Sunday, April 30, 2023

Hamka yang saya tahu




Hari minggu saya membawa istri dan dua cucu saya nonton film " Buya Hamka. " Bagi saya. Sosok Hamka adalah inspirasi saya. Nenek saya (Nurbaya Gani Amrullah) dari garis ibu, satu kakek lain nenek dengan HAMKA. Kakek mereka bernama Syeikh Muhammad Amrullah Tuanku Abdullah Saleh. Keturunan dari Arab. Ayah Nenek saya bernama Gani Amrullah. Ayah Hamka bernama Abdul Karim Amrullah, dikenal sebagai ulama besar di era itu. Di makkah dia satu tempat mondok dengan Kh Ahmad Dahlan ( Darwis) dan Hasim Ashari.  Jadi baik Abdul Karim Amrullah, Hasim Ashari maupun Darwis  belajar pada tokoh  pembaharu  islam, Syekh Ahmad Khatib al-minangkabawi. Saat itu Syekh Ahmad juga imam besar Masjidil Haram. Sepulang dari Makkah, tahun 1912 Darwis mendirikan Muhammadiah. Karim Amrulah hadir pada pembukaannya. Tahun 1926 Hasim Ashari mendirikan NU. Amrullah dan Darwis memberi dukungan dengan hadir pada acara pembukaan.


Tahun 1950 papa dikirim ayahnya ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah. Maklum saat itu Kakek saya termasuk orang kaya. Yang antar sepupunya. Oleh sepupunya, papa dititipkan di rumah Hamka di kawasan Sawah besar Jakarta. Saat itu HAMKA baru setahun pindah dari Medan. Namun tidak lama tinggal sama Hamka. Kakek saya beli rumah di Kawasan Tanah Sereal ( Belakang Gajah Mada ). Oleh kakek saya iparnya yang supir angkot beristri orang sunda tinggal di Jakarta, diminta untuk menemani papa saya tinggal di rumah itu. Walau hanya beberapa bulan tinggal sama Hamka. Papa sangat mengagumi HAMKA secara personal. Dari Papa saya sering dapat cerita tetang disiplin HAMKA terutama soal sholat. Kesetiaan kepada istri dan bertanggung jawab kepada anak. Hidup tanpa prasangka buruk kepada siapapun.


*** 


Masa kecil dan remaja.

Masa kecil HAMKA bernama Malik. Dia tidak terdidik baik oleh Ayahnya. Karena sebagai ulama, Ayahnya sering berpergian untuk berdakwah dan juga berniaga. Usia 12 tahun. Ayah Hamka bercerai dengan Ibunya. Anak dan harta dikuasai Istri. Begitu adat Minang. Hamka dibesarkan dan dididik oleh kakak dan adik ibunya. Ya paman pamannya. Makanya masa kecil ABG Malik tidak belajar Agama. Tapi belajar Silat. Malik memang pandekar Silat yang disegani di Kampungnya. Dia memang nakal namun tidak jahat. Dia jago berkuda. Makanya dia sering jadi joki balap kuda.


Setelah ibu Malik menikah lagi dan pindah ke Medan. Malik tidak mau tinggal dengan ayah tirinya. Dia memilih tinggal dengan ayahnya di Padang Panjang. Namun tak lama kemudian, Ayah Malik menikah lagi. Tamat sekolah Sumatera Thawalib Padang Panjang. Malik memutuskan pergi merantau ke Jawa. Ia menumpang di rumah Marah Intan sesama perantau Minang dan bertemu adik ayahnya, Jafar Amrullah di Yogyakarta. Pamannya itu membawanya ke tempat Ki Bagus Hadikusumo untuk belajar tafsir Al-Qur'an. 


Dari Ki Bagus, Malik mengenal Sarekat Islam dan bergabung menjadi anggota. Melalui kursus-kursus yang diadakan Sarekat Islam, ia menerima ide-ide tentang gerakan sosial dan politik. Gurunya waktu itu adalah Tjokroaminoto dan Suryopranoto. Malik mengikuti kelas dengan tekun, sering bertanya dan menyalin pelajaran yang didapatnya. Karenanya Tjokro mengagumi kecerdasannya, Hanya setahun tinggal di Jawa.  Pada tahun 1925 ia kembali ke Padang Panjang dan mulai mencoba menjadi seorang pengarang. Karya pertamanya berjudul Si Sabariah (1926). Tahun 1927 Malik pergi Ke Makkah untuk menunaikan Ibadah Haji. Tapi termasuk nekat. Tanpa uang cukup. Dia perlu setengah tahun di Makkah sebagai koresponden harian Pelita Andalas dan sekaligus memperlancar bahasa Arabnya. 


Sepulang dari Makkah tahun 1929  atau usia 21 tahun, dia menikah dengan anak pamannya, Siti Raham. Dia tidak punya skill lain untuk hidup kecuali menulis sastra dan jurnalistik. Saat itu hidup sebagai penulis sekaligus sebagai jurnalis tidak mudah.  Memang dukungan istri dari anak pamannya itu luar biasa membuat Malik tetap tangguh sebagai penulis dan juga pejuang nasionalisme.


Menjadi Ulama, sastrawan dan pejuang.

Setelah menikah, tahun 1932 Malik pindah ke Makasar. Dia dipercayai sebagai mubalig oleh Pimpinan Muhammdiah. Maklum orang percaya Malik putra dari ulama besar, tentu ilmunya juga pasti luas seperti ayahnya. Padahal tidak demikian. Nah saat itulah Malik terpacu untuk belajar otodidak agama islam secara luas. Tentu tidak sulit.  Disamping penguasaan bahasa Arab nya bagus dan belajar selama di Jawa, juga didukung latar belakang sekolah agama selama 7 tahun di Diniyah dan Tawalif Padang Panjang. Sekolah yang didirikan oleh ayahnya itu menerapkan metode belajar-mengajar  seperti metode yang digunakan di sekolah-sekolah agama di Mesir. Bahkan, buku-buku dan kurikulumnya pun disesuaikan dengan buku-buku dan kurikulum yang digunakan di sekolah Al-Azhar, Mesir. Gelar doktor ayahnya memang berasal dari sekolah Al-Azhar, Mesir. Kebiasaan membaca dan belajar otodidak itu terus dipupuknya tiada henti sampai ajal menjemput tahun 1981.


Tahun 1934 Malik kembali ke Medan. Bersama dengan M. Yunan Nasution di Medan, ia memimpin majalah mingguan Pedoman Masyarakat. Pada majalah itu dimuat cerita bersambung di bawah Lindungan Ka’bah dan Tengelamnya Kapal Kapal Van der Wijck.  Jadi populer. Saat itu juga nama panggilan Malik digantinya dengan HAMKA.  Tapi karena tulisan HAMKA di Pedoman Masyakarat sering mengkritik Belanda, akhirnya majalah itu dibredel.  HAMKA tetap aktif di pergerakan Muhammadiah. 


Berkenalan dengan Soekarno.

Tahun 1941 dalam muktamar Muhamamdiah, HAMKA berkenalan dengan Soekarno di Yogyakarta. Soekarno terkesan sekali dengan  wawasan Hamka. Sebaliknya HAMKA juga mengagumi Soekarno sebagai tokoh besar pergerakan kemerdekaan Indonesia. Makanya pada saat Soekarno diasingkan ke Bengkulu. Soekarno  minta kepada Oei Tjing Hin, Konsul Muhammadiyah Bengkulu, agar membawa Hamka bertemu dengannya di Bengkulu. Itu bisa dimengerti. Mereka sama sama satu chemistry. Keduanya terinspirasi dengan politik pegerakan Islam HOS Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim.


Saat Jepang masuk dan Belanda terusir dari Indonesia. Jepang beri dia jabatan pada 1944 sebagai anggota Sangi Kai Syu, semacam Dewan Perwakilan. Tentu ada alasan mengapa dia setuju. Dia percaya pada janji Jepang untuk memberikan kemerdakaan kepada Indonesia. Dan tentu berharap Jepang tidak membubarkan Muhammadiyah. Namun, karena sikap akomodatif untuk bekerjasama dengan penjajah Jepang, Hamka, seperti halnya Soekarno dan Mohammad Hatta akhirnya dituduh sebagai kolaborator oleh kelompok revolusioner, salah satunya adalah Sutan Syahrir.


Setelah Jepang jatuh dan Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan  Soekarno dan Hatta pada 17 agustus 1945. Setelah itu Tentara sekutu pemenang perang dunia kedua, ingin mengembalikan Indonesia kepada Belanda. HAMKA memilih masuk hutan bergrilya melawan agresi Belanda itu. Padahal tahun 1946 Soekarno sebagai presiden minta Hamka pindah ke Jakarta. Tetapi, Agresi Pertama pada 1947 membuat ajakan Sukarno tertunda. Satu tahun kemudian, Sukarno mengunjungi Hamka di Buktitinggi, Sumatra Barat. Dalam lawatannya itu, Hamka menghadiahkan Bung Karno sebuah puisi berjudul "Sansai juga aku kesudahannya”. Hamka benar-benar hijrah ke Jakarta pada 1949, setelah penyerahan kedaulatan. Ia memboyong keluarganya ke Ibu Kota.


Di Jakarta HAMKA bekerja sebagai pegawai pemerintah di Departemen Agama, pada saat yang sama dia terjun dalam kancah politik. Ia bergabung dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menginginkan perjuangan Islam melalui mekanisme konstitusional. Namun,  Soekarno meminta para pegawai untuk memilih tetap menjadi pegawai atau anggota partai. Dia memilih jadi anggota Partai. Pada pemilihan umum 1955, ia terpilih sebagai anggota Dewan Konstituante mewakili Jawa Tengah. Dalam sidang-sidang Konstituante, ia menyampaikan pidato tentang bahasa, hak-hak azasi manusia, dan dasar negara. Hamka tampil sebagai salah seorang penanggap pidato Presiden Soekarno berjudul "Republika" (yang mengajak kembali ke UUD 1945 dan ide "kabinet kaki empat"). Ia menolak gagasan Presiden Soekarno yang akan menerapkan Demokrasi Terpimpin. Karir politik berakhir sejak konstituante dibubarkan Soekano.


Di tangkap tanpa diadili.

Bung Karno itu cerdas dalam berjuang menegakan persatuan dan kesatuan Indoneasia. Namun sebagai manusia tentu dia tidak sempurna, misal melodrama revolusi. Terutama selama periode Demokrasi Terpimpin. Kadang langkah Bung Karno memimpin tak jarang memancing kritik. Sebenarnya bukan Soekarno anti kritik. Tapi maklum pembisik utama adalah PKI yang saat itu ada di ring 1 kekuasaan Presiden. Semua tahu hubungan PKI dan Masyumi tidak harmonis dan saling ceriga. Disinilah fitnah dan adu domba antara Soekarno dan rekan seperjuangannya terus ditiupkan. Akhirnya rekan Bung Karno semasa perjuangan: Natsir dan Sutan Sjahrir dan lainnya dipenjara karena kritik. “Salah satu cara rezim Soekarno untuk melumpuhkan lawan-lawan politiknya ialah memenjarakan mereka, baik yang turut dalam pemberontakan daerah maupun yang bukan selama beberapa tahun tanpa proses pengadilan,” ujar Ahmad Syafii Maarif dalam buku Percaturan Islam dan Politik (2021).


Majalah besutan Buya Hamka, Panji Masyarakat, misalnya. Majalah dwi mingguan itu diberedel pemerintah Orde Lama pada 1960. Dianggap keras mengkritik Soekarno. Kemudian, Buya Hamka selaku petinggi majalah ikut ditahan beberapa tahun setelahnya, atau pada 27 Januari 1964. Hamka di penjara  atas tuduhan kejahatan subversif. Ia dianggap memiliki rencana jahat membunuh Soekarno. Kan aneh tuduhannya. Engga rasional. Mana mungkin ulama tega membunuh pemimpinnya, apalagi sahabatnya sendiri. Itulah Politik.  Nama Hamka dihancurkan, perekonomiannya dimiskinkan, kariernya dimatikan dan buku-bukunya dilarang beredar sejak itu. Kali ini hanya Ummi Siti Raham sangat luar biasa setia dan tanggunnya mendampingi HAMKA.


Setelah Hamka dibebaskan dari Penjara. Apakah HAMKA dendam dengan Soekarno.? Apalagi dia bebas saat Soekarno jatuh dan PKI digulung. Hamka tidak dendam sama sekali. Dia terlalu cerdas membedakan antara politik dan personal. Bagaimanapun politik tetaplah politik. Perbedaan itu biasa saja. Tetapi persahabatan dan silihturahim tidak boleh putus. Buktinya, saat Sekjen Departemen Agama dan Mayjen Soeryo, ajudan Presiden Soeharto, datang ke rumah Hamka membawa pesan dari keluarga Soekarno pada 16 Juni 1970. Pesannya, Buya Hamka dengan sangat hormat diminta mengimami shalat jenazah Soekarno.


Tanpa pikir panjang, HAMKA kemudian melayat ke Wisma Yaso, tempat jenazah Bung Karno disemayamkan. Sesuai wasiat Soekarno, Buya Hamka pun memimpin shalat jenazah mantan presiden yang pernah menjebloskannya ke penjara itu. Hamka bahkan memuji Soekarno yang membangun Masjid Baitul Rahim di Istana Negara dan Masjid Istiqlal.


''Saya tidak pernah dendam kepada orang yang pernah menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa itu semua merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan kitab tafsir Alquran 30 juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk menyelesaikan pekerjaan itu…,'' kata Buya Hamka.


Bagaimana dengan Pramoedia Anatoer  pimpinan Lekra PKI yang sering memfitnah Buya HAMKA. Tetap saja HAMKA tidak dendam. Bahkan saat orde baru melarang semua tulisan Pramoedia, justru HAMKA tidak sependapat. Karena filsafat hidup Buya Hamka adalah cinta. ''Kalau tidak suka pada isi sebuah buku, jangan buku itu dilarang, tapi tandingi dengan menulis buku pula, kata beliau,'' tulis Taufiq Ismail menceritakan sosok Buya Hamka dalam pengantar buku Ayah. HAMKA tutup usia tahun 1981, pada usia 73 tahun. Meninggalkan 10 anak, Zaky, Rusydi, Fakhri, Azizah, Irfan, Aliyah, Fathiyah, Hilmi, Afif, dan Syakib. Ia ulama yang rendah hati dan pejuang tanpa berharap jabatan dan tanpa mengejar kekayaan.

Friday, April 14, 2023

Karena rente, sulit untuk berubah..

 





Saya baca SMS dari Ira. Itu sudah kesepuluh kali dia kirim SMS. Tapi tidak pernah saya response. Karena saat itu saya sedang focus menghadapi masalah bisnis. Akhirnya saya telp dia. “ Honey, apa kabar ? Kata saya mengawali salam saat dia terima telp : Hallo


“ Ngapain lue telp gua. Memang kalau perempuan udah nenek nenek engga lagi menarik, bahkan sekedar membalas SMS pun tak lagi bergairah.” Katanya terdengar ketus diseberang.


“ Duh segitunya ngambek. Gua kangen lue omelin gua. Ketemu ya” 


“ Ya udah. Lue datang aja ke kantor gua sore. Karena sore gua dampingi UKM dan Koperasi untuk deal dengan investor asing” kata Ira. “ Mau ! Lanjutnya.


“Siap “ Kata saya. 


Sore saya datang ke kantor Ira di Sudirman. Dia sambut saya dengan ceria. Engga lagi terkesan ngambek. “ Langsung ke ruang meeting aja. Kita lagi dengar presentasi potensi Alga dan jahe di Daerah” katanya. Saya ikut aja. Duh lihat bokong Ira dari belakang dan caranya jalan.Engga terkesan dia udah kepala 6. Masih lincah dan bergairah. Dia memang well educated dan gaya hidup dengan standar yang sehat. Tidak makan daging merah dan hanya makan sayur. Rajin konsumsi madu.


Di ruang meeting saya dapati ada pria  India dan wanita China. Mereka wakil dari investor. Dan presentasi sedang berlangsung tentang potensi sumbe daya daerah.  Saya menyimak saja. Data yang dipaparkan sangat akademis. Lengkap dengan sumber data dan dukungan analisa yang hebat. Singkatnya kalau berdasarkan data,  maka  peluang membangun Pabrik ginger extract dan ginger oil serta bioetanol dari Alga sangat mendukung. 


Setelah presentasi, pria india itu berkata kepada team Ira. “ Berdasarkan data presentasi tadi, kami hanya melihat potensi ekonomi tapi bukan potensi bisnis.  Apalagi dikaitkan dengan peluang investasi untuk downstream Ginjer dan Alga. “ 


“ Maksud anda dengan potensi business itu apa ? tanya Ira mengerutkan kening.


“ Business process yang berkaitan dengan pengadaan alga dan jahe. “ Kata Wanita China.


“ Ya Alga dari laut dan jahe dari kebun. Lahan tersedia untuk tanam jahe dan daerah pesisir yang bersih juga tersedia untuk budidaya alga. Apalagi. Kan tinggal kerja “ Kata team Ira.


“ Ya benar. Bagaimana proses nya agar Alga dan Jahe bisa datang ke pabrik. Itu yang ingin kami ketahui. Dari sana kami bisa tahu apakah layak dibangun industri.”  Kata pria India.


“ Oh itu mudah. Kalau ada uang, tentu tidak ada yang sulit. Masyarakat tinggal digerakan.” kata team Ira yang dari daerah.


Mereka yang mewakili investor terdiam dan saling pandang.  Selang beberapa menit kemudian mereka berdua berdiri dan tersenyum. “ Permisi kami masih ada janji ketemu dengan ralasi kami. Terimakasih untuk presentasinya.” kata Pria India. Mereka berdua berjalan ke arah pintu ruang meeting. Mereka yang hadir di ruang meeting itu terdiam semua. Ira antar tamunya sampai pintu lift. Setelah itu dia kembali lagi ke ruang meeting.


“ Ale, kenapa selalu investor tidak tertarik investasi di Indonesia. Padahal sumber daya kita sangat besar. Peluang bangun agro industri yang high tech terbuka lebar. Mengapa ? Tanya Ira. Saya senyum aja. Karena sulit menjelaskan kepada orang yang mindset nya masih serba tergantung kepada sumber daya alam. Belum berpikir secara industri, apalagi supply chain industry. 


“ Ale please jelaskan. Kamu kan praktisi. Sudut pandang kamu sangat diperlukan, “


Akhirnya saya tergugah untuk menjelaskan secara sederhana. “ OK. Kata saya seraya menghela napas. 

“ Ale mending lue bicara pakai white board. Arahkan kami semua” kata ira. Duh ini kan kantor konsultan yang berafiiasi dengan NGO international. Pastilah semua teamnya adalah tenaga riset yang hebat. Tapi oklah saya coba jelaskan dengan cara saya.


“ Mereka yang datang itu adalah investor langsung, bukan broker. Umumnya mereka dapatkan dana investasi dari investor institusi. Nah SOP investasi itu sudah ada. Sangat ketat sekali standar kepatuhannya. Misal kalau mereka mau investasi industri agro untuk mendukung supply chain industri, maka itu skalanya bukan lokal tetapi international. Otomatis yang mereka perlukan adalah mitra yang punya visi supply chain industri.” Kata saya.


“Apa yang dimaksud dengan visi supply chain industri itu ? Tanya Ira.


“  Nah visi itu bisa dilihat dari business process. Bagaimana stuktur organisasi pengadaan dan budidaya alga dan jahe di derah. Bagaimana organisasi itu memanfaatkan tekhnologi dan modal dan SDM. Bagaimana logistiknya. Bagaimana ekosistem financial yang ada untuk mendukung proses produksi jahe dan alga. “ Kata saya.


“Wah itu rumit Ale. Seharusnya investor yang bina aja. Mereka tinggal ngikut aja“ Kata Ira.


“ Tugas membina itu adalah negara atau pemerintah dan masyarakat terpelajar seperti LSM. Mana bisa diharapkan dari investor asing “ Kata saya.


“ Terus gimana solusinya ? Kejar Ira.


“ Ya ..”  Saya tidak sanggup lanjutkan kata kata saya. Saya terdiam seraya menatap mereka semua. “ Ale apa ? terus aja ngomong.” Desak Ira.


“ Ya beri aja investor konsesi lahan untuk tanam jahe dan izin pemanfaatan pesisir pantai untuk budidaya alga. Rakyat dan masyarakat jadi pekerja saja.” Kata saya. 


“ OH engga ada masalah pak. “ kata salah satu pengusaha wakil daerah yang hadir dalam rapat itu. “ Kami siap jadi mitra. Sediakan lahan dan perizinan. “ Lanjutnya.


Saya tersenyum.


“ Engga usah kawatir, Kami punya koneksi kuat dengan penguasa.  Soal izin dan dapatkan lahan  mudah. Yang penting investor komit beli saham kami setelah izin semua lengkap. Tapi kamik tetap dapat minimal 10% saham goodwill “ katanya provokasi saya.  


Saya termenung.


Sikap pengusaha daerah ini percis sama dengan pengusaha daerah yang punya SDA tambang nikel dan batubara. Mereka punya IUP tapi yang dapatkan manfaat adalah investor asing. Dulu era Orba, waktu program PIR diperkenalkan Soeharto untuk budidaya Sawit, Model bisnis ini sangat marak terjadi. Umumnya pengusaha lokal hanya jadi kepanjangan tangan dari investor Singapore dan Malaysia. Mereka hanya mengandalkan kedekatan dengan penguasa. Yang mendapatkan nilai tambah dan laba berlipat hanyalah investor asing. 


Indonesia hanya kebagian kerusakan lingkungan dan  pengaruh sosial yang buruk. Apa itu ? lahirnya Middle class yang lemah berinovasi dan kreatifitas dalam proses produksi dan kompetisi. Mereka sudah terlanjur menikmati penghasilan too good to be true, walau itu bersumber dari transaksi ilegal. Mereka tidak peduli. Baik pengusaha maupun ASN sama sama terjebak kehidupan middle class yang hedonisme. Bayangkan, bagaimana nasip masa depan bangsa ini bila kelas menengahnya seperti itu. High Class nya tentu lebih buruk lagi.


Pembangunan bergerak ke depan tapi proses pemiskinan terus terjadi. Walau ekspor melimpah, namun DHE sebagian besar di luar negeri. Walau PDB tinggi tapi rasio terhadap Kredit dan DPK masih dibawah 100%. Kita punya SDA berupa nikel, batubara, bouksit dan lain lain. Mengapa negara tidak sediakan pusat logistik dan smelter dalam satu kawasan Ekonomi khusus, sehingga negara bisa kontrol sumber daya dan lingkungan. Kalau ekspor semua berasal dari kawasan khusus, tentu mudah mengontrol pemasukan devisa.


Begitu luasnya lahan Sawit. Anehnya kita engga punya pusat downstream seperti Malaysia. Akibatnya harga komoditas CPO tergantung market malaysia dan sebagian besar perusahaam CPO terdaftar di Singapore. Jutaan hektar lahan kita di-leverage mereka di Singapore dan uangnya dipakai untuk kendalikan sumber daya kita. Kan lucu. Kan bego..Begitu besar potensi terabaikan. Karena sumber daya besar yang menikmati hanya seglitintir saja. 


“ Wah..” Kata Ira membuat saya terkejut dari lamunan. “  kalau gitu, kapan kita bisa mandiri. Selamanya kita hanya jadi jongos atas sumber daya yang kita miliki “ Kata Ira dengan raut sedih.


“ Ya itulah realita bangsa kita. “ Kata saya.


“ Mengapa ?


“ Karena sistem pembelajaran di sekolah yang tidak melahirkan kreatifitas dan rasa hormat. Lihatlah fakta, semua lulusan sarjana berharap jadi pekerja daripada wirausaha. Karena sistem pendidikan tidak mendidik kreatifitas dan etos kerja. Lihatlah korban investasi bodong dan Asuransi Link. Itu jumlahnya besar sekali. Itu fakta bahwa kelas menengah kita mudah terjebak jadi korban dan disisi lain hobi menjebak orang lain jadi korban.” Kata saya. Ira terdiam.


“  Bangsa ini sakit Ira, Kita tidak sedang baik baik saja” Kata saya dengan suara lirih. Mereka semua terdiam.


***

Malamnya saya janjian dengan  Ira makan malam di Cafe di SCBD. Jarak dengan kantornya hanya 5 menit jalan kaki. 


“ Ale, coba jelaskan ke gua. Gimana caranya agar petani itu berdaya.” Tanya ira. Masih penasaran dia kiranya.


“ Ini adalah pusat logistik produk pertanian di China. Luasnya 27 hektar. “ kata saya memperlihat photo lewat gadget. “ Pusat logistik ini dilengkapi dengan gudang bertekhnologi lindung kualitas seperti mesin pendingin, mesin pengering, mesin packing nitrogen. Ia menampung beragam produk pertanian seperti bahan rempah, cabe, buah buahan, bijian, umbian. Member yang terlibat adalah petani, pedagang, pabrikan. Untuk menjamin likuiditas, Resi Gudang sebagai bukti penitipan barang bisa diperjual belikan di market secara OTC. Sistem juga dilengkapi mekanisme transaksi opsi.


Kontrak opsi menawarkan kepada pembeli opsi untuk membeli satu unit lagi produk pertanian segar pada hari tertentu dengan harga exercise yang telah dinegosiasikan sebelumnya dengan syarat membayar premi opsi kepada pemasok sebelumnya. Kontrak ini membawa secara fleksibel kepada pembeli tanpa merugikan pemasok.  Disamping itu juga dilelangkapi dengan fintech yang memungkinkan petani dapat pinjaman tunai tanpa harus menjual barangnya ketika harga jatuh.


“ Apa dampaknya dengan adanya pusat logistik itu? Tanya ira.


“ Industri pengolahan pertanian berkembang pesat. Petani dapat jaminan pasar. Perhatikan keterkaitannya. Para pabrikan dapat kepastian pasokan dari pusat logistik. Pabrik sauce, powder chilly, makanan kemasan, buah kemasan, minuman ringan, pharmasi, herbal dan lain lain semua berkembang berkat tersedianya sistem pasokan bahan baku yang solid. Dan sistem logistik yang didukung ekosistem financial dan market. Demikianlah bisnis process produk pertanian yang berkelanjutan. Tidak ada rentenir, tidak ada tengkulak, tidak ada permainan harga. Ketika panen petani penentu harga dan jual. Patokan international price.” Kata saya


“ Wow..Hebat sekali. Tentu hanya yang mau kerja keras berhak kaya. Rente kelaut aja. “ Kata ira terpukau. “ Di Indonesia memang sulit diterapkan sistem seperti itu. Padahal kita udah ada UU RSG. Karena political will tentang produktifitas hanya sebatas retorika saja. Akibat tidak adanya ekosistem logistik ini, terjadi pemborosan sekitar  20-25%  dari PDB. Itu semua income yang dipenggal oleh adanya rente dan yang dikorbankan adalah sektor produsi termasuk petani dan nelayan. Industri tidak tumbuh bahkan terjadi deindustrialisasi.  Sulit untuk berubah. Karena poltik diongkosi oleh rente. Masa depen yang tidak menjanjikan kecuali kerusakan“ Kata Ira dengan suara lirih.


Kita membangun selalu melihat ke luar. Tidak bergerak sesuai kemistri kita. Bayangin aja. Kita ikutan arus bisnis IT. Tapi bukan dimanfaatkan untuk terjadinya trasformasi ekonomi malah sibuk kembangkan bisnis di hilir, unicorn. Semenetara yang di hulu seperti insfrastruktur jaringan tergantung kepada asing. Engga sedikit uang dibuang untuk unicorn. Kalaulah dana itu disalurkan kepada kekuatan ekonomi berbasis agro, itu sama saja dengan membuat puluhan industri vegacab atau bahan baku kapsul dari rumput laut yang harganya per kg USD 500. Engga kehitung berapa juta nelayan dan UKM bisa makmur.


Kita punya kekuatan bisnis informal rumah tangga yang sangat besar. Ini jaring pengaman sosial terbesar. Mengapa negara tidak sediakan ekosistem bisnis dengan didukung sistem stokis dan supply chain untuk retail market berskala nasional. Sehingga bisa mudah diakses oleh pedagang rumahan. Tidak perlu ada hegemoni bisnis retail modern yang dikuasai korporat. Tapi dengan lemahnya negara dalam mengawal keadilan tataniaga, tak terbilang bisnis rumahan yang tutup karena kehadiran 3 retail modern di seluruh Indonesia. " Kata saya.


Ira terkejut. Karena dua orang investor yang tadi meeting di kantornya datang ke table saya bersama satu orang.


“ Loh kan tadi mereka meeting di kantor saya. Kok kamu pura pura engga kenal ? Kata Ira dengan mengerutkan kening.


" Mereka berdua kebetulan adalah staf dari SIDC yang ditugaskan menjajaki investasi di Indonesia. Saya baru tahu tadi waktu dapat telp dari perwakilan SIDC di Jakarta. Mereka minta ketemu saya. Karena mereka mau pamit dengan saya sebelum besok pulang “  Kata saya.  Wajah ira langsung berubah. “ Ah sudahlah, Kamu terus boongin saya. Tega lue ! Teriak Ira. Dia langsung pergi ninggalin saya seorang.

Saturday, April 08, 2023

Emas dan uang kotor

 



Hai Din. I would like to discuss with you.  Is it possible to meet you “ terdengar suara diseberang telp selularnya. Itu suara Erwin sahabat lama udin. 

“  Is it a business? Tanya Udin ingin pastikan

“ Maybe it could be business.  Is it possible to meet you? kata Erwin. Walau berat tetapi Udin sanggupi.


Sebenarnya Udin malas bertemu dengan Erwin. Dia orang Eropa namun bekerja sebagai financial advisory pada Aset Management group di Jakarta.  Udin ingat beberapa tahun lalu pernah dihubungi oleh Erwin di Hong Kong. “ Din, you are experienced in OTC gold trading. I know that. Ahmed in Dubai and Chang in Beijing told me about you. You have an extensive gold business network. So now I have a business scheme that you might be interested in. And I'm sure you will... Let's work together. “ Erwin provokasi Udin. Tapi Udin menolak.


Memang Udin pernah berbisnis OTC emas. Dia ingat. Kali pertama dia terjun ke dunia OTC.  Pada satu sore tahun 2010 di Hong Kong, Udin bertemu dengan teman dari London. “ Saya punya teman di Afrika. Mereka mau jual emas. Kamu ada lawannya? Katanya. Udin tahu ini bisnis pencucian uang. Emas dapat digunakan dalam semua 3 layering Pencucian Uang. Baik itu Placement atau layering , atau Integrasi. Yang punya emas pasti penguasa di Afrika. Memang memindahkan aset ke tempat lain dengan mudah, tentu menggunakan emas. Karena emas sama dengan uang tunai. Likuiditasnya kuat. Di samping itu perdagangannya bisa dilakukan secara OTC.


Tapi teman ini minta bukti Udin punya financial capability untuk membayar. Udin serahkan bukti bank draft dari Bank di DMCC (Dubai Multy Commodity Center) atas nama Ale investment Corp. Izin mendirikan bisnis perdagangan emas UEA sangat mudah. Engga banyak document compliance. Misalnya, tidak diwajibkan kita menyerahkan asal usul emas. Tidak perlu ada certificate origin dan audit surveyor pihak ketiga. Lawannya selalu ada tersedia. Dengan dokumen BL/ AB saja udah jadi uang.


Setelah dia verifikasi bank draft itu. Valid. Mereka kontrak. Ternyata penjualnya perusahaan yang terdaftar di negara bebas pajak. Benar kan. Bagaimana transaksinya? Pembayaran setelah cargo sampai di Dubai. Emas dikirim dengan pesawat cargo yang Udin tunjuk. Setelah cargo masuk ke dalam pesawat. Anak buah Udin kirim airbill via fax. Dengan Airbill itu Udin jual cash on bill kepada pembeli di Dubai. Setelah Cargo sampai di Dubai, Udin bayar emas itu kepada penjual di Afrika ke rekening  di negara bebas pajak. Udin dapat 10% dari harga market setelah dipotong pajak penjualan.


Modus itu udin lakukan berkali kali. Sampai akhirnya tahun 2018 Udin keluar dari bisnis trading emas itu. Karena Udin dapat informasi dari teman di OECD dan London Bullion Market Association (LBMA bahwa Dubai masuk dalam radar Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) International. Perusahaan Udin yang terdaftar atas nama Ale Investment di Dubai, Udin tutup. Tahun 2018 juga Udin akuisisi perusahaan trading emas yang terdaftar di Hangseng Hong Kong. Pada tahun yang sama, entity Trading emas right issue untuk akuisisi tambang emas di TZN.


Pada tahun 2019, di Singapore Udin dapat tawaran yang sama untuk trading emas dengan menjadikan indonesia sebagai landing dan refinery. Karena katanya indonesia membuka peluang impor emas yang belum di refinery. Dan standar AML juga longgar. Tapi Udin tolak. Padahal sebelumnya sejak tahun 2009 paska kejatuhan Lehman memang banyak trader pasar gelap emas sudah jadikan indonesia sebagai landing. Maklum likuiditas emas kencang. Uang haram banyak di Indonesia. Siap beli berapa aja emas.  Tapi Udin sudah tidak lagi berbisnis dengan modus semacam itu.


Udin setuju untuk bertemu Erwin di Singapore. Udin memilih tempat di cafe yang ada di Ritz.  “ My business is in Jakarta but I live in Singapore.  I go back to Singapore once a week “ kata Erwin mengawali pembicaraan. “ Lama ya kita tidak ketemu. Terakhir ketemu tahun 2019.” Lanjut Erwin. Bagaimanapun bagi Udin itu hanya sekedar ramah tamah. Biasa saja. Erwin memang broker dan jago financial arranger.  Jadi wajar saja gayanya seperti salesman.


“ Din, kata Erwin yang sepertinya mulai masuk ke pokok persoalan. “ Sudah tahu kan berita sekian ratus triliun transaksi yang mencurigakan. “  Udin mengangguk dan siap menyimak.


“  OTC emas hanya skema. Untuk menyamarkan asal usul uang,  seperti penyeludupan tambang dan mineral lewat manipulasi invoice dan dokumen pengapalan. Termasuk juga bisnis rente jual beli konsesi bisnis dibawah tangan dan menggandakan quota impor lewat lagi lagi manipulasi dokument. Tentu juga uang dari bisnis drugs. Semua itu terjadi karena longgarnya sistem pengawasan dan rusaknya moral aparatur pemerintah. “ Kata Erwin. Apa yang disampaikan Erwin itu bukan rahasia. Semua pengusaha kalangan atas di dalam maupun luar negeri paham itu. Udin masih menanti apa usulan bisnis yang hendak ditawarkan Erwin.  Udin engga ada waktu dengar omong kosong ini.


“ Ini ada ratusan rekening” kata Erwin perlihatkan dokumen digital lewat Bookmac nya. Udin melirik saja. Engga antusias untuk bertanya kebenaran informasi itu.” Semua rekening itu sekarang di block oleh otoritas AS. Maklum rekening itu bermata uang dollar. Tidak sulit bagi Amerika untuk tahu asal usul uang dan memblocknya. FIU dapatkan informasi kan dari AS. Dan sekarang Pemerintah ditekan oleh FATF untuk mengusutnya secara projustia. Tapi masalahnya, pemerintah tidak punya UU yang cukup untuk menangkap pelaku pencucian uang dan pasti gagal sita uang itu.  Dan karena itu FATF punya alasan memblock uang itu. “ Erwin berhenti sejenak. Sepertinya dia  memikirkan sesuatu.


“ Din, apa kamu bisa utilize rekening yang di block itu?  Saya dengar ada dua fund manager yang terlibat mengatur rekening itu. Dari teman di New York, saya tahu kamu kenal dengan salah satu fund manager itu. Coba kamu pikirkan apakah bisa dijadikan bisnis, informasi ini” Kata Erwin. Udin terdiam seraya menatap Erwin. Dia menggelengkan kepala “ I don't want to touch this business. But I will think about it. ” Kata Udin dengan suara datar. Erwin tidak mau melanjutkan pembicaraan. Dia tahu kalau Udin sudah bersikap. Tidak ada lagi ruang untuk provoke.


***

Keesokan harinya setelah bertemu dengan Erwin, Udin bertemu dengan Sobarin. Hubungan persahabatan antara udin dan Sobarin sudah terjalin lama. Namun tidak ada bisnis diantara mereka. Udin sebagai pengusaha yang mengelola investment holding. Sementara Sobarin bisnisnya tidak jelas tapi dia tajir. Udin tahu itu karena Sobarin punya koneksi luas di kalangan elite dan aparat TNI, Polri. Apapun bisa diaturnya termasuk kasus hukum, mungkin itu sumber uang yang tak nampak namun mudah. Udin perlu informasi dari Sobarin. Ya informasi remang remang yang biasa dibicarakan secara bisik bisik. Setidaknya dengan informasi ini, Udin bisa bersikap jelas terhadap proposal Erwin.


Mereka buka puasa bersama di restoran bilangan Sudirman. “ Anda tahu, " Kata Sobarin saat buka puasa minum cincau dengan gula merah. "  LBP itu adalah ketua dewan penasehat Golkar. Menko Perekomian adalah Airlangga, juga adalah Ketua Umum Golkar. LBP sendiri dikenal sebagai menteri segala urusan. Begitu besar kepercayaan Jokowi kepada LBP. Dan menteri yang mengkoordinir, Kementerian keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Pertanian. ESDM, PUPR, itu dipercayakan kepada Airlangga, ketua Umum Golkar.  Praktis kebijakan bidang sospolbud pemerintahan tidak bisa lepas dari pengaruh kuat dari Golkar. Apalagi ketua umum Nasdem dan Gerindra kan alumni Golkar.  Ketua MPR dan DPD itu semua didikan Golkar. Jadi walau warna berbeda, mindset Golkar tidak hilang. Singkatnya politik negeri ini ya politik Golkar. 


Sejak reformasi, Golkar sadar bahwa mereka tidak bisa melawan PDIP dan partai Islam, Semakin lama semakin kuat pengaruh idiologi nasionalis dan identitas. Sementara PDIP juga sadar bahwa gelombang perlawanan oposisi PKS dan PD semakin kokoh bersama Nasdem. Kalau berhadapan Head to head dengan PDIP jelas akan jadi medan nerara bagi PDIP. Politik identitas akan dibenturkan dengan nasionalis. Narasi politik saat kampanye bisa memecah belah persatuan.”  Kata Sobarin. Udin menilai apa yang dikatakan Sobarin hanyalah telaah realita politik. 


“ OK lanjut “ kata Udin siap menyimak.


“ Nah, kamu kan tahu. PDIP mengusulkan Pileg  secara tertutup. Tetapi kalau gol usulan ini, bisa saja Koalisi Besar gabungan Golkar, PKB, PAN, PPP, Gerindra mengusulkan juga Pilpres secara tertutup lewat pemilihan di DPR/MPR. Nah ini dilema bagi PDIP. Kalau dipaksakan pileg secara tertutup tapi ada peluang masuk proposal pilpres tertutup. Kan repot. Mau engga mau, PDIP harus mau berkoalisi dengan Golkar dkk kalau mau capres nya menang lewat voting DPR/MPR.” Kata Sobarin.


“ Terus” Udin penasaran.


“ Megawati sikapi santai saja pertemuan para elite Partai koalisi pemerintah minus PDIP. PDIP masih tetap yakin bahwa Pilpres secara tidak langsung lewat DPR/MRP akan sulit dilakukan. Kecuali koalisi Perubahan ( PKS, PD, Nasdem) bubar. Tapi Golkar engga hilang akal. Mereka jagonya bermain politik. “


“ Gimana mainnya ? tanya Udin.


“ Pertama. Bisa jadi dibalik upaya Muldoko ajukan PK terhadap kasus kepengurusan DPP Partai Demokrat adalah juga Golkar. Kalau ternyata PK diterima MA, maka PD akan terancam tidak bisa ikut pemilu. Nah bubarlah Koalisi pedukung Anies. Kurang suara mencapai Presidential threshold.


Kedua. Bukan tidak mungkin Golkar juga ikut bermain dibalik diberhentikannya dua direktur KPK yang dianggap menghalangi KPK keluarkan sprindik untuk Anies. Kalau sampai KPK keluarkan sprindik kepada Anies, maka dipastikan Anies tidak bisa memenuhi qualifikasi sebagai Capres.” Kata Sobarin.


“ Wah semakin liar analisa kamu. Ok lanjut “Kata Udin.


“ Tapi PDIP tidak tinggal diam. Tentu mereka ogah ikuti skema kekuasaaan ala koalisi. Melalui Mahfud, kasus pencucian uang Rp. 349 triliun diledakan. Semua tahu yang meminta agar Mahfud jadi Menko Polhukam adalah Megawati sendiri kepada Jokowi. Kasus ini sekarang sudah masuk ke KPK. Kalau petinggi kementrian keuangan tersangkut, itu bisa nyasar ke elite Golkar. Ini memang serangan telak PDIP lewat drama kontroversial kadernya di DPR komisi 3.


Publik memaksa agar UU Perampasan aset disahkan DPR. PDIP setuju saja asalkan Megawati setuju. “ Kalian bermain saya juga bermain. Sekali saya bilang yes, nangis kalian semua. “ Kira kira begitu kata Megawati. “ Jadi engga usah manuver macem macem. Pemilu lanjut dengan pileg tertutup dan Pilres langsung. Engga cukup presidential threshold? ya bangun koalisi. Kalau sulit, itu masalah kalian.”


Ya memang masalah Golkar, PAN, PKB, PPP adalah sulit dapatkan capres yang laku dijual. Geridra walau sudah yakin elektabilitas PS tinggi, namun tidak laku dijual ke sponsor. Kecuali PS berpasangan dengan Ganjar. Tapi PDIP engga mau sebagai cawapres. Maunya capres. Kan engga mungkin Wowok jadi wakil. Amanat kongres Gerindra mengamanahkan PS sebagai capres. Kan bisa mentok. Nah bingungkan. Mari kita pantau terus dinamika politik kedepan. Semakin kencang gerakan Golkar,  semakin kencang kasus pencucian uang dibongkar. “ Kata Sobarin. 


Udin tersenyum. “ Pendapat kamu apa Din.? tanya sobarin. Udin tidak ingin komentari. Terlalu rumit.  Karena tidak ada partai yang menguasai suara lebih dari 30%. Jadi kartu apa saja bisa dimainkan. Walau PDIP sebagai partai pemenang pemilu dan kadernya terpilih sebagai Presiden, namun secara politik PDIP hanya 20% suara di DPR. Tidak bisa sepenuhnya berkuasa. PDIP seperti duduk diatas bara. Pengalaman selama dua periode kekuasaan Jokowi, suara Pileg PDIP tidak bertambah significant. Justru karena koalisi itu PDIP tidak mendapatkan keuntungan apapun. Mau tidak mau harus bermain agar survival dan sampai pada tujuan agendanya. 


***

Dua hari kemudian Udin bertemu lagi dengan Erwin. Pertemuan kali ini Erwin membawa temannya. Udin tidak tertarik untuk kenalan. Tapi dia yakin teman Erwin itu bukan orang sembarangan. Setelah mendegar provokasi dari Erwin, saatnya Udin bicara. “ Apa yang terjadi dengan kasus TPPU itu, karena kebodohan dan kerakusan para elite dan pejabat. Mereka pikir bisa seenaknya menumpuk uang karena aturan AML  yang longgar. Padahal tanpa disadari ada predator lain yang mengintip dari kejauhan. Kini mereka keluarkan taringnya. Uang diblock dan para elite kehilangan sumber daya untuk memperkuat oligarchi. Sementara sebentar lagi mau Pemilu. Tanpa uang, hanya omong kosong. 


Kalau akhirnya Parpol kehilangan posisi tawar kepada kekuatan proxy asing yang menguasai kendali arus uang haram. So to be honest, whatever the jargon is, it's all bullshit. There is nothing to fight for. There is no hope. They only dance on the carcasses of the victims of oligarchy  While the war is won by foreign proxies. " Kat Udin.


" They are all on the losing side. Yes, losers. Once a sucker, a sucker stays a sucker. " Kata Erwin mengarah kepada elite partai. " The loser has a goal. The winner has a system. Of course, the system that keeps the losers losing. It will never change.” Kata Erwin. '  So. ....lets go we make money.." Kejar Erwin.


I am not a good person but I am not a traitor. If I can't help the country, then don't bother, it's simple my way. " Kata Udin memastikan dia menolak proposal Erwin.



***


 Disclaimer " This is not fact and reality. It's a fiction


Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...