Saturday, November 19, 2022

Niat baik, jangan takut!

 


Sehabis rapat Project development group saya kembali ke kamar kerja. Saya melamun. Proyek Kawasan Industri ini adalah proyek  berskala international. Anggaran mencapai USD 8 mliar ( Rp 100 triliun lebih). Melibatkan konsorsium Jepang dan Korea. Pendanaan juga melibatkan 18 kreditur international. Dari segi marketing memang aman. Karena konsorsium Jepang dan Korea menyerap 100% kawasan industri. Namun dalam pembangunan kami menghadapi banyak masalah. Tekanan luar biasa. Apa saja?


Pertama, dari segi pendanaan terpaksa berganti skema di tengah jalan. Karena dapat tekanan dari pemerintah China untuk gunakan skema dalam negeri. Mengubahnya engga gampang. Ongkosnya mahal sekali. Belum lagi tingkat stress. Kedua, design berubah. Dari 70% kawasan industri dan 30% komersial. Dipaksa diubah jadi 40% komersial, Mengubah ini tidak mudah. Akibatnya terjadi perubahan stakeholder dan business model terhadap kawasan komersial. 


Saya melihat bahwa proyek ini sudah keluar dari visi saya. Saya harus mengembalikan posisi proyek ini kembali kepada visi saya. Tetapi bagaimana saya mengubahnya tanpa data valid adanya penyimpangan. Bukankah itu terjadi by process. Sudah biasa dalam proyek berskala besar.  Sementara keberadaan konsorsium sangat kuat mempengaruhi proyek ini. Maklum mereka undertaker market.  Saya engga mungkin jadi boneka konsorsium. Saya butuh kemitraan yang sejajar atas dasar respect. Ini perusahaan yang dirikan saya. Secara hukum saya yang bertanggung jawab kepada pemegang saham dan pemerintah.


***


Saya undang sahabat saya Esther makan malam. Saya ingin dengar pendapatnya. Karena dia salah satu sahabat saya yang selalu opisisi terhadap rencana bisnis saya.


" Lue engga tahu ya. Semua masalah yang elo hadapi, itu karena ada masalah dalam sistem management. Para eksekutif jebak elo dalam situasi to be or not to be. Itu karena lue terlalu lemah berhadapan dengan sistem. Tugas pemimpin itu bukan sekedar patuh kepada sistem, tetapi juga memperbaiki dan mempengaruhi terjadinya perubahan. Creatifitas tanpa keinginan berubah itu konyol. Perubahan tanpa tanpa kreatifitas itu bego. Paham elo. Walau elo jujur, tapi anak buah gampang mainin lue, tetap aja lue bego, kampungan. Beranilah! " Katanya. Saya menyimak. Kritik yang pedas, namun saya bersyukur ada yang kritik saya. Itu artinya dia peduli kepada saya. 


“ Dalam militer itu biasa terjadi. “ Kata Jenderal di China setelah saya curhat soal masalah proyek. Saya butuh advise. Dia sahabat saya. “Setiap serangan kolosal dengan target strategis pasti ada banyak masalah organisasi dan target.  Sumber masalah itu hanya ada pada Komandan lapangan. Tetapi kita tidak bisa menghukum dan memaksa mereka berubah kalau tidak ada data lengkap. Tetapi kita juga tidak bisa percaya begitu saja dengan mereka. Karena terbukti ada masalah. Dan mereka selalu punya alasan membela diri. 


Kamu bentuk aja team bayangan. Hanya kamu yang tahu team itu. Beri mereka akses dan kekuasaan. Gunakan sumber daya perusahaan untuk backup dia. Team itu harus high grade. Kalau di milter itu biasanya pasukan para komando yang punya talenta bidang sandiyudha, logistik, skill personal yang tinggi  dalam para tempur” Lanjutnya tersenyum. Walau penjelasannya sederhana tetapi masuk dalam otak saya. 


Saya membuat keputusan untuk membentuk team crisis. Saya minta HRD memberikan data staf inti dari seluruh group perusahaan. CV mereka saya pelototi satu persatu. Selama dua malam saya tidak tidur membaca setiap CV dan memiih mereka. Saya hanya perlu 8 orang anggota team. Terpilh 20 orang. Saya test sendiri. Test nya di kamar hotel Panthouse yang saya sewa khusus untuk wawancari itu. Semua kedatangan mereka  diatur oleh sekretaris saya. 


Seharian saya wawancarai merereka. Tapi belum memuaskan sesuai target saya. Padahal mereka itu calon prioritas yang saya pilih. Saya sudah hopeless. Ok saya lanjut dengan calon yang tersisa 11 orang.


“ Teguh chondro.” Tanya saya kepada calon anggota team, Dia orang Indonesia. Asal Semarang. Dia manager di anak perusahaan di KL. “Kamu orang indonesia? Tanya saya dalam bahasa indonesia.


“ Ya pak.” katanya dengan sikap sempurna.


Saya tatap lama dia. Dia tenang saja ketika saya tatap. Wah percaya dirinya tinggi sekali. Wajahnya tetap tersenyum. Padahal saya tatap dia dengan serius tanpa senyum.  Dari CV, dia lulusan PTN. indek prestasi dia biasa saja. Posisi dia sebagai Manager regional. Pasih bahasa inggris dan Mandarin.


“ Saya mau dengar pendapat kamu, soal ini” Kata saya menyerahkan dokumen. Dia baca. Saya mau lihat kemampuan dia menganalisa. Secepat apa dia bersikap. Kalau lewat 10 menit. Dia gagal. Ternyata kurang 10 menit dia sudah bersikap. Cara dia mengutarakannya juga cepat dan sangat taktis. Tidak bertele tele. Saya terkesima. Ini berlian yang tersembunyi di lingkungan Holding saya. Mengapa HRD tidak melihat berian ini. 


“ Kamu keluar. Temui Ibu Lena”  kata saya tersenyum. 


Kemudian masuk lagi calon team. Wanita. Insinyur dan dapat sertifikasi financial analisis. Dia berkarir di anak perusahaan di Boston USA,  bidang property. Dia lahir di Finlandia. Namun citizen AS. Usia diatas 30 tahun. Dia masuk ke ruangan saya dengan ringan. Tidak ada kesan dia tertekan berhadapan dengan CEO. Ini hebat. Dia punya percaya diri tinggi. Artinya dia punya standar yang kuat akan kompetensinya. 


Saya serahkan dokumen ke dia.” Baca ini dan saya ingin pendapat kamu. “ Kata saya. Dia baca seksama. Kalau belum 10 menit dia jawab. Dia gagal. Ternyata dia butuh 30 menit membaca dengan seksama. “ Ini secara tekhnis bagus. Tetapi sulit dilakukan untuk berhasil. Terlalu too good to be true.” Katanya. 


“ OK Sandra, kamu keluar. Temui ibu Lena” Kata saya. Demikian proses seleksi itu berlangsung sampai malam. Saya puas dapatkan 8 orang anggota team hebat. 2 wanita dan 6 pria. Mereka berasal, 3 dari China. 1 dari AS. 1 dari Rusia,  1 dari Swiss, 1 dari Jepang, 1 lagi dari Indonesia.


***

Besoknya saya ajak mereka yang 8 orang itu ke Macao. “ Kalian lihat Casino ini. Setiap hari ramai orang berjudi. Dipastikan lebih banyak yang kalah daripada yang menang. Mereka punya keberanian mengambil resiko walau mereka tahu pasti kalah.Tetapi casino tidak pernah kehilangan pelanggan. Selalu ramai yang datang. “ Kata saya. Mereka mendengar dengan seksama.


“ Tetapi tahukah kalian semua. Yang paling takut kalah itu adalah bandar atau pengelola Casino. Paradox kan. Karena rasa kawatir itulah, bandar membuat rencana secara detail segala galanya. Setiap sen uang dan personal mereka perhitungkan dengan teliti. Satu saja karyawan tidak jujur, bisa tekor bandar. Salah sedikit saja, bandar bisa dihabisi oleh pejudi. Maklum mereka yang datang berjudi itu semua punya mental predator kejam. Mereka siap mati karena mereka sangat mencintai hidup. “ Kata saya. Mereka mengangguk. 


“ Nah tugas kalian semua adalah evaluasi proyek Ginzou dari segala aspek. Beri saya rekomendasi apa yang terbaik.  Ingat, saya bukan pejudi tetapi bandar judi. Tugas kalian pastikan bandar tidak kalah dalam proyek. Paham!” Kata saya. Mereka mengangguk semua.


“Ada pertanyaan?


“ Siapa ketua team kami pak” Kata salah satu mereka. 


“ Kalian akan tinggal semalam di Macao. Nikmati kebersamaaan kalian. Pilihlah siapa yang jadi ketua team. Kalau besok kalian tidak bisa tentukan.  Kalian pulang ke rumah masing masing. Kalian gagal jadi team bayangan saya” Kata saya. Mereka saling pandang. Saya mau liat sikap mental mereka dalam kelompok. Kalau mereka gagal menetukan siapa yang pantas memimpin, artinya mereka lebih dungu dari domba.


Besok pagi waktu sarapan. Mereka datang ke table saya. “ Pak, kami sudah putuskan. Pak Teguh sebagai ketua team kami. “ Kata salah satu mereka. 


“ OK kerjalah. Laksanakan tugas dengan sebaik baiknya. Waktu kalian 3 bulan. Detail tugas kalian akan diberikan oleh sekretaris saya, ibu Lena. Apapun yang kalian perlukan dalam tugas, bicara kepada special asisten saya. Ibu Wenny. Paham” Kata saya tersenyum. Setelah sarapan pagi saya kembali ke Hong Kong.


***
Tiga bulan kurang seminggu. Teguh mewakili teamnya bertemu saya di Cafe di Seoul. Dia menyerahkan laporan. Ini hanya lima lembar. Detainya sudah diserahkan kepada Lena. Solusinya sangat taktis. Saya baca cepat, saya tersenyum puas. “ Good job, Teguh." Kata saya. Dia senang.


***

Saya panggil Lena dan James di kamar kerja saya.


“ Project manager bersama team project partnership bubarkan semua. Ganti team baru dengan spesifikasi yang saya tentukan. Wilson sebagai direktur pengambangan keluarkan. Skema bisnis model ubah.  40% kawasan kaveling komersial tidak dijual , tetapi kerjasama, sharing investment dengan pihak investor. Untuk itu proyek Ginzo jadi subholding membawahi anak perusahaan yang bermitra dengan investor kawasan komersial. Water treatment dan environment tidak lagi sebagai fasiltas kawasan, tetapi jadi  profit center bukan cost center. Itu dikelola anak perusahaan khusus.  Dan panggil rapat anggota konsorsium. Bilang kepada anggota konsorsium Jepang dan Korea , mereka tidak berhak menentukan design dan peruntukan kawasan komersial,.” Kata saya kepada James.


“ Kenapa boss” tanya James bingung.


“ Itu otoritas kita. Enak aja mereka mau dikte apa yang mereka mau. Kita lebih tahu bagaimana melayani mitra dan konsumen. Itu tidak boleh ragu. Sebagaimana tidak ragunya pemerintah memberikan izin konsesi kepada kita “ Kata saya tegas.


James terdiam dan nampak ragu. 


“ Kamu tahu, apa penyebab kekacauan selama ini yang kita hadapi ? tanya saya


“ Tidak tahu. Karena secara sistem nampak wajar saja. “ Jawab James bingung.


“ Itu karena para eksekutif bermain. Mereka punya kepentingan atas kawasan komersial itu. Mereka sengaja create kekacauan itu agar saya tergantung kepada mereka dan pihak konsorsium. Kalau saya ikuti, proyek ini dalam jangka pendek akan jebol dan akhirnya diakuisisi oleh anggota konsorsium. Reputasi saya hancur dan bukan tidak mungkin holding ini akan diakuisisi. Habis saya.” Kata saya.


“ Siap boss.”


“ Selanjutnya terapkan sistem Governance, Risk, dan Compliance. Gunakan IT system sehingga saya bisa monitor secara online dimanapun saya berada. Saya engga mau terulang lagi kasus yang sama dikemudian hari. Paham.” 


“ Siap boss.”


***


Setelah keputusan dibuat. Saya menghadapi tekanan luar biasa.  Wada masuk kamar kerja saya. “ Apa apaan kamu? seenaknya buat kebijakan. Semua investor Jepang dan Korea marah mereka. Jangan sok jagona kamu B, kamu nothing tampa mereka.” kata Wada dengan nada kesel. Tetapi saya santai saja. 


“ Kalau mereka tidak suka dan kecewa itu bukan masalah saya. Itu masalah mereka. Engga ada waktu saya ladenin. Mereka mau perang, saya ladenin.”


“ Yakin kamu bisa hadapi perang mereka? Emang kamu siapa? Teriak Wada.


“ Wada, satu satunya yang paling saya benci dalam hidup adalah dileverege orang lain. Apapun alasannya saya tolak dan siap berperang soal itu.  Saya engga peduli orang punya modal atau skill atau market, sekali mereka coba leverage saya, ya saya kick out. “ Kata saya tenang.


Wada terdiam dengan wajah kesal duduk di sofa. Saya dekati dia dan duduk disampingnya. “ Tahu mengapa ? saya yakin saya berniat baik dan bukan untuk kepentingan pribadi. Saya berusaha bersikap adil sejak dalam pikiran. Soal orang suka atau tidak suka, engga penting bagi saya. Kalau karena sikap itu saya harus kalah, ya kalah lebih baik daripada saya di leverage orang.” Lanjut saya.


Wada menoleh ke saya “ Tapi kalau mereka pengaruhi investor dan kreditur ? Tanya wada lagi. Dia mitra saya di holding.


“ Engga usah kawatir. Semua kreditur dan investor dukung saya. Itu berkat proposal saya yang didukung data valid dan rasional. Apa yang harus kita takutkan. Ini soal tanggung jawab saya kepada stakeholder, investor dan karyawan. Paham wada“


Wada akhirnya peluk saya. “ Terimakasih B. Saya hanya sekedar meyakinkan diri saya bahwa kamu sangat siap dengan segala resiko atas keputusan kamu. Nah sebagaimana biasa. Saya siap jadi panglima perang kalau memang harus perang dengan mereka. Steven juga siap dengan logistik, Richard juga. Ayolah kita mainkan. Hadapi tanpa takut dan tak terkalahkan “ Kata wada.  Saya senyum aja.


***


Lena masuk ke kamar kerja saya. “ Pak Teguh sudah datang. “ 


“ Suruh masuk”.


“ Terimakasih Mas. Sampaikan kepada anggota team kamu, terimakasih sebesar besarnya. Dengan ini team saya bubarkan. Semua anggota team dapat dana program dari HRD. Kalian boleh pilih mau ambil kuliah lagi atau kursus apa. Semua biaya kantor. Masing masing kalian dapat bonus dari Ibu Wenny.” Kata saya. 


“ Terimakasih pak. Saya mau ambil financial engineering di Harvard. “Katanya senang.


“ Bagus. Bawa juga keluarga kamu. Itu bukan hanya sekedar belajar tetapi juga cuti kantor atas biaya kantor.” kata saya.


“ Terimakasih, pak. Dua tahun cuti. Wah bapak baik banget. “ Katanya senang. “ Pak..” katanya nampak ragu.


“ Ya ada apa?


“ Apakah tidak lebih baik bapak sendiri bicara kepada teman teman saya. Karena semua ini bukan kerja saya,  tetapi kerja team. Kami kompak sekali pak. Walau setiap hari kami kurang tidur dan melakukan banyak traveling. Bertemu dengan stakeholder dan studi lapangan. Tiga bulan jauh dari keluarga. Tetapi kami enjoy pak. “Katanya dengan rendah hati. Jawa aslinya keluar. Tahu diri. 


“ Ya udah. “ 


“ Mereka ada di lobi.” Kata Teguh. Saya panggil lena. “ Temanin Teguh ke Lobi untuk panggil teman temannya ketemu saya.”  Tak berapa lama mereka datang ke kamar kerja saya. Setelah saya umumkan pembubaran team dan bonus. Salah satu mereka dari anak perusahaan di Guangxie berkata “ Izinkan saya mengundurkan diri pak.”


“ Kenapa?


“ Saya mau ikut program MT Holding. Karena dari semua anggota team, hanya saya yang tidak masuk lewat jalur MT." Katanya. Saya tahu dia pekerja lokal. Lolos sebagai karyawan lewat proses magang selama 1 tahun.


“ Kamu tahu resikonya kalau kamu gagal proses seleksi MT, kamu kehilangan pekerjaan sebelumnya. Tahu resikonya?”


“Tahu pak. Engga apa apa, saya siap bersaing.” Katanya. Saya tersenyum. Peluk dia. “ Kamu hebat Nak. Usia kamu baru 28 tahun. Nyali kamu luar biasa. Pasti orang tua kamu bangga dengan kamu” 

Teman temannya  tepuk tangan memberikan aplus akan tekadnya. Mereka 8 orang itu para pemberani dengan standar moral bagus, pekerja keras dan mereka sangat focus melaksanakan perintah CEO dan tahu kehormatan mereka ada pada kinerja. Bukan citra, jabatan atau bonus. SDM seperti inilah membuat saya tidak ragu terus ekspansi dan gali hutang terus. 

Friday, November 18, 2022

Kekuatan Cinta.

 





Sebelumnya wanita itu tidak berdiri di depan gerbang tapi dia duduk di pojok ruangan cafe itu bertemankan segelas soda sambil matanya menatap kearah pintu masuk. Setelah itu entah mengapa dia tak lagi di dalam cafe tapi berdiri diluar. Dari luar dia memandang kearah pintu cafe dengan pakaian lusuh. Setiap sabtu malam ,pengunjung cafe yang berada di jantung bisnis keuangan shanghai akan terbiasa melihat seorang wanita berdiri di depan pintu gerbang Cafe itu. Siapakah wanita itu. Tak banyak orang yang tahu. Para pengunjung tidak peduli dengan kehadiran wanita itu. Begitupula dengan saya.


Untuk kesekian kalinya aku kembali berkunjung ke Shanghai tapi wanita itu tidak nampak lagi di depan cafe. Pandangan mataku menyapu kesekitar gerbang cafe seakan mencari cari wnita itu. Dari pintu masuk, Wenny nampak melangkah ke arahku. Dia tersenyum cerah. “ Saya sudah bicara dengan pihak perusahaan Asuransi. Mereka setuju menempatkan portfolio investasinya dalam program asset Protection. Mereka minta premium 1% dari total yang di tempatkan." Katanya melaporkan proses pekerjaan yang saya tugaskan ke dia.


“ Thanks. Jadi Bond yang kita terbitkan lewat SPC di Swiss walau engga ada rating tetap bisa dijual melalui limited offer. Investor saya di Arab mau ambil bond itu. Saya berharap bulan depan, aksi akuisisi block City di Beijing dapat dilakukan.”


“ Mereka ingin ketemu kamu sebenarnya.” kata Wenny.


“ Mengapa ?


“ Karena bisnis yang kamu tawarkan sangat exciting. Apalagi skema risk management nya bagus sekali. Win win condition dan secure. Mereka juga sudah due diligent ke sana ke mari. Memang exit buyer kamu di Jepang itu sangat tinggi reputasinya. Jadi ini transaksi sangat aman.”


“ Ya udah. Setelah transaksi ini selesai. Atur saya ketemu dia. “


“ OK.” Kata Wenny. 


Block City di Beijing itu dimiliki oleh Perusahaan Korea. Mereka ingin keluar dari investasinya. Kami ikut dalam tender pembelian bock city itu. Dan menang. Pembiayaan didapat dengan skema penerbitan Bond melalui perusahaan cangkang. Jadi ini semacam sintetik bond. Namun karena tidak ada rating, kami menggunakan asset protection sebagai link note. Artinya kalau gagal bayar, maka asset protection ditukar dengan bond tersebut. Pihak asuransi juga tidak ada resiko walau mereka menjamin gagal bayar. Karena transaksi ini di backup dengan exit buyer yang solid. Perjanjiannya secure. Pembayaran dari exit buyer dikirim langsung kepada rekening yang ditunjuk oleh pihak Asuransi.  


Wenny perhatikan saya dengan tanda tanya. Karena setiap sebentar mataku  menyapu ke sekeliling cafe. 


“ Wanita itu tidak akan pernah lagi menunggu. “ Kata wenny


“ Siapa yang kamu maksud” tanyaku pura pura tidak tahu.


“ Wanita yang selalu ada di depan pintu gerbang cafe itu. Ya kan. Jangan boong. Aku ini wanita punya indra ke sepuluh tahu” Mata sipitnya berusaha melotot di depan wajahku.


“ Ya “ Aku bermerah wajah menahan malu.


“ Mau tahu mengapa wanita itu selalu di dekat pintu masuk ? tanyanya


“ Mengapa ? Aku penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang wanita itu.


“ Namanya Wang Nie. “ Wenny mengawali ceritanya. Dia kelahiran Xinjiang. Dengan berbekal ijazah Academy Bahasa , dia mengadu nasif di Shanghai. Memang Shanghai kota kapitalis yang bernaung dalam system komunis. Geliat kota Sanghai tak ubahnya Hong Kong, New York, Dubai. Semua orang berkompetisi. Begitulah yang dirasakan oleh Wang yang terjepit di antara arus kota cosmopolitan. Dia hanya bisa mendapatkan peluang sebagai SPG disalah satu Mall yang banyak tersebar di Shanghai. 


Kehidupan Wang berubah ketika berkenalan dengan pria berkembangsaan Amerika. Pria itu bekerja sebagai tenaga ahli disalah satu bank asing di Shanghai. Cinta mereka bertaut seakan tak terpisahkan. Wang pun pindah ke Apartement pria itu setelah menikah. Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sesaat. Tak lebih 1 tahun. Pria itu harus kembali ke Amerika. Mereka berpisah untuk janji akan berkumpul kembali.


Sebulan setelah kepergian Pria kekasihnya, Wang hamil. Seiring membesar kandungannya Wang terpaksa berhenti bekerja dan hidup dari bekal pemberian pria kekasihnya itu. Wang terus menanti dan berharap pria itu akan kembali kepadanya. Tak terbilang surat , kartu Pos, serta email dikirm. Namun balasan tak kunjung datang. Wang tak pernah putus asa. Dia tetap berprasangka baik bahwa kekasihnya akan datang menemuinya dengan cinta. 


Bayi cantik lahir dalam kesendirian tanpa suami pendamping di tengah kerasnya kehidupan kota shanghai. Wang harus berpikir untuk bertahan hidup sambil berharap suatu saat pria kekasihnya akan datang. Dia berusaha bekerja keras apa saja untuk bertahan hidup. Sampai batas dayanya, akhirnya dia harus menerima kenyataan untuk berpisah dengan putrinya.


Dengan langkah berat dia menyerahkan putri kecilnya kepada agent adopsi anak. Semua surat yang diperlukan untuk menyerahkan putri kecilnya dia tanda tangani. Tentu dengan airmata berurai melepaskan buah cinta kasihnya bersama pria kekasihnya. Itulah sisi lain betapa kejamnya kehidupan kota kapitalis. Wang merasakan itu namun dia berkayakinan itulah yang terbaik untuk putri kecilnya, untuk masa depan anaknya.


Wenny terdiam sebentar. Aku terharu mendengar cerita yang sangat menyentuh itu. “ Apakah Wang membenci pria itu ?


“ Wang tidak pernah membeci. Dia selalu mencintai pria itu. Dia berharap dan berharap suatu saat pria itu datang kepadanya. “


“ Untuk apalagi ? Bukankah buah cintanya dengan pria itu telah diberikan kepada orang lain. Apakah ada istri yang pantas disebut ibu untuk dicintai seperti Wang itu ? Tanyaku


“ Itulah persoalannya. Dia selalu menanti dan menanti”


“ Oh…” Aku tersekak. “ Lantas gimana kelanjutan ceritanya.


Wenny tersenyum melihatku penasaran. “ Lima tahun setelah dia menyerahkan putrinya kepada agent” lanjut cerita Weny. “Lima tahun pula setiap sabtu dia datang berkunjung ke caffee ini. Sampai pada batas di mana penantian itu ada akhirnya. Pria itu kembali ke Shanghai menemui Wang. Tapi tahukah kamu bahwa pria itu datang tidak sendirian tapi dia datang bersama istri yang dinikahinya di Amerika. Mereka datang ke Shanghai karena anak yang di adobsi melalui agent di AS , ternyata DNA anak itu sama dengan DNA pria itu. 


Aku tersentak. “ Bagaimana mungkin? Ini miracle. Suatu kebetulan yang langka.” Kataku.

 

“ Tahukah kamu ada miliaran sperma yang berjuang melintasi kanal uterus untuk sampai ke ovarium membuahi ovum. Tapi hanya satu yang berhasil. Dari satu inilah terjadi proses pembetukan manusia di dalam rahim ibu. Begitupula ada puluhan juta anak ditawarkan untuk di adobsi oleh agent tapi hanya satu jatuh kepelukan orang tua angkat, yang ternyata adalah putrinya sendiri. 


Tidak ada yang luar biasa soal itu. Yang luar biasa adalah proses terbentuknya manusia. Itulah yang miracle tapi banyak orang lupa bahwa keberadaannya sebagai mahkluk memang miracle. Itulah kehebatan Tuhan yang tak tertandingi oleh apapun.”


“ Dan karena itulah , Pria itu berusaha untuk bertemu kembali dengan Wang?. Tanya ku. “ Lantas setelah mereka bertemu ? Aku penasaran.


“ Wang hanya inginkan maaf dari pria itu. Hanya itu. “


” Hanya itu ???


“ ya!”


“ Mengapa Wang tidak marah kepada pria brengsek itu? Kataku kesal.


“ Bagi Wang, tidak ada yang perlu dimarahi atau disesali terhadap pria itu. Ketika dia mencintai pria itu, dia tidak berharap banyak seperti cinta yang kita persepsikan selama ini, yang selalu meminta. Baginya anugrah cinta pria itu lebih dari cukup yang harus disyukurinya. Kegagalannya menjaga anak buah cinta mereka itulah yang membuat dia merasa bersalah dan berdosa. Dia hanya inginkan maaf. “


“ Apakah pria itu memaafkan Wang?


“ Tentu memaafkan.


“ Terus”


“ Bagi Wang Nie, semua sudah usai. Dia tidak sedih bila pria itu mengaku telah menikah dan kini anaknya ada dalam pelukan pria itu lewat proses miracle. Dia mengikhlaskan pria itu untuk kembali ke negerinya bersama anaknya serta istrinya.


“ Power of love” kataku singkat.


“ Tepat sekali. Cinta bukanlah soal mimiliki tapi adalah memberikan sesuatu yang pada waktu berasamaan kita sangat menginginkannya. Bertemu karena Tuhan, berpisahpun karena Tuhan. Mengapa ini semua terjadi, itupun rahasia Tuhan. Tak cukup akal untuk menjelaskan itu semua.  Semua orang melewati takdirnya masing masing dan Wang sadar itulah kini yang terbaik baginya untuk sepatah kata tentang Cinta.” Kata Wenny dengan mata sipitnya yang menari nari melihat kedalam mata saya untuk mencoba menyatukan kata katanya dengan bahasa oralnya. Untuk saya pahami, tentunya. "


“ Semua wanita , mempunyai kekuatan cinta lebih dibandingkan pria.” kataku.


Setelah usai bersantai di cafe itu,  aku kembali bertanya” Bagaimana kamu bisa tahu kisah wanita itu." Wenny tersenyum sambil berkata “ Pada acara talk about the love di Radio. Mungkin karena setiap hari sabtu dia datang ke Cafe ini mengundang perhatian orang banyak. Salah satunya adalah petugas Radio yang merasa pantas mengajaknya berdialogh dalam acara menjelang pagi”


“ Oh I see. Dan mengapa wanita itu selalu menanti di cafe ini? Tanyaku  lagi.


“ Karena di cafe inilah Pria itu pernah berjanji akan kembali untuk Wang. Dan Wang percaya. Akhirnya mereka bertemu disini”


" Dan.."


" Ah. Sudahlah. Capek jawab pertanyaan kamu. Nih, udah malam. Besok harus kerja. Dan lagi wanita itu berkat kisahnya di radio membuat salah satu pria muda kaya raya di Shanghai tersentuh dan akhirnya menikahinya. " kata Wenny dengan tersenyum dan mengajakku berlalu dari cafe itu. " Pastikan kamu jangan hamil. OK! Kataku tersenyum dan Wenny tabok bahu saya dengan tertawa. " no worry everything under control, secure all the time."


Shanghai winter 2010.




Wednesday, November 16, 2022

Jalan terjal untuk Anies.

 






Sesuai janji dengan Ira aku harus menemuinya di Cafe bilangan Sudirman jam 4 sore. ‘ Aku mau ketemu bukan minta di traktir makan dan minum gratis. Tapi ada informasi yang mungkin perlu untuk bisnis kamu” Katanya via short message. Aku senyum aja. Kalau aku selalu traktir dia  di cafe bukan berarti aku menggoda dan memanjakannya. Tetapi aku suka menjadi sahabatnya. Usia kami sama. Walau kami berlatar belakang pendidikan berbeda dan profesi berbeda. Namun Ira tidak merasa rendah berteman denganku yang hanya tamatan SMA. Dia juga tidak risih kala tahu aku  pembisnis yang tidak punya standar moral seperti dia mau. Dari itu kami bersahabat lebih dari 20 tahun.


Ira pernah jadi anggota DPR era Soeharto. Mungkin termasuk anggota termuda. Pernah aku menantinya di tempat parkir belakang Gedung Senayan. Dia melangkah cepat kearah keadaraanku dan membuka pintu belakang dengan cepat. Tanpa malu dia buka jas partainya dan ganti baju di depanku. Kulitnya mulus dan payudaranya padat. Aku tersenyum “ kenapa ? kamu horny ? katanya dengan tersenyum


“ Ya engga. Aku hanya bayangin. Ada anggota Dewan habis rapat masuk ke dalam kendaraanku, buka baju setengah bugil.”


“ Eh jelek.” katanya memukul bahuku. “ Aku ogah pakai jaket ini dekat dengan kamu.”kata Ira memasukan jacket ke dalam tasnya.


Belakangan aku dapat kabar darinya bahwa ada pria yang melamarnya. Aku dan istri datang di pesta perkawinannya. Setahun menikah, Ira hamil. Putranya lahir tepat sehari kejatuhan Soeharto. Setahun setelah itu atau tepatnya tahun 1999, Ira ikut suaminya pindah ke AS. Karena suaminya memang ekpatriat TNC bidang oil and gas. Aku dapat kabar, Ira sempat ambil PHD di harvard. Tiga tahun ira kembali ke Jakarta bersama putranya. Rumah tangganya kandas. Aku tidak bertanya lebih jauh. Yang jelas, setelah itu Ira tidak pernah menikah lagi.


Saat aku masuk cafe, Ira sudah ada di table. Aku menghampirinya dengan tersenyum. “ Kok telat ? katanya menyambutku denga kening berkerut.


“ Aku sholat ashar dulu” kataku duduk di sampingnya.


“ Ini kamu baca. “Katanya menyerahkan notepad nya kepadaku. AKu tahu Ira tidak mau email karena mungkin file ini rahasia. Aku baca file itu dengan seksama. Sempat mengerutkan kening.


“ Fenomena Anies ini tidak akan terjadi kalau tidak ada keterlibatan asing. Ini berkaitan dengan perang asimetris. Peran IDFC dalam proses suksesi kepemimpinan di Indonesia sangat significant.  Ingat engga tahun 2020 Pompeo Menlu AS berkunjung dan berpidato di PBNU. Sepertinya ada agenda besar mempersatukan islam tradisional dan islam konservatif dalam konteks politik. Itu sama saja dengan PKS dan PKB. Kalau itu bisa bersatu, itu akan jadi kekuatan politik modern berbasis sekterian. Sangat efektif menjadikan Indonesia kekuatan yang diperhitungkan secara global dan regional " kata Ira.


“ Ah IDFC itu berbeda dengan OPIC. Dulu AS punya USAID, OPIC yang memang suka intervensi politik secara tidak langsung lewat program pembinaan kepada ormas dan LSM dalam rangka membangun demokratisasi. Mereka terlibat membiayai RUU yang pro demokrasi dan neoliberal. Tetapi sejak era Obama, USAID dan OPIC sudah dimerger kedalam IDFC. Nah tentu paradigma AS terhadap program internationalisasi dan demokratisasi juga berubah. Mereka gunakan pengaruh Konglomerat financial menjadikan ESG sebagai standar investasi. Menggunakan soft power, lewat kebijakan tarif  perdagangan dan financial kepada negara yang jadi targetnya. Mereka juga menggunakan lembaga multilaterail seperti WTO, WHO, IMF dan World bank untuk mempengaruhi kebijakan suatu negara. Itu memang efektif.


“ Jadi menurut kamu analisa geopolitik ini tidak masuk akal? Kata Ira merujuk file yang dia punya.


“ Secara akademis bisa saja masuk akal. Tetapi dalam sistem demokrasi yang serba terbuka, proses politik tidak kaku. Tidak berada di ruang hampa. Politik jadi sangat dinamis dan cair. Tidak ada yang pasti. Semua bisa berubah kapan saja. Yang punya kepentingan terhadap indonesia bukan hanya AS tetapi juga China.”


“ Tapi Ale, kamu harus tahu. Sepertinya ada agenda besar di luar yang kita pahami. Ini sudah  by design sejak tahun 2020. Dibalik Anies ada agenda besar untuk perubahan. Kebetulan situasi selama Jokowi berkuasa menjadi pemicu dan fuel perubahan. Gerakan dari mereka yang bosan dengan oligarki politik, yang hanya membesarkan oligarki bisnis. “ Kata Ira.


“ Sebenarnya narasi politik soal ketidak adilan dan perubahan itu absurd. “ Kata saya.


“ Tetapi ketika dia bersanding dengan gerakan agama yang merasa diperlakukan tidak adil oleh penguasa, maka itu sudah jadi gerakan apocalipso. Itu bahaya kalau tidak  segera diantisipasi secara politik. “ kata Ira.


Aku menyimak. 


“ Harus segera diantisipasi gerakan ini sebelum mencapai tahun Pemilu. “ Kata Ira serius.


“ Caranya ?


“ Ya tidak bisa dengan kekerasan atau represif. Anies tidak bisa dibendung. Membendung Anies dengan rekayasa politik dan hukum justru sama saja melemparkan bensin ke  tengah api kecil. TNI dan POLRi tidak akan all out terlibat memproteksi kalau itu murni gerakan politik. Apalagi pencapresan Anies itu legal. Walau tidak cukup suara presidential threshold,  namun hak Nasdem mencalonkan Anies itu dilindungi UU. Surya Paloh cerdas dan dia dididik oleh Golkar. Sangat paham bermain, terutama soal perang asimetris. Network nya luas sekali. Maklum dia berbisnis oil and gas yang berafiliasi dengan TNC AS . “ Kata Ira.


“ Ini sudah diantisipasi oleh Jokowi sejak tahun lalu. Makanya dia berusaha membangun dialogh antara elite partai. Ya terkesan cawe cawe. Tapi tujuannya mulia.  Ya harus ada upaya dialogh antar sesama elite. Untuk menemukan akar masalah secara akal sehat. Tentu mereka harus kepala dingin. Utamakan semangat persatuan nasional. Apalagi tahun depan resesi global akan melanda. Tentu tidak elok bila keadaan politik tidak stabil. “ Kata saya.


“ Jadi..” lanjut Ira. 


“ Pontesi benturan antara pendukung  Ganjar dan Anies itu adalah bagian dari perang asimetris. Itulah perang proxy, lewat sosial media, data survey, pengamat, influencer. Itu yang harus diantisipasi Jokowi. Soal siapa menang, serahkan kepada rakyat yang memilih.” Kata saya


“ Makanya dengan bergabungnya Cak Imin sebagai pasangan Anies, ini bisa meredam polarisasi. PKB punya cara jenial mengantisipasi gerakan islam radikal. Itu sudah terbukti dalam beberapa kali pemilu. PKB digaris depan mengawal pluralisime. Tentu ini ada peran PDIP dan Jokowi menggiring Cak Imin berpasangan dengan Anies. Setidaknya Pemilu 2024 nanti akan adem. Resiko polarisasi yang dikawatirkan dengan tampilnya Anies pada Pilpres tidak akan terjadi. Tapi karena itu daya magnit Anies tidak lagi efektif. Itu resiko politik Anies. Kemungkinan menang kecil. ” Kata Ira.


“ Ale, kekuatan dollar kita didukung oleh The Fed lewat Repo Line., Kalau AS mau bikin repot kita, tidak sulit mereka jatuhkan kurs rupiah seperti tahun 1998. Kan kamu pernah cerita itu” Kata Ira dengan kawatir


“ Soal repo Line dari the Fed,  BI sudah antisipasi dengan menerbitkan SRBI. Pertengahan bulan septermber 2023 akan terbit. Itu efektif menggantikan skema Repoline the fed.  Jadi amanlah” Kata saya. 


Pandangan saya tertuju kepada table arah jam 3.  Ada wanita melambaikan tangan ke arah saya. Saya tersenyum. Dia mendekati table saya. " B, apa kabar. Tadi saya ragu mau tegur. Ternyata dugaan saya tepat. " katanya. 


" ira kenalkan " Kata saya kenalkan wanita itu. " Ini Caroline,   teman lama saya. Dia  berkeja di lembaga multilateral di bawah PBB.  Terakhir posnya  di KL. “ ira menyalami hangat Caroline


" Sejak kapan pindah ke pos Jakarta." Tanya saya. 


" Tiga bulan lalu. Sebelumnya saya kembai ke pos saya di New York. Setelah itu dikirim bertugas ke Jakarta. " Katanya. 


" Oh i see "


" Eh kamu masih di UNF ? Terakhir kamu direktur untuk Asia kan. " Tanya Caroline. Saya lirik Ira sempat terkejut ketika mendengar pertanyaan itu.


" Udah lama engga. Tahun 2013 terakhir. Sekarang focus bisnis saja."


" Ok Lanjut ya. Saya pamit dulu. Sehat selalu ya B." Kata Caroline pergi ke table nya.


“ Ale siapa kamu sebenarnya? Apa ada lagi rahasia tentang kamu yang tidak saya ketahui? tanya Ira dengan wajah cemberut. “ Jangan jangan Caroline termasuk wanita korban PHP kamu juga ya?


" Saya bukan siapa siapa, Ira. Saya hanya pedagang." kata saya mengarahkan pandangan ketempat lain. " Mengapa ada pria yang pernah lihat tubuh saya tetapi tetap saja misteri bagi saya. " katanya merengut. Dan tak lama dia pergi tampa pamit. Duh salah lagi. Ya udah. Biarkan Ira dengan dirinya. Nanti dia pasti akan kembali kepada saya. Kami sudah menua. 

Jalan menemukan rizki...

  “ Ale, bosoboklah kita” kata Mardi lewat SMS kemarin. Walau kami jarang sekali bertemu. Mungkin setahun belum tentu ketemu. Kami saling ma...