Aku terima pesan lewat text message “ Jangan lupa telp aku kalau ada trip ke Dubai. Aku ingin bicara tentang hubunganku dengan Abi. “ Katanya. Aku pastikan akan datang ke Dubai dari Hong Kong. Shakespeare and Co Al Zorah cafe adalah tempat pavorit yang biasa kita ketemu. Setidaknya inilah tempat kali pertama kita bertemu. Memang belum lama waktu yang kita lalui bersama. Tapi itu sudah cukup untuk membuat kita seperti teman lama yang tiba-tiba bertemu secara tak sengaja di tempat yang tak pernah direncanakan. Sebelum bertemu, Aku tahu lelaki yang kamu panggil Abi karena perbedaan usia membuatmu lebih sesuai menjadi anaknya. Dia adalah atasanmu di sebuah perusahaan trading di Dubai. Dia memperlakukanmu seperti anak, meskipun sudah memiliki empat anak perempuan di rumahnya di Abudabi.
Abi memanjakanmu dengan semua kelebihan yang dimilikinya. Kalau ada tanggal merah terutama di akhir pekan, dia mengajakmu berlibur ke London, Paris, Swiss. Namun Abi berjanji akan membawamu ke Bali nanti. “Aku akan membawamu ke Bali. Katahnya itu sorga kecil di dunia,” kata Abi kepadamu dan aku mendengarkannya dari bibirmu. Kamu pun bahagia, setidaknya sampai saat itu.
Abi memberikan semua yang tidak kamu dapatkan di rumah. Sebagai balasannya kamu memberikan semua yang kamu miliki termasuk kehormatanmu. “Abi akan menjadi suamiku. Aku tak peduli jadi istri kedua, itu hanya masalah angka. Aku ingin memiliki anak dari Abi.”
“ Abi telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. “ Katamu ketika kita bertemu kembali. Aku berusaha untuk menentramkan hatimu dengan meremas jemarimu.
“ Sebaiknya kamu kembali ke Kiev. Mungkin aku bisa bantu kamu cari pekerjaan baru” Kataku. Dia memelukku. Kami bersediam. Aku bisa merasakan kesedihanmu karena kehilangan impian.
“ Benar kata kamu. Hanya masalah waktu itu akan terjadi. “
“ Apa maksudmu ?
“ Abi terpaksa melepaskan aku karena perusahaan tradingnya yang biasa melayani kontrak dengan perusahaan minyak terpaksa tutup. Penyebabnya harga minyak terus jatuh. Ini bukan hanya terjadi pada Abi, juga terjadi bagi banyak perusahaan yang berafiliasi dengan business minyak. Tahun ini di perkirakan ada 1 juta ekspatriat angkat kaki dari Saudi. Karena perusahaan tidak mampu lagi membayar gaji mereka. Entah apa yang akan terjadi dengan Saudi berikutnya. Masalahnya mereka tidak terbiasa di tantang dengan masalah besar. Mereka biasa hidup manja. Menganggap berkah minyak akan terus terjadi selamanya sampai hari kiamat.” Katamu.
“ Bukankah, Saudi telah mengeluarkan rencana transformasi nasional yang di kenal dengan VISI 2030. Ini langkah hebat untuk merampingkan birokrasi, meningkatkan investasi swasta, mengurangi pengangguran dan tentu untuk mengurangi ketergantung anggaran nasional dari minyak” Kataku.
“ Benar. Tapi aku tidak yakin Kerajaan Arab serius mau melakukan Visi 2030 itu. Berita media massa tidak seperti yang sebenarnya terjadi. “
“ Apa yang sebenarnya terjadi “ Kataku mengerutkan kening. Kamupun mulai bercerita banyak hal tentang kedekatan Abi dengan elite Politik di Saudi. Dari mu kutahu semua hal tentang Abi dan bisnis networknya. Singkatnya semua mitra strategis Abi tidak lagi tertarik berbisnis dengan Abi. Ini masalah peluang bisnis minyak yang memang tidak lagi glamour seperti sebelumnya. Saudi akan focus kepada ekonomi wisata dan industri. Era Minyak akan closed file. Itu masalah waktu. Pasti terjadi.
“ Cobalah kamu bayangkan. Mental bangsa Arab ini sulit dipahami oleh kita yang terbiasa menyelesaikan masalah dengan kreatifitas. Apalagi bagi kita yang terbiasa menghadapi tantangan dengan keterbatasan sumber daya. Itu semakin sulit kita pahami. Abi itu sangat baik. Dia tidak nampak stress setiap hari padahal bisnisnya miliaran dollar. Waktunya sepertiga habis dengan sholat dan kumpul dengan teman temannya. Sepertiga lagi pesta atau memanjakan diri. Sepertiganya lagi dia tidur. Hampir semua orang kaya Arab ya seperti Abi itu. Mereka sangat percaya keberkahan rezeki itu karena rahmat Tuhan yang sengaja memanjakan mereka di Dunia. Hanya karena mereka percaya sebagai pewaris sunnah Rasul.
Aku rasa inilah yang sebetulnya sebagai proses kutukan kepada generasi Saudi berikutnya. Kekayaan SDA berupa minya membuat mereka menjadi generasi lemah. Padahal kehidupan era sekarang penuh dengan kompetisi karena sumber daya semakin terbatas dan penduduk dunia terus bertambah.” Katamu dengan panjang lebar. Aku mencoba memahaminya. Mungkin kamu sedang berada dalam situasi harus berpikir melihat gelombang laut menerpamu. Kapal oleng. Karena Abi meninggalkanmu.
Malam itu pertemuan kita usai setelah menjelang dini hari. Aku mengantar kamu sampai pintu apartemen. “ kapan rencana pulang ke Hong Kong ? Katamu. Aku hanya mengangkat bahu karena tidak tahu pasti kapan urusanku selesai di Dubai. Seperti biasa, dengan halus aku menolak untuk kopi yang kamu tawarkan. Karena harus segera kembali ke hotel.
***
Pria itu berkepala botak dengan setelan jas mahal. Hidungnya agak besar. Berusia diatas 50 tahun. Namanya Abdul. “ Saya sudah buka harga melalui agent saya. Apakah kamu bisa terima.” Katanya. Saya hanya tersenyum seraya merekam wajahnya” Saya tidak ada waktu. Saya ingin cut loss segera. Mungkin menikmati hidup dengan rezeki tersisa lebih baik daripada pusing memikirkan ketidak pastian ekonomi. Masa depan sulit diramalkan. “ Katanya dengan bahasa inggeris sempurna.
“ Saya hanya akan menilai real asset seperti kapal dan bunker yang ada di Nanning, Turki dan Ukraina. Selebihnya tidak ada nilai. “
“ Tapi reputasi perusahaan saya sebagia trader kelas dunia dan pengalaman puluhan tahun, apakah itu tidak ada nilainya”
“ Saya tidak dalam posisi membeli reputasi dan pengalaman perusahaan anda, Saya hanya butuh assetnya. Due diligent 2 bulan, kita financial clossing. Bisa di terima?
Pria botak itu nampak menahan nafas dengan tatapan mata elang menghujam kearahku. Aku hanya tersenyum dengan perasaan rilex dalam suasana nyaman Palm Jumeriah Frond O hotel.
“ Baik. Deal ! “ Kata pria botak itu. Aku berdiri segera menyalaminya.
“ Saya pastikan besok kita selesaikan Master purchase agreement dengan sekalian good fund sebagai jaminan proses transaksi akan selesai sesuai jadwal. “ Kataku dan dia menyambut hangat walau nampak tersirat di wajahnya tak ikhlas dengan deal ini. Aku mengajak pria itu ke restoran yang telah disiapkan oleh petugas Hotel. Tentu santapan malam berkelas sekalian merayakan deal yang memuaskan.
***
Sebelum kembali ke Hongkong, Kamu menghubungiku kembali. “ Apakah mungkin kita bisa bertemu lagi ? Aku segera mengiyakan. Tentu tempatnya adalah Cafe dimana kami biasa bertemu. Sambil menanti jam kedatangnya , aku melamun jauh sejak perkenalan dengan kamu. Dari mu aku mendapatkan informasi banyak hal tentang Abdul, sang Abi.
Kamu datang juga dengan senyum menawan. Dengan ringan tubuhmu menghempas ke sofa empuk di sampingku. Terasa lembut aroma Parfume mewah dari tubuhmu. “ Tadi Abi sempat telp aku. Katanya dia tidak bisa memberi apapun karena dia menjual perusahaan dengan rugi. Deal dengan investor sudah terjadi hari ini. “
“ Oh Ya. Apakah dia cerita soal deal itu ?
“ Tidak. Abi hanya bilang investornya dari Indonesia.”
“ Oh ok.”
“ Menurut Abi keadaan di Saudi sekarang nampak tenang namun bagaikan api dalam sekam. Apalagi devisa terus tergerus. Difisit anggaran semakin besar. Hutang semakin besar digali demi visi Saudi ke depan. Entahlah, ika agenda reformasi gagal untuk mencapai tujuannya, cerita lama berulang. Naik dan kemudian jatuh, hilang di telan sejarah.”
“ Dan akan selalu ada solusi dari Tuhan. Tidak perlu terlalu kawatir karena setiap perubahan itu tandanya kehidupan masih terus berlanjut. Hanya keadaan yang berubah, substansinya tetap sama. Orang cerdas yang selamat dan yang bodoh terjerambab.“ Kataku.
Kamu merebahkan kepalamu ke bahuku. “ Tuhan memberikan cobaan dalam bentuk apa saja. Ada dengan kekurangan dan ada juga dengan kelebihan. Tapi apapun itu kalau kita tidak bisa mengambil hikmah disetiap cobaan itu maka cobaan itu akan jadi kutukan. Rakyat dan Elite saudi harus menyadari kekeliruan mereka selama ini. Dimana kemelimpahan pendapatan dari minyak tidak digunakan mereka untuk mandiri di bidang tekhnologi yang bisa merubah peradaban lebih baik. Kemanjaan mereka membuat mereka terlena dan lupa bahwa setiap pesta pasti ada akhirnya. Dan perubahan adalah keniscayaan. Saatnya mereka harus berdamai dengan kenyataan dan mulailah jadikan cobaan itu sebagai awal untuk berubah dengan etos kerja hebat seperti rakya China, disiplin seperti Jepang dan cerdas seperti Eropa dan Amerika. Bukankah agama seharusnya membuat orang hebat, bukannya hidup dalam kemalasan dan menganggap kemelimpahan sumber daya alam itu gratis tanpa pertanggungan jawab dari Tuhan “ Katamu.
Kubelai kepalamu seraya berkata “ Dan kamu juga harus menyadarinya. Ambil hikmah pertemuan denga Abi. Kemelimpahan harta dan uang didapat dengan cara mudah itu, bagaimanapun salah. Abi bukanlah financial resource mu.Tapi sikap hidup positiplah yang menjadi satu satunya berkah bahwa Tuhan ciptakan kamu begitu istimewa. Pulanglah ke Kiev. ”
***
Kiev musim dingin, kamu datang menemuiku di hotel. “ Terimakasih. Aku kembali kerja di Dubai. Rencana tahun 2017. Di tempat yang sama. Aku ingat semua nasehat kamu. Kerja keras dan kerja cerdas. “
Ketika melangkah menyusuri trotoar, kamu mencubit lenganku “ ternyata kamu yang ambil alih perusahaan Abi. “
“ Maafkan aku. Terimakasih untuk bantuannya. Informasi dari kamu sangat membantu aku memenangkan deal dengan dia. “
“ Dari awal aku sudah curiga terhadap kamu. Dan kecurigaanku terbukti bahwa kamu bukan penakluk wanita tapi pemain yang pandai memanfaatkan wanita dan uang untuk kekuasaan..”
“ Apa yang membuat kamu benar benar curiga”
“ Kamu tidak pernah terpancing untuk meniduriku. Padahal aku sangat ingin. Tapi aku harus akui, kamu memang pemain watak dan tahu membuat wanita begitu percaya kepadamu. Dan ternyata semua itu hanya bisnis bagimu “ Katamu mencubit lenganku. Malam di Kiev terasa dingin sekali dan aku selalu rindu untuk pulang.***
No comments:
Post a Comment