Saturday, December 28, 2024

Penjajahan itu terus berlanjut sampai kini.

 




Tahun 2011 saat business trip ke Zurich, saya sempatkan mampir ke Amsterdam. Kebetulan  sahabat  saya, Anneke mau antar saya. Sekalian ke rumah orang tuanya. Kami mengendarai BMW. Anneke yang supir. Saya duduk manis saja di sebelahnya. Di Amsterdam saya sempatkan mampir ke ke  kawasan  lange duitse dwarsstraat. “ Di situ ada restoran italia enak. Nanti aku traktir.”Kata Anneke.


Sampai di kawasan itu, saya lama termenung menatap dari jendela kendaraan. “ Dulu ini daerah elite, B. Kini jadi kota tua. Tetapi tetap dijaga kelestariannya. Mari kita parkir kendaraan. Kita ke cafe. "  Kata Anneke. Saya nikmati kopi yang terhidang seraya menikmati angin bulan november yang lumayan dingin. Bersama Anneke ada sahabatnya, David. Perwira Inggris. Mungkin pacar Anneke. Ah apa peduli saya. 


“ Dulu era kolonial Belanda di negeri kami.” Kata saya mengawali cerita “  Di kawasan lange duitse dwarsstraat  tepatnya di restoran Bohemian,  itu tempat para pemuda Eropa sosialis berkumpul. Di cafe itu mereka menghabiskan waktu berdiskusi tentang banyak hal. Duel ide dan gagasan secara terpelajar. Diantara pemuda itu ada beberapa mahasiswa Indonesia seperti Hatta, Tan Malaka, Sjahrir dan lain lain.  Dari diskusi itu para mahasiswa Indonesia yang beraliran sosialis mendirikan perhimpunan mahasiswa sosial demokrat.  “Kata saya.


“ Saya terkhusus pengagum Soekarno dan Hatta. Dan lebih kagum lagi dengan Sjahrir. “ Kata David. Saya tersenyum dan ikut bangga.


“ Oh ya? “ 


“Kalau dengar cerita ayah saya dan membaca cerita heroic Indonesia, kadang terkesan naif. Terlalu melebih lebihkan heroism terhadap perlawanan kepada tentara sekutu.” Kata David.


Saya agak tersinggung. Tapi saya berusaah menyimak. “  Saat itu “ lanjut David. “ Usai mengalahkan German, pada 20 oktober 1945, ayah saya yang tergabung dalam pasukan sekutu yang dipimpin Inggris mendarat di Jawa. Misinya sangat jelas. Yaitu  pembebasan warga Belanda yang ditawan Jepang dan sekaligus melucuti senjata pasukan Jepang yang sudah kalah perang. Kedatangan pasukan sekutu yang dipimpin inggris disambut dengan baik oleh pemerintah local. Engga ada masalah. Kan ini sebenarnya misi damai. Bukan mau perang.


Tapi ternyata. Belanda yang sudah membentuk pemerintahan sipil sendiri bergabung dalam pasukan sekutu. Mereka menyebut NICA. Inggris tidak peduli dengan NICA. Hanya saja mereka diperlukan inggris untuk memberi tahu tahanan perang  yang akan di evakuasi ke Eropa. Dan memastikan Deklarasi Potsdam telah dipenuhi dengan benar. 


Tapi menurut cerita ayah saya. Entah dari mana tersebar berita provokatif yang tidak berdasar. Misal, pejuang Indonesai juga ingin melucuti senjata Jepang. Sehingga menyulitkan kami dalam melaksanakan misi. Apalagi tersebar berita prajurit Jepang ingin balas dendam atas jenderalnya yang tewas di tangan pejuang Indonesia.  Keadaan ini memaksa NICA mempersenjatai tawanan perang Belanda yang sudah dibebaskan. Dan ini memancing kecurigaan pejuang Indonesia.


Pasukan sekutu dalam posisi membela diri. Karena diserang dalam melaksanan misinya. Tapi perang di Ambarawa dan Surabaya, itu benar benar perang yang tidak perlu ada. Terlalu mahal ongkosnya. Bayangin aja, perang Ambarawa perbandingannya 20/1. Pasukan sekutu meninggal 100 orang. 2000 pejuang Indonesia mati. Kalaupun pasukan sukutu mundur, itu karena menghindari korban lebih banyak berjatuhan. Begitu juga dengan perang di Surabaya. 


Mungkin juga saat itu, Indonesia baru berdiri sebagai negara. Belum ada koordinasi jelas antara pasukan tantara dengan politisi. Belum ada koordinasi jelas antara pejuang atau relawan dengan tantara. Disiplin komando belum ada. Belum ada system intelligent yang bisa menilai informasi itu benar atau tidak. Semua serba bias dan serba provokatif. Akibatnya upaya inggris melaksanakan misi damai, dihadapi oleh penuh curiga oleh pejuang. Perang tidak bisa dihindari. 


Setiap pertempuran banyak senjata punya tantara Indonesia diambil oleh pasukan sekutu. Untunglah perang Ambarawa dan Surabaya dihentikan oleh seruan Soekarno. Kalau tidak, tanpa senjata cukup akan  sulit bagi pemerintah Indonesia menciptakan perdamaian. Apalagi setelah itu indonesia harus menghadapi pemberontakan DII dan Komunis.  “ Kata David.


“ Gerakan komunis dan Islam yang memberontak itu bukan tidak mungkin bagian dari operasi adu domba Belanda agar Indonesia lemah dan akhirnya tidak bisa Bersatu. “ Kata saya menyeringai.


“Itu sebab, mengapa saya kagum dengan Soekarno dan Hatta, juga Sjahrir. Karena tiga orang ini sangat mengerti peta politik saat itu. Bahwa setelah perang dunia kedua. Semua negara besar adalah yang paling besar korbannya. AS , Eropa, China dan Jepang. Mereka sudah merasakan sangat pahit akibat perang. Yang kalah maupun yang menang sama menderitanya. 


Makanya upaya kemerdekaan Indonesia lewat perundingan saat itu paling popular di mata international. Terbukti tahun 1946, Inggris mengakui kemerdekaan Indonesia. Jadi kalau ingin mengatakan siapa sebenarnya hero maka yang tepat itu adalah Soekarno dan Hatta. “ Kata David.  Saya sedikit bisa menerima logika sejarahnya.


“Kita semua generasi yang tidak hadir dalam perang dunia kedua.  Tapi hidup dalam dunia sains dan logika yang hebat. Coba pikirkan. Sekutu tidak ada dasar legal mau kuasai Indonesia. Kalaupun ada niat Belanda ingin kembali menguasai Indonesia,  niat itu tidak pernah ditanggapi serius oleh sekutu. Tahu apa sebab? David tersenyum.


“ Ya mengapa “ tanya saya antusias. 


  Karena pada perang dunia kedua, Belanda itu negara taklukan nazi German. Justru mereka dibebaskan olah pasukan sekutu. Apalagi saat itu pasukan regular belanda tersisa hanya 30.000. Bisa apa perang? Minta bantuan sekutu? No way. Kita lagi habis habisan karena perang. Ngapain mikir dan bantu ambisi negara taklukan seperti Belanda. “ Kata David dengan logika sederhana. Dia berusaha menceritakan fakta sejarah.


“ Tapi agresi Belanda 1 dan 2, itu fakta sejarah. Belanda yang melakukan serangan langsung secara militer.” Kata saya seraya melirik Anneke.


“ Ya benar. Tapi harus dicatat.  Selama perang dunia kedua, Belanda dibawah taklukan Jerman. Tidak sedikit korban Belanda. Semua harta istana disita oleh Jerman. Setelah perang, ekonomi Belanda morat marit. Para pengusaha Belanda, minta perlindungan terhadap asset mereka yang ada di Indonesia. Mereka tidak mungkin deal dengan pemerintah Indonesia yang baru berdiri. Dan legitimasinya juga belum ada dari PBB. Apalagi walau Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan. Namun kan tidak semua kerajaan di Indonesia menerima Proklamasi  itu. 


Ya atas dasar itu,  NICA yang bertugas mewakili pemerintah Belanda di Indonesia berusaha membujuk kerajaan kerajaan yang masih eksis setelah perang untuk melanjutkan kontrak HGU atas lahan perkebunan, tambang emas dan pelabuhan. Situasi ini dimaklumi oleh pemimpin Indonesia seperti Soekarno, Hatta dan Sjaharir. Makanya diperlukan dialogh dengan pihak NICA.  Pemimpin Indonesia percaya dengan pasukan Sekutu yang akan jadi penengah yang adil. 


Namun para pejuang tidak menerima apapun kekuasaan selain republic Indonesia. Upaya NICA itu dibumbui provokasi macem macem oleh Gerakan bawah tanah di Indonesia terutama dari kelompok kiri. Sehingga menimbulkan kemarahan dari pejuang. Maret 1946 terjadi revolusi sosial oleh Gerakan komunis di Sumatera Timur. Tujuannya menghabisi keluarga kerajaan Melayu.  Keadaan semakin kacau. Banyak orang China dan Belanda dibunuh oleh gerombolan liar. Bahkan banyak tawanan Jepang yang sudah dilucuti senjatanya mati disembelih. Ini tentu mengganggu upaya pasukan sekutu melaksanakan misinya di Indonesia.


NICA yang punya prajurit  sebagian besar ex tahanan perang yang dipersenjatai sekutu untuk melindungi diri dan termasuk eks KNIL yang masih loyal. Perang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Sebenarnya bagi Belanda, ini perang bukan untuk menghabisi. Tapi membela diri dari serangan gerilya dan memastikan selama masa transisi pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh PBB bisa berlangsung damai. 


Akhirnya untuk memastikan tidak ada lagi konflik antara pejuang dan pasukan NICA, pada 15 november 1946 diadakan perjanjian damai di Linggarjati di Jawa Barat. Pihak inggris sebagai wakil dari sekutu dan AS sebagai penengah. Gencatan senjata diadakan. Proses damai menuju pengakuan Indonesia merdeka dimulai. Tetapi pejuang tidak bisa menerima Perjanjian Damai ini.  Tetap aja terjadi kekacauan.  Bahkan setelah 8 bulan akta ditanda tangani, keadaan semakin kacau, ya Belanda memutuskan akta itu tidak ada lagi. 


Sepertinya pemimpin politik Indonesia tidak punya pengaruh significant dihadapan pejuang. Enak aja mereka abaikan akta yang sudah ditanda tangani oleh pemimpinnya. Ya karena pemerintah Indonesia yang baru tidak bisa menjamin perdamaian. Belanda melakukan aksis polisionil dengan tujuan menertipkan keamanan. “ Kata Anneke


“ Keadaan semakin kacau. Benar benar kacau. Apalagi agresi militer Belanda setelah perjanjian Renvile dan Roem-Royen,  para pemimpin Indonesia ditangkap. Memaksa Sudirman Panglima Besar mengumumkan perang gerilya semesta.  Pertempuran semakin menjadi jadi dan pejuang Indonesia dapat legitimasi dari PBB atas perang  itu “ kata saya tersenyum. Sekedar mematahkan persepsi niat baik aksi polisionil Belanda. Kalau memang niat baik menertipkan keamanan, mengapa pemimpin Indonesia ditangkap. Kan itu sama saja mau jajah lagi Indonesia.


“ Dan kalau akhirnya Belanda mengakui Indonesia merdeka, itu karena kaum republik  setuju untuk membayar kerugian Belanda termasuk hutang Pemerintah Hindia Belanda kepada kerajaan Belanda. Kan semua kerajaan yang tadinya memberikan konsesi tambang dan perkebunan, pelabuhan kepada perusahaan Belanda sudah menjadi bagian dari Indonesia. Tentu menjadi tanggung jawab republic Indonesia membayar resiko financial itu.” Kata David.


“ Kalau kita mau jujur kepada sejarah. Setiap perang selalu dengan motive ekonomi. Upaya hegemoni terhadap sumber daya negara lain. “ Kata saya menegaskan niat Belanda.


“ Namun setelah perang, apakah kolonialisme juga hilang? Kan tidak. Justru muncul kolonialisme baru  atau neocolonial.  Negara maju dalam hal tekhnologi dan punya modal besar menganeksi negara baru merdeka. Memang tidak menjajah lewat phisik. Secara tradisional. Tetapi lewat utang dan ketergantungan supply chain technologi. Sehingga mereka tak ada pilihan bila SDA diexploitasi habis habisan dan SDM juga di explotitasi. “ Kata Anneke. Sepertinya Anneke bersatire atas kemerdekaan yang didapat Indonesia. Yang memang terjebak utang dan tekhnologi dari negara maju.


“ Pada waktu bersamaan negara yang lemah dicengkram neokolonialisme itu terpaksa menjajah rakyatnya sendiri lewat upah murah, nilai uang yang jatuh, beragam pajak dan rendahnya dukungan anggaran nasional yang bisa menciptakan kemandirian ekonomi lewat sains “ Kata David tersenyum.


“ Apalagi munculnya politik populis yang membuat rakyat semakin bodoh dan buta akan hak politiknya. Itu lebih buruk daripada kolonialisme.” Anneke menimpali. Saya terhenyak.


“ Sebenarnya dunia sekarang dijajah oleh mindset rakus sebagai akibat dari kapitalisme. Baik negara maju maupun negara berkembang, sama sama terjajah oleh kapitalisme. " Kata saya degan cepat.  David terkejut begitu juga dengan Anneke. 


" Kita tidak bisa memerangi kapitalisme. Tetapi kita bisa memanfaatkan kapitalisme untuk berkembang. Ya seperti China, Yang menjadikan kebebasan pasar sebagai motivasi berkompetisi. Namun pada waktu bersamaan  mengontrol modal dengan kuat untuk kepentingan domestic. China bisa lakukan itu karena telah melewati revolusi kebudayaan. Artinya mindset personal orang perorang yang rakus dan feodalis itu yang harus diubah. “ lanjut saya.


“ Maksud kamu ? tanya David.


“ Pertama, etika dan moral.  Punya rasa malu. Malu kaya dengan cara tidak jujur, apalagi korup. Malu dengan tangan dibawah. Malu itu esensi dari moral dan iman, yang membuat orang hidup secara egaliter. Anti feodalisme. Kedua, kemandirian. Punya resilience dalam berjuang menghadapi tantangan. Kreatif dalam berproduksi dan pemasaran. Punya martabat dengan semangat berinovasi lewat R&D untuk unggul dalam berkompetisi. Sjahrir berkata, Hidup yang tak dipertaruhkan tidak akan dimenangkan. Nah dua hal itu saja. “ Kata saya. David mengacungkan jempol.


“ Kalau dua hal itu jadi mindset, saya yakin, dunia akan baik baik saja. ” Anneke menimpali.


“ Yang menyedihkan dalam peradaban sekarang. Politik dan korporat sudah menyatu dalam sistem oligarki. Kekuatan modal menguasai sumber daya untuk orang hidup senang dengan cara amoral.  Yang kaya semakin kaya. Namun keadaan itu dibalut dengan populisme. Yang percaya politik populisme. Pasti hidupnya halu dan engga punya mindset mandiri. “ Kata David. Nah kami semua tersenyum. Pada titik ini kami semua sepakat. Apalagi Eropa sedang suffering akibat imbas krisis wallstreet tahun 2008.

Saturday, December 21, 2024

Bertemu lagi.

 




Siska menemukan nomor telp dan email saya dari sosial media. Lewat telp dia memberi tahu bahwa papanya Danil, mau bertemu saya. Sejak tahun 2000 saya memang disconnected dengan keluarga Danil. Kami berteman sejak usia muda. Kali pertama berkenalan tahun 90. Danil bekerja pada PMA Industri Kimia. Kebetulan saya sering berhubungan dengan perusahaan tempatnya kerja untuk keperluan pasokan kepada pabrik yang butuh produk kimia. 


Saya ingat. Tahun 93 saya datang ke Danil. “ saya bangkrut “ kata saya. 


“Kamu engga bangkrut. Kamu sedang diminta Tuhan untuk naik kelas. Jangan kecil hati.” Kata Danil.


“ Kemarin saya ketemu dengan Henry. Dia perlu bahan kimia untuk parbik keramik nya. “ kata saya.


“ Ale, ambil peluang itu. “ desak Danil.


Saya tidak tahu harus bicara apa lagi. Saya tidak punya apa apa lagi.

“ Kirim aja inquiries ke pabrik saya. Nanti saya perjuangkan ke menegement biar kamu dapat fasilitas kredit. Apalagi kamu kan udah lama jadi rekanan kami “ Katanya. Saya seperti mendapatkan cahaya terang. 


Benarlah. Setelah saya ajukan inquiries, tak lebih seminggu perusahaan tempat Danil kerja setuju memberi kredit. Dan peluang itu saya manfaatkan sebaik mungkin. Dari peluang itu saya dapat survive lagi. Belakangan saya tahu, itu berkat jaminan pribadinya. Kenangan itu selalu membekas dalam hidup saya. Dan menjadi memori yang tak terlupakan. 


Memang secara personal hubungan saya dan Danil sangat baik. Saya pernah makan di rumahnya. Diapun pernah saya undang makan di rumah saya. Dia Kristen yang baik. Anaknya ada 5. 4 anak kandung dan satu lagi anak angkat. Hebatnya, dia tidak mengubah agama anak angkatnya. Tetap muslim. Menjadi Muslimah yang baik.


Saya bertemu Danil di café. “ Ale, kamu engga berubah. “ Kata Danil.


“ Rambut udah memutih” kata saya. 


“ Itu bukan berubah. Tetapi tanda kebijakan bertambah karena usia. “ Kata Danil.  


“ Masih  kerja di tempat yang lama ? tanya saya.


“ Udah engga Ale. Sejak COVID saya mengundurkan diri. Karena saya sempat sakit parah. Usia saya saat itu memang 63 tahun. Sekarang saya buka warung mie di komplek perumahan saya. 5 anak saya sudah mandiri semua. Tersebar di beberapa kota. “ Kata Danil


“ Saya dengar kabar dari Antok teman kita dulu. Dia sekarang tinggal di Penang. Dia cerita banyak tentang Ale. Terutama Ale harus hijrah ke China setelah krismon.” Lanjut Danil. Saya senyum aja.


“ Keadaan sekarang memang sulit, ya Ale. “Kata Danil kemudian. 


“ Dunia usaha itu dipengaruhi oleh suku Bunga dan kenaikan PPN. Tidak ada bisnis bisa berkembang tanpa hutang bank. Tidak ada perusahaan yang bebas pajak. Laba tercipta, pajak diterapkan. Itu biasa saja. Yang jadi masalah pajak terkait dengan pejualan. Itu memenggal income siapapun, Kaya miskin kena. “ Kata saya dan Danil menyimak


“ Saat sekarang dengan bunga acuan BI 6%, maka bunga pinjaman komersial jadi berkisar 10-12%. Artinya rata rata bunga sebulan 1%. Perhatikan. Tidak semua produksi pabrik itu langsung dijual. Selalu ada stok  untuk menjaga kontinuitas pasokan.  Kan stok itu uang mati namun ada ongkos bunga disana. Bunga tinggi, ya kurangi stok. Otomatis produksi dikurangi. Uang lembur pasti tidak ada lagi. Bahkan terancam kena PHK.


Apalagi pabrik juga akan membatasi penjualan kredit kepada distributor dan agent. Karena? Lagi lagi karena bunga tinggi. Kalau tidak dapat dukungan kredit dari pabrik, maka distributor ya minta kepada outlet bayar dimuka untuk 3 bulan. Itu 3% akan menambah harga pokok penjualan. Belum lagi PPN 12%. Harga jadi mahal ? consumen terpaksa mengurangi konsumsi. Daya beli menurun. Kalau daya beli menurun, distributor mengurangi permintaan ke pabrik, dan pabrik kurangi produksi. Maka terjadilah kontraksi Index PMI. Ya PHK dah.


90% produk pabrik otomatif penjualannya didukung lewat skema kredit kepemilikan kendaraan. Kalau bunga tinggi, orang menunda beli kendaraan. Otomatis produksi kendaraan dikurangi dan stok didiskon. Laba menurun. Begitu juga penjualan rumah. 75% developer jual rumah lewat skema KPR. Kalau bunga tinggi, orang menunda beli rumah. Pabrik otomatif dan developer jelas kontraksi bisnisnya. 


Nah hampir semua produk yang ada di outlet retail itu diproduksi lewat skema hutang. Proses produksi dengan Bunga tinggi itu sudah tidak efisien. Sementara ketika dijual sulit dapatkan margin bagus. Karena pemerintah kenakan PPN 12%. Sementara daya beli sedang melemah. Maklum sebagian besar orang belanja kredit (CC). Bunga tinggi, ya kurangi belanja.  Dikurangi harga, jelas rugi. Harga tetap tapi ditambah PPN, engga ada yang beli atau penjualan rendah. Rugi juga. Dilema kan. “ kata saya.


“ Kalau orang punya pabrik, pertumbuhan usaha dibawah inflasi, mending tutup aja. Karena hanya masalah waktu pasti bangkrut. Apa pasal? Kemakan depreciasi asset. Apalagi kurs terus melemah. Kalau mesin impor overhaul, ya wassalam. Udah engga sanggup beli sparepart. Pemerintah engga paham bisnis process seperti ini. Makanya mereka engga merasa bersalah dengan Bunga tinggi dan PPN naik. Maklum mereka tidak pernah berbisnis real kecuali rente aja. “ Kata Danil.


“ Kalau baca berita Index bursa jatuh dan kurs rupiah jatuh. Gimana sih sebenarnya memahami ekonomi itu “ Tanya Danil. Maklum dia tadinya bekerja di Pabrik. Engga begitu paham soal financial.


“ Kalau saham jatuh, itu berdampak luas terhadap perekonomian nasional. Mengapa ? karena IHSG mencerminkan real kondisi perekoniam negara. 75% penerimaan pajak negara berasal dari korporat. Semua korporat itu adalah emiten (TBK). 90% pabrikan yang memproduksi barang barang yang ada di outlet itu dihasilkan oleh emiten. 90% jasa transfortasi dan logistic itu adalah emiten. 75% developer besar yang menyediakan rumah dan Kawasan adalah emiten.


Nah kalau kinerja bursa yang ditandai dengan IHSG yang jatuh, artinya potensi penerimaan pajak akan turun. Itu berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi (PDB) yang akan melambat sebelum akhirnya kontraksi. Dampak turunannya adalah NPL bank semakin membesar. Itu akan berdampak sistemik. 10% aja Index jatuh. Itu sama saja nilai asset jatuh kurang lebih sebesar Rp. 1200 Triliun. ! atau sama aja 5% value PDB hilang!


“ Apa kaitannya pelemahan kurs mata uang dengan pasar modal? Tanya Danil.


“ Kurs itu merupakan salah satu indikator penting bagi kesehatan ekonomi negara. Ia merupakan salah satu angka ekonomi yang paling banyak diamati dan dianalisis, dan termasuk angka yang paling rentan terhadap manipulasi pemerintah. Factor yang mempengaruhi nilai tukar itu adalah inflasi, suku bunga, defisit neraca  berjalan, utang negara, geopolitik. Ia memengaruhi laba riil portofolio investor. 


Yang menggerakan bursa itu adalah investor asing. Sekarang investor asing yang besar besar, sebagian udah hengkang dari Indonesia, seperti Morgan Stanley, Schroders, Alianz, HSBC asset management, Merrill Lynch, Deutsche, Nomura, Credit Suisse. Mereka beralasan pergi dari Indonesia karena kurs rupiah tidak stabil.  Mereka cenderung berinvestasi pada pasar modal di negara yang kurs nya relative stabil. Karena kurs yang tidak stabil mudah menimbulkan ketidak stabilan politk. “ demikian saya menjelaskan Panjang lebar. 


“ Tapi kan bursa itu tidak terkait dengan rakyat kecil. Mana ngerti mereka main di bursa” Kata Danil.


“ Memang rakyat yang engga main saham tidak terdampak langsung. Tapi secara tidak langsung akan berdampak kepada PHK dan kenaikan harga. Melemahnya daya beli. Pada gilirannya rakyat miskin semakin merana. “ Kata saya dan Danil tercerahkan.


“ Kenapa kurs rupiah cepat sekali jatuhnya ? padahal sebelumnya sempat menguat dan penuh percaya diri akan berada di rang di bawah Rp. 15000/USD. Demikian tanya Denil. Saya tahu semua media massa memberitakan tentang kebijakan the fed yang turunkan suku bunga tanggun. Itu mengidikasikan tahun depan akan Panjang era high rate.


“ Bayangin aja, kata saya. Dalam upaya mengibangi capital outflow valas, BI terpaksa pinjam uang ke luar negeri. Tahun ini meningkat 170% year-on-year. Akibatnya Utang luar negeri pemerintah meningkat 8,64%. Total utang luar negeri kini ( posisi oktober 2024 ) mencapai USD 428,5 miliar ( kurang lebih Rp. 7000 triliun).


Walau rasio utang LN terhadap PDB adalah 30,4% namun 15% dari ULN itu atau senilai USD 64 miliar adalah hutang jangka pendek. Itu artinya rasio utang jangka pendek terhadap Cadev sebesar 52%. Ini sangat beresiko. Kalau terjadi rush pelepasan (Capital outflow ) asset surat utang oleh investor. Sementara USD semakin menguat. Dapatkan valas untuk mengimbangi tekanan capital outflow udah mahal. Mudah sekali Rupiah jadi tissue toilet.


“ Duh, mengapa sampai segitunya ? tanya Dani dengan nada kawatir.


“Kalaulah fiscal kita baik baik saja, engga mungkin BI pontang panting jaga kurs. Moneter kita tertekan itu akibat kerusakan fiscal era presidem sebelumnya dan memang tidak sederhana. Kita berdoa aja. Semoga Presiden Prabowo bisa atasi.” 


“ Lantas apa upaya pemerintah mengatasi itu ? Tanya danil lagi.


“ Ya upaya BI berjuang menjaga kurs Rupiah memang luar biasa.. Dari kemarin BI sudah masuk ke pasar dengan kekuatan penuh. BI masuk ke pasar spot valuta asing, lalu ke pasar nondeliverable-forward (NDF) domestik serta pasar Surat Berharga Negara (SBN). Ini berdarah darah. Karena memang udah ditunggu oleh para hedger. “ Kata saya. 


" Kan kita berhutang lewat SBN. Sebagian besar dikuasai pasar domestik.  Apa itu beresiko ? tanya Danil.


" Resiko atau tidak itu relatif. Karena esensinya SBN itu diterbitkan negara adalah sebagai alat investasi  selain produk pasar modal dan perbankan. Tentu tujuannya agar pendapatan berlebih masyarakat bisa diarahkan secara optimal bagi perekonomian nasional khususnya dalam investasi negara pada bidang pendidikan, riset dan tekhnologi serta pemberdayaan ekonomi bagi mereka yang tidak beruntung. Pada waktu bersamaan rakyat mendapatkan passive income dari kupon bunga SBN.


Yang terjadi di Indonesia itu tidak sesuai dengan esensi dari SBN. Tidak sesuai dengan teori dasar SBN. Mengapa ? nyatanya SBN yang beli bukan rakyat. Karena mayoritas rakyat bokek. Yang beli adalah Perbankan, BI dan Asing. BI kuasai SBN sebesar 28%. Sementara itu, kepemilikan SBN oleh perbankan sebesar 17,9%, asing atau non residents 17,9%, dan institusi keuangan non bank 36,1% seperti asuransi, dana pension.


Apa yang terjadi?. Peran BI seharusnya kan menjaga stabilitas moneter bukan sebagai investor. Dengan BI begitu besar membeli SBN, itu sudah rente sifatnya. Ekonomi rente itu boros. Tuh lihat, perbankan juga beli SBN. Harusnya dana perbankan itu disalurkan ke sector real agar ekonomi tumbuh. Kalau beli SBN juga. Lantas untuk apa bayar pejabat bank dan karywan bank mahal.


Dana pension itu harusnya di salurkan untuk creating new job, seperti  thematic bond. Mengapa ? Agar semakin banyak orang kerja dan semakin besar dana pension terkumpul sehingga punya kemampuan proteksi terhadap dunia usaha kalau terjadi krisis ekonomi. Sehingga tidak perlu ada PHK.


Nah kalau system moneter saja sudah rente atau berongkos mahal, maka fungsi sosial uang juga berkurang. Ini akan berdampak luas terhadap kebijakan negara. Hanya focus kepada bisnis yang non-tradable aja. Baik pemerintah maupun korporat hanya focus menarik rente lewat regulasi dan konsesi. trickle down effect tidak terjadi. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin blangsat. " Kata saya. Danil mengangguk dan terdiam cukup lama. Saya tunggu sambil seruput kopi.


“ Ale, seru Danil kemudian. “ Kamu kan tahu anak  bungsu saya." 


Saya mengangguk.


“ Dia kan anak angkat saya. Nah sejak dua tahun lalu suaminya kena PHK. Suaminya S2 dari PTN. Terakhir dia kerja sebagai Purchasing manager di pabrik “ kata Danil. Dia terdiam. Sepertinya ada yang ingin dia sampaikan. Tetapi dia tidak bisa teruskan. 


" Suaminya jadi driver ojol sekarang " Kata Danil dengan tetapan kosong.  Saya diam saja. Pertemuan itu berakhir.  Saya antar Danil sampai di lobi. 


***

Malamnya Danil IM saya. “ Ale, terimakasih.  Tadi Siska telp.  Suaminya sudah dihubungi oleh ibu Lina Dirut GI. Dia akan ikuti proses rekruitmen minggu depan. Rencana mau ditempatkan di Semarang. “


“ Moga sukses “ Reply saya.


Danil sebenarnya salah satu mentor saya dalam kehidupan ini. Kebaikannya kepada saya engga terhitung. Saya bangkrut tahun 93. Dia beri saya utangan di pabrik. Padahal resiko sangat besar kalau saya gagal bayar. Dia bisa dipecat. Tapi saya jaga kepercayaannya itu dengan baik. Dan lagi sikap dia membesarkan anak angkatnya tanpa mengubah agamanya itu sangat menginspirasi saya tetang agama. Kita memang berbeda agama tetapi kita dipersatukan oleh kemanusiaan.

Kuasai tambang tanpa resiko

  PE dari Kanada itu tidak ingin meeting di hotel bintang VI. Maunya ditempat terbuka. Saya tahu yang ingin ketemu saya itu Demis, dia pemai...