Friday, May 26, 2023

Moral hazard

 



Lyly dari CIG mendampingi saya dalam bisnis trip ke London untuk financial closing proyek Industrial Park di China. Usai meetin dengan Fund Manager dan Banker, kami dapat undangan untuk menghadiri gala dinner di Lord's Cricket Ground. Rencana keesokan sorenya kami kembali ke Beijing. Udangan itu kami terima saja. Sebenarnya Lyly tidak suka berada di tengah komunitas financial player. Baginya kehidupan dunia barat, dunia keuangan dunia glamour. China engga begitu. Mungkin perbedaan persepsi tentang uang. Bagi China uang adalah liabilities, yang harus di-pertanggungjawabkan lewat produksi dan inovasi. Sementara bagi orang Barat, uang adalah asset yang bisa terus di leverage lewat instrument pasar uang.


Saat bertemu Lyly di Lobi sebelum berangkat ke acara gala Dinner, saya sempat terpesona. Luar biasa cantiknya. Itu baju gala dinner saya pesan dari rumah mode lewat layanan eklusif. Dalam satu jam mereka sudah datang ke kamar Lyly untuk  fitting. “ You are so beautiful” Kata saya tanpa ada niat memujinya. Tapi Lyly nampak merona wajahnya seraya mencubit lengan saya ketika melangkah ke kendaraan yang di parkir depan loby.  “ Untuk apa menghadiri gala dinner ini?  Tanya Lyly.


“ Ya sekedar menerima hospitality, Maxim.” Kata saya. Lyly focus membaca brosur gala dinner itu. Dia sempat mengerutkan kening.” Sepertinya ini acara peluncuran produk mutual fund untuk mendukung Supply chain Financial. Daftar Sponsor dan turut mengundang, lembaga pembiayaan, bank dan perusahaan Asuransi. “ Kata Lyly. Saya senyum aja. 


Acara gala dinner itu dihadiri oleh PM Inggris, para Chairman dan CEO perusahaan raksasa seperti Softbank, Tesla, Microsoft, Amazon dan lain lain. Wanita peranakan asia mendekati saya dan lyly. “ Saya Susan. “ Katanya mengulurkan tangan menyalami saya dan menyerahkan kartu nama. Tertulis, Yaris Capital. Jabatanya Chairman. “ Tentu anda Mr. B” katanya ramah.

Saya menganguk dan tersenyum.

“ Terimakasih untuk kedatanganya. “ Katanya seraya mengajak saya dan Lyly ke table. 

" B, besok pagi saya bisa bertemu anda ? Kata Susan.

" Silahkan" kata saya.


***


Jam 8 pagi Susan sudah datang ke Hotel. Lyly pindah table. Dia beri saya privasi bertemu dan bicara dengan Susan. “ Kami mendapat dukungan dari Morgan Stanley.  Para pendiri adalah anak muda yang punya visi hebat. Sampai tahun 2013 ini saja, pertumbuhan kami sudah dua digit. “ Katanya dengan penuh percaya diri. Saya menyimak saja. 


“ Tahun ini kami berencana akan mengeluarkan reksadana senilai USD 1 miliar. Tingkat pengembalian 2% diatas LIBOR dan kinerjanya bisa dilihat dari data sebelumnya. “ Lanjutnya memperlihatkan grafik yield reksadana yang sudah dia terbitkan. Saya menganggguk. 


“ B, mari bergabung bersama kami. Ayolah…Anda kan kelola dana hedge fund di Swiss.” Katanya bersemangat provokasi saya.


“ Menarik sekali. Saya akan pelajari. Tapi…”

“ Yes B..

“Kalaupun saya mau terlibat dengan syarat anda ikut platform saya. Apakah mungkin? kata saya singkat. Dia mengangguk tegas dan segera menyalami saya. “ Terimakasih untuk waktu sarapan paginya.  Maaf saya harus segera kembali ke kantor. “ Katanya.  Saya senyum aja. Dia melangkah pergi. Dia berjanji akan kirim profile investment  via email saya. Saya antar sampai pintu keluar restoran “ Coba kamu engga sama Nona cantik dari Beijing. Kan kita bisa lanjut acara dinner malam nanti” katanya tersenyum penuh arti.


Saya kembali kepada Lyly.

“ Dia tawarkan produk reksadana ya “ Kata Lyly. 

Saya mengangguk dan tersenyum. “ Memang begitu ujungnya. Undang orang makan malam, dah itu bujuk orang jadi investor.  “ Kata Lyly sinis.  Saya tahu itu cara feodal. Mengundang para orang kaya hadir dalam acara gala diner. Adalah cara untuk memastikan kepada target investor bahwa mereka punya trust tinggi.


Saya tatap lama Lyly sampai dia salah tingkah. “ Ada apa sih kamu. Lihat terus…” Katanya mengusap wajah saya.

“ Apa bisa tolong saya..” 

“ Tolong apa ? Kening lyly berkerut. 

“ Telp Kumar “

“ Boss asuransi itu ? 

“ Ya. “

“ Ada apa sih B. Ah udah lah. Kamu pasti mau ngakali si Susan.” 

“ Please..” kata saya memelas. Lyly tetap diam. Tapi akhirnya dia telp juga Kumar. “ Dia mau datang ke mari.” Kata Lyly. Ya jelas Kumar terima telp dan mau ikut kemauan Lyly. Siapa yang berani dengan boss SWF China, pengelola dana terbesar di dunia.


***

Dua minggu kemudian saya bertemu lagi dengan Kumar setelah pertemuan di London. Saya jamu dia di financial Club Hongkong. Esther sahabat saya banker di Hong Kong ikut mendampingi saya. Malam itu hanya bicara kosong. Usai makan malam, Kumar janjin akan datang ke kantor saya besok paginya. 


Kesokan paginya Kumar datang ke kantor saya. Dia sudah tahu bahwa saya tertarik polis asuransi pertanggungan resiko atas  pembiayaan Supply Chain dari Yaris Capital.


“ Yaris punya IT system yang menjamin terselenggarannya ekosistem financial dalam bisnis process antara clients dan pemasok. System ini sangat secure. Karena antara pemasok dan clients ada aplikasi antar muka yang memungkinkan data dan informasi saling terhubung, sehingga kebutuhan akan pasokan dan kemampuan pasokan saling membuka posisi. Data dan informasi termasuk arus cash bisa diketahui. 


Dengan sistem ini dipastikan cash flow masing masing dapat terdeteksi dengan cepat. Kami menetapkan standar batas minimal cash flow yang bisa mengkases supply chain financial. Pemasiok dapat pembayaran tunai dari dana Supply Chain atas invoice berjangka yang mereka terbitkan.” Kata Kumar bersemangat. 


Saya menyimak.


“ So, tidak ada resiko sama sekali. Dari proses ini memang aturan dari otoritas mengharuskan terlibatnya skema asuransi. Kami menjual polis dengan harga 1,5% dari invoice pada setiap pembayaran lewat Supply chain financial “


“ Faktanya walau IT mendukung ekosistem financial namun secara legal tetap saja resiko dana supply chain itu dijamin oleh Asuransi.” Kata saya menegaskan. Kumar mengangguk “ karena itu, semakin populer skema supply chain financial semakin kencang penjualan polis. Ini bisnis mudah B” Kata Kumar.


“So..” kata saya “ Apa mungkin kita kerjasama seperti rencana saya tempo hari di London. Saya create produk hedge fund dengan underlying kontrak polis dengan clients kamu. Hasil penjualan produk hedge fund masuk dalam platform saya .”


Saya tersenyum dan berdiri menuangkan teh ke cangkirnya. 


“ Apa yang saya dapat ? tanya Kumar.


“ Full cover resiko dari AAA rate. Dan Yield 8% setahun. “


“ Deal! “ Katanya cepat. Dia memang cerdas. Direktur keuangan perusahaan asuransi AAA rate di London. Walau dia belum dapat keputusan dari BOD namun dia yakin akan disetujui proposal saya.


Proses kerjasama ini dilaksanakan oleh team di London dan New York. Posisi entitas menggunakan perusahaan cangkang yang terdaftar di Panama. Berikutnya menjual produk hedge fund itu tidak sulit. Karena skema ekosistem financial itu terkait dengan bank papan di Eropa dan AS sebagai fund provider dari Supply chain financial. Pembelinya adalah nasabah bank dan lembaga keuangan itu sendiri. Dalam hitungan hari USD 1 miliar unsecure bond ludes terjual di market.   


***

Sejak tahun 2014 produk hedge fund kami diperkenalkan dan masuk bursa, Yaris capital terus mendapatkan dukungan dari berbagai investor. Beberapa miliarder kelas dunia cemplungkan dananya. Maklum ada 1 juta pemasok yang terlibat dalam supply chain financial. Sampai tahun 2018 perputaran dana supply chain sudah mencapai lebih USD 30 miliar. Awal tahun 2019 saya perintahkan kepada team di London dan NY agar buy back unsecure bond kami. Hedge fund product closed file.


Tahun 2021, Perusahaan asuransi Kumar mengundurkan diri sebagai penanggung resiko. Yaris langsung limbung dan tahun 2022 Yaris collapse dengan menyeret bank papan atas di Swiss dalam kerugian mencapai lebih USD 10 miliar.


***

Tahun 2022, Saya bertemu dengan Esther di Singapore. Esther mengajak saya bertemu dengan temannya yang juga banker. Kami ngobrol santai aja. Apalagi ini weekend.  “ Saya dengar kabar soal politik di Indonesia. Semakin mendekati pemilu semakin riuh. Tapi kadang lucu juga. “ Kata Amandaz. Wanita usia mendekati 50 tahun. Saya tahu bahwa banyak elite Indonesia tidak bisa simpan rahasia politik dihadapan banker dan fund manager di Singapore. Maklum hubungan banker dan nasabah kakap yang doyan simpan uang di Singapore sangat dekat.  Ya hospitality bank kepada nasabah premium.


“ Saat  sekarang orang Indonesia yang punya uang diatas Rp. 10 triliun tunai itu banyak. Beda dengan dulu era Soeharto, yang hanya dimiliki oleh kroni dan keluarga Soeharto saja. Apalagi sejak era Jokowi ini tingkat kekayaan orang super kaya di Indonesia naik berlipat. Bahkan di saat pendemi COVID kemarin, tidak mengurangi harta mereka. Kalau dana kampanye capres katakanlah Rp. 30 triliun itu cukup 5 orang orang kaya Indonesia. Uang sebanyak itu tidak akan mengurangi harta mereka. Kalaupun habis tidak akan membuat mereka miskin.


Makanya politik jadi sangat dinamis sekali. Walau para politisi itu juga adalah pengusaha namun mereka tak lebih proxy. Kekayaan mereka hanya ada pada rumah mewah dan fasilitas jet-man. Tapi akses kepada uang tunai triliunan rupiah mereka tidak punya. Makanya tetap saja mereka bergantung kepada penyandang dana politik. “ Kata Amanda. 


Saya nyimak saja. 


“ Bagi saya, orang kaya itu hak politik warga negara. Engga ada masalah.  Yang masalah itu adalah uang panas yang bersumber dari ilegal mining, penjahat kerah putih, pedagang senjata ilegal, pengedar narkoba, scammer, penghindar pajak, penyelundup emas dan permata. Mereka berlindung dari perusahaan cangkang lepas pantai dan rekening bank rahasia, badan amal palsu, dan yayasan keagamaan. Dan lebih bahaya lagi mereka justru exist karena pemeritahan yang korup dan sistem politik yang butuh ongkos mahal bagi partai untuk berkompetisi dapatkan suara. 


Kalau itu yang terjadi maka lambat laun negara itu akan berubah menjadi gerombolan kriminal atas nama UU dan demokrasi. Itu lebih jahat dari tiran.  Mereka menipu rakyat lewat media massa , data statistik dan lembaga survey. Pihak yang bersuara keras dikriminalisasi. Nah kalau Lembaga Demokrasi difungsional terhadap nilai nilai demokrasi maka kehancuran negara itu hanya masalah waktu. “ Kata Esther. Saya menyimak saja. Mereka terus aja bicara. Jam 2 kami usai dan saya antar Esther ke Kamar nya. 


“ B, baca ini” katanya saat saya sampai di kamar hotelnya. Saya hanya lirik koran itu tapi ogah bacanya. “ Saya udah tahu”


“ Kamu jahat ya. Tricky ..Teriak Esther.


“ Ada apa sih ? kata saya mengerutkan kening. 


“ Kamu deal dengan Kumar. ya kan.” Teriaknya. Saya diam saja. “  Kamu kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk create produk hedge fund. Dari penjualan unsecure bond itu kamu jadi lending resource bagi fund provider Supply Chain. Kamu trap mereka seperti bisnis kartu credit. Kamu bisa dapat bunga 5% sebulan. Setahun bisa diatas 40%. Itu kamu lakukan selama 7 tahun dengan kapitalisasi sampai USD 1 miliar setahun. Jahat amat kamu..” Kata Esther.


“ Ya kan saya engga paksa fund provider pinjam uang. Salah mereka sendiri kenapa tidak mengikuti standar kepatuhan berkaitan dengan limit transaksi sesuai dengan data bases supply chain. Akibatnya semakin lama semakin rapuh tuh  skema supply chain itu. Dan akhirnya semakin besar resiko,  tentu semakin besar bunga. Dan lagi dana hedge fund saya hanya 5% dari total putaran transaksi Supply chain. Engga ada artinya lah. ” kata saya.


“Benar hanya 5%. Tapi karena 5% itu kamu mengaktifkan skema ponzy Yaris Capital untuk merampok uang publik lewat Reksadana. Dari awal kamu udah tahu, moral hazard dari skema itu. Makanya kamu mudah trap mereka. Dasar otak iblis “ kata Esther. Saya senyum aja. Karena tanpa dukungan tidak langsung dari Esther mana mungkin skema ini bisa jalan. Tapi dia baru sadar belakangan. Ya wajar dia merah.


Saya hempaskan tubuh di tempat tidur dan tengkurap. Kepala saya tutup dengan batal agar tidak terdengar suara esther merepet. Entar juga dia diam sendiri.  Benarlah… Hening. Saya balik badan. Saya lihat Esther di ruang baca sedang terima telp. Saya kembali tiduran. 


“ Tadi lyly telp saya. Dia bilang, engga usah terlalu dipikirkan kelakuan B. Dimana mana laki laki punya bakat predator. Sabar aja. Katanya.  “ Esther menatap saya dan akhirnya tersenyum. Saya serahkan bank draft USD 1 juta ke dia. “ Apaan ini ? Saya dam saja. Dimana mana wanita kalau soal duit pura pura engga mau dan setelah itu walau habis marah, tetap saja mesra..


Diclaimer : Nama dan tempat fiksi belaka

1 comment:

Anonymous said...

Wkwkwkkwkk iya nih.klau gak mrepet cewek sihmalah aneh.yg penting jangan lupakan perhatian buatnya.....

Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...