Kantor Policia distrik mengumumkan lewat media massa bahwa kematian Santos karena baku tembak dengan sesama rekannya yang jadi ajudan Sarbon. Penyebabnya? Santos yang juga ajudan pribadi Jenderal Sarbon melakukan pelecehan seksual terhadap istri Sarbon. Teriakan minta tolong dari istri Sarbon itu mengundang rekan Santos, Erphan yang ada di rumah. Namun upaya untuk mencegah pelecehan seksual oleh Erphan itu dijawab dengan tembakan oleh Santos. Maka terjadilah baku tembak. Erphan dikenal jago tembak. Dia dengan mudah menghabisi Santos. 


Jadi kasusnya adalah pelecehan seksual oleh Santos. Sementara kasus kematian Santos  tidak ada. Itu dianggap upaya bela diri oleh Erphan. Marceli cepat mengetahui bahwa itu semua bohong. Karena dia sudah lebih dulu ketahui dari dokumen yang dia dapat dari Daniel. Bahkan walau dia tidak dapat laporan resmi autopsi mayat Santos, namun dia dapatkan semua photo cedera phisik selain luka tembakan.  “ Kami ada orang dalam yang memberikan bukti berupa photo mayat itu. “ Kata Daniel ketika Marceli tanya. Ini membuat dia yakin bahwa Daniel bukan orang biaasa. Dia semakin yakin untuk jadi petarung membela kebenaran.  


Marceli mengajukan diri sebagai sebagai pengacara keluarga Santos. Mereka bersenang hati menerimanya. Sebenarnya kasus ini sederhana. Mengapa ? Pelaku ada. Korban ada. Saksi ada, istri Sarbon, ART, dan semua mereka yang ada di rumah. TKP ada. Tapi yang jadi masalah adalah TKP sudah di rusak. Bahkan CCTV di rumah rusak karena petir. Hasil autopsi yang direkayasa. Marceli sadar ini perjuangan tidak mudah. Dia tahu ini menyangkut Sarbon, Jenderal Policia. Walau pangkatnya tidak bintang 4 dan berada satu tingkat dibawah Chip,  namun dia punya posisi yang sangat berkuasa sebagai ketua special task force untuk kasus perjudian, narkoba dan money loundry. 


Kekuasaan Sarbon sebagai ketua Task Force memungkinkan dia bisa mengendalikan semua jajaran policia di seluruh wilayah Donkis. Belum lagi aliran dana gigantik dari sindikat yang dapat perlindungan dari dia, memungkinkan dia bisa membayar loyalitas para policia korup, termasuk politisi. Sehingga banyak kasus besar dapat dia selesaikan dengan penuh rekayasa. Juga pengusaha yang terlibat dalam sindikat yang dekat dengan elite politik selalu setia bersamanya.


***

Tak berlangsung lama setelah diangkat sebagai Pengacara keluarga Santos, Marceli membentuk team untuk keadilan atas kematian Santos. Dia segera laporkan pembunuhan berencana kepada Policia tingkat pusat. Media massa meliput secara luas. Maklum kematian Santos ini membuka tabir apa yang selama ini ditutupi tentang kebobrokan segelintir aparat Policia.  Setiap hari publik lewat sosial media membicarakan kasus ini. 


Sampai akhirnya datang ancaman kepada Marceli. Dia tahu yang mengancam itu adalah Sarbon Connection “ Tidak perlu takut. Team saya selalu ada dekat bapak. Kami punya cara sendiri untuk melindungi bapak” Kata Daniel menguatkan Marceli. Benar, acaman itu terhenti begitu saja. Tapi mereka datang lagi dengan menawarkan uang besar agar Marceli menghentikan perannya sebagai pengacara atau ikut skenario mereka. Tapi ditolak tegas oleh Marceli dan team.


Proses perjuangan membela kebenaran itu terus berlangsung. Suara publik semakin gaduh. Semua lembaga negara yang mengawasi Policia dan komisi hak asasi manusia sepertinya dalam posisi ragu untuk bersikap benar. Elite Poitik bungkam. Mereka berusaha berlindung dibalik presedur penyidikan oleh aparat Policia, yang harus dihormati. Publik tidak boleh berspekulasi. Namun publik sudah terlanjur antipati dengan ulah segelintir Aparat policia itu. Keadaan ini memaksa Presiden Donkis mendesak Policia agar kasus dibuka seterang terangnya. Jangan ada yang ditutupi.


“ Tenang aja pak. Besok Presiden akan undang Panglima Laskar dan Chip Policia untuk datang ke istana. Setelah itu keadaan akan berbalik kepada kebenaran yang kita harapkan. Sabar aja. Tetap tenang mengikuti kasus ini secara normatif” Kata Daniel. Marceli percaya karena apapun yang dia suarakan pasti didengar Chip Policia dan selalu berpihak kepada team Marceli. Bahkan permintaan autopsi ulang dan penghargaan kepada mendiang  Santos. Kasus diserahkan dari policia wilayah ke pusat. Semua dipenuhi. Itu artinya Daniel bukan bekerja sendiri. Ada kekuatan besar di belakangnya. Kekuatan yang ingin membersihkan Policia dari gerombolan kriminal.


***

Benarlah. Pada hari yang sama dipanggilnya Chip Policia dan Panglima Donkis ke Istana, hari itu juga Sarbon ditangkap dan selang beberapa hari kemudian,  Sarbon dinyatakan sebagai tersangka. Semua skenario Sarbon atas kejadian kematian Santos dapat dipatahkan oleh team khusus penyidik. 


Petugas penyidik dari Markas policia menyebut sebelum pembunuhan terjadi, Sarbon terlebih dahulu memasuki rumah dinas. Semua saksi kejadian menyatakan Santos tidak berada di dalam rumah. Tapi di taman pekarangan depan rumah. Menurut para saksi, Santos memasuki area dalam rumah dinas saat dipanggil oleh Sarbon. Itu menyimpulkan bahwa tidak ada kasus pelecehan seksual dan ancaman pembunuhan terhadap istri Sarbon sebagai alasan terbunuhnya Santos.


Dampak dari kasus ini juga dilakukan pembersihan di jajaran elite Policia.  Ada 56 petugas Policia yang kena jaring sebagai bagian Sarbon connection. 31 aparat terkait dugaan ketidak profesionalan dalam menangani kasus kematian Santos yang terjadi di rumah dinas Sarbon.


***

Daniel bertemu lagi dengan Marceli setelah pertemuan kali pertama mereka. “ Kalau kasus pelecehan seksual tidak ada. Tentu pengakuan Sarbon bahwa dia merencanakan pembunuhan karena membela marwah keluaga, tidak ada relevansinya. Motifnya jelas lebih besar dari sekedar pembunuhan Santos. Tentu sesuatu yang besar berkaitan dengan dana triliunan dari bisnisi ilegal seperti Judi online, narkoba dan pencucian uang. Ya seperti yang saya tahu dari dokumen yang bapak beri tempo hari” kata Marceli.


Daniel terdiam lama namun matanya tajam menatap Marceli. Akhirnya dia tersenyum. “ Ya pak Marceli. Tugas bapak cukup sebagai pengacara Santos. Apa yang bapak inginkan sebagai pengacara keluarga sudah tercapai. Kami akan kawal sampai ke pengadilan. Sarbon terancam hukuman mati. Nama baik keluaga Santos bisa dipulihkan.. Cukup sampai disitu saja. Nah, masalah lain seperti bisnis ilegal yang berkaitan dengan Sarbon Connection, biarlah itu jadi urusan saya dan team.


Setidaknya dengan keberanian bapak menjadi pembela kebenaran, saya dan team punya pintu masuk secara politik untuk memburu pengusaha yang ada dalam lingkaran Sarbon Connection. Konstitusi kita kuat untuk memburu mereka. Presiden sudah perintahkan agar kami membersihkan lembaga dari konspirasi kriminal yang bisa merusak generasi emas bangsa ini. “Kata Daniel.


“ Tapi pak” kata Marceli mencoba bicara lebih jauh..


“ Pak Maceli, kita harus hadapi Sarbon Connection ini dengan pedang hukum. Kita harus mulai dari pembersihan kelembagaan. Kemudian pembersihan aparat dan selanjutnya biarkan sistem yang bekerja.  Kita harus percaya kepada sistem. Kan engga bisa kita lakukan dengan cara barbar. Paham ya pak”


“ Gimana kalau hanya ganti orang,  tetapi sistem tidak bisa mengubah yang  brengsek? Tanya Marceli.


“ Sekarang era demokrasi. Semua orang bebas bicara. Lewat kasus ini Tuhan sedang buka aib bangsa ini. Aib para penegak hukum bangsa ini. Aib kita semua yang hipokrit. Kasus kematian Santos, adalah teater kebobrokan sistem hukum di negeri ini. Betapa tidak? semua aparat bicara tentang prosedur dan meminta rakyat harus patuhi prosedur hukum. Sepertinya prosedur adalah kata kunci yang paling ditakuti oleh pejabat itu. Bahkan bicara terbuka dan jujur kawatir melanggar prosedur. Tapi sebenarnya itu semua hipokrit. 


Kita mau ngomong apa lagi? situasi inii sudah jadi lingkaran yang saling sandera.  Betapa tidak. Pengusaha terhubung dengan partai, partai terhubung dengan pejabat, pejabat terhubung dengan ormas, dan diantara saling menyandera. Kompromi diantara mereka adalah keniscayaan. ya semacam crime connection yang mengakibatkan justice delayed is justice denied. Ya, Negeri Donkis ini para pajabat sampai politisi, pengusaha hidup mewah dari kriminalitas. Negara adalah satu entitas imajiner yang dipakai mereka untuk hidup dengan ongkos orang lain.  Merka adalah teroris peradaban. Kalau tidak dihentikan, daya rusaknya sangat massive bagi rakyat.


Pak Presiden sudah menegaskan bahwa Policia tidak boleh anti kritik. Dengan adanya keterbukaan ini, maka tidak ada lagi aparat merasa bebas melakukan apa saja. Kontrol rakyat akan sangat efektif mengawasi mereka. Dan semua menyadari bahwa kita mencintai Policia, mencintai kebenaran agar keadilan tegak. Semoga tidak pernah ada lagi Santos santos lain. Cukuplah Santos saja.” Kata Daniel. 


Marceli mengangguk. Dia paham dan tetaplah kepada Tuhan dia berharap dengan doa. " Tuhan jaga negeri kami. Kuatkan kami untuk mengutamakan kebenaran agar keadilan menang. Hanya dengan cara itu kami bisa menjaga negeri ini tetap berdiri kokoh dan generasi anak cucu kami bisa berharap, bahwa kami akan baik baik saja"


Disclaimer:  Fiction only.

Monday, August 08, 2022

Keadilan harus dimenangkan


 


Tahun 2007 pernah kejadian di China. Seorang wanita meninggal di dalam kamar hotel. Tidak ada saksi apapun. CCTV yang ada di hotel itu rusak. Yang dijadikan tersangka adalah Room Service hotel. Karena dia kali pertama yang berada di TKP dan melaporkan kematian itu kepada Polisi. Sebenarnya kematian wanita desa yang datang ke kota itu tidak ada yang istimewa. 


Namun ketika berita kematian sampai di desa tempat kelahirannya. Penduduk desa heboh. Apa pasal ? karena wanita itu adalah seorang guru desa yang sedang berjuang di kota untuk dapatkan uang,  untuk membangun sekolah SD yang rubuh karena badai hujan. Pembicaraan penduduk desa ini mengundang wanita lain dari kota untuk menulis  di blog kisah tentang wanita guru SD itu.


***

XIa cantik. Dia wanita yang cerdas. Setamat dari Sekolah Guru di kota. Dia kembali ke Desa, di Provinsi Gan Shu untuk berbakti kepada tempat kelahirannya. Dia percaya bahwa China hanya bisa maju bila generasi china adalah generasi terdidik. Karena itu pendidikan adalah keniscayaan bagi semua orang China. Suatu ketika Xia mendengar ada lowongan guru sukarelawan di desanya. Xia melamar dan diterima.  Namun Xia sedih. Kondisi bangunan phisik sekolah tidak layak untuk belajar. Apalagi saat badai besar mengguncang China. Ruang kelas hancur berantakan. Murid-muridnya pun diliburkan. Berharap pejabat di kecamatan punya kepedulian untuk perbaiki sekolah. Namun tidak kunjung datang bantuan dana. Akhirnya kepala Sekolah mengutus Xia berangkat ke Kota, bertemu pejabat. Merundingkan bantuan bencana alam untuk bidang pendidikan.


“Kenapa harus saya, Pak,” kata Xia kepada kepala sekolah.


“Pejabat kota berjanji akan memberi bantuan kalau kamu sendiri yang datang,” jawab Pak Kepala Sekolah.


Xia pun berjalan kaki sepanjang 10 Km ke kantor Kecamatan. Setiba di sana, ” kalau mau ambil, ambilah. Uang ada di kamar itu.” Kata pejabat kota. Dengan polosnya Xia ke kamar itu, seketika pejabat memeluknya dengan erat. Dia diperkosa. Keperawanannya direnggut. Yang didapat hanya janji bahwa pejabat itu akan memberikan bantuan dana perbaikan sekolah. Xia terdiam. Dia tidak menangis walau perih tak tertanggungkan. Dia tidak menangis. Biarlah, Inilah harga yang harus aku bayar untuk pendidikan murid muridku. Katanya dalam hati dalam perih." Biarlah aib ini kupendam sendiri. " Katanya dalam buku hariannya.  Tapi nyatanya. Bantuan tidak kunjung datang. Selama enam bulan, ada sepuluh kali dia  menagih janji pejabat itu. Tapi tetap saja, janji tinggal janji.


Saat semester baru. Xia kembali sedih. Banyak muridnya yang tidak bisa melanjutkan sekolah.  Sekolah rusak. Tidak bisa digunakan untuk belajar. Sementara anak anak terpaksa diarahkan orang tua bekerja di sawah. Jumlah murid terus menerus berkurang. Xia kehilangan cara untuk memberikan harapan kepada muridnya untuk kembali sekolah. Penduduk desa yang miskin tak bisa berbuat banyak. Sementara dia sebagai orang terpalajar merasa punya tanggung jawab moral untuk china yang lebih baik di masa depan. 


Xia pun bercermin di kamarnya. Dia mengikat rambutnya dengan kuncir dua. Dia keluar rumah.  pergi ke kota. “ Ya, menjual tubuhku memang salah, tapi bukan alasan yang buruk bila semua jalan tertutup. “ Katanya dengan air mata berlinang. Kepala sekolah menangis sedih saat Xia melangkah pergi meninggalakn desa. Mereka hanya bersitatap. Tidak ada yang bisa dikatakan. Batas antara harapan dan putus ada sangat tipis. Kalau aku harus hancur untuk muridku, itu lebih baik. Tidak ada perjuangan setiap genrasi tanpa pengorbanan.  


Pekerjaannya adalah pelacur di kota. Dalam diary Xia menulis, tamu pertamanya lebih parah dari pejabat kota yang merenggut kegadisannya. “Namun, paling tidak tamu itu yang pertama memberiku uang,” tulis Xia. Dia mengirimkan semua penghasilannya ke desa untuk biaya perbaikan desa.. Biaya hidup dia buat seirit mungkin. Pak Kepala Sekolah yang dipercaya mengelola penghasilannya menggunakan uang itu benar-benar untuk membangun sekolah. Dengan uang itu, sekolah telah berubah drastis. Bulan pertama, ada papan tulis baru. Bulan ke dua, ada bangku kayu. Bulan ke tiga, setiap murid mempunyai buku masing masing. Bulan ke empat, setiap murid mempunya dasi masing masing. Bulan ke lima, tidak ada seorang murid pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki. 


Bulan ke enam, Xia kembali mengunjungi sekolah. Xia disambut dengan gembira oleh para murid. Melihat kegembiraan dari para murid muridnya, Xia tidak berkuasa untuk menahan tangis. Dia menangis. Pada bulan ke tujuh, sekolah telah mempunyai lapangan bermain yang baru. Pada bulan ke delapan, sekolah membangun lapangan basket. Pada bulan kesembilan, setiap murid mempunya pensil yang baru. Pada bulan ke 10, sekolah mempunyai bendera nasional sendiri. Setiap murid bisa menaikan bendera setiap harinya. Xia merasakan semua kisah sedih dan penderitannya terbayar sudah.


***


Saat pemakamannya, para murid dan ratusan penduduk desa Gan Shu yang menghadiri pemakamannya tak kuasa manahan tangis. Kala itu, mereka hanya bisa menyaksikan foto hitam putih Xia dengan rambut ikat kepang, yang tersenyum bahagia. Kala itu usia Xia baru 21 tahun. Cita-cita membangun ruang kelas yang bagus dilengkapi dengan dua unit komputer pun dibawanya ke alam barzah.


***


Namun kisah tentang Xia tersebar keseluruh China. Semua media massa memuat berita tentang pengorbanannya. Tetapi tidak juga mengundang perhatian aparat untuk menyelidiki kematian guru itu. Kemudian wanita lajang yang menulis kisah Xia itu tampil dengan gagah berani. Dia harus menghadapi pengadilan publik sebelum dia berhadapan dengan hukum negara. Apa pasalnya ? Karena dia menolak penggusuran sekolah oleh developer untuk dibangun kawasan komersial. 


Setiap ada kesempatan, dia datangi rumah orang tua murid agar memberikan dukungan. Dia sadar bahwa tanah sekolah itu milik negara, namun cara cara pengambil alihan itu tidak sesuai dengan aturan Hukum. Tapi semua orang tua murid takut. Karena kawatir dianggap melawan idiologi partai Komunis. Maklum developer didampingi pejabat partai dalam aksi pemaksaannya.


Wanita itu mencerahkan kepada semua orang " Kalau negara akan menggusur sekolah ini, kita semua harus patuh. Tapi kalau ada  pengusaha memaksa kita merelakan lahan sekolah digusur, itu harus dilawan. Walau pengusaha di dampingi pejabat partai. Jangan mau dibohongi orang pakai idiologi partai “ Karena kata katanya itulah , pengusaha marah, dan memprovokasi pejabat lokal partai, bahwa wanita itu telah menghina partai. 


Namun wanita itu tidak peduli. Dia tetap memberikan pencerahan kepada siapa saja tentang hak hak yang harus diperjuangkan. Pejabat lokal partai mulai gerah dan menggunakan keahlian propagandanya untuk menggiring kader partai di seluruh desa menjadikan guru sekolah itu pesakitan. Entah darimana orang banyak datang melakukan demo ke balaikota agar wanita itu di hukum karena telah menghina partai.


Pejabat kota dalam posisi sulit untuk menghukum wanita itu. Karena tidak punya kesalahan apapun, kecuali karena dia memprovokasi orang banyak jangan patuh kepada oknum partai. Tidak ada satupun kata kata wanita itu menghina negara. Hanya oknum yang dipermasalahkan. Namun gelombang demo yang tiada henti, akhirnya Polisi terpaksa menahan wanita itu dengan tuduhan menghina Partai atau negara.


Di hadapan  hakim tunggal, wanita itu tanpa rasa takut siap di adili. 


" Saya hanya punya dua pilhan untuk kamu" Kata hakim " pertama, membebaskan kamu karena memang kamu tidak terbukti menghina partai atau negara. Namun orang banyak terutama kader partai  akan menilai pemerintah kalah dengan seorang wanita. Kedua,menghukum kamu tapi sekolah itu tidak jadi di gusur karena secara hukum memang pejabat kota belum memberikan otoritas kepada pengembang."Sambung hakim. 


Wania itu terdiam sambil memperhatikan kelanjutan kata kata Hakim.


" Pertanyaan saya , mana yang kamu pilih? Tanya hakim.


" Demi sekolah dan kebenaran , hukumlah saya. Saya siap menerima”


" Kamu tahu, bahwa hukuman menghina partai adalah hukuman mati.”


' Itu lebih baik bagi saya. Apalah arti kehidupan bila kebenaran harus di korbankan. " Kata wanita itu dengan tegas.


Ketika menuju regu tembak, wanita itu tidak nampak takut. Dia tersenyum. " Saya tidak pernah menghina negara. Tidak pernah. Saya tidak hendak menghalangi orang kaya. Tidak mencuri dari siapapun. Saya hanya ingin kehormatan negara tegak karena hukum jadi panglima. Kalau karena itu saya harus mati, biarlah. Setidaknya saya tahu arti sebuah kebenaran itu memang teramat mahal yang harus diperjuangkan dengan penderitaan sampai batas tak tertanggungkan. Saya hanya tidak ingin China runtuh karena kebenaran dipermainkan.“


Namun sebelum matanya ditutup, Panglima Miiter tingkat kota datang kelokasi eksekusi mati bersama hakim. Hakim itu memerintahkan agar proses eksekusi mati dihentikan. Wanita itu harus dibebaskan. Keesokannya Hakim bersama Militer menggiring elite partai lokal bersama pengembang ke kantor polisi. Proses pengadilan berlangsung cepat. Semua mereka di hukum mati. 


Bukan itu saja. Wanita itu berjuang dengan gigih menuntut keadilan terhadap kematian guru sekolah di kamar hotel. Pemerintah pusat bentuk team khusus. Proses penyidikan terhadap kematian guru sekolah itu dilanjutkan. CCTV kuridor hotel dapat ditemukan. Team khusus mengenal siapa pria tamu guru sekolah itu. Pria itu adalah pengelola kasino gelap. Bersama pria itu ada dua orang pria lagi yang semua adalah polisi. Wanita itu gangbang oleh mereka di kamar hotel dan setelah itu dibunuh. Team khusus bisa dengan cepat menemukan pelaku pembunuhan wanita itu. 


Namun kasus kematian guru sekolah itu terus dikembangkah terutama Motif atas pembunuhan tersebut. Team khusus berhasil membongkar kasus besar dibalik kematian guru sekolah itu. Ternyata antara gangster yang berkedok pengusaha plamboyan dan aparat hukum sudah terjalin ikatan konspirasi melakukan perbuatan kriminal. Judi gelap, prostitusi,  perdagangan wanita, penyerobotan tanah.


Dari kepala polisi tingkat wilayah, tingkat pusat ditangkap. Ada puluhan para perwira polisi dan pengusaha digiring depan regu tembak. Mereka semua dihukum mati lewat proses pengadilan cepat. Yang menarik kata kata hakim " Kalau negara tidak bisa menegakan hukum maka  kebenaran tenggelam.  Berikutnya yang terjadi adalah kehancuran , bukan hanya partai komunis tapi peradaban juga akan runtuh". Setelah itu tahun 2013 China mencanangkan reformasi pertanian dan revitalisasi desa. Tahun 2018, 800 juta rakyat berhasil diangkat dari kubangan kemiskinan. China sukses menjadi negara besar karena hukum tegak, kebenaran dibela dan  keadilan menang. 


Tahu diri...

  Aku berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar kerja, membingkai bayangan Esther seperti setengah memanjang. “ Ah mimpi kamu B. “ kata...